Analisis Perbandingan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Di Pasar Modern Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan Dengan Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI

PASAR MODERN CARREFOUR CITRA GARDEN

PADANG BULAN MEDAN DENGAN PASAR

TRADISIONAL PAJAK SORE

PADANG BULAN MEDAN

OLEH

RUT SRI NOVITAWATY SIREGAR 070502176

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI USU

MEDAN 2011


(2)

ABSTRAK

Rut Sri Novitawaty Siregar (2011). Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian di Pasar Modern Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan dengan Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan. Dosen pembimbing Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. Ketua Program Studi Manajemen Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si. Dosen Penguji I : Liasta Ginting SE, M.Si. Dosen Penguji II : Doli M. Jafar D. SE. M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif melalui alat Paired Sample T-test. Yang menjadi responden adalah warga Kelurahan Padang Bulan Medan dari tujuh lingkungan yang berjumlah 140 orang yang diambil melalui metode cluster sampling.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan, dimana secara umum warga Kelurahan Padang Bulan Medan lebih memiliki persepsi positif terhadap Carrefour Citra Garden ketika melakukan keputusan pembelian jika dikaitkan dengan faktor-faktor seperti lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.

Kata Kunci : lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian di pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan.


(3)

KATA PENGANTAR

“Ajaiblah Kau Tuhan, Kau Sungguh heran,semua yang ada di bumi dan di Sorga biarlah memuji Engkau, Kaulah Yesus Tuhanku yang heran”.

Puji dan syukur kepada Yesus Kristus Yang Maha Pengasih, yang telah menyertai penulis hingga skripsi ini dapat selesai dalam memperoleh gelar kesarjanaan (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga,M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE,MSi, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE,MSi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Liasta Ginting, SE,MSi, selaku dosen penguji I. 5. Bapak Doli M.Jafar D, SE,MSi, selaku dosen penguji II.

6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE,MSi yang banyak membantu penulis mengolah data SPSS.

7. Seluruh staf pengajar Departemen Manajemen yang telah banyak membantu penulis selama masa perkulihan.


(4)

8. Orangtua yang sangat kubanggakan dan kusayang, A.Siregar dan E. Boru Pasaribu. “Mak, Pak…tak ada kata-kata yang bisa kuungkapkan untuk semua yang telah mamak bapak berikan, hanya terimakasih yang sebesar-besarnya dan I Love you so much”.

9. Adik-adikku Lidya Siregar dan Yusuf Siregar yang juga sangat kusayang, terima kasih buat dukungan kalian ya dek.

10. Buat sahabat-sahabatku Kristiana Hutagalung dan Agusten Purba (Destiny) “Makasi ya woi….untuk kebersamaan kita dan motivasi-motivasi kalian buatku, Love you lah”.

11. Buat Anastasya Panjaitan yang banyak membantu penulis dalam segala hal, terutama ketika menemani menyebarkan kuisioner ke Kelurahan Padang Bulan, “Thank you very much Naz, GBU”.

12. Buat teman-teman di manajemen stambuk 2007 yang sudah banyak membantu: Ira Purba, Fenny Marpaung, Rival, Benget Nainggolan, dan banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

13. Buat KTB Jehowa Raah “K’Ida Solfa, K’Elga, K’Meity, Yulis, Sahmaida, K’Indah, dan K’Dince”, terima kasih buat dukungan dan doa-doa kalian semua “Akhirnya aku benar-benar akan masuk dunia alumni seperti kakak-kakak semua”.

14. Buat adik-adik kelompokku “Be One in God (BOInG), Novia, Helpina, Meriah, dan Risani, terima kasih adik-adikku buat dukungan dan doanya”. 15. Buat adik-adikku Marta, Andi, Aris, Atta, Riko, Fredi, yang juga telah member


(5)

16. Dan yang terakhir buat seluruh keluargaku Op. Rut Siregar yang selalu mendoakan dan membantu secara materi dan moril penulis sampai skripsi ini selesai.

17. Serta untuk setiap saudara-saudari yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu yang membantu penulis sampai skripsi ini selesai.

Penulis sangat mengharapkan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan kasih-NYA kepada kita.

Medan, Mei 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Uraian Teoritis ... 10

2.1.1 Pasar ... 10

2.1.2 Pasar Tradisional ... 11

2.1.3 Pasar Modern ... 14

2.1.4 Retail Marketing Mix ... 17

2.1.4.1 Lokasi ... 17

2.1.4.2 Produk ... 18

2.1.4.3 Harga ... 19

2.1.4.4 Atmosfer dalam Gerai ... 19

2.1.4.5 Pelayanan ... 20

2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Konseptual ... 25

2.4 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6 Populasi dan Sampel ... 31

3.6.1 Populasi ... 31

3.6.2 Sampel ... 32


(7)

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

3.10 Metode Analisis Data ... 35

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 36

3.10.2 Paired Sample T-test ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 37

4.1.1 Perusahaan Carrefour Internasional ... 37

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan Carrefour ... 37

4.1.1.2 Produk-Produk Carrefour ... 38

4.1.1.3 Publikasi ... 38

4.1.1.4 Susunan Kepengurusan ... 39

4.1.1.5 Tenaga Kerja Carrefour ... 39

4.1.2 Perusahaan Carrefour Indonesia ... 40

4.1.2.1 Visi Perusahaan Carrefour Indonesia ... 42

4.1.3 Perusahaan Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan ... 43

4.1.3.1 Fasilitas Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan44 4.1.4 Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan ... 46

4.1.4.1 Sejarah Singkat Pajak Sore Padang Bulan Medan ... 46

4.1.4.2 Visi dan Misi PD.Pajak Kota Medan ... 47

4.1.4.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 48

4.2 Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 50

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52

4.2.3 Hasil Uji Beda Per Indikator ... 56

4.2.3.1 Uji Beda Paired Sample T-test Per Indikator ... 56

4.2.3.2 Uji Beda Paired Sample T-test Per Variabel ... 86

4.2.3.3 Pembahasan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 97


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Pasar Tradisional di Kota Medan tahun 2009-2011 ... 3

Tabel 1.2 Data Perkembangan Pasar Modern di Kota Medan tahun 2000 sampai dengan 2009 ... 5

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 30

Tabel 4.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan ... 53

Tabel 4.4 Item Total Statistics ... 54

Tabel 4.5 Validitas Instrumen ... 56

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas ... 57

Tabel 4.7 Paired Samples Statistics Lokasi Strategis ... 58

Tabel 4.8 Paired Samples Correlations Lokasi Strategis ... 58

Tabel 4.9 Paired Samples Test Lokasi Strategis ... 59

Tabel 4.10 Paired Samples Statistics Kebersihan Lokasi ... 59

Tabel 4.11 Paired Samples Correlations Kebersihan Lokasi ... 60

Tabel 4.12 Paired Samples Test Kebersihan Lokasi ... 60

Tabel 4.13 Paired Samples Statistics Kenyamanan Lokasi ... 61

Tabel 4.14 Paired Samples Correlations Kenyamanan Lokasi ... 61

Tabel 4.15 Paired Samples Test Kenyamanan Lokasi ... 62

Tabel 4.16 Paired Samples Statistics Kedekatan dari Rumah ... 62

Tabel 4.17 Paired Samples Correlations Kedekatan dari Rumah ... 63

Tabel 4.18 Paired Samples Test Kedekatan dari Rumah ... 63

Tabel 4.19 Paired Samples Statistics Kelengkapan Produk ... 64

Tabel 4.20 Paired Samples Correlations Kelengkapan Produk ... 64

Tabel 4.21 Paired Samples Test Kelengkapan Produk ... 65

Tabel 4.22 Paired Samples Statistics Kualitas Produk ... 65

Tabel 4.23 Paired Samples Correlations Kualitas Produk ... 66

Tabel 4.24 Paired Samples Test Kualitas Produk ... 66

Tabel 4.25 Paired Samples Statistics Ketersediaan Produk ... 67

Tabel 4.26 Paired Samples Correlations Ketersediaan Produk ... 67

Tabel 4.27 Paired Samples Test Ketersediaan Produk ... 67

Tabel 4.28 Paired Samples Statistics Harga Terjangkau ... 68

Tabel 4.29 Paired Samples Correlations Harga Terjangkau ... 68

Tabel 4.30 Paired Samples Test Harga Terjangkau ... 69

Tabel 4.31 Paired Samples Statistics Selalu Ada Diskon ... 69

Tabel 4.32 Paired Samples Correlations Selalu Ada Diskon ... 70

Tabel 4.33 Paired Samples Test Selalu Ada Diskon ... 70

Tabel 4.34 Paired Samples Statistics Kepastian Harga ... 71

Tabel 4.35 Paired Samples Correlations Kepastian Harga ... 71

Tabel 4.36 Paired Samples Test Kepastian Harga ... 72

Tabel 4.37 Paired Samples Statistics Suasana dalam Gerai/Toko ... 72

Tabel 4.38 Paired Samples Correlations Suasana dalam Gerai/Toko ... 73

Tabel 4.39 Paired Samples Test Suasana dalam Gerai/Toko ... 73


(9)

Tabel 4.41 Paired Samples Correlations Penerangan ... 74

Tabel 4.42 Paired Samples Test Penerangan ... 75

Tabel 4.43 Paired Samples Statistics Bau/Aroma ... 75

Tabel 4.44 Paired Samples Correlations Bau/Aroma ... 76

Tabel 4.45 Paired Samples Test Bau/Aroma ... 76

Tabel 4.46 Paired Samples Statistics Susunan Gerai/Kios ... 77

Tabel 4.47 Paired Samples Correlations Susunan Gerai/Kios ... 77

Tabel 4.48 Paired Samples Test Susunan Gerai/Kios ... 78

Tabel 4.49 Paired Samples Statistics Penataan Barang Dagangan ... 78

Tabel 4.50 Paired Samples Correlations Penataan Barang Dagangan ... 79

Tabel 4.51 Paired Samples Test Penataan Barang Dagangan ... 79

Tabel 4.52 Paired Samples Statistics Keramahan Pedagang/Pramuniaga ... 80

Tabel 4.53 Paired Samples Correlations Keramahan Pedagang/Pramuniaga ... 80

Tabel 4.54 Paired Samples Test Keramahan Pedagang/Pramuniaga ... 81

Tabel 4.55 Paired Samples Statistics Kesigapan pedagang/pramuniaga ... 81

Tabel 4.56 Paired Samples Correlations Kesigapan pedagang/pramuniaga ... 82

Tabel 4.57 Paired Samples Test Kesigapan pedagang/pramuniaga ... 82

Tabel 4.58 Paired Samples Statistics Kebersihan Fasilitas Toilet ... 83

Tabel 4.59 Paired Samples Correlations Kebersihan Fasilitas Toilet ... 83

Tabel 4.60 Paired Samples Test Kebersihan Fasilitas Toilet ... 84

Tabel 4.61 Paired Samples Statistics Ketersediaan Parkir yang Luas ... 84

Tabel 4.62 Paired Samples Correlations Ketersediaan Parkir yang Luas ... 85

Tabel 4.63 Paired Samples Test Ketersediaan Parkir yang Luas ... 85

Tabel 4.64 Paired Samples Statistics Keamanan Tempat Parkir ... 86

Tabel 4.65 Paired Samples Correlations Keamanan Tempat Parkir ... 86

Tabel 4.66 Paired Samples Test Keamanan Tempat Parkir ... 87

Tabel 4.67 Paired Samples Statistics Variabel Lokasi ... 87

Tabel 4.68 Paired Samples Correlations Variabel Lokasi ... 88

Tabel 4.69 Paired Samples Test Variabel Lokasi ... 88

Tabel 4.70 Paired Samples Statistics Variabel Produk ... 89

Tabel 4.71 Paired Samples Correlations Variabel Produk ... 89

Tabel 4.72 Paired Samples Test Variabel Produk ... 90

Tabel 4.73 Paired Samples Statistics Variabel Harga ... 90

Tabel 4.74 Paired Samples Correlations Variabel Harga ... 91

Tabel 4.75 Paired Samples Test Variabel Harga ... 91

Tabel 4.76 Paired Samples Statistics Variabel Atmosfer dalam Gerai ... 92

Tabel 4.77 Paired Samples Correlations Variabel Atmosfer dalam Gerai ... 92

Tabel 4.78 Paired Samples Test Variabel Atmosfer dalam Gerai ... 92

Tabel 4.79 Paired Samples Statistics Variabel Pelayanan ... 93

Tabel 4.80 Paired Samples Correlations Variabel Pelayanan ... 93


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 20 Gambar 2.2. Kerangka Konseptual ... 26 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 48


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuisioner ... 100

Lampiran 2 Daftar Pasar Modern di Kota Medan ... 102

Lampiran 3 Daftar Pasar Tradisional di Kota Medan ... 106

Lampiran 4 Hasil Kuisioner Per Indikator ... 109


(12)

ABSTRAK

Rut Sri Novitawaty Siregar (2011). Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian di Pasar Modern Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan dengan Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan. Dosen pembimbing Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. Ketua Program Studi Manajemen Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si. Dosen Penguji I : Liasta Ginting SE, M.Si. Dosen Penguji II : Doli M. Jafar D. SE. M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif melalui alat Paired Sample T-test. Yang menjadi responden adalah warga Kelurahan Padang Bulan Medan dari tujuh lingkungan yang berjumlah 140 orang yang diambil melalui metode cluster sampling.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan, dimana secara umum warga Kelurahan Padang Bulan Medan lebih memiliki persepsi positif terhadap Carrefour Citra Garden ketika melakukan keputusan pembelian jika dikaitkan dengan faktor-faktor seperti lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.

Kata Kunci : lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian di pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Individu adalah konsumen yang potensial untuk membeli suatu produk tertentu yang ditawarkan oleh perusahaan di pasar. Konsumen bebas memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyak pembelian, kapan membeli, dan mengapa harus membeli. Konsumen membeli dan mengkonsumsi produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya, namun juga karena nilai sosial dan emosionalnya.

Minat beli konsumen merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan keseharian (keluarga), kebutuhan studi dan pekerjaan, status sosial dan kebutuhan lain. Pemasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk kepada konsumen harus dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian.

Rencana pembelian konsumen dipengaruhi oleh berbagai macam variabel yang ada pada diri konsumen sendiri ataupun lingkungannya dan variabel-variabel tersebut cenderung akan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Rangsangan dari dalam diri konsumen dapat berupa kebutuhan, keinginan, dan karakteristik konsumen, sedangkan rangsangan dari luar adalah bagaimana konsumen dapat


(14)

terpengaruh dengan kualitas produk, harga, merek, tempat, pelayanan, promosi, dan usaha-usaha pemasar lainnya.

Konsumen dapat memperoleh semua kebutuhannya di pasar tradisional maupun di pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunan pasar ini biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Pasar tradisional sudah dikenal sejak puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak zaman kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke-5 Masehi. Dimulai dari barter barang kebutuhan sehari-hari dengan para pelaut dari negeri tirai bambu, masyarakat mulai menggelar dagangannya dan terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang hingga digunakan mata uang yang berasal dari negeri Cina.

Pasar tradisional masih memiliki keterbatasan dalam hal pelayanan kepada konsumen. Kondisi pasar yang becek, bau, dan penataan barang yang tidak teratur menjadikan konsumen enggan berbelanja di pasar tradisional. Di samping itu, lokasi supermarket atau hypermarket yang sangat berdekatan dengan pasar tradisional juga dinilai mampu mempengaruhi keberadaan pasar tradisonal

tersebut

beberapa daya tarik tersendiri bagi konsumennya. Daya tarik tersebut antara lain adanya hubungan yang akrab antara penjual dan pembeli, terutama bagi penjual yang telah memiliki langganan tetap, selain itu adanya kegiatan tawar-menawar


(15)

antara penjual dan pembeli, yang bagi sebagian orang hal tersebut merupakan kegiatan yang sangat menarik untuk dilakukan.

Tabel 1.1 Data Pasar Tradisional di Kota Medan tahun 2009-2011

No. Jenis Pasar Jumlah (unit)

1 Pasar Non Inpres 43

2 Pasar Inpres 11

Total 54

Sumber: Perusahaan Dagang (PD) Pasar Kota Medan (2011)

Pasar Sore Padang Bulan yang lebih dikenal masyarakat dengan Pajak Sore merupakan salah satu pasar tradisional non inpres dari 54 pasar tradisional yang ada di kota Medan. Pajak Sore yang berada di Jalan Jamin Ginting ini terdiri dari 2 pasar, satu dimiliki oleh PEMDA sedangkan yang satu lagi dimiliki oleh swasta. Adapun jenis barang yang dijual terdiri dari bahan-bahan pokok seperti sembako, sayur-sayuran, ikan, daging, bumbu dan rempah, barang kelontong, makanan, minuman, buah-buahan sampai kepada kebutuhan sandang seperti pakaian, tas, sepatu, perhiasan, barang pecah belah, dan sebagainya.

Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan-bahan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.

Pasar modern yang banyak bermunculan saat ini merupakan suatu fenomena sebab kehadiran berbagai perusahaan ritel ini bisa menggembirakan


(16)

para konsumen terutama di Indonesia. Perusahaan ritel menawarkan berbagai hal positif antara lain kenyamanan saat berbelanja, keamanan, kemudahan, variasi produk yang semakin beragam, dan harga produk yang semakin murah, sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Di pasar modern, tidak hanya orang dengan pendapatan tinggi yang dapat masuk dan berbelanja di sana tetapi orang dengan pendapatan rendah pun dapat masuk dan berbelanja di sana. Dengan kata lain, pasar modern terbuka untuk masyarakat dari golongan manapun.

Pasar modern telah berkembang di Indonesia sejak tahun 1997 hingga saat ini. Ada tiga jenis pasar modern yang berkembang di Indonesia saat ini, yaitu hypermarket, supermarket, dan minimarket, yang saat ini lebih dikenal dengan swalayan.

Di kota Medan pasar modern telah mulai berkembang sejak tahun 1979. Pasar modern yang pertama berdiri pada saat itu adalah pasar modern Saudara Swalayan yang hingga saat ini telah berumur 32 tahun. Setelah itu muncullah pasar-pasar modern yang lain, seperti Medan Plaza tahun 1980, Gelora Plaza pada tahun 1985, kemudian Perisai Plaza tahun 1988 dan disusul pasar-pasar modern lainnya. Ada empat jenis pasar modern yang berkembang di kota Medan yaitu: hypermarket, department store, supermarket, dan pasar swalayan.


(17)

Tabel 1.2 Data Perkembangan Pasar Modern di Kota Medan tahun 2000 s/d 2009 dalam Jumlah (Unit)

Tahun Hypermarket Department

Store Supermarket

Pasar

Swalayan Total

2000 1 10 8 21 40

2001 1 10 9 21 41

2002 1 10 11 21 43

2003 1 10 14 22 47

2004 2 10 14 23 49

2005 4 14 14 23 55

2006 4 14 15 25 58

2007 4 15 18 25 62

2008 4 15 18 27 64

2009 4 16 18 39 77

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2009)

Konsep hypermarket pertama kalinya diperkenalkan oleh Carrefour, yaitu sebuah supermarket besar yang mengombinasikan department store (toko serba ada). Carrefour pertama kali berdiri pada 1962 di Sainte-Geneviève-des-Bois, dekat Paris, Perancis dan sekarang total gerainya sekitar 15.000 dengan karyawan

sekitar 700.000 di seluruh dunia

memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Di penghujung tahun 1999 Carrefour melakukan akuisisi dengan Promodes, sebuah induk perusahaan Continent yang juga merupakan sebuah paserba dari Prancis. Carrefour dan Promodes sepakat melakukan penggabungan atas semua usahanya di seluruh dunia, sehingga membentuk suatu grup usaha ritel terbesar kedua di dunia dengan memakai nama Carrefour. Carrefour Indonesia saat ini memiliki 84 gerai yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Palembang, Makasar dan Medan.


(18)

Gerai Carrefour di kota Medan terdapat di dua lokasi, yaitu di Plaza Medan Fair dan di lokasi perumahan Citra Garden, Padang Bulan. Carrefour Citra Garden merupakan gerai yang ke 76 yang berdiri pada tanggal 6 November 2009

Carrefour Citra Garden ini sebenarnya sangatlah mengkhawatirkan bahkan ditolak oleh para pedagang di daerah Padang Bulan, baik bagi pedagang warung-warung maupun pedagang di pasar tradisional (Pajak Sore dan Pasar Sembada/Pajak Pagi yang letaknya tepat di sebelah Carrefour Citra Garden). Mereka khawatir dengan sistem grosir yang digunakan Carrefour dan juga lokasi Carrefour yang tidak sesuai dengan undang-undang/aturan keberadaan pasar modern. Sebab dalam Keputusan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, di pasal 5 diatur perihal letak pasar modern segala ukuran. Dalam aturan tersebut disebutkan, hypermarket hanya diperbolehkan berlokasi pada akses jalan utama, supermarket tidak diizinkan berada pada lingkungan perumahan, dan minimarket diperbolehkan berada di akses jalan pada lingkungan pemukiman di kota. Sistem grosir dan jarak Carrefour Citra Garden ini dikhawatirkan akan mematikan kehidupan ekonomi kecil seperti warung-warung kecil maupun pedagang-pedagang pasar tradisional di daerah Padang Bulan.

Sebelum Carrefour Citra Garden dibangun, masyarakat sekitar Padang Bulan Medan umumnya masih memilih berbelanja di pasar tradisional yang ada di lokasi Padang Bulan yaitu pasar Pagi (lebih dikenal Pajak Pagi) dan Pasar Sore (Pajak Sore). Namun setelah Carrefour dibangun di lokasi Padang Bulan, maka


(19)

semakin berkembanglah wawasan masyarakat dalam memilih lokasi berbelanjanya, baik itu belanja sehari-hari (seperti beras, ikan, sayur, dan lain-lain) maupun kebutuhan lain seperti furniture, pakaian atau kebutuhan lainnya.

Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan landasan dalam menganalisis keputusan pembelian konsumen pada jenis usaha ritel (retail marketing mix), yaitu lokasi, produk, harga, promosi, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan. Faktor yang dijadikan penulis sebagai landasan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pada pasar modern Carrefour Citra Garden dan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan adalah lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian di Pasar Modern Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan dengan Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.”


(20)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah:

“Mengetahui dan menganalisis perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.”

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi Pemko Medan UP PD Pasar, Deperindag, dan Koperasi dan UKM

Sebagai masukan yang dapat dijadikan acuan untuk terus dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di Pajak Sore Padang Bulan sehingga dapat mengembangkan keberadaan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan.

b. Bagi Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan

Sebagai masukan yang dapat dijadikan acuan untuk terus dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan sebagai sarana aplikasi terhadap ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan keputusan pembelian konsumen pada pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern.


(21)

d. Bagi Peneliti Lanjutan

Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa mendatang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan keputusan pembelian.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar

Pasar adalah suatu tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk membeli atau menjual barang dan jasa atau faktor-faktor produksi. Pasar mempunyai lima fungsi utama. Kelima fungsi tersebut menurut Sudarman (1989) adalah:

a. pasar menetapkan nilai (sets value). Dalam ekonomi pasar, harga merupakan ukuran nilai.

b. pasar mengorganisir produksi. Dengan adanya harga-harga faktor produksi di pasar, maka akan mendorong produsen (entrepreneur) memilih metode produksi yang efisien.

c. pasar mendistribusikan barang. Kemampuan seseorang untuk membeli barang tergantung pada penghasilannya.

d. pasar berfungsi menyelenggarakan penjatahan (rationing). Penjatahan adalah inti dari adanya harga.

e. pasar mempertahankan dan mempersiapkan keperluan di masa yang akan datang.

Istilah pasar banyak mendapatkan perhatian selama bertahun – tahun. Pada dasarnya pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan pertukaran atas barang dan jasa. Selain itu, pasar dapat pula diartikan sebagai


(23)

himpunan para pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam hal demikian pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama. Dimana setiap konsumen bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Rismayani, 1999).

Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau tertutup atau sebagian badan jalan. Selanjutnya pengelompokkan para pedagang eceran tersebut menempati bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen ataupun permanen (Sujarto dalam Sulistyowati,1999).

Berdasarkan pengertian pasar sebagaimana telah dikemukakan di awal, yakni tempat bertemunya pembeli dan penjual, maka dapat dilihat secara umum instrumen pasar terdiri dari perspektif pengelola, maka pasar di satu sisi dapat dilaksanakan oleh pemerintah dan dapat juga dilaksakan oleh pihak swasta. Dilihat dari instrument pengelolaan ini, yang digolongkan dengan pasar modern adalah seperti Mall, Plaza, Supermarket maupun Mega Market. Baik pemerintah maupun swasta sebagai pengelola pasar, menawarkan tempat berjualan dimaksud kepada pedagang dan melaksanakan perawatan pasar (Bustaman, 1999).

2.1.2 Pasar Tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi, dalam hal mana organisasi pasar yang ada masih sangat sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, lingkungan fisik


(24)

yang kotor dan pola bangunan yang sempit (Agustiar, dalam Fitri, 1999). Pasar tradisional dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. Dalam penelitian ini juga dipaparkan beberapa potensi dan ciri pasar tradisional, yaitu:

a. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan sekitarnya.

b. Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian, perumahan, serta kebutuhan pokok masyarakat secara luas.

c. Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang membedakannya dari pasar modern.

d. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha untuk kaum wanita, dalam arti wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria dalam melayani konsumen.

e. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat dengan sistem pembayaran tunai.

Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut di antaranya harganya yang lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan permukiman, dan memberikan banyak pilihan produk yang segar. Kelebihan lainnya adalah pengalaman berbelanja yang luar biasa, dimana kita bisa melihat dan memegang secara langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa kelemahan. Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal kelemahannya.


(25)

Kelemahan itu antara lain adalah kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, baud an terlalu padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial masyarakat yang berubah, di mana wanita di perkotaan umumnya berkarir sehingga hampir tidak memiliki waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional (Esther dan Didik, 2003).

Selain kelemahan-kelemahan di atas, faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern (Ekapribadi. W, 2007).

Dalam hal mata rantai pasokan, 40% pedagang menggunakan pemasok profesional, sementara 60% lainnya mendapatkan barangnya dari pusat-pusat perkulakan. Hampir 90% pedagang membayar tunai kepada pemasok. Keadaan ini berarti bahwa pedagang di pasar tradisional sepenuhnya menanggung resiko kerugian dari usaha dagangnya. Ini berbeda dengan supermarket yang umumnya menggunakan metode konsinyasi atau kredit. Terkait dengan modal usaha, 88% pedagang menggunakan modal sendiri yang berarti minimnya akses atau keinginan untuk memanfaatkan pinjaman komersial untuk mendanai bisnisnya. Hal ini bisa menjadi hambatan terbesar dalam memperluas kegiatan bisnis mereka (Suryadarma, dkk. 2007).


(26)

2.1.3 Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjualbelikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya. Pasar modern atau disebut juga gerai modern mulai beroperasi awal 1960-an di Jakarta. Arti modern disini adalah penataan barang menurut keperluan yang sama dikelompokkan di bagian yang sama yang dapat silihat dan diambil langsung oleh pembeli, penggunaan alat pendingin udara, dan adanya pramuniaga professional. Modernisasi bertambah meluas pada dasawarsa 1970-an. Supermarket mulai diperkenalkan pada dasawarsa ini. Konsep one-stop shopping mulai dikenal pada tahun 1980-an. Kemudian konsep one-stop shopping ini mulai digantikan oleh istilah pusat belanja. Banyak orang yang mulai beralih ke gerai modern seperti pusat belanja ini untuk berbelanja.

Jenis-jenis gerai modern: 1. Minimarket

Terjadi pertumbuhan sebanyak 1.800 buah selama kurun waktu sepuluh tahun sampai tahun 2002. Luas ruang minimarket adalah antara 50m2 sampai dengan 200m2.

2. Convenience Store

Convenience Store mirip minimarket dalam hal produk yang dijual, tetapi berbeda dalam hal harga, jam buka, luas ruang, dan lokasi. Convenience store ada yang buka 24 jam dengan luas lantai kurang dari 350 meter persegi dan berlokasi di tempat yang strategis. Gerai ini memiliki variasi dan jenis produk


(27)

yang terbatas. Convinience store biasanya didefinisikan sebagai pasar swalayan mini yang menjual hanya lini terbatas dari berbagai produk kebutuhan sehari-hari yang perputarannya relatif tinggi. Convinience store ditujukan kepada konsumen yang membutuhkan pembelian dengan cepat tanpa harus mengeluarkan upaya yang besar dalam mencari produk-produk yang diinginkannya. Produk-produk yang dijual biasanya ditetapkan dengan harga yang lebih tinggi daripada di supermarket.

3. Specialty Store

Sebagian masyarakat lebih menyukai belanja di toko di mana pilihan produk tersedia lengkap sehingga tidak harus mencari lagi di toko lain. Keragaman produk disertai harga yang bervariasi dari yang terjangkau hingga yang premium membuat specialty store unggul.

4. Factory Outlet

5. Distro atau distribution outlet. 6. Supermarket

Supermarket kecil mempunyai luas ruang antara 300m2 sampai 1.100m2, sedangkan supermarket besar mempunyai luas ruang antara 1.100m2 sampai 2.300m2.

7. Department Store atau toserba (toko serba ada)

Gerai jenis ini mempunyai ukuran luas ruang yang beraneka, mulai dari beberapa ratus m2 hingga 2.000-3.000m2. Department store merupakan jenis ritel yang menjual variasi produk yang luas dan berbagai jenis produk dengan menggunakan beberapa staf, seperti layanan pelanggan (customer service)


(28)

dan tenaga sales counter. Pembelian biasanya dilakukan pada masing-masing bagian pada suatu area belanja. Masing-masing bagian diperlakukan sebagai pusat pembelian terpisah dengan segala aktivitas promosi, pelayanan, dan pengawasan yang terpisah pula. Masing-masing bagian biasanya dikepalai oleh buyer. Buyer adalah kepala department store yang memilih produk dagangan untuk bagiannya tetapi mungkin juga bertanggung jawab terhadap masalah promosi dan personel. Untuk citra toko dan produk yang konsisten dan seragam, manajemen pusat menetapkan kebijakan-kebijakan yang luas tentang jenis produk dagangan yang dijual dan rentang harga jual barang dagangan. Manajemen pusat juga bertanggung jawab atas keseluruhan program periklanan, kebijakan kredit, ekspansi toko, dan layanan konsumen. 8. Perkulakan atau gudang rabat (semacam warehouse club).

9. Supercenter

Supercenter adalah supermarket yang memiliki luas lantai 3.000 hingga 10.000 meter persegi dengan variasi produk yang dijual, untuk makanan sebanyak 30-40% dan produk-produk non makanan sebanyak 60-70%. Supermarket jenis ini termasuk supermarket yang tumbuh dengan cepat. Persediaan yang dimiliki berkisar antara 12.000-20.000 item. Supermarket jenis ini memiliki kelebihan sebagai tempat belanja dalam 1 atap (one stop shopping) sehingga banyak pengunjungnya yang datang dari tempat yang jauh.


(29)

10. Hypermarket

Merupakan supermarket yang memiliki luas antara lebih dari 18.000 meter persegi dengan kombinasi produk makanan 60-70% dan produk-produk umum 30-40%. Hypermarket merupakan salah satu bentuk supermarket yang memiliki persediaan lebih sedikit dibanding supercenter, yaitu lebih dari 25.000 item yang meliputi produk makanan, perkakas (hardware), peralatan olahraga, furniture, perlengkapan rumah tangga, computer, elektronik, dan sebagainya. Dengan demikian, hypermarket adalah toko eceran yang mengombinasikan pasar swalayan dan pemberi diskon lini penuh

11. Pusat belanja yang terdiri atas dua macam : mal dan trade center. Mal memuat banyak gerai mulai dari toko biasa sampai supermarket, department store, amusement center, dan foodcourt. Trade center mirip mal tetapi tidak memiliki ruang publik seluas mal dan biasanya tidak tersedia department store dan amusement store.

2.1.4 Retail Marketing Mix

Menurut Ma’ruf (2005:113), terdapat enam bauran pemasaran ritel, yaitu: 2.1.4.1 Lokasi

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan dengan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama. Sebelum suatu toko atau pusat perbelanjaan didirikan, langkah pertama


(30)

adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Faktor-faktor dalam mengevaluasi area perdagangan ritel adalah:

a. Besarnya populasi dan karakteristiknya b. Kedekatan dengan sumber pemasok c. Ketersediaan tenaga kerja

d. Situasi persaingan e. Fasilitas promosi

f. Ketersediaan lokasi toko g. Hukum dan peraturan

2.1.4.2 Produk

Produk adalah kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko, untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko. Hal-hal yang berkenaan dengan manajemen produk (merchandise) adalah:

a. Target market b. Jenis gerai

c. Lokasi dimana gerai berada d. Value chain

e. Kamampuan pemasok f. Biaya


(31)

2.1.4.3 Harga

Penetapan harga adalah yang paling krusial dan sulit diantara unsur-unsur dalam bauran ritel. Harga adalah satu-satunya unsur-unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran ritel itu yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Sedangkan unsur-unsur lain dalam bauran pemasaran justru akan menghabiskan biaya. Bagi perusahaan perdagangan ritel yang baru berdiri, yang belum memiliki sistem maupun orang yang telah terampil dalam pricing, satu-satunya cara adalah merekrut orang yang telah ahli dalam hal pricing dan sekaligus membeli sistem yang sesuai. Bagi peritel kecil, penetapan harga produk mereka relatif mudah. Ada dua faktor penting bagi mereka, yaitu besarnya laba yang akan diambil dan faktor pesaing.

2.1.4.4 Atmosfer dalam gerai

Atmosfer dalam gerai berperan penting dalam memikat pembeli, membuat nyaman mereka, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki. Suasana yang dimaksud adalah dalam arti atmosfer dan ambience yang tercipta dari gabungan unsur-unsur desain toko, perencanaan toko, komunikasi visual, dan merchandising. Suasana atau atmosfer dalam gerai merupakan salah satu dari berbagai unsur dalam retail marketing mix. Gerai kecil yang tertata rapi dan menarik akan lebih mengundang pembeli dibandingkan dengan gerai yang diatur biasa saja. Sementara, gerai yang diatur biasa saja tetapi bersih akan lebih menarik daripada gerai yang tidak teratur sama sekali dan tampak kotor.


(32)

Perilaku pasca pembelian Keputusan

pembelian Pencarian

informasi

Evaluasi alternatif 2.1.4.5 Pelayanan

Pelayanan bertujuan memfasilitasi pembeli saat mereka berbelanja di gerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi pembeli terdiri atas layanan pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, layanan kartu kredit, dan fasilitas-fasilitas lainnya seperti toilet, sarana parkir, telepon umum, dan sebaginya. Pelayanan bersama unsur-unsur bauran pemasaran ritel lainnya mempunyai fungsi memenuhi kebutuhan pembeli dalam berbelanja. Meskipun yang dijual oleh sebuah gerai eceran berupa barang yang kasat mata (tangible), pada hakikatnya pembeli mencari barang untuk memenuhi kebutuhannya. Ada tiga unsur yang terdapat dalam suatu barang atau jasa yang dibeli, yaitu unsur inti, unsur tangible, dan unsure augmented (fasilitas yang mendukung).

2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan melibatkan pilihan alternatif. Pemasar biasanya tertarik pada perilaku konsumen, terutama pilihan mereka. Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen. Akan tetapi inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Gambar 2.1: Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber: Setiadi, (2003:16)

Pengenalan kebutuhan


(33)

Secara rinci tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengenalan kebutuhan, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diharapkan.

b. Pencarian informasi, yaitu konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi. Proses ini diperoleh dari bahan bacaan, bertanya pada teman ataupun melakukan kegiatan-kegiatan mencari yang lainnya.

c. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian.

d. Keputusan pembelian, setelah melakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif, konsumen akan mengurangi jumlah alternatif yang akan dipertimbangkan dan selanjutnya akan memilih salah satu dan akhirnya melakukan pembelian.

e. Perilaku pasca pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa, maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

f. Kepuasan sesudah membeli, yaitu setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang


(34)

meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya anatara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

g. Tindakan-tindakan sesudah pembelian, yaitu kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurangi ketidakcocokan tersebut dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi.

h. Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian, yaitu pemasar harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan. Bila konsumen menyimpan produk tersebut di lemari mereka, ini merupakan petunjuk bahwa produk tersebut kurang memuaskan dan konsumen tidak akan menjelaskan hal-hal yang baikdari produk tersebut kepada orang lain. Bila mereka menjual atau menukar produk, maka ini berarti penjualan produk berikutnya akan menurun. Apabila mereka membuangnya, terutama bila dapat merusak lingkungan seperti susu kaleng, minuman ringan dan popok bayi yang tahan lama. Pada akhirnya pemasar perlu mempelajari pemakaian


(35)

dan pembuangan produk untuk mendapatkan isyarat-isyarat dari masalah-masalah dan peluang-peluang yang mungkin ada.

2.2 Penelitian Terdahulu

Fitri (1999) telah melakukan penelitian mengenai pasar tradisional dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Pasar Swalayan dan Pasar Tradisional”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang ditawarkan baik oleh pasar swalayan maupun pasar tradisional. Dimana dengan diketahui sikap konsumen terhadap pasar swalayan dan pasar tradisional, maka diharapkan dapat diketahui apakah kehadiran pasar swalayan mempengaruhi pasar tradisional. Atribut-atribut dan indikator dalam penelitian ini adalah produk, harga, lokasi, desain, pelayanan, promosi, dan fasilitas.

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Fitri ini adalah secara keseluruhan konsumen mempunyai sikap yang positif untuk kedua pasar, meskipun nilai indeks konsumen terhadap pasar swalayan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai indeks sikap konsumen terhadap pasar tradisional. Atribut yang paling berpengaruh adalah harga.

Lumban Toruan (2010) telah melakukan penelitian dengan judul “Komparasi Karakteristik Konsumen yang Berbelanja di Pasar Tradisional dan di Pasar Modern di Kota Medan (Studi kasus: Pasar Tradisional Sei Sikambing dan Pasar Modern Hypermart Sun Plaza Medan).” Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perkembangan jumlah pasar modern dan pasar tradisional di kota Medan.


(36)

Selain itu juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik konsumen dilihat dari pekerjaan, umur, pendapatan, pendidikan, dan jumlah tanggungan yang berbelanja di pasar tradisional Sei Sikambing dan di pasar modern Hypermart Sun Plaza Medan. Penelitian ini dilakukan di pasar tradisional Sei Sikambing dan pasar modern Hypermart Sun Plaza di kota Medan pada bulan Oktober-November 2009. Lokasi dalam penelitian ini ditentukan dengan purposive dengan pertimbangan pasar ini merupakan pasar yang memiliki produk yang lengkap. Penelitian ini mengambil konsumen sebagai sampel dengan metode Accidential Sampling dimana setiap konsumen yang berbelanja yang kebetulan dijumpai di pasar tersebut yang menjadi sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perkembangan jumlah pasar modern di kota Medan sejak tahun 2000 hingga 2009 sebesar 69,07%. Karakteristik konsumen dilihat dari pekerjaan konsumen, yang terbanyak jumlahnya pada pasar tradisional Sei Sikambing dan di pasar modern Hypermart Sun Plaza di kota Medan adalah wiraswasta. Dilihat dari karakteristik umur, pendapatan dan pendidikan konsumen ada perbedaan yang nyata antara konsumen yang berbelanja di pasar tradisional Sei Sikambing dengan konsumen yang berbelanja di pasar modern Hypermart Sun Plaza Medan. Karakteristik humlah tanggungan konsumen yang berbelanja di pasar tradisional Sei Sikambing dengan di pasar modern Hypermart Sun Plaza Medan tidak berbeda nyata.


(37)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literature (Kuncoro, 2003:44), maka dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu lokasi, produk, harga, periklanan dan promosi, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.

Eceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang dilakukan dalam penjualan barang atau layanan secara langsung kepada konsumen akhir, yang membeli untuk kebutuhan pribadi tidak untuk dibisniskan (Simamora, 2001:268). Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415).

Ada beberapa faktor (retail marketing mix) yang dapat dijadikan landasan dalam mengamati keputusan pembelian konsumen pada jenis usaha ritel, yaitu lokasi yang merupakan tempat berlangsungnya kegiatan usaha, produk yang didefinisikan sebagai semua barang kebutuhan konsumen yang dijual di pasar, harga yang didefinisikan sebagai pengorbanan riil dan material yang dianggap layak yang diberikan oleh pelanggan untuk memperoleh produk, atmosfer dalam gerai yang berkaitan dengan penampilan pasar, dan pelayanan yang bertujuan untuk memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai.


(38)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber: Ma’ruf (2005)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.

Ha : Ada perbedaan rata-rata persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian pada Pasar Modern

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian pada Pasar Tradisional

Lokasi Lokasi

Produk Produk

Harga Harga

Atmosfer dalam

Gerai Atmosfer dalam Gerai


(39)

dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat membandingkan sehingga penelitian ini bisa dikatakan sebagai penelitian komparatif. Yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian antara pasar modern yaitu Carrefour Citra Garden Padang Bulan dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Kelurahan Padang Bulan Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Pebruari 2011 sampai dengan Mei 2011.

3.3 Batasan Operasional

Pembatasan penelitian yang sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan peneliti serta keterbatasan informasi yang diperoleh pada objek penelitian diperlukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisa permasalahan.

Penelitian yang dilakukan peneliti terbatas pada faktor-faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.

Penelitian yang dilakukan peneliti juga terbatas pada Pajak Sore Padang Bulan Medan dan Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan.


(41)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini terdapat enam variabel yang diteliti, yaitu: a. Lokasi didefinisikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan usaha.

b. Produk didefinisikan sebagai semua barang kebutuhan konsumen yang dijual di pasar.

c. Harga didefinisikan sebagai pengorbanan riil dan material yang dianggap layak yang diberikan oleh pelanggan untuk memperoleh atau memiliki produk.

d. Atmosfer dalam gerai didefinisikan sebagai panampilan pasar yang merupakan keseluruhan suasana.

e. Pelayanan yang bertujuan untuk memfasilitasi para pembeli pada saat mereka berbelanja di pasar.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran

Variabel lokasi Tempat

berlangsungnya kegiatan usaha

a. Strategis. b. Bersih c. Nyaman

d. Jarak dari rumah

Semantic Differential

Variabel produk Semua barang kebutuhan konsumen yang dijual di pasar

a. Lengkap b. Kualitas c. Persediaan

Semantic Differential Variabel harga Pengorbanan riil dan

material yang dianggap layak yang diberikan oleh pelanggan untuk memperoleh atau memiliki produk. a. Harga b. Diskon

c. Kepastian harga

Semantic Differential Variabel atmosfer dalam gerai Keseluruhan suasana yang ditampilkan oleh pasar a. Suasana b. Penerangan c. Bau d. Susunan gerai/kios

e. Penataan barang

Semantic Differential


(42)

dagangan. Variabel pelayanan Pelayanan yang

ditawarkan pasar yang bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di pasar

a. Ramah b. Kesigapan c. Kebersihan

fasilitas kamar mandi/toilet d. Tempat parkir

luas

e. Tempat parkir aman.

Semantic Differential

Sumber: Ma’ruf (2005), diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah lokasi, produk, harga, promosi, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan. Keenam variabel tersebut diukur dengan skala semantic differential. Skala ini digunakan untuk mengukur arti objek psikologis, sosial atau fisik. Skala ini terdiri dari sejumlah ciri-ciri yang dinyatakan dengan kata sifat di antara dua kutub yang berlawanan, seperti pernyataan; bagus-buruk, positif-negatif, suka-tidak suka, dan menguntungkan-merugikan. Termasuk harus menunjukkan 3 dimensi sikap, yaitu; (1) potensi, merupakan kekuatan atau daya tarik suatu objek tertentu, (2) evaluasi, yaitu menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan (3) aktivitas, yakni tingkat gerakan objek.

Skala perbedaan semantik (semantic differential scale) merupakan metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian ‘tujuh poin’ yang menyatakan secara verbal dua kutub (bipolar) penilaian yang berlawanan. Responden diminta untuk mengisi kolom semantik yang tersedia untuk melihat seberapa dekat dengan sikap responden terhadap subjek, objek atau tanggapan


(43)

kejadian tertentu untuk memilih jawaban di antara dua kutub yang berlawanan tersebut. Kriteria pengukuran datanya adalah sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pada penelitian ini responden diharuskan memberi nilai antara nilai 1 sampai dengan nilai 9 untuk menunujukkan seberapa besar persepsinya terhadap seluruh pertanyaan yang diajukan. Semakin tinggi skor berarti persepsi responden semakin tinggi/positif. Skor responden kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam skala semantic differential.

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2003:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan”.

Populasi dalam penelitian ini adalah warga Kelurahan Padang Bulan Medan yang sudah pernah berbelanja ke Carrefour Citra Garden dan Pajak Sore Padang Bulan Medan.


(44)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling, dimana sampel-sampel dikelompokkan menurut daerah yang terdapat di kelurahan Padang Bulan. Daerah Padang Bulan memiliki 12 lingkungan. Dari 12 lingkungan ini terdapat 7 lingkungan yang berada di antara Pajak Sore dan Carrefour Citra Garden, yaitu:

a. Lingkungan V : yaitu Komplek Pamen b. Lingkungan VI : yaitu gang Arihta c. Lingkungan VI : yaitu gang Medan Area d. Lingkungan VII : yaitu gang Senina

e. Lingkungan VIII : yaitu gang Sumber Dame/ Jamin Ginting. f. Lingkungan X : yaitu gang Ganefo.

g. Lingkungan XII : yaitu Jalan Berdikari

Lalu di tujuh lingkungan ini akan dilakukan survei kepada warga dengan kriteria: a. Berusia pada rentang 16-50 tahun.

b. Sudah pernah melakukan perbelanjaan sebanyak 3 kali di Carrefour Citra Garden dan Pajak Sore Padang Bulan.

c. Penetapan rumah warga yang disurvei dimulai dari rumah pertama kemudian dikelang satu rumah ke rumah berikutnya, sampai jumlah sampel yang ditetapkan pada daerah tersebut dipenuhi.

Pada penelitian ini jumlah populasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti tidak dapat diketahui secara pasti, maka penentuan jumlah sampel


(45)

berdasarkan pada rumus Supramono sebagai patokan untuk menentukan ukuran sampel minimal yang harus diambil (Supramono,2003) adalah sebagai berikut:

n

Dimana:

n = Jumlah Sampel (Zα)2

= Nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikansi tertentu (α) Bila α = 0.05 Z = 1,96

Bila α = 0,01 Z = 1,67

p = estimator proporsi populasi yang sesuai criteria sampel q = proporsi populasi tidak sesuai criteria sampel (1-p) d = penyimpangan yang ditolerir

Hasil riset awal (prasurvei) yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang yang pernah berbelanja ke pasar modern Carrefour Citra Garden dan pajak sore Padang Bulan, diketahui 27 orang pernah berkunjung sebanyak 3 kali dan berusia di antara 16-50 tahun. Maka penetapan jumlah sampel dengan tingkat signifikan 5% dan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar 5% adalah sebagai berikut:

n

Berdasarkan uraian di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 140 orang. Dan sampel dibagi berdasarkan 7 area sampling yaitu untuk setiap lingkungan diperlukan 20 orang.


(46)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu: a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, data dari PD.Pasar Kota Medan dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dilakukan dua teknik pengumpulan data yaitu: a. Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada konsumen (sampel) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Pajak Sore Padang Bulan Medan dan Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan, yang meliputi faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.


(47)

b. Wawancara

Wawancara secara langsung dilakukan untuk memperjelas jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden terpilih.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Bila rhitung > rtabel,

maka pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya, bila rhitung < rtabel, maka pernyataan

dinyatakan tidak valid. Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan oleh peneliti lain.

Bila r hitung > r tabel, maka kuesioner dinyatakan reliabel. Sebaliknya, bila r hitung < r tabel, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 16.0 for Windows.

Uji validitas akan dilakukan pada 30 orang responden di luar sampel penelitian yaitu pada mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi USU.

3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah salah satu dari metode analisis, dengan cara data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.


(48)

3.10.2 Paired Sample T Test

Menurut Situmorang,et al. (2010:45), uji Paired Sample T-test ini digunakan untuk menguji hipotesis beda dua rata-rata yang saling berhubungan. Sampel yang berhubungan dimaksudkan sebagai penetapan subjek masuk ke dalam salah satu dari kedua sampel dan juga bisa dikaitkan dengan variabel lain. Pair Sample T-test banyak digunakan oleh para peneliti untuk melihat penelitian dengan perbandingan pada data sebelumnya.

Hipotesis yang ada menyatakan “ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan”. Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) 5%. Jika nilai Asym.sig (2-tailed) > taraf nyata (α) maka artinya data penelitian tidak memiliki perbedaan yaitu tidak ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan, sebaliknya jika nilai Asym.sig (2-tailed) < taraf nyata (α) maka artinya data penelitian memiliki perbedaan yaitu ada perbedaan persepsi konsumen antara pasar modern Carrefour Citra Garden dengan pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan dikaitkan dengan faktor lokasi, produk, harga, atmosfer dalam gerai, dan pelayanan.


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Perusahaan Carrefour Internasional 4.1.1.1 Sejarah Perusahaan Carrefour

Perusahaan dagang Carrefour dibentuk pada tahun 1959 oleh keluarga Fournier dan Defforey, disusul dengan pembukaan supermarket Carrefour setahun kemudian di kota Annecy, wilayah sebelah timur Perancis. Penemuan konsep swalayan baru “hypermarket” oleh perusahaan ini pada tahun 1963 direalisasikan dengan pembukaan hypermarket Carrefour di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu kawasan di kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500m2 yang memuat 400 buah areal parkir dan 12 jalur kasa pembayaran.

Tahun 1973, Carrefour membuka cabang pertama di luar negeri, yaitu di Spanyol. Dilanjutkan dengan pembukaan cabang di Brazil pada tahun 1975, Argentina pada tahun 1982, Italia pada tahun 1993. Pembukaan cabang Carrefour untuk kawasan Asia pertama kali dilakukan di Taiwan pada tahun 1989, kemudian di Malaysia pada tahun 1994, Cina pada tahun 1995, Singapura pada tahun 1997, Indonesia pada tahun 1998, dan Jepang pada tahun 2000. Pada penghujung tahun 1999, Carrefour dan Promodest (induk perusahaan Continent, merk dagang paserba Prancis) sepakat untuk melakukan penggabungan atas semua usahanya di dunia. Penggabungan ini membentuk suatu grup usaha ritel terbesar kedua di dunia dengan nama Carrefour Kartu Belanja Carrefour ‘la carte Pass’


(50)

diperkenalkan pada tahun 1981, diikuti dengan peluncuran program asuransi Carrefour pada tahun 1984, dan peluncuran produk-produk menggunakan merk dagang Carrefour pada tahun 1985. Website Carrefour.fr diluncurkan pada tahun 2000.

4.1.1.2 Produk-Produk Carrefour

Produk-produk yang dijual di Carrefour dilakukan secara swalayan (self service), mencakup beraneka jenis produk untuk memenuhi selera konsumen yang berbeda-beda, mulai produk makanan, barang-barang kebutuhan pribadi, alat-alat telekomunikasi, sarana penunjang hiburan, sampai produk kelengkapan dan peralatan rumah tangga. Produk-produk tersebut terdiri dari berbagai merek antara lain menggunakan merk dagang Carrefour itu sendiri untuk alat-alat optik, maupun merek turunan dari Carrefour, seperti escapades Gourmandes untuk produk makanan, Carrefour Bio untuk produk asli alam bersertifikat (sayur-sayuran, buah-buahan, dan makanan beku), Tex untuk produk tekstil dan pakaian jadi pria, wanita dan anak-anak, Raflets de France untuk produk obat-obatan dan kecantikan. Merek-merek turunan lainnya adalah Destinations saveurs, Topbike dan Greencut. Selain itu, Carrefour juga membuka produk layanan jasa seperti asuransi, perbankan, otomotif, penjualan tiket, alat-alat optik dan pemeriksaan mata, pemesanan karangan bunga.

4.1.1.3 Publikasi

Kegiatan mempromosikan produk serta menjalin komunikasi dengan para pelanggan, Carrefou menggunakan semua jenis media komunikasi tradisional, yaitu menerbitkan catalog, menyiarkan iklan di radio, serta menempelkan dan


(51)

menyebarluaskan poster atau pamphlet. Carrefour juga menerbitkan jurnal yang ditujukan untuk kalangan budayawan dengan nama Carrefour saviors, untuk kalangan umum dengan nama le journal de Carrefour, serta majalah anak-anak berlabel junior.

4.1.1.4 Susunan Kepengurusan

Komite eksekutif dipimpin oleh Daniel Bernard, yang menjabat sebagai presiden direktur dan merupakan posisi tertinggi di perusahaan Carrefour. Jabatan yang sama untuk kawasan Eropa dipegang oleh Joel Saveuse. Di kawasan Asia terdapat Sembilan presiden direktur yang masing-masing memimpin perusahaan Carrefour di Malaysia, Cina, Singapura, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Jepang, dan Indonesia. Di Indonesia, jabatan ini dipegang oleh Herve Clec’h. Selain komite eksekutif terdapat Dewan Administrasi yang beranggotakan sebelas orang, empat diantaranya berasal dari luar Perancis, yaitu Belgia, Inggris, dan Spanyol. Dewan ini bertugas menentukan kebijakan perusahaan dalam hal pembagian tugas masing-masing jabatan, manajemen perusahaan dan pandangan global perusahaan. Para anggota dewan bukan pegawai, pemimpin maupun presiden direktur dari salah satu anak perusahaan Carrefour, melainkan salah satu dari pemegang minimal 600 saham Carrefour untuk masa jabatannya yang berlangsung selama empat tahun.

4.1.1.5 Tenaga Kerja Carrefour

Pembukaan gerai Carrefour yang terdiri dari 40 hipermarket, 75 supermarket dan 300 toko diskon Carrefour setiap tahunnya. Carrefour telah menciptakan sebanyak 15.000 lapangan kerja. Jumlah ini bertambah tiga kali lipat


(52)

dalam empat tahun terakhir. Dari jumlah itu, sebanyak 69% tenaga kerja terdapat di Eropa, 21% di Amerika bagian Utara dan Selatan, dan 10% di Asia. Setiap harinya sebanyak 382 ribu tenaga kerja Carrefour bekerja di 9000 paserba Carrefour untuk memuaskan 2,5 juta pembeli. Tenaga kerja Carrefour bekerja antara lain pada bidang pemasaran, pembelian, penjualan, pemasaran, logistic, pengelolaan laba, manajemen cabang, pramuniaga, informatika, manajemen sumber daya manusia, hokum, akuntansi, dan teknis pemeliharaan serta perawatan.

4.1.2 Perusahaan Carrefour Indonesia

Carrefour Indonesia dibuka pertama kali pada bulan Oktober 1998 di kawasan Cempaka Putih. Kemudian pembukaan cabang lainnya pada tanggal 12 JUni 2002 yaitu di kawasan Puri Indah, Jakarta Barat, dengan menempati lahan seluas 8.100m2 yang memuat 500 buah areal parkir, 21 buah toko dan mempekerjakan 480 pegawai. Hingga kini Carrefour memiliki 17 paserba yang terbesar di Jakarta, termasuk di antaranya di kawasan Cempaka Putih dan Puri Indah, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas Mega Grosir, Ratu Plaza, Duta Merlin, Lebak Bulus, ITC Kuningan dan satu cabang di kota Bandung.

Carrefour Indonesia memiliki 17 store yang tersebar di Jakarta yang didukung oleh 7500 karyawan professional yang siap untuk melayani para konsumen. focus terhadap konsumen ini diterjemahkan dalam 3 pilar utama Carrefour, yang diyakini akan membuat Carrefour menjadi pilihan tempat berbelanja bagi para konsumen Indonesia. Ketiga pilar utama tersebut adalah sebagai berikut:


(53)

a. harga yang bersaing b. pilihan yang lengkap

c. pelayanan yang memuaskan

Strategi positioning Carrefour sebagai Hypermarket dengan harga yang paling murah diterjemahkan ke dalam tagline “Ada yang Lebih Murah, Kami Ganti Selisihnya.” Lewat statement positioning ini, Carrefour berani menjamin tidak ada ritel lagi yang harganya lebih murah dari Carrefour. Strategi ini berhasil mengantarkan Carrefour menjadi peritel paling digemari di seluruh Indonesia sehingga Carrefour bisa mencapai omset Rp 1 miliar per hari per outlet. Riset ACNielsen menunjukkan di Jakarta pada dua tahun lalu Carrefour memiliki Store Equity Index (SEI) tertinggi 2,4. Angka SEI menunjukkan tingkat preferensi konsumen terhadap toko yang bersangkutan. Index SEI berkisar antara 1-10. Angka 1 menunjukkan tingkat preferensi rendah. Survey ACNielsen tahun 2005 menunjukkan bahwa secara umum Carrefour dipersepsikan sebagai toko yang menyediakan aneka kebutuhan dengan harga paling murah diikuti oleh Alfamart dan Indomart dan tahun 2006 Carrefour masih menjadi leader dalam format hypermarket.

Konsep paserba merupakan konsep perdagangan eceran yang diciptakan oleh Carrefour yang dirancang untuk memuaskan para konsumen. Carrefour menjual produk-produk yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan konsumen yaitu produk makanan, barang-barang kebutuhan pribadi, alat-alat telekomunikasi, sarana penunjang hiburan, sampai produk perlengkapan dan peralatan rumah tangga. Produk yang dijual di tiap gerai Carrefour berasal dari berbagai pemasok


(54)

atau distributor berbagai perusahaan yang dikemas dalam lima bagian yaitu Grocery, Bazaar, Appliances, Textiles, dan produk Carrefour (Nomor 1). Pemasok terbesar adalah perusahaan P&G (Protect & Gamble). Produk-produk yang ditawarkan berasal dari dua jenis sumber yaitu:

a. Produk Carrefour Indonesia yaitu produk yang disediakan oleh perusahaan sendiri dengan private label (PL) : Nomor 1 paling murah.

b. Produk konsinyasi yaitu produk yang berasal dari pemasok ataupun distributor-distributor yang menyewa gerai Carrefour untuk menjual produk mereka dengan system bagi hasil. Jika dalam jangka waktu yang telah disepakati produk tidak terjual maka pemasok harus memberikan diskon sampai tingkat tertentu.

Pengadaan fasilitas-fasilitas pelengkap seperti snack corner, food court, parkir gratis di paserba-paserba tertentu, dan juga garansi harga dan garansi kualitas, menjadikan paserba Carrefour benar-benar merupakan tempat belanja keluarga. Carrefour adalah pilihan belanja masa kini dan masa depan bagi konsumen di Indonesia dan di dunia.

4.1.2.1 Visi Perusahaan Carrefour Indonesia

Visi perusahaan Carrefour Indonesia adalah menjadi ritel nomor 1 di Indonesia. Visi ini menunjukkan bahwa Carrefour berusaha untuk menjadi Top Leader dalam bisnis ritel di Indonesia dengan memberikan fasilitas dan suasana yang berbeda dari peritel lain. Visi ini timbul karena semakin maraknya bisnis ritel di Indonesia baik peritel local maupun peritel dari luar sehingga persaingan semaikin kompetitif dalam merebut, menarik dan mempertahankan konsumen.


(55)

4.1.3 Perusahaan Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan

Carrefour Citra Garden berada di Kawasan Niaga Blok A 1 Jalan Jamin Ginting Padang Bulan. Gerai Carrefour ini dibuka pada tanggal 6 November 2009. Toko ini bergerak dalam bidang usaha eceran yang menjual berbagai kebutuhan konsumen dari barang-barang fashion, kebutuhan sehari-hari seperti makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, produk kecantikan dan obat-obatan sampai produk perlengkapan/ perabot rumah tangga dan alat-alat elektronik. Dengan memiliki luas 5,014 m2 maka Carrefour Citra Garden Padang BUlan Medan dapat menyediakan segala produk yang dibutuhkan oleh masyarakat Medan, khususnya warga Padang Bulan sebagai konsumen Carrefour.

Carrefour Citra Garden memiliki segmen pasar yang luas yaitu mencakup semua lapisan masyarakat dari konsumen yang berpendapatan rendah, menengah, sampai atas. Hal ini memang sesuai dengan strategi yang dijalankan oleh Carrefour yaitu menjual produk dengan harga paling murah. Dan karena harga paling murah inilah membuat konsumen Carrefour didominasi oleh kaum-kaum ibu rumah tangga. Harga yang paling murah didukung denga fasilitas dan suasana yang nyaman saat berbelanja menjadikan Carefour sebagai pusat perbelanjaan bagi masyarakat kota Medan. Dengan jumlah karyawan sebanyak 309 orang, Carrefour berusaha melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat merebut dan mempertahankan loyalitas pelanggan.


(56)

4.1.3.1 Fasilitas Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan

Carrefour Citra Garden memiliki fasilitas yang sama di seluruh gerai Carrefour di Indonesia karena hal itulah yang menjadi ciri khas Carrefour untuk menarik pelanggan. Fasilitas yang disediakan oleh Carrefour Citra Garden adalah sebagai berikut:

1. Jaminan Harga Lebih Murah

Fasilitas ini sejalan dengan strategi positioning Carrefour yaitu menjual produk dengan harga yang paling murah. Hal ini didukung dengan tagline “Ada yang lebih murah, kami ganti selisihnya”. Harga yang paling murah dibuktikan dengan harga produk Carrefour dengan merek nomor 1 Paling Murah dan juga berlaku dengan produk dari pemasok, bila terbukti ada harga yang paling murah di toko lain dibanding di Carrefour maka pihak Carrefour Citra Garden akan mengganti selisih harga jual produk yang telah dibeli konsumen.

2. Penukaran dan Pembatalan Pembelian

Fasilitas penukaran dan pembelian kembali dinyatakan dengan tagline “Tidak puas….Kami beli kembali”. Dengan tagline ini Carrefour Citra Garden menjamin kualitas produk yang dijual demi kepuasan pelanggan. Penukaran dan pembatalan pembelian dapat dilakukan konsumen dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Pelanggan harus menunjukkan struk belanja Carrefour

b. Barang yang dikembalikan harus masih dalam kemasan asli dan lengkap seperti saat melakukan pembelian.


(57)

c. Jangka waktu pengembalian barang tidak lebih dari 15 hari dari tanggal pembelian.

d. Penukaran dan pembatalan dapat dilakukan di seluruh gerai Carrefour.

e. Pakaian dalam tidak dapat dikembalikan. 3. Parkir Gratis

Fasilitas parkir gratis diberikan kepada pelanggan yang belanja minimal Rp 200.000,-. Carrefour Citra Garden memberikan parkir gratis selama 2 jam pertama bagi pelanggan dengan menunjukkan struk belanjaan. Carrefour Citra Garden menyediakan tempat parkir yang luas dan aman supaya pelanggan dapat berbelanja dengan tenang saat meninggalkan kendaraannya di parkir.

4. Pengantaran Gratis

Fasilitas pengantaran barang secara gratis dapat diberikan kepada konsumen Carrefour Citra Garden dengan syarat:

a. Setiap pembelian TV > 25 inci. b. Setiap pembelian kulkas > 100 liter c. Pembelian mesin cuci

d. Pembelian standing stove (kompor gas berdiri) e. Pembelian lemari dan kursi

5. Sistem Pembulatan

Fasilitas system pembulatan merupakan fasilitas yang dapat dinikmati oleh semua pelanggan Carrefour Citra Garden. Sistem pembulatan ke bawah menguntungkan


(58)

konsumen walaupun bernilai kecil dari setiap struk pembelian. Contoh, jumlah pembayaran sebesar Rp 15.340,- tetapi dengan pembulatan ke bawah konsumen hanya membayar sebesar Rp 15.300,- bukan Rp 15.350,-.

4.1.4 Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan Medan

4.1.4.1 Sejarah Singkat Pajak Sore Padang Bulan Medan

Pajak Sore Padang Bulan adalah salah satu dari 69 (enam puluh sembilan) pasar tradisional yang ada di kota Medan. Pada tahap awal Pajak Sore tersebut berada di tanah yang berdataran rendah namun sekarang tanah tersebut telah ditinggikan oleh PEMDA sejak 13 tahun lalu.

Pajak Sore Padang Bulan yang berada di Jalan Jamin Ginting terdiri dari 2 pasar, satu diniliki oleh PEMDA sedangkan yang satu lagi dimiliki oleh swasta. Jumlah pedagang yang berada di bawah naungan PEMDA berjumlah 334, hal tersebut dapat dilihat dari 21 ruko, 167 kios, 90 stand, 8 bangunan baru belakang serta 48 bangunan baru depan.

Pajak Sore Padang Bulan dapat menampung 334 pedagang dengan luas lahan sebesar 1000m2 dan luas bangunan sebesar 800 m2. Adapun jenis barang yang dijual terdiri dari bahan-bahan pokok seperti sembako, sayur-sayuran, ikan, daging, bumbu dan rempah, barang kelontong, makanan, minuman, buah-buahan sampai pada kebutuhan sandang seperti pakaian, tas, sepatu, perhiasan, barang pecah belah, dan sebagainya. Untuk areal parkir, Pajak Sore Padang Bulan hanya dapat menampung sekitar 10 kendaraan roda dua dan 5 kendaraan roda empat.


(59)

Pajak Sore Padang Bulan merupakan salah satu pasar tradisional di kota Medan yang dikelola oleh PD. Pasar/Pajak Kota Medan, yang mana kantor PD.Pasar berada di lantai III Gedung Pasar Petisah. PD.Pajak Kota Medan didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dengan penyediaan sarana pasar, disamping itu juga menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Penataan pajak secara teratur yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tempat berjualan perlu dilakukan melihat potensi perkembangan pasar yang cukup besar. Maka PD.Pajak Kota Medan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut dan sebagai fasilitator bagi para pedagang. PD.Pajak Kota Medan sebagai pemegang mandat yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kota Medan No.8 Tahun 2001 dan Keputusan Walikota Medan No.28 Tahun 2001.

4.1.4.2 Visi dan Misi PD.Pajak Kota Medan

Mengingat perkembangan ekonomi yang sangat dinamis pada era globalisasi, maka perlu bagi setiap pelaku bisnis untuk benar-benar professional dalam menjalankan roda organisasi perusahaannya. Untuk itu perlu adanya visi dan misi agar tercapai kinerja perusahaan yang diharapkan.

1. Visi PD.Pajak Kota Medan

PD.Pajak Kota Medan memiliki visi sebagai fasilitator terdepan dalam mewujudkan pelayanan umum di sektor pasar bagi masyarakat kota Medan.


(1)

Lampiran 3

Daftar

Pasar

Tradisional di Kota Medan

No NAMA PASAR KELAS

PASAR

KECAMATAN A PASAR INPRES

1 Pasar Sei Sikambing II Medan Sunggal 2 Pasar Desa Lalang II Medan Sunggal 3 Pasar Helvetia II Medan Helvetia 4 Pasar Jalan Halat II Medan Kota 5 Pasar Jalan Bakti II Medan Area 6 Pasar Pendidikan II Medan Belawan 7 Pasar Jalan Jawa Belawan II Medan Belawan 8 Pasar Kwala Bekala II Medan Johor 9 Pasar Titi Kuning II Medan Johor 10 Pasar Pekan

Labuhan/SP.Kantor

III Medan Labuhan 11 Pasar Paus Belawan III Medan Labuhan Sumber : Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan (2011)

NO NAMA PASAR KELAS

PASAR

KECAMATAN B PASAR NON INPRES

1 Pasar Petisah I-A Medan Petisah 2 Pasar Pusat Pasar Medan I-A Medan Kota 3 Pasar Peringgan I-A Medan Baru

4 Pasar Hongkong I-A Medan Kota

5 Pasar Sukaramai I Medan Denai

6 Pasar Aksara I Medan Tembung

7 Pasar Sambas I Medan Kota

8 Pasar Ramai Utama (swasta)

I Medan Area

9 Pasar Medan Deli II Medan Deli 10 Pasar Muara Takus II Medan Polonia 11 Pasar Sore Padang Bulan II Medan Selayang 12 Pasar Glugur Kota II Medan Barat 13 Pasar TPI Cemara II

14 Pasar Pisang Belawan II Medan Labuhan 15 Pasar Pandu Baru II Medan Kota 16 Pasar Kampung Baru II Medan Maimun

17 Pasar Kemiri II Medan Kota


(2)

24 Pasar Jl. Puri-Warni-Mahkamah

II

25 Pasar Pagaruyung II Medan Petisah 26 Pasar Kapuas Belawan III Medan Labuhan

27 Pasar Sambu III Medan Timur

28 Pasar Ikan Lama III Medan Barat 29 Pasar Pekong III

30 Pasar Simpang Atap III Medan Labuhan 31 Pasar Perguruan III Medan Area 32 Pasar Jl. Timah III Medan Area 33 Pasar Komplek TVRI III Medan Tembung 34 Pasar Martubung III Medan Labuhan

35 Pasar Meranti IV Medan Barat

36 Pasar Panampungan/Jl. Bulan

IV

37 Pasar Jl. Salak IV Medan Kota 38 Pasar Pagi Marelan IV

39 Pasar Jl. Cahaya IV 40 Pasar Jl. Bersama IV 41 Pasar Pagi Tj. Mulia IV 42 Pasar Ternak IV

43 Pasar Jangka IV Medan Petisah


(3)

Lampiran 4 Hasil Kuisioner Per Variabel LOKASI PRODUK HARGA

ATMOSFER DLM

GERAI PELAYANAN Car4

Pjk

Sore Car4 Pjk

Sore Car4 Pjk

Sore Car4 Pjk Sore Car4 Pjk Sore

26 24 23 16 23 16 38 12 37 21

29 15 22 15 29 17 34 26 28 24

29 24 21 12 18 17 40 22 40 21

28 25 24 15 20 18 42 22 39 25

28 23 24 16 17 17 40 20 38 25

25 27 24 17 18 18 42 22 38 23

22 26 24 21 17 18 39 24 40 25

28 19 24 18 18 16 42 20 40 22

21 17 14 13 15 11 33 8 29 13

24 21 12 10 13 12 29 16 27 13

25 18 17 14 17 12 39 18 34 16

30 15 14 14 18 14 37 22 31 15

30 22 26 17 17 18 37 26 37 18

29 25 24 16 21 16 41 22 32 28

27 21 20 17 23 16 44 28 31 19

24 26 24 20 21 16 39 25 36 21

24 23 21 14 18 16 35 22 38 19

27 32 18 21 22 16 39 30 40 35

21 25 24 15 18 12 40 26 35 25

14 20 14 13 9 12 32 10 28 10

25 15 25 23 25 26 40 10 29 22

31 21 23 18 17 15 38 21 34 23

22 19 22 13 17 14 31 18 31 22

18 23 19 13 17 12 36 21 32 20

24 14 23 14 15 16 38 19 29 18

30 24 20 14 20 14 40 17 37 18

35 30 23 24 20 24 41 22 36 37

35 33 26 24 25 22 44 38 42 36

32 27 25 14 18 20 39 31 41 18

32 27 25 14 18 20 39 31 41 18

30 27 25 12 15 16 42 22 41 22

28 28 21 20 23 19 40 27 38 29


(4)

26 20 26 9 19 24 42 15 45 15

31 30 22 20 22 20 42 34 40 34

30 28 20 24 19 17 40 26 38 31

34 31 25 24 24 22 41 34 42 30

30 26 21 20 19 13 34 18 31 24

34 19 21 23 22 21 38 21 33 22

28 30 23 24 24 18 40 28 40 26

32 30 24 21 24 19 40 28 40 31

35 27 26 22 26 26 45 29 43 31

32 29 24 21 24 24 40 35 40 38

28 12 16 14 14 16 38 12 38 22

29 13 19 13 19 15 40 17 41 11

35 30 18 19 22 17 40 30 41 26

30 24 21 23 21 12 41 23 41 24

32 25 15 15 15 17 32 23 38 22

24 19 15 15 15 15 33 20 27 26

17 13 15 15 12 12 25 12 23 11

27 22 22 16 21 15 40 17 40 18

31 21 20 14 15 14 35 16 27 19

31 24 19 18 19 16 37 19 32 22

29 23 23 13 19 16 41 23 34 16

27 22 25 18 22 21 43 27 40 31

30 23 24 21 19 12 39 14 34 22

29 36 21 20 21 24 38 21 36 20

21 20 18 19 17 16 29 22 30 22

25 29 26 18 21 21 41 29 33 35

21 21 19 17 14 17 32 26 29 30

32 22 24 17 23 24 45 21 40 31

21 16 19 14 11 3 31 13 29 26

28 25 21 17 11 14 29 19 30 24

24 22 19 14 14 18 39 20 34 24

28 16 16 15 14 16 37 20 33 15

31 26 23 20 23 19 39 28 38 27

24 27 21 21 20 19 45 25 32 23

25 22 17 14 24 7 40 21 29 23

31 28 24 21 18 18 40 28 34 22

31 23 21 20 11 9 32 16 27 29

29 26 18 20 12 7 31 15 27 17

30 22 25 21 15 15 45 20 33 24


(5)

22 11 17 11 12 11 35 5 31 13

25 21 21 21 19 19 40 22 40 24

28 24 23 15 23 14 40 21 35 21

26 18 24 19 24 17 42 18 43 20

30 13 23 16 19 16 45 6 39 15

28 12 21 11 18 15 43 9 40 16

27 14 24 19 16 19 40 15 38 18

34 22 23 17 25 24 43 29 44 38

31 27 24 19 18 16 45 31 41 32

28 12 22 8 16 16 44 8 41 18

30 30 21 22 24 14 37 27 37 23

34 33 25 25 22 21 39 34 37 30

31 18 22 24 26 19 45 30 41 34

32 25 23 21 21 19 40 29 41 27

33 16 24 14 21 24 45 21 42 22

30 30 21 22 24 14 37 27 37 23

27 21 24 15 17 18 43 24 36 25

30 18 18 23 21 15 39 17 38 24

32 21 24 23 25 16 38 20 38 25

34 25 24 25 23 16 40 24 37 28

27 24 22 22 21 21 44 20 40 25

28 29 24 16 23 19 45 25 44 27

27 24 22 23 22 20 44 20 40 25

28 29 24 16 23 19 45 25 44 26

27 24 22 22 21 21 44 20 40 26

30 30 24 20 20 20 44 31 37 34

19 11 18 12 16 12 30 15 25 15

23 27 15 16 11 18 36 24 32 24

23 18 20 11 19 8 42 17 39 14

33 27 23 21 22 20 41 30 39 33

27 23 16 16 13 11 29 16 24 15

31 18 20 21 18 17 37 13 33 14

35 20 26 25 23 21 44 20 39 27

29 23 19 19 17 14 38 20 36 22

29 18 19 16 17 13 40 20 38 19

28 22 19 17 18 18 36 27 33 28


(6)

28 21 21 21 22 19 43 21 39 14

28 17 20 7 15 19 41 13 34 19

13 14 14 14 16 15 18 18 16 16

21 18 24 16 23 11 30 20 38 16

31 21 22 17 18 9 32 26 32 15

32 23 23 16 19 15 39 28 39 31

32 34 26 21 24 22 45 35 42 32

35 28 27 20 25 22 45 25 45 22

30 19 22 23 22 18 40 24 37 30

31 19 24 14 20 20 40 13 34 16

28 20 21 17 22 20 39 27 37 25

28 18 25 17 19 17 45 22 42 27

26 21 21 19 22 12 40 11 35 25

28 20 24 21 21 13 35 17 35 16

25 15 23 21 23 14 33 18 33 21

24 16 21 16 20 11 35 9 33 19

20 16 17 14 24 13 35 8 3 18

25 17 21 17 21 9 38 12 33 16

25 15 23 14 21 9 38 12 38 22

23 22 17 15 17 12 22 16 28 17

30 13 21 17 23 9 39 12 35 16