PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK DI LINGKUNGAN PSK (PEKERJA SEKS KOMERSIAL) (STUDI KASUS DI BANDUNGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017). - Test Repository

  

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

PADA ANAK DI LINGKUNGAN PSK (PEKERJA SEKS KOMESIAL)

(Studi Kasus di Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2017)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

SITI LAILATUL MUNAWAROH

NIM : 111-13-067

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  Rasimin, M.Pd. Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing Lamp. : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudari Siti Lailatul Munawaroh Kepada :

  Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Tempat Assalamualaikum. Wr. Wb.

  

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : Siti Lailatul Munawaroh NIM : 111-13-067

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Pendidikan Agama Islam

(PAI)

Judul : Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Anak Di

Lingkungan PSK (Pekerja Seks Komersial) (Studi Kasus di

  Kelurahan Bandungan, Kabupaten Semarang Tahun 2017)

Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamualaikum, Wr. Wb.

  Salatiga, 14 September 2017 Pembimbing Rasimin, M.Pd. NIP. 19750713 200901 1011

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Doa serta usaha”

“Doa itu senjata dan kekuatan bagi orang beriman”

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini ku persembahkan untuk : 

  Orang tuaku tercinta bapak Suroto, ibu Siti Maemonah yang telah mengasuh, membesarkan dan mendidikku dengan penuh kerelaan dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a restunya. 

  Seluruh keluarga besar saya, terima kasih atas dorongan, motivasinya, serta do’anya yang telah memperlancar saya dalam menyelesaikan tanggung jawab ini. 

  Kepada bapak Rasimin, M.Pd. selaku pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini. 

  Kawan-kawan seperjuangan angakatan 2013 terlebih khusus kelas PAI.B yang telah memberikan motivasi, inspirasi dan semangat belajar.  Kepada keluargaku di kos yang selalu memberikan semangat kepadaku. 

  Kepada Rifka, dan semua Sahabat Karibku yang selalu memberikan motivasi dan membantu wira-wiri sehingga terselesaikan tugas ini.  Kepada Iswan tercinta yang senantiasa memberikanku semangat.  Kepada adikku tersayang Ilma yang memberikan keceriaannya untukku.  Kepada keluarga besar perpustakaan di Salatiga. 

  Kepada Lurah Bandungan dan warga Bandungan yang berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.  Kepada pihak FC yang memfasilitasi dalam penyelesaian skripsi.

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Wr.Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya. Sholawat dan salam tercurah kepada khotamul anbiya Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

  Penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karna itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI FTIK IAIN Salatiga.

  4. Rasimin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara tulus, ikhlas, dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya, memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh Dosen Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan pendidikan Agama Islam yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai

  7. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia pendidikan.

  Salatiga, 14 September 2017 Penulis, Siti Lailatul Munawaroh

  NIM. 111-13-067

  

ABSTRAK

Munawaroh, Siti Lailatul. 2017. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada

  Anak Di Lingkungan PSK (Pekerja Seks Komersial) (Studi Kasus di Bandungan, Kabupaten Semarang Tahun 2017). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, M.Pd.

  Kata Kunci : Pendidikan Akhlak, PSK Pendidikan agama dalam membina akhlak anak sebagai bagian dari

lingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

lebih dalam bagaimana pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK?.

Bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga

PSK?. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan nilai-nilai

pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga PSK di Bandungan Kabupaten

Semarang.

  Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data

dan penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data

diperoleh dengan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan,

triangulasi, dan pengecekan anggota. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara

reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

  Temuan penelitian menunjukan bahwa pendidikan akhlak pada anak dalam

keluarga PSK dilakukan dengan menggunakan metode uswatun khasanah,

dialogis, pembiasaan diri, dan nasihat. Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

pada anak dalam keluarga PSK dilakukan dengan pembatasan pergaulan anak,

mengontrol perilaku anak, memilih teman pergaulan, pembiasaan mengaji,

memberikan nasihat, teguran, pendidikan yang baik, melibatkan anak ke dalam

keluarga, serta bekerjasama dengan pihak sekolah, mengaji, dan tempat les.

Faktor pendukung pendidikan akhlak anak dalam keluarga PSK melalui bakat

serta minat anak yang kuat. Sedangkan faktor penghambatnya berupa sikap

melawan, dan berasal dari luar yaitu lingkungan tempat tinggal pekerja PSK dan

pergaulan dengan teman sebaya yang berpengaruh negatif.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ....................................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vi ABSTRAK………………………………………… ..................................... viii DAFTAR ISI………………………………………… .................................. ix DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xi

  BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… ............. 1 A.

  Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Fokus Penelitian .......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 D.

  Kegunaan Penelitian .................................................................... 6 E. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................ 7 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 10

  BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………… ....... 12 A.

  Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak .................................................... 12 1. Pendidikan Akhlak ..................................................................

  12 2. Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga .......................................

  21 B. Pendidikan Akhlak di Lingkungan PSK ..................................... 32 1.

  Lingkungan ............................................................................. 32

  2. PSK ........................................................................................ 35 3.

  Lingkungan PSK dan Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga ... 42

  BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………… 45 A.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian …………….............................. 45 B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 45 C. Sumber Data ................................................................................ 46 D.

  Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 47 E. Analisis Data ............................................................................... 48 F. Pengecekan Keabsahan Data ....................................................... 49 G.

  Tahap-Tahap Penelitian .............................................................. 50 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS .............................................

  51 A. Paparan Data ............................................................................... 51 B. Temuan Penelitian ....................................................................... 53 C.

  Pembahasan ................................................................................. 64 BAB V PENUTUP ........................................................................................

  71 A. Kesimpulan ................................................................................. 71 B.

  Saran ............................................................................................ 72 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

  73 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 4 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan

  Politik Kabupaten Semarang Lampiran 4 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6 Pedoman Wawancara Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 8 Laporan SKK Lampiran 9 Stuktur Organisasi Kecamatan Bandungan Lampirab 10 Data Kependudukan Kelurahan Bandungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yaitu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

  suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Saebani, 2010: 36).

  Pendidikan yaitu upaya untuk mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah tumbuh dan berkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, ranah afektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan ranah psikomotorik akan bermuara pada keterampilan vokasional dan perilaku (Damayanti, 2014: 9).

  Jadi, pendidikan merupakan usaha dan kegiatan yang berproses dengan tujuan yang bertingkat. Pendidikan akan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya, dan dapat mengambil manfaat darinya untuk kepentingan hidup di dunia sampai akhirat. Manusia tanpa pendidikan maka tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya, yaitu manusia yang utuh dengan segala fungsinya, secara fisik maupun psikisnya. Dengan pendidikan semua aspek yang ada dalam diri manusia akan tercapai, aspek tersebut meliputi aspek fisikal dan spiritual.

  Pendidikan telah terbukti menjadi tonggak dalam kehidupan manusia, apalagi di era globalisasi ini manusia dituntut untuk selalu belajar agar dapat eksis dan bertahan membaur dalam masyarakat. Melihat banyaknya peranan pendidikan di antaranya seperti yang telah dipaparkan di atas, maka pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan.

  Nilai-nilai Islam ditumbuhkembangkan dalam diri pribadi manusia melalui proses transformasi kependidikan. Proses kependidikan yang mentransformasikan (mengubah) nilai tersebut selalu berorientasi pada kekuasaan Allah dan Iradah-Nya yang menentukan keberhasilannya.

  Fokus dalam pendidikan Islam adalah akhlak. Masalah akhlak adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun dalam masyarakat yang masih belakang (Basri dan Saebani, 2010: 20-22).

  Lingkungan tempat tinggal bagi setiap orang dimanapun dia berada, merupakan suatu dasar yang signifikan dalam pembentukan akhlak orang yang berada di sekitarnya, khususnya dalam keluarga dan umumnya masyarakat sekelilingnya. Terlebih pengaruh itu akan lebih besar dampaknya kepada anak-anak usia muda atau remaja, yang mana sesuai dengan perkembangan dan dinamikanya saat itu, mereka sedang mencari jati diri dan pengakuan atas eksistensinya.

  Berbagai upaya untuk membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalam lingkungan masyarakat pada umumnya, saat ini telah dilaksanakan oleh berbagai lembaga, melalui berbagai program yang telah disiapkan, baik itu lembaga pemerintah maupun swasta dan lembaga-lembaga sosial dengan sumber dana dari dalam dan luar negeri, bahkan lembaga pendidikan, yang mana secara keseluruhan tujuan utamanya adalah agar tercipta sebuah masyarakat madani yang didukung oleh kemandirian melalui penyerapan program yang telah disiapkan. Lingkungan pendidikan pertama adalah keluarga. Orang tua menentukan pola pembinaan pertama bagi anak dengan sebaik-baiknya.

  Memberikan pengetahuan jenis-jenis kebajikan dan keburukan serta dapat memilah sekaligus mengamalkannya secara maksimal (Basri dan Saebani, 2010: 133).

  Manusia memiliki hak asasi untuk memperoleh pendidikan dimanapun dan kapanpun. Kunci utama untuk menjadikan pribadi anak yang baik adalah pendidikan dalam keluarga. Sehingga orang tua disini harus memiliki bekal yang cukup untuk memberikan karakter, akhlak, moral, agama, dan pengetahuan dengan berbagai cara yang dilakukan. Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan dari sesuatu yang telah direncanakan secara terstruktur dan bukan pula terlahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan secara alami membangun situasi pendidikan. Semua itu terwujud berkat pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua, baik ayah maupun ibu keduanya merupakan pendidik bagi anak.

  Kependidikannya akan dinilai berhasil apabila keduanya tidak hanya sekedar memberi nasihat, perintah, dan membuat berbagai peraturan, tetapi juga dengan keteladanan tentang pendidikan karakter, akhlak, moral, agama dan pengetahuan dari keduanya yang pantas dicontohkan kepada anak.

  Tidak dapat dipungkiri juga kegiatan pendidikan akhlak pada anak dipengaruhi oleh unsur pergaulan dan unsur lingkungan, yang keduanya tidak dapat dipisahkan namun dapat dibedakan. Dalam pergaulan tidak selalu berlangsung pendidikan walaupun di dalamnya terdapat faktor- faktor yang berdaya guna untuk mendidik. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik seseorang.

  Melihat dinamika kehidupan masyarakat dengan keanekaragaman kepentingan mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama serta lainnya, mengakibatkan terjadinya berbagai fenomena yang sangat beragam. Salah satu fenomena yang sangat menyentuh hati setiap orang yang melihat dan tidak banyak orang yang mau menyediakan waktu dan sarana/prasarana agar terjadi perubahan ke arah yang lebih positif, adalah lingkungan PSK . Masalah yang banyak terjadi di Indonesia adalah PSK yang dipandang ilegal dan terlarang oleh semua agama. Kenyataannya dalam masyarakat tidak semua keinginan masyarakat dapat terpenuhi seperti yang diharapkan. Masalah pendidikan yang selalu diperbincangkan dapat kita lihat dalam pendidikan yang ada pada keluarga PSK .

  Pendidikan, agama, dan akhlak merupakan pondasi utama agar seseorang tidak terjerumus ke lembah nista. Dari permasalahan kehidupan PSK salah satu yang menjadi perhatian adalah nasib dari anak-anak yang tinggal di lingkungan tersebut. Hal penting dalam mendidik anak idealnya adalah orang tua tersebut memiliki pengetahuan agama yang cukup sebagaimana landasan yang kuat bagi perkembangan pendidikannya.

  Bagaimana hasil dari pendidikan agama dalam membina akhlak anak sebagai bagian dari lingkungan PSK ? Apakah orang tua yang tinggal di lingkungan PSK mampu mendidik akhlak anaknya?

  Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

  Pada Anak Di Lingkungan PSK (Pekerja Seks Komersial) (Studi Kasus di di Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2017) ”.

B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten Semarang?

  3. Apa saja faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten Semarang? 4. Apa saja faktor penghambat dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten

  Semarang? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pendidikan akhlak pada anak di lingkungan pekerja PSK di Bandungan Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui upaya penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten Semarang.

  3. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten Semarang.

  4. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak di lingkungan pekerja PSK di Bandungan Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Secara Teoritis Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada orang tua/guru/pemerhati/peneliti akan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga PSK .

2. Secara Praktis

  Tulisan ini dapat memberikan masukan kepada semua pihak terkait yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di lingkungan PSK . Serta menjadi sumbangan penelitian alternatif untuk masyarakat mengenai gambaran penanaan nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga PSK .

E. Kajian Penelitian Terdahulu

  Siti Ivayatun (2012), menyimpulkan dalam skripsinya yang berjudul “Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga Karyawan Panti Mandi Uap Dan Anak Kost di Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2012” bahwa keluarga pekerja seks komersial memberikan pendidikan akhlak dalam keluarganya dengan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan diri dan pengalaman, nasihat, khiwar, dan hukuman.

  Radhiya Bustan, Emmalia Sutiasasmita, dan Hanifah Arief (2013) menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual Pada Remaja Yang Tinggal di Lingkungan Pekerja Seks Komersial (

  PSK) Tanah Abang Jakarta Pusat”. Pendidikan Islam yang dilakukan selama ini di Pengajian Hurin’in berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual pada remaja santri yang tinggal di lingkungan PSK, dengan hasil 45,3% merupakan variabel kecerdasan spiritual.

  A. M. Wibowo (2016), menyimpulkan dalam jurnalnya yang berjudul “Madrasah Diniyah di Tengah Kampung PSK” berhasil menemukan temuan yaitu Madrasah Diniyah Miftahul Hidayah di Desa X, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang

  ”, merupakan sebuah lembaga pendidikan keagamaan informal yang bertujuan untuk mengatisipasi budaya perkawinan anak usia dini serta mencoba memutuskan jaringan pelacuran sebagai akibat perkawinan usia dini.

  Penelitian Nuhri (2011) tentang “Pelaksanaan Bimbingan Agama

  Islam Pada Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pa sar Rebo Jakarta” bahwa pelaksanaan bimbingan PSKW Mulya Jaya dimulai dengan tahap identifikasi. Proses yang dilakukan meliputi: penerimaan, masa penyesuaian, pengungkapan dan analisa masalah, orientasi umum, dan penyembuhan fisik. Selanjutnya tahap rehabilitasi meliputi rehabilitasi mental, spiritual, fisik, sosial, dan berbagai keterampilan.

  Penelitian Devy Tri Wahyuni (2015), tentang “Pendidikan

  Karakter Melalui TPQ Miftahul Huda Pada Anak di Lingkungan Lokalisasi Kampung Baru Desa Sukodadi Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang”. Bahwa TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Miftahul Huda berdiri sekitar tahun 2007-2008 karena warga ingin anak-anak mereka dapat belajar agama dan akhlak yang baik meski berada di lingkungan lokalisasi. Program pengembangan TPQ Miftahul Huda meliputi belajar membaca Al-

  Qur’an, belajar kesenian Hadrah dan penanaman pendidikan karakter.

  Mardina Dyah Utami (2010), menyimpulkan dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Konflik Pada Wanita Pekerja Seks Komersial

  Yang Berkeluarga (Sebuah Studi Kualitatif dengan Pendekatan Fenomenologis)

  ” bahwa peneliti menemukan adanya satu karakteristik yang menonjol, yaitu adanya kekosongan spiritual dalam diri subjek penelitian.

  Muhammad Yusuf (2015), menyimpulkan dalam skripsinya yang berjudul “Motivasi Beribadah Mahdhah Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) Di Tegal Panas Desa Jati Jajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2015

  ” bahwa motivasi beribadah pada PSK adalah: 1) untuk bekal di akhirat 2) supaya bisa taubat dan lepas dari dunia prostitusi 3) untuk mencari ketenangan 5) untuk mengurangi dosa 6) untuk memenuhi kewajiban sebagai manusia beragama 7) untuk mendapat pahala dari Tuhan.

  Sholekah Rinto Yuliana (2012), menyimpulkan dalam skripsinya yang berjudul “Model Dakwah Bimbingan Untuk Pekerja Seks Komersial (PSK) Di Gambilangu (GBL) Mangkang Oleh K.H. Ahmad Sirojudin

  ” bahwa pola bimbingan keagamaan yang telah dilakukan oleh K.H. Ahmad Sirojudin menggunakan pendekatan sosiologis religious sehingga pekerja seks dan masyarakat sekitar lokalisasi sebagai obyek merasa senang dan menerima bimbingannya.

  Dicky Dwi Ardiansyah (2017), menyimpulkan dalam skripsinya yang berjudul “Pendidikan Akhlak Di Majelis Ta’lim Masyarakat Gunung

  Kemukus Desa Pendem Kecammatan Sumber Lawang Kabupaten Sragen” bahwa pelaksanaan pendidikan akhlak di Gunung Kemukus yaitu meliputi:

  1) Kajian untuk Remaja dan bapak-bapak setiap hari Kamis jam 20.00 WIB. Diisi dengan yasinan, tahlilan, dan tausiyah tentang akhlak. 2) Sekolah untuk ibu-ibu yang buta huruf dilaksanakan setiap hari Senin jam

  13.00 WIB, sekolah ibu-ibu di isi dengan tausiyah, dan di isi materi Baca Tulis Alquran (BTA), Ibadah, akidah akhlak, Hadits dan juga tafsir Al- quran. Dalam sekolah ini dibimbing oleh petugas dari kabupaten.

  Berangkat dari permasalahan di atas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Anak Di Lingkungan Pekerja PSK (Studi Kasus di Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2017)

  ” dimana data hasil penelitian ini diperoleh dari wawancara langsug oleh keluarga yang tinggal di lingkungan PSK di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah:

  Bab I, pada bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, dan Sistematika Penulisan. Bab II, pada bab ini adalah membahas Landasan Teori tentang Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga di Lingkungan PSK . Bab III, pada bab ini membahas tentang Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, dan Tahap-Tahap Penelitian.

  Bab IV, pada bab ini membahas tentang jawaban atas rumusan masalah dan relevansi penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga yag tinggal di lingkungan PSK .

  Bab V, berisi Kesimpulan dan Saran, untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi yang membutuhkan, dan sebagai bahan masukan dalam dunia pendidikan agama khususnya pendidikan akhlak.

BAB II LANDASAN TEORI A. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak 1. Pendidikan Akhlak a. Pengertian Pendidikan Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Arab

  “tarbiyah” yang berarti pendidikan. Sedang secara istilah

  pendidikan adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dengan menyampaikan ajaran agama, memberi contoh, melatih keterampilan, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim (Daradjat, 2011: 25-28).

  Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang mertabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  12 Tujuan tersebut merupakan rumusan kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

  Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah tumbuh dan berkembangnya kecerdasan dan intelektual akademik, ranah afektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan ranah psikomotorik akan bermuara pada keterampilan vokasional dan perilaku (Damayanti, 2014: 9).

  Pendidikan Islam merupakan pendidikan ketuhanan, yang menjadikan berbeda dengan pendidikan yang lain baik dari sisi tujuan, karakter, kandungan, ciri-ciri, dan pengaruhnya dalam kehidupan riil. Pendidikan Islam juga diidentikkan dengan pendidikan akhlak yang menekankan perubahan sikap menuju yang utama. Keberadaan pendidikan Islam sebagai pendidikan ketuhanan, menjadikannya berjalan selaras dengan makna yang luas, Islam sebagai agama dunia dan akhirat, agama yang komperehensif mencakup seluruh maslah kehidupan, menyangkut kebutuhan individu, masyarakat manusia seluruhnya (Hafidz dan Kastolani, 2009: 33).

  b.

  Pengertian Akhlak Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa-jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, dan penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan

  syara‟ (hukum Islam),

  disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan-perbuatan itu timbul tidak baik, dinamakan akhlak buruk.

  Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam yang dapat dilihat dalam berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah SAW, diantaranya adalah “sesunggguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR.

  Ahmad); ”mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang

  

paling baik akhlaknya” (HR. Tirmizi). Dan akhlak Nabi

  Muhammad yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu, disebut akhlak Islam atau akhlak Islami yang terdapat dalam wahyu Allah yang terdapat dalam Al-

  Qur’an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam.

  Suri teladan yang digambarkan Rasullah SAW selama hidup beliau adalah merupakan contoh akhlak yang tercantum dalam Al-

  Qur’an. Butir-butir akhlak yang baik yang disebut dalam berbagai ayat yang tersebar dalam Al- Qur’an terdapat pula Hadis yang memuat perkataan, tindakan, dan sikap diam Nabi

  Muhammad selama kerasulan beliau 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah. Menurut Aisyah yang banyak sekali meriwayatkan sunnah Rasulullah, akhlak Nabi Muhammad adalah (seluruh) isi Al- Qur’an (Daud, 2008: 348-351). c.

  Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan Peranan lembaga pendidikan adalah membantu lingkungan keluarga yang bertugas mendidik dan mengajar, memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak yang dibawa dari keluarganya.

  Sedangkan fungsi lembaga pendidikan itu sendiri adalah: mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan, spesialisi, efisiensi, sosialisasi, konservasi dan transmisi kultural, serta transisi dari rumah ke masyarakat (Hasbullah, 2009: 49-51).

  d.

  Ruang Lingkup Pendidikan

  Pertama adalah teori-teori dan konsep-konsep yang

  diperlukan bagi perumusan desain pendidikan Islam dengan berbagai aspeknya: visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, dan sebagainya. teori dan konsep yang diperlukan untuk praktik

  Kedua,

  pendidikan, yaitu memengaruhi peserta didik agar mengalami perubahan, peningkatan dan kemajuan, baik dari segi wawasan, keterampilan, mental spiritual, sikap, pola pikir, dan kepribadiannya. Berbagai komponen ketrampilan terapan yang diperlukan dalam praktik pendidikan, berupa praktik pedagogis, didaktik, dan metodik didasarkan pada teori-teori dan konsep- konsep yang terdapat dalam ilmu pendidikan Islam (Nata, 2010: 22-23). e.

  Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis. Tapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya (Daradjat, 2011: 29-33).

  f.

  Pendidik Pendidik ialah orang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik, yang disebut pendidik menurut Dwi Nugroho

  Hidayanto dalam Hasbullah (2009: 17) adalah yang mempunyai karakteristik: 1)

  Mempunyai individualitas yang utuh 2)

  Mempunyai sosialitas yang utuh 3)

  Mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan 4)

  Bertindak sesuai dengan nilai dan norma itu atau bertanggung jawab sendiri demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan masyarakat atau orang lain.

  g.

  Anak Didik Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik (Hasbullah, 2009: 23-24). h.

  Alat Pendidikan Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang yang diinginkan. i.

  Lingkungan Pendidikan Lingkungan adalah kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu dapat mempengaruhi tingkah laku sesorang.

  Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan organisasi pemuda, yang ia sebutkan dengan Tri Pusat Pendidikan (Hasbullah, 2009: 33). j.

  Ruang Lingkup Akhlak Banyak sekali butir-butir akhlak dalam Al-

  Qur’an dan Al- Hadis yang tidak bisa diuraikan satu persatu. Dalam lingkup ini dicantumkan beberapa saja sebagai contoh: 1)

  Akhlak Terhadap Tuhan Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa Tuhanlah yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Tuhan pula yang menciptakan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tuhan juga menciptakan makhluk gaib, seperti malaikat dan jin. Jadi, Tuhan itu disebut Khaliq (Sang Pencipta) dan semua yang diciptakan Tuhan disebut makhluk.

  Kewajiban manusia terhadap Allah diantaranya adalah: Kewajiban diri kita terhadap Allah, dengan ibadah shalat, dzikir, dan doa. Kewajiban keluarga kita terhadap Allah, adalah dengan mendidik mereka, anak dan isteri agar dapat mengenal Allah dan mampu berkomunikasi dan berdialog dengan Allah.

  Adapun akhlak terhadap Allah diantaranya adalah mencintai Allah melebihi apapun; melaksanakan segala perintah dan laranganNya; mengharap keridhaanNya; bersyukur atas nikmatNya; menerima dengan ikhlas atas semua yang Allah berikan; memohon ampunan kepadaNya; bertaubat kepadaNya; serta bertawakal kepadaNya.

  2) Akhlak Terhadap Rasulullah

  Mencintai Rasulullah secara tulus dengan menikuti semua sunnahnya; mengidolakannya (suri tauladan); menjalankan sunnnahnya dan menjauhi apa yang telah dilarang. 3)

  Akhlak Terhadap Orang Tua Agar anak memiliki akhlak mulia kepada orang tuanya adalah berakti kepada orang tua baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Ketika masih hidup kita diwajibkan mempertahankan dan membantu keperluan orang tua; merawatnya ketika sedang sakit; perbuatan yang menyenangkan hatinya, dan masih banyak lagi. Serta kepada orang tua yang telah meninggal adalah memandikan, mengafani, menyolatkan, dan menguburkan jenazahnya sesuai dengan syariat Islam bagi pemeluknya; mendoakannya; menyelesaikannya utang piutangnya, memenuhi wasiatnya dalam kebaikan dan kebenaran serta taat kepada Tuhan Yang Maha Esa; menyambung tali silaturahmi dengan keluarga dan sahabat orang tua; serta menziarahi makamnya. Sebagai anak juga mempunyai kewajiban lain yaitu menjaga nama baik dan mau/mampu memelihara/menjalankan amanah orang tua dengan ikhlas dan bertanggung jawab. 4)

  Akhlak Mulia Dalam Perkataan, Perbuatan, dan Sikap Orang yang berakhlak akan berkata yang baik dan mengandung makna mulia; sopan; suaranya enak dan jelas; hanya berkata hal yang berguna; dan senantiasa menjaga ucapan dan perkataanya dalam pergaulan.

  Dalam berperilaku selalu melakukan kewajiban, memberi manfaat, memperoleh kebajikan, mencapai kesejahteraan, dan untuk keselamatan; melakukan sesuatu yang mengacu pada nilai-nilai agama, budaya, adat istiadat, dan hukum yang berlaku; tidak mementingkan kepentingan pribadi; berdisiplin dalam melakukan perbuatan.

  Ketika bersikap senantiasa berpihak pada keadilan, kebenaran, dan kebaikan; memiliki sikap yang mendorong terjadinya penyelesaian masalah dengan semangat persaudaraan, kerukunan, dan kebersamaan; bersikap ramah, sopan, dan rendah hati; bersikap sabar dalam berbagai hal; serta memiliki sikap simpatik, empati, dan tidak sombong (Syafei, 2006: 76-84). k.

  Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Nilai menurut Dick Hartoko dalam (Muin, 1996: 22) adalah hakekat suatu hal yang menyebabkan hal itu pantas dikerjakan oleh manusia. Nilai berkaitan erat dengan kebaikan yang ada dalam inti suatu hal. Ada nilai yang dikejar sebagai sarana atau nilai medial, ada pula nilai yang merupakan nilai final, yaitu yang dikejar karena harga itu sendiri. Selanjutnya ada pula hirarki nilai, yaitu ada perbedaan tingkat nilai antara lain misalnya nilai sosial, kesusialaan dan agama. Juga ada nilai universal misalnya tentang hak asasi manusia, dan nilai partikular yaitu tentang etiket dan adat setempat.

  Ansari juga menyebutkan nilai-nilai yang Islami adalah norma. Menurutnya dalam menetapkan subtansi nilai-nilai Islam ada dua cara yaitu melalui kajian ilmiah tentang sikap dan tingkah laku orang-orang muslim. Cara kedua merujuk kepada sumber aslinya, yaitu Al- Qur’an dan Hadis (Muin, 1996: 22).

  Jadi, nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan dianut serta dijadikan sebagai suatu acuan dasar individu dan masyarakat dalam men entukan sesuatu yang dipandang baik, benar, bernilai maupun berharga. Nilai merupakan bagian dari kepribadian individu yang berpengaruh terhadap pemilihan cara atau alternatif serta mengarahkan pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai juga dapat mewarnai kepribadian kelompok atau bangsa.

  Sedangkan nilai-nilai pendidikan akhlak adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dengan menyampaikan ajaran agama, memberi contoh, melatih keterampilan, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim, agar anak mempunyai akhlak mulia baik akhlak terhadap Allah, Rasulullah SAW, orang tua, dan akhlak mulia dalam perkataan, perbuatan, dan sikap.

2. Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

  Pendidikan akhlak menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan secara sederhana diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Hasbullah, 2009: 11).

  Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadi hal yang sangat penting dalam subtansi pendidikan Islam, sehingga Al- Qur’an menjadikan rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga Islami, masyarakat Islami, dan umat manusia seluruhnya. Akhlak adalah buahnya Islam yang diperuntukkan bagi seorang individu dan umat manusia, dan akhlak menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlak yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakatnya, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan.

  Pendidikan akhlak dalam Islam yang terangkum dalam berpegang atas kebajikan dan kebaikan dan menjauhkan diri dari kejelekan dan kemungkaran sangat terkait dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu taqwa kepada Allah, takut kepada-Nya, beribadah dalam makna yang luas. Pendidikan akhlak dalam Islam pertama kali menegaskan pentingnya niat yang ikhlas karena Allah semata, agar akhlak itu senantiasa orisinil tidak dibuat-buat, yang berubah dikarenakan perubahan jabatan, lingkungan, waktu, tempat, dan seseorang yang kita ajak bergaul (Hafidz dan Kastolani, 2009: 107-111).

  Achmad Mubarok dalam (Baiquni, 2016: 138) mengemukakan bahwa pendidikan akhlak adalah berbicara megenai perilaku baik dan buruk manusia, serta bagaimana membetuk perilaku baik menjadi sebuah karakter. Sealin itu juga berbicara tentang bagaimana manusia merasakan dekat dengan Allah SWT. Dalam Islam ruang lingkup pendidikan akhlak adalah akhlak seorang hamba kepada Allah SWT, akhlak seseorang kepada tetangganya, akhlak seseorang kepada tamunya, akhlak seseorang kepada orang yang lebih tua dan lebih muda, akhlak seseorang kepada keluarganya, dan lain sebagainya.

  Dalam keluarga, orang tua memiliki kewajiban memberikan pendidikan akhlak kepada anak-anaknya. Orang tua bertanggung jawab memperkenalkan anaknya bagaimana cara berperilaku yang baik. Anak yang sejak dini sudah dididik dengan ilmu akhlak, maka ia akan tumbuh menjadi orang yang berkarakter, selalu memiliki pikiran positif, dan berkelakuan baik. Orang tua harus memiliki dasar pengetahuan yang baik agar mampu mengarahkan dan memimbing anak. Sebab, tidaklah mungkin apabila orang tua mampu mengajarkan akhlak yang baik kepada anak apabila mereka belum atau tidak memiliki konsep dasar tentang konsep akhlak pengetahuan yang baik.

  a.

  Pentingnya Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga Keluarga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:

  535) terdiri dari ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah yang menjadi tanggungan. Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang anggotanya terdiri dari seorang laki-laki yang berstatus sebagai suami dan seorang perempuan yang berstatus sebagai isteri. Keluarga pokok tersebut menjadi keluarga inti jika ditambahi dengan adanya anak-anak. Kadang-kadang terdapat keluarga besar, yang anggotanya bukan cuma ayah, ibu, dan anak- anak, tetapi juga bersama anggota keluarga lain, semisal kakek, nenek, dan sanak keluarga lainnya.

  Keluarga dalam konsep Islam adalah kesatuan hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan yang dilakukan dengan melalui akad nikah menurut ajaran Islam. Dengan kata lain, ikatan apapun antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang tidak dilakukan dengan melalui akad nikah secara Islam, tidak diakui sebagai suatu keluarga (rumah tangga) Islam.

  Dengan adanya ikatan akad nikah (pernikahan) diantara laki-laki dengan perempuan, maka anak keteurunan yang dihasilkan dari ikatan tersebut menjadi sah secara hukum agama sebagi anak, dan terikat dengan norma-norma atau kaidah-kaidah yang berkaitan dengan pernikahan dan kekeluargaan.

  Agar menjadi keluarga yang diliputi rasa mencintai (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah), maka keluarga harus diciptakan untuk memenuhi lima fondasi di lingkugan keluarga, yaitu sebagai berikut: 1)

  Memiliki sikap ingin menguasai dan mengamalkan ilmu-ilmu agama.

  2) Yang lebih muda menghormati yang lebih tua. 3) Berusaha memiliki rezeki yang memadai.

  4) Hemat (efisiensi dan efektif) dalam membelanjakan harta (nafkah).

  5) Mampu melihat segala kekurangan dan kesalahan diri dan segera bertaubat (Musnawar dkk, 1992: 55-69).

  Salah satu bagian dalam keluarga adalah anak. Anak adalah amanah dari Allah SWT yang juga merupakan aset bangsa.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA PSK (PEKERJA SEKS KOMERSIAL) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIRI DARI HIV/AIDS DI LOKALISASI ‘X’ KABUPATEN MALANG

5 36 22

PENANAMAN NILAI-NILAI TAUHID PADA ANAK USIA DINI DENGAN MODELPEMBELAJARAN SENTRA (STUDI KASUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TK YAA BUNAYYA SURABAYA) SKRIPSI

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DIDESA GEGANGAN KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG (STUDI KASUS PADA SISWA SMP DI DESA GEDANGAN TAHUN 2005/2006) - Test Repository

0 0 94

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DI TPA DENGAN AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KLEPU 01 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 1 104

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM SISWA SMP AL-MAS’UDIYYAH BANDUNGAN, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 1 110

ANALISIS SEMANTIK SLOGAN-SLOGAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH (STUDI KASUS DI MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 - Test Repository

0 5 146

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB SYI’IR NGUDI SUSILO KARYA KH. BISRI MUSTHOFA - Test Repository

1 0 130

POLA PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK (STUDI KASUS PADA KELUARGA DI LINGKUNGAN WISATA PACUAN KUDA TEGALWATON TENGARAN) SKRIPSI

0 1 129