Dampak Waralaba Toko Modern Terhadap Pasar Tradisional (Studi Pada Pasar Tradisional “Pajak Sore” Padang Bulan Medan)

BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Pasar merupakan tempat yang penting bagi masyarakat sebagai lokasi
berlangsungnya kegiatan ekonomi yang melibatkan penjual dan pembeli untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya masing-masing. Pembeli mendapat barang yang
diperlukan dari penjual dan penjual memperoleh uang dari barang yang
disediakan yang kemudian dijual kepada pembeli dengan sejumlah harga yang
disepakati. Secara umum, pasar terdiri dari 2 jenis yaitu pasar tradisional dan
pasar modern. Pasar tradisional sifatnya konvensional dimana penjual dan
pembeli masih melakukan transaksi secara tawar-menawar. Fisik dari pasar
tradisional bisa dikatakan sederhana karena biasanya hanya terdiri dari los, kios,
dan lingkungan yang kurang nyaman seperti lingkungan yang becek, kotor, dan
bau. Biasanya di setiap kawasan kecamatan atau kelurahan ada pasar tradisional,
sehingga penduduk yang berada di daerah tersebut bisa dengan mudah memenuhi
kebutuhannya di pasar tradisional.
Berbeda dengan pasar tradisional, pasar modern tidak mengenal istilah
tawar-menawar dalam transaksi. Sebab pada pasar modern, setiap produk yang
dijual sudah dicantumkan barcode harga yang pasti. Fisik dari pasar modern pun
lebih lengkap dengan berbagai fasilitas. Display produk juga tertata rapi dalam
satu bangunan yang nyaman dan permanen.

Perbedaan antara pasar modern dan pasar tradisional tersebut ternyata
membuat masyarakat yang tadinya pelanggan pasar tradisional, banyak

Universitas Sumatera Utara

memutuskan untuk memilih pasar modern sebagai tempat membeli kebutuhan.
Suasana gerai yang bersih, rapi, nyaman, ber-AC, bahkan ada promo discount
pada produk-produk tertentu semakin menarik minat masyarakat untuk datang ke
pasar modern. Jadi tidak bisa dipungkiri keberadaan pasar modern menjadi
tuntutan dari gaya hidup yang berkembang di masyarakat. Pasar modern pun
seakan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan di mana masyarakat sangat
antusias, sehingga perluasan jangkauan pun makin gencar dilakukan. Pasar
modern yang terdiri dari berbagai jenis seperti supermarket, hypermarket,
department store dan minimarket ini semakin berkembang dari waktu ke waktu,
tidak hanya di kota besar tetapi sudah merambah daerah-daerah kecil seperti
kabupaten bahkan kelurahan.

Apalagi khusus pada jenis pasar modern yang

berbentuk minimarket, pertumbuhannya berjalan sangat signifikan. Di Medan saja

jumlah gerai Indomaret sudah mencapai 216 gerai sedangkan Alfamart mencapai
42 gerai yang tersebar diseluruh wilayah Kota Medan. (http://www.starberita.
com/index.phpoption comcontent&view=article&id=99944:121)
Segala kelebihan yang ditawarkan, membuat pertumbuhan minimarket
yang waralaba mampu memberi kontribusi yang besar dalam hal penciptaan
lapangan pekerjaan. Namun hal ini tidak serta-merta menjadi lampu hijau untuk
membuat waralaba toko modern tumbuh cepat dan terkendali. Majunya waralaba
toko modern yang diwujudkan membuat mereka semakin memburu lokasi-lokasi
potensial yaitu daerah-daerah yang pada awalnya ada di jangkauan pasar
tradisional. Pada saat ini kita bisa dengan mudah dapat melihat pasar modern
berupa waralaba toko modern gerainya berdiri berdekatan dengan pasar

Universitas Sumatera Utara

tradisional. Berada pada satu kawasan yang sama dengan sasaran konsumen yang
sama pula tentu membuat pasar tradisional mau tidak mau seperti harus kalah
bersaing dengan pasar modern yang berdiri di sekitarnya.
Berbagai penelitian yang mengkaji mengenai toko modern dan usaha
tradisional baik pun sudah banyak dilakukan untuk mengetahui dampak dari
hadirnya usaha waralaba toko modern terhadap pedagang tradisional. Seperti

penelitian skripsi Desinita Ristanti (2008) mengenai “Dampak Kehadiran
Minimarket (Indomaret) terhadap Peritel Tradisional (Survei Persepsi
Peritel

Tradisional/Toko

di

Wilayah

Kecamatan

Kanigaran

Kota

Probolinggo)” yang menunjukkan bahwa peritel tradisional merasa terganggu
dengan hadirnya toko modern Indomaret yang berdiri di dekat usaha tradisional.
Dan variabel yang mempunyai hubungan atau dampak secara signifikan adalah
variabel Omzet Penjualan dan Tenaga Kerja, dimana hubungan atau dampaknya

adalah rendah, sedangkan variabel Harga ternyata tidak mempunyai hubungan
atau dampak secara signifikan terhadap peritel tradisional di wilayah Kecamatan
Kanigaran Kota Probolinggo (http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/31612/
2/dampak -kehadiranminimarket(indomaret)-terhadap-peritel tradisional-.pdf)
Pengaruh negatif dari toko modern terhadap usaha tradisional juga
diungkap oleh hasil penelitian Iffah,dkk (2011) yang berjudul “Pengaruh Toko
Modern Terhadap Toko Usaha Kecil Skala Lingkungan (Studi Kasus:
Minimarket Kecamatan Blimbing, Kota Malang)”. Dalam penelitian ini
diungkapkan bahwa semakin besar jangkauan minimarket, maka akan semakin
banyak toko yang terfriksi dengan jangkauan pelayanannya. Satu minimarket

Universitas Sumatera Utara

berdampak terhadap 4 toko usaha kecil, dengan rata-rata friksi sebesar 57.29%.
Berdasarkan penelitian, semakin jauh toko usaha kecil terhadap minimarket,
pengaruh yang ditimbulkan akan semakin kecil. Namun, semakin dekat toko
usaha kecil dengan minimarket, maka pengaruh yang sangat besar terjadi pada
jumlah konsumen yang datang setiap harinya (http://tatakota. ub.ac.id/index.php
/tatakota/article/download/129/128).
Hasil penelitian senada juga diungkapkan oleh Setiawan,dkk (2012)

dalam penelitian “Pengaruh Keberadaan Minimarket Terhadap Pendapatan
Pedagang Kelontong Dikelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Jakarta
Timur”. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa keberadaan minimarket
membawa pengaruh negatif kepada hampir seluruh pedagang kelontong, Pengaruh
tersebut ditinjau dari keempat faktor yaitu pengalaman berusaha tidak menjamin
kestabilan tingkat pendapatan yang diperoleh. Temuan di lapangan menunjukkan
pedagang kelontong yang sudah berdagang sejak 31 tahun pendapatannya juga
turun sebesar 47%. Faktor lain adalah berkurangnya modal kerja yang dapat
dikumpulkan oleh pedagang kelontong, penghentian penggunaan tenaga kerja
pada 4 pedagang kelontong yang sebelumnya menggunakan tenaga kerja untuk
membantu usaha warung kelontong mereka dan semakin meningkatnya
persaingan harga maupun keberagaman barang. (http://unj.ac.id/fis/sites/default/
files/Jeri%20S,%20M.Zid,%20Ode%20S.PDF)
Hasil yang kurang lebih sama juga diungkap O K Laksemana Lufti
(2012) pada penelitian “Dampak Keberadaan Indomaret Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Medan Marelan” yang menyatakan pembangunan gerai Indomaret

disekitar pasar tradisional maupun disekitar pedagang grosir membawa pengaruh
negatif seperti membuat pedagang tradisonal terpinggirkan bahkan gulung tikar
(http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/download/2131/1161).
Dan kondisi membuat para pengusaha tradisional harus memikirkan
strategi untuk bertahan seperti yang diungkap oleh penelitian Yenika Sri Rahayu
dan Bahtiar Fitanto (2011) yang berjudul

“Strategi Pedagang Pasar

Tradisional Menghadapi Persaingan Dengan Retail Modern Dan Preferensi
Konsumen (Studi Kasus Pada Pasar Legi Kota Blitar)” dimana minimarket
Indomaret menjadi salah satu penyebab yang menurunkan jumlah konsumen para
pedagang tradisional, dan pedagang tradisional dengan keterbatasannya harus
membuat strategi untuk bisa bersaing dengan toko modern seperti mengutamakan
pelayanan dengan sikap yang ramah terhadap konsumen, memberikan rasa
kepercayaan penuh ketika ada konsumen yang ingin berhutang serta faktor harga
yang penting, harga faktor utama yang bisa menarik para konsumen
(http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/273/221)
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Zul Morado Slawat Siregar dari
Fraksi PKS DPRD Kota Medan, bahwa dalam dua tahun terakhir, kota Medan

sedang booming dengan usaha waralaba minimarket mengisyaratkan bahwa
keberadaan waralaba ini merupakan bentuk investasi usaha jika tidak diatur dan
dikendalikan, akan mematikan usaha masyarakat yang sejenis namun bukan
waralaba (http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id
=288357).

Universitas Sumatera Utara

Namun perlu diketahui bahwa pembauran antara organisasi bisnis modern
dengan organisasi bisnis tradisional sesungguhnya dapat memberi dampak yang
positif pada tuan rumah apabila mereka memiliki kemampuan atau reaksi
mempelajari strategi dagang yang dibawa oleh semua pebisnis modern. Seperti
misalnya perusahaan-perusahaan waralaba yang ada di kota-kota besar di pulau
Jawa, yang kemudian dapat membentuk perusahaan waralaba bersama sesama
pedagang tradisonal. Dampak positif atau negatif dapat saja tercipta

dari

kehadiran pada waralaba terdahulu, namun semua itu tergantung dari penyikapan
dan perubahan perilaku dagang yang dapat diterapkan mengimbangi para

pendatang.
Sebab pemerintah sama sekali tdak bertujuan mematikan usaha tradisional
dengan melegalkan usaha-usaha modern yang berkembang sekarang. Pemerintah
justru memberikan catatan bahwa bisnis waralaba harus mampu memberi
pengaruh positif dengan memberdayakan Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti
pengusaha tradisional. Namun yang terjadi memang banyak gerai waralaba tidak
menunjukkan pemberdayaannya terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
ada. Pertumbuhan yang tinggi yang dialami oleh pasar modern tidak serta merta
mampu mengangkat pertumbuhan pasar tadisional. Ini dapat dipandang sebagai
suatu persiapan bom waktu kesenjangan sosial di masa mendatang.
Seperti yang terjadi di kota Medan, gerai-gerai waralaba toko modern
dengan berbagai merk semakin berkembang. Masing-masing toko waralaba
tersebut saling berlomba menawarkan pelayanan yang terbaik, harga yang lebih
terjangkau, layanan pramuniaga, banyaknya variasi barang dengan dukungan

Universitas Sumatera Utara

kualitas yang baik pula, serta tempat belanja dibuat lebih nyaman untuk menarik
para pembelanja di gerai mereka. Akhirnya para konsumen di sekitar daerah
persaingan antara pasar modern dan tradisional, membuat mereka beralih dari

pasar tradisional ke waralaba toko modern.
Dengan segala kelebihan yang diterapkan oleh pengusaha waralaba toko
modern dalam pengelolaannya, bukan tidak mungkin jika pedagang yang berada
di Pasar Tradisional “Pajak Sore” Padang Bulan yang lebih dulu ada di sana
secara langsung atau tidak langsung merasakan dampak setelah kehadiran
waralaba toko modern. Namun perlu diketahui bahwa dengan datangnya berbagai
waralaba toko modern, para pedagang tradisional lokal justru memiliki
kesempatan untuk melakukan pembaharuan strategi bisnis menjadi modern
dengan mengadopsi strategi-strategi bisnis seperti bauran pemasaran (marketing
mix) dan beberapa faktor lain, yang sebenarnya dapat mereka pelajari dari
perusahaan bisnis waralaba pendatang. Apakah kemudian pihak pedagang
tradisional di Pasar Tradisonal “Pajak Sore” Padang Bulan hanya mampu melihat
segi negatif dari persaingan yang timbul akibat kehadiran bisnis waralaba tetapi
tidak menjadikan dampak negatif itu sebagai titik balik menerapkan strategi yang
mampu mengimbangi, adalah suatu kata kunci untuk merubah hasil persaingan
menjadi lebih menguntungkan pihak pedagang tradisional untuk menjadi modern.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai

“Dampak Waralaba Toko Modern Terhadap Pasar


Tradisional (Studi Pada Pedagang Pasar Tradisional Pajak Sore Padang
Bulan, Medan)”.

Universitas Sumatera Utara

I. 2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah bagaimana
dampak kehadiran waralaba toko modern terhadap volume penjualan Pedagang
Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan, Medan?”
I. 3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui dampak kehadiran waralaba toko modern terhadap
volume penjualan pedagang Pasar Tradisional “Pajak Sore” Padang
Bulan Medan dari segi pendapatannya.

2. Untuk mengetahui tingkat pengaruh empat variabel dari marketing mix
terhadap volume penjualan pedagang Pasar Tradisional “Pajak Sore”

Padang Bulan Medan.
3. Untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel-varibel lain di luar
marketing mix terhadap volume penjualan pedagang Pasar Tradisional
“Pajak Sore” Padang Bulan Medan.
I. 4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Memberi input informasi pada khalayak akademisi mengenai
pengaruh keberadaan waralaba toko modern.
2. Memberi masukan pada pihak pedagang tradisional mengenai strategi
marketing mix untuk dipakai dalam kegiatan berdagang sehari-hari.
3. Memberi maasukan pada pihak pedagang tradisional mengenai strategi
manajemen pemasaran di lihat dari faktor-faktor di luar marketing mix.

Universitas Sumatera Utara