PERAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI KEGAGAL

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI
KEGAGALAN PASAR
Disusun Guna Memenuhi Ujian Tengah Semester Ekonomi Publik

Dosen :
Yogi Pasca Pratama S.E,. M.E.

Disusun oleh :
Woro Wijayanti
(EP – B / F1117059)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Perekonomian suatu negara tidak dapat terlepas dari campur tangan pemerintah dan

mekanisme pasar yang terjadi. Pemerintah mempunyai pengaruh dengan tingkat yang
berbeda-beda terhadap perekonomian. Ada pemerintahan yang mengatur secara ketat, ada
pula yang membatasi dan hanya bekerja sebagai pendukung saja dalam perekonomian
suatu negara.
Peran pemerintah dalam perekonomian dilakukan melalui aktivitas ekonomi dengan
menjalankan fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi. Melalui aktivitas tersebut, sumber daya
yang tersedia dapat diolah dan dimanfaatkan oleh setiap manusia melalui wujud barang dan
jasa melalui aktivitas atau mekanisme pasar. Melalui tarik ulur pada mekanisme pasar
dalam segala proses aktivitas ekonomi, semuanya akan berjalan menuju keseimbangan
pasar yang tercermin dengan terciptanya kesejahteraan dan keadilan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa keadilan dan kesejahteraan merupakan tujuan akhir dalam sebuah
kegiatan ekonomi.
Namun, pada kenyataannya keseimbangan pasar sangat sulit untuk dicapai atau terjadi
kegagalan pasar, yaitu kondisi dimana mekanisme pasar tidak berfungsi secara efisien
dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada kepada masyarakat. Hal ini
menyebabkan barang yang dihasilkan menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit, dan pada
keadaan yang sangat ekstrim akan menyebabkan pasar tidak terjadi sehingga barang dan
jasa tertentu tidak dihasilkan oleh pasar tersebut. Esensi timbulnya kegagalan pasar karena
masyarakat tidak bertindak secara kooperatif, sebab perilaku kooperatif inilah yang akan
menyebabkan kondisi Pareto Optimal. ( Mangkoesoebroto, 1999 dalam Mansjur, 2005)

Terjadinya kegagalan pasar disebabkan karena beberapa faktor seperti imperfect
competition, barang publik, eksternalitas, dan biaya transaksi. Sehingga pasar tidak mampu
bekerja secara efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonominya dimana terdapat
keseimbangan umum yang semakin baik atau semakin buruk dalam konteks kesejahteraan.
(Mansjur, 2005)
Dalam hal ini, terjadinya kegagalan pasar menuntut campur tangan pemerintah dalam
menjaga stabilitas mekanisme pasar. Peran pemerintah dalam perekonomian adalah
mengurangi dampak akibat kegagalan pasar, sehingga alokasi sumber-sumber ekonomi
dapat tercapai secara efisien.
1

BAB II
RUMUSAN MASALAH

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah dan campur tangan
pemerintah dalam menghadapi kegagalan pasar. Adapun rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kegagalan pasar?
2. Bagaimana kegagalan pasar dapat terjadi?
3. Bagaimana peran serta pemerintah dalam mengatasi kegagalan pasar yang terjadi?


2

BAB III
KAJIAN LITERATUR

3.1

Pengertian Kegagalan Pasar

Menurut Gilarso (2004 : 154), pasar merupakan suatu tempat dimana pembeli dan penjual
bertemu untuk melakukan jual beli barang. Sedangkan Miller dan Meiners (2000 : 23),
mengatakan pasar dalam arti luas bahwa suatu pasar tidaklah harus suatu tempat, tapi
suatu institusi yang menjadi ajang operasi kekuatan-kekuatan yang menentukan harga,
dengan kata lain dalam pasarlah pemasokan dan permintaan beroperasi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pasar adalah sebuah mekanisme, bukan hanya sekadar tempat yang
dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual. Mekanisme
tersebut tidak hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian
berpisah, tetapi lebih dari itu yang dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian, yaitu
para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang diperjualbelikan, aturan main yang

tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi pemerintah
yang saling terkait, berinteraksi dan secara serentak bergerak sebagai suatu sistem.
Dalam mekanismenya, pasar memiliki tiga fungsi yaitu fungsi distribusi, fungsi pembentukan
harga dan fungsi promosi. Ketidakmampuan pasar dalam menjalankan fungsinya akan
menggangu mekanisme pasar sehingga menyebabkan terjadinya kegagalan pasar. Menurut
Mangkoesoebroto dalam Manik, E.S Rikwan dan Paidi Hidayat (2010), kegagalan pasar
timbul karena ada unsur ketidaksempurnaan pasar, adanya barang publik, adanya
eksternalitas, adanya pasar tidak penuh, adanya kegagalan informasi dan pengangguran.
Sementara Mrinal-Datta Chaudhuri dalam Hamid (1999) mengartikan kegagalan pasar
sebagai ketidakmampuan ekonomi pasar untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan dari
adanya penggunaan sumberdaya. Kegagalan pasar barulah merupakan syarat perlu bagi
campur tangan pemerintah. (Malpezzy dalam Sasana, 2004)
Menurut Rustiadi (2003), fenomena kegagalan pasar dapat tumbuh sebagai akibat sistem
ekonomi yang tidak dapat menyediakan produk-produk yang diperlukan atau akibat
kegagalan alokasi sumber daya. Kegagalan pasar akan terjadi manakala berbagai
eksternalitas negatif gagal direfleksikan dalam harga pasar, atau akibat adanya praktek
monopoli-oligopoli, atau juga akibat kegagalan-kegagalan pemerintah. Secara teoritis,
kegagalan pasar akan selalu muncul manakala kompetisi sempurna tidak terjadi. Kegagalan
pasar dapat menyebabkan kemunduran (berdampak negatif) bagi seluruh pelaku ekonomi.


3

Selanjutnya fungsi pasar menurut Miller dan Meiners dalam Widodo (2013), mengatakan
bahwa pasar memiliki dua fungsi yang sangat penting, yaitu :
1. Pasar kompetitif menyediakan informasi atau pengetahuan yang harus dimiliki oleh
konsumen dan produsen dalam rangka memperhitungkan peningkatan penurunan
barang-barang langka atau sumber daya produktif melalui penyesuaian harga relatif
yang mudah dipahami.
2. Pasar berfungsi memotivasi konsumen dan produsen untuk bereaksi atau memberi
tanggapan secara layak informasi. Dengan memberi imbalan yang lebih tinggi baik
itu berupa upah, laba, atau utilitas kepada produsen dan konsumen, dan juga
produsen yang lebih baik reaksinya.

3.2

Peran Pemerintah

Pada umumnya pemerintah menjalankan dua fungsi pokok yaitu pemerintahan umum, yaitu
fungsi pengaturan, mengatur kehidupan politik, sosial, ketertiban, pertahanan, keamanan
termasuk kependudukan. Dalam fungsi ini merupakan monopoli pemerintah dalam artian

pihak lain tidak mempunyai wewenang untuk melaksakan tugas ini. Kedua, fungsi
penyediaan pelayanan masyarakat dalam arti luas, seperti kesehatan, pendidikan, pos,
telekomunikasi, dsb. Fungsi ini tidak merupakan monopoli pemerintah, melainkan terbuka
juga kesempatan bagi pihak swasta untuk melakukannya. (Sarundajang dalam Andini, 2013)
Dengan terjadinya kegagalan pasar di dalam mekanisme ekonomi, peran dan campur
tangan pemerintah menjadi penting untuk menangani permasalahan yang terjadi. Menurut
Barton dalam Prasetya (2012), peran utama pemerintah secara garis besar adalah :
1) Dalam peran alokasi sumber daya
Dalam peran alokasi sumber daya tercakup soal penentuan ukuran absolut dan
relatif pemerintah dalam perekonomian (keseimbangan sektor publik dan sektor
swasta) dan penyediaan barang-barang publik serta pelayanan kesejahteraan sosial
bagi masyarakat.
2) Peran regulator
Hal ini mencakup undang-undang dan tata tertib yang dibutuhkan masyarakat
termasuk undang-undang yang mengatur dunia bisnis yang memadai untuk
memfasilitasi aktivitas bisnis dan hak-hak kepemilikan pribadi.

4

3) Peran kesejahteraan sosial

Mencakup kebijakan-kebijakan yang mendorong pemerataan sosial di negara yang
bersangkutan seperti perpajakan, jaminan sosial (transfer payment) dan penyediaan
sejumlah barang publik campuran bagi masyarakat.
4) Peran mengelola ekonomi makro
Peran mengelola ekonomi makro yang memfasilitasi stabilitas secara umum dan
kemakmuran ekonomi negara melalui kebijakan-kebijakan yang didesain untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, full employment, inflasi yang rendah,
dan stabilitas neraca pembayaran.
Pemerintah memiliki peran penting dalam perekonomian, menurut Samuelson dan
Nordhaus dalam Sulistiyana dkk (2015), memaparkan tentang tiga fungsi pemerintah dalam
sebuah ekonomi pasar, yaitu : 1) meningkatkan efisiensi dengan menciptakan persaingan,
mengendalikan eksternalitas seperti polusi dan menyediakan barang-barang publik, 2)
memajukan keadilan dengan menggunakan pajak dan program-program pengeluarannya
untuk mendistribusikan kembali pendapatan pemerintah kepada kelompok-kelompok
khusus, dan 3) membantu stabilitas dan pertumbuhan makroekonomi seperti mengurangi
pengangguran dan inflasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal
dan regulasi moneter.

5


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1

Kegagalan Pasar

Kegagalan pasar terjadi ketika mekanisme pasar tidak mampu mengalokasikan sumbersumber ekonomi kepada individu secara optimal. Pada kondisi ini, pasar tidak mampu
memenuhi kriteria-kriteria dalam pasar persaingan sempurna. Kriteria-kriteria dalam pasar
persaingan sempurna tersebut antara lain, pengetahuan produsen dan konsumen tentang
keadaan pasar persaingan sempurna, barang yang diperjualbelikan bersifat homogen,
produsen dan konsumen pengaruhnya kecil terhadap mekanisme pembentukan harga yang
lebih ditentukan oleh pasar (produsen dan konsumen bertindak sebagai penerima harga),
tidak adanya hambatan buatan (kebebasan membuka dan menutup usaha), dan adanya
mobilitas sumber daya ekonomi yang sempurna. Apabila pasar gagal memenuhi kriteriakriteria pada pasar persaingan sempurna, maka tingkat produksi, konsumsi dan distribusi
tidak akan mencapai pareto optimal. Penyebab kegagalan pasar antara lain :
1.

Persaingan Tidak Sempurna


Persaingan tidak sempurna adalah penyebab kegagalan pasar. Di bawah pasar
persaingan tidak sempurna perusahaan mengalami penurunan kemiringan kurva
permintaan untuk produknya. Penyimpangan pendapatan marginal dari pendapatan
rata-rata dan harga tidak lagi sama dengan biaya marginal. Pada kondisi ini, perusahaan
monopoli menetapkan harga yang melebihi biaya marginal untuk memaksimalkan
keuntungan. Sehingga menyebabkan output yang lebih kecil dari yang dihasilkan oleh
perusahaan yang bersaing sempurna dan beroperasi di bawah kondisi biaya yang sama.
Dengan begitu, tingkat output berada pada kondisi yang tidak optimal. Contoh dari
persaingan tidak sempurna adalah sebagai berikut :
a. Monopoli
Monopoli merupakan struktur pasar dimana hanya ada satu penjual atau satu
produsen sehingga tidak ada persaingan. Pada pasar monopoli, produsen
mempunyai prinsip keuntungan yang maksimum yaitu pada tingkat produksi
MC=MR. (MR = marginal revenue, MC = marginal cost)
b. Oligopoli
Sebuah keadaan dimana dalam pasar jumlah perusahaan yang menguasai pasar
lebih dari dua tetapi tidak banyak (2-10), sehingga tindakan antar perusahaan akan

6


saling terkait dan berpengaruh. Akibat bebasnya masing-masing perusahaan dalam
menentukan kebijakan, terutama kebijakan harga dan produksi, menimbulkan perang
harga dan berdampak pada kehancuran bagi beberapa perusahaan tertentu.
c. Monopoli Alamiah
Ketika pemerintah berusaha menghapuskan monopoli pada suatu industri, akan
tetapi persaingan di antara produsen yang ada akan menyebabkan hanya ada satu
produsen yang mampu bertahan. Hal ini bisa disebabkan karena pasar akan barang
tersebut terlalu kecil dan investasi yang dibutuhkan sangat besar sehingga tingkat
ekonomi yang efisien akan tercapai ketika tingkat produksi besar.

2.

Barang Publik

Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh salah satu konsumen tidak
akan mengurangi jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi konsumen lainnya, dan
kegunaannya untuk kepentingan publik, tidak ada pengecualian konsumen untuk
mengkonsumsinya. Dengan begitu, barang publik harus disediakan dalam jumlah yang
besar dan kualitas yang sama untuk seluruh individu. Keadaan ini akhirnya cenderung
mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan untuk memberikan kontribusi

terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. Kalaupun ada kontribusi, maka
sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai penyediaan barang publik yang
efisien, karena masyarakat cenderung memberikan nilai yang lebih rendah dari
seharusnya. (Mansjur, 2005)
Penggunaan barang publik oleh satu orang tidak akan mengurangi kegunaan barang
tersebut pada orang lainnya selama barang tersedia, sehingga menyebabkan tidak
adanya persaingan dalam konsumsi. Kondisi ini menyiratkan bahwa pasar tidak akan
mampu menyediakan barang atau jasa secara efisien, karena pasar berfungsi dengan
mengecualikan orang yang tidak membayar untuk barang. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kegagalan pasar yang terjadi, diperlukan penyediaan anggaran barang publik
oleh pemerintah dikarenakan pihak swasta tidak mau menyediakan barang publik,
sedangkan kebutuhan masyarakat tetap harus terpenuhi.
3.

Eksternalitas

Eksternalitas merupakan dampak yang ditanggung oleh pelaku ekonomi atas aktivitas
ekonomi yang dilakukan. Sedangkan menurut Reksohadiprojo (2001), yang dimaksud
ekternalitas adalah biaya atau manfaat transaksi pasar yang tercermin dalam harga.
Pada aktivitas dan tindakan ekonomi, efisiensi alokasi sumber daya dan distribusi
konsumsi pada ekonomi pasar dengan persaingan bebas dan sempurna bisa terganggu,
7

apabila individu pelaku ekonomi baik produsen maupun konsumen mempunyai
eksternalitas baik terhadap mereka sendiri ataupun terhadap pihak lain. Menurut Pearee
dan Nash (1991) dalam Mansjur (2005), eksternalitas dari empat interaksi ekonomi
antara lain:
a. Efek atau dampak satu produsen terhadap produsen lain
Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen
lain jika kegiatannya mengakibatkan terjadinya perubahan atau pergeseran fungsi
produksi pada produsen lain. Contohnya adalah pada suatu proses produksi
pembuatan kain (garment) menghasilkan limbah produk beracun yang masuk ke
aliran sungai atau waduk yang mengalir ke sawah sehingga mencemari tanaman
dan merugikan petani. Dalam hal ini, kegiatan produksi garment mempunyai dampak
negatif terhadap produsen lain (petani).
b. Efek atau dampak kegiatan produksi terhadap konsumen
Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap
konsumen jika kegiatan produksinya mengakibatkan pergeseran fungsi utilitas
konsumen. Contohnya adalah berkurangnya lahan terbuka hijau dengan udara yang
segar karena pembangunan pabrik. Selain itu, seringkali kegiatan produksi pabrik
menghasilkan limbah yang mencemari air, sehingga mengganggu masyarakat luas
(konsumen).
c. Efek atau dampak suatu konsumen terhadap konsumen lain
Dampak konsumen terhadap konsumen lain terjadi jika aktivitas seseorang atau
kelompok tertentu mempengaruhi atau mengganggu fungsi utilitas konsumen lain.
Dampak dari kegiatan seorang konsumen terhadap konsumen lain dapat terjadi
dalam berbagai bentuk. Seperti, asap rokok seseorang di tempat umum.
d. Efek atau dampak suatu konsumen terhadap produsen
Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu
proses produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Misalnya
pembuangan limbah rumah tangga di sungai yang membuat air sungai tercemar
sehingga mengganggu produsen yang memanfaatkan air bersih tergannggu,
contohnya petani.

4.

Kegagalan Institusional

Gillis, Perkins dan Roemer di dalam Nizar, telah mengidentifikasi kegagalan institusional
sebagai penyebab utama kegagalan pasar di negara berkembang. Hal ini didasarkan
pada pandangan bahwa lembaga terbelakang mengecualikan banyak orang dari pasar.
Kegagalan kelembagaan menyebabkan kerusakan di negara berkembang. Meskipun
8

pemerintah memiliki hak atas sebagian besar kawasan hutan di negara berkembang,
tetapi pemerintah tidak mampu menegakkan peraturan di bidang ini. Hutan merupakan
sumber daya milik umum tetapi penyebab kerusakan hutan adalah kelembagaan itu
sendiri, sedangkan mekanisme pasar tidak dapat mengatur penggunaan sumber daya
milik umum. Kegagalan pasar ini dikenal sebagai “tragedi milik bersama (tragedy of
common)”.
5.

Biaya Transaksi

Suatu pasar dikatakan lengkap apabila pasar tersebut menghasilkan semua barang dan
jasa yang biaya produksinnya lebih kecil daripada harga yang mau dibayar oleh
masyarakat. Ada beberapa jenis jasa yang tidak diusahakan oleh pihak privat dalam
jumlah yang cukup walaupun biaya penyediaan jasa tersebut lebih kecil daripada apa
yang mau dibayar oleh masyarakat. Kondisi seperti ini disebut sebagai pasar yang tidak
lengkap. Ada beberapa alasan yang mengakibatkan terjadinya pasar yang tidak lengkap
yaitu, adanya inovasi, biaya transaksi serta asimetri informasi dan biaya pelaksanaan.
(Stiglitz, 2000)
Biaya transaksi diterjemahkan sebagai biaya yang dikeluarkan sebagai bagian dari biaya
produksi dari keseluruhan total biaya produksi (total cost). Berbagai aturan, pungutan
liar, rent seeker dan free rider menyebabkan biaya transaksi tinggi. (Mansjur, 2005)
Biaya transaksi tidak hanya dalam bentuk finansial, tapi juga dipengaruhi oleh
ketidakpastian dalam perencanaan. Ketidakpastian usaha bagi pengusaha berarti
berkaitan dengan risiko yang mempunyai konsekuensi risiko yang tinggi, sehingga
berpengaruh pada profit margin yang diinginkan. (Mansjur, 2005)
Masalah biaya transaksi dapat diatasi dengan memperpendek jalur birokrasi,
meningkatkan kepastian hukum, menghilangkan free rider dan rent seeker, serta
menciptakan sistem perundangan dan kelembagaan yang efektif dalam mencegah
terjadinya biaya transaksi. (Mansjur, 2005)

4.2

Peran Pemerintah

Adanya kegagalan pasar merupakan salah satu penyebab mengapa pemerintah harus
campur tangan dalam perekonomian agar kesejahteraan rakyat dapat tercapai secara
optimal. Adapun tujuannya adalah sebagai berkut :
1.

Menjamin kesamaan hak setiap individu dan menghapuskan penindasan
9

2.

Menjaga perekonomian agar dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang
stabil

3.

Mengawasi kegiatan perusahaan terutama perusahaan yang menguasai pasar agar
tidak melakukan praktek-praktek yang merugikan

4.

Menyediakan barang publik seperti jalan raya, sekolah dan keamanan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat

5.

Mengurangi eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan

Sedangkan peranan pemerintah dalam perekonomian dapat dikategorikan dalam tiga
kelompok, antara lain :
1. Peranan alokasi
Pemerintah berperan dalam menyediakan alat-alat ekonomi yang dibutuhkan
masyarakat, yang tidak dapat dihasilkan oleh sektor swasta, seperti dalam
penyediaan jalan, rumah sakit, sekolah dan keamanan. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu penyebab kegagalan pasar adalah barang
publik, dimana manusia tidak dapat terlepas akan kebutuhan barang publik.
Sedangkan tidak ada kontribusi yang senilai dari konsumen dalam penggunaan
barang publik, sehingga pemerintah harus menyediakan anggaran guna penyediaan
barang publik tersebut.
Pada dasarnya sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara adalah terbatas.
Sehingga pemerintah harus menentukan seberapa besar sumber daya yang dimiliki
akan digunakan untuk menyediakan barang publik dan seberapa besar lainnya yang
digunakan untuk menyediakan barang individu.
2. Peranan distribusi
Pemerintah berperan untuk mendistribusikan pendapatan dan kekayaan negara
demi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakankebijakan agar alokasi sumber daya ekonomi dapat tersalurkan secara merata,
antara lain melalui :
a) Perpajakan
b) Subsidi
c) Pengentasan kemiskinan
d) Bantuan pendidikan
e) Bantuan kesehatan
f)

Bantuan pembangunan daerah

Melalui kebijakan tersebut pemerintah dapat menjalankan fungsinya dalam
mendistribusikan kekayaan atau pendapatan demi kesejahteraan masyarakat.
10

Seperti memberikan subsidi kepada rakyat miskin yang berasal dari penarikan pajak,
dan pemerataan pembangunan infrastruktur yang menjangkau wilayah terpencil dan
terluar seperti pembangunan tol di Papua.
3. Peranan stabilisasi
Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan kepada sektor privat akan sangat
rentan terhadap guncangan keadaan yang dapat menimbulkan pengangguran dan
inflasi. Karena itu, pemerintah mempunyai peran utama sebagai alat stabilisasi
ekonomi. Peran pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dapat dilakukan
dengan cara menjaga agar permasalahan ekonomi tidak merembet ke sektor lain
dan mengendalikan inflasi melalui kebijakan yang dibuat.
Misalnya, pada persaingan tidak sempurna, dimana pasar dikuasai oleh satu atau
beberapa perusahaan, yang menyebabkan penentuan harga barang sepenuhnya
dikendalikan oleh perusahaan monopoli. Sehingga, pemerintah melakukan beberapa
upaya berupa pengendalian harga dan pengenaan pajak. Dengan pengendalian
harga maksimum pada persaingan sempurna, monopoli akan beroperasi pada
tingkat harga dan output yang sama sehingga terjadi efisiensi alokasi sumber daya,
karena harga yang terbentuk mencerminkan biaya marginalnya. Di sisi lain,
penetapan pajak akan mempengaruhi output yang dihasilkan monopoli dan
harganya, sehingga harganya menjadi lebih tinggi dan keuntungan berkurang.
Dengan demikian, kebijakan pengendalian harga merupakan kebijakan yang lebih
efektif dibanding kebijakan pajak untuk mengatasi kegagalan pasar.
Tanpa adanya campur tangan pemerintah, perekonomian menjadi tidak terkendali
yang

dapat

menimbulkan

inflasi,

pengangguran

dan

ketimpangan

yang

mempengaruhi stabilitas ekonomi. Namun, kebijakan pemerintah dalam menjaga
stabilitas

perekonomian

dapat

menimbulkan

pertentangan,

misalnya

pada

pengenaan pajak yang lebih tinggi untuk masyarakat miskin dan pajak yang rendah
untuk golongan kaya. Hal ini karena proporsi pengeluaran masyarakat miskin lebih
tinggi daripada golongan kaya, sehingga kebijakan ini lebih efektif untuk menekan
laju inflasi karena pengenaan pajak yang tinggi dapat mengurangi permintaan
golongan miskin terhadap barang dan jasa. Namun, pengenaan pajak yang tinggi
untuk golongan miskin dan pajak yang rendah untuk golongan kaya akan
menyebabkan distribusi pendapatan semakin pincang, sehingga peran pemerintah
dalam melakukan distribusi pendapatan menjadi gagal.

11

Dalam melaksanakan peranannya, campur tangan pemerintah tidak selamanya mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terkadang intervensi pemerintah justru dapat
berdampak pada munculnya suatu permasalahan baru yang tidak diidentifikasi sebelumnya,
dengan kata lain terjadi kegagalan pemerintah. Faktor penyebab kegagalan pemerintah
antara lain :
1. Keadaan lapangan yang sangat dinamis menyebabkan kondisi yang akan datang
sangat sulit untuk diidentifikasi
2. Seringkali kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan reaksi masyarakat
3. Adanya pihak dalam pembuat kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mencapai
kepentingan pribadi
4. Adanya hambatan dalam birokrasi
5. Pengawasan dan informasi yang tidak akurat

12

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pemerintah memiliki peran penting dalam proses kegiatan ekonomi, yang berupa fungsi
alokasi, distribusi dan stabilisasi. Pada kondisi kegagalan pasar, mengharuskan
pemerintah untuk campur tangan dengan mengeluarkan berbagai kebijakan ataupun
berperan langsung dalam proses ekonomi. Kegagalan pasar itu sendiri merupakan
keadaan dimana mekanisme pasar tidak mampu mengalokasikan sumber-sumber
ekonomi kepada masyarakat, yaitu dimana pasar tidak memenuhi kriteria persaingan
sempurna, seperti pengetahuan produsen dan konsumen tentang keadaan pasar
persaingan sempurna, barang yang diperjualbelikan bersifat homogen, produsen dan
konsumen pengaruhnya kecil terhadap mekanisme pembentukan harga yang lebih
ditentukan oleh pasar (produsen dan konsumen beritndak sebagai penerima harga),
tidak adanya hambatan buatan (kebebasan membuka dan menutup usaha), dan adanya
mobilitas sumber daya ekonomi yang sempurna. Apabila pasar tidak mampu memenuhi
kriteria tersebut, maka tingkat produksi, konsumsi dan distribusi tidak akan mencapai
pareto optimal.
Faktor penyebab kegagalan pasar antara lain adanya persaingan tidak sempurna,
adanya barang publik, adanya eksternalitas, terjadinya kegagalan institusional dan biaya
transaksi yang tidak optimal. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk
mengatasi kegagalan pasar yang terjadi. Bentuk peranan pemerintah dalam mengatasi
kegagalan pasar yang terjadi antara lain melalui fungsi alokasi, fungsi distribusi dan
fungsi stabilisasi.
Namun, campur tangan pemerintah tidak selamanya dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat, atau disebut sebagai kegagalan pemerintah. Hal-hal yang menyebabkan
kegagalan pemerintah antara lain keadaan lapangan yang sangat dinamis menyebabkan
kondisi yang akan datang sangat sulit untuk diidentifikasi, seringkali kebijakan
pemerintah tidak sesuai dengan reaksi masyarakat, adanya pihak dalam pembuat
kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mencapai kepentingan pribadi, adanya
hambatan dalam birokrasi, serta pengawasan dan informasi yang tidak akurat.

13

5.2 Saran
1. Pemerintah dalam menjalankan fungsinya untuk meningkatkan perekonomian harus
berupaya secara maksimal, adil, transparan dan menyeluruh
2. Kebijakan-kebijakan yang diambil hendaknya sesuai dengan kondisi terkini
masyarakat
3. Pemerintah hendaknya melakukan studi lapangan di setiap akan membuat kebijakan
ataupun ketika menjadi pelaku ekonomi langsung
4. Hendaknya segenap masyarakat dapat besinergi untuk menciptakan kondisi
ekonomi yang kondusif
5. Pemerintah hendaknya menciptakan peraturan yang dapat mendorong terciptanya
sistem perekonomian yang optimal.

14

DAFTAR PUSTAKA
Andini, I. (2013). Sikap dan Peran Pemerintah Kota Surabaya Terhadap Perbaikan Daerah
Kumuh di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kota Surabaya. Kebijakan dan Manajemen Publik,
1(1).
Gilarso, T. (2004). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : Kanisius.
Hamid, E. S. (2016). Peran dan intervensi pemerintah dalam perekonomian. Economic
Journal of Emerging Markets, 4(1), 41-58.
Mangkoesoebroto, Guritno. (2000). Ekonomi publik. Yogyakarta: BPFE.
Manik, R. E., & Hidayat, P. (2010). Analisis Kausalitas antara Pengeluaran Pemerintah dan
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara (Metode Cointegration Test dan Granger Causality
Test). Jurnal Keuangan & Bisnis Program Studi Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Harapan, 2(1), 46-56.
Mansjur, Eka Denny. (2005). Alternatif Kebijakan Ekonomi Publik Melalui Role of Goverment
terhadap Terjadinya Kegagalan Pasar. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(3).
Miller, LeRoy dan Meiners, Roger E. (2000). Teori Mikroekonomi Intermediate, penerjemah
Haris Munandar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Nizar, Muhammad. Kegagalan Pasar. Diambil pada 6 Januari
https://id.scribd.com/doc/193578252/Kegagalan-Pasar-Muhammad-Nizar

2018,

dari

Prasetya, F. (2012). Modul ekonomi publik bagian I: Peran Pemerintah. Malang: Fakultas
ekonomi dan bisnis. Universitas Brawijaya.
Reksohadiprojo, Sukanto. (2001). Ekonomi publik. Yogyakarta: BPFE.
Rustiadi, E. (2003). Pengembangan Wilayah Pesisir sebagai Kawasan Strategis
Pembangunan Daerah.
Sasana, H. (2004). Kegagalan Pemerintah Dalam Pembangunan. Jurnal Dinamika
Pembangunan (JDP), 1(Nomor 1), 31-38.
Stiglitz, J. (2000). Economic of The PublicSector. Third Edition. W.W.Norton &Company
London
Sulistiyana, R. P., Samudro, B. R., & Pratama, Y. P. (2017). Partai Politik, Kepala Daerah
Dan Performa Ekonomi Regional (Studi Kasus Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2014).
Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 15(1).
Widodo, T. (2013). Studi tentang peranan unit pasar dalam pengelolaan sampah di Pasar
Merdeka Kota Samarinda. Journal Administrasi Negara, 1(1), 1-11.

15