Formulasi sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi jawa (cymbopogon winterianus jowitt) dengan setil alkohol sebagai stiffening agent dan pengujian aktivitasnya sebagai antibakteri terhadap staphylococcus epidermidis atcc 12228 - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

FORMULASI SEDIAAN KRIM KAKI MINYAK ATSIRI SEREH WANGI
JAWA (Cymbopogon winterianus Jowitt) DENGAN SETIL ALKOHOL
SEBAGAI STIFFENING AGENT DAN PENGUJIAN AKTIVITASNYA
SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus epidermidis ATCC
12228

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memenuhi Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Sekar Wulan Kinanti Herlambang
NIM : 108114075


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

FORMULASI SEDIAAN KRIM KAKI MINYAK ATSIRI SEREH WANGI
JAWA (Cymbopogon winterianus Jowitt) DENGAN SETIL ALKOHOL
SEBAGAI STIFFENING AGENT DAN PENGUJIAN AKTIVITASNYA
SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus epidermidis ATCC
12228

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memenuhi Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Sekar Wulan Kinanti Herlambang
NIM : 108114075

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

!

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

!

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

!

iii

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Bapakku Wisnu Herlambang & Mamaku Mulyani
Saudaraku Nayunda Sinta & Rahayu Saraswati
dan Almamaterku tercinta

!

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

!

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

!

HALAMAN PERSEMBAHAN
vi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang
berjudul “Formulasi Sediaan Krim Kaki Minyak Atsiri Sereh Wangi Jawa
(Cymbopogon winterianus Jowitt) dengan Setil Alkohol sebagai Stiffening Agent dan
Pengujian Aktivitasnya sebagai Antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis
ATCC 12228” dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan laporan ini penulis tidak lepas dari doa, bantuan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Wisnu Herlambang dan Mama Mulyani atas doa dan kasih saying yang

tiada batasnya kepada penulis.
2. Bapak Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
3. Ibu Christofori Maria Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. selaku dosen
pembimbing yang selalu memberikan arahan dan evaluasi semenjak pembuatan
proposal hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M. Si. Apt. selaku dosen penguji atas masukan, saran
dan kritik yang membangun kepada penulis.
5. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M. Sc. selaku dosen penguji atas masukan, saran
dan kritik yang membangun kepada penulis.
!

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


6. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S. Si., atas masukan dan arahan dalam bidang
mikrobiologi kepada penulis.
7. Pak Musrifin, Pak Mukminin, Mas Agung, Pak Parlan, serta laboran-laboran
lainnya atas bantuan selama penulis menyelesaikan penelitian.
8. Nayunda Sinta Herlambang dan Rahayu Saraswati Herlambang atas doa dan
dukungannya kepada penulis.
9. Felicia Aniska, Fransiskus Asisi Dian, Angga Zakharia selaku sahabat-sahabat
satu tim skrispsi mikrobiologi yang selalu membantu, mendukung dan
memotivasi penulis hingga selesainya skripsi ini.
10. Lulu Margathe, Odilia Arum Narwastu, Samuel Meinardus, Tomas Indra Waskita
Utama selaku sahabat-sahabat bermain dan belajar yang telah membantu,
menghibur dan memotivasi penulis.
11. Sahabat-sahabat sejak SMA, Christiana Destia, Theresia Hildhegardis, Lusia Dian
Priska Belinda, Amalia Amanda Kasih, Meiti Citra Pangestika, Ananias Kedvin,
Brigita Diny, Yohana Shera, Arsyatha Gita yang selalu mendukung dan
menghibur saat penulis sedang lelah dan jenuh.
12. Lucia Ari Wahyuningtyas, Fransisca Niken Pratiwi, Inneke Devi, Sonia Efrina,
Daniel Pradipta, Albertus Agung, Oei Maria Dewiyani, Stephany Cintya atas doa
dan bantuan kepada penulis.

13. Teman-teman FSM B 2010, FST A 2010, dan seluruh angkatan 2010 Fakultas
Farmasi Sanata Dharma.

!

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14. Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan doa, bantuan dan dukungan selama penelitian dan penyusunan
skripsi.
Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dalam naskah skripsi ini
mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kemajuan

selanjutnya.

Penulis

!

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………............

i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………..........

ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………..

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………...

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………………………

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………...

vi

PRAKATA ……………………………………………………………………...

vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………............

x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………............

xiii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………........

xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….

xv

INTISARI ……………………………………………………………………….

xvi

ABSTRACT ……………………………………………………………………...

xvii

BAB I. PENGANTAR ………………………………………………………….

1

A. Latar Belakang ………………………………………………………….

1

1. Rumusan Masalah ………………………………………….............

3

2. Keaslian Penelitian …………………………………………............

4

3. Manfaat Penelitian ………………………………………………….

4

B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………..

5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …………………………………………..

6

A. Bau Kaki ……………………………………….………………………..

6

B. Staphylococcus epidermidis……………………………………………..

7

C. Minyak Atsiri Sereh Wangi Jawa……...………………….………..........

8

D. Isolasi Minyak Atsiri…………………….....…………………..………..

10

E. Krim…………………………………………………………..….………

14

F. Setil Alkohol…………………………………………..………………...

14

!

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G. Pelepasan Obat dari Sediaan…………………………………………….

15

H. Sifat Fisik dan Metode Evaluasi Sediaan Topikal……………………….

17

I. Uji Potensi Antibakteri………………………………...…………...........

19

J. Landasan Teori ………………………………………………………….

21

K. Hipotesis ………………………………………………………………...

23

BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………………..

24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………...........

24

B. Variabel Penelitian ………………………………………………...........

24

C. Definisi Operasional …………………………………………………….

25

D. Bahan Penelitian ………………………………………………………...

26

E. Alat Penelitian …………………………………………………………..

27

F. Tata Cara Penelitian …………………………………………………….

27

1. Verifikasi minyak Atsiri sereh wangi Jawa .………………….........

27

2. Uji daya aktivitas antibakteri minyak atsiri sereh wangi Jawa…......

28

3. Pembuatan sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa…....

30

4. Uji sifat fisik sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi
Jawa………………………………………………………...............

31

a. Uji organoleptis………………………………………................

31

b. Uji pH………………………………………..............................

31

c. Uji daya sebar………………………………………..................

31

d. Uji viskositas………………………………………....................

32

e. Uji stabilitas……………………………………….....................

32

5. Uji daya antibakteri sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi
Jawa terhadap bakteri staphyloccus epidermidis…………………...

32

G. Analisis Hasil …………………………...................................................

33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….

34

A. Identifikasi dan Verifikasi Minyak Atsiri sereh wangi Jawa
…………………………………………………………………………...

!

xi

34

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Uji Daya Antibakteri Minyak Sereh Wangi Jawa terhadap Bakteri
Staphylococcus epidermidis……………………………………………..

36

C. Pembuatan Sediaan Krim Kaki Minyak Atsiri Sereh Wangi Jawa……...

40

D. Uji Sifat Fisik Sediaan Krim Kaki Minyak Atsiri Sereh Wangi Jawa...

43

E. Uji Aktivitas Antimikroba Sediaan Krim Kaki Minyak Atsiri Sereh
Wangi Jawa terhadap Staphylococcus epidermidis dengan Metode
Difusi Sumuran…………………………………………………………..

46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………..................

51

A. Kesimpulan ……………………………...………………………............

51

B. Saran ……………………………...……………………………..............

51

DAFTAR PUSTAKA ……………………………...……………………............

52

LAMPIRAN ……………………………...……………………………..............

55

BIOGRAFI PENULIS ……………………………...……………………...........

91

!

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Formula krim minyak atsiri sereh wangi Jawa................................ 30
Tabel II. Hasil verifikasi minyak atsiri sereh wangi Jawa ................................... 35
Tabel III. Diameter zona hambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis
yang terbentuk oleh minyak atsiri sereh wangi Jawa ...................... 39
Tabel IV. Hasil uji statistika diameter zona hambat yang terbentuk oleh
minyak sereh wangi Jawa ................................................................ 40
Tabel V. Hasil uji oragnoleptis dan pH sediaan krim kaki minyak atsiri
sereh wangi Jawa ............................................................................. 43
Tabel VI. Hasil uji viskositas dan daya sebar sediaan krim minyak atsiri
sereh wangi Jawa ............................................................................. 44
Tabel VII. Hasil pengukuran viskositas pada hari ke-2, 7, 14, 21 dan 28 ........ 45
Tabel VIII. Hasil uji Kruskal-Wallis viskositas sediaan krim kaki minyak
atsiri sereh wangi Jawa selama waktu penyimpanan 28 hari .......... 46
Tabel IX. Hasil diameter zona hambat sediaan krim kaki minyak atsiri
sereh wangi Jawa terhadap bakteri staphylococcus epidrmidis ...... 47
Tabel X. Hasil uji statistika diameter zona hambat sediaan krim kaki
minyak sereh wangi Jawa ................................................................ 49

!

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

1.
2.
3.
4.

Gambar 5.
Gambar 6.

!

Halaman
Staphylococcus epidrmidis ...........................................................
7
Struktur setil alkohol ..................................................................... 15
Minyak atsiri sereh wangi Jawa .................................................... 35
Diameter zona hambat pertumbuhan Staphylococcus
epidermidis yang terbentuk oleh minyak atsiri sereh wangi Jawa 38
sediaan krim minyak atsiri sereh wangi Jawa dengan
konsentrasi setil alkohol 4% (a); 6% (b); dan 8% (c) ................... 43
Diameter zona hambat sediaan krim kaki minyak atsiri sereh
wangi Jawa terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis ........... 48

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

1.
2.
3.
4.

Lampiran

5.

Lampiran

6.

Lampiran
Lampiran

7.
8.

Lampiran

9.

Lampiran 10.

!

Halaman
Sertifikat analisis minyak sereh wangi Jawa ............................ 55
Sertifikat hasil uji Staphylococcus epidermidis ....................... 56
Verifikasi minyak sereh wangi Jawa........................................ 57
Hasil uji daya antibakteri minyak sereh wangi Jawa terhadap
bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode difusi
padat ......................................................................................... 60
Pengukuran diameter zona hambat minyak atsiri sereh wangi
Jawa terhadap Staphylococcus epidermidis ............................. 62
Hasil perhitungan statistik zona hambat minyakk sereh
wangi Jawa terhadap Staphylococcus epidermidis .................. 62
Sediaan krim kaki minyak sereh wangi Jawa .......................... 77
Uji sifat fisik sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi
Jawa .......................................................................................... 78
Pengukuran diameter zona hambat sediaan krim kaki minyak
atsiri sereh wangi Jawa terhadap Staphylococcus epidermidis 83
Hasil perhitungan statistik zona hambat minyakk sereh
wangi Jawa terhadap Staphylococcus epidermidis .................. 86

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh komposisi setil alkohol
sebagai stiffening agent dalam sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa
terhadap sifat fisik dan aktivitasnya sebagai antibakteri terhadap staphylococcus
epidermidis dengan metode difusi sumuran.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni rancangan acak
lengkap pola searah. Minyak atsiri sereh wangi Jawa diformulasikan dalam sediaan
krim kaki dengan komposisi setil alkohol 4, 6 dan 8%. Sifat fisik krim yang diamati
meliputi organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, dan stabilitas krim. Daya aktivitas
antibakteri dari sediaan krim kaki diukur dari terbentuknya zona hambat. Analisa data
menggunakan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% yang dilanjutkan
dengan uji t dengan menggunakan aplikasi program R versi 3.0.1.
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa sediaan krim kaki
minyak atsiri sereh wangi Jawa memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococuss epidermidis. Penambahan setil alkohol sebagai stiffening agent
berpengaruh terhadap aktivitas antibakterinya dilihat dari besarnya zona hambat yang
terbentuk. Sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa FI dan FII sesuai
dengan kriteria viskositas yang ditetapkan sedangkan FIII tidak sesuai. Ketiga
formula memiliki kriteria daya sebar yang ditetapkan dan memiliki stabilitas fisik
yang baik selama penyimpanan.
Kata kunci : antibakteri, minyak atsiri sereh wangi Jawa, setil alkohol, stiffening
agent, krim kaki, zona hambat, Staphylococcus epidermidis

xvi

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of the composition of cetyl alcohol as
a stiffening agent in foot cream citronella Java oil on the physical properties and
antibacterial activity against Staphylococcus epidermidis with punch hole method .
This study was pure experimental research with completely randomized oneway design. Citronella Java oil formulated in foot cream with a composition of cetyl
alcohol 4 , 6 and 8 % . The physical properties of the observed creams include
organoleptic characteristics, pH , viscosity, spreadibility, and stability of the cream.
Antibacterial activity of foot cream preparation indicated by inhibition zone was also
measured. Analysis of the data using one-way ANOVA with a level of confidence 95
% , followed by t test using the program R version 3.0.1.
Results showed that the foot cream preparation of citronella Java oil has
antibacterial activity against Staphylococuss epidermidis. The addition of cetyl
alcohol as a stiffening agent decreased the antibacterial activity. In terms of physical
properties, the FI and FII met the viscosity criteria and all of formula met the
spreadability criteria. In terms of physical stability, the FI, FII and FIII had shown
good stability.

Keywords: antibacterial, citronella Java oil, cetyl alcohol, stiffening agent, foot
cream, inhibition zone, Staphylococcus epidermidis

xvii

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkeringat merupakan salah satu cara pengaturan suhu pada tubuh
manusia. Saat tubuh berada pada suhu yang relatif tinggi, tubuh secara otomatis
akan mengeluarkan keringat. Hal ini bertujuan untuk mendinginkan tubuh dengan
cara penguapan keringat. Pada orang dewasa, kelenjar keringat menjadi lebih aktif
sehingga produksi keringat juga lebih banyak.
Bagian kaki memiliki sekitar 250.000 kelenjar keringat, dimana
jumlahnya lebih banyak persentimeter dibanding dengan bagian tubuh lainnya
(Toselli, 2008). Pada dasarnya keringat pada kaki tidak berbau, akan tetapi karena
adanya zat kimia dan bakteri pada kulit manusia dapat menyebabkan bau kaki.
Bau kaki akan menjadi masalah jika kita jarang mengganti kaos kaki dan sepatu.
Kebiasaan tersebut menciptakan keadaan yang gelap dan lembab pada kaki
dimana dapat memacu pertumbuhan bakteri pada kaki. Saat bakteri berada pada
kaki yang berkeringat, ia akan mendegradasi protein-protein yang ada pada
keringat Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan bau kaki adalah
Staphylococcus epidermidis. Bakteri ini akan mendegradasi asam amino leucine
menjadi asam isovalerik, dimana zat ini dapat menyebabkan bau kaki
(Pommerville, 2011).! Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Kobayashi
(1990), Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal pada kulit yang
memiliki peranan penting dalam menyebabkan bau kaki dan menurut penelitian

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

!

Ara et al. (2005) telah ditemukan adanya derivat asam isovalerik yang diproduksi
oleh bakteri Staphylococcus epidermidis pada kaki relawan subyek uji.
Memiliki bau kaki yang tidak sedap pasti akan sangat menganggu dan
membuat kurang percaya diri. Apalagi saat kita sedang beraktivitas dengan
banyak orang dan harus melepas sepatu di depan umum, bau kaki yang muncul
dapat menyebabkan ketidaknyamanan baik untuk diri sendiri maupun orang
disekitar kita. Bau kaki dapat dicegah dengan cara mengganti kaos kaki sesering
mungkin dan memastikan sepatu yang dipakai dalam keadaan bersih dan tidak
lembab. Selain itu untuk menghilangkan bau kaki, dapat digunakan foot cream.
Sediaan foot cream di desain untuk menghambat aktivitas bakteri penyebab bau
kaki.
Pemilihan bahan alam sebagai bahan aktif dalam sediaan kosmetik
sedang menjadi perhatian saat ini. Salah satunya adalah tanaman sereh wangi
Jawa (Cymbopogon winterianus Jowitt). Komponen aktif yang sering diambil dari
tanaman sereh adalah minyak atsirinya. Minyak atsiri sereh wangi Jawa atau yang
biasanya disebut dengan Java citronella oil mengandung sitronelal (monoterpen
aldehida) dan geraniol serta sitronelol yang dapat membunuh bakteri penyebab
bau kaki, yaitu Staphylococcus epidermidis. Menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh Bernadetta Arum Wijayanti (2013), minyak atsiri sereh wangi
Jawa memiliki nilai KHM dan KBM sebesar 12,5% dan 15% terhadap bakteri
Staphylococcus epidermidis.
Sediaan krim M/A memiliki beberapa kelebihan, antara lain mudah
menyebar rata saat pengaplikasian, mudah dibersihkan atau dicuci serta tidak

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

!

menimbulkan kesan lengket pada kulit sehingga memberikan kenyamanan
pengguna saat mengaplikasikannya pada kaki..
Setil alkohol pada sediaan semisolid dapat berfungsi sebagai emulgator
dan stiffening agent. Stiffening agent merupakan suatu bahan yang ditambahkan
pada formula untuk meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan (Rowe,
Sheskey, dan Quinn, 2009). Meningkatnya viskositas sediaan krim dapat
mempengaruhi kemampuan sediaan dalam melepaskan minyak atsiri.
Untuk memastikan kualitas dan efektifitas dari sedian krim dengan zat
aktif minyak atsiri sereh wangi jawa sebagai krim kaki terhadap Staphylococcus
epidermidis, maka perlu dilihat pengaruh penambahan setil alkohol sebagai
stiffening agent sehingga didapat sediaan krim dengan efektifitas dan stabilitas
yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah sediaan krim kaki dengan zat aktif minyak atsiri sereh wangi Jawa
memiliki sifat fisik yang memenuhi syarat viskositas dan daya sebar yang
telah ditentukan?
2. Apakah sediaan krim kaki dengan zat aktif minyak atsiri sereh wangi Jawa
memiliki daya antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis?
3. Bagaimana pengaruh komposisi setil alkohol sebagai stiffening agent dalam
formulasi sediaan krim kaki dengan zat aktif minyak atsiri sereh wangi Jawa
terhadap sifat fisik sediaan dan kemampuannya sebagai antibakteri pada
Staphylococcus epidermidis?

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

!

C. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai daya antibakteri minyak atsiri sereh wangi Jawa dan
setil alkohol sebagai stiffening agent pada sediaan krim yang berkaitan dan pernah
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Bernadetta Arum Wijayanti (2013) mengenai uji daya antibakteri
sediaan emulgel antiacne minyak atsiri sereh wangi Jawa terhadap
bakteri Staphylococcus epidermidis.
2. Dita Pindawati (2012) mengenai formulasi krim lendir bekicot
(Achatina fulica) tipe M/A dengan variasi konsentrasi setil alkohol.
3. Siti Umrah Noor (2011) mengenai pengaruh setil alkohol terhadap
stabilitas fisik krim kondisioner tipe M/A yang mengandung sari
kangkung.
Akan tetapi, sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan oleh
penulis, belum ditemukan penelitian mengenai formulasi sediaan krim kaki
minyak atsiri sereh wangi Jawa dengan variasi setil alkohol sebagai stiffening
agent dan uji daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.

D. Manfaat
1.

Manfaat teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah informasi
mengenai pengaruh komposisi setil alkohol dalam sediaan krim kaki minyak
sereh wangi Jawa terhadap sifat fisik dan aktivitasnya sebagai antibakteri
pada Staphylococcus epidermidis.

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

!

2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah menghasilkan sediaan topikal
krim kaki dari bahan sereh wangi Jawa yang diharapkan memberikan efek
dan berkualitas.

E. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sediaan krim
kaki dengan bahan aktif yang berasal dari minyak atsiri sereh wangi Jawa
yang memiliki viskositas dan daya sebar yang telah ditentukan serta memiliki
aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
a.

Mengetahui kualitas sifat fisik sediaan krim kaki dengan zat aktif
minyak atsiri sereh wangi Jawa.

b.

Mengamati aktivitas antibakteri sediaan krim kaki dengan zat aktif
minyak atsiri sereh wangi Jawa terhadap Staphylococcus epidermidis.

c.

Menyelidiki pengaruh komposisi setil alkohol sebagai stiffening agent
dalam formulasi sediaan krim kaki dengan zat aktif minyak atsiri sereh
wangi Jawa terhadap sifat fisik dan daya antibakteri sediaan.

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!

BAB II
PENELAHAAN PUSTAKA
A. Bau Kaki
Sekitar 250.000 kelenjar keringat terdapat di kaki, lebih banyak
persentimeter dibandingkan bagian tubuh lainnya. Kelenjar ini mengeluarkan
kelembaban tubuh setiap harinya. Kebanyakan orang secara berkala menderita
kelebihan keringat dan bau tak sedap pada kaki, dan bagi beberapa orang kaki
yang berkeringat menjadi masalah yang memalukan dan sulit diatasi.
Hyperhidrosis (kelebihan keringat) berkaitan erat dengan cara kerja kelenjar
keringat di kaki (Toselli, 2008).
Bau kaki disebabkan oleh adanya bakteri. Saat sel bakteri pada kulit
bertemu dengan keringat, ia akan memecah beberapa protein yang ada pada
keringat. Contohnya, proponibacteria di kelenjar sebaceous

memecah asam

amino menjadi asam propioni yang memiliki bau seperti cuka. Selain itu,
Staphylococcus epidermidis di kulit juga memecah asam amino leucine pada
keringat menjadi asam isovalerat yang berbau tidak enak (Pommerville, 2011).
Ada beberapa cara untuk menghilangi bau kaki yang tidak sedap, antara
lain :
1. Mengganti kaos kaki sesering mungkin dan menggunakan sepatu yang bersih
dan tidak lembab.
2. Mencuci sela-sela jari kaki setelah menggunakan sepatu seharian.
3. Menggunakan foot prespirant dan foot deodorant (Toselli, 2008).

!

6!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
7

Foot prespirant dan foot deodorant diformulasikan dan bentuk sediaan
krim, spray dan bedak. Foot prespirant mengandung bahan aktif seperti
alumunium, zink dan magnesium klorida yang berfungsi mengurangi produksi
keringat yang berlebihan pada kaki. Foot deodorant mengandung bahan aktif
yang berupa senyawa kimia maupun senyawa yang berasal dari tanaman yang
berfungsi sebagai antibakteri. Foot deodorant mengurangi bau kaki dengan cara
menghambat atau membunuh bakteri penyebab bau kaki (Jungermann, 1973).

B. Staphylococcus epidermidis
Bakteri Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri Gram-positif,
koloni berwarna putih atau kuning, dan bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini
tidak mempunyai lapisan protein A pada dinding sel, dapat meragi laktosa, tidak
meragi manitol, dan bersifat koagulase negatif. Staphylococcus epidermidis
dapat menyebabkan infeksi kulit ringan yang disertai dengan pembentukan
abses. Staphylococcus epidermidis biotipe-1 dapat menyebabkan infeksi kronis
pada manusia (Radji, 2010).

Gambar 1. Staphylococcus epidermidis (Anonim, 2013)

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
8

Staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari genus
Staphylococcus

yang

merupakan

flora

normal

yang

diketahui

dapat

menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang individu dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini adalah
fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram positif, berbentuk kokus, dan
berdiameter 0,5 – 1,5 µm. Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan
membran mukosa manusia. Kobayashi (1990) dalam penelitiannya menemukan
bahwa Staphylococcus epidermidis yang merupakan flora normal pada kulit
memainkan peran penting dalam menimbulkan bau kaki. Staphylococcus
epidermidis mendegradasi asam amino leusin dalam keringat menjadi asam
isovaleric yang menyebabkan bau kaki (Pommerville, 2011). Staphylococcus
epidermidis dapat bertahan di permukaan yang kering untuk waktu yang lama.
Staphylococcus epidermidis hidup parasit pada manusia dan hewan berdarah
panas lainnya. (Jawetz, 1996).
Staphylococcus epidermidis memiliki beberapa karakteristik, antara lain
merupakan bakteri fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram positif,
Berbentuk kokus, dan berdiameter 0,5 – 1,5 µm dan hidup pada kulit dan
membran mukosa manusia (Jawetz, 1996).

C. Minyak Atsiri Sereh Wangi Jawa
Minyak atsiri yang dikenal dengan minyak menguap atau minyak eteris
adalah zat yang berbau, berbentuk cairan, yang berasal dari bagian tanaman,
bersifat mudah menguap pada suhu kamar jika dibiarkan dalam keadaan

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
9

terbuka. Minyak atsiri merupakan senyawa kimia yang memberikan efek
fisiologis yaitu menghambat dan merusak proses kehidupan sehingga
dimanfaatkan sebagai antibakteri dan antijamur (Guenther, 1987).
Komponen minyak atsiri dapat dibagi menjadi 2 golongan besar
didasarkan pada biosintesisnya yaitu sebagai berikut :
1. Derivat terpen yang dibentuk melalui jalur asam asetat mevalonat.
2. Komponen aromatik yang dibentuk melalui jalur sikimat fenil propanoid
(Tyler, Brady, and Robbers, 1988).
Minyak atisiri merupakan senyawa minyak berasal dari tumbuhan dan
terdistribusi pada bagian bagian tumbuhan seperti daun, bunga, dan akar serta
batang. Minyak atsiri sangat mudah menguap pada suhu kamar. Minyak atsiri
memiliki bau khas seperti tanaman aslinya dan dapat teroksidasi oleh matahari
sehingga warnanya menjadi gelap. Minyak atsiri juga mengalami pendamaran
(Harborne, 1996).
Minyak atsiri sereh wangi (citronella oil) diperoleh dari hasil
penyulingan tanaman sereh. Citronella oil dibagi menjadi 2 tipe, yaitu Ceylon
citronella oil dari Cymbopogon nardus dan Java citronella oil dari
Cymbopogon winterianus. Minyak sereh wangi berwarna pucat hingga gelap
(Balchin, 2006).
Minyak atsiri sereh wangi Jawa memiliki kandungan utama, yaitu
sitronelal 32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%. Minyak atsiri sereh
wangi Jawa yang berkualitas baik biasanya mengandung sitronelal, geraniol dan
sitronelol masing-masing 38%, 16% dan 12% (Peter, 2007).

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
10

Minyak sereh wangi Jawa biasanya digunakan sebagai bahan alam
dalam pembuatan krim repelan nyamuk. Selain itu, digunakan sebagai bahan
tambahan berupa pewangi dalam pembuatan deodorant, sabun, detergen,
pembersih, insektisida dan produk lainnya (Peter, 2007).

D. Isolasi Minyak Atsiri
Isolasi minyak atsiri adalah usaha memisahkan minyak atsiri dari
tanaman atau bagian tanaman asal. Minyak atsiri dalam tanaman terdapat pada
bagian dalam rambut kelenjar, sel kelenjar, atau kanal-kanal minyak didalam
batang. Bila tanaman itu tetap utuh, minyak atsiri tetap berada dalam kelenjar
batang tanaman sehingga sukar dipisahkan. Minyak atsiri hanya dapat
dipisahkan dari sel tanaman bila ada uap air atau pelarut lain yang sampai ke
tempat minyak tersebut yang selanjutnya akan membawa butir-butir minyak
menguap secara bersamaan (Koensoemardiyah, 2010).
Ada beberapa cara untuk memproduksi minyak atsiri, antara lain :
1.

Penyarian dengan lemak dingin (enfleurage)
Suatu pelat kaca diberi bingkai (disebut chassis), kemudian ditutup
dengan lemak hewan yang telah dimurnikan sehingga tidak berbau. Setelah
itu mahkota bunga yang akan diambil minyak atsirinya ditebarkan
diatasnya dengan sedikit ditekan. Biasanya, bunga-bunga tersebut dalam
keadaan segar atau baru dipetik (Koensoemardiyah, 2010).
Mahkota bunga dibiarkan diatas lempengan lemak tersebut selama
beberapa hari supaya minyak merembes dari bungan ke dalam lemak.

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
11

Setelah itu, mahkota bunga yang ditekan di atas lempengan tersebut diambil
dan diganti dengan mahkota bunga yang baru. Hal ini dilakukan berulang
kali sampai lempengan lemak jenuh oleh minyak atsiri. Setelah itu,
mahkota bunga diambil, lemak yang jenuh dengan minyak atsiri tersebut
dicuci dengan alkohol. Minyak atsiri akan larut dalam alkohol. Lemak yang
tertinggal, yang masih mengandung sedikit minyak atsiri biasanya
digunakan untuk membuat sabun. Alkohol tersebut kemudian diuapkan
sehingga diperoleh minyak atsiri yang diinginkan (Koensoemardiyah,
2010).
2.

Penyarian dengan pelarut yang mudah menguap
Metode ini kurang umum dilakukan karena pelarut yang digunakan
agak terlaula mahal, sehingga mengakibatkan harga minyak atsiri menjadi
mahal (Koensoemardiyah, 2010).
3. Penyarian dengan lemak panas
Metode ini juga jarang ditemukan karena pemanasan yang dilakukan
dapat merusak komposisi minyak atsiri, serta membutuhkan metode
tertentu

untuk

memisahkan

minyak

atsiri

dengan

pelarutnya

(Koensoemardiyah, 2010).
4. Hidrodistilasi atau distilasi uap
Metode ini berupa metode penyulingan dengan bantuan uap air.
Distilasi atau penyulingan adalah pendidihan cairan yang diikuti
pendinginan uap sehingga terjadi cairan kembali. Cairan yang terbentuk
tersebut diembunkan ditempat lain (Koensoemardiyah, 2010).

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
12

E. Krim
Krim merupakan suatu bentuk semisolid yang memiliki satu atau lebih
bahan aktif, yang terdispersi atau larut, baik dalam emulsi minyak dalam air
(m/a) maupun air dalam minyak (a/m) (Allen, 2005). Pada beberapa sumber,
krim dikatakan mirip atau merupakan bagian dari ointment (salep) (Sagarin,
Goulden, Klarmann, dan Powers, 1957).
Krim merupakan suatu sediaan berbentuk setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan kosmetik terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai, berupa emulsi kental mengandung tidak kurang 60% air ditujukan untuk
pemakaian luar. Yang diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau
(water in oil, W/O) seperti penyegar kulit dan minyak dalam air (oil in
water,O/W) seperti susu pembersih (Anief, 1997).
Krim ada dua tipe, yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air
dalam minyak (A/M). krim yang dapat dicuci dengan air (M/A) ditujukan untuk
penggunaan kosmetik dan estetika. Krim juga dapat digunakan untuk pemberian
obat melalui vagina (Syamsyuni, 2006). Untuk krim jenis M/A merupakan
water-washable base ointment, dimana krim akan mudah tercuci dengan air,
sedangkan untuk krim jenis A/M dikatakan bagian dari oleaginous base
ointment, dimana terdapat kandungan minyak dan cenderung bersifat oklusif
dan tahan lama pada kulit karena tidak mudah tercuci dengan air (Sagarin et al.,
1957).
Sediaan krim yang dibuat adalah tipe M/A dengan basis yang
digunakan sebagai berikut :

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
13

1. Asam stearat
Asam stearat pada sediaan topikal biasanya digunakan sebagai
emulsifying agent dan solubilizing agent (Rowe et al., 2009).
2. Trietanolamin
Pemerian trietanolamin adalah cairan agak higroskopik, kental, tidak
berwarna sampai kuning muda, bau amoniak. Trietanolamin dapat bercampur
dengan air dan dengan etanol dan larut dalam kloroform (Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Pada sediaan topikal, trietanolamin
digunakan sebagai agen pembasa ( Rowe et al, 2009).
3. Parafin cair
Pemerian parafin cair adalah cairan kental, transparan, tidak
berflouresensi, tidak mempunyai rasa dan tidak berbau. Parafin cair praktis
tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) p, larut dalam kloroform dan
dalam eter (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1979).
Parafin cair pada umumnya digunakan pada sediaan topikal. Dalam
emulsi parafin cair digunakan sebagai bahan tambahan pada tipe emulsi
minyak dalam air dengan konsentrasi 1,0 – 32,0% (Rowe et al., 2009).
4. Nipagin
Nipagin atau metil paraben digunakan sebagai pengawet dalam sediaan
kosmetik. Pada sediaan topikal, nipagin yang digunakan antara 0,02-0,3%
(Rowe et al., 2009).

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
14

5. Nipasol
Nipasol atau propil paraben digunakan sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik, produk makanan, dan sediaan farmasetis. Konsentrasi propil
paraben dalam sediaan topikal berkisar pada 0,01-0,6%. Pemerian dari
nipasol yaitu putih, kristal, tidak berasa, dan tidak berbau. Nipasol dapat
digunakan secara tunggal ataupun dikombinasikan dengan pengawet yang
lain (Rowe et al., 2009).
6. Aquadest
Pemerian air suling atau aquadest yaitu cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan, 1979).
F.

Setil Alkohol

Setil alkohol berupa kristal putih, tidak larut air, bercampur dengan
alkohol, glikol, minyak kosmetik (Windholz, 1976). Setil alkohol digunakan
sebagai pembantu pengemulsi, stiffening agent dan emolien dalam krim. Setil
alkohol digunakan sebagai pembantu pengemulsi karena dapat mengikat fase air
dan minyak dalam sistem emulsi sehingga dapat mengurangi jumlah
penambahan emulgator lain dalam sediaan. Setil alkohol dikatakan sebagai
stiffening agent karena dapat menambah viskositas dan konsistensi sediaan
emulsi M/A. Selain itu, setil alkohol digunakan sebagai emolien karena dapat
menagbsorbsi air yang ada pada pada lingkungan sehingga kulit akan terjaga
kelembabannya.

!

Penambahannya

pada

sediaan

!

semi

padat

cenderung

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
15

menstabilkan emulsi minyak dalam air dari sediaan semi padat (Rowe et al.,
2009).

Gambar 2. Struktur setil alkohol (Rowe et al., 2009)

Pada emulsi tipe minyak dalam air, setil alkohol dapat meningkatkan
stabilitas jika dikombinasikan dengan emulsifying agent yang larut air. Setil
alkohol dapat digunakan sebagai stiffening agent dengan konsentrasi 2 – 10%
(Rowe et al., 2009).
Sifat setil alkohol adalah tidak larut dalam air, sedikit larut dalam
alkohol, ketika meleleh dapat bercampur dengan minyak nabati maupun hewani,
parafin cair dan lemak wool (Adeps Lanae). Saat digunakan dikulit tidak
mengiritasi, dan dalam penyimpanan tidak menjadi tengik dan stabil pada
cahaya dan udara (Anonim, 1982).
G. Pelepasan Obat dari Sediaan
Kecepatan pelepasan obat dari basis dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu faktor fisika-kimia obat (zat aktif) dan basisnya. Faktor fisika-kimia
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelarutan atau afinitas
Obat-obat yang sangat larut dalam basis dan mempunyai afinitas kuat
terhadap bahan pembawa menunjukkan koefisien difusi yang rendah,

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
16

sehingga pelepasan obat dari bahan pembawa menjadi lambat atau
sebaliknya. Sebaliknya apabila afinitasnya kecil maka pelepasan obat akan
menjadi lebih mudah (Ayres dan Lasykar, 1974).
2. Konsentrasi obat
Konsentrasi obat dalam basis sangat berpengaruh terhadap proses
pelepasan obat dari basis. Hal ini dapat dilihat dari persamaan Higuchi:
!"!. !
! = 2!"!
!

!
!

Q = Jumlah obat yang dilepaskan pada waktu per satuan luas
Co = Konsentrasi obat mula-mula dalam pembawa
Dv = Koefisien difusi obat dalam pembawa
t

= waktu difusi

Dari persamaan ini tampak bila konsentrasi obat di dalam basis besar, maka
jumlah obat yang dilepaskan akan besar pula, begitu sebaliknya (Ayres dan
Lasykar, 1974).
3. Waktu difusi
Dari persamaan Higuchi terlihat bahwa waktu difusi berbanding lurus
dengan jumlah obat yang terlepas dari basisnya (Ayres dan Lasykar, 1974).
4. Viskositas
Basis yang mempunyai viskositas tinggi akan menyebabkan koefisien
difusi obat dalam basis menjadi rendah, maka pelepasan obat dari basis akan
menjadi kecil (Aulton, 2003).

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
17

H. Sifat Fisik dan Metode Evaluasi Sediaan Topikal
1.

Viskositas
Pada pembuatan sediaan semisolid, reologi berpengaruh pada
penerimaan pasien, stabilitas fisika dan ketersediaan hayati, salah satunya
adalah viskositas. Viskositas adalah suatu pertahanan dari suatu cairan
untuk mengalir pada suatu tekanan yang diberikan, semakin tinggi
viskositas maka semakin besar tahanannya sehingga semakin besar pula
gaya yang diperlukan untuk membuat cairan tersebut dapat mengalir
(Sinko, 2006). Viskositas (η) digambarkan dengan persamaan matematika :
!=

!
!

=

!!!"#!!"#$!!
!!!"#!!"#$

(1)

Dari persamaan itu dapat diketahui bahwa peningkatan gaya geser
(shear stress) sebanding dengan kecepatan geser (shear rate). Namun hal
ini hanya berlaku untuk senyawa dengan tipe Newtonian seperti air,
alkohol, gliserin, dan larutan sejati, sedangkan untuk sediaan seperti emulsi,
suspensi, dispersi, dan larutan polimer umumnya termasuk tipe nonNewtonian. Pada tipe non-Newtonian, viskositas tidak berbanding lurus
dengan

kecepatan

geser.

Tipe

non-Newtonian

meliputi

plastis,

pseudoplastis, dan dilatan (Liebermann, Rieger, and Banker, 1996).
Pengujian viskositas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
jenis viskometer berdasarkan kebutuhan formulator (Garg, Aggarwal, Garg,
and Singla, 2002).

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
18

2.

Daya sebar
Daya sebar adalah kemampuan dari suatu sediaan untuk menyebar di
tempat aplikasi, dan merupakan salah satu karakteristik penting yang
bertanggung jawab dalam keefektifan atau transfer dosis yang tepat ke
tempat target, kemudahan aplikasi pada substrat, pengeluaran dari kemasan,
dan penerimaan konsumen dalam menggunakan sediaan semi solid. Faktorfaktor yang mempengaruhi daya sebar, yaitu viskositas sediaan, lama
tekanan, temperatur tempat aksi (Garg et al., 2002).
Metode yang paling sering digunakan dalam pengukuran daya sebar
adalah metode parallel-plate. Keuntungan metode ini yaitu sederhana,
mudah untuk dilakukan, dan tidak memerlukan banyak biaya. Namun,
metode ini kurang tepat dan sensitif karena data yang dikumpulkan harus
dihitung lagi secara manual (Garg et al., 2002).

3. Uji stabilitas
Uji stabilitas sediaan penting untuk mengetahui apakah suatu sediaan
tetap stabil selama periode waktu tertentu. Uji yang biasa dilakukan adalah:
a. Analisis ukuran droplet.
Jika rata – rata ukuran droplet meningkat seiring dengan bertambahnya
waktu

(bersamaan

dengan

penurunan

jumlah

diasumsikan bahwa koalesen adalah penyebabnya.

!

!

droplet),

dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
19

b. Perubahan viskositas.
Perubahan

viskositas

disebabkan

oleh

banyak

faktor

yang

mempengaruhi. Adanya variasi pada ukuran atau jumlah droplet dapat
dideteksi dengan perubahan viskositas secara nyata (Billany, 2002).

I. Uji Potensi Antibakteri
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan suatu
agen dalam menghambat maupun membunuh bakteri tertentu. Ada beberapa
metode dalam melakukan pengujian daya antibakteri, yaitu :
1. Metode Dilusi
Metode dilusi dapat digunakan untuk menentukan Kadar Hambat
Minimal (KHM), yaitu konsentrasi terendah yang daoat menghambat
pertumbuhan bakteri, dan menentukan Kadar Bunuh Minimal (KBM) yaitu
konsentrasi terendah yang dapat membunuh bakteri. Prinsip dari metode
dilusi adalah pengenceran senyawa antibakteri dalam beberapa konsentrasi
dalam media cair yang ditambahkan bakteri uji hingga didapat larutan uji
agen antibakteri pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya
bakteri uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikrobia uji
ataupun agen antibakteri. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah
inkubasi ditetapkan sebagai KBM (Pratiwi, 2008).

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
20

2. Metode Difusi
Metode difusi mengukur aktivitas antibakteri berdasarkan pengamatan
diameter zona jernih yang dihasilkan pada media karena adanya agen
antibakteri yang berdifusi dari tempat awal pemberian. Metode ini
dilakukan dengan menempatkan agen antibakteri pada media padat yang
telah diinokulasikan biakan bakteri (Jawetz, 1996). Ada beberapa cara
dalam melakukan metode difusi ini, yaitu :
a. Cara sumuran
Cara ini dilakukan dengan menginokulasikan bakteri ke media
kemudian setelah memadat, dibuat sumuran dengan diameter tertentu
dan tegak lurus dengan permukaan media, selanjutnya ke dalam
sumuran ini dimasukkan agen antibakteri. Daya antibakteri yang diukur
adalah diameter zona jernih yang dihasilkan di sekitar sumuran
(Pratiwi, 2008).
b. Cara paper disc
Cara ini dilakukan dengan menginokulasikan bakteri ke media
kemudian setelah memadat, paper disc diletakan di atas media yang
telah memadat, dan ditetesi dengan agen antibakteri, sehingga agen
antibakteri meresap ke dalam paper disc. Daya antibakteri yang diukur
adalah diameter zona jernih yang dihasilkan di sekitar disc (Pratiwi,
2008).
Pengukuran adanya kekuatan antibiotik dan antibakteri berdasarkan
besarnya zona hambat menurut Suryawiria (1978) cit Moerfiah dan

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
21

Supomo (2011) dipergunakan metode Davis Stout dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Sangat kuat (daerah hambat 20 mm atau lebih)
2) Kuat (daerah hambat 10 – 20 mm)
3) Sedang (daerah hambat 5 – 10 mm)
4) Lemah (daerah hambat kurang dari 5 mm).

J. Landasan Teori
Bau kaki adalah bau yang disebabkan oleh spesies bakteri yang ada
pada kulit yang menyebabkan bau tidak enak. Saat sel bakteri pada kulit
bertemu dengan keringat, ia akan memecah beberapa protein yang ada pada
keringat. Salah satunya adalah bakteri Staphylococcus epidermidis. Bakteri ini
akan memecah asam amino leusin pada keringat menjadi asam isovalerat yang
berbau tidak enak.
Minyak atsiri sereh wangi Jawa mengandung sitronelal (monoterpen
aldehida) dan geraniol serta sitronelol yang dapat membunuh bakteri penyebab
bau kaki, yaitu Staphylococcus epidermidis. Minyak atsiri sereh wangi Jawa
diketahui berguna sebagai antibakteri dan anti nyamuk. Menurut penelitian
Wijayanti (2013), minyak atsiri sereh wangi Jawa memiliki nilai KHM dan
KBM sebesar 12,5% dan 15% terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.
Krim merupakan suatu bentuk sediaan semisolid yang memiliki satu
atau lebih bahan aktif yang terdispersi atau larut, baik dalam emulsi minyak
dalam air (M/A) maupun air dalam minyak (A/M). Sediaan krim M/A dapat

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
22

membawa bahan aktif yang bersifat lipofil dan dapat melepaskan zat aktif
karena terdapat kandungan aktif. Krim M/A mempunyai beberapa kelebihan,
yaitu tidak meninggalkan kesan berminyak saat digunakan, mudah dicuci dan
dibersihkan dan mudah menyebar rata saat diaplikasikan. Oleh karena itu, krim
M/A sangat cocok digunakan untuk membawa minyak atsiri sereh wangi Jawa.
Setil alkohol merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam
formula ini. Setil alkohol digunakan sebagai pembantu pengemulsi, stiffening
agent dan emolien dalam krim. Penambahannya pada sediaan semi padat
cenderung menstabilkan emulsi minyak dalam air dari sediaan semi padat. Pada
emulsi tipe minyak dalam air, setil alkohol dapat meningkatkan stabilitas jika
dikombinasikan dengan emulsifying agent yang larut air. Setil alkohol dapat
digunakan sebagai stiffening agent dengan konsentrasi 2 – 10%.
Penambahan stiffening agent pada sediaan semisolid akan meningkatkan
viskositas dan rigiditas dari sediaan. Meningkatnya viskositas dan rigiditas akan
berpengaruh pada sifat fisik sediaan dan efektivitas sediaan yang dilihat dari
besarnya daya antibakteri. Viskositas yang tinggi akan menyebabkan koefisien
difusi obat dalam basis menjadi rendah, maka pelepasan obat dari basis akan
menjadi kecil
Pengujiaan sediaan krim kaki dengan zat aktif minyak atsiri sereh
wangi Jawa meliputi uji sifat fisis sediaan dan uji daya antibakteri sediaan
dalam menghambat bakteri Staphylococcus epidermidis. Uji sifat fisis yang
dilakukan antara lain adalah uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji daya
sebar, dan uji stabilitas sediaan. Sedangkan uji daya antibakteri sediaan

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
23

dilakukan untuk mengetahui konsentrasi optimum minyak atsiri sereh wangi
Jawa dalam sediaan krim kaki yang dapat menghambat aktivitas bakteri
Staphylococcus epidermidis.

K. Hipotesis
1. Sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa memiliki sifat fisik yang
memenuhi syarat.
2. Sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa memiliki kemampuan
daya antibakteri tehadap Staphylococcus epidermidis.
3. Penambahan setil alkohol sebagai stiffening agents berpengaruh terhadap
sifat fisik dan kemampuan daya antibakteri sediaan krim kaki minyak atsiri
sereh wangi Jawa.

!

!

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!

BAB III
METODE PENELITIAN
A.

Jenis dan rancangan penelitian
Penelitian yang dilakukakan merupakan jenis penelitian eksperimental

murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

B.

Variabel penelitian dan Definisi operasional
1. Variabel penelitian
a.

Variabel bebas.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
komposisi setil alkohol dalam sediaan krim kaki, yaitu 4% ; 6% dan
8%.

b.

Variabel tergantung.
1) Sifat fisis sediaan krim kaki minyak atsiri sereh wangi Jawa
meliputi organoleptis sediaan, pH, viskositas, daya sebar dan
stabilitas.
2) Daya antibakteri minyak atsiri sereh wangi Jawa dalam sediaan
krim kaki terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis diukur
dari besarnya zona hambat yang terbentuk.

c.

Variabel pengacau terkendali.
1)

Jenis bakteri yang digunakan yaitu Staphylococcus epidermidis
ATCC 12228 dengan varian dan umur yang sama.

24

PLAGIAT
PLAGIATME

Dokumen yang terkait

Perbandingan aktivitas antibakteri sediaan gel dan krim tipe O/W antibau kaki minyak kayu manis terhadap bakteri Staphyiloccus epidermidis ATCC 12228.

0 2 103

Daya antibakteri minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai zat aktif dan sediaan gel terhadap Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 dan Bacillus Subtilis ATCC 6633.

8 23 106

Formulasi dan perbandingan sifat fisis sabun transparan berbahan dasar VCO dengan minyak atsiri (minyak kayu putih, sereh dan cengkeh) sebagai fragrance oil - USD Repository

0 0 94

Evaluasi efek tween 80 dan span 80 dalam sediaan krim dengan minyak wijen sebagai fase minyak : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 3 146

Uji daya antibakteri emulgelantiacne minyak serai wangi Jawa (Cymbopogon winterianus) terhadap Staphylococcus epidermidis - USD Repository

0 0 109

Daya antibakteri minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai zat aktif dan sediaan gel terhadap Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 dan Bacillus Subtilis ATCC 6633 - USD Repository

0 1 104

Perbandingan aktivitas antibakteri sediaan gel dan krim tipe O/W antibau kaki minyak kayu manis terhadap bakteri Staphyiloccus epidermidis ATCC 12228 - USD Repository

0 0 101

Pengaruh konsentrasi cmc-na sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint (oleum mentha piperita l.) - USD Repository

0 0 86

Formulasi sediaan krim ekstrak etanolik rimpang temu putih (curcuma zedoaria berg. roscoe) dengan pengujian aktivitasnya sebagai antiinflamasi - USD Repository

0 2 83

Formulasi sediaan emulgel ekstrak etanolik rimpang temu putih (curcuma zedoaria berg. roscoe) dengan gliserin sebagai penetration enhancer dan pengujian aktivitasnya sebagai antiinflamasi - USD Repository

0 1 95