Pembuatan pati Jagung (Amylum maydis) Pragelatinasi dan Pemanfaatannya sebagai Pengembang pada Sediaan Tablet Antalgin

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Jagung banyak digunakan pada industri makanan, minuman, dan farmasi.

Berdasarkan komposisi dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek
sebagai pangan dan bahan baku industri (Suarni, 2002).
Pati adalah karbohidrat yang terjadi dari rangkaian molekul panjang yang
berbentuk butiran. Pati dapat diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti biji,
umbi, batang dan buah. Pati dalam jaringan mempunyai bentuk butir yang
berbeda- beda. Umumnya butir padi terdiri dari lapisan- lapisan yang mengelilingi
suatu titik yang disebut hillum. Hillum dapat terletak ditengah atau dapat pula
dipinggir. Biji jagung mengandung pati 54,1-71,7%, karbohidrat pada jagung
sebagian besar merupakan komponen pati, sedangakan komponen lainnya adalah
pentose, dekstrin, sukrosa, dan gula pereduksi (Fahn, 1992)
Pati adalah polisakarida alami dengan bobot molekul tinggi yang terdiri
dari unit-unit glukosa. Umumnya pati mengandung dua tipe polimer glukosa,
yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa adalah polimer rantai lurus mengandung
lebih dari 6000 unit glukosa yang dihubungkan dengan ikatan α-1,4 glikosidik

(Hartono, 2007).
Amilosa bersifat tidak larut dalam air dingin tetapi menyerap sejumlah
besar air dan mengembang. Amilopektin memiliki struktur bercabang dimana
molekul-molekul

glukosa

dihubungkan

dengan

ikatan

α-1,6

glikosidik.

Amilopektin memiliki daya ikat yang baik, yang bisa memperlambat disolusi zat
aktif (Winarno, 1995).


1
Universitas Sumatera Utara

Pati jagung mempunyai sifat alir dan waktu hancur yang baik, tetapi dalam
alur komprimabilitas kurang maksimal dalam proses pembuatan tablet secara
cetak langsung.
Salah satu modifikasi pati secara fisika adalah pragelatinasi. Pati
terpragelatinasi, dapat larut dalam air baik secara sempurna maupun parsial tanpa
pemanasan

dan

membentuk

dispersi

koloid,

sehingga


memudahkan

penggunaannya.
Amilum pragelatinasi merupakan pati amilum yang telah dibuat menjadi
pati pragelatinasi dengan cara memanaskan susupensi pati hingga suhu di atas
600C kemudian dikeringkan. Tujuan pragelatinasi amilum ini memperbaiki sifat
alir dan kompresibilitasnya.
Perbedaan

penggunaan

suhu

untuk

pemanasan

pada

pembuatan


pragelatinasi akan berpengaruh pada sifat fisik tablet karena amilopektin sebagai
bahan pengikat dan amilosa sebagai bahan penghancur. Kedua kandungan amilum
tersebut pada proses hidrasi amilum dapat mengembang lebih optimal.
Pengembangan amilum oleh adanya suhu yang optimal menghasilkan gel dari
amilum pragelatinasi tersebut mempunyai ikatan antar granul yang kuat. Sehingga
amilum pragelatinasi yang digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan tablet
Antalgin secara granulasi basah menghasilkan mutu yang baik dan memenuhi
syarat dalam Farmakope Indonesia dan keputusan lainnya, dalam uji sifat fisik
tablet yaitu: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet.
Penggunaan amilum modifikasi (pragelatinasi) dalam proses granulasi
basah sebagai pengembang Antalgin diharapkan dapat memperbaiki sifat alir dan
kompresibilitas dalam pembuatan tablet secara granulasi basah.

2
Universitas Sumatera Utara

Dewasa ini, sediaan tablet semakin populer pemakainnya dan merupakan
sediaan yang paling banyak diproduksi. Tablet merupakan salah satu sediaan yang
banyak mengalami perkembangan dari segi formulasi. Beberapa keuntungan

sediaan tablet diantaranya adalah sediaan lebih kompak, biaya pembuatannya
lebih murah, dosisnya tepat, mudah pengemasannya, sehingga penggunaannya
lebih praktis jika dibandingkan dengan sediaan lain ( Lachman, dkk., 1994).
Beberapa keunggulan tablet adalah dosis pemakainnya tepat, mudah
pemakaiannya, sifat kimia dari bahan obat relative stabil sehingga memungkinkan
tablet disimpan lebih lama. Oleh karena itu bidang pengembangan dan
produksinya terus meningkat ( Voigh, 1994 ).
Sediaan tablet yang banyak digunakan dimasyarakat diantaranya adalah
tablet

antalgin.

Antalgin

(methampyron)

adalah

derivat


sulfonat

dari

aminofenazon yang larut dalam air. Methampyron merupakan salah satu obat
yang berkhasiat analgetik, antipiretik, dan antiradang. Dosis oral methampyron
0,5 – 4 gram sehari dalam 3 – 4 dosis (Tan dan Kirana, 2007: 315). Pemerian
serbuk hablur, putih atau putih kekuningan (Ditjen, POM RI, 1995: 538).
1.2

Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

apakah pati jagung pragelatinasi dapat digunakan sebagai bahan pengembang
pada pembuatan tablet Antalgin secara granulasi basah.
1.3

Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi hipotesis


dalam penelitian ini adalah: pati jagung pragelatinasi dapat digunakan sebagai
bahan pengembang pada pembuatan tablet Antalgin secara granulasi basah.

3
Universitas Sumatera Utara

1.4

Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian

ini adalah:
a. Untuk dapat membuat pati jagung pragelatinasi.
b. Untuk dapat menggunakan pati jagung pragelatinasi sebagai bahan
pengembang pada pembuatan tablet Antalgin secara granulasi basah.
1.5

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penggunaan pati jagung


pragelatinasi sebagai bahan pengembang pada pembuatan tablet Antalgin secara
granulasi basah.

4
Universitas Sumatera Utara