RENCANA TATA RUANG DALAM KONTEKS PEMBANG
RENCANA TATA RUANG DALAM
KONTEKS PEMBANGUNAN DAN
INVESTASI WILAYAH
SAMSUL MA’RIF
Disampaikan pada
Kegiatan Lokakarya BKPRD Kabupaten Wonogiri Tahun 2012
pada tanggal 13 November 2012
1
Pengantar
► Rencana
tata ruang merupakan
matra keruangan dari rencana
pembangunan daerah dan bagian
dari pembangunan nasional
► Penataan ruang faktor
pendukung investasi di semua
sektor
AKTOR PERMAINAN DALAM
TATA RUANG
PEMERINTAH
pusat
daerah
PASAR
pemilik tanah
pengembang
pembangunan
bank
ATURAN
PERMAINAN
Prosedur
perencanaan dan
pembangunan
PERENCANA
RUANG
tata ruang
kini
tata
ruang yang
akan datang
KEPENTINGAN
masyarakat
RT/RW LSM
environmentalis
pengusaha/ekon
omi petani
2 MASALAH UTAMA DALAM
PENATAAN RUANG
1.
2.
KETERBATASAN SUMBER-SUMBER
(LIMITS OF RESOURCES)
MASALAH POPULASI /
KEPENDUDUKAN
THE LAW OF SCARCITY
(UNTUK MEMPEROLEH SUATU SUMBER DAYA (YANG TERBATAS)
MAKA PELAKU PEMBANGUNAN HARUS BERKORBAN)
PROBLEM OF CHOICE
(PELAKU PEMBANGUNAN HARUS DAPAT MENENTUKAN
APA YANG MENJADI PILIHAN PRIORITASNYA)
THE PRINCIPLE OF
OPPORTUNITY COST
(UNTUK MEMPEROLEH SUATU SUMBER DAYA
(PENGGUNAAN BARANG) HARUS DENGAN
MENGORBANKAN BARANG LAINNYA)
KEPENDUDUKAN
► PENDUDUK
SEBAGAI SUBJEK (PELAKU
PRODUKSI DAN KONSUMSI)
► MUTU (KUALITAS DAN KUANTITAS)
PENDUDUK MENENTUKAN KEMAMPUAN
PRODUKSI
► PENDUDUK SEBAGAI SUMBER TENAGA
KERJA DAN MANAGERIAL SKILL
PILIHAN AKTIVITAS RUANG
MEWUJUDKAN KAWASAN LINDUNG ATAU KAWASAN
BUDIDAYA ?
KOMBINASI
A
B
C
D
E
F
Kawasan
lindung
(ha)
15
14
12
9
5
0
Kawasan
budidaya
(ha)
0
1
2
3
4
5
PRODUCTION POSSIBILITY CURVE /FRONTIER/ BOUNDARY
TRANSFORMATION CURVE
kawasan lindung
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
A
DAERAH TAK TERAIH
(UNATTAINABLE)
B
C
D
E
DAERAH TERAIH
(ATTAINABLE)
F
1
2
budidaya
3
4
kawasan
Penataan ruang
► Pendekatan
pembangunan terintegrasi
dalam suatu struktur spasial/kewilayahan
dengan investasi
Investasi dan penataan ruang yang
dijawantahkan dalam rencana tata ruang
wilayah (RTRW) merupakan dua sisi mata
uang yang tidak bisa dilepaskan
► RTRW
sangatlah vital menjadi salah satu
prasyarat bagi kegiatan investasi di daerah.
► RTRW sebagai pedoman untuk:
1. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
dan menengah daerah.
2. pemanfaatan ruang dan pengendaliannya.
3. keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor.
4. penataan kawasan strategis.
5. penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan
administrasi pertanahan.
► RTRW
dituangkan dalam peraturan
daerah, kedudukannya kuat sebagai
acuan bagi pembangunan daerah dan
penciptaan iklim yang kondusif bagi
investasi.
► Masuknya investasi tentu akan
menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus
upaya memangkas kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan.
Rencana Tata Ruang
rencana tata ruang adalah wujud struktural
ruang dalam jangka waktu tertentu ke depan
► gagasan-gagasan alternatif dan prediksi
pemanfaatan ruang di masa depan harus
direncanakan secara komprehensif
► rencana tata ruang pada dasarnya adalah suatu
rencana investasi pemerintah dan
masyarakat di dalam pengembangan pelayanan
kepada masyarakat
►
Elemen Penataan Ruang
►
Perencanaan tata ruang
adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan
dan penetapan rencana tata ruang.
►
Pemanfaatan ruang
adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
►
Pengendalian pemanfaatan ruang
adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
Pemanfaatan tata ruang
dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan
ruang beserta pembiayaannya.
► diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan jangka
waktu indikasi program utama pemanfaatan ruang
► dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan
tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan
penatagunaan sumber daya alam lain.
► dilakukan:
perumusan kebijakan strategis operasionalisasi
rencana tata ruang wilayah dan rencana tata ruang
kawasan strategis;
perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan
struktur ruang dan pola ruang wilayah dan kawasan
strategis; dan
pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program
pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis.
►
roadmap menuju kondisi yg
direncanakan
pentingnya program pemanfaatan ruang
yang terjadi
yang diharapkan
gr a
pr o
saat ini
(t)
t+1
m
p em
t+2
anf
ng
rua
n
a
aat
t+3
t+n
t+19 akhir rencana
(t+20)
[1] kosong/idle land/nonterbanguninstrumen pemanfaatan
[1] terbangun sesuai rencana
[2] terisi/terbangun/sudah ada
[2] terbangun sesuai rencana
instrumen pemanfaatan
instrumen pengendalian
Pemrograman pemanfaatan ruang
adalah
► rencana pentahapan
pemanfaatan ruang yang:
menjembatani antara
rencana tata ruang
dengan indikasi
programnya dengan
penyusunan program
sektoral
menjelaskan tahapan
perubahan tata ruang
yang diharapkan untuk
menuju ke wujud
terencana di akhir tahun
perencanaan (t+20)
►
pedoman proses/prosedur
pengendalian tahunan
pengaturan zonasi
perijinan
insentif/disinsentif
sanksi
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang meliputi:
1. USULAN PROGRAM UTAMA
program-program utama pengembangan wilayah kab/kota yang diindikasikan memiliki bobot kepentingan
utama atau diprioritaskan untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kab/kota sesuai tujuan
penataan ruang wilayah kab/kota
2. LOKASI
3. BESARAN
Besaran adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program utama pengembangan wilayah
yang akan dilaksanakan.
4. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan dapat berasal dari APBD kabupaten, APBD provinsi, APBN, swasta, dan/atau
masyarakat.
5. INSTANSI PELAKSANA
Instansi pelaksana adalah pelaksana program utama yang meliputi pemerintah (sesuai dengan kewenangan
masing-masing pemerintahan), swasta serta masyarakat.
6. WAKTU & TAHAPAN PELAKSANAAN
Usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang dirinci
setiap 5 (lima) tahunan, sedangkan masing-masing program mempunyai durasi pelaksanaan yang bervariasi
sesuai kebutuhan. Program utama 5 tahun pertama dapat dirinci ke dalam program utama tahunan.
Penyusunan indikasi program utama disesuaikan dengan pentahapan jangka waktu 5 tahunan RPJP Daerah
kab/kota
•
MATRIKS SUSUNAN TIPIKAL INDIKASI PROGRAM UTAMA DALAM PENYUSUNAN RTRW PROVINSI
susunan minimum yang harus diacu dalam setiap penyusunan arahan pemanfaatan ruang
provinsi.
Pada masing-masing bagian dapat dijabarkan lebih rinci sesuai kebutuhan pemanfaatan ruang
atau pengembangan kawasan masing-masing wilayah provinsi.
Kaitan RTRW dalam Sistem Perenc Pemb
RPJPN (20 th)
Norma,
Standar,
Pedoman
& Kriteria
bdg PR
RPJPD-P (20 th)
RPJPD KAB/KOTA (20 th)
RTRWP (20 th)
RTRWN(20 th)
RRTRP
RRTRN
RTRW KAB/KOTA (20 th)
RRTR KAB/KOTA
RPJM-N (5 th)
RPJMD-P (5th)
RENSTRA-KL
RPJMD-KAB/KOTA (5 th)
RENSTRA-SKPD-P
RENSTRA-SKPD
KAB/KOTA (5 th)
RKP (1 th)
RENJA-KL
RKPD-P (1 th)
RENJA SKPD
PROVINSI
RKPD-KAB/KOTA (1 th)
RENJA-SKPD
KAB/KOTA
19
Hubungan antara Dokumen Perencanaan dan Tata Ruang
Dokumen Perencanaan (Pembangunan)
Tata Ruang
Budgeting
RPJP
RPJP
Nasional
RPJM
RPJM
Renstra
Renstra
RKP
RKP
RTRWN
RTRWN
Kebijakan
Kebijakan
APBN
Investasi Swasta
Swadaya Masyarakat
Provinsi
RPJM
RPJM Daerah
Daerah
Renstra
Renstra
RKP
RKP Daerah
Daerah
RTRWP
RTRWP
Kebijakan
Kebijakan
Renc
Renc Teknis
Teknis
APBD Provinsi
Investasi Swasta
Swadaya Masyarakat
Kabupaten/
Kota
RPJM
RPJM Daerah
Daerah
Renstra
Renstra
RKP
RKP Daerah
Daerah
RTRWK
RTRWK
Kebijakan
Kebijakan
Perijinan
Perijinan
APBD Kab/Kota
Investasi Swasta
Swadaya Masyarakat
Kecamatan
Renc Pengemb Kec
RTR
RTR Kaw
Kaw Kota
Kota
Kelurahan/
Desa
Aspirasi Masyarakat
RTR
RTR Kaw
Kaw Desa
Desa
Sinergi
s dg
Tujuan
dan
Jakstra
RTRW
Pemanfa
atan
Ruang
MASALAH DAN
KENDALA DI BIDANG
INVESTASI
1. PENEGAKAN DAN KEPASTIAN
HUKUM
2. KETENAGA KERJAAN
3. KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR
4. FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN
5. KEBIJAKAN INSENTIF FISKAL & NON
FISKAL
6. BIROKRASI PERIZINAN
7. PERTANAHAN
8. DAYA SAING INVESTASI
24
FAKTOR PENGHAMBAT
DAYA SAING INVESTASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KETIDAKPASTIAN PENGATURAN DAN KEBIJAKAN EKONOMI
KETIDAK STABILAN MAKRO EKONOMI
18%
PERPAJAKAN
17%
KEUANGAN
10%
KORUPSI
: 10%
INFRASTRUKTUR
:
9%
PRAKTEK ANTI PERSAINGAN
:
5%
KEAHLIAN DAN PENDIDIKAN
:
5%
KRIMINALITAS, PENCURIAN DAN KETIDAKTERATURAN
:
23%
:
:
:
:
3%
TOTAL
:
100%
25
(data tabulasi World Bank Invesment ClimateSurveys)
UPAYA PENGEMBALIAN
EPERCAYAAN DAN PENINGKATAN
INVETASI
1. PENYELESAIAN PERATURAN PERUNDANGUNDAGAN YG TERKAIT DGN PENANAMAN
MODAL
2.
PENYEDERHANAAN PROSEDUR BERUSAHAAN DI
INDONESIA
3.
PERBAIKAN PELAYANAN PERIZINAN
4.
PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANAMAN MODAL
5.
PENINGKATAN KEGIATAN PROMOSI
26
Pemikiran Strategis RTR untuk
Investasi di Kabupaten
Wonogiri
PERSAINGAN: antarwilayah
•
Keunggulan komparatif
Keunggulan
kompetitif
• Berbasis SDA+Lahan+Buruh Murah Berbasis
teknologi
dan informasi
KERJASAMA: antarwilayah
• Perdagangan global
-- Perluasan Pasar
• Perkembangan teknologi -- Efisiensi
produksi dan
kulitas barang dan jasa
• Perubahan tatanan sosial --Demokrasi,
otonomi daerah
good governance Bappenas
PEMBANGUNAN WILAYAH WONOGIRI
TRANSFORMASI SOSIAL, EKONOMI DAN
BUDAYA
Masyara
Masyarak
Masyara
SDM
at
Berkemb
ang
kat Maju
Peningkatan
Kapabilitas (Daya
Saing, Daya Tarik
kat
Tradisio
nal
Teknologi
Prasarana
Tanah
SDA
dan LH
Wonogiri bagian tengah
Wonogiri bagian selatan
Berburu
dan
Pengump
ul
Berpinda
h dan
Bertani
Pertanian
dan
Pertamban
gan
Wonogiri bagian
utara
Manufaktu
r dan Jasa
MANAJEMEN SUMBERDAYA
Sintesis
dan
Daur
Ulang
PENGEMBANGAN KERJASAMA INVESTASI PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DI WONOGIRI
PERKEMBANGAN
PEMBANGUNAN DAERAH
UU/HUKUM
BADAN
REGULATOR
TINGKAT KEBUTUHAN
MENINGKAT
PEMERINTAH
DANA
TERBATAS
PENGADAAN PROGRAM
INVESTASI
PELUANG
KERJASAMA
RTRW
PETA KEDUDUKAN
INVESTASI
WONOGIRI
LOKASI
POTENSI
YANG ADA(JENIS)
MASALAH
SWASTA
POLA/BENTUK
PENDEKATAN SRRATEGIS
YANG BELUM ADA(JENIS)
LINGKUNGAN
PEMBIAYAAN
MODEL/POLA KERJASAMA INVESTASI INFRASTRUKTUR DI WONOGIRI
LEMBAGA PERENCANA
BENTUK
EVALUASI
KELAYAKAN
Konsep Pelipat (Multiplier)
Multiplier adalah angka pengganda dari suatu
variabel untuk menghasilkan besarnya
perubahan variabel pendapatan nasional
(permintaan agregat).
1
Z
I
1 MPC
Karena o < MPC < 1, maka 1 / 1-MPC > 1. jadi
∆I akhirnya mengakibatkan ∆Z > ∆I.
Contoh: MPC = 0,8. kenaikan pengeluaran
investasi (∆I) = Rp. 1 juta akan meningkatkan
permintaan agregat (∆Z ) sebesar
1
Z
Rp1 juta Rp5 juta
1 0,8
Bekerjanya angka pengganda:
Multiplier Effect
Z
(C + I + G) + ∆I
115
0
∆Z = 200C + I + G
950
230
C = 100 + 0,8Y
190
100
50
40
0
I
G
950
1150
∆I = 40 maka ∆Z = 200 dan Z = 190 + 200 = 390
500
Pertemuan ke-2
Y
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (1)
► Pengembangan
SDM, termasuk
entrepreneurship, dalam arti kualitas dan
kuantitas sesuai dengan kebutuhan
pasar saat ini dan di masa depan
► Pembangunan
Sarana dan Prasarana
Penunjang termasuk transportasi,
pelabuhan udara maupun laut, gudang,
lembaga-lembaga keuangan, pendidikan,
pelatihan, pengembangan dan penelitian
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (2)
► Pengembangan
sektor-sektor ekonomi yang
potensial, termasuk pemilihan industriindustri alternatif yang perlu dikembangkan
► Pengembangan
lembaga-lembaga ekonomi
baru dan/atau
penyempurnaan/pemberdayaan lembagalembaga ekonomi yang sudah ada (seperti
Kadinda, dan Asosiasi Usaha atau
himpunan pengusaha atau eksportir lokal)
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (3)
► Realokasi
semua sumberdayasumberdaya pembangunan yang
terbatas ke kegiatan-kegiatan ekonomi/
sektor-sektor yang produktif agar
penggunaannya lebih efisien
Strategi penentuan
portofolio industri
► Langkah
pertama: Mengidentifikasi faktorfaktor penentu dari pembangunan industri
suatu daerah, yang terdiri dari faktor-faktor
daya tarik industri dan kelompok faktorfaktor daya saing daerah
► Langkah kedua: Merumuskan visi mengenai
pembangunan industri/ industrialisasi
Strategi penentuan
portofolio industri (lanjutan)
► Langkah
ketiga: Mengidentifikasi strategi
pendukung industri yang sesuai, misalnya
startegi pengembangan tehnologi,
peningkatan kualitas SDM dan
pembangunan infrastruktur
Faktor-faktor daya tarik dalam pembangunan industri suatu daerah
► Nilai
tambah tinggi per pekerja
(produktivitas)
► Industri-industri kaitan
► Daya saing di masa depan
► Spesialisasi industri
► Potensi Ekspor
► Prospek bagi permintaan domestik
Faktor-faktor penyumbang pada daya tarik dalam pembangunan industri
suatu daerah
► Faktor
pasar, seperti ukuran pasar, ukuran
segmen kunci, laju pertumbuhan pasar,
keragaman pasar, kepekaan terhadap harga
dan faktor eksternal, siklus dan musim dan
kemampuan tawar menawar
► Faktor-faktor
persaingan, seperti tingkat
pemusatan, substitusi yang disebabkan oleh
progres tehnologi, tingkat dan jenis integrasi,
dan entry rates dan exits rates
Penilaian Kemampuan Industri Suatu
Daerah
Daya
saing
dalam
faktor
daerah
Kuat
Produksi
untuk pasar
domestik dan
ekspor
I nvestasi ke
dalam
Lemah
I nvestasi ke
luar
I mpor (tidak
ada produksi
lokal
Kuat
Lemah
Daya Saing Perusahan
Daerah
Kiat Bisnis Jangka Pendek
► Meningkatkan
efisiensi dan produktivitas
dari kegiatan usaha yang sudah ada
► Melakukan
penelitian pasar mengenai
potensi kegiatan ekonomi daerah yang
produktif (memiliki nilai tambah yang tinggi)
dan prospek pasarnya
Kiat Bisnis Jangka Panjang
► Merealisasikan
keunggulan biaya
► Differensiasi
► Fokus
► Strategic
usaha)
Alliances (Strategi kemitraan
Sekian dan
Terimakasih
42
KONTEKS PEMBANGUNAN DAN
INVESTASI WILAYAH
SAMSUL MA’RIF
Disampaikan pada
Kegiatan Lokakarya BKPRD Kabupaten Wonogiri Tahun 2012
pada tanggal 13 November 2012
1
Pengantar
► Rencana
tata ruang merupakan
matra keruangan dari rencana
pembangunan daerah dan bagian
dari pembangunan nasional
► Penataan ruang faktor
pendukung investasi di semua
sektor
AKTOR PERMAINAN DALAM
TATA RUANG
PEMERINTAH
pusat
daerah
PASAR
pemilik tanah
pengembang
pembangunan
bank
ATURAN
PERMAINAN
Prosedur
perencanaan dan
pembangunan
PERENCANA
RUANG
tata ruang
kini
tata
ruang yang
akan datang
KEPENTINGAN
masyarakat
RT/RW LSM
environmentalis
pengusaha/ekon
omi petani
2 MASALAH UTAMA DALAM
PENATAAN RUANG
1.
2.
KETERBATASAN SUMBER-SUMBER
(LIMITS OF RESOURCES)
MASALAH POPULASI /
KEPENDUDUKAN
THE LAW OF SCARCITY
(UNTUK MEMPEROLEH SUATU SUMBER DAYA (YANG TERBATAS)
MAKA PELAKU PEMBANGUNAN HARUS BERKORBAN)
PROBLEM OF CHOICE
(PELAKU PEMBANGUNAN HARUS DAPAT MENENTUKAN
APA YANG MENJADI PILIHAN PRIORITASNYA)
THE PRINCIPLE OF
OPPORTUNITY COST
(UNTUK MEMPEROLEH SUATU SUMBER DAYA
(PENGGUNAAN BARANG) HARUS DENGAN
MENGORBANKAN BARANG LAINNYA)
KEPENDUDUKAN
► PENDUDUK
SEBAGAI SUBJEK (PELAKU
PRODUKSI DAN KONSUMSI)
► MUTU (KUALITAS DAN KUANTITAS)
PENDUDUK MENENTUKAN KEMAMPUAN
PRODUKSI
► PENDUDUK SEBAGAI SUMBER TENAGA
KERJA DAN MANAGERIAL SKILL
PILIHAN AKTIVITAS RUANG
MEWUJUDKAN KAWASAN LINDUNG ATAU KAWASAN
BUDIDAYA ?
KOMBINASI
A
B
C
D
E
F
Kawasan
lindung
(ha)
15
14
12
9
5
0
Kawasan
budidaya
(ha)
0
1
2
3
4
5
PRODUCTION POSSIBILITY CURVE /FRONTIER/ BOUNDARY
TRANSFORMATION CURVE
kawasan lindung
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
A
DAERAH TAK TERAIH
(UNATTAINABLE)
B
C
D
E
DAERAH TERAIH
(ATTAINABLE)
F
1
2
budidaya
3
4
kawasan
Penataan ruang
► Pendekatan
pembangunan terintegrasi
dalam suatu struktur spasial/kewilayahan
dengan investasi
Investasi dan penataan ruang yang
dijawantahkan dalam rencana tata ruang
wilayah (RTRW) merupakan dua sisi mata
uang yang tidak bisa dilepaskan
► RTRW
sangatlah vital menjadi salah satu
prasyarat bagi kegiatan investasi di daerah.
► RTRW sebagai pedoman untuk:
1. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
dan menengah daerah.
2. pemanfaatan ruang dan pengendaliannya.
3. keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor.
4. penataan kawasan strategis.
5. penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan
administrasi pertanahan.
► RTRW
dituangkan dalam peraturan
daerah, kedudukannya kuat sebagai
acuan bagi pembangunan daerah dan
penciptaan iklim yang kondusif bagi
investasi.
► Masuknya investasi tentu akan
menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus
upaya memangkas kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan.
Rencana Tata Ruang
rencana tata ruang adalah wujud struktural
ruang dalam jangka waktu tertentu ke depan
► gagasan-gagasan alternatif dan prediksi
pemanfaatan ruang di masa depan harus
direncanakan secara komprehensif
► rencana tata ruang pada dasarnya adalah suatu
rencana investasi pemerintah dan
masyarakat di dalam pengembangan pelayanan
kepada masyarakat
►
Elemen Penataan Ruang
►
Perencanaan tata ruang
adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan
dan penetapan rencana tata ruang.
►
Pemanfaatan ruang
adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
►
Pengendalian pemanfaatan ruang
adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
Pemanfaatan tata ruang
dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan
ruang beserta pembiayaannya.
► diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan jangka
waktu indikasi program utama pemanfaatan ruang
► dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan
tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan
penatagunaan sumber daya alam lain.
► dilakukan:
perumusan kebijakan strategis operasionalisasi
rencana tata ruang wilayah dan rencana tata ruang
kawasan strategis;
perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan
struktur ruang dan pola ruang wilayah dan kawasan
strategis; dan
pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program
pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis.
►
roadmap menuju kondisi yg
direncanakan
pentingnya program pemanfaatan ruang
yang terjadi
yang diharapkan
gr a
pr o
saat ini
(t)
t+1
m
p em
t+2
anf
ng
rua
n
a
aat
t+3
t+n
t+19 akhir rencana
(t+20)
[1] kosong/idle land/nonterbanguninstrumen pemanfaatan
[1] terbangun sesuai rencana
[2] terisi/terbangun/sudah ada
[2] terbangun sesuai rencana
instrumen pemanfaatan
instrumen pengendalian
Pemrograman pemanfaatan ruang
adalah
► rencana pentahapan
pemanfaatan ruang yang:
menjembatani antara
rencana tata ruang
dengan indikasi
programnya dengan
penyusunan program
sektoral
menjelaskan tahapan
perubahan tata ruang
yang diharapkan untuk
menuju ke wujud
terencana di akhir tahun
perencanaan (t+20)
►
pedoman proses/prosedur
pengendalian tahunan
pengaturan zonasi
perijinan
insentif/disinsentif
sanksi
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang meliputi:
1. USULAN PROGRAM UTAMA
program-program utama pengembangan wilayah kab/kota yang diindikasikan memiliki bobot kepentingan
utama atau diprioritaskan untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kab/kota sesuai tujuan
penataan ruang wilayah kab/kota
2. LOKASI
3. BESARAN
Besaran adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program utama pengembangan wilayah
yang akan dilaksanakan.
4. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan dapat berasal dari APBD kabupaten, APBD provinsi, APBN, swasta, dan/atau
masyarakat.
5. INSTANSI PELAKSANA
Instansi pelaksana adalah pelaksana program utama yang meliputi pemerintah (sesuai dengan kewenangan
masing-masing pemerintahan), swasta serta masyarakat.
6. WAKTU & TAHAPAN PELAKSANAAN
Usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang dirinci
setiap 5 (lima) tahunan, sedangkan masing-masing program mempunyai durasi pelaksanaan yang bervariasi
sesuai kebutuhan. Program utama 5 tahun pertama dapat dirinci ke dalam program utama tahunan.
Penyusunan indikasi program utama disesuaikan dengan pentahapan jangka waktu 5 tahunan RPJP Daerah
kab/kota
•
MATRIKS SUSUNAN TIPIKAL INDIKASI PROGRAM UTAMA DALAM PENYUSUNAN RTRW PROVINSI
susunan minimum yang harus diacu dalam setiap penyusunan arahan pemanfaatan ruang
provinsi.
Pada masing-masing bagian dapat dijabarkan lebih rinci sesuai kebutuhan pemanfaatan ruang
atau pengembangan kawasan masing-masing wilayah provinsi.
Kaitan RTRW dalam Sistem Perenc Pemb
RPJPN (20 th)
Norma,
Standar,
Pedoman
& Kriteria
bdg PR
RPJPD-P (20 th)
RPJPD KAB/KOTA (20 th)
RTRWP (20 th)
RTRWN(20 th)
RRTRP
RRTRN
RTRW KAB/KOTA (20 th)
RRTR KAB/KOTA
RPJM-N (5 th)
RPJMD-P (5th)
RENSTRA-KL
RPJMD-KAB/KOTA (5 th)
RENSTRA-SKPD-P
RENSTRA-SKPD
KAB/KOTA (5 th)
RKP (1 th)
RENJA-KL
RKPD-P (1 th)
RENJA SKPD
PROVINSI
RKPD-KAB/KOTA (1 th)
RENJA-SKPD
KAB/KOTA
19
Hubungan antara Dokumen Perencanaan dan Tata Ruang
Dokumen Perencanaan (Pembangunan)
Tata Ruang
Budgeting
RPJP
RPJP
Nasional
RPJM
RPJM
Renstra
Renstra
RKP
RKP
RTRWN
RTRWN
Kebijakan
Kebijakan
APBN
Investasi Swasta
Swadaya Masyarakat
Provinsi
RPJM
RPJM Daerah
Daerah
Renstra
Renstra
RKP
RKP Daerah
Daerah
RTRWP
RTRWP
Kebijakan
Kebijakan
Renc
Renc Teknis
Teknis
APBD Provinsi
Investasi Swasta
Swadaya Masyarakat
Kabupaten/
Kota
RPJM
RPJM Daerah
Daerah
Renstra
Renstra
RKP
RKP Daerah
Daerah
RTRWK
RTRWK
Kebijakan
Kebijakan
Perijinan
Perijinan
APBD Kab/Kota
Investasi Swasta
Swadaya Masyarakat
Kecamatan
Renc Pengemb Kec
RTR
RTR Kaw
Kaw Kota
Kota
Kelurahan/
Desa
Aspirasi Masyarakat
RTR
RTR Kaw
Kaw Desa
Desa
Sinergi
s dg
Tujuan
dan
Jakstra
RTRW
Pemanfa
atan
Ruang
MASALAH DAN
KENDALA DI BIDANG
INVESTASI
1. PENEGAKAN DAN KEPASTIAN
HUKUM
2. KETENAGA KERJAAN
3. KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR
4. FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN
5. KEBIJAKAN INSENTIF FISKAL & NON
FISKAL
6. BIROKRASI PERIZINAN
7. PERTANAHAN
8. DAYA SAING INVESTASI
24
FAKTOR PENGHAMBAT
DAYA SAING INVESTASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KETIDAKPASTIAN PENGATURAN DAN KEBIJAKAN EKONOMI
KETIDAK STABILAN MAKRO EKONOMI
18%
PERPAJAKAN
17%
KEUANGAN
10%
KORUPSI
: 10%
INFRASTRUKTUR
:
9%
PRAKTEK ANTI PERSAINGAN
:
5%
KEAHLIAN DAN PENDIDIKAN
:
5%
KRIMINALITAS, PENCURIAN DAN KETIDAKTERATURAN
:
23%
:
:
:
:
3%
TOTAL
:
100%
25
(data tabulasi World Bank Invesment ClimateSurveys)
UPAYA PENGEMBALIAN
EPERCAYAAN DAN PENINGKATAN
INVETASI
1. PENYELESAIAN PERATURAN PERUNDANGUNDAGAN YG TERKAIT DGN PENANAMAN
MODAL
2.
PENYEDERHANAAN PROSEDUR BERUSAHAAN DI
INDONESIA
3.
PERBAIKAN PELAYANAN PERIZINAN
4.
PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANAMAN MODAL
5.
PENINGKATAN KEGIATAN PROMOSI
26
Pemikiran Strategis RTR untuk
Investasi di Kabupaten
Wonogiri
PERSAINGAN: antarwilayah
•
Keunggulan komparatif
Keunggulan
kompetitif
• Berbasis SDA+Lahan+Buruh Murah Berbasis
teknologi
dan informasi
KERJASAMA: antarwilayah
• Perdagangan global
-- Perluasan Pasar
• Perkembangan teknologi -- Efisiensi
produksi dan
kulitas barang dan jasa
• Perubahan tatanan sosial --Demokrasi,
otonomi daerah
good governance Bappenas
PEMBANGUNAN WILAYAH WONOGIRI
TRANSFORMASI SOSIAL, EKONOMI DAN
BUDAYA
Masyara
Masyarak
Masyara
SDM
at
Berkemb
ang
kat Maju
Peningkatan
Kapabilitas (Daya
Saing, Daya Tarik
kat
Tradisio
nal
Teknologi
Prasarana
Tanah
SDA
dan LH
Wonogiri bagian tengah
Wonogiri bagian selatan
Berburu
dan
Pengump
ul
Berpinda
h dan
Bertani
Pertanian
dan
Pertamban
gan
Wonogiri bagian
utara
Manufaktu
r dan Jasa
MANAJEMEN SUMBERDAYA
Sintesis
dan
Daur
Ulang
PENGEMBANGAN KERJASAMA INVESTASI PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DI WONOGIRI
PERKEMBANGAN
PEMBANGUNAN DAERAH
UU/HUKUM
BADAN
REGULATOR
TINGKAT KEBUTUHAN
MENINGKAT
PEMERINTAH
DANA
TERBATAS
PENGADAAN PROGRAM
INVESTASI
PELUANG
KERJASAMA
RTRW
PETA KEDUDUKAN
INVESTASI
WONOGIRI
LOKASI
POTENSI
YANG ADA(JENIS)
MASALAH
SWASTA
POLA/BENTUK
PENDEKATAN SRRATEGIS
YANG BELUM ADA(JENIS)
LINGKUNGAN
PEMBIAYAAN
MODEL/POLA KERJASAMA INVESTASI INFRASTRUKTUR DI WONOGIRI
LEMBAGA PERENCANA
BENTUK
EVALUASI
KELAYAKAN
Konsep Pelipat (Multiplier)
Multiplier adalah angka pengganda dari suatu
variabel untuk menghasilkan besarnya
perubahan variabel pendapatan nasional
(permintaan agregat).
1
Z
I
1 MPC
Karena o < MPC < 1, maka 1 / 1-MPC > 1. jadi
∆I akhirnya mengakibatkan ∆Z > ∆I.
Contoh: MPC = 0,8. kenaikan pengeluaran
investasi (∆I) = Rp. 1 juta akan meningkatkan
permintaan agregat (∆Z ) sebesar
1
Z
Rp1 juta Rp5 juta
1 0,8
Bekerjanya angka pengganda:
Multiplier Effect
Z
(C + I + G) + ∆I
115
0
∆Z = 200C + I + G
950
230
C = 100 + 0,8Y
190
100
50
40
0
I
G
950
1150
∆I = 40 maka ∆Z = 200 dan Z = 190 + 200 = 390
500
Pertemuan ke-2
Y
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (1)
► Pengembangan
SDM, termasuk
entrepreneurship, dalam arti kualitas dan
kuantitas sesuai dengan kebutuhan
pasar saat ini dan di masa depan
► Pembangunan
Sarana dan Prasarana
Penunjang termasuk transportasi,
pelabuhan udara maupun laut, gudang,
lembaga-lembaga keuangan, pendidikan,
pelatihan, pengembangan dan penelitian
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (2)
► Pengembangan
sektor-sektor ekonomi yang
potensial, termasuk pemilihan industriindustri alternatif yang perlu dikembangkan
► Pengembangan
lembaga-lembaga ekonomi
baru dan/atau
penyempurnaan/pemberdayaan lembagalembaga ekonomi yang sudah ada (seperti
Kadinda, dan Asosiasi Usaha atau
himpunan pengusaha atau eksportir lokal)
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (3)
► Realokasi
semua sumberdayasumberdaya pembangunan yang
terbatas ke kegiatan-kegiatan ekonomi/
sektor-sektor yang produktif agar
penggunaannya lebih efisien
Strategi penentuan
portofolio industri
► Langkah
pertama: Mengidentifikasi faktorfaktor penentu dari pembangunan industri
suatu daerah, yang terdiri dari faktor-faktor
daya tarik industri dan kelompok faktorfaktor daya saing daerah
► Langkah kedua: Merumuskan visi mengenai
pembangunan industri/ industrialisasi
Strategi penentuan
portofolio industri (lanjutan)
► Langkah
ketiga: Mengidentifikasi strategi
pendukung industri yang sesuai, misalnya
startegi pengembangan tehnologi,
peningkatan kualitas SDM dan
pembangunan infrastruktur
Faktor-faktor daya tarik dalam pembangunan industri suatu daerah
► Nilai
tambah tinggi per pekerja
(produktivitas)
► Industri-industri kaitan
► Daya saing di masa depan
► Spesialisasi industri
► Potensi Ekspor
► Prospek bagi permintaan domestik
Faktor-faktor penyumbang pada daya tarik dalam pembangunan industri
suatu daerah
► Faktor
pasar, seperti ukuran pasar, ukuran
segmen kunci, laju pertumbuhan pasar,
keragaman pasar, kepekaan terhadap harga
dan faktor eksternal, siklus dan musim dan
kemampuan tawar menawar
► Faktor-faktor
persaingan, seperti tingkat
pemusatan, substitusi yang disebabkan oleh
progres tehnologi, tingkat dan jenis integrasi,
dan entry rates dan exits rates
Penilaian Kemampuan Industri Suatu
Daerah
Daya
saing
dalam
faktor
daerah
Kuat
Produksi
untuk pasar
domestik dan
ekspor
I nvestasi ke
dalam
Lemah
I nvestasi ke
luar
I mpor (tidak
ada produksi
lokal
Kuat
Lemah
Daya Saing Perusahan
Daerah
Kiat Bisnis Jangka Pendek
► Meningkatkan
efisiensi dan produktivitas
dari kegiatan usaha yang sudah ada
► Melakukan
penelitian pasar mengenai
potensi kegiatan ekonomi daerah yang
produktif (memiliki nilai tambah yang tinggi)
dan prospek pasarnya
Kiat Bisnis Jangka Panjang
► Merealisasikan
keunggulan biaya
► Differensiasi
► Fokus
► Strategic
usaha)
Alliances (Strategi kemitraan
Sekian dan
Terimakasih
42