PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CO

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Desy Lestari (C1C011005), dibawah bimbingan
Wiwik Tiswiyanti1) dan Dedi Setiawan2)
Email: [email protected] / Telp: +6285367307790
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi
Jl. Raya Jambi-Muara Bulian KM. 15 Mendalo Darat, 36361
Telepon: (0741) 582632, 583377 - Website: http://www.unja.ac.id/
ABSTRACT
This research aims to test and provide empirical proof of the firm characteristics
influence and corporate governance toward timeliness of corporate internet reporting (CIR).
The firm characteristics that used in this research is firm size, profitability, leverage,
liquidity, and the issuance of shares, while the use of corporate governance is the public
ownership structure, board size, and the proportion of independent board. The population in
this research is manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013,
amounting to 137 companies. Samples were taken by purposive sampling technique with
certain criteria, samples used were 124 companies.
Based on logistic regression were performed, the results showed: the issuance of

shares does significant impact on the timeliness of CIR, while firm size, profitability,
leverage, liquidity, public ownership structure, board size, and the proportion of independent
board does not significantly influence the timeliness of CIR. The firm characteristics
significantly affect the timeliness of CIR, whereas corporate governance does not
significantly affect the timeliness of CIR.
Keywords: timeliness, corporate internet reporting, firm characteristics, corporate
governance
andalnya informasi tersebut, informasi
yang relevan harus memilik nilai prediktif
dan nilai umpan balik dan sekaligus pada
saat yang sama harus disampaikan dengan
tepat waktu. Hal ini sesuai pula dengan
tujuan kualitatif laporan keuangan menurut
APB statement No. 4, bahwa laporan
keuangan yang disajikan memerlukan
ketepatan waktu dalam penyampaiannya.
Kepatuhan terhadap ketepatan waktu
dalam menyampaikan laporan keuangan
perusahaan publik di Indonesia telah diatur
BAPEPAM

dengan
mengeluarkan
lampiran
surat
Keputusan
Ketua
BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003
tanggal
30
September
2003 yang

PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang telah disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK), telah diaudit, dan terdaftar di Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
merupakan
informasi
yang

wajib
disampaikan sebuah perusahaan yang go
public. Agar informasi keuangan yang
terdapat dalam laporan keuangan dapat
bermanfaat untuk pengambilan keputusan
oleh berbagai pihak, maka laporan
keuangan tersebut harus memenuhi
syarat karakteristik kualitatif (Haryani, dkk,
2012). Karakteristik
kualitatif sebagai
kegunaan pengambilan keputusan menurut
Belkaoui (2011) terkait dengan relevan dan
1

perusahaan bisa didistribusikan lebih
cepat (aspek timeliness), artinya dengan
media
internet
perusahaan
mampu

mengeksploitasi kegunaan teknologi ini
untuk lebih membuka diri (aspek
transparansi)
dan
untuk
menginformasikan laporan keuangannya
(aspek
disclosure) lebih tepat waktu
(Oyelere, et al,. 2003, dalam Widaryanti,
2011).
Penelitian
terdahulu
mengenai
ketepatan waktu corporate internet
reporting telah banyak dilakukan, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Haryani,
dkk (2012) penelitian dilakukan terhadap
perusahaan terdaftar di BEI tahun 2010.
Selain itu Widaryanti (2011) juga
melakukan penelitian untuk mengetahui

faktor-faktor
yang
mempengaruhi
ketepatan waktu corporate internet
reporting yang dilakukan pada perusahaanperusahaan yang terdaftar di BEI pada
tahun 2008. Penelitian lain di negara lain
dilakukan Desoky dan Mousa (2009) yang
meneliti hubungan antara pengungkapan
internet reporting (IR) oleh perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Bahrain (BSE), juga penelitian Abdelsalam
dan Street (2007) yang melakukan
penelitian mengenai ketepatan waktu
pelaporan internet (TCIR) terhadap
perusahaan yang terdaftar di Inggris
London Stock Exchange (LSE)..
Penelitian ini mereplikasi dan
mengacu penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Haryani dkk (2012) yang
meneliti
ukuran

perusahaan,
jenis
perusahaan,
profitabilitas,
leverage,
likuiditas, penerbitan saham, struktur
kepemilikan, dan jumlah dewan komisaris
terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting pada perusahaan non
finansial yang terdaftar di BEI tahun 2010.
Menurut Haryani, dkk (2012) dilakukannya
penelitian terkait ketepatan waktu CIR
untuk
melihat
transparansi
kondisi
keuangan
perusahaan.
Selain
itu,

diungkapkan Internet World Statictics
(2013) dalam Anna (2013) bahwa populasi
pengguna internet terus bertambah setiap

menyatakan
bahwa laporan keuangan
tahunan disertai dengan laporan akuntan
dengan pendapat yang lazim harus
disampaikan kepada BAPEPAM selambatlambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari)
setelah tanggal
laporan
keuangan
tahunan. Adanya regulasi ini mendukung
perusahaan untuk semakin tepat waktu
melaporkan kondisi perusahaan.
Perkembangan
teknologi
yang
semakin cepat saat ini membawa perubahan
dalam penyebaran informasi. Dunia bisnis

memanfaatkan internet sebagai media
penyampaian informasi terkait bisnis
tersebut. Banyak
perusahaan
telah
menggunakan
internet
sebagai
alat
komunikasi untuk menyediakan informasi
mengenai
perusahaan,
termasuk
penyebarluasan
informasi perusahaan
dalam menyampaikan informasi yang
berguna bagi mereka dan berbagai pihak
lainnya. Internet merupakan media yang
tepat
untuk

membantu
perusahaan
mengakomodasi pelaporan perusahaan.
Adanya internet membuat perubahan
bentuk tradisional penyajian informasi
perusahaan. Penggunaan internet sebagai
media
pelaporan
perusahaan
dapat
disebut
dengan corporate
internet
reporting (CIR). Belakangan ini CIR
muncul dan berkembang sebagai media
pelaporan perusahaan. CIR mendukung
program di Indonesia mengenai paperless reporting. Adanya CIR juga
mendukung perkembangan di Indonesia
terkait transparansi kondisi keuangan suatu
perusahaan (Haryani, dkk, 2012).

Perkembangan tingkat penggunaan
internet menjadi trend penting bagi
perusahaan
untuk
melaksanakan
corporate internet reporting (CIR) atau
pelaporan informasi keuangan perusahaan
melalui internet. Selain
relatif lebih
mudah untuk diterapkan (applicable),
internet juga memberikan kemudahan
dalam hal akses (accessability), biaya
yang relatif lebih murah, serta kecepatan
untuk memperbarui berita dan informasi
laporan keuangan yang biasanya dicetak,
melalui
internet
laporan keuangan
2


tahunnya, Indonesia pada posisi urutan
yang paling tinggi di negara Asia, yaitu
mencapai 5,1% dari populasi pengguna
internet di negara-negara Asia, jika
dibandingkan pengguna internet dengan
negara Malaysia, Philippines, Singapore
dan Thailand yang belum mencapai 2%.
Berdasarkan hal yang telah dijelaskan
sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa
perusahaan-perusahaan
di
Indonesia
sebagai pengguna internet paling tinggi di
Asia dan kemudahan penerapan serta akses
mampu menyajikan pelaporan keuangan di
internet dengan lebih tepat waktu agar
pemakai
informasi
dapat
melihat
transparansi kondisi keuangan perusahaan
serta dapat melihat bahwa informasi
tersebut memiliki manfaat dan nilai bagi
pemakai. Selain itu penelitian dilakukan
untuk mendukung relevannya ketepatan
waktu CIR bagi investor internasional dan
regulator internasional. Penelitian juga
dilakukan untuk melihat kualitas ketepatan
waktu CIR perusahaan-perusahaan yang
ada di negara Indonesia dalam penyediaan
informasi keuangannya didasarkan oleh
beberapa variabel yang mempengaruhi
ketepatan waktu CIR tersebut. Hal inilah
yang menjadi alasan peneliti melakukan
penelitian dengan mereplikasi penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Haryani, dkk
(2012) terkait ketepatan waktu CIR.
Berdasarkan uraian yang telah
dijelaskan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Karakteristik Perusahaan
dan Corporate Governance Terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet
Reporting pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan bukti empiris secara simultan
dan secara parsial pengaruh ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
leverage,
likuiditas, penerbitan saham, struktur
kepemilikan, jumlah dewan komisaris, dan
proporsi dewan komisaris independen
terhadap ketepatan waktu corporate internet
reporting pada perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013.
Penelitian ini juga untuk memberikan bukti
empiris pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap ketepatan waktu corporate internet
reporting pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013 dan
pengaruh corporate governance terhadap
ketepatan waktu
corporate
internet
reporting pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Pada penelitian ini didasari dua teori
utama yakni teori keagenan (agency theory)
dan teori sinyal (signaling theory). Pada
teori
keagenan,
agen
diharuskan
memberikan informasi yang rinci dan
relevan kepada prinsipal. Namun, pada
kenyataanya hal tersebut bukanlah hal
yang mudah karena adanya perbedaan
kepentingan antara agen dan prinsipal.
Perbedaan
kepentingan
seringkali
menyebabkan agen menahan informasi
yang harus diberikan kepada prinsipal
meskipun hal tersebut adalah kewajiban
yang harus dipenuhi oleh agen. Untuk
mengurangi masalah asimetri informasi
ini, ketepatan waktu pelaporan informasi
adalah salah satu cara untuk mengurangi
terjadinya asimetri informasi (Ukago, 2004
dalam Mahendra, 2013).
Pada kerangka teori sinyal disebutkan
bahwa dorongan perusahaan untuk
memberikan informasi adalah karena
terdapat asimetri informasi antara manajer
perusahaan dan pihak luar karena manajer
perusahaan mengetahui lebih banyak
mengenai perusahaan dan prospek yang
akan datang daripada pihak luar (Wolk,
et al., dalam Chariri dan Lestari, 2005).
Menurut Sharpe (1997) dalam Widaryanti
(2011) pengumuman informasi akuntansi
yang tepat waktu memberikan sinyal
bahwa perusahaan mempunyai prospek
yang baik di masa mendatang (good
news) sehingga investor tertarik untuk
melakukan perdagangan saham, dengan
demikian pasar akan bereaksi yang
tercermin
melalui
perubahan dalam
volume perdagangan saham.
3

perusahaan untuk mencapai keuntungan
personal seperti keberlanjutan posisi
mereka dan pembenaran kompensasi
(Haniffa dan Cooke, 2002 dalam Sari,
2011). Hubungan signifikan antara
profitabilitas dengan ketepatan waktu CIR
diungkapkan dalam penelitian Haryani, dkk
(2012). Walaupun dalam penelitian
Widaryanti (2011) profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan
waktu CIR.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Ketepatan Waktu CIR
Ukuran merupakan salah satu
variabel yang paling umum dalam
menentukan tingkat pengungkapan. Ada
banyak penelitian
yang menyelidiki
hubungan
antara ukuran
dan
pengungkapan sukarela secara umum
(Haryani, dkk, 2012). Hubungan ini dapat
diinterpretasikan menurut tekanan pasar
saham yang memaksa perusahaan besar,
untuk
mengungkapkan
lebih banyak
informasi di website mereka dalam
rangka membantu perusahaan tersebut
dalam
memasarkan
sekuritas
dan
mencapai
tujuan
perusahaan.
Oleh
karena itu, perusahaan besar mungkin
lebih mampu untuk mengakses pasar
keuangan
jika perusahaan tersebut
mengungkapkan lebih banyak informasi
secara online (Sari, 2011).
Banyak penelitian yang menyelidiki
hubungan antara ukuran perusahaan
terhadap ketepatan waktu CIR dan mereka
menemukan bahwa ukuran perusahaan
memiliki hubungan signifikan
dengan
ketepatan waktu CIR. Seperti penelitian
Haryani, dkk (2012) yang menemukan
hubungan signifikan
antara
ukuran
perusahaan terhadap ketepatan waktu CIR.
Begitu pula pada penelitian Anna (2013)
yang mengungkapkan bahwa ukuran
perusahaan memiliki hubungan signifikan
terhadap ketepatan waktu CIR.

Pengaruh Leverage terhadap Ketepatan
Waktu CIR
Leverage
mengacu
pada
kemampuan perusahaan untuk melunasi
hutang jangka panjang. Jadi, perusahaan
yang memiliki leverage akan bertanggung
jawab untuk memuaskan kebutuhan
kreditur dengan menyebarkan informasi
yang dapat dipercaya di situs web untuk
membuat kreditor lebih percaya diri
tentang kemampuan perusahaan untuk
membayar utang mereka. Demikian pula,
baik pemegang saham dan kreditur akan
meminta informasi lebih lanjut untuk
menilai kemampuan keuangan perusahaan
(Haryani, dkk, 2012).
Menurut Chariri dan Lestari (2005),
seiring dengan meningkatnya leverage,
manajer dapat menggunakan pelaporan
keuangan di internet untuk membantu
menyebarluaskan
informasi-informasi
positif
perusahaan
dalam
rangka
“mengaburkan” perhatian kreditur dan
pemegang saham untuk tidak terlalu
fokus hanya pada leverage perusahaan
yang tinggi. Hal ini disebabkan pelaporan
keuangan melalui internet dapat memuat
informasi perusahaan yang lebih banyak
dibandingkan
melalui
paperbased
reporting. Penelitian yang dilakukan Anna
(2013) menunjukkan hubungan signifikan
antara leverage terhadap ketepatan waktu
CIR. Ditemukan pula pengaruh positif
leverage terhadap pelaporan keuangan di
internet pada penelitian Chariri dan Lestari
(2005).

Pengaruh
Profitabilitas
terhadap
Ketepatan Waktu CIR
Berdasarkan
signalling
theory,
perusahaan yang memiliki profitabilitas
tinggi dapat dikatakan bahwa laporan
keuangan
perusahaan
tersebut
mengandung berita baik dan perusahaan
yang mengalami berita baik
akan
cenderung
mengungkapkan informasi
keuangan perusahaan secara lebih cepat
(Hilmi dan Ali, 2008). Serta berdasarkan
teori keagenan, manajer dari perusahaan
dengan tingkat profit yang tinggi
cenderung
untuk menyebarkan
lebih
banyak
informasi
dalam
website
4

pengungkapan informasi pada website
perusahaan (Widaryanti, 2011).
Desoky
dan
Mousa
(2009)
mengungkapkan
dalam
penelitiannya
penerbitan saham berpengaruh positif
terhadap pelaporan di internet. Dalam
penelitian
Haryani,
dkk
(2012)
diungkapkan pula bahwa penerbitan saham
memiliki hubungan signifikan terhadap
ketepatan waktu CIR. Namun berbeda
dengan
penelitian
yang
dilakukan
Widaryanti (2011) dimana penerbitan
saham tidak berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu CIR.

Pengaruh
Likuiditas
terhadap
Ketepatan Waktu CIR
Likuiditas mengacu pada kemampuan
perusahaan untuk mengkonvert asset ke
dalam kas dengan nilai kerugian
minimum.
Teori keagenan menyatakan
bahwa perusahaan dengan rasio likuiditas
rendah akan menyediakan informasi
untuk
memuaskan
permintaan
shareholders dan kreditur (Aly et al.,
2010 dalam Sari, 2011). Akan tetapi,
likuiditas yang rendah menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut tidak mampu
membayar utang jangka pendeknya dengan
baik sehingga informasi perusahaan akan
disampaikan
tidak
tepat
waktu.
Meskipun pentingnya variabel likuiditas
dalam isu pengungkapan telah diakui,
sedikit
penelitian
yang
menguji
hubungan
antara
likuiditas
dan
pengungkapan melalui internet.
Berdasarkan penelitian Spica (2009,
dalam Novitasari, 2014) hasil penelitian
menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan publikasi
corporate internet reporting. Begitu pula
pada
penelitian
Sari
(2011)
mengungkapkan likuiditas berpengaruh
positif terhadap ketepatan waktu CIR.
Namun tidak sejalan dengan penelitian
Widaryanti (2011), menurutnya ketepatan
waktu CIR tidak dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya rasio likuiditas.

Pengaruh
Struktur
Kepemilikan
terhadap Ketepatan Waktu CIR
Perusahaan yang memiliki struktur
kepemilikan
publik
cenderung
mengungkapkan lebih banyak informasi
pada
website
perusahaan
untuk
menyediakan informasi yang diperlukan
bagi
pemegang
saham,
namun
perusahaan dengan struktur kepemilikan
terkonsentrasi
cenderung
kurang
mengungkapkan informasi pada website
perusahaan karena pemegang sahamnya
dapat
mengakses
dan mendapatkan
informasi yang diinginkannya secara
internal (Marston dan Polei, 2004 dalam
Widaryanti, 2011). Perusahaan dengan
struktur
kepemilikan
yang minoritas
biasanya
akan
meningkatkan
pengungkapan informasi sehingga tidak
akan menimbulkan monitoring cost dan
asimetri
informasi
yang
sudah
diindentifikasi
dalam masalah agency
(Chen et al, 2006 dalam Anna, 2013).
Penelitian yang dilakukan Haryani,
dkk (2012) mengungkapkan bahwa struktur
kepemilikan tidak berpengaruh terhadap
ketepatan waktu CIR. Hal ini dapat terjadi
karena struktur kepemilikan belum dapat
optimal mengontrol manajemen, sehingga
adanya struktur kepemilikan belum dapat
menjamin manajemen akan melaporkan
CIR secara tepat waktu. Dalam penelitian
Widaryanti (2011) dinyatakan struktur
kepemilikan
publik
tidak
memiliki
pengaruh signifikan dengan ketepatan

Pengaruh Penerbitan Saham terhadap
Ketepatan Waktu CIR
Penerbitan saham merupakan faktor
penting
yang
dapat
mempengaruhi
pengungkapan perusahaan (Desoky dan
Mousa, 2009). Menurut Kusrinanti (2012)
sebagian besar perusahaan berusaha
untuk menambah modal mereka dengan
lebih dari satu sumber daya, dan salah satu
upayanya adalah menerbitkan saham baru.
Perusahaan yang membutuhkan sumber
pembiayaan baru untuk
meningkatkan
kualitas pengungkapan informasi pada
website perusahaan untuk menarik lebih
banyak investor, dan ketepatan waktu CIR
merupakan salah satu aspek dari kualitas
5

waktu CIR. Namun dalam penelitian
Desoky dan Mousa (2009) struktur
kepemilikan memiliki asosiasi positif
terhadap pelaporan di internet.

Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris
Independen terhadap Ketepatan Waktu
CIR
Komisaris independen memiliki dua
karakteristik untuk
memenuhi fungsi
monitoring
mereka.
Pertama,
independensi mereka dan kedua, fokus
mereka untuk menjaga reputasi mereka
dalam pasar tenaga kerja eksternal.
Adanya karakteristik tersebut diharapkan
komisaris independen bisa mempermudah
pelaksanaan pertanggung-jawaban dewan
komisaris yang meliputi pengawasan
manajemen atas bisnis yang berjalan dan
memastikan dijalankannya
Corporate
Governance sebagaimana mestinya oleh
perusahaan serta melaporkan hasilnya
kepada pemegang saham dalam masa
kepengurusannya (Hanifa dan Cooke, 2002
dalam Widaryanti, 2011).
Dinyatakan pada penelitian yang
dilakukan Desoky dan Mousa (2009)
sehubungan dengan komposisi dewan, hasil
menunjukkan bahwa proporsi yang lebih
tinggi dari direktur independen mendorong
perusahaan
untuk
mengungkapkan
informasi lebih lanjut terhadap pelaporan
internet di situs website perusahaan. Namun
berbeda
dalam
temuan
penelitian
Abdelsalam dan Street (2007)
yang
menyatakan bahwa dewan independen
berpengaruh negatif
dengan
kualitas
pengungkapan melalui internet.

Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris
terhadap Ketepatan Waktu CIR
Menurut Widaryanti (2011) dewan
komisaris ditugaskan dan diberi tanggung
jawab atas pengawasan kualitas informasi
yang
terkandung
dalam laporan
keuangan. Jumlah komisaris di perusahaan
memainkan
peran
penting
dalam
pemantauan perusahaan
dan
dalam
mengambil keputusan strategis. Beberapa
penelitian berpendapat bahwa dewan
komisaris
besar
membantu
dalam:
melakukan pemantauan lebih, membantu
perusahaan dalam menyediakan sumber
daya
kritis
dan
menghilangkan
ketidakpastian lingkungan, mengurangi
dominasi CEO. Studi lain menggambarkan
bahwa
banyak
penelitian
mengilustrasikan bahwa ukuran dewan
komisaris yang lebih besar dapat
tmenyebabkan konflik antar anggota
dewan yang akan menunda pengambilan
keputusan
(Haryani,
dkk,
2012).
Perusahaan yang mempunyai ukuran
dewan besar mempunyai keinginan untuk
mengungkapkan informasi lebih berkualitas
dan
tepat
waktu
pada
website
perusahaan agar dapat menarik lebih
banyak investor (Ezat dan El-Masry,
2008 dalam Widaryanti, 2011)
Haryani, dkk (2012) mengungkapkan
dalam penelitiannya bahwa jumlah dewan
komisaris tidak berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu CIR. Menurut
Haryani, dkk (2012) jumlah
dewan
komisaris perusahaan yang besar belum
tentu
menjamin perusahaan akan
melaporkan CIR tepat pada waktunya.
Namun pada penelitian Desoky dan Mousa
(2009) jumlah dewan komisaris memiliki
asosiasi positif terhadap pelaporan di
internet.

Hipotesis
Hipotesis dari penelitian yang akan
dilakukan berdasarkan permasalahan dan
tujuan yang ingin dicapai adalah :
H1 : Terdapat pengaruh antara ukuran
perusahaan terhadap ketepatan waktu
CIR
H2 : Terdapat
pengaruh
antara
profitabilitas terhadap ketepatan
waktu CIR
H3 : Terdapat pengaruh antara leverage
terhadap ketepatan waktu CIR
H4 : Terdapat pengaruh antara likuiditas
terhadap ketepatan waktu CIR
H5 : Terdapat pengaruh antara penerbitan
saham terhadap ketepatan waktu CIR
6

H6

:

H7

:

H8

:

H9

:

H10

:

H11

:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2013.
2. Perusahaan memiliki website yang
aktif
3. Website perusahaan dapat diakses dan
tidak sedang dalam perbaikan
Tabel 1 : Jumlah Sampel Perusahaan

Terdapat pengaruh antara struktur
perusahaan terhadap ketepatan waktu
CIR
Terdapat pengaruh antara jumlah
dewan terhadap ketepatan waktu CIR
Terdapat pengaruh antara proporsi
dewan
komisaris
independen
terhadap ketepatan waktu CIR
Terdapat
pengaruh
antara
karakteristik perusahaan terhadap
ketepatan waktu CIR
Terdapat pengaruh antara corporate
governance terhadap ketepatan waktu
CIR
Terdapat pengaruh antara ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage,
likuiditas, penerbitan saham, struktur
kepemilikan,
jumlah
dewan
komisaris, dan proporsi dewan
komisaris independen secara simultan
terhadap ketepatan waktu CIR

No
1.
2.
3.

Keterangan
Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2013
Perusahaan yang tidak
mempunyai website
Website yang tidak bisa diakses
/ dalam perbaikan
Jumlah Sampel

Jumlah
137
4
9
124

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan
studi dokumentasi dan studi pustaka. Studi
dokumentasi yaitu pengumpulan data
melalui dokumen yang diperoleh dari
website perusahaan dan dari Bursa Efek
Indonesia melalui website www.idx.co.id.
Serta dilakukan studi pustaka, yaitu
pengumpulan data sebagai lancasan teori
serta penelitian terdahulu. Dalam hal ini
data diperoleh dari buku-buku, penelitian
terdahulu, serta sumber tertulis lainnya
yang berhubungan dengan informasi yang
dibutuhkan.

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun pengamatan 2013. Pemilihan
perusahaan-perusahaan publik yang masuk
kategori perusahaan manufaktur ini
didasarkan pada pertimbangan akan
homogenitas dalam aktivitas produksinya
dan kelompok industri ini yang relatif lebih
besar jika dibandingkan dengan kelompok
industri yang lain di Bursa Efek Indonesia,
sehingga
mendominasi
bursa
dan
mempunyai kontribusi besar terhadap
perkembangan bursa. Terdapat 137
populasi dalam penelitian ini.
Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan metode purposive
sampling dimana populasi yang akan
dijadikan sampel penelitian adalah populasi
yang memenuhi kriteria sampel tertentu.
Pemilihan kriteria sampel pada penelitian
ini didasarkan pada kriteria yang digunakan
pada penelitian Anna (2013) dan
Widaryanti
(2011).
Kriteria-kriteria
tersebut adalah sebagai berikut :

Definisi Operasional Variabel
Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah ketepatan waktu CIR, sedangkan
variabel independen yang digunakan yaitu
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,
likuiditas, penerbitan saham, struktur
kepemilikan, jumlah dewan komisaris, dan
proporsi dewan komisaris independen.
1) Ketepatan waktu CIR
Ketepatan waktu CIR disini diukur
dengan
secara
nominal
dengan
menggunakan
variabel dummy.
Perusahaan
yang
melaporkan
informasi keuangannya di internet ≤
90 hari diberi kode 1, sedangkan
perusahaan yang melaporkan informasi
keuangannya di internet ≥ 90 hari diberi
kode 0 (Sari, 2011).

7

sebelumnya dilakukan uji multikolinieritas
terlebih dahulu. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan bantuan program
microsoft office excel 2007 serta
menggunakan program IBM SPSS 21.0.
Model regresi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

Tabel 2 : Ketepatan Waktu
Kategori Perusahaan
Perusahaan Tepat Waktu
Perusahaan Tidak Tepat Waktu

Jumlah
116
8

%
93,55%
6,45%

2) Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini
diukur melalui logaritma natural dari
total aktiva.
3) Profitabilitas
Profitabilitas
diukur
menggunakan
??
Return On Equity. ROE = ? ?? ?????????? ?????
4) Leverage
Leverage diukur dengan Debt to Total
Assets Ratio (DAR) yakni perhitungan
total kewajiban dibagi total aset.
5) Likuiditas
Likuiditas dihitung dengan Current
Ratio (CR) yakni menghitung rasio
aktiva lancar terhadap utang lancar.
6) Penerbitan saham
Penerbitan saham
diukur
dengan
variabel dummy. Perusahaan
yang
menerbitkan saham baru selama tahun
2013 diberi kode 1, dan perusahaan
yang tidak menerbitkan saham baru
selama tahun 2013 diberi kode 0
(Widaryanti, 2011).
7) Struktur kepemilikan
Struktur kepemilikan di dalam penelitian
ini diukur dengan cara menghitung
persentase saham yang dimiliki publik
dalam perusahaan (Sari, 2011).
8) Jumlah dewan komisaris
Jumlah dewan komisaris merupakan
banyaknya jumlah anggota dewan
komisaris dalam suatu perusahaan
(Ezat dan El-Masry, 2008 dalam Sari,
2011).
9) Proporsi dewan komisaris independen
Proporsi dewan komisaris independen
pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan persentase antara jumlah
komisaris independen dengan total
anggota dewan komisaris (Widaryanti,
2011).

? ?? ?

Ln

? ? ? ?? ?

= ? + ? ??? ? + ? ? ? ? ? + ? ?? ? +
? ??? ? ?? + ? ?? ? ? ? +
? ? ???? + ? ? ? ? ??? ? ?? +
? ?? ? ? ? + ?

Keterangan:
? ?? ?
Ln
? ? ? ?? ?

?
SIZE
PROF
LEV
LIKUID
SAHAM
MILIK
KOMISARIS
INDEP
e

= Dummy variable, kategori 1
perusahaan yang tepat waktu
dalam penerapan CIR, kategori
0 untuk yang tidak tepat waktu.
= Konstanta
= Ukuran Perusahaan
= Profitabilitas
= Leverage
= Likuiditas
= Penerbitan Saham
= Struktur Kepemilikan
= Jumlah Dewan Komisaris
= Proporsi Dewan Komisaris
Independen
= Kesalahan Residual

HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yang digunakan
dalam penelitian ini hanya
nilai
maksimum, minimum, standar deviasi dan
mean. Variabel-variabel yang diukur
dengan angka dummy tidak dihitung
nilai mean dan standar deviasinya, karena
angka dummy hanya berungsi sebagai label
kategori semata tanpa nilai intrinsik dan
tanpa arti apa-apa. Berikut ini merupakan
tabel hasil pengujian statistik deskriptif:
Tabel 3 : Statistik Deskriptif
N
SIZE
PROF
LEV
LIKUID
MILIK
KOMISARIS
INDEP
Valid N
(listwise)

Teknik Analisis Data
Metode analisis statistik yang
digunakan adalah regresi logistik yang

Min

124 10,9925
124 -2,3371
124
,0372
124
,2083
124
124
124
124

,0104
2
,0000

Max

Mean

Std. Dev

14,4823
2,3183
3,3421
13,8713

12,306741
,097720
,533839
2,176069

9,9700
11
1,0000

,321134
4,25
,359733

,6956583
,3809012
,4114802
2,032399
5
,8880522
1,770
,1416443

Sumber : Output SPSS 21.0

8

Nilai proporsi dewan komisaris
independen minimum adalah 0,0000 atau 0
yang berarti terdapat perusahaan yang tidak
memiliki dewan komisaris independen
samasekali
dalam
perusahaannya,
sedangkan nilai maksimumnya 1,0000 yang
berarti terdapat perusahaan yang seluruh
dewan komisarisnya merupakan dewan
komisaris independen. Nilai rata-ratanya
0,359733
dengan
standar
deviasi
0,1416443.

Tabel statistik deskriptif diatas
menunjukkan jumlah observasi dalam
penelitian ini adalah 124. Berdasarkan 124
data tersebut dapat diketahui nilai
minimum dari ukuran perusahaan yang
dapat dilihat dari log total aset adalah
10,9925 dimiliki perusahaan Kedaung
Indah Can Tbk, sedangkan nilai maksimum
diperoleh
14,4823
yang
dimiliki
perusahaan Asiaplast Industries Tbk. Ratarata yang dimiliki observasi dalam ukuran
perusahan yaitu dinilai 12,306741dan
standar deviasinya 0,6956583.
Nilai profitabilitas dilihat dari nilai
return on equity (ROE) perusahaan yang
diteliti. Nilai minimum ROE perusahaan
bernilai -2,3371 yang dimiliki perusahaan
Tirta Mahakam Resources Tbk, sedangkan
nilai maksimum ROE 2,3183 dimiliki oleh
Kalbe Farma Tbk. Nilai rata-rata dari
variabel profitabilitas ini 0,097720 dan
standar deviasinya 0,3809012. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan
perusahaan sampel dalam menghasilakn
laba bersih adalah sebesar 9,7%.
Nilai leverage diperoleh dari debt to
total asset ratio (DAR) menunjukkan nilai
minimum 0,0372 yang dimiliki oleh Jaya
Pari Steel Tbk, sedangkan nilai maksimum
sebesar 3,3421 dimiliki oleh Asia Pasific
Fibers Tbk. Nilai rata-rata leverage sebesar
0,533839 dan standar deviasi ,4114802.
Nilai likuiditas dilihat dari nilai
current ratio yang memiliki nilai mininum
0,2083 adalah perusahaan Asia Pasific
Fibers Tbk, sedangkan nilai maksimum
13,8713 dimiliki oleh Intan Wijaya
International Tbk. Nilai rata-rata 2,176069
dan standar deviasi 2,0323995.
Nilai struktur kepemilikan minimum
0,0104 dimiliki oleh Sat Nusa Persada Tbk,
sedangkan nilai maksimum 9,9700 dimiliki
oleh Kimia Farma Tbk. Nilai rata-rata
0,321134 dan standar deviasi 0,8880522.
Nilai jumlah komisaris minimum
adalah 2, sedangkan jumlah maksimumnya
adalah 11. Jumlah komisaris memiliki nilai
rata-rata 4,25 berarti rata-rata perusahaan
memiliki 4 orang komisaris dan untuk nilai
standar deviasinya adalah 1,770.

Analisis Statistik
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dalam penelitian
ini dilakukan untuk melihat besarnya
korelasi antar variabel independen.
Tabel 4 : Hasil Uji Multikolinieritas
Model

1

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
SIZE
PROF
LEV
LIKUID
SAHAM
MILIK
KOMISARIS
INDEP

,602
,939
,748
,712
,965
,992
,630
,978

1,660
1,065
1,337
1,404
1,036
1,009
1,588
1,022

Sumber: Output SPSS 21.0

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat
hasil
perhitungan
nilai
Tolerance
menunjukkan
tidak
ada
variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance
kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen yang
nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada satu
variabel independen yang memilliki nilai
VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinieritas antar
variabel independen dalam model regresi.
Analisis Regresi Logistik
Menilai Keseluruhan Model (Overall Fit
Model)
Menilai keseluruhan model dilakukan
dengan membandingkan nilai -2LogL
9

dengan konstanta dan variabel-variabel
independen ditambahkan kedalam model
independen. Statistik -2LogL dapat
apakah secara signifikan memperbaiki
digunakan untuk menentukan jika variabel
model fit (Ghozali, 2011: 341).
Tabel 5 : Hasil Uji Regresi Logistik untuk Keseluruhan Model
Iteration

-2 Log
likelihood

1
2
3
4
Step
5
1
6
7
8
9
Sumber: Output

Constant
60,726
,557
47,041
,057
43,693
-,672
42,982
-1,124
42,882
-1,388
42,876
-1,443
42,876
-1,441
42,876
-1,441
42,876
-1,441
SPSS 21.0

SIZE
,017
,043
,063
,062
,063
,062
,061
,061
,061

Iteration Historya,b,c,d
Coefficients
PROF LEV LIKUID SAHAM
-,014 -,296
,035
1,119
,028 -,563
,108
2,061
,183 -,673
,245
2,752
,321 -,614
,415
3,106
,345 -,530
,530
3,220
,342 -,512
,556
3,245
,341 -,510
,558
3,250
,341 -,510
,558
3,250
,341 -,510
,558
3,250

Df
8
8
8

KOMSR
,040
,093
,150
,190
,201
,203
,204
,204
,204

INDEP
-,249
-,467
-,612
-,901
-1,144
-1,194
-1,201
-1,201
-1,201

Hipotesis diterima dan model fit dengan
data.
Untuk
melihat
pengaruh
karakteristik perusahaan dan corporate
governance terhadap ketepatan waktu CIR,
peneliti melakukan penilaian kembali
untuk keseluruhan model karakteristik
perusahaan dengan variabel ukuran
perusahaan (SIZE), profitabilitas (PROF),
leverage (LEV), likuiditas (LIKUID), dan
penerbitan saham (SAHAM) serta
corporate governance dengan variabel
struktur kepemilikan (MILIK), jumlah
dewan komisaris (KOMISARIS) dan
proporsi dewan komisaris independen
(INDEP). Pengaruh tersebut dapat dilihat
pada Tabel 6 yang menjelaskan model
karakteristik perusahaan dan Tabel 7 yang
menjelaskan model corporate governance.
Tabel 6: Hasil Uji Regresi Logistik
untuk Model Karakteristik
Perusahaan
Omnibus Tests of Model Coefficients

Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Step
16,450
Step
Block
16,450
1
Model
16,450
Sumber : Output SPSS 21.0

MILIK
-,006
-,008
,010
,070
,166
,254
,285
,287
,287

Sig.
,036
,036
,036

Berdasarkan Tabel 5 pada iteration
history
saat
variabel
independen
dimasukkan dalam model dengan n = 124
dan degree of freedom (df) 115 (df = n –
variabel independen - 1), chi-square (X2)
tabel pada df 115 dan probabilitas 0,05 =
141,030. Nilai -2Log Likelihood (42,876)
< chi-square (X2) tabel (141,030), maka
menunjukkan bahwa model dengan
memasukkan variabel independen adalah
fit dengan data.
Pada tabel omibus tests of model
coefficients
tampak
selisih
-2Log
Likelihood sebelum variabel independen
masuk model (59,326) dikurangi -2Log
Likelihood setelah variabel independen
masuk model (42,876) adalah nilai chisquare 16,450. Nilai X2 16,450 > X2 tabel
pada df 8 (jumlah variabel independen)
yaitu 15,507 atau dengan signifikansi
sebesar 0,036 (