PENGARUH POLA PIKIR KEPEMIMPINAN DALAM R

PENGARUH POLA PIKIR KEPEMIMPINAN DALAM RISET
MARKETING YANG INOVATIF DAN STRATEGIKAL

Nama

: Irfan Nugraha

NIM

: 10113251

Kelas

: KWU -2

E-mail

: [email protected]

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2017

ABSTRAK
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan suatu kerangka kerja
konseptual yang menggambarkan hubungan variabel-variabel pola pikir kepemimpinan,
marketing, riset, strategi, dan inovatif. Makalah ini mempresentasikan beberapa konsep
teori dari Pola Pikir Kepemimpinan, Manajemen Marketing, Manajemen Riset, dan
Inovatif Strategik. Akhirnya beberapa tujuan penelitian yang mengamati tentang
hubungan variabel-variabel kepemimpinan, manajemen, riset, strategi, dan inovatif
sangatlah diharapkan untuk mengembangkan tujuan penelitian.

Kata kunci: kepemimpinan, manajemen, riset, marketing, strategi, dan inovatif.

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1.

Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2.

Identifikasi dan Rumusan Masalah .................................................................... 2

1.3.

Manfaat dan Tujuan ........................................................................................... 2
LANDASAN TEORI ......................................................................................... 3

2.1.

Apa itu Pola Pikir Kepemimpinan? ................................................................... 3

2.2.


Pengertian Riset Marketing................................................................................ 4

2.3.

Fungsi Riset Marketing ...................................................................................... 4
MANAJEMEN INOVATIF DAN STRATEGIK ............................................ 17

3.1.

Manajemen Kepemimpinan yang Inovatif....................................................... 17

3.2.

Kepemimpinan dalam manajemen strategik .................................................... 21
KESIMPULAN ................................................................................................ 26

4.1.

Kesimpulan ...................................................................................................... 26


4.2.

Saran ................................................................................................................ 26

ii

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Selama ini, di mana ekonomi tumbuh pesat, perusahaan–perusahaan kurang
mempertimbangkan faktor pesaing dibandingkan masa kini. “Kue ekonomi”
berkembang pesat dan memang cukup bagi keberhasilan setiap orang. Namun selama
ini, pertumbuhan ekonomi yang kurang bergairah menciptakan persaingan yang
sangat ketat. Perusahaan–perusahaan secara khusus mendalami kelemahan pesaing–
pesaingnya dan sering menyerang posisi pesaingnya dengan mendadak. Makin lama
makin didasari perlunya inovasi dengan strategi pemasaran yang didasarkan atas baik
kebutuhan konsumen maupun posisi para pesaing. Strategi Pemasaran harus
disesuaikan tidak hanya pada sasaran konsumen tetapi juga pada para pesaing yang
mengincar sasaran konsumen yang sama.


Kebanyakan industri memiliki satu perusahaan yang dikenal sebagai
pemimpin pasar. Perusahaan ini memegang bagian pasar terbesar dalam pasar produk
yang relevan. Biasanya perusahaan lain mengikuti tindakan–tindakannya dalam hal
perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan saluran distribusi dan
intensitas promosi. Perusahaan pemimpin ini bisa saja tidak dikagumi, tetapi yang
jelas ialah kalangan perusahaan lain mengakui dominasinya. Perusahaan ini menjadi
titik pusat orientasi para pesaing, ia merupakan perusahaan yang ditantang, ditiru
atau dijauhi.

Usahawan harus memiliki pola pikir yang bisa menandingi pesaingpesaingnya sebagai pemimpin perusahaan dan perlu mendalami riset marketing yang
inovatif agar bisa memunculkan keunggulan produk dan bernilai bagi konsumen.
Maka, strategi bisnis wajib dipelajari lebih dalam lagi bagi pengusaha yang ingin
terus berkiprah sebagai pengusaha yang nomor satu.

1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Apa itu Pola Pikir Kepemimpinan?
2. Apa fungsi Riset Marketing?

3. Manajemen seperti apa saja yang harus dimiliki oleh Kepemimpinan agar menjadi
Inovatif?
4. Bagaimana pentingnya Strategik bagi Kepemimpinan?
1.3. Manfaat dan Tujuan
1. Mengetahui Pola Pikir Kepemimpinan.
2. Mengetahui Fungsi Riset Marketing.
3. Mengetahui Manajemen yang harus dimiliki oleh Kepemimpinan agar menjadi
inovatif.
4. Mengetahui pentingnya Strategik bagi Kepemimpinan.

2

LANDASAN TEORI

2.1. Apa itu Pola Pikir Kepemimpinan?
Teknologi telah mengubah konektivitas dan akan terus mengubah cara orang
hidup dan berinteraksi. Medan perang perebutan talenta akan terus berlangsung baik
perusahaan

swasta


maupun

pemerintahan

akan

mengembangkan

strategi

ketenagakerjaan berbasis talenta global, suatu sumber daya yang tidak kalah
pentingnya dengan strategi manufaktur. Sangat disayangkan, apabila talenta disini
tidak diberdayagunakan oleh perusahaan dalam menantang pesaing-pesaing baru
perusahaan yang pastinya akan bermunculan. Maka, haruslah seorang ketua
perusahaan mengambil langkah kongkrit dalam konsep pola pikir agar memiliki
keunggulan dalam bersaing. Istilah pola pikir kepemimpinan, berarti adalah sebuah
sudut pandang pemimpin yang dibangun dengan paradigma cerdas yang bertujuan
menstabilkan semua pelaku perusahaan.
Pola pikir kepemimpinan pada umumnya, hanya dibangun dengan konsep

namun tidak banyak yang di implementasikan kedalam action. Menurut Dr. Ir. Eddy
Soeryanto Soegoto (2014:281) terdapat 5 (lima) aspek penting yang dapat

diidentifikasi tentang keterampilan global, yaitu : Berpikir secara global, Menghargai
keragaman budaya, Mengembangkan teknologi cerdas, Membangun kemitraan dan
aliansi, Berbagi ilmu tentang kepemimpinan/
Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah
faktor utama yang sangaltlah penting dalam efektifitas manajer. Diantaranya seperti
kemampuan dalam mengelola perubahan, pemikiran strategis, pengambilan
keputusan, mengelola tim kerja, pengolahan hasil, dan seterusnya. Keterampilan
kepemimpinan yang umum mungkin mudah untuk ditransfer ke dalam konteks
kepemimpinan global, namun orang yang memiliki keterampilan kepemimpinan
yang efektif dalam lingkup domestik belum tentu memiliki kepemimpinan yang
efektif pula dalam setting lingkungan global.

3

2.2.Pengertian Riset Marketing
Riset Pemasaran (Marketing) merupakan proses yang objektif dan
sistematik dalam mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan pemasaran.

Riset pemasaran juga merupakan kegiatan penelitian dalam bidang pemasaran. Riset
pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari perumusan masalah,
perumusan tujuan dari riset pemasaran, pengumpulan data, pengolahan data, hingga
interpretasi dari hasil riset pemasaran yang diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai
upaya memberi masukan bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak
manajemen akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran apa
yang masih konkrit dilakukan untuk merebut peluang.

Menurut (Philip Kotler , 1964) mendefinisikan riset pemasaran sebagai
perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan
yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan.
Sementara itu, praktisi riset Robby Susatyo

memiliki pendapatnya sendiri

mengenai riset pemasaran. (Robby Susatyo, 2007) mendefinisikan riset pemasaran sebagai
suatu identifikasi yang objektif dan sistematis, yang dilanjutkan dengan pengumpulan.
analisis, dan perangkaian informasi yang bertujuan untuk memperbaiki pengambilan
keputusan yang berkaitan solusi masalah dan penemuan peluang dalam proses pemasaran.
Selain para ahli, beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi sendiri

untuk riset pemasaran. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan riset
pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat
umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi
dan menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan
mengevaluasi tindakan pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan
pemahaman mengenai pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara
yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif.

2.3. Fungsi Riset Marketing
Riset pemasaran (Marketing) merupakan sebuah langkah penting yang
harus dilakukan oleh perusahaan untuk membantu menyusun perencanaan
pemasaran. Program pemasaran pada tahun yang baru biasanya turut dipengaruhi
oleh hasil riset pemasaran yang dilakukan perusahaan di akhir tahun. Riset

4

pemasaran dapat diibaratkan sebagai mata dan telinga perusahaan untuk
mengetahui bagaimana pandangan dan keinginan konsumen terhadap perusahaan.
Riset pemasaran memiliki tiga fungsi utama bagi perusahaan, yaitu:
1. Evaluating

Fungsi riset pemasaran yang pertama adalah evaluating. Riset pemasaran
yang dilakukan untuk fungsi ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi
program-program pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya. Fungsi
evaluating dalam riset pemasaran ini juga termasuk ketika perusahaan ingin
melakukan review terhadap brand positioning dibandingkan dengan produk
pesaing.
2. Understanding
Fungsi riset pemasaran kedua adalah understanding. Fungsi riset
pemasaran ini menekankan pada tujuan untuk memahami konsumen sebagai salah
satu insight atau masukan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan
memahami konsumen, perusahaan akan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan
dan keluhan konsumen. Dalam menjalankan funsi ini, riset pemasaran yang
dilakukan biasanya adalah riset yang menggambarkan potret kebiasaan dan
perilaku konsumen serta harapan dan keluhan mereka terhadap produk.
3. Predicting
Fungsi riset pemasaran ketiga adalah predicting. Fungsi riset pemasaran
yang terakhir ini merupakan fungsi yang sebenarnya paling sulit untuk dilakukan.
Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga prediksi yang dilakukan dalam
riset pemasaran sangatlah beresiko karena sifatnya yang sangat relatif. Ketika
sebuah brand ingin membidik pasar baru, maka riset pemasaran selalu dijadikan
bahan acuan utama. Begitupun ketika perusahaan ingin menyusun strategi
pemasaran baru, riset pemasaran masih menjadi penilaian utama.

Riset pemasaran memainkan dua peranan kunci dalam sistem pemasaran.
Pertama, riset tersebut merupakan bagian dari proses umpan balik intelijen
pemasaran, yang menyediakan data-data tentang keefektifan bauran pemasaran

5

saat ini dan memberikan wawasan untuk perubahan yang diperlukan kepada para
pengambil keputusan. Kedua, riset pemasaran merupakan alat utama dalam
menelusuri peluang baru di pasaran. Riset segmentasi dan riset produk baru
membantu mengidentifikasi peluang yang paling menguntungkan bagi manajer
pemasaran (Jhon Hendri, 2009).

Fungsi riset pasar berkaitan derigan bagaimana pihak manajemen
menggunakannya, yaitu:

1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan berkaitan dengan menentukan peluang pasar meliputi
Segmentation, Demand estimation dan Environmental assessment.

2. Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Riset pasar untuk Problem Solving lebih fokus kepada membuat
keputusan jangka pendek dan keputusan jangka panjang, meliputi Product
(produk), Price (Harga), Place (Ternpat) dan Promotion (prornosi).

3. Control (Pengendalian)
Control-Oriented Market Research membantu pihak manajemen untuk
menemukan titik masalah dan memonitor proses yang sedang berlangsung
(Churcill, 2005).

Tujuan Riset Pasar
Menurut Doman (2002), ada 4 tujuan dasar dan riset pasar, yaitu:
1. Menganalisis pasar
Riset analisis pasar membantu rnemperhitungkan potensi pasar untuk
produk, jasa atau usaha baru. Analisis pasar dapat memberikan informasi
mengenai calon pelanggan, pasar potensial, lokasi usaha, dan pesaing.

6

2. Menganalisis tanggapan pasar terhadap suatu produk atau jasa
Analisis ini dimaksudkan untuk memperhitungkan potensi produk atau
jasa di pasar. Pengkajian bisa dilakukan sebelum suatu produk diperkenalkan.
Survei juga bisa dilakukan untuk meningkatkan pemasaran atau produk.

3. Menganalisis efektivitas iklan atau promosi dan perusahaan
Riset ini membantu pemilik perusahaan untuk menyeleksi media
periklanan yang paling efektif dan paling cost-effective.

4. Menyusun strategi
Pengkajian perencanaan strategis melacak pertumbuhan atau kemerosotan
pasar-pasar yang sudah ada dan membantu menemukan produk-produk atau jasajasa apa yang akan sukses dalam pasar tersebut. Riset perencanaan strategis
biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah mapan.

Klasifikasi Riset Pasar
Menurut Maholtra, 1996 dalam Bilson Simamora, 2004:51 dikatakan
bahwa riset pemasaran dibagi ke dalam dua kategori yaitu riset identifikasi
masalah (problem identification research) dan riset mengatasi masalah (problem
solving research).

Riset identifikasi masalah bertujuan mengidentifikasi masalah yang di
kemudian hari akan diteliti lebih lanjut untuk dicarikan solusinya. Riset mengatasi
masalah merupakan riset di mana hasil risetnya dimaksudkan untuk dijadikan
bahan dalam rangka pengambilan keputusan manajemen atas permasalahan yang
terjadi.

Prosedur Riset Pasar
Untuk melakukan sebuah riset atau penelitian, diperlukan prosedur dan
sistematika dalam penyajian hasil penelitian tersebut. Secara umum prosedur dan
sistematika penyajian hasil penelitian meliputi perumusan masalah, perumusan
hipotesis, menentukan metode riset, menentukan variabel penelitian, menentukan

7

data penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, kesimpulan dan
saran, penyajian laporan penelitian.

1. Menentukan topik riset
Langkah awal sebelum melakukan riset adalah menentukan topik riset itu
sendiri. Tanpa memiliki topik riset tentu saja tidak ada riset atau riset menjadi
kabur dan tidak terfokus ke salah satu hal yang di teliti. Maka menjadi penting
menentukan topik riset sebelum melangkah jauh ke depan berkaitan dengan riset
tersebut.
Contoh topik riset pemasaran antara lain:



Mengukur loyalitas konsumen terhadap merek



Perilaku pembelian barang di masa inflasi



perbelanjaan

Mengukur

persepsi

masyarakat

terhadap



Menilai kegiatan perencanaan pemasaran



informasi



Mengidentifikasi perilaku pembelian spontan



pemasaran.





suatu

daerah

Mengukur kecenderungan konsumen mengeksplorasi produk dan

Menguji respons konsumen terhadap perbedaan warna brosur

Menilai kemampuan manajer dalam menjalankan kegiatan

Mengukur manfaat iklan televisi
Persepsi konsumen terhadap rumah makan dan luar negeri.

2. Perumusan masalah
Setelah menentukan topik riset pemasaran yang sekiranya benar-benar
dikuasai, langkah berikutnya menguraikan latar belakang mengapa memilih topik
riset pemasaran tersebut? Di dalam uraian tersebut dikemukakan mengenai
alasan-alasan memilih topik tersebut berikut argumentasi-argumenasi yang dapat
menguatkannya. Semakin banyak argumentasi yang dikemukakan akan dapat
memberikan kontribusi pada penguatan topik riset pemasaran yang sudah

8

dipilihnya. Kemudian setelah uraian latar belakang permasalahan selesal
diuraikan, berikutnya menentukan rumusan masalah penelitian.

3. Perumusan hipotesis
Langkah berikutnya setelah dirrumuskan pokok permasalahan dan suatu
topik riset pemasaran, adalah perumusan hipotesis riset. Hipotesis ini merupakan
jawaban bersifat sementara berdasarkan pokok rumusan masalah yang telah
disusun. Sehingga kebenaran dari suatu hipotesis masih harus dilakukan
pengujian-pengujian melalui uji statistik, apakah hipotesis yang diajukan benar
atau tidak benar. Banyaknya hipotesis yang diajukan disesuaikan dengan banyak
rumusan masalah.

4. Menentukan metode riset
Menentukan riset diperlukan untuk membantu memecahkan permasalahan
dalam topik. Pada umumnya metode riset menggunakan alat-alat dan uji statistik
jika data penelitian berupa angka-angka bilangan, jadi bersifat kuantitatit. Namun
di samping alat dan uji statistik, dapat pula dilakukan secara kualitatif, berupa
analisis karakteristik data tanpa melalui pengujian kualitas dari sebuah riset
bersifat kualitatit sangat bergantung pada kevalidan data hasil observasi pada
objek yang diteliti. Semakin valid dan detail, semakin memberikan kontribusi
pada kualitas hasil riset, sebaliknya data yang diperoleh dari hasil observasi
kurang atau tidak valid serta tidak didukung oleh argumentasi yang kuat, akan
mengakibatkan berkurangnya kualitas sebuah riset kualitatif.

Metode riset bersifat kualitatif, misalnya dengan analisis SWOT
(Strenght, Weaknesses, Opportunity, Treath), Analisis Peta. Metode riset bersifat
kuantitatif, terutama mempergunakan alat uji statistik, misalnya uji hipotesis, uji
khi kuadrat, uji analisis varians (Anova), uji koefisien regresi, uji koefisien
korelasi baik parsial maupun simultan, dan uji statistik nonparametrik.

9

5. Menentukan variabel riset
Dalam menentukan variabel riset, disesuaikan dengan topik yang diteliti,
karena variabel riset yang diperlukan terkandung pada topik tersebut.

6. Menentukan data riset
Berdasarkan variabel riset di atas berarti kita dapat menentukan data
risetnya. Jika variabel berkaitan dengan persepsi masyarakat maka data risetnya
juga mengenai persepsi masyarakat. Banyak sedikitnya data riset tergantung pada
kebutuhan responden dalam hal ini masyarakat yang menjadi sampel riset.

Jika berkaitan dengan penjualan maka data risetnya dapat berupa volume
penjualan berdasarkan periode penjualan, volume penjualan berdasarkan daerah
penjualan, atau volume penjualan berdasarkan salesnya. Oleh karena itu data riset
sangat tergantung pada variabel yang diteliti.

7. Metode pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data riset ada dua metode yaitu metode
pengumpulan data kualitatif, dan metode pengumpulan data kuantitatif. (lstijanto,
2005)
a. Metode pengumpulan data kualitatif
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif antara lain
wawancara, focus group dan teknik proyeksi.
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual. Dalam
wawancara, seseorang responden diajukan pertanyaan oleh pewawancara untuk
mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap, atau keyakinannya terhadap suatu
topik pemasaran. Bentuk wawancara yang terkini memungkinkan pewawancara
dan orang yang diwawancarai tidak bertemu secara fisik. Pemanfaatan teknologi
dibidang teknologi dan internet mampu membuat pewawancara dan partisipan
saling berinteraksi di depan monitor komputer atau televisi. Hal ini tentunya akan
memberikan efisiensi karena memungkinkan perolehan informasi yang lebih
cepat dengan jangkauan lebih luas.

10

Focus Group merupakan suatu bentuk pengumpulan data melalui diskusi
kelompok dalam pemasaran. Di mana diskusi grup terfokus ini merupakan
kelompok kecil yang terdiri dari 8-10 orang yang dipiIih untuk mendiskusikan
topik tertentu tanpa menggunakan kuesioner yang terstruktur. Orang-orang yang
terlibat dalam diskusi grup terfokus diharapkan memiliki pengetahuan atau
kecakapan

di

bidangnya

sehingga

pandangannya

benar-benar

mampu

memberikan masukan yang mendalam bagi manajer. Seperti halnya wawancara
yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi, dalam diskusi grup terfokus ini
dimungkinkan bahwa antar anggota tidak bertemu secara Iangsung dalam diskusi.
Bentuk diskusi grup terfokus melalui diskusi interaktif dengan menggunakan
Internet sudah mulai biasa diterapkan dalam riset sehingga bisa menghemat biaya
yang dikeluarkan untuk tranportasi peserta dan biaya-biaya fasilitas.
Teknik proyeksi merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh
data dengan mendorong responden mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap
atau keyakinannya terhadap suatu topik pemasaran dengan pertanyaan tidak
Iangsung dan tidak terstruktur (Istijanto, 2005). Pengertian tidak Iangsung disini
berarti bahwa partisipan bebas memproyeksikan atau menyamaartikan apa saja
yang muncul dalam pikiran atau perasaannya berkaitan dengan objek atau topik
yang disampaikan peneliti.
b. Metode pengumpulan data kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa metode
yaitu survei, observasi dan eksperimen (Istijanto, 2005).
Survei merupakan metode yang digunakan secara luas, khususnya dalam
riset pemasaran. Informasi dikumpulkan dengan menanyai orang melalui daftar
pertanyaan yang terstruktu. Dengan survei, periset bertujuan memperoleh
informasi seperti preferensi, sikap, atau pendapat responden yang diungkapkan
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Survei bertujuan untuk meliputi banyak
orang sehingga hasil survei dapat dipandang mewakili populasi atau merupakan
generalisasi.Survei pada umurnnya melibatkan banyak responden, tergantung
pada tujuan dan batasan riset.
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengamati dan
mencatat pola perilaku orang, objek atau kejadian-kejadian melalui cara

11

sistematik. Dalam hal ini periset tidak berkomunikasi atau bertanya dengan orang
atau objek yang sedang diobservasi sehingga orang yang sedang diobservasi tidak
menyadari kalau mereka sedang diteliti. Hal ini dilakukan supaya objek yang
diamati tidak mengubah perilakunya selama proses riset berjalan. Observasi dapat
dilakukan dengan mengamati beberapa hal antara lain perilaku fisik, perilaku
mengonsumsi, perubahan raut muka, objek. Metode observasi menawarkan
keunggulan berupa perilaku yang nyata atau aktual dan orang yang diamati
sehingga tidak terjadi manipulasi. Keunggulan ini bisa jadi tidak dimiliki oleh
metode sebelumnya.
Eksperimen merupakan riset yang berusaha memanipulasi satu atau lebih
variabel kausal, kemudian mengukur efek dan manipulasi tersebut terhadap satu
atau Iebih variabel dependen. Eksperimen memungkinkan periset mengisolasi
variabel lain di luar variabel kausal sehingga efek tersebut dinilai sebagal hasil
perubahan variabel kausal yang digunakan dalam riset. Dengan melihat kondisi
pada saat eksperimen dijalankan, eksperimen dapat dikategorikan menjadi dua
jenis yaitu eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Eksperimen
laboratorium dijalankan dalam keadaan yang tidak alami karena percobaan tidak
dilakukan di pasar yang sesungguhnya, sedangkan eksperimen lapangan
menggunakan kondisi yang riil.
8. Pengolahan data
Pada tahap ini, semua data riset yang telah diperoleh, kemudian dilakukan
sortir data yaitu memilih data yang memenuhi persyaratan riset. Hal ini dilakukan
karena ada kemungkinan data yang masuk, beberapa di antaranya bisa tidak
memenuhi persyaratan riset yang tetah ditetapkan sebelumnya. Misalkan
dibutuhkan 100 data, berarti kita harus mencari lebih dari 100 data.

Sehingga ketika ada data yang tidak memenuhi persyaratan masih ada data
lainnya. Data riset yang diperoleh kemudian dikumpulkan ke dalam tabel tertentu
untuk memudahkan pengolahan data. Sedangkan pengolahan data dapat
dilakukan dengan sistem manual dan atau sistem komputerisasi. Untuk
menyesuaikan

perkembangan

zaman

lebih

baik

menggunakan

sistem

komputerisasi dengan beberapa keunggulan, diantaranya lebih cepat, lebih tepat,

12

lebih detail dalam perhitungannya. Pengolahan data dapat menggunakan program
komputer SPSS atau program statistik lainnya.

9. Analisis data
Setelah dilakukan pengolahan data baik secara manual maupun
komputerisasi, hasilnya merupakan output riset, di mana output tersebut harus
dianalisis untuk mendapatkan gambaran hasil yang dicapai sebagai upaya
memecahkan permasalahan riset. Dengan analisis data kita mengetahui apakah
permasalahan riset dapat terpecahkan sesuai dengan harapan hipotesis riset atau
tidak sesuai harapan hipotesis riset.

10. Kesimpulan dan saran
Bagian akhir dan prosedur riset adalah menarik kesimpulan dan saran
berdasarkan hasil analisis data. Kesimpulan diambil murni dari hasil analisis data
setelah dikaji melalui uji statistik dan atau nonstatistik (bersifat kualitatif).
Apapun hasil analisis data dapat menjadi sumber pemecahan permasalahan dalam
sebuah riset. Dalam riset juga perlu diberikan masukan berupa saran. Saran berisi
langkah apa yang sebaiknya dilakukan untuk masa mendatang berdasarkan
analisis data.

11. Penyampaian laporan riset
Setelah semua prosedur riset dilalui, dalam arti riset sudah selesai, langkah
berikutnya disajikan dalam bentuk laporan riset yang disusun secara sistematik
berdasarkan kaidah penulisan ilmiah, seperti prosedur riset pemasaran di atas.
Dalam penyajian laporan riset, perlu juga diberikan argumentasi lainnnya agar
lebih menarik seperti foto objek yang diteliti, bagan, tabel dan gambar-gambar
lainnya yang berkaitan dengan riset (Sunyoto, 2012).

Sumber Data Riset Pasar
Dalam suatu riset yang dilakukan seorang peneliti akan menggunakan
data-data yang dikumpulkan sebagai bahan utama proses pengolahan data. Namun
data itu sendiri dibedakan menjadi data primer dan data sekunder.

13

1. Data primer
Kata primer merupakan lawan kata dari sekunder, di mana artinya asli atau
utama atau secara langsung dari sumbernya. Jadi pengertian data primer adalah
data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah riset secara
khusus. Dalam riset pemasaran, data primer diperoleh secara langsung dari
sumbernya, sehingga periset merupakan tangan pertama yang memperoleh data
tersebut.

Data primer dibedakan menjadi dua yaltu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa karakteristik, kategori atau ciri
khas suatu objek penelitian. Contoh data kualitatif adalah data dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan, daerah asal, jenis pekerjaafl. ika
data kualitatif diterapkan pada benda, misatnya data tentang buah berarti dapat
dikelompokkan menjadi ukuran besar, sedang, kecil, pada rasa buah menjadi
manis dan tidak manis.

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau bilangan baik
utuh (diskrit) maupun tidak utuh (kontinyu). Data kuantitatif jenis diskrit misalnya
data mengenai jumlah konsumen, jumlah televisi, jumlah mobil, jumlah
karyawan, jumlah penjual, jumlah baju dan sebagainya. Sedangkan data
kuantitatif jenis kontinyu, misalnya ukuran berat badan atau berat dalam
perdagangan, ukuran jarak, ukuran tinggi rendah, dan sebagainya.

2. Data sekunder
Setelah data primer atau data utama pada riset dilakukan, sebagai sarana
pendukungnya adalah data bersifat sekunder atau yang kedua, maksudnya adalah
bahwa selain data utama, periset memandang perlu untuk menarnbah daya dukung
atas penelitiannya dengan data-data yang lain yang berkaitan dengan penelitian.
Misalnya mengenai identitas para responden, sarana dan prasarana dalam proses
produksi, informasi jumlah konsumen dan waktu ke waktu, informasi jumlah
karyawan sebuah perusahaan, informasi jumlah produk yang dijual ke pasar,

14

informasi mengenal segmen pasar yang menjadi target, keuntungan perusahaan
secara periodik, dan sebagainya. Untuk itu data sekunder menjadi penting sebagai
pemberi informasi yang mendukung suatu riset tertentu.

Ada beberapa pengertian data sekunder yang dapat menjadi rujukan untuk
digunakan dalam suatu riset yaitu:



Data sekunder merupakan data publikasi yang dikumpulkan tidak hanya
untuk keperluan satu riset tertentu saja.
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain,
bukan oleh periset sendiri, untuk tujuan yang lain, hal ini mengandung arti



bahwa periset hanya memantaatkan data yang sudah ada untuk risetnya.



data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.



mungkin relevan dengan permasalahan yang ada.

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul

Data sekunder mencakup informasi yang telah dikumpulkan dan hanya

Dari beberapa pengertian data sekunder di atas, data sekunder dapat dibagi
menjadi data sekunder internal dan data sekunder eksternal.

a. Data sekunder internal
Data sekunder internal ini adalah merupakan data sekunder yang diperoleh
dan dalam objek yang diteliti, misalnya objek riset sebuah perusahaan atau
organisasi, berarti data sekunder internal tersedia di dalam perusahaan atau
organisasi tersebut contohnya jumlah karyawan, laporan keuangan atau akuntansi,
jumlah penjualan produk, catatan gaji atau upah yang diterima para karyawan,
bagan struktur perusahaan (organisasi) dan lain-lain.

b. Data sekunder eksternal
Sedangkan data sekunder eksternal merupakan data yang tersedia di luar
perusahaan atau organisasi, contohnya brosur, leaflet perusahaan, buku, majalah,
riset orang lain, data di Badan Pusat Statistik, jurnal-jurnal, dan sebagainya.
Sebenarnya data sekunder eksternal mi merupakan data yang sudah jadi, artinya

15

telah dilakukan pengolahan data berdasarkan pengumpulan di waktu sebelumnya.
Misalkan data di Badan Pusat Statistik, Semua data telah diolah dan ditampilkan
ke dalam tabel-tabel berdasarkan kelompok atau karakteristik data, sehingga
seorang periset tinggal memilih data yang mana yang diperlukan (Sunyoto, 2012).

c. Demografi dan Psikografi
Demografi mencakup karakteristik-karakteristik statistis dari populasi.
Usia, ras, jenis kelamin, agama, tingkat penghasilan, junilah tahun pendidikani
jenis pekerjaan, club membership, kartu kredit yang dimiliki, tipe kendaraan,
ukuran teinpat tinggal dan besarnya anggota keluarga adalah karakteristik
demografis. Psikografi menjelaskan apa yang dipedulikan oleh pelanggan,
bagaimana mereka merasakan, apa yang dinilai oleh pelanggan dan bagaimana
mereka hidup.

16

MANAJEMEN INOVATIF DAN STRATEGIK
3.1. Manajemen Kepemimpinan yang Inovatif
Teori Kepemimpinan kontijensial atau situasional berpengaruh penting
terhadap kinerja pemimpin yang Inovatif. Berikut hal-hal yang berkaitan terhadap
Manajemen Kepemimpinan menurut Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto (2017:298)
yang sinergi dengan jiwa Inovatif.

1. Hubungan pemimpin-bawahan. Teori ini menggambarkan dinamika
hubungan antara pemimpin dan bawahan, yaitu sampai sejauh mana
bawahan memiliki kepercayaan pada para pemimpin mereka, dan
sebaliknya seberapa jauh para pemimpin dapat memikat dan dihormati
sebagai sumber inspirasi bagi para bawahan.

2. Struktural tugas. Faktor ini berbicara tentang sifat pekerjaan dari para
pekerja, apakah sifat pekerjaan itu rutin, monoton, membutuhkan kerja tim,
dan sebagainya, sehingga dapat dikelola untuk mendapatkan output kerja
maksimal dari para pekerja.

3. Posisi kekuasaan. Posisi kekuasaan disini adalah kekuatan atau kekuasaan
kepemimpinan yang dimiliki dalam suatu organisasi. Suatu kepemimpinan
dengan kewenangan pengambilan keputusan, dan sekaligus melaksanakan
keputusan dengan kekuasaan penuh, pada dasarnya diperlukan untuk
menangani dan mengelola masalah organisasi dengan yakin (Fiedler, 1996).

4. Teori tujuan-berjenjang. Teori ini mengklaim bahwa pemimpin yang
paling sukses adalah mereka yang mampu menjaga para pekerjanya tetap
termotivasi, dengan menetapkan dan membuat alur kerja yang jelas selaras
dengan visi yang telah disepakati bersama. Karakteristik utama dari
kepemimpinan menurut teori ini adalah bahwa untuk memotivasi tim kerja

17

dalam memenuhi tujuan organisasi, diperlukan kendali untuk menjaga
irama kegiatan dan hasil kerja mereka. Para pemimpin juga akan
memberikan penghargaan terhadap para pekerja dengna memberikan
sejumlah reward untuk disiplin dan prestasi yang mereka tunjukkan, guna
memelihara dan meningkatkan semangat serta rasa percara diri terhadap
kemampuan mereka dalam bekerja.

5. Teori gaya kepemimpinan. Teori ini menyoroti tentang keputusan
berkualitas tinggi pada organisasi, yang disepakati oleh kedua belah pihak,
baik para pekerja maupun pemimpin atau atasan. Dalam model ini gaya
yang berbeda dimainkan oleh para pemimpin dalam membuat keputusan
yang tepat. Teori ini juga menuntut para pemimpin untuk menemukan
tingkat partisipasi para pekerja yang dapat menjadi bagian dari proses
pengambilan keputusan.
6. Teori kepemimpinan transformasional. Teori ini menjelaskan tentang
perubahan yang dilakukan oleh para pemimpin dengan cara yang signifikan.
Cara yang dimaksud adalah untuk merebut kepercayaan dari para pekerja
terhadap para pemimpin. Diharapkan para pekerja dapat meningkatkan
output mereka dengan melakukan aktivitas pekerjaan dengan cara yang

lebih baik untuk mencapai tujuan organisasi. Karakteristik utama dari
kepemimpinan

transformasional

adalah

bahwa

mereka

mampu

meningkatkan kepercayaan dan kesadaran para pekerja, sehingga mereka
dapat meningkatkan kinerja mereka, dan sekaligus juga mampu
mengembangkan karier pribadi mereka. Kepemimpinan transformasional
juga diharapkan mampu meningkatkan tingkat dedikasi dan motivasi para
pekerja untuk kemajuan organisasi, bahkan dengan mengesampingkan
kepentingan pribadi mereka.

18

Kualitas kepemimpinan transformasional mencakup :



Mampu bekerja sebagai agen perubahan.



Berusaha mempercayai kemampuan orang lain.



Mampu belajar dengan baik.



yang kompleks.



Keberanian untuk mengambil langkah-langkah terobosan.



Memiliki nilai dan karakteristik.

Memiliki model mental yang kuat untuk bekerja dalam situasi

Memiliki visi yang jelas.

Terdapat lima kualitas umum yang perlu dimiliki oleh para pemimpin agar
mereka dapat mewujudkan visi mereka, yakni :
a. Mampu merumuskan rencana dan/atau strategi untuk mencapai visi
mereka.
b. Mampu

mengomunikasikan

visi

mereka

dalam

rangka

mensosialisasikan perubahan dan memperluas dukungan.
c. Menyelaraskan antara aspek manusia, dengan sistem pendukung dan
visi organisasi untuk memberi keyakinan bahwa tidak akan ada
rintangan prosedural dan struktural di tengah jalan dalam proses
pencapaian misi tersebut. Begitu pula para pemimpin harus pandai
menciptakan suatu suasana yang kondusif bagi para pekerja agar mereka
dapat bekerja dengan penuh dedikasi dan motivasi, sehingga suatu visi
semakin mudah diraih atau diwujudkan.
d. Mampu memberdayakan para pekerja agar tindakan mereka konsisten
dengan visi yang telah dirumuskan, berpegang pada komitmen, dan
membiarkan mereka bekerja dengan penuh percaya diri untuk
menunjukkan output kerja yang maksimum.
e. Guna mencapai tujuan organisasi.
f. Mampu memotivasi para pekerja agar

mereka bekerja dengan

menggunakan kemampuan maksimal untuk tugas-tugas yang telah
ditetapkan dalam waktu tertentu.

19

Dengan demikian, visi yang baik dan pendekatan inovatif dapat mendorong
para pemimpin bekerja lebih efektif dalam menjalankan roda organisasi dan
sekaligus mampu mengatasi segala permasalahannya. Akan tetapi, bukan itu
semata, terdapat kualitas kepemimpinan lain yang dapat memainkan peran penting
dalam menangani permasalahan organisasi. Dengan kata lain, terdapat kualifikasi
penting lainnya dari faktor kepemimpinan yang diperlukan, yaitu di samping berani
mengambil keputusan besar, juga berani untuk memulai melakukan proses
perubahan organisasi. Selain dari itu, ada keterampilan yang harus dimiliki
Kepemimpinan dalam bersikap sebagai aktor sekaligus manajemen dalam sebuah
perusahaan, yakni :
a. Keterampilan Konseptual, yaitu membuat konsep, ide, dan gagasan demi
kemajuan organisasi. Gagasan atau ide tersebut dijabarkan menjadi rencana
kegiatan yang disebut proses perencanaan / rencana kerja. Termasuk juga
memiliki visi yang jauh kedepan, misi yang jelas, program kerja yang real,
strategi, dan terus menjaga nilai competitive advantage sebuah organisasi.

b. Keterampilan Komunikasi, yaitu keterampilan berinteraksi secara baik
dengan banyak orang. Disebut juga keterampilan kemanusiaan. Kepada
bawahan bersifat mengayomi, persuasif, dan bersahabat. Kepada rekan kerja
saling menghormati. Kepada customer dan atasan bersifat melayani. Manajer
berkomunikasi dengan baik kepada semua orang, menshare visinya, dan
membuat semua orang menjadi tim sukses visi tersebut.

c. Keterampilan Teknis, merupakan bekal agar lebih matang pada bidang yang
ditangani. Umumnya diperlukan untuk manajer tingkat rendah. Misalnya
menggunakan program komputer, membuat code program, dsb. Tentu saja ada
keunggulan tersendiri dibanding manajer yang hanya mengerti konsep, akan
tercipta efektifitas dan efisiensi yang ideal.

20

d. Keterampilan Manajemen Waktu. Seorang manajer digaji besar, setiap
menit begitu berharga untuk perusahaan. Dia harus bisa mengalokasi waktu
agar mendapat hasil yang optimal. Akan teruji dalam penyusunan waktu yang
digunakan dalam melakukan sebuah project. Termasuk juga keterampilan
untuk membuat skala prioritas.

e. Keterampilan membuat keputusan, termasuk juga kemampuan untuk
mengidentifikasi

masalah,

memandangnya

secara

keseluruhan

dan

komprehensif (helicopter view), dan menentukan solusi terbaik untuk
memecahkannya. Keputusan yang baik adalah yang tidak terburu2, namun
adakalanya keputusan diperlukan dalam waktu yang singkat. Seiring dengan
waktu dan pengalaman, manajer akan terbiasa menghadapi kondisi seperti ini.

f. Keterampilan Kepemimpinan. Program kerja, eksekusi, dan evaluasi
diperlukan komitmen, ketegasan, dan keberanian. Karenanya manajer betulbetul harus menjadi pemimpin, dan tidak terlalu terpengaruh terhadap hal-hal
yang tidak perlu. Manajer yang kuat akan menciptkan trust kepada
lingkungannya, dan menumbuhkan teamwork yang solid.
3.2. Kepemimpinan dalam manajemen strategik
Kepemimpinan Strategis meliputi kemampuan mengantisipasi, memiliki
visi, dan mempertahankan fleksibilitas, memberi kuasa kepada orang – orang lain
untuk menciptakan perubahan strategis yang perlu. Strategi ini mempunyai efek
penting terhadap upaya perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan
memperoleh keuntungan di atas rata-rata. Kepemimpinan strategis efektif
diperlukan untuk merumuskan dan menerapkan strategi dengan sukses. Kerangka
acuan manajerial ialah perangkat asumsi, premis, dan kebijaksanaan yang
diterima umum yang membatasi atau merangkai pemahaman manajer tentang
perusahaan, industri tempatnya bersaing, dan kompetensi inti yang digunakanya
untuk meraih keunggulan bersaing yang berkesinambungan.

21

Manager Tingkat atas menjadi sumber daya penting yang perlu untuk
memperoleh keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Kemampuan
manajerial yang lebih tinggi menjadi prasyarat untuk mendapatkan keuntungan
seperti itu. Top Eksekutif melakukan pertimbangan matang dalam mengambil
keputusan strategis yang sangat penting (misalnya menetukan inisiatif strategis
baru). Selain itu, manajer mengembangkan struktur keorganisasian dan
menghargai tinggi system aygn dirancang untuk membantu menerapkan strategi
perusahaan itu.

Manager sebagai Sumber Daya Organisasi .Manager tingkat puncak
merupakan

sumber

daya

penting

bagi

perusahaan

untuk

berupaya

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Tim Manajemen
Puncak terdiri dari manajer – manajer kunci organisasi yang bertanggung jawab
untuk merumuskan dan menerapkan strategi perusahaan. Umumnya manajer
adalah pejabat korporasi dan atau anggota dalam dewan direktur. Manager
menentukan arah strategis perusahaan perusahaan dan dengan demikian
mempengaruhi daya saing strategis dan kemampuanya memperoleh keuntungan
di atas rata-rata.

Posisi eksekutif puncak biasanya kompleks. Eksekutif tingkat atas harus
memahami operasi perusahaan dan lingkungan eksternal. Jarang seorang manusia
(misalnya CEO) dapat memiliki semua pengetahuan yang diperlukan dalam
menyelesaikan isu isu strategis terpenting. Karena hal ini, tim manajemen puncak
dituntut untuk memimpin banyak organisasi. Kebanyakan tim manajemen puncak
lebih efektif kalau mempunyai berbagai kemapuan heterogen. Akan tetapi, tim
manajemen puncak yang lebih heterogen sulit dikelola karena membutuhkan
kohesi.

Terdapat hubungan antara kecocokan karakteristik tim manajemen puncak
dengan strategi perusahaan dan kinerja berikutnya. Misalnya tim manajemen
puncak yang mempunyai pasar signifikan dan pengetahuan , penelitian dan
pengembangan dan atau keahlian sering memperkuat efektifitas perusahaan kalau

22

tim tersebut membawa perusahaan tersebut pada penerapan strategi yang
berorientasi pada pertumbuhan.

Tim Managemen Puncak Heterogen terdiri dari individu-individu dengan
latar belakang, pengalaman, dan pendidikan fungsional yang berbeda- beda.
Karakteristik tim manajemen puncak ternyata berkaitan dengan inovasi dan
perubahan strategis. Tim Manajemen puncak yang lebih heterogen sering lebih
sanggup menghasilkan inovasi perusahaan dan perubahan strategis.
Bursa Tenaga kerja internal ialah kesempatan – kesempatan mendapatkan
posisi manajerial dalam sebuah perusahaan. Bursa Tenaga Kerja Eksternal ialah
kumpulan kesempatan karier manajer dalam perusahaan/organisasi di luar tempat
mereka bekerja sekarang ini. Menentukan arah strategis perusahaan merujuk pada
pengembangan pandangan jangka panjang tujuan strategis perusahaan. Bursa
kerja manager sangat penting untuk tim manajemen puncak dan kepemimpinan
strategis. Kepemimpinan strategis mencakup penentuan arah strategis,
pemanfaatan dan pemeliharaan kompetensi inti, pengembangan modal manusia,
pemeliharaan budaya korporat yang efektif, penekanan praktek-praktek etis, dan
pembangunan pengendalian strategis. Penentuan arah strategis menuntut visi dan
kemapuan menanamkanya ke suluruh perusahaan. Kompetensi inti merupakan
sumber daya dan kemapuan yang berguna sebgai sumber keunggulan bersaing
perusahaan terhadap pesaing-pesaingnya. Untuk mencapai pemilikan sumber
daya yang lebih besar dan skala ekonomis dalam pemanfaatan sumber daya,
pengembangan, eksploitasi, dan pemeliharaan kompetensi inti oleh pemimpinpemimpin strategi menjadi penting dalam pengembangan keunggulan bersaing
yang berkesinambungan.

Unsur

terpenting

kepemimpinan

strategis

ialah

kemampuan

mengembangkan modal manusia. Sementara perusahaan sering menekankan
investasi dalam peralatan modal, kesempatan utama untuk mengembangkan
produktifitas berasal dari investasi dalam modal manusia. Banyak perusahaan
sekarang tidak menekankan otomatisasi dan robotisasi dan sebaliknya

23

menekankan kemampuan dan pemecahan masalah. Budaya Korporat bisa jadi
penting untuk mengemabngkan dan mengelola perilaku manusia dalam
organisasi. Manajer puncak dapat menanamkan organisasi dengan visi mereka
dan dengan demikian mempengaruhi niali inti yang ditekankan di seluruh
perusahaan itu. Budaya korporat yang tepat dapat menanamkan semangat
kewirausahaan.
pemeliharaan

Kepemimpinan Strategis mencakup pengembangan dan
pengendalian

strategis.

Kontrol

strategis

menekankan

penyeimbangan antara evaluasi tindakan strategis dengan hasil keuangan dari
tindakan seperti itu.

PERAN PIMPINAN DALAM MANAJEMEN STRATEGIK?

Seorang pemimpin sejatinya mengarahkan organisasi dalam memicu
seluruh sumber daya menuju titik optimal untuk pencapaian tujuan organisasi.
Tentu sumber-sumber daya yang tersedia dalam organisasi terbatas sementara
tersedia berbagai pilihan-pilihan aktivitas dalam pencapaian tujuan. Sehingga
untuk berhasil (mencapai tujuan), seorang pemimpin perlu strategi yang efektif.
Kunci keberhasilan dan kesuksesan suatu oranisasi tergantung pada bagaimana
sang pemimpin memaksimalkan sumber daya yang ada untuk memilih tindakan
dan keputusan yang paling mendukung pencapaian tujuan. Budaya, struktur,
sumber daya, proses bisnis menjadi faktor-faktor yang dipertimbangkan seorang
pemimpin dalam menetapkan strategi dalam arena bisnisnya.
Pemimpin sejati pada dasarnya mengarahkan organisasi berdasarkan
tujuan kesuksesan/do right things sementara manajer cenderung melakukan
sesuatu dengan benar/do things right (sesuai kebijakan, peraturan, buku, standar,
dll) (Wayne Turk: 2007). Kualitas kepemimpinan menjadi faktor yang sangat
besar mempengaruhi arah organisasi. Pemimpin yang sejati dalam organisasi akan
menginspirasi orang-orang lain dalam organisasi menuju tujuan (tone at the top).
Pemimpin yang baik akan mengkomunikasikan ide dan visi secara efektif dan
efisien. Komunikasi penting untuk mengingatkan seluruh anggota organisasi pada
strategi-strategi strategic organisasi. Nithin Nohria seorang professor pada
Harvard Business School yang mengutip pernyataan Deborah Bladd dan Susan
24

Young (2001) bahwa pemimpin besar menghabiskan waktu untuk berkomunikasi.
Lebih jauh Deborah dan Susan menyatakan bahwa komunikasi hanyalah titik
awal, pemimpin harus menindaklanjuti content komunikasi dengan tindakan dan
keputusan-keputusan besar bagi tujuan organisasi (leaders lead by example).
Dalam pencapaian tujuan organisasi idealnya seorang pemimpin akan fokus pada
keberhasilan tujuan dengan memicu (drive) orang lain dan sumber-sumber daya
organisasi lain bergerak ke arah yang diinginkan. Nilai kualitas ini dalam diri
seorang pemimpin ini juga menjadi faktor pendorong keberhasilan melakukan
manajemen strategi.
Keberhasilan pemimpin dalam memformulasikan unsur-unsur manajemen
strategi yang mewujudkan fungsi-fungsi manajemen strategi menjadi penentu
keberhasilan

implementasi

strategi-strategi

organisasi.

Fomulasi

mempertimbangkan analisis sumber-sumber daya yang ada dalam organisasi
terhadap taget tujuan organisasi yang selanjutnya menjadi kepingan-kepingan
strategi manajemen.

Keberhasilan penetapan dan implementasi strategi

manajemen sangat bergantung besar pada kualitas kepemimpinan dalam
organisasi dalam memformulasikan manajemen strategic organisasi dan dalam
implementasinya menginspirasi orang-orang lain di sekitarnya untuk bergerak ke
arah tujuan organisasi (tone at the top).

25

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
Pengaruh pola pikir kepemimpinan dalam riset marketing yang inovatif dan
strategikal
1.

Pola Pikir Kepemimpinan sangatlah penting bagi menstabilkan daya saing.

2.

Riset marketing merupakan faktor utama keberhasilannya sebuah organisasi
secara objektif.

3.

Kepemimpinan yang Inovatif adalah ciri keunggulan dari sebuah organisasi
untuk tetap berkiprah dalam ranah persaingan bisnis.

4.

Kepemimpinan yang mempunyai jiwa strategik adalah contoh pemimpin yang
cerdas, militan, juga mempunyai ketegasan dalam keberanian mengambil sebuah
keputusan.

4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa
saran-saran sebagai berikut :
1.

Kepemimpinan dengan pola pikir yang mengedepankan kenyamanan
perusahaan lambat laun akan tergilas oleh waktu karena faktor zona nyaman
adalah racun bagi kepemimpinan yang tidak ingin maju.

2.

Kritik dan saran dari pembaca sangatlah diharapkan demi kesempurnaan Karya
Ilmiah ini.

26