SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FORUM KEROHANIAN ISLAM (FKI) DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO TAHUN 2007-2016.

(1)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FORUM KEROHANIAN ISLAM (FKI) DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO TAHUN 2007-2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1)

Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

KUSNUL KOTIMAH NIM: A0.22.12.063

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Sejarah dan Perkembangan Forum Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo Tahun 2007-2016.” Adapun fokus penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana Sejarah Berdirinya FKI, (2) Bagaimana Perkembangan FKI di SMA Antartika Sidoarjo Tahun 2007-2016, (3) Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap FKI di SMA Antartika Sidoarjo.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosiologi. Metode sejarah ini digunakan untuk mengetahui atau mendiskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Pendekatan sosiologi dimaksudkan untuk menjelaskan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan FKI. Selain itu, pendekatan sosiologi dimaksudkan untuk menjelaskan peranan sosial dari organisasi FKI dalam mengubah pandangan masyarakat.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa. Pertama, Forum Kerohanian Islam (FKI) SMA Antartika Sidoarjo berdiri pada tahun 2007 dengan tujuan untuk memperbaiki akhlak para murid SMA Antartika yang terkenal liar dan tanpa arah yang jelas. Kedua, FKI SMA Antartika Sidoarjo mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan perlahan-lahan dapat mengubah pandangan masyarakat tentang SMA Antartika yang terkenal buruk. Ketiga, respon masyarakat sangat positif terhadap FKI SMA Antartika Sidoarjo sehingga banyak yang bergabung di organisasi FKI.


(7)

ABSTRACT

This skripsi titled “The history and development of Islamic spirituality Forum in the high school Antartika Sidoarjo years of 2007-2016.” The focus of research is discussed in this thesis is (1) How the history of the establishment FKI Antartika Sidoarjo, (2) How is the development of FKI in the high school Antartika Sidoarjo years 2007-2016, (3) How is the public responseto the FKI in high school Antartika Sidoarjo.

Is this study the author uses historical method to the sociological approach. This historical method used to identify or describe the events that occurred in the past. Sociological approach is intended to explain the social factors that influence the development of FKI. Moreover, sociological approach is intended to explain the social role of the FKI organization in changing society’s views.

The results of this study concluded that. First, Forum SMA Antartika Sidoarjo Islamic spirituality was incorporated in 2007 with the aim to edify the famous high school students Antartika wild and without a clear direction. Second, FKI SMA Antartika Sidoarjo progressing from year to year and can slowly change people’s views of SMA Antartika notorious. Third, public response was very positive towards the Antartika high school FKI Sidoarjo so many joined in the organization FKI.


(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM………. i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

TRANSLITERASI... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI... xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 6

C. TujuanPenelitian ... 6

D. ManfaatPenelitian ... 7

E. PendekatandanKerangkaTeoritik ... 8

F. PenelitianTerdahulu ... 10

G. MetodePenelitian ... 14

H. SistematikaBahasan ... 18

BAB II SEJARAH BERDIRINYA FKI DI SMA ANTARTIKA A. Latar Belakang Berdirinya FKI ... 20

B. Orang-Orang Yang Berperan………... 28

C. Visi, Misi, danTujuan………... 29

BAB III PERKEMBANGAN FKI DARI TAHUN 2007-2016 A. JumlahAnggota... 32


(9)

B. ProgramKegiatan... 35

C. StrukturPengurus Dari Tahun 2007-2016………... 41

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP FKI DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO

A. Guru... 51 B. Murid ... 55 C. WaliMurid ... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 62 B. Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah seharusnya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal bisa tercapai secara maksimal. Organisasi yang baik hendaklah membagi tugas-tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kapasitas, fungsi, dan wewenang serta kemampuannya untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan organisasi yang baik dapat dihindari sistem organisasi otoriter terhadap semua anggota.1

Siswa sebagai individu belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian sekolah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri. Kegiatan akademik akan lebih baik bila di tunjang dengan kegiatan non akademik yang membantu siswa untuk mengembangkan kepribadian, meningkatkan kepekaan sosial, dan meningkatkan kedewasaan moral. Salah satu bentuk kegiatan non akademik adalah kegiatan yang tertuang dalam organisasi sekolah. Dengan terlibat dalam organisasi, siswa dapat belajar menerapkan ilmu yang di dapat dari bangku sekolah, selain itu juga bisa dapat belajar mengenai hal-hal yang berguna bagi perkembangan,

1


(11)

2

seperti kepemimpinan, kelompok, kepercayaan diri, kemampuan

berkomunikasi dengan baik, dan kepekaan sosial. Sebagaiagent of change dan agent of control, Siswa harus mempunyai pribadi yang mantap sehingga tidak terjebak dalam pergaulan yang salah. Pribadi mantap bisa dieksplorasi melalui aktivitas organisasi, penyaluran bakat minat, serta kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan.

Istilah “organisasi” berasal dari bahasa latin “organizare,” berarti

to from as or into a whole consisting of interdent or coolinated parts” (membentuk sebagian atau menjadi keseluruhan dari bagian yang saling bergantungan atau berkordinasi). jadi secara harfiah organisasi itu berarti panduan dari berbagai bagian yang satu sama lainnya saling bergantungan.2

Menurut Schein, organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu struktur, tujuan, saling berhubungan dengan bagian yang lain tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.3

Sedangkan menurut James D. Mooney organisasi merupakan wadah untuk menyalurkan aspirasi dan pendapat untuk mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi, individu sebagai anggota mempunyai

2

Onang Uchyan Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek(Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2002), 114.


(12)

3

hubungan yang mendalam antara yang satu dengan yang lain. Maka dapat diketahui bahwa organisasi merupakan wadah untuk berproses dengan baik untuk pembelajaran dan pendidikan yang diperoleh melalui kegiatan yang dilaksanakan secara formal maupun non formal. Dalam sebuah organisasi banyak kegiatan yang dilakukan dimana semua anggota organisasi harus berpartisipasi di dalamnya.

Pada dasarnya organisasi adalah sebuah wadah perkumpulan demi mencapai tujuan bersama, namun harus tetap sesuai dengan AD/ART yang disetujui oleh semua anggota dan pengurus organisasi tersebut.4 Organisasi tidak boleh keluar dari rambu-rambu utama tugas dan fungsi perguruan tinggi yaitu “ Tri Darma Perguruan Tinggi”, tanpa kehilangan

daya kritis dan tetap berjuang atas nama bersama, bukan pribadi.

Organisasi kesiswaan terbagi atas dua yaitu organisasi ekstra sekolah dan organisasi intra sekolah. Organisasi ekstra sekolah merupakan suatu organisasi yang berlatar belakang kesiswaan yang berdirinya di luar wewenang sekolah. Walaupun kedudukannya di luar lembaga sekolah, organisasi ekstra turut berperan dalam pendampingan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah. Hal ini disebabkan visi dan misi organisasi ekstra yang mengakomodir siswa dalam berbagai aspek. Banyak siswa yang cenderung cepat puas dengan kegiatannya di intra sekolah sebagai hasil eksplorasi dirinya. Padahal sebagai siswa, kita dituntut terus berkembang dan membuka sekat-sekat ruang untuk berinovasi. Perasaan

4


(13)

4

tersebut hanyalah membuat kita kerdil untuk meraih prestasi dan keinginan untuk terus berkreasi.

Oleh karena itu, organisasi ekstra bisa menjadi alternatif pilihan bagi siswa untuk mengembangkan lebih jauh potensi yang ada dalam diri pribadi siswa itu sendiri. Jaringan komunikasi yang luas (tidak terbatas pada satu sekolah), independensi keuangan, dan kehangatan dalam interaksi adalah beberapa hal yang membuat sebagian besar dari organisasi ekstra sekolah menjadi berkembang potensinya.

Untuk menjaga keeksistensian sebuah organisasi maka diperlukan adanya pengupayaan tercapainya tujuan organisasi, baik secara formal maupun non formal. Walaupun organisasi ekstra sekolah bergerak sesuai ideologinya masing-masing, tetapi organisasi ekstra sekolah juga memiliki peran besar dalam kegiatan-kegiatan sekolah mulai dari kegiatan intelektual sampai kepemimpinan di sekolah.

SMA Antartika Sidoarjo adalah sekolah yang sangat terkenal akan murid-muridnya nakal dan tidak mematuhi aturan sekolah yang ada, pergaulan bebas sangat terasa sekali di kalangan murid SMA Antartika Sidoarjo.5 Meskipun di sana sudah ada bagian kesiswaan dari pihak sekolah itu pun tidak berpengaruh besar terhadap para pelajar Antartika. OSIS sebagai organisasi tertinggi dalam sekolah mempunyai sisi atau bagian keagamaan itu pun tidak berpengaruh besar terhadap para pelajar maupun pandangan buruk terhadap SMA Antartika Sidoarjo.


(14)

5

Ada siswa dari SMA Antartika yang melihat dan tergugah akan hal tersebut dan ingin merubah para siswa keluar dari perilaku buruk dan ingin mengubah pandangan masyarakat yang melihat SMA Antartika sebagai sekolah yang buruk dan anak didiknya nakal-nakal. Siswa itu bernama Rahmat Fajar. Dia adalah ketua OSIS yang ingin membuat organisasi yang berbasis Islam.

Pada tanggal 27 Januari 2007 ketua OSIS SMA Antartika Sidoarjo membentuk sebuah organisasi yang berbasis Islam yang benama Forum Kerohanian Islam (FKI). FKI ini adalah organisasi yang setara dengan OSIS, kedua organisasi ini saling berjalan bersama hanya berbeda bidang, OSIS bergerak dalam bidang sosial sedangkan FKI bergerak dalam bidang agama Islam. Akhirnya FKI di resmikan pada tanggal 14 Febuari 2007, tanggal itu juga ditetapkan sebagai hari jadi FKI SMA Antartika. Hingga saat ini FKI masih terus berjalan dan berlahan-lahan dapat merubah pandangan masyarakat tentang SMA Antartika yang terkenal akan muridnya yang nakal.

Organisasi ini bertujuan untuk memperbaiki akhlak para murid SMA Antartika yang terkenal liar dan tanpa arah yang jelas. Dengan adanya FKI para murid bisa sharing atau bisa dibilang curhat masalah mereka, dan di organisasi tersebut juga banyak kegiatan yang positif di antaranya kaligrafi, hadrah, qiro’ah, banjari dan saling bertukar pikiran

tentang pengetahuan agama Islam.6

6


(15)

6

Menyimak perkembangan FKI yang semakin maju, maka penulis sangat tertarik ingin membahas lebih mendalam mengenai FKI, penulis

mengangkatnya dengan judul SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

FORUM KEROHANIAN ISLAM (FKI) DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO TAHUN 2007-2016, dengan demikian kita akan lebih mengerti tentang organisasi FKI yang ada di antartika sidoarjo, dan bisa merubah pandangan masyarakat tentang SMA antartika yang terkenal buruk.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dirumuskan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah berdirinya FKI?

2. Bagaimana perkembangan FKI di SMA Antartika Sidoarjo tahun 2007-2016?

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap FKI di SMA Antartika Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya FKI

2. Untuk mengetahui perkembangan FKI di SMA Antartika Sidoarjo tahun 2007-2016


(16)

7

3. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap FKI di SMA Antartika Sidoarjo

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat dan berguna di masa yang akan datang, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Karya ini dapat menjadikan contoh bentuk tulisan sejarah sosial-politik utamanya bagi pembelajaran mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam di Fakultas Adab dan Humaniora.

b. Hasil penelitian bermanfaat untuk pemahaman penulisanHistory of Islamdari berbagai sudut pandang.

c. Hasil penelitian ini nantinya menjadi khazanah historiografi Islam dan dapat dijadikan sebagai sumber tersier.

d. Penelitian ini diharapakan dapat memberi manfaat dan menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya bagi mahasiswa yang mendalami sejarah, terutama yang berkaitan dengan organisasi sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai cara pelaksanaan organisasi secara baik dan meningkatkan pengetahuan bagi siswa dalam berorganisasi.


(17)

8

b. Bermanfaat bagi dunia pengembangan dunia keilmuan di Fakultas Adab dan Humaniora di UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.

c. Untuk melengkapi persyaratan dalam program S-1 pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya.

E. Pendekatan dan Kerangka Teori

Dalam penelitian yang berjudul “Sejarah Perkembangan Forum

Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo tahun 2007-2016” ini maka peneliti akan menggunakan pendekatan historis. Dengan pendekatan historis ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Selain pendekatan historis ini, penulis juga menggunakan pendekatan sosiologi, sebab pada dasarnya organisasi FKI terintegrasi dengan gejala sosiologi dengan disertai pesan-pesan moral. Pendekatan ini didasari kenyataan bahwa setiap gerak sejarah dalam masyarakat timbul karena adanya rangsangan untuk melakukan reaksi dengan menetapkan tanggapan-tanggapan dan perubahan-perubahan.

Untuk memudahkan penulis dalam mencari data di lapangan, penulis menggunakan pendekatan sejarah (historis) karena menjelaskan tentang sejarah dan perkembangannya organisasi FKI di Antartika dari awal hingga sekarang dengan pendekatan sosiohistoris. Pendekatan sejarah berusaha menelusuri asal-usul pertumbuhan ide-ide didirikannya organisasi FKI dan perkembangannya. Sedangkan pendekatan sosiologi


(18)

9

dalam studi agama Islam digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan FKI. Selain itu, pendekatan sosiologi dimaksudkan untuk menjelaskan peranan sosial dari organisasi FKI dalam mengubah pandangan masyarakat.

Teori sebagai pedoman guna memperguna jalannya penelitian dan sebagai pegangan pokok bagi penulis. Disamping sebagai pedoman, teori adalah merupakan salah satu sumber inspirasi bagi penulis dalam

memecahkan masalah-masalah penelitian. Teori ini tidak dapat

memberikan jawaban kepada peneliti, tetapi teori dapat membekali pada peneliti dengan pertanyaan yang dapat diajukan terhadap fenomena yang hendak di teliti. Teori dalam penelitian sejarah sebagai alat bantu yang akan di pakai untuk menganalisis gejala-gejala tentang peristiwa masa lampau.7

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teori Organisasi Birokrasi (Theory of Bureaucracy Organization) yaitu merupakan sebuah model organisasi normative yang menekankan struktur dalam organisasi, yang pertama kali diperkenalkan oleh Max Weber.8Dengan teori birokrasi ini penulis berusaha mengetahui pola dinamika organisasi Forum Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo. Dalam hal ini untuk menunjukkan perubahan eksistensi atau kedudukan yang lebih baik bagi organisasi FKI di SMA Antartika Sidoarjo. Dalam hal ini untuk menunjukkan perubahan eksistensi organisasi ekstra sekolah memiliki tiga

7

Sartono Kartodirjo,Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), 157.

8


(19)

10

gerakan yang dijadikan sebagai landasan geraknya yaitu gerakan politik (berafiliasi dengan golongan-golongan), gerakan sosial (menjadi penggerak terhadap ketimpangan-ketimpangan sosial), dan mencetak intelektual (mengadakan kajian ilmiah).

F. Penelitian Terdahulu

Maksud kajian penelitian terdahulu yakni memuat hasil dari penelitian yang pernah ada, yang dianggap peneliti relevan. Peneliti melakukan penelusuran hasil-hasil penelitian terdahulu, maka yang dianggap relevan sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis oleh Ika Fazeriyah, yang berjudul “Hubungan

Antara Konsep Diri Dengan Pengembangan Karir Guru SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2013 (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang fakultas psikologi). Skripsi ini menjelaskan hubungan antara konsep diri dengan pengembangan karir guru SMA Antartika Sidoarjo.

2. Skripsi yang ditulis oleh Kuswantoro Aprillia Dian Permadani, yang

berjudul “ Penggunaan Gaya Bahasa Dalam Sinetron Putih Abu-Abu

di Kalangan Remaja SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2013 (IAIN Sunan Ampel Surabaya fakultas dakwah). Skripsi ini menjelaskan penggunaan gaya bahasa dalam sinetron putih abu-abu di kalangan remaja SMA Antartika Sidoarjo.

3. Skripsi yang ditulis oleh Aji Mardika Putra, yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk


(20)

11

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X-Efektif-2 SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2011 (Universitas Negeri Malang program studi pendidikan fisika FMIPA). Skripsi ini menjelaskan penerapan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Antartika Sidoarjo.

4. Skripsi yang ditulis oleh Wahyu Budi Adi Kurniawan, yang berjudul “

Sistem Informasi Perpustakaan SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2012 (Stikom Surabaya). Skripsi ini menjelaskan sistem informasi perpustakaan SMA Antartika Sidoarjo.

5. Skripsi yang ditulis oleh Heni Dia Sika, yang berjudul “Peran Guru Dalam Mengatasi Pelanggaran Tata Tertib Siswa Kelas X di SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2014 (Prodi SI ppkn, FIS, UNESA). Skripsi ini menjelaskan peran guru dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa SMA Antartika Sidoarjo.

6. Skripsi yang ditulis oleh Yossie Weny Erliana, yang berjudul “Efektivitas Manajemen Preventative Dalam Mengatasi Perilaku Disruptif Siswa Pada Pembelajaran PAI di SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2013 (IAIN Sunan Ampel Surabaya fakultas tarbiyah). Skripsi ini menjelaskan efektifitas manajemen preventative dalam mengatasi perilaku diskruptif pada pembelajaran PAI SMA Antartika Sidoarjo.

7. Skripsi yang ditulis oleh M. Adlan Fahmi, yang berjudul


(21)

12

Message Service Gateway (SMS Otomatis) di Kelas XII SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2013 (IAIN Sunan Ampel Surabaya fakultas tarbiyah). Skripsi ini menjelaskan pendisiplinan siswa melalui penggunaan fingerprint berbasis short message service gateway di kelas XII SMA Antartika Sidoarjo.

8. Skripsi yang ditulis oleh Rifan Hendri Prasetyo, yang berjudul “Hubungan Lingkungan Pergaulan Dengan Kebiasaan Merokok Pada Remaja di SMA Antartika Sidoarjo,”Tahun 2014 (LP3M Stikes Hang Tuah Surabaya jurusan ilmu kesehatan). Skripsi ini menjelaskan hubungan lingkungan pergaulan dengan kebiasaan merokok pada remaja di SMA Antartika Sidoarjo.

9. Skripsi yang ditulis oleh Sri Handayani Astuti Surjadi, yang berjudul “Hubungan Antara Bimbingan Belajar Dengan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2012 (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya program studi bimbingan dan konseling). Skripsi ini menjelaskan hubungan antara bimbingan belajar dan kepercayaan diri siswa dalam belajar SMA Antartika Sidoarjo.

10.Skripsi yang ditulis oleh Renna Lufita Saragi, yang berjudul “Konstribusi Manajemen Peserta Didik Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Peserta Didik di Lingkungan Sekolah Menengah Atas Antartika Sidoarjo,” Tahun 2013 (Universitas Negeri Malang studi administrasi pendidikan). Skripsi ini menjelaskan konstribusi


(22)

13

manajemen peserta didik di lingkungan sekolah menengah atas antartika sidoarjo.

11.Skripsi yang ditulis oleh Afifah Maya Ningsih, yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Think Pair Share Dipadu Dengan Pembelajaran Cooperatif Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XII SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2016 (Universitas Negeri Malang studi pendidikan ekonomi). Skripsi ini menjelaskan penerapan pembelajaran kooperatif metode think pair share dipadu dengan pembelajaran kooperatif script sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi SMA Antartika Sidoarjo.

12.Skripsi yang ditulis oleh Rachma Ika Wardani, yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dengan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Life Skills dan Prestasi Belajar Fisika Kelas X-Efektif-1 SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2012 (Universitas Negeri Malang studi pendidikan fisika). Skripsi ini menjelaskan pembelajaran berbasis inkuiri dengan metode problem solving untuk meningkatkan life skills dan prestasi belajar fisika SMA Antartika Sidoarjo.

13.Skripsi yang ditulis oleh Ana Siti Chotimah, yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Kartu Konsep Dalam Proses Belajar Mengajar Sistem Koloid Terhadap Prestasi Siswa Kelas II SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 1999 (Universitas Negeri Malang jurusan pendidikan kimia).


(23)

14

Skripsi ini menjelaskan pengaruh penggunaan kartu konsep dalam proses belajar mengajar sistem koloid terhadap prestasi siswa kelas II SMA Antartika Sidoarjo.

14.Skripsi yang ditulis Siti Ustada Huroiroh, yang berjudul “Penggunaan

Teknologi Teleschool Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas XI Di SMA Antartika Siwalanpanji Buduran Sidoarjo,” Tahun 2007 (IAIN Sunan Ampel Surabaya fakultas tarbiyah). Skripsi ini menjelaskan penggunaan teknologi teleschool dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Antartika Sidoarjo.

15.Skripsi yang ditulis oleh Alfa Brilian Sulistyo, yang berjudul “Hubungan Tingkat Stress Psikis Dengan Tingkat Perilaku Merokok Pada Remaja Kelas XI IPS di SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2014 (Universitas Negeri Malang fakultas psikologi). Skripsi ini menjelaskan tentang hubungan tingkat stress psikis dengan tingkat perilaku merokok pada remaja kelas XI IPS di SMA Antartika Sidoarjo.

Dari sejumlah topik hasil penelitian yang telah kami kemukakan di atas, belum ada yang memfokuskan tentang Sejarah perkembangan FKI di SMA Antartika Sidoarjo.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian ini memegang peranan penting dalam mencapai tujuan suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan metode yang dilakukan adalah metode sejarah yang meliputi tentang


(24)

15

analisis. Gagasan pada masa lampau untuk merumuskan generalisasi yang berguna untuk memahami kenyataan dan kebenaran sejarah.9

Langkah-langkah yang ditempuh adalah 1. Pemilihan Topik

Dalam penelitian ini, peneliti memilih topik tentang “Sejarah

Perkembangan Forum Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo Tahun 2007-2016” yang menjelaskan tentang sejarah berdirinya, perkembangan, dan respon masyarakat terhadap FKI. 2. Pengumpulan Data (Heuristik)

Dalam tahap ini peneliti berusaha mengumpulkan berbagai sumber atau data tertulis baik sumber primer maupun sumber sekunder yang sesuai dengan topik atau permasalahan dalam penelitian. Di dalam tahap ini terdapat cara pengumpulan data yang juga berupa wawancara.10 Sampel yang di peroleh dari wawancara kepada koresponden secara langsung. Kelebihan yang di dapat lebih bersifat personal, mendapatkan hasil yang lebih mendalam dengan jawaban yang bebas, proses dapat bersifat fleksibel dengan menyesuaikan situasi dan kondisi lapangan yang ada.11 Selain wawancara juga terdapat cara pengumpulan lain, yaitu mengumpulkan data.

Adapun pada penelitian ini, sumber yang digunakan dibagi dalam dua kategori, yakni:

a. Sumber Primer

9

Kuntowijoyo,Metodologi Sejarah(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), 36.

10

G. J. Reiner.Ilmu Sejarah(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), 113.

11


(25)

16

1). Wawancara langsung dengan Pembina FKI bapak Samsul arifin 2). Wawancara kepada kepala sekolah SMA bapak Sukarno

3). Dokumen foto-foto kegiatan organisasi 4). Formulir pendaftaran

5). Dokumen piagam pendirian b. Sumber Sekunder

Selain menggunakan sumber primer di atas, penulis juga menggunakan sumber-sumber sekunder dari majalah, Koran, Artikel, dan buku-buku literatur lainnya. Seperti majalah antik (Antartika). 3. Verifikasi (Kritik Sumber)

Data yang diperoleh penulis berusaha untuk dilakukan kritik sumber. Pada proses ini penulis akan memilah-milah sumber. Sumber-sumber yang telah penulis kumpulkan merupakan Sumber-sumber pencarian tentang semua yang terkait tentang sejarah perkembangan FKI.

Dalam metode sejarah kritik sumber dibagi menjadi dua, yaitu: a. Kritik Ekstern atau kritik terhadap sumber sejarah, apakah otentik

atau tidak. Pada kritik ekstern ini yang penulis lakukan adalah memperhatikan kertas, gaya bahasa, dan susunan yang tertulis di sumber-sumber primer, jelas menunjukkan bahwa otentitas subtansi materi tersebut tidak diragukan lagi, karena bersumber dari para pelaku sejarah sekaligus pembina organisasi FKI serta para pengurus organisasi FKI.


(26)

17

b. Kritik Intern yaitu menitikberatkan pada kebenaran isi dengan cara mencari korelasi dengan sumber-sumber yang ada tersebut akan ditarik sebagai fakta sejarah untuk penulisan selanjutnya, disamping itu kritik intern atau kredabilitas sumber adalah realitas sosial bahwa organisasi FKI merupakan organisasi Islam yang sangat berpengaruh terhadap perilaku SMA Antartika yang terkenal buruk.

Kritik sumber yakni menyelidiki keontentikan sumber sejarah baik bentuk maupun isinya. Dalam hal ini penulis tidak melakukan kritik terhadap sumber, baik internal maupun eksternal. Yang penulis lakukan adalah validitas eksternal yaitu dengan melakukan perbandingan antara satu sumber dengan sumber yang lain, agar mendapatkan sumber yang betul-betul diperlukan.

4. Interpretasi (Penafsiran)

Aplikasi teori untuk menganalisis masalah. Pada langkah ini penulis menafsirkan fakta-fakta agar suatu peristiwa dapat direkonstruksi dengan baik, yakni dengan jalan menyeleksi, menyusun, mengurangi tekanan, dan menempatkan fakta dalam urutan kausal. Interpretasi atau penafsiran sering disebut sebagai biang subyektivitas. Sebagian itu benar, tetapi sebagian salah. Benar karena, tanpa penafsiran sejarawan, data tidak dapat berbicara. Sejarawan yang jujur akan mencantumkan data dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Orang lain dapat melihat kembali dan menafsirkan ulang. Itulah


(27)

18

sebabnya, subyektivitas penulis sejarah diakui, tetapi untuk dihindari.12 Penulis juga akan mencoba untuk bersikap se-objektif mungkin terhadap penyusunan penelitian ini.

5. Penulisan (Historiografi)

Tahap ini merupakan bentuk penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai penelitian sejarah yang menekankan aspek kronologis masa lampau (menjelaskan tentang Sejarah Perkembangan FKI 2007-2016). Tahap ini akan menguak hal-hal tentang Sejarah Perkembangan FKI baik dari sejarah, perkembangan, dan respon masyarakat tentang FKI.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembuatan skripsi ini, untuk mempermudah pemahaman dalam penyajian inti permasalahan yang akan dibahas, maka penulis bagi ke dalam kedalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I, merupakan bab pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metodologi penelitian, sistematika pembahasan.

BAB II, membahas tentang sejarah berdirinya FKI, yang meliputi beberapa sub pembahasan yaitu latar belakang berdirinya FKI, orang-orang yang berperan, visi, misi dan tujuan.


(28)

19

BAB III, menjelaskan tentang perkembangan FKI dari tahun 2007-2016, yang terdiri dari beberapa sub pembahasan yaitu Jumlah anggota, program kegiatan, Struktur pengurus dari tahun 2007-2016.

BAB IV, menjelaskan tentang respon masyarakat terhadap FKI di SMA Antartika Sidoarjo, yang terdiri dari sub pembahasan yaitu guru, siswa, wali murid.

BAB V, bab ini merupakan pembahasan terakhir yang berisikan yang berisikan kesimpulan yang memuat inti pembahasan serta saran.


(29)

BAB II

SEJARAH BERDIRINYA FORUM KEROHANIAN ISLAM (FKI) DI SMA ANTARTIKA

A. Latar Belakang Berdirinya FKI

Kerohanian Islam berasal dari dua kata yaitu kerohanian dan Islam.

Kerohanian berasal dari kata dasar “rohani’ yang artinya berkaitan dengan

roh/rohaniah. Diberi imbuhan ke-an menjadi kerohanian yang berarti sifat-sifat rohani atau perihal rohani.1

Sedangkan Islam menurut etimologis berasal dari bahasa arab “salima

yang berarti selamat sentosa. Dari kata ini dibentuk “aslama” yang berarti memelihara dalam keadaan yang selamat sentosa, dan juga berarti menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Kata “aslama” itulah yang menjadi kata pokok dalam “Islam”.2 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Islam berarti agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW berpedoman pada kitab suci Al-quran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.3

Jadi Islam adalah syari’at Allah SWT yang diturunkan kepada umat

manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan. Pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia,

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 960.


(30)

☎ ✆

karena sebagai makhluk pedalogis, manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan.4

Perilaku dan aktivitas-aktivitas yang terjadi pada setiap manusia merupakan manifestasi kehidupan psikis. Sebagaimana diketahui bahwa perilaku yang ada pada setiap individu tidak timbul dengan sendirinya, akan tetapi akibat dari adanya rangsangan mengenai individu tersebut.

Dalam perubahan perilaku sosial keagamaan pada diri seseorang merupakan suatu kemungkinan baik dalam artian positif dan kemungkinan buruk dalam artian negatif dalam segi kualitas dan kuantitas maupun dalam segi perubahan struktur secara total. Segi kualitas yaitu perubahan nilai sosial keagamaan apakah meningkat atau menurun, bermutu atau tidak bermutu. Segi kuantitas yaitu perubahan banyak sedikitnya atau sebagian dan menyeluruh. Perubahan tersebut merupakan gejala yang direfleksikan oleh kekuatan dari dalam dan luar.5

Budaya agama berupa perilaku keagamaan yang mentradisi di sekolah merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional melalui visi, misi dan program serta budaya sekolah. Bahwa membentuk output yang memiliki karakter positif tidak cukup untuk dengan pembelajaran yang unggul, namun penciptaan budaya sekolah juga memiliki kontribusi yang cukup

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep Implementasi Kurikulum 2004(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 130.

5

Susilaningsih,Dinamika Perkembangan Rasa Agama Pada Usia Remaja(Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1996), 1.


(31)

✞✞

signifikan. Budaya sekolah merupakan faktor penting dalam membentuk siswa menjadi manusia yang penuh optimis, berani, terampil, berperilaku kooperatif, memilih kecakapan personal akademik.

Biasanya sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan atau keberhasilan pendidikan tentunya hanya dilihat dari beberapa variable seperti perolehan nilai dan kondisi fisik, sementara hal lain yang tampak, justru lebih berpengaruh terhadap kinerja individu dan organisasi itu sendiri yang mencakup nilai, keyakinan, budaya, dan norma perilaku yang disebut The Human side of organization(aspek manusia dalam organisasi) kurang di perhatikan.

Pada hakikatnya sekolah bukanlah sekedar tempat transfer of knowledge belaka, sekolah tidaklah semata-mata tempat dimana guru menyampaikan pengetahuan melalui berbagai mata pelajaran. Sekolah juga merupakan lembaga

yang mengupayakan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai

pembentukan watak dan pendidikan karakter melalui sekolah.6 Dengan demikian tidak bisa dilakukan semata-mata melalui pembelajaran pengetahuan, tetapi juga melalui penanaman atau pendidikan nilai-nilai.

Pertama, menerapkan pendekatan modeling atau uswah hasanah yakni mensosialisasikan dan membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan dan menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui keteladanan. Kedua, menjelaskan atau mengklarifikasi kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan buruk. Ketiga, menerapkan


(32)

✟ ✠

pendidikan berbasis character based education. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan kedalam setiap mata pelajaran seperti Aqidah akhlak, Fiqih, Alquran hadist, Pkn, Sejarah, dan sebagainya.7

Peran agama dalam kehidupan individu dan masyarakat yang terus berkembang, dan juga sebaliknya bagaimana tuntutan akan perubahan dalam kehidupan sosial itu telah membentuk konstruksi pemikiran dan perilaku religius masyarakat, menuntut arah baru dalam studi agama-agama yaitu perlunya pendekatan yang bersifat multidimensional. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan jika arah baru studi agama dewasa ini cenderung tidak sekedar memberi tekanan pada penggunaan pendekatan teologis semata, tetapi juga secara komprehensif menggunakan pendekatan sebagaimana berkembang dalam ilmu-ilmu sosial humaniora, seperti pendekatan historis, psikologi, sosiologi, antropologi, maupun ilmu-ilmu sosial yang lain.

Demikian halnya kecenderungan dalam kajian Islam dewasa ini juga tidak sekedar murni kajian keislaman, namun kajian itu mulai diintegrasikan dengan bidang ilmu lainnya, seperti ilmu sosial-humaniora dan juga bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu, pendekatan sosiologi sebagaimana juga pendekatan-pendekatan bidang keilmuan lainnya menjadi kebutuhan yang mendesak dalam mengembangkan studi agama-agama (khususnya studi Islam).8

7

Nur Azizah, “Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang Pendidikan Umum dan Agama”,Jurnal Psikologi, (Vol.33, No.2), 4.

8

Roland Robetson,Agama Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologi(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), 40-41.


(33)

✡ ☛

Dalam beberapa kesempatan kita telah mencatat bahwa sebagian besar

sosiologi pendidikan menggunakan lembaga-lembaga pendidikan, dengan

demikian tidak memperhatikan proses yang berlangsung di dalam sekolah itu sendiri. Yang sangat penting, dalam apresiasi sekolah sebagai oganisasi maupun dalam mengevaluasi hakikat reproduksi sosial adalah pemahaman bagaimana pengetahuan didefinisikan, dialihkan, dan dievaluasi di dalam lembaga-lembaga pendidikan tersebut. Di dalam sosiologi pendidikan tidak adanya pemahaman ini bertitik tolak pada pemanfaatan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan oleh Durkheim dan Weber.

Durkheim (1977) di dalam kuliah-kuliahnya mengenai sejarah pendidikan prancis, selalu mempertautkan apa yang diajarkan di sekolah dengan iklim politik dan moral zaman yang bersangkutan. Menurut Weber dan Durkheim, pengorganisasian ilmu pengetahuan di dalam lembaga-lembaga pendidikan harus diselaraskan dengan perubahan-perubahan yang berlangsung dalam struktur sosial. Seperti halnya kegiatan-kegiatan yang dapat mewujudkan suatu pencerahan demi kemajuan generasi.9 Salah satunya adalah dengan adanya kegiatan Forum Kerohanian Islam (FKI). Kegiatan ini banyak dikembangkan di sekolah-sekolah. Kegiatan FKI ini telah dibentuk menjadi sebuah organisasi sekolah dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan Islam pada suatu sekolah tersebut. Sehingga ada tindakan nyata yang diharapkan mampu membangun dan mengembangkan religious (rasa agama) pada siswa.

9Anichaturrohmah,“Pendidikan Sosiologi Menurut Emile Durkhaim”, dalam


(34)

☞ ✌

FKI adalah sebuah organisasi Islam yang ada di SMA Antartika Sidoarjo. Ini adalah organisasi yang berbasis Islam di SMA Antartika. Awal berdirinya FKI di SMA Antartika yaitu ketua OSIS pada waktu itu terinspirasi oleh SMAN 3 Sidoarjo karena di sana sudah ada terlebih dahulu organisasi yang berbasis Islam, akan tetapi di sana bernama SKI (Seni Kebudayaan Islam). Di SMAN 3 Sidoarjo SKI ini bertujuan tidak hanya untuk memperingati hari-hari besar Islam saja, akan tetapi juga membahas tentang kebudayaan Islam.10

SKI di SMAN 3 Sidoarjo berdiri tanggal 25 Mei 2000, di awali oleh Risaf Rendi. Dia ingin membangun komunitas yang cinta akan budaya dan Islam, disini komunitas ini awalnya hanya segelintir siswa yang mempunyai visi yang sama akan cinta budaya dan Islam. Awalnya kegiatan dalam komunitas sendiri hanya berisi tanya jawab tentang budaya dan agama Islam untuk menambah wawasan siswa SMAN 3 Sidoarjo dan ada juga seni hadrah dan shalawat di dalam kegiatan komunitas ini.11

Selang beberapa tahun pihak OSIS melihat komunitas ini sangat berdampak positif bagi siswa. Akhirnya pihak OSIS berdiskusi dengan Risaf Rendi untuk menjadikan komunitas ini sebagai ekstrakurikuler sekolah, Risaf menyambut sangat senang dengan kabar ini dan OSIS berdiskusi dengan pihak sekolah supaya ini dijadikan ekstra sekolah dan sekolah menyambut baik usul itu dan menyetujuinya. Terbentuklah SKI (Seni Kebudayaan Islam) di SMAN 3 Sidoarjo. Dan kegiatan di dalamnya masih seperti dulu, ada hadrah, shalawat,

10

Mohammad Mochtar Mas’od,Wawancara, Sidoarjo, 22 April 2016. ✍ ✍


(35)

✎6

diskusi tentang agama Islam dan yang baru ini ada beat box bernadakan shalawat nabi. Hingga saat ini perkembangan SKI SMAN 3 Sidoarjo sangat pesat, mereka selalu mengadakan lomba hadrah, cerdas cermat Islam, fasion hijab, dan beat box shalawat untuk memperingati hari jadi ekstra Sie Kebudayaan Islam.12

Setelah ketua OSIS SMA Antartika Sidoarjo ingin membentuk organisasi Islam seperti di SMAN 3 Sidoarjo, dia menunjuk anggota OSIS yang bernama Aditya untuk mengkonsep organisasi Islam yang tepat untuk SMA Antartika Sidoarjo. Aditya menerima perintah itu lalu aditya berkonsultasi dengan pembina OSIS setelah berunding berkali-kali dan meminta ijin untuk membentuk organisasi. Setelah aditya dan pembina OSIS membentuk konsep yang diinginkan untuk organisasi Islam yang ada di SMA Antartika Sidoarjo. Setelah itu mereka meminta ijin kepada pihak sekolah yang pada waktu itu langsung kepala sekolah SMA Antartika Sidoarjo sangat menyambut baik dengan adanya organisasi Islam ini, kerena dianggap organisasi ini bisa mengajukan akhlak siswa-siswi SMA Antartika Sidoarjo yang terkenal dengan perilaku yang buruk.13

Pihak sekolah siap untuk membiayai apapun untuk keperluan pembentukan organisasi Islam ini, setelah ijin sekolah di kantongi langsung aditya mengumpulkan beberapa siswa yang sering melakukan kumpulan di mushollah SMA Antartika dan terpilih lah 3 serangkai ini untuk menjalankan organisasi ini. Tiga serangkai tersebut yaitu Amir, Donga, dan Reza, mereka diberi tanggung jawab untuk melaksanakan organisasi Islam ini karena aditya berstatus anggota

12


(36)

✏ ✑

OSIS, dia tidak bisa menjadi pelaksana dalam organisasi Islam ini. Setelah 3 serangkai di tunjuk sebagai pelaksana organisasi ini, akhirnya memutuskan nama organisasi Islam yaitu Forum Kerohanian Islam (FKI) yang bergerak dalam membangun akhlak siswa siswi SMA Antartika Sidoarjo yang terkenal dengan nakalnya, memperingati hari besar Islam dan kegiataan Islam lainnya untuk para siswa siswi SMA Antartika. 3 serangkai ini membentuk konsep kegiatan selama satu periode dan sebagai pembina FKI di tunjuklah bapak Samsul Arifin selaku guru sejarah, abah samsul sebutan akrabnya ini di tunjuk karena waktu itu abah samsul adalah selaku takmir mushollah yang ada di SMA Antartika. Oleh karena itu abah samsul ditunjuk untuk mendampingi FKI supaya dapat berjuang di jalannya. Dan pada tanggal 14 februari 2007 ditetapkan sebagai hari jadi Forum Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo.14

Mengingat manfaat FKI yang cukup besar, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kinerja FKI dapat dilakukan secara menyeluruh. Pertama, perlunya perhatian khusus dari para pengurus FKI agar mampu mengembangkan program-program kegiatannya. Kedua, sekolah perlu memberikan ruang gerak yang luas kepada FKI agar dapat merealisasikan programnya. Misalnya dengan memberikan dukungan fasilitas, dana, dan waktu. Ketiga, dukungan dari orang tua kepada putra-putrinya untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi di organisasi FKI akan membentuk sikap yang baik dan bermanfaat.

✒✓


(37)

✔8

B. Orang-Orang Yang Berperan

Dalam pembentukan FKI SMA Antartika Sidoarjo ada beberapa pihak yang berperan dalam hal ini. Orang yang paling berperan pertama adalah Rahmat Fajar, dia adalah ketua OSIS SMA Antartika tahun 2005-2006. Fajar nama sapaannya sangat berperan dalam pembentukan FKI, dialah yang mempelopori keinginannya untuk membentuk organisasi Islam karena melihat siswa siswi SMA Antartika yang tidak karuan, belum lagi pandangan masyarakat luar yang menganggap bahwa Antartika adalah sekolah yang rusak dan penuh dengan anak-anak yang nakal. Misalnya tawuran, merokok, dan hamil di luar nikah. Dengan adanya organisasi ini bisa mengubah pandangan masyarakat yang menganggap bahwa SMA Antartika Sidoarjo terkenal buruk. Dari situ lah fajar ingin membuat sebuah organisasi Islam agar bisa merubah pandangan itu semua dan fajar ini sangat terinspirasi kepada SKI SMAN 3 Sidoarjo karena perkembangannya sangat pesat dan program yang dilaksanakannya sangat bagus dan menarik.15

Pihak yang berperan selanjutnya adalah Aditya Firmansyah, dia adalah salah satu anggota OSIS yang berada pada bidang kerohanian, maka dari itu mengapa fajar menunjuk aditya untuk membuat konsep bagaimana organisasi ini berjalan, karena aditya adalah bidang kerohanian dalam pengurus OSIS dan tekun akan agamanya. Aditya berjasa dalam hal pembentukan konsep organisasi Islam dan meminta ijin kepada pihak sekolah untuk membentuk organisasi berbasis Islam. Aditya juga berjasa dalam pembentukan pengurus FKI yang pertama karena


(38)

✕ ✖

dialah yang memilih langsung ketua FKI periode pertama untuk menjalankan amanat.

Pihak sekolah juga sangat berperan dalam pembentukan FKI, pihak sekolah siap membantu apa saja dari segi finansial atau tenaga untuk organisasi ini, karena pihak sekolah juga berharap besar dengan adanya organisasi berbasis Islam seperti ini. Bantuan dari sekolah sangat berarti dan membuat FKI berjalan lancar, bantuan dari sekolah antara lain, ijin untuk pembentukan organisasi, dana untuk pembentukan panitia pelaksana, dan berbagai macam bantuan yan lain.

Pihak yang berperan terakhir yaitu tiga serangkai, mereka bisa dikatakan dalam pembentukan FKI tidak begitu berpengaruh karena mereka hanya tinggal melaksanakan apa yang telah dikerjakan oleh aditya. Tetapi peran tiga serangkai ini sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kinerja FKI karena mereka telah di beri tanggung jawab untuk siap melaksanakan amanat ini. Ibarat dalam sebuah perang tiga serangkai adalah pasukan terakhir untuk memperjuangkan FKI sebagai penyeruh agama Islam di SMA Antartika Sidoarjo. Dan setelah adanya FKI setiap minggu sekolah selalu mengadakan istighosah bersama. Itulah peran tiga serangkai dalam memperjuangkan FKI hingga sekarang masih ada dan terus berkembang.16

C. Visi, Misi, dan Tujuan

1. Visi organisasi FKI

a. Menciptakan siswa-siswi yang memiliki loyalitas tinggi, professional dan ber akhlakul karimah.

✗6


(39)

✘ ✙

b. Ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membina para siswa-siswi agar menjadi generasi penerus yang mampu menegakkan ajaran Islam di masa yang akan datang.

2. Misi organisasi FKI

a. Menjadikan FKI sebagai wadah siswa-siswi Islam yang kreatif, progresif dan aspirasi untuk kemajuan bersama.

b. Menjadikan FKI sebagai ruang keislaman di SMA Antartika Sidoarjo.

c. Mendidik siswa-siswi menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki kecerdasan dan keterampilan.

3. Tujuan organisasi FKI

a. Meningkatkan ikatan emosional, persaudaraan, dan rasa kekeluargaan anggota FKI.

b. Mempertegas peran siswa-siswi FKI terhadap masalah sosial dan agama.

c. Sebagai ruang memperluas Networking dalam pendidikan.

d. Mendidik, membina, serta mengarahkan siswa-siswi agar mereka mengetahui hak dan kewajibannya, dan diharapkan dapat patuh terhadap peraturan-peraturan dan undang-undang yang telah ditetapkan.

e. Meningkatkan kualitas peradaban, hidup, harkat dan martabat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan turut serta dalam


(40)

✚ ✛

dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa guna terwujudnya masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan sosial berdasarkan pancasila dan UUD 1945.17

17


(41)

32

BAB III

PERKEMBANGAN FKI DARI TAHUN 20072016 A. Jumlah Anggota

FKI adalah salah satu organisasi di SMA Antartika yang bergerak dalam bidang keislaman. Organisasi ini boleh dikatakan masih sangat baru di SMA Antartika karena berdiri dari tahun 2007. Meskipun begitu perkembangan dari tahun ke tahun sudah mulai terlihat dengan bertambahnya jumlah anggota yang dulunya hanya ada 6 orang anggota sekarang sudah menjadi hampir 40 anggota.1

Berdasarkan dari tahun ke tahun banyaknya jumlah siswa SMA Antartika Sidoarjo yang masuk ke dalam organisasi Forum Kerohanian Islam (FKI) dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut:

Tahun Jumlah Anggota FKI

2007 6

2008 10

2009 15

2010 22

2011 26

1Mohammad Mochtar Mas’od,


(42)

33

2012 30

2013 33

2014 36

2015 40

2016 43

Tabel 1

Jumlah anggota FKI yang masuk Dari tabel di atas bisa di tarik grafik sebagai berikut:

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah anggota

Jumlah anggota

Grafik 1

Peningkatan jumlah anggota FKI dari tahun ke tahun

Dari grafik di atas bisa dilihat bahwa jumlah anggota FKI SMA Antartika dari tahun 2007 jumlah anggota 6 orang, di tahun 2008 jumlah


(43)

34

anggota FKI bertambah menjadi 10 orang, pada tahun 2009 bertambah menjadi 15 orang, tahun 2010 jumlah anggota menjadi 22, pada tahun 2011 jumlah anggota FKI bertambah menjadi 26, tahun 2012 anggota FKI bertambah menjadi 30. Di tahun 2013 jumlahnya bertambah 33 orang, tahun 2014 menjadi 36 orang, tahun 2015 bertambah menjadi 40, dan di tahun 2016 jumlah anggota FKI menjadi 43 orang. Bisa dilihat pada grafik di atas bahwa jumlah anggota FKI dari tahun ke tahun mengalami perkembangan walaupun tidak begitu signifikan, tetapi perkembangan ini termasuk cukup bagus karena bisa dikatakan FKI adalah organisasi baru yang ada di SMA Antartika.2

Perkembangan anggota FKI ini tidak lepas juga dari peran para anggota dalam mempromosikan FKI, dan peran pembina dan sekolah memajukan organisasi ini. Anggota FKI terdiri dari kelas X dan XI karena di SMA Antartika siswa kelas XII tidak diperbolehkan untuk mengikuti segala bentuk organisasi dikarenakan untuk fokus dalam mengikuti ujian nasional. FKI diikuti oleh para siswa dari jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, ketiga jurusan ini adalah jurusan yang ada di SMA Antartika, tetapi paling banyak anggota FKI berasal dari jurusan IPA karena jurusan IPS dan Bahasa banyak siswa yang nakal dan tidak tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan agama, para anggota FKI berusaha untuk merangkul kedua jurusan ini untuk

2


(44)

35

masuk dalam FKI karena ini adalah salah satu tujuan FKI untuk merubah akhlak siswa SMA Antartika menjadi lebih baik.3

B. Program Kegiatan

Layaknya organisasi lainnya FKI juga memiliki program kerja di setiap tahunnya dari awal berdiri hingga sekarang, program kerja FKI ini ada yang dilakukan di dalam sekolah ada juga yang di adakan di luar sekolah, adapun rincian program kerja FKI di tiap tahun seperti berikut:

Tahun Angkatan

Program Kerja

Mingguan Tahunan

2006-2007 1 • Banjari

• Mading

• PAS (Pengajian

Antar Sekolah)

• Istighosah

(Menjelang UN)

2007-2008 2 • Banjari

• Mading

• Kaligrafi

• PAS (Pengajian

Antar Sekolah)

• Lomba Kaligrafi

• Khotmil qur’an

(Menjelang UN)

3


(45)

36

2008-2009 3 • Banjari

• Mading

• Sertijab dan

Ziarah

• Do’a Menjelang

UN

• Pengisi acara

Buka Bersama

di Masjid

Agung Surabaya

2009-2010 4 • Pengajian

Rutin

• Banjari

• LD–FKI

• Sertijab dan

Ziarah

• KAS (Kajian

Antar Sekolah) • Khotmil Qur’an

• Doa Bersama

UN

2010-2011 5 • Banjari

• Kaligarfi

• Bilal Jum’at

• Mading

• LD–FKI

• Sertijab

• KAS (Kajian


(46)

37

• Istighosah

Akbar

• Lomba Banjari

di UIN Sunan Ampel

2011–2012 6 • Mading

• Banjari

• Bilal Jum’at

• LDK-FKI

• Sertijab

• KAS (Kajian

Antar Sekolah)

• Pengisi acara

Buka Bersama

di Masjid

Agung Sidoarjo

2012–2013 7 • Banjari

• Mading

• LDK-FKI

• Sertijab dan

Ziarah

• Istighosah

Akbar

• Lomba Banjari


(47)

38

Adi Buana

2013–2014 8 • Banjari

• Mading

• Pengajian

Rutin

• Sertijab dan

Ziarah

• LDK–Fki

• Do’a bersama

menjelang UN

• KAS (Kajian

Antar Sekolah)

2014–2015 9 • Banjari

• Mading

• Pengajian

Rutin

• LDK–FKI

• Sertijab dan

Ziarah

• Do’a bersama

menjelang UN

• Mengadakan

Lomba Banjari antar SMP di SMA Antartika


(48)

39

2015–2016 10 • Banjari

• Mading

• Pengajian

Rutin

• LDK–FKI

• Sertijab dan Ziarah

• Do’a bersama

menjelang UN

• Mengadakan

Lomba Banjari Tingkat SMA di SMA Antartika

Tabel 2

Program kegiatan FKI

Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa program kerja Forum Kerohanian Islam SMA Antartika Sidoarjo mempunyai dua jenis program kerja yaitu program kerja mingguan dan tahunan. Program kerja mingguan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh semua anggota FKI yang aktif pada hari minggu, kegiatannya antara lain: banjari, kaligrafi, qiro’ah, ngaji rutin,

mading, dan bilal pada khutbah jum’at. Program kerja minggu ini pada tiap

angkatan mengalami pasang surut dalam pelaksanaannya karena keaktifan anggota yang kurang itu membuat program ini tidak berjalan lancar. Di tiap periode program mingguan ini selalu mengalami pasang surut kadang aktif kadang juga fakum tetapi ada satu program yang selalu aktif di dalam FKI dan


(49)

40

menjadi kebanggaan yaitu banjari, dengan adanya banjari FKI SMA Antartika Sidoarjo sudah terkenal di kalangan SMA di Sidoarjo meskipun FKI SMA Antartika Sidoarjo masih baru saja berdiri.

Program kerja tahunan adalah rancangan anggota FKI acara apa yang

akan dilaksanakan untuk memperingati hari besar Islam seperti Isra’ Mi’raj,

Maulid Nabi, dan hari besar Islam lainnya. Peringatan atau acara yang dilakukan setiap tahun berbeda sesuai dengan program kerja tiap angkatan dan atas persetujuan pembina FKI.4Dari awal pendirian FKI program tahunan ini masih saja sederhana tidak terlalu besar hanya pada lingkup sekolah SMA tidak sampai mengundang pihak luar. Mulai pada angkatan ke-3 mulailah FKI mau mengundang SMA-SMA se-Sidoarjo dalam rangka pengajian antar sekolah, meskipun hanya sedikit yang datang dari para undangan tapi ini lah awal yang baik bagi nama FKI SMA Antartika Sidoarjo untuk dikenal khalayak luar. Hingga saat ini kajian antar sekolah itu dilaksanakan dan alhamdulillah yang datang dari para undangan cukup memuaskan. Tetapi pada 2 tahun terakhir ini pengajian antar sekolah ini di ganti dengan acara lomba banjari tingkat SMP dan SMA, pada 2 tahun periode ini lah FKI Antartika mangadakan iven besar dan sangat membanggakan.

4


(50)

41

Ada salah satu program FKI yang cukup membanggakan yaitu banjari, meskipun FKI SMA Antartika tidak pernah menang dalam mengikuti lomba banjari di berbagai universitas maupun SMA, akan tetapi itu lah yang membuat nama FKI SMA Antartika dikenal khalayak ramai dan berkat mengikuti setiap lomba yang membuat kekompakan antar anggota FKI satu sama lain dan mempererat tali persaudaraan.

C. Struktur Pengurus Dari Tahun 2007-2016

1. Angkatan tahun 2006-2007

SEKRETARIS Yuningtyas

KETUA M. Amir Hidayatullah

BENDAHARA Rofiko Anjar WAKIL KETUA Paradonga Hadi Mausavie


(51)

42

2. Angkatan Tahun 2007-2008

KETUA Mustaqim

WAKIL KETUA Erlin Karsela

SEKRETARIS Diah Ayu Puspita

BENDAHARA Meta Aprilia


(52)

43

3. Angkatan Tahun 2008- 2009

WAKIL KETUA Desinta Widi

SEKRETARIS Heny

BENDAHARA Tyas Sari

KETUA Prakoda Bagus


(53)

44

4. Angkatan Tahun 2009-2010

BENDAHARA Endah Sulistiowati

SEKRETARIS Ainur Rohmawati WAKIL KETUA Asnita Dwi Fatmawati

KETUA


(54)

45

5. Angkatan Tahun 2010-2011

WAKIL KETUA Faridah Inayati

BENDAHARA Mega Febriyanti

SEKRETARIS Latifan Murtisari

KETUA Khabibul Adjam S


(55)

46

6. Angkatan Tahun 2011-2012 KETUA

Fandi Afianata

BENDAHARA Syadatul Umaroh

SEKRETARIS Septian Dwi Mursini

WAKIL KETUA Malik Hidayat


(56)

47

7. Angkatan Tahun 2012- 2013

WAKIL KETUA Andriani Oktavia

SEKRETARIS Dina Via Erlita

BENDAHARA Iis Maftuchatus

KETUA Habib Afif P.


(57)

48

8. Angkatan Tahun 2013-2014

WAKIL KETUA Megawati Marapung

SEKRETARIS Aisyah Oktavia

KETUA Rizky Adiansyah

BENDAHARA Rosalia Islamiah


(58)

49

9. Angkatan Tahun 2014-2015

WAKIL KETUA Istiqomah

SEKRETARIS Alviana Vivin

BENDAHARA Dwi Aprilia

KETUA Tri Reza Saputra


(59)

50

10. Angkatan Tahun 2015-2016

5

5

Mohammad Ridho Firmansyah,Wawancara, 24 April 2016. WAKIL KETUA

Mochammad Febri Eka J.

SEKRETARIS Siti Aminatun Naslihah

BENDAHARA Siska Isbachul Fauziyah

KETUA


(60)

51

BAB IV

RESPON MASYARAKAT TERHADAP FKI DI SMA ANTARTIKA

Respon adalah reaksi terhadap rangsangan atau pengamatan setelah adanya pemahaman atau perubahan perasaan terhadap objek rangsangan atau pengamatan. Respon seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif. Apabila respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekati objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut.1

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tanggapan sama dengan pengertian persepsi (penerimaan) yaitu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Berdasarkan pada pengertian tersebut bahwa apa yang diterima oleh panca indera dapat disebut dengan tanggapan.2 Sebagaimana dijelaskan bahwa tanggapan adalah bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah melakukan pengamatan. Dari pendapat ini dapat dipahami bahwa yang dimaksud tanggapan adalah bayangan yang berupa kesan-kesan yang ada dalam ingatan seseorang yaitu hasil dari pengamatan terhadap suatu objek tersebut sudah lepas dari ruang dan waktu pengamatan, dalam arti pengamatan sudah berlangsung.

Adapun jenis atau macam-macam tanggapan dapat dilihat dari fungsinya ada dua yaitu tanggapan fungsi primer dan tanggapan fungsi sekunder. Tanggapan fungsi

1

Poerwadinata,Psikologi Komunikasi(Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), 216.

2

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), 838.


(61)

52

adalah tanggapan-tanggapan yang berpengaruh pada kehidupan kejiwaan (berpikir, perasaan, dan pengenalan). Sedangkan apabila tanggapan-tanggapan yang sudah disadari dan masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita, fungsi tanggapan ini disebut dengan fungsi sekunder.3

Setelah saya melakukan survey dan wawancara terhadap berbagai sumber atau informan, saya menemukan beberapa tanggapan atau respon mengenai FKI di SMA Antartika Sidoarjo. Survey yang saya dapatkan ini ada tiga klasifikasi, yaitu: guru, murid, dan masyarakat sekitar SMA Antartika Sidoarjo.

A. Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Begitu juga dengan organisasi di sekolah gurulah yang memberikan tanggapan pertama kali apakah organisasi itu maju atau tidak dan berkembang atau tidak ada perkembangan.4

Sama halnya dengan sekolah SMA Antartika, guru juga sangat berperan sekali disana tidak hanya untuk memberikan pelajaran secara formal tetapi juga memberikan pelajaran tentang hal kedisiplinan dan juga tentang kepemimpinan. Karena di dalam sekolah SMA Antartika Sidoarjo terdapat beberapa organisasi

3


(62)

53

yang didalamnya ditanamkan nilai kedisiplinan dan juga kepemimpinan, dalam organisasi ini guru sangat berperan penting karena ada beberapa guru SMA Antartika Sidoarjo yang ditunjuk oleh sekolah sebagai pembina organisasi di SMA Antartika Sidoarjo. Salah satu organisasi itu adalah Forum Kerohanian Islam (FKI).5

Begitu juga dengan organisasi Forum Kerohanian Islam (FKI) SMA Antartika Sidoarjo, ada beberapa tanggapan tentang organisasi ini dari guru-guru di SMA Antartika. Tanggapan yang keluar dari guru-guru berbeda-beda ada yang mendukung ada pula yang beranggapan buruk terhadap FKI. Itu sangat wajar karena tidak semua beranggapan baik terhadap FKI, karena FKI juga baru saja berdiri dan belum melihatkan peran sebagai organisasi Islam di SMA Antartika Sidoarjo. Berikut adalah hasil tanggapan guru-guru SMA Antartika Sidoarjo terhadap FKI.

1. Tanggapan dari bapak Sukarno selaku kepala sekolah SMA Antartika Sidoarjo, “saya sangat mendukung sekali dengan adanya organisasi intra sekolah yang berbasis Islam karena melihat perkembangan zaman yang sangat pesat sangat berbahaya sekali apabila anak-anak tidak dibekali dengan ilmu agama, tidak cukup cuma pelajaran di sekolah harus ada tambahan dari luar salah satunya dengan adanya organisasi seperti ini. Dan saya sangat berharap organisasi ini dapat membawa pengaruh positif bagi anak-anak juga sekolah.”6

5

SamsulArifin,Wawancara, Sidoarjo, 20 Juni 2016.

6


(63)

54

2. Tanggapan dari bapak Totok Suharjo selaku pembina OSIS dan bagian

kesiswaan, “saya selaku pembina OSIS sebenarnya sangat mengharapkan lebih

dari FKI. Akan tetapi setelah berjalan beberapa tahun ini saya tidak melihat perkembangan yang begitu pesat dari FKI, saya mengerti ini baru awal karena FKI juga masih baru tetapi seharusnya sudah ada perkembangan, akan tetapi saya masih mempunyai harapan sangat besar terhadap Forum Kerohanian Islam supaya bisa bicara di luar bahwa SMA Antartika Sidoarjo tidak seperti apa yang dikatakan di luar.”7

3. Tanggapan dari bapak Samsul Arifin selaku pembina Forum Kerohanian Islam, “menurut saya FKI ini cukup bagus walaupun di lingkungan luar belum begitu terkenal seperti OSIS, PASKIB, Pramuka, tetapi setidaknya dengan adanya FKI ini bisa dilihat sendiri keadaan masjid sudah cukup ramai selalu ada kegiatan disini. Kalau saya harapannya untuk FKI tidak muluk-muluk, cukup ramaikan masjid karena ada hadist berbunyi berbondong-bondong lah ke masjid untuk meramaikan dalam hal positif tentunya.”8

4. Tanggapan dari bapak Edi Prijono, “kalau saya FKI ini baik, setelah adanya FKI saya melihat masjid SMA Antartika Sidoarjo selalu ramai kegiatan anak-anak. Dengan adanya FKI masjid selalu ada adzan dhuhur dan ashar dan setiap ada kegiatan shalat jum’at selalu ramai itu berkat anggota FKI, maka dari itu

7


(64)

55

saya sangat menyambut baik adanya Forum Kerohanian Islam di SMA Antartika Sidoarjo.”9

5. Tanggapan menurut bapak wakil kepala sekolah Djunaidi, “saya sangat berharap sekali dengan adanya FKI ini bisa merubah perilaku anak-anak terutama anak IPS yang nakalnya minta ampun, semoga saja itu harapan saya.”10

Setalah melakukan wawancara dengan guru-guru yang ada di SMA Antartika Sidoarjo bisa diambil kesimpulan sebenarnya para guru sangat berharap besar terhadap FKI akan merubah pandangan masyarakat terhadap SMA Antartika Sidoarjo yang terkenal akan kenakalannya dan merubah moral siswa-siswi SMA Antartika menjadi lebih baik.

B. Murid

Murid atau peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menjadi sempurna.

Dari sudut pandang sekolah, murid adalah bagian terpenting dari sebuah sekolah kalau tidak ada murid mau siapa yang akan dididik oleh para guru. Disitulah fungsi guru untuk mendidik para siswa agar tidak berperilaku salah

9

Edi Prijono,Wawancara, Sidoarjo, 21 Juni 2016.

10


(65)

56

dalam hal akademik dan non akademik.11 Disini organisasi intra sekolah sangat berperan dalam membentuk kepribadian para siswa agar setelah keluar dari sekolah SMA Antartika Sidoarjo mereka tidak kaget dengan lingkungan sekitarnya. Begitu juga dengan Forum Kerohanian Islam (FKI) SMA Antartika Sidoarjo berfungsi untuk membentuk moral siswa-siswi SMA Antartika menjadi lebih baik dan tidak lepas dari ajaran agama Islam, walaupun tidak berjalan semudah itu karena tidak semua siswa-siswi SMA Antartika tertarik akan hal-hal agama. Berikut adalah tanggapan para siswa-siswi SMA Antartika Sidoarjo.

1. Tanggapan dari perwakilan kelas X, “menurut saya FKI itu bagus, tapi saya

belum begitu mengerti karena saya juga masih kelas X belum mengerti banyak juga tentang organisasi di sini masih mencari-cari yang cocok sama saya.”12 2. Tanggapan dari perwakilan kelas XII IPS, “menurut saya FKI itu organisasi

yang tidak jelaskarena kegiatannya cuma di masjid terus pukul-pukul apa itu di masjid buat ramai saja pokoknya saya tidak suka lah, saya juga tidak tertarik ikut organisasi mending nongkrong di warung sambil ngopi dan rokok-an.”13 3. Tanggapan dari perwakilan kelas XII IPA,” kalau saya sangat tertarik sekali

dengan FKI itusoalnya selain menanamkan nilai Islam juga disana ada kegiatan hadrah saya sukasekali sama hadrah, dan selain itu kita juga bisa belajar

11

Dewa Ketut Sukardi,Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah(Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 28.

12


(66)

57

tentang cara berorganisasi yang baik agar nanti saat kuliah tidak kaget. Saya

sendiri salah satu anggota FKI, pokoknya mantap.”14

4. Tanggapan perwakilan kelas XII IPS, “saya kurang begitu tahu tentang FKI itu sendirisoalnya tidak begitu tertarik, saya hanya ikut latihan hadrahnya saja, saya tertarik sama hadrah kalau sama organisasinya tidak begitu, tapi kelihatanya kegiatannya bagus.”15

5. Tanggapan siswa kelas XII IPA, “kalau tanggapan saya tentang FKI itu baik sekali, karenabanyak nilai positif yang dapat diambil disana dari nilai organisasi, sosial, dan nilai agamanya. Buktinya para anggota FKI itu baik-baik dan pembinanya juga baik-baik para guru juga banyak yang bilang seperti itu. Saya lihat juga para alumni FKI banyak yang diterima kuliah di universitas negeri, saya alumni juga sekarang sudah tidak aktif tapi masih bantu-bantu kegiatan yang ada disana seperti kegiatan handrah acara-acara peringatan hari besar Islam. Karena kelas XII sudah tidak boleh aktif di semua organisasi itu aturan dari sekolah.”16

Dari hasil wawancara yang saya lakukan bisa di tarik kesimpulan bahwa tidak semua siswa berminat dan tahu tentang FKI,walaupun mereka sekolah disana karena itu tantangan bagi para anggota FKI untuk merangkul para siswa yang belum mengerti dan tertarik dengan Forum Kerohanian Islam.

14

Mohammad FebriEka,Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016.

15

Mohammad Bagus Setiawan,Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016.

16


(67)

58

C. WALI MURID

Orang Tua atau wali murid adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yanG menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak.17

Wali Murid adalah orang yang memberikan kepercayaan penuh pada pihak sekolah untuk mengasuh dan mendidik anak-anaknya waktu disekolah, maka dari itu orang tua atau wali murid selalu memilih sekolah yang terbaik agar anak mereka dapat diberi pelajaran dan nilai kehidupan yang benar. Akan tetapi sekolah yang diberi kepercayaan tidak sepenuhnya bisa mendidik anak tersebut dengan baik karena lingkungan di luar juga sangat mempengaruhi, tidak salah kalau anak tersebut tetap nakal walaupun di sekolahkan di sekolah yang terbaik karena peran

17


(68)

59

orang tua atau wali juga sangat berpengaruh sekali dalam membentuk pribadi anak yang baik.18

Begitu juga dengan sekolah SMA Antartika Sidoarjo tidak bisa sepenuhnya membentuk pribadi siswa-siswinya dengan baik, semua itu tergantung dengan anaknya sendiri dan orang tua, sekolah hanya memberikan fasilitas saja seperti ekstra dan organisasi yang ada di sekolah agar kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi itu terkontrol dan diisi dengan kegiatan yang positif. Saya melakukan wawancara dengan sistem acak akan tetapi hanya beberapa perwakilan wali murid SMA Antartika Sidoarjo saja.

1. Tanggapan dari bu Dewi Lestari wali murid dari Ginaris Maharani siswi kelas XII, “saya pikir dulu FKI itu organisasi yang tidak jelas karena saya tidak pernah mendengar organisasi semacam itu, tetapi seiring berjalannya waktu setelah anak saya mengikuti FKI dampaknya sangat baik bagi anak saya, dia lebih mengetahui ajaran agama Islam dari pada saya.”19

2. Tanggapan dari bu Supini wali murid dari Nadzar Ilham Tama siswa kelas XI, “apa itu FKI saya tidak pernah mendengar organisasi semacam itu dan anak saya sendiri tidak pernah ikut organisasi apa-apa sukanya hanya main dan pulang malam.”20

3. Menurut bapak Muslimin wali murid dari Febrian Ramadhan siswa kelas X, “saya sangat menganjurkan anak saya ikut organisasi FKI itu, karena dulu

18

Ihsan Fuad,Dasar-Dasar Kependidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2011), 34.

19

Dewi Lestari,Wawancara, Sidoarjo, 24 Juni 2014.

20


(69)

60

kakaknya juga ikut FKI dan perkembangannya sangat bagus. Selain banyak mengetahui ilmu agama kakaknya juga sekarang kuliah di UNESA, dari itu saya sangat menganjurkan sekali anak saya yang nomer dua ini ikut FKI

supaya mengikuti jejak kakaknya.”21

Jadi saya menarik kesimpulan dari wawancara yang saya lakukan dengan wali murid siswa-siswi SMA Antartika Sidoarjo yaitu kurangnya promosi kepada kalangan luas tentang Forum Kerohanian Islam karena organisasi ini dikatakan masih jarang di sekolah-sekolah. Tidak semua mempunyai organisasi Islam seperti ini, contohnya saja di SMA saya tidak ada organisasi seperti FKI ini. Inilah tantangan untuk para anggota FKI yang masih aktif sekarang untuk lebih mempromosikan ke masyarakat luas apa itu FKI dan apa fungsinya, selain itu pihak sekolah seharusnya ikut membantu dalam hal promosi ini jangan hanya membantu dalam hal keuangan saja karena tanpa pihak sekolah FKI ini tidak akan bisa maju dan di ketahui kalangan luas karena sekolah adalah alat bantu bagi FKI dalam mempromosikan diri, contohnya saja seperti mencantumkan adanya organisasi berbasis Islam seperti FKI di SMA Antatika Sidoarjo.

Tanpa adanya kerjasama seperti ini Forum Kerohanian Islam SMA Antartika Sidoarjo tidak bisa diketahui oleh kalangan luas seperti masyarakat sekitar sekolah SMA Antartika Sidoarjo. Saran pembina FKI dan pembina OSIS juga seperti itu, akan tetapi mereka tidak bisa membantu harus anggota FKI sendiri yang menghadap kepada pihak sekolah untuk membantu


(70)

61

mempromosikan FKI dengan cara seperti tadi, tetapi para anggota FKI belum berani menghadap pihak sekolah, entah kenapa alasannya saya tidak begitu detail karena ini urusan organisasi itu sendiri.

Dari wawancara saya ketiga sumber yaitu guru, murid, dan wali murid bisa ditarik kesimpulan dari semua wawancara tersebut yaitu kurangnya promosi tentang FKI dikalangan sekolah maupun dikalangan luas. Hal itu sangat disayangkan sekali padahal harapan para guru-guru terhadap FKI sangat tinggi untuk memperbaiki citra sekolah SMA Antartika Sidoarjo yang terkenal akan kenakalannya. Dan kurangnya komunikasi antara anggota FKI dan pihak sekolah itulah yang membuat hambatan bagi FKI untuk mempromosikan diri ke khalayak luas. Itulah kesimpulan yang dapat saya tarik dari hasil wawancara saya.


(71)

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai uraian pada bab I, II, III, dan IV dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Forum Kerohanian Islam (FKI) SMA Antartika berdiri karena terinspirasi oleh SMAN 3 Sidoarjo yang terlebih dulu memiliki ekstra atau organisasi berbasis Islam, tetapi di SMAN 3 Sidoarjo bernama SKI (Seni Kebudayaan Islam) yang lahir pada tanggal 25 mei 2000 yang didirikan oleh Risaf Rendy. FKI sendiri berdiri tanggal 14 februari 2007 yang di awali oleh ketua OSIS SMA Antartika dan dilaksanakan oleh tiga serangkai yaitu Reza, Amir, dan Donga. Mereka semua mempunyai misi yang sama yaitu ingin merubah akhlak siswa siswi SMA Antartika yang nakal dan merubah pandangan masyarakat terhadap SMA Antartika Sidoarjo.

2. Orang-orang yang berperan dalam mendirikan FKI yaitu Rahmat Fajar ketua OSIS SMA Antartika Sidoarjo tahun 2005-2006, dialah yang mempunyai ide untuk membentuk FKI. Aditya Firmansyah anggota OSIS tahun 2005-2006 yang diberi mandat oleh Rahmat Fajar untuk membuat konsep organisasi FKI itu dan mengumpulkan siswa-siswi yang berminat untuk menjalankan organisasi ini. Pihak sekolah juga sangat berperan dalam pembentukan FKI, pihak sekolah siap


(72)

63

karena pihak sekolah juga berharap besar dengan adanya organisasi berbasis Islam seperti ini. Pihak yang berperan terakhir yaitu tiga serangkai yaitu Reza, Amir, Donga mereka bisa dikatakan dalam pembentukan FKI tidak begitu berpengaruh karena mereka hanya tinggal melaksanakan apa yang telah dikerjakan oleh aditya. Tetapi peran tiga serangkai ini sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kinerja FKI karena mereka telah diberi tanggung jawab untuk siap melaksanakan amanat ini. Ibarat dalam sebuah perang tiga serangkai adalah pasukan terakhir untuk memperjuangkan FKI sebagai penyeruh agama Islam di SMA Antartika Sidoarjo.

3. Respon masyarakat terhadap FKI SMA Antartika Sidoarjo yaitu kurangnya promosi kepada kalangan luas tentang Forum Kerohanian Islam, karena organisasi ini dikatakan masih jarang di sekolah-sekolah. Tidak semua mempunyai organisasi Islam seperti ini. Inilah tantangan untuk para anggota FKI yang masih aktif sekarang untuk lebih mempromosikan ke masyarakat luas apa itu FKI dan apa fungsinya. Selain itu pihak sekolah seharusnya ikut membantu dalam hal promosi, jangan hanya membantu dalam hal keuangan saja karena tanpa pihak sekolah FKI ini tidak akan bisa maju dan di ketahui kalangan luas karena sekolah adalah alat bantu bagi FKI dalam mempromosikan diri. Hal itu sangat disayangkan sekali padahal harapan para guru-guru terhadap FKI sangat tinggi untuk memperbaiki citra sekolah SMA Antartika Sidoarjo yang terkenal akan kenakalannya.


(73)

64

B. Saran

Dalam penelitian skripsi ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan dan menyajikan dengan baik, akan tetapi penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan yang telah diharapkan. Maka kiranya penulis dapat menyampaikan beberapa saran yang berkenaan dengan penulisan skripsi yang telah kami tulis:

1. Bagi para anggota organisasi ekstra sekolah SMA Antartika Sidoarjo, baik pada periode sekarang maupun yang akan datang agar selalu menjaga konsistensi yang ada di organisasi yang sejalan yang bertujuan untuk membentuk karakter yang professional dan berkualitas sesuai dengan cita-cita dan ideologi organisasi ekstra sekolah.

2. Sebaiknya sekolah memberi ruang lebih luas dan kebebasan

berekspresi terhadap siswa agar luas untuk mengaplikasikan ilmunya. 3. Proses yang terjadi pada saat berorganisasi mempunyai manfaat untuk

mengembangkan serta meningkatkan kecerdasan intelektual diri seseorang siswa. Maka dari itu, siswa diharapkan mengikuti suatu kegiatan organisasi ekstra agar dapat meningkatkan kecerdasan intelektual. Organisasi ekstra juga harus mempunyai kegiatan-kegiatan yang menarik minat dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam organisasi ekstra.

4. Kepada siswa-siswi baru, agar lebih seleksi lagi ketika memutuskan untuk bergabung untuk kegiatan ekstra sekolah. Cermati dulu visi, misi, dan ideologinya.


(74)

65

Dengan selesainya skripsi ini yang masih jauh dari kesempurnaan, penulis sangat bersyukur dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.


(1)

63

karena pihak sekolah juga berharap besar dengan adanya organisasi

berbasis Islam seperti ini. Pihak yang berperan terakhir yaitu tiga

serangkai yaitu Reza, Amir, Donga mereka bisa dikatakan dalam

pembentukan FKI tidak begitu berpengaruh karena mereka hanya

tinggal melaksanakan apa yang telah dikerjakan oleh aditya. Tetapi

peran tiga serangkai ini sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kinerja

FKI karena mereka telah diberi tanggung jawab untuk siap

melaksanakan amanat ini. Ibarat dalam sebuah perang tiga serangkai

adalah pasukan terakhir untuk memperjuangkan FKI sebagai penyeruh

agama Islam di SMA Antartika Sidoarjo.

3. Respon masyarakat terhadap FKI SMA Antartika Sidoarjo yaitu

kurangnya promosi kepada kalangan luas tentang Forum Kerohanian

Islam, karena organisasi ini dikatakan masih jarang di sekolah-sekolah.

Tidak semua mempunyai organisasi Islam seperti ini. Inilah tantangan

untuk para anggota FKI yang masih aktif sekarang untuk lebih

mempromosikan ke masyarakat luas apa itu FKI dan apa fungsinya.

Selain itu pihak sekolah seharusnya ikut membantu dalam hal promosi,

jangan hanya membantu dalam hal keuangan saja karena tanpa pihak

sekolah FKI ini tidak akan bisa maju dan di ketahui kalangan luas

karena sekolah adalah alat bantu bagi FKI dalam mempromosikan diri.

Hal itu sangat disayangkan sekali padahal harapan para guru-guru

terhadap FKI sangat tinggi untuk memperbaiki citra sekolah SMA


(2)

64

B. Saran

Dalam penelitian skripsi ini penulis sudah berusaha semaksimal

mungkin untuk menyelesaikan dan menyajikan dengan baik, akan tetapi

penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan yang telah

diharapkan. Maka kiranya penulis dapat menyampaikan beberapa saran

yang berkenaan dengan penulisan skripsi yang telah kami tulis:

1. Bagi para anggota organisasi ekstra sekolah SMA Antartika Sidoarjo,

baik pada periode sekarang maupun yang akan datang agar selalu

menjaga konsistensi yang ada di organisasi yang sejalan yang

bertujuan untuk membentuk karakter yang professional dan berkualitas

sesuai dengan cita-cita dan ideologi organisasi ekstra sekolah.

2. Sebaiknya sekolah memberi ruang lebih luas dan kebebasan

berekspresi terhadap siswa agar luas untuk mengaplikasikan ilmunya.

3. Proses yang terjadi pada saat berorganisasi mempunyai manfaat untuk

mengembangkan serta meningkatkan kecerdasan intelektual diri

seseorang siswa. Maka dari itu, siswa diharapkan mengikuti suatu

kegiatan organisasi ekstra agar dapat meningkatkan kecerdasan

intelektual. Organisasi ekstra juga harus mempunyai kegiatan-kegiatan

yang menarik minat dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam

organisasi ekstra.

4. Kepada siswa-siswi baru, agar lebih seleksi lagi ketika memutuskan

untuk bergabung untuk kegiatan ekstra sekolah. Cermati dulu visi,


(3)

65

Dengan selesainya skripsi ini yang masih jauh dari kesempurnaan,

penulis sangat bersyukur dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini

dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Djamarah, Syaiful, Bahri. Guru danAnakDidikDalamInteraksiEdukatif:

SuatuPendekatanTeoritis. Jakarta: PT. RinekaCipta, 2011.

Effendi, Onang Uchyan. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.

RemajaRosdakarya, 2002.

Fuad, Ihsan.Dasar-DasarKependidikan. Jakarta: RinekaCipta, 2011.

Kartodirjo, Sartono. PendekatanIlmuSosialDalamMetodologiSejarah. Jakarta: PT.

GramediaPustakaUtama, 1992.

Kartono, Kartini. PengantarMetodologi Research Sosial. Bandung: RemajaRosdakarya,

1996.

Kuntowijoyo.MetodologiSejarah.Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003.

Kuntowijoyo.PengantarIlmuSejarah.Yogyakarta: YayasanBentangBudaya, 2001.

Majid, Abdul; Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam BerbasisKompetensi:

KonsepImplementasiKurikulum 2004. Bandung: RemajaRosdakarya, 2004.

Muhammad, Arni.Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Sukardi.MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: PT. BumiAksara, 2003.

Sukardi, Dewa, Ketut. BimbingandanPenyuluhanBelajar di Sekolah. Surabaya: Usaha

Nasional, 1983.

Syukur, Amin.PengantarStudi Islam. Semarang: PustakaNuun, 2002.

Suryosubroto, B.Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta, 2004.

Susilaningsih. DinamikaPerkembangan Rasa Agama PadaUsiaRemaja. Yogyakarta:

IAIN SunanKalijaga, 1996.

Usman, Hasan. Metode Penelitian Sejarah, Terj. Muin Umar, dkk. Jakarta: Dep. Agama

RI, 1986.

Poerwadinata.PsikologiKomunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

ProfilOrganisasi FKI SMA AntartikaSidoarjo, 2007.

PusatBahasaDepartemenPendidikanNasional. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta:


(5)

Purwanto, Ngalim.PsikologiPendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2011.

Reiner, G, J.IlmuSejarah. Yogyakarta: PustakaPelajar, 1997.

Robetson, Roland. Agama DalamAnalisa Dan InterpretasiSosiologi. Jakarta: PT. Raja

GrafindoPersada, 1993.

Wursanto, Ig.Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: ANDI, 2005.

Internet

Anichaturrohmah,“Pendidikan Sosiologi Menurut Emile Durkhaim”,dalam http://kuliahtantan.blogspot.com/2012/11/Pendidikan-Sosiologi-menurut-emile_16.html. (16 September 2012).

Wawancara

AnggaSaputra, Anggota SKI SMAN 3, Wawancara, Sidoarjo, 18 Juni 2016. AgusSupriadi, Siswa SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016.

Dewi Lestari, WaliMuridSiswa SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 24 Juni 2016. Djunaidi, WakilKepalaSekolah SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 21 Juni 2016. Edi Prijono, Guru SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 21 Juni 2016.

ErlianaPutri, Siswa SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016. Farida Inayati, Siswa SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016.

Mohammad BagusSetiawan, Siswa SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016. Mohammad FebriEka, Siswa SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016.

Mohammad MochtarMas’od, Ketua FKI AngkatanTahun 2009-2010, Wawancara, Sidoarjo, 4 Maret 2016.

Mohammad RidhoFirmansyah, Ketua FKI AngkatanTahun 2015-2016, Wawancara, Sidoarjo, 24 April 2016.

Muslimin, WaliMurid SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 24 Juni 2016.

Mustaqim, Ketua FKI AngkatanTahun 2007-2008, Wawancara, Sidoarjo, 24 April 2016. PrakodaBagus, Ketua FKI AngkatanTahun 2008-2009, Wawancara, Sidoarjo, 2 Mei

2016.

RizqiFirmansyah, Ketua SKI SMAN 3 Tahun2015-2016, Wawancara, Sidoarjo, 18 Juni 2016.

SamsulArifin, Pembina Forum Kerohanian Islam, Wawancara, Sidoarjo, 20Juni 2016. Sukarno, KepalaSekolah SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 20 Juni 2016.


(6)

Supini, WaliMurid SMA Antartika, Wawancara, Sidoarjo, 24 Juni 2016.