Peranan perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Sanata Dharma tahun ajaran 20

  

PERANAN PERENCANAAN PENGAJARAN BAGI PELAKSANAAN

MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

(PPL) PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) PENDIDIKAN

MENENGAH PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN

  

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (IPPAK) SANATA DHARMA

TAHUN AJARAN 2012/2013

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Anne Dian Pertiwi

NIM : 081124009

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan kepada: Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan KasihNya yang luar biasa selalu memberi inspirasi dan jalan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Orangtua dan keluargaku tercinta yang selalu memberikan dorongan meraih pendidikan dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Bp. Matius Cahyadi yang selalu memberikan dukungan moral dan material dalam menyelesaikan studi saya.

  Teman-teman yang selalu mendukung dan menyemangati penulis serta memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

MOTTO

  “ Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya”.

  ( Mazmur 139:14)

  

ABSTRAK

  Skripsi dengan judul PERANAN PERENCANAAN PENGAJARAN

  

BAGI PELAKSANAAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM

PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

(PAK) PENDIDIKAN MENENGAH PROGRAM STUDI ILMU

PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

(IPPAK) SANATA DHARMA TAHUN AJARAN 2012/2013 ditulis

  berdasarkan pentingnya perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) tingkat pendidikan menengah program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah apakah perencanaan pengajaran mempunyai kedudukan yang penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas, sehingga perencanaan pengajaran perlu mendapat perhatian yang besar dalam proses mempersiapkannya. Permasalahan tersebut diolah dalam penelitian sederhana yang ditujukan kepada mahasiswa semester

  VII program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma yang telah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) Pendidikan Menengah, untuk semester gasal tahun ajaran 2012/2013. Meliputi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di mana para mahasiswa melaksanakan PPL pada beberapa sekolah swasta Katolik yang tersebar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pengajaran mempunyai peranan yang penting dan menunjang keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pengajaran yang disiapkan dengan baik dapat dipakai sebagai acuan kegiatan belajar serta memudahkan guru dalam mengelola kelas. Mengingat begitu pentingnya Perencanaan pengajaran bagi guru, maupun bagi tercapainya tujuan kegiatan belajar mengajar maka Perencanaan pengajaran harus dimiliki dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.

  Untuk membantu memudahkan mahasiswa dalam menyusun perencanaan pengajaran, maka penulis mencoba memberikan contoh Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) sebagai sarana agar para peserta Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah memiliki contoh Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) pada saat menyiapkan perencanaan pengajaran.

  ABSTRACT A study entitled THE ROLE OF LESSON PLANNING IN THE

  IMPLEMENTATION OF TEACHING UNDERGRADUATES IN THE FIELD EXPERIENCE PROGRAM (PPL), CATHOLIC EDUCATION (PAK), SECONDARY EDUCATION IN THE STUDY OF CATHOLIC SPECIALIZATION PROGRAM (IPPAK) of SANATA DHARMA 2012/2013 is written based on the importance of teaching planning for the implementation carried out through the Field Experience Program for undergraduates in Catholic Instruction in Educational sciences at Sanata Dharma University, Yogyakarta.

  The underlining issue in this study is whether or not the teaching planning has significant correlation to the ongoing learning in class, so that the planning requires constant attention in its preparation process. This issue is

  th organized into a simple research that is intended for students in 7 semester.

  Research has shown that planning plays a vital role in a teacher’s success in teaching learning objectives. Lesson plans that have been adequately prepared can be used as a benchmark that allows a teacher to organize class. Lesson planning is essential and must be prepared as best as it can by the teacher who plays a role of a facilitator in the teaching and learning activities. To make it easier for undergraduates to plan a lesson, the author has provided an example of a Teaching Implementation Plan as a medium for participants in the Field Experience Program of Catholic Education who are preparing a lesson plan.

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pencerahan serta menuntun hati, pikiran dan langkah penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN PERENCANAAN

  

PENGAJARAN BAGI PELAKSANAAN MENGAJAR MAHASISWA

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PRODI IPPAK

SANATA DHARMA TAHUN AJARAN 2012/2013.

  Skripsi ini dimulai dari sebuah keingintahuan penulis akan peranan perencanaan pengajaran bagi guru dalam mengajar. Penulis seringkali menjumpai guru yang kurang begitu mempersiapkan perencanaan pengajaran dengan maksimal, namun juga lebih banyak guru yang dengan semangat meluangkan waktu, pikiran dan juga tenaganya untuk benar-benar mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakannya.

  Banyak pihak yang telah memberikan dukungan dengan berbagai peran sehingga menjadi bagian dari skripsi ini. Oleh karena itu dengan penuh rasa terima kasih perkenankanlah penulis menghadirkan nama-nama yang sangat berharga berikut ini :

  1. Rm. F.X Heryatno Wono Wulung, M.Ed. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang senantiasa memberikan dukungan dalam seluruh proses menyelesaikan skripsi ini.

  2. Ibu Y. Supriyati, M.Pd. selaku dosen pembimbing utama yang selalu mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak P. Banyu Dewa. H. S. S. Ag, M. Si. selaku dosen penguji sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan banyak perhatian dan mendukung seluruh perjalanan penulis di Prodi IPPAK.

  4. Rm. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ. Selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan dukungan dan bimbingan dalam perjalanan menyelesaikan skripsi ini.

  5. Segenap Bapak, Ibu, Romo, Dosen, dan seluruh staf karyawan program

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….. iv MOTTO…………………………………………………………………. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………. vii ABSTRAK………………………………………………………............ viii

  ABSTRACT ….…………………………………………………………. . ix

  KATA PENGANTAR………………………………………………….. x DAFTAR ISI……………………………………………………………. xii DAFTAR SINGKATAN……………………………………………….. xv

  BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………… 1 A. Latar Belakang…………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 7 C. Manfaat Penulisan……………………………………………….. 7 D. Metode Penulisan……………………………………………....... 8 E. Sistematika Penulisan……….…………………………………… 8 BAB II. PERENCANAAN PENGAJARAN DAN PELAKSANAAN MENGAJAR MAHASISWA PPL PAK PM PAK PENDIDIKAN MENENGAH…………………………………….. 10 A. Perencanaan Pengajaran Pada Umumnya………………………… 10 1. Pengertian perencanaan pengajaran………………………………. 10 2. Tujuan perencanaan pengajaran…………………………………... 12 3. Fungsi dan manfaat perencanaan pengajaran……………………… 14 4. Peran penting dalam melaksanakan perencanaan pengajaran…….. 16 5. Pengembangan kurikulum………………………………………… 17

1. Pengertian mengajar………………………………………………. 37 2.

  Kompetensi Guru………………………………………………….. 39 3. Metode Mengajar…… ……………………………………………. 44 4. Keterampilan dasar mengajar……………………………………… 47 C.

  Gambaran Umum Prodi IPPAK……………….………………….. 49 1. Sejarah singkat……………………………………………………. 49 2. Visi……………………………………………………………….. 52 3. Misi……………………………………………………..………… 52 4. Motto………………………………..……………………………. 53 D.

  Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) Pendidikan Menengah…………………………………

  53 1. Pengertian PPL PAK PM……..………………………………. 53 2. Tujuan PPL PAK PM…………………….…………………… 55 3.

  Kedudukan PAK di Sekolah…………………………….……. 55 4. Guru PAK di Sekolah…………………………………………. 56

BAB III. METODOLOGI, HASIL, DAN PEMBAHASAN PENELITIAN AJARAN ………………………………………………… 61 A. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tujuan penelitian……………………………………………… 61 2. Metode Penelitian…………………………………………….. 62 3. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………… 62 4. Responden Penelitian…………………………………………. 62 5. Instrumen Penelitian…………………………………………… 63 6. Variabel Penelitian…………………………………………….. 63 B. HASIL PENELITIAN…………………………………………….. 64 1. Perencanaan pengajaran………………………………..……… 64 2. Pelaksanaan mengajar PPL PAK Pendidikan Menengah……… 69 C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN…………………………. 73 1. Perencanaan Pengajaran……………………………………….. 73

  D.

  RANGKUMAN HASIL PENELITIAN……………………………84

BAB IV. PENUTUP……………………………………………………… 85 A. KESIMPULAN………………………………………………….. 86 B. SARAN………………………………………………………….. 88 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 90 Lampiran : Lampiran 1 :Skala Likert Penelitian……..………………………………… (1)

DAFTAR SINGKATAN A.

  Singkatan Dokumen Resmi Gereja GE : Gravissimum Educationis B.

  Singkatan Lain AKKI : Akademi Kateketik Katolik Indonesia CBSA : Cara Belajar Siswa Aktif

  FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi KBM : Kegiatan Belajar Mengajar KD : Kompetensi Dasar KOMKAT : Komisi Kateketik KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia LPTK : Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan PPL : Program Pengalaman Lapangan PM : Pendidikan Menengah PAK : Pendidikan Agama Katolik PP : Peraturan Pemerintah RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA : Sekolah Menengah Atas

  STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik SK : Surat Keputusan USD : Universitas Sanata Dharma UU : Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya, terutama menyangkut kepribadian yang terbentuk melalui proses pendidikan itu sendiri. Pendidikan juga memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan

  suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan sosial, serta sarana dalam membentuk watak bangsa. Di satu sisi, dunia pendidikan di Indonesia dirundung masalah yang besar, dan di sisi lain era globalisasi menuntut lebih. Masalah besar itu menurut Sudarminta SJ. (Suparno, 2002: 9) ialah: pertama, mutu pendidikan yang masih rendah; kedua: sistem pembelajaran di sekolah-sekolah yang belum memadai; ketiga: krisis moral yang melanda masyarakat. Rendahnya mutu pendidikan tersebut dipengaruhi oleh: kualitas guru yang kurang memadai, dana operasional pendidikan, kurikulum, model pembelajaran yang tidak menantang siswa, dan manajemen sekolah. Persoalan dengan mutu itu berarti guru tidak sungguh menguasai bidang yang diajarkan dan guru kurang mampu membantu siswa dalam pembelajaran sehingga siswa tidak terdorong untuk belajar aktif secara pribadi dan mandiri.

  Perkembangan dan perubahan dalam lapangan pendidikan menimbulkan tantangan agar para pendidik mempunyai sikap tertentu yang telah bersendikan atas pendirian tertentu pula. Pendirian tersebut, menurut Theodore Brameld (Imam Barnadib, 1997: 24) adalah kemungkinan-kemungkinan sikap seperti konservatif, bebas dan modifikatif, regresif, atau radikal konstruktif. Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus- menerus.

  Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang kompetensi pendidik disebutkan empat kompetensi guru dan dosen yang dipersyaratkan. Kompetensi yang pertama menyangkut kompetensi pedagogik, yakni pemahaman dan pengembangan potensi, pemahaman akan perkembangan peserta didik, kemampuan menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan pemahaman sistem evaluasi pembelajaran. Kompetensi kedua adalah kompetensi kepribadian yang menyangkut kemantapan pribadi dan akhlak mulia, memiliki kedewasaan dan kearifan, dan memiliki keteladanan serta kewibawaan.

  Kompetensi ketiga adalah kompetensi profesional yang meliputi: penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum, dan silabus sekolah, metode pembelajaran bidang studi, memiliki wawasan etika dan pengembangan profesi. Kompetensi keempat adalah kompetensi sosial menyangkut bidang sosial, yang meliputi kemampuan berkomunikasi dan komputer, serta memiliki pengetahuan umum.

  Berdasarkan kompetensi tersebut, guru sering dipandang sebagai seorang yang profesional, yakni seorang yang punya pekerjaan atau tugas dengan keahlian atau keterampilan khusus. Profesionalitas guru tampak dalam tugas-tugas profesionalnya yang meliputi mendidik, mengajar, melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup seperti halnya memelihara, melindungi dan mencintai kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi perkembangan zaman tetapi tidak hanyut oleh arus globalisasi.

  Begitu pentingnya pendidikan bagi wajah-wajah penerus bangsa, menjadikan pendidikan sebagai titik tolak pembangunan di segala bidang kehidupan dan kemasyarakatan. Melalui pendidikan orang menjadi tahu akan pentingnya pengetahuan sehingga terpacu untuk selalu terus menerus ingin mengembangkan dan memperluas wawasan sebagai modal untuk berelasi dengan orang lain baik dalam dunia kerja maupun kemasyarakatan. Melihat begitu pentingnya pendidikan maka tidak heran jika pendidikan selalu menjadi dambaan bagi banyak kalangan, baik miskin maupun kaya, muda maupun tua mereka haus akan pengetahuan, mereka berlomba-lomba meraih sebuah gelar melalui pendidikan. Dalam hal ini guru mempunyai peran penting bagi kesuksesan pendidikan di Indonesia ini, di tangan guru lah pendidikan digantungkan. Guru dianggap sebagai sosok orang yang memegang kunci pengetahuan. Perlu sebuah perjuangan dan pembelajaran yang khusus untuk mencapai kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. Menjadi guru memang bukan perkara yang mudah. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid melainkan senantiasa mengembangkan pribadi anak (Nasution, 1986: 17).

  Guru yang baik di kelas rendah belum tentu baik di kelas tinggi dan sebaliknya. Memang mengajar bukanlah suatu pekerjaan rutin, sesuatu yang mekanis. Guru bukanlah semacam piringan hitam yang memperdengarkan lagu situasi yang di hadapi berlainan. Setiap anak lain daripada yang lain dan memerlukan bantuan yang khusus. Itu sebabnya ada yang mengatakan bahwa mengajar itu suatu tugas yang menarik justru oleh sebab mengandung unsur- unsur yang tak terduga. Begitu banyaknya materi dan juga keragaman kelas dan nara didik yang ditangani oleh seorang guru terkadang membuat guru stres bahkan bisa juga kehilangan konsentrasi dan ide pada saat mengajar, maka untuk mengatasi kemungkinan tersebut seorang guru harus membuat suatu perencanaan pengajaran agar kondisi belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.

  Membuat perencanaan pengajaran memang tidaklah mudah, membutuhkan waktu dan juga pemikiran yang ekstra untuk menyelesaikannya. Di samping kewajiban administrasi sekolah yang mewajibkan guru membuat perencanaan pengajaran, seorang guru juga tidak dapat lepas dari pekerjaan lain yang tidak kalah membutuhkan perhatian ekstra. Di sini lah para mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) ditantang untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan amanat yang dipercayakan oleh pihak sekolah yaitu mengajar Pendidikan Agama Katolik (PAK) sesuai dengan kelas yang telah ditentukan. Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah merupakan kelanjutan dari Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan dasar yang telah lebih dahulu dilaksanakan oleh mahasiswa. Dalam mengajar pendidikan agama Katolik di sekolah mahasiswa diharapkan mampu menguasai bidangnya sehingga harus dihindari penyampaian pengetahuan yang tidak dapat sesuai dengan kurikulum dan materi yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan. Melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah mahasiswa disiapkan untuk menjadi seorang pendidik yang sesungguhnya. Mahasiswa diharapkan dapat mengenal seluk beluk sekolah, belajar mengelola kelas dan berinteraksi dengan semua warga sekolah, serta melaksanakan berbagai tugas dan kewajiban lain di sekolah selain mengajar sebagai latihan agar siap terjun di dunia pendidikan setelah menyelesaikan masa studi di perguruan tinggi.

  Kesiapan dalam merencanakan pengajaran jelas terlihat dalam adanya satuan pengajaran yang disiapkan secara sistematis oleh seorang guru sebelum mengajar, yang meliputi perencanaan pembukaan pelajaran, isi materi hingga penutup dan tugas serta evaluasi belajar siswa. Begitu berpengaruhnya perencanaan pengajaran dalam menunjang keberhasilan mengajar membuat perencanaan pengajaran sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang guru yang hendak mengajar. Namun begitu ada juga guru yang tidak terlalu memperhatikan perencanaan mengajar, dia lebih mengutamakan pada pengajaran spontan sesuai keadaan naradidik, atau bahkan hanya mengikuti buku petunjuk guru atau pedoman mengajar guru sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

  Tugas utama seorang guru adalah mengajar (Peraturan Pemerintah No 28 tentang profesi guru tahun 1990). Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik, seorang guru sesungguhnya telah dibekali dengan sejumlah kompetensi, yakni kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, kompetensi personal profesional merupakan salah satu kompetensi terpenting dan paling menentukan bagi keefektifan pelaksanaan tugas guru (mengajar) sehingga dapat dikatakan bahwa seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila mampu dan terampil dalam merencanakan pengajaran, melaksanakan pengajaran dan menilai pengajaran dengan baik pula.

  Berkaitan dengan hal itu, dalam bab III skripsi ini penulis memaparkan hasil penelitian sederhana guna menggali realitas pelaksanaan pengajaran oleh guru PPL PAK Pendidikan Menengah program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Sanata Dharma. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa semester VII yang telah melaksanakan PPL Pendidikan Menengah. Penulis mengadakan penelitian kepada mahasiswa- mahasisi IPPAK dengan alasan bahwa mahasiswa-mahasiswi yang telah melaksanakan PPL PAK menengah sudah pasti pernah mengalami PPL PAK Pendidikan Dasar, sehingga sudah berpengalaman dalam mengajar dan membuat persiapan mengajar. Tidak hanya itu penelitian ditujukan kepada mahasiswa PPL PAK Pendidikan menengah berdasarkan kompetensi lulusan IPPAK yang bergelar Strata 1 (S1) untuk disiapkan menjadi seorang pendidik yang siap ditempatkan baik di sekolah dasar hingga sekolah menengah. Oleh karena itu penulis hendak membuat penelitian sederhana dengan judul PERANAN

PERENCANAAN PENGAJARAN BAGI PELAKSANAAN MENGAJAR

  

MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) PENDIDIKAN MENENGAH

  

AGAMA KATOLIK (IPPAK) SANATA DHARMA TAHUN AJARAN

2012/2013

B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, rumusan masalah yang menjadi perhatian penulis adalah:

  1. Bagaimana realitas persiapan perencanaan pengajaran yang di lakukan oleh para mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) Pendidikan Menengah Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Sanata Dharma tahun ajaran 2012/2013? 2. Bagaimana realitas pelaksanaan mengajar mahasiswa Program

  Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Menengah program studi Ilmu Pendidikana Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2012/2013? 3. Bagaimana peranan Perencanaan Pengajaran dalam rangka mendukung pelaksanaan mengajar guru PPL Pendidikan Agama Katolik Pendidikan

  Menengah Prodi IPPAK Sanata Dharma Yogyakarta? C.

MANFAAT PENULISAN

  Beberapa manfaat yang dapat dipetik dari penulisan skripsi ini antara lain: 1.

  Mahasiswa IPPAK menemukan perencanaan pengajaran yang sesuai

  2. Mahasiswa PPL mampu melaksanakan pengajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, sebagai latihan untuk menjadi seorang pendidik.

3. Mahasiswa memahami peranan perencanaan pengajaran dalam rangka mendukung pelaksanaan mengajar bagi naradidik pendidikan menengah.

  D. METODE PENULISAN Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analistis.

  Melalui metode ini penulis akan menggambarkan permasalahan yang ada dan data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian. Fungsi dari deskriptif sendiri adalah untuk menjelaskan berbagai karakteristik data sehingga gambaran dari data itu terungkap dengan jelas (Sambas Ali Muhidin, 2007: 54). Melalui skripsi ini diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai peranan perencanaan bagi pelaksanaan mengajar mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah.

  E. SISTEMATIKA PENULISAN

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi menyeluruh skripsi ini, penulis akan menggambarkan sistematika sebagai berikut: Bab pertama merupakan bagian pendahuluan, dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, manfaat, metode penulisan serta sistematika penulisan.

  Bab kedua membahas mengenai perencanaan pengajaran dan pelaksanaan mengajar guru Program Pengalaman Lapangan (PPL) menguraikan tentang perencanaan pengajaran, pengertian mengajar, tujuan mengajar, ciri-ciri guru yang baik, kemampuan umum mengajar, keterampilan dasar mengajar serta langkah-langkah dalam mengajar dan juga kegiatan dalam perencanaan pengajaran, kompetensi guru yang meliputi kompetensi kepribadian, pendagogik, sosial, professional serta uraian tentang Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah.

  Bab ketiga menyajikan metodologi penelitian, hasil dan pembahasan penelitian mengenai peranan perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar Guru Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2012/2013.

  Bab ke empat menguraikan tentang hal-hal yang ditemukan dari awal penyusunan sampai akhir penyusunan skripsi, yang diuraikan dalam dua bagian yakni kesimpulan dan saran sebagai penutup.

BAB II PERENCANAAN PENGAJARAN DAN PELAKSANAAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) PENDIDIKAN MENENGAH A. Perencanaan Pengajaran pada Umumnya Perencanaan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya, adalah penggunaan

  analisa yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan murid-murid dan masyarakat (Vembrianto dkk, 1972: 43-44). Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah susunan dari sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu (Abdul Majid, 2009: 17).

1. Pengertian Perencanaan Pengajaran

  Suatu pekerjaan baik itu sederhana maupun yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, selalu membutuhkan perencanaan. Perencanaan merupakan bagian terpenting dalam menyusun suatu kegiatan maupun pekerjaan. dan sesuatu yang direncanakan dengan baik selalu menghasilkan yang terbaik pula. Demikian halnya dengan pendidikan, pendidikan perlu direncanakan secara nyata dan sistematis guna mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Guru merupakan komponen terpenting dalam pendidikan, karena guru merupakan naradidik. Ilmu yang diberikan juga tidak melulu sesuatu yang sudah ada dan ditetapkan sumbernya, namun juga terkadang membutuhkan suatu kreativitas untuk dapat menciptakan dan mentransfer ilmu tersebut sehingga dapat diterima dengan baik oleh naradidik. Perencanaan pengajaran yang dilakukan oleh guru sebelum mengajar dapat membantu kelancaran proses belajar-mengajar baik di kelas maupun di luar kelas. Selain untuk melengkapi administrasi mengajar, perencanaan pengajaran juga memberikan kontribusi positif baik bagi guru maupun naradidik, sehingga profesionalitas seorang guru dapat terlihat dari kesiapan mengajar yang disertai dengan rencana pengajaran yang baik. Perencanaan pengajaran yang ditulis dengan baik rapi dan sistematis dapat mempermudah guru dalam mengajar, juga menghindari kebingungan saat kurang konsentrasi dalam mengajar, selain itu perencanaan pengajaran juga dapat membantu proses akreditasi sekolah.

  Sebelum lebih lanjut membahas mengenai fungsi dan tujuan perencanaan pengajaran maka terlebih dahulu perlu dimengerti mengenai pengertian perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran menurut Robert M.Gagne dan Leslie J. Briggs (1983: 1) adalah sebuah pengajaran itu harus direncanakan sedemikian pula agar tujuan pengajaran dapat dicapai semaksimal mungkin.

  Tujuan pengajaran pada hakekatnya adalah membantu setiap individu untuk menggunakan secara optimal bakat-bakatnya, menikmati kehidupannya dan mengadakan integrasi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Tujuan pengajaran bukanlah membentuk manusia-manusia yang lebih seragam,

  Perencanaan pengajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya (menurut Philip Commbs dalam Harjanto, 2006: 6). Sedangkan menurut Kaufman, Perencanaan Pengajaran adalah proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang sah dan bernilai. Menurut Enoch,J (dalam Supriyati, Y, 2012: 29) perencanaan pengajaran merupakan proses penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional, dengan mempertimbangkan kenyataan di bidang sosial, budaya, ekonomi dan kebutuhan pembangunan pendidikan nasional secara menyeluruh. Berbeda dengan yang lain, dijelaskan dalam Akta V B (Supriyati. Y, 2012: 29) bahwa perencanaan pengajaran merupakan proses menetapkan tujuan, menyediakan fasilitas serta lingkungan tertentu, mengidentifikasi prasyarat untuk mencapai tujuan serta menetapkan cara yang efektif dan efisien dalam usaha membentuk manusia agar memiliki kompetensi sosial dan individual secara maksimal.

  Dari pandangan berbagai ahli mengenai perencanaan pengajaran dapat disimpulkan bahwa perencanaan pengajaran merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berisi rancangan sistematis sebagai alat bantu pengajaran.

2. Tujuan Perencanaan Pengajaran

  Berbagai upaya dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ideal. Perencanaan pengajaran bertujuan untuk keberhasilan pembelajaran siswa dalam rangka mengembangkan kemampuannya (Supriyati.Y, 2012: 39). Perencanaan pengajaran juga dibuat sedemikian rupa sehingga membantu berbagai pihak baik guru, naradidik maupun penyelenggara pendidikan. Mengingat begitu pentingnya perencanaan pengajaran maka diharapkan perencanaan tersebut memenuhi kriteria : a.

  Pengajaran harus berorientasi pada manusia secara individual dalam perkembangannya dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa.

  b.

  Rancangan pengajaran mempunyai tujuan-tujuan jangka panjang dan jangka pendek c.

  Pengajaran yang dibentuk secara sistematis dapat sangat mempengaruhi perkembangan manusia secara individual.

  d.

  Dalam merancang pengajaran kita harus berdasarkan pada pengetahuan mengenai prinsip-prinsip belajar, sehingga dapat diperoleh hasil yang diinginkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengajaran tidak hanya dimaksudkan untuk membantu naradidik memahami ilmu tetapi juga demi menunjang profesionalitas seorang guru. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Gagne, 1983: 5) pekerjaan merencanakan pengajaran dapat sangat disederhanakan dengan menempatkan tujuan pengajaran ke dalam lima kategori : a.

  Kecakapan intelektual Kecakapan ini memungkinkan seseorang untuk memberikan respon terhadap konseptualisasi lingkungannya. Kecakapan ini pula yang membentuk struktur pendidikan formal yang paling dasar dan mendalam. Kemampuan ini berkisar dari kecakapan bahasa yang dasar sampai kecakapan teknik tingkat tinggi.

  b.

  Strategi kognitif

  Kemampuan ini mengatur tingkah laku belajar, mengingat dan berpikir manusia itu sendiri. Kecakapan ini diharapkan akan bertambah baik apabila seseorang lebih banyak belajar dan berpikir.

  c.

  Informasi verbal Kita semua telah mempelajari banyak sekali informasi verbal atau pengetahuan verbal, baik yang bersifat umum dan berguna bagi kehidupan sehari- hari, maupun yang sifatnya lebih tinggi. Contoh: nama, tanggal, jumlah hari, peristiwa-peristiwa dalam sejarah, dan lain sebagainya.

  d.

  Keterampilan motorik Walaupun pada kenyataannya pengajaran di sekolah sebagian besar berhubungan dengan fungsi-fungsi intelektual, kita tidak mengharapkan bahwa seorang dewasa yang cukup berpendidikan, kekurangan dalam keterampilan motorik tertentu, yang beberapa diantaranya (seperti menulis) harus dipergunakan setiap hari.

  e.

  Sikap Dalam bidang afektif terdapat kemampuan yang dipelajari, yang disebut dengan sikap. Kita semua memiliki sikap yang berlain-lainan terhadap hal, orang dan situasi yang berbeda-beda. Efek dari sikap adalah untuk memperkuat reaksi- reaksi positif atau negatif individu terhadap orang, situasi dan atau hal-hal tertentu. Kekuatan sikap seseorang terhadap sesuatu hal, dapat dilihat dari kekerapannya memilih hal tersebut dalam berbagai keadaan.

3. Fungsi dan Manfaat Perencanaan Pengajaran

  Perencanaan pengajaran merupakan rangkaian terpenting dalam proses pengajaran harus dimiiki oleh setiap guru, dan harus disusun secara terencana dan sistematis. Alasan mengapa perencanaan pengajaran penting dilakukan bagi guru yaitu ( Supriyati, 2012: 39) : a.

  Memberikan arah pelaksanaan pengajaran dan mengurangi kecemasan guru b.

  Membiasakan guru untuk mengatur, dan mengolah isi pembelajaran.

  c.

  Membiasakan guru untuk merencanakan dan mempersiapkan bahan pembelajaran berikut media pengajaran yang dipergunakannya.

  d.

  Menjadikan guru mampu memanfaatkan berbagai strategi pembelajaran.

  e.

  Mempersiapkan interaksi (menyusun pertanyaan dan perencanaan pengelolaan kelas) guru dengan siswa di dalam kelas.

  f.

  Mampu memadukan teknik-teknik pengajaran guna memotivasi belajar siswa.

  g.

  Mampu menentukan bentuk evaluasi yang tepat guna pencapaian kompetensi siswa.

  h.

  Perencanaan dapat dijadikan sarana informasi bagi guru pengganti i. Merupakan bentuk laporan kepada tim pengajar lain tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas. j.

  Sarana pelengkap persyaratan administrasi yang dinilai secara langsung oleh kepala sekolah. k.

  Memanfaatkan perencanaan pengajaran yang sudah disusunnya untuk direvisi dan dipergunakan dalam pengajaran mendatang. Alasan mengapa perencanaan pengajaran penting bagi sekolah/instansi : a.

  Untuk melihat proses pembelajaran selama satu tahun mendatang b.

  Untuk melengkapi peraturan sekolah dan tuntutan dinas pendidikan (akreditasi).

  c.

  Sebagai bahan penilaian kepala sekolah terhadap guru (supervisi pengangkatan guru).

  d.

  Mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang lalu untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran berikutnya.

  Perencanaan Pengajaran berfungsi sebagai rancangan awal suatu kegiatan pembelajaran di kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai. Sebagai rancangan awal, perencanaan pengajaran juga memiliki manfaat, bagi guru : a.

  Membentuk pribadi guru yang disiplin dan tertib administrasi b.

  Membentuk guru yang tertib melaksanakan pembelajaran dengan baik.

  c.

  Menghilangkan kecemasan guru akan pemilihan bahan pembelajaran dan memonitor kemampuan siswa.

  d.

  Guru memiliki kerangka pola pengajaran yang pasti dan sistematis.

  e.

  Menjadikan pribadi guru yang memiliki rutinitas rutin dalam memilih teknik dan metode pembelajaran, memilih bahan ajar, mengatur proses pembelajaran, mengalokasikan waktu belajar, mengkoordinasi siswa di kelas.

  f.

  Menjadikan guru mudah memfokuskan diri pada kegiatan pembelajaran dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran.

  g.

  Perencanaan yang disusun dapat digunakan guru lain yang menggantikan guru yang bersangkutan.

  h.

  Guru dapat mengontrol keseluruhan kegiatan pengajaran. i.

  Tujuan pembelajaran di kelas dapat dicapai dengan mudah. Sedangkan bagi siswa, perencanaan mempunyai manfaat untuk: a.

  Memudahkan siswa menguasai kompetensi yang diharapkan guru/ penguasaan tujuan pembelajaran.

  b.

  Memudahkan siswa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.

  c.

  Siswa akan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

  d.

  Menghilangkan kegelisahan siswa terhadap hasil belajar yang belum dikuasainya.

4. Empat peran penting dalam melaksanakan perencanaan pengajaran (Jerrold, 1994:23)

  a. Perancang pengajaran adalah orang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas perencanaan: berkemampuan dalam semua segi proses perancanngan pengajaran.

  b. Pengajar adalah orang (atau anggota sebuah tim) yang memanfaatkan hasil perencanaan dan juga ikut dalam perencanaan program pengajaran; mengenal siswa dengan baik; menguasai tata cara pengajaran dan persyaratan program pengajaran; dengan bantuan perancang, mampu melaksanakan semua rincian dari hampir semua unsur perencanaan; bertanggungjawab dalam mengujicobakan dan kemudian menerapkan rencana pengajaran yang dikembangkan.

  c. Ahli mata pelajaran adalah orang yang berkualifikasi dalam pemberian informasi tentang pengetahuan dan sumber yang berkaitan dengan semua aspek pokok bahasan yang dikembangkan dalam perencanaan pengajaran; bertanggung jawab atas pengecekan ketepatan isi dalam semua kegiatan, bahan dan ujian.

  d. Penilai adalah Orang yang berkualifikasi untuk membantu mengembangkan instrumen pengujian untuk uji-awal sejumlah ujian untuk praktik dan penilaian hasil belajar siswa (uji-akhir); bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan menafsirkan data selama uji coba program, dan untuk menentukan keefektifan dan keefisienannya ketika dilaksanakan secara lengkap.

5. Pengembangan Kurikulum

  Pengembangan kurikulum mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial, program bimbingan dan konseling, pengembangan silabus serta penyusunan rencana pembelajaran (Kunandar, 2007: 236).

a. Program tahunan

  Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan sebagai pedoman bagi pengembangan program-program selanjutnya, seperti program semester, program mingguan dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan.

  b. Program semester

  Program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan, isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.

  c. Program modula atau pokok bahasan

  Program modul (pokok bahasan) adalah program yang dikembangkan dari setiap kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan yang merupakan penjabaran dari program semester dan berisi lembar kegiatan peserta didik, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar soal, lembar jawaban, dan kunci jawaban. Dengan program modul diharapkan peserta didik dapat belajar secara mandiri.

  d. Program mingguan dan harian

  Program mingguan dan harian merupakan penjabaran dari program semester dan program modul yang dimaksudkan untuk mengetahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang bagi setiap peserta didik dan juga untuk mengidentifikasi kemajuan belajar setiap peserta didik sehingga dapat dikerjakan dan peserta didik yang memiliki kecepatan belajar di atas rata- rata kelas.

e. Program remedial dan pengayaan

  Pengajaran remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan atau membetulkan pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang maksimal.

f. Pengembangan silabus

  Silabus berisi uraian program yang mencantumkan mata pelajaran yang diajarkan, tingkat sekolah, semester, pengelompokan kompetensi dasar (KD), materi pokok, indikator, strategi pembelajaran, alokasi waktu, dan sistem penilaiannya. Jadi silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang pengembangan kurikulum, yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas. Silbus merupakan kerangka inti dari kurikulum yang berisikan tiga komponen utama, yang dapat menjawab permasalahan: 1) kompetensi apa yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran; 2) kegiatan apakah yang harus dilakukan untuk menanamkan kompetensi tersebut dan; 3) upaya apakah yang harus dilakukan (Kunandar, 2007: 243-244) Prinsip pengembangan Silabus (Kunandar, 2007: 245-246) :

  1) Ilmiah: keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

  2) Relevan : Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

  3) Sistematis : komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

  4) Konsisten : adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.

  5) Memadai : cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

  6) Aktual dan Kontekstual: cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009-2012.

0 5 141

Pengaruh Ekaristi terhadap perkembangan hidup rohani mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan KeKhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.

2 20 241

Peranan doa meditasi bagi peningkatan penghayatan hidup rohani para mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 168

Efektivitas penerapan kegiatan presentasi mata kuliah terhadap perkembangan kepercayaan diri mahasiswa di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

0 1 2

Peranan perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Sanata Dharma tahun ajaran 20

0 2 109

Efektivitas penerapan kegiatan presentasi mata kuliah terhadap perkembangan kepercayaan diri mahasiswa di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta

0 2 118

Retret model shared christian praxis sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD

0 3 197

Pengaruh penghayatan sakramen tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 138

Peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 131

Upaya pengembangan pendampingan spiritualitas mahasiswa-mahasiswi calon katekis di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 1 230