KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

  

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL SANG PEMIMPI

KARYA ANDREA HIRATA

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Hendrikus Triantoro

  

NIM: 034114012

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

Agustus 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL SANG PEMIMPI

KARYA ANDREA HIRATA

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Hendrikus Triantoro

  

NIM: 034114012

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Agustus 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul

  

Kritik Soial dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dengan pendekatan

  sosiologi sastra ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna dan masih mempunyai kekurangan karena keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan penulis.

  Oleh karena itu dengan segala rasa hormat dan kerendahan hati penulis mengharapkan masukan baik berupa kritik dan saran yang membanggun guna perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini. Dalam proses penulisan tugas akhir ini, penulis telah banyak memperoleh bimbingan, pengarahan, masukan, saran, serta dorongan semangat yang bermanfaat dan mendukung penulis dalam menyelesaian tugas akhir ini. Pada lembar ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Ibu Dra. Fransica Tjandrasih Adji, M. Hum. Selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, perhatian dan bimbingan dengan sabar, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  2. Ibu S.E. Peni Adji, S.S., M. Hum. Selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, saran, dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Bapak Drs.A. Hery Antono, M. Hum. Selaku dosen pembimbing akademik angkatan 2003 yang dengan perhatiannya selalu menanyakan dan mendorong mahasiswanya untuk segera menyelesaikan tugas akhirnya.

  4. Seluruh dosen Fakultas Sastra, terutama Fakultas Sastra Indonesia yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sebagai bekal hidup ini. Terima kasih, penulis haturkan kepada Bapak B Rahmanto, Bapak Yoseph Yapi Taum, Bapak I. Praptomo Baryadi, Bapak Ari Subagyo, dan Bapak F.X Santoso.

  5. Segenap keluarga besar Program Studi Sastra Indonesia.

  6. Segenap karyawan perpustakaan USD dan staf sekretariat Fakultas Sastra atas pelayanannya selama ini.

  7. Bapakku Yoseph Djemu Istanto, Ibuku Alberta Paulina Anot, kakakku Florentina Endang Srilestari, Adrianus Lilik Purwoko, dan adikku Patresia Patmawati. Terimakasih buat doa, cinta, dan dorongan semangatnya.

  8. Meilani Adrianingsih. Terimakasih untuk pengertian dan kasih sayangnya selama ini.

  9. Teman-teman kosku Pringondani 12A, Ricky, Briyan, Very, Budi, Hendrik, Anggoro, Rahmad, Dody, dan teman-teman futsal yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu terimakasih untuk pertualangannya, pengertian dan persahabatannya.

   Penulis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Manusia tak selamanya benar dan tak

selamanya salah, kecuali ia yang

selalu mengoreksi diri dan membenarkan

kebenaran orang lain atas kekeliruan

diri sendiri.

(Frista fantasia 2011)

Hari-hari yang terindah dan termanis

  

Tidak harus hari-hari dimana segalanya

Serba spektakuler atau

Memberi kejadian menyenangkan

Yang mengagumkan, melainkan

  

Hari-hari yang membawa

Kesenangan-kesenangan kecil

(Ricard Daly)

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Triantoro, Hendrikus. 2011. Kritik Sosial dalam Novel Sang Pemimpi Karya

  Andrea Hirata: Pendekatan Sosiologi Sastra. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

  

Skripsi ini membahas kritik sosial dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea

  Hirata. Karena kritik sosial dalam novel ini disampaikan melalui para tokoh maka, penelitian ini memiliki dua tujuan yakni (1) mendekripsikan tokoh dan penokohan dalam novel Sang Pemimpi, (2) mendeskripsikan kritik sosial yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi. Judul ini dipilih karena kritik sosial yang ada dalam novel Sang Pemimpi disampaikan melalui tokoh-tokohnya. Kritik sosial tersebut muncul karena kondisi dan masalah sosial yang dialami para tokohnya, seperti kemiskinan, kejahatan, masalah birokrasi dan masalah lingkungan hidup Pulau Belitong yang hutannya telah rusak akibat penambangan timah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra yaitu, studi yang melihat hubungan karya sastra dengan masyarakat dengan segala permasalahannya yang terdapat dalam karya sastra dan bagaimana pengarang mengungkapkan permasalahan yang ada dalam masyarakat sebagai kritik terhadap permasalahan itu sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka ini betujuan untuk mencarai data-data dan sumber- sumber tertulis yang digunakan dan dipilih sesuai dengan masalah yang terdapat dalam tujuan penelitian. Data-data tersebut berupa sebuah novel Sang Pemimpi. Adapun data lain yang mendukung penulis, berupa data dari Internet, buku, dan hasil penelitian akademis (skripsi). Selain teknik studi pustaka, penulis juga menggunakan teknik simak dan teknik catat. Teknik simak digunakan untuk menyimak teks sastra yaitu novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Sedangkan teknik catat digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap sesuai dan mendukung penulis dalam memecahkan masalah. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi yaitu, metode yang digunakan untuk mengkaji isi suatu hal. Dalam hal ini, isi yang akan dikaji adalah sebuah karya sastra berupa novel Sang Pemimpi. Dasar dari metode ini adalah penafsiran. Dasar penafsiran analisis isi adalah isi dan pesan. Dalam penyajian data, digunakan metode deskriptif analitik. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian dilanjutkan dengan analisis. Fakta-fakta atau data-data yang telah dikumpulkan dari novel Sang

  

Pemimpi , berupa tokoh dan penokohan dan kritik sosial diklasifikasikan, kemudian

dari fakta-fakta tersebut diberikan penjelasan secukupnya.

  Hasil penelitian ini berupa pembagian tokoh menurut segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh yaitu, tokoh utama dan tokoh tambahan.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tokoh utama adalah Ikal, Arai, dan Jimbron. Tokoh tambahan adalah Pendeta Geovanny, Pak Mustar M. Djai’din. BA, Drs. Julian Ichsan Balia, Nurmala, Laksmi, Capo Lam Nyet Pho, Taikong Hamim, Bang Zaitun, A Kiun, Nurmi, Pak Cik Basman, A Siong, Deborah Wong, Mei-Mei, Odji Dahrodji, Minar, Cong Cin Kiong, Mahader, dan A Put.

  Dari analisis terhadap kritik sosial dalam Novel Sang Pemimpi diperoleh yaitu, kritik terhadap masalah kemiskinan disampaikan melalui tokoh Mak Cik Maryamah, Ikal, Arai, Jimbron, dan Capo. Kritik terhadap masalah kejahatan disampaikan melalui tokoh Ikal dan Minar. Kritik terhadap pelanggaran norma-norma di masyarakat disampaikan melalui tokoh Ikal si aku (Andrea Hirata) dan Pak Mustar. Kritik terhadap masalah lingkungan hidup disampaikan melalui tokoh Ikal dan Arai. Kritik sosial terhadap masalah birokrasi disampaikan melalui tokoh Pak Balia, Ikal,

  Pak Mustar, dan tokoh Bang Zaitun. Dari kelima kritik sosial yang ada dalam novel

  

Sang Pemimpi , kritik sosial yang paling dominan adalah kritik sosial terhadap masalah

kemiskinan.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Triantoro, Hendrikus. 2011.

  A Social Critique of Andrea Hirata’s Novel Sang Pemimpi: Literary Sociology Approach. A Thesis. Yogyakarta: Indonesian Literature Study program, Literature Department, Sanata Dharma University.

  This thesis discusses the social critique of Andrea Hirata’s novel, Sang Pemimpi. Since the social critique was conveyed through the characters, this research has two aims. They are (1) describing the characters and the characterization in Sang pemimpi, (2) describing the social critique in Sang Pemimpi.

  The title was chosen because the social critique in Sang Pemimpi was conveyed through the characters. The social critique arose because of the social condition and problems experienced by the characters such as poverty, crime, bureaucracy, and environment problems in Belitong Island where the forests destroyed because of tin mining. The approach used in this research was literary sociology approach. It was a study that observed the relationship between a literature with the society whose problems in the literature, and how the author depicted the problems in the society as the critique of the problems. The data was collected using the library study. This library study tried to find the data and written resources used and selected in the line with the problems in the research’s goals. The data was in the form of a novel, Sang Pemimpi. The other supporting data was from internet, books, and other researches. Besides using the library study, the researcher used other techniques: reading and taking a note. The literature texts in Andrea Hirata’s Sang pemimpi were read. Anything supporting the researcher to solve problems was written. The data analysis was conducted using content analysis method. It was to examine the content of something. In this case, the content examined was a literature, Sang Pemimpi. This method was basically an interpretation. The content analysis interpretation basically consisted of content and message.

  The data was presented using descriptive analytic method. It was done by describing the facts followed by an analysis. The facts or data collected from the novel Sang Pemimpi, the characters and characterization and social critique, were classified. Then, there was an explanation for those facts. The result of this research was the classification of the characters based on the roles or the level of importance of the characters, the main characters and the supporting characters. The main characters were Ikal, Arai, and Jimbron. The supporting characters were Priest Geovanny, Mr. Mustar M. Djai’din, Drs. Julian Ichsan Balia, Nurmala,

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Laksmi, Capo Lam Nyet Pho, Taikong Hamim, Bang Zaitun, A Kiun, Nurmi, Pak Cik Basman, A Siong, Deborah Wong, Mei-Mei, Odji Dahrodji, Minar, Cong Cin Kiong, Mahader, and A Put.

  From the social critique analysis, the critique of poverty was formed through the characters of Mak Cik Maryamah, Ikal, Arai, Jimbron, and Capo, The critique of crime was formed through the characters of Ikal and Minar, The critique of broken society norms was formed through the characters of me Ikal (Andrea Hirata) and Mr. Mustar, The critique of environment was formed through the characters of Ikal and Arai, a social critique of the bureaucracy was formed through the characters of Mr. Balia, Ikal, Mr. Mustar, and Bang Zaitun. Of the five existing social criticism in the novel The Dreamer, the most dominant social criticism is a social critique of the problems of poverty.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI……………………………………... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………… iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………………………... v KATA PENGANTAR ………………………………………………………... vi HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. vii ABSTRAK ……………………………………………………………………. ix

  ABSTRACT

  ……………………………………………………………………. xi DAFTAR ISI ……………………………………………………….................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1

  1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………….. 1

  1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………… 5

  1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………. 5

  1.4 Manfaat Hasil Penelitian ………………………………………………….. 5

  1.5 Kerangka Teori …………………………………………………………… 6

  1.5.1 Tokoh dan Penokohan ………………………………………………. 6

  1.5.1.1 Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan ………………………... 7

  1.5.2 Sosiologi Sastra ……………………………………………………... 8

  1.5.2.1 Kritik Sosial …………………………………………………. 10

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1.5.2.2 Masalah sosaial sebagai Kritik Sosial dalam Sastra…………. 12

  1.6 Metode Penelitian ………………………………………………………... 15

  1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ……………………………. 15

  1.6.2 Metode dan Teknik Analisis Data ………………………………….. 16

  1.6.3 Metode Penyajian Analisis Data …………………………………… 17

  1.7 Sistematika Penyajian ……………………………………………………. 18

  BAB II ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN TOKOH UTAMA DAN TOKOH TAMBAHAN ..................................................................................... 19

  2.1 Tokoh dan Penokohan ……………………………………………………. 19

  2.1 .1 Tokoh Utama ………………………………………………………. 19

  2.1 .1.1 Tokoh Ikal ………………………………………………….. 19

  2.1 .1.2 Tokoh Arai …………………………………………………. 27

  2.1 .1.3 Tokoh Jimbron ……………………………………………... 42

  2.2.2 Tokoh Tambahan …………………………………………………... 50

  2.2.2.1 Tokoh Pendeta Geovanny ………………………………….. 50

  2.2.2.2 Tokoh Pak Mus tar M. Djai’din. BA ……………………….. 51

  2.2.2.3 Tokoh Pak Drs. Julian Ichsan Balia ………………………... 53

  2.2.2.4 Tokoh Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum …………. 56

  2.2.2.5 Tokoh Laksmi ……………………………………………… 57

  2.2.2.6 Tokoh Capo Lam Nyet Pho ………………………………... 57 2.

  2.2.7 Tokoh Taikong Hamim …………………………………….. 60

  2.2.2.8 Tokoh Bang Zaitun ………………………………………… 61

  2.2.2.9 A Kiun …………………………………………………........ 62

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2.2.2.10 Nurmi …………………………………………………....... 62

  2.2.2.11 Pak Cik Basman ………………………………………....... 63

  2.2.2.12 A Siong ………………………………………………........ 64

  2.2.2.13 Deborah wong …………………………………………….. 65

  2.2.2.14 Mei- Mei ………………………………………………....... 65

  2.2.2.15 Odji Dahrodji……………………………………………… 65

  2.2.2.16 Minar ……………………………………………………… 66

  2.2.2.17 Chong Cin Kiong …………………………………………. 66

  2.2.2.18 Mahader …………………………………………………... 66

  2.2.2.19 A Put ……………………………………………………… 67

  BAB III ANALISIS KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL SANG PEMIMPI ……………………………………………………………………... 68

  3.1 Pengantar ……………………………………………………….. 68

  3.2 Kritik terhadap Masalah Kemiskinan ………………………….. 69

  3.3 Kritik terhadap Masalah Kejahatan ……………………………. 75

  3.4 Kritik terhadap Masalah Pelanggaran Norma-norma di Masyarakat……………………………………………………… 78

  3.5 Kritik terhadap Masalah Lingkungan Hidup …………………... 83

  3.6 Kritik terhadap Masalah Birokra si ……………………………... 86 BAB IV PENUTUP ………………………………………………………….. 92

  4.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 92

  4.1.1 Kesimpulan Analisis Tokoh dan Penokohan …………….. 92

  4.1.2 Kesimpulan Analisis Kritik Sosial ……………………….. 95

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2 Saran …………………………………………………………… 96

  DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 97 LAMPIRAN…………………………………………………………………... 99

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Sastra memang bukan kenyataan sosial, tetapi ia selalu berdasarkan pada kenyataan sosial. Sastra adalah kenyataan sosial yang mengalami sosial pengolahan pengarangnya. Pengarang melahirkan karya-karyanya karena ingin menunjukan kepincangan-kepincangan sosial dan kesalahan-kesalahan masyarakat, karena memprotes masyarakat dan ingin sekedar menggambarkan apa yang terjadi dalam masyarakat dan sebagainya (Sumarjo,1979:30). Dengan kata lain, sastra adalah produk masyarakat. Ia berada di tengah masyarakat karena dibentuk oleh anggota-anggota masyarakat berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dari masyarakatnya (Sumarjo,1979:12). Seniman tidak semata-mata melukiskan keadaan yang sesungguhnya, tetapi mengubah sedemikian rupa sesuai dengan kualitas kreativitasnya (Ratna,2003:7). Lebih jauh lagi Sumarjo (1984:65) mengatakan bahwa karya sastra merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya. Dalam penciptaan karya sastra dipengaruhi oleh latar belakang pengarang, lingkungan serta kepribadian pengarang itu sendiri. Dengan kata lain karya sastra mempunyai kaitan yang erat dengan pengalaman jiwa pengarang, sebab sebuah karya sastra merupakan suatu seleksi dari kehidupan dan juga merupakan suatu refeleksi terhadap kehidupan itu sendiri yang direncanakan dengan tujuan tertentu.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada hakikatnya, karya sastra merupakan refleksi dari kehidupan masyarakat.

  Sebagai refleksi karya sastra memang tidak sepenuhnya meniru secara riil kehidupan masyarakat, akan tetapi memberikan pelajaran dan kemungkinan dari sudut pandang estetis terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di dalam masyarakat (Djojosuroto 2006:58). Sebagai dokumen sosial sastra dipakai untuk menguraikan ikhitisar sejarah sosial (Wellek & Warren 1990: 122). Sastra mencerminkan segala persoalan yang ada dalam masyarakatnya dan kalau pengarang memiliki taraf kepekaan yang tinggi, karya sastranya pasti juga mencerminkan kritik sosial yang (barangkali tersembunyi) ada dalam masyarakatnya itu (Damono, 1983:22). Karya sastra, baik sebagai kreativitas estetis maupun respon terhadap kehidupan sosial, mencoba mengungkapkan prilaku manusia dalam suatu komunitas yang dianggap berarti bagi aspirasi kehidupan seniman, kehidupan manusia pada umumnya. Karena itulah dimensi-dimensi yang dilukiskan bukan hanya entitas tokoh secara fisik, tetapi sikap dan perilaku, dan kejadian-kejadian yang mengacu pada kualitas struktur sosial (Ratna, 2003:34). Dalam novel Sang Pemimpi ini permasalahan-permasalahan dan kritik terhadap kehidupan sosial disampaikan melalui tokoh-tokoh yang memiliki karakter yang menarik. Sebagai seorang asli putra Belitong, Andrea Hirata menyoroti persoalan-persoalan sosial yang terjadi di di Belitong.

  Bertolak dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa karya sastra bukan hanya merupakan curahan perasaan dan hasil imajinasi pengarang saja, namun karya sastra juga merupakan refleksi kehidupan, yaitu pantulan respon pengarang dalam menghadapi problem kehidupan yang diolah secara estetis melalui kreativitas yang dimilikinya, kemudian hasil olahan tersebut disajikan pada pembaca.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pengarang besar tentu saja tidak sekedar menggambarkan dunia sosial secara mentah. Ia menggambarkan tugas yang mendesak: memainkan tokoh-tokoh ciptaannya itu dalam suatu situasi rekaan agar mencari “nasib” mereka sendiri, untuk selanjutnya menemukan nilai dan makna dalam dunia sosial. Sastra karya pengarang besar melukiskan kecemasan, harapan dan aspirasi manusia; oleh karena itu barangkali ia merupakan salah satu barometer sosiologis yang paling efektif untuk mengukur tanggapan-tanggapan manusia terhadap kekuatan-kekuatan sosial, (Damono 1978: 13). Seperti halnya Andrea Hirata, ia menggambarkan dunia sosial melalui tokoh-tokoh yang ada dalam Sang Pemimpi.

  Dipilihnya novel Sang Pemimpi sebagai bahan penelitian karena, masalah- masalah sosial yang kemudian menjadi kritik sosial dalam novel Sang Pemimpi masih sangat relevan dengan masalah sosial yang terjadi di negara kita sekarang ini misalnya, masalah kemiskinan, masalah kejahatan, masalah pelanggaran norma di masyarakat, masalah lingkungan hidup dan masalah birokrasi. Novel Sang Pemimpi ini menggambarkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Belitong. Novel ini menarik untuk dianalisis karena di dalam novel ini menceritakan realita kehidupan dan permasalahan sosial yang dialami para tokohnya. Melalui para tokoh di dalam

  Sang Pemimpi inilah Andrea Hirata menyampaikan kritikan terhadap permasalahan-

  permasalahan sosial tersebut. Makna Sang Pemimpi dalam novel ini adalah mimpi- mimpi atau cita-cita tiga orang tokoh yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang ingin menjelajahi eropa sampai ke afrika dan bersekolah di Prancis dengan segala keterbatasan ekonomi. Hampir semua novel Indonesia sejak awal pertumbuhanya hingga dewasa ini, boleh dikatakan, mengandung unsur pesan kritik sosial walau

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan tingkat intensitas yang berbeda. Wujud kehidupan sosial yang dikritik dapat bermacam-macam seluas lingkup kehidupan sosial itu sendiri (Nurgiyantoro, 1995: 331). Adapun novel-novel yang telah ditulis Andrea Hirata di antaranya, yang pertama

  Laskar Pelangi , novel keduanya, Sang Pemimpi. Novel Edensor adalah novel ketiga

  dari tertalogi Laskar Pelangi. Novel keempat atau terakhir dalam rangkaian empat karya tetralogi Laskar Pelangi, adalah Maryamah Karpov.

  Dalam penelitian ini, pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan sosiologis sastra yang menelaah secara objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat. Pendekatan sosiologi sastra menganalisis manusia dalam masyarakat dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu, (Ratna, 2004:45). Dari permasalahan tersebut di atas dapat diperoleh gambaran tentang cara manusia menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang menempatkan anggota masyarakat di tempat masing-masing, (Damono, 1978:7).

  Dipilihnya pendekatan sosiologi sastra dengan maksud agar penulis dapat melihat hubungan karya sastra dengan masyarakat dengan segala permasalahannya yang terdapat dalam karya sastra dan bagaimana pengarang mengungkapkan permasalahan yang ada dalam masyarakat sebagai kritik terhadap permasalahan itu sendiri. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu, peneliti menganalisis tokoh dan penokohan untuk mengetahui toko-tokoh siapa saja yang ada dalam novel

  Sang Pemimpi , karena melalui para tokohnyalah kritik sosial itu disampaikan dan

  bagaimana karater penokohannya. Kemudian langkah selanjutnya dengan dibantu pendekatan sosiologi yang berhubungan dengan kritik sosial dan permasalahan sosial

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sebagai kritik social dalam sastra, penulis melakukan penyelidikan atas dasar pengarang sebagai bagian dari masyarakat dan karya yang dihasilan mencerminkan kondisi masyrakat, sehingga dengan membaca karyanya yaitu novel Sang pemimpi penulis dapat menemukan dan memecahkan permasalahan yaitu kritik sosial untuk kemudian dianalisis dan diberi pemahaman secukupnya.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belaang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini rumusan permasalahan antara lain sebagai beriut:

  2.1 Bagaimanakah tokoh dan penokohan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata?

  2.2 Kritik sosial apa sajakah yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata?

1.3 Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

  3.1 Mendeskripsikan tokoh dan penokohan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.

  3.2 Mendeskripsikan kritik sosial yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

  Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca, baik bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan perkembangan ilmu sastra dan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya penggunaan teori-teori sastra terhadap karya sastra.

  Sedangkan manfaat praktis bagi pengarang penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk dapat menciptakan karya sastra. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah minat baca dalam mengapresiasikan karya sastra. Kemudian yang terakhir, bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan sastra dan menambah khazanah penelitian sastra Indonesia.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Tokoh dan Penokohan

  Menurut Nurgiantoro (199 5:165), istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban atas pertanyaan: “siapakah tokoh utama novel itu?” , atau “ada berapa orang jumlah pelaku novel itu?”. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Tokoh cerita (character), menurut Abram dalam (Nurgiantoro, 1995:165), adalah orang (-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sementara

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan-menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti dikatakan oleh Jones dalam (Nurgiantoro,1995:165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam cerita. Melalui penokohan kita dapat menyimpulkan karakter tokoh yang dipaparkan, mulai dari; kebiasaan hidup, cara pandang, ideologi, dan prinsip hidup. Penokohan sendiri menjelaskan „pelaku cerita‟ dan berarti pula „perwatakan‟.

  Penggunaan istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa Inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut Stanton dalam Nurgiantoro (1995:156). Dengan demkian character dapat berarti pelaku cerita dan dapat pula berarti perwatakan. Antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh.

  Dengan demikian istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh dan perwatakan sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaiman penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberi gambaran yang jelas pada pembaca (Nurgiyantoro, 1995:166).

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.5.1.1 Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

  Membaca sebuah novel, biasanya kita akan dihadapkan pada sejumlah tokoh yang dihadirkan di dalamnya. Namun dalam kaitannya dengan keseluruhan cerita, peranan masing-masing tokoh tersebut tak sama. Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita, dan ada sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita ( Central Character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh tambaan adalah tokoh yang tidak diutamakan penceritaannya, namun ia membantu memunculkan karakter dari tokoh utama (Nurgyantoro,1995:176). Untuk menganalisis tokoh dan penokohan terlebih dahulu peneliti membaca novel Sang Pemimpi kemudian mendata dan mengklasifikasikan tokoh-tokohnya berdasarkan klasifikasi tokoh yang telah ditentukan yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Setelah data-data diperoleh kemudian akan dilanjutkan dengan menganalisis tokoh dan penokohan yang berkaitan dengan karakter masing- masing tokoh disertai dengan uraian dan penjelasan.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.5.2 Sosiologi Sastra

  Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan tersebut disebut pendekatan sosiologi sastra (Damono, 1978:2). Menurut Damono ada dua cara kecendrunagan utama dalam sosiologi sastra, pertama pendekatan yang berdasarkan anggapan bahwa sastra merupakan cerminan proses sosial belaka.

  Pendekatan ini bergerak dari faktor-faktor di luar sastra, untuk membicarakan sastra. Sastra hanya berharga dalam hubungan dengan faktor-faktor di luar sastra itu sendiri. Jelas dalam hal ini teks sastra tidak dianggap sebagai yang utama. Kedua, pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Metode yang digunakan dalam sosiologi ini adalah teks sastra untuk mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan untuk memahami gejala sosia budaya yang ada, (Damono, 1978:2).

  Dasar filosofis pendekatan sosiologi sastra adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Hubungan-hubungan yang dimaksudkan disebabkan oleh: a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang, b) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, dan c) pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan d) hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat, (Ratna, 2004:60). Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cerminan masyarakat. Krenanya, asumsi dasar penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial. kehidupan soial akan menjadi pemicu lahirnya karya sastra. Karya sastra yang berhasil atau sukses yaitu karya yang mampu merefleksikan zamannya, (Endraswara, 2003:77).

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Kendati sosiologi dan sastra mempunyai perbedaan tertentu, namun sebenarnya dapat memberikan penjelasan terhadap makna teks sastra. Laurenson dan Swingewood dalam (Endraswara, 2003:78). Hal ini dapat dipahami, karena sosiologi obyek studinya tentang manusia, dan sastra pun demikian. Sastra adalah ekspresi kehidupan manusia yang tak terlepas dari akar masyarakatnya. Dengan demikian meskipun sosilogi dan sastra adalah dua hal yang berbeda namun saling dapat melengkapi.

  Dalam kaitan ini, sastra merupakan sebuah refleksi lingkungan sosial budaya yang merupakan suatu teks dialektika antara pengarang dengan situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialektika yang dikembangkan dalam karya sastra, (Endraswara, 2003: 78).

  Keadaan masyarakat di salah satu tempat pada suatu saat penciptaan karya sastra, secara ilustratif akan tercermin di dalam sebuah karya sastra. Karya sastra biasanya berisi lukisan yang jelas tentang suatu tempat dalam suatu masa dengan berbagai tindakan manusia. Manusia dengan berbagai tindakannya di dalam masyarakat merupakan objek kajian sosiologi. Seperti yang dikatakan Marx dalam (Faruk,1999:6), struktur sosial sustu masyarakat, juga struktur lembaga-lembaganya, moralitasnya, agamanya, dan kesusastraannya, terutama sekali ditentukan oleh kondisi-kondisi kehidupan, khususnya kondisi-kondisi produktif kehidupan masyarakat itu.

  Itulah sebabnya memang beralasan jika penelitian sosiologi sastra lebih banyak memperbincangkan hubungan antara pengarang dengan kehidupan sosialnya. Baik aspek bentuk maupun isi karya sastra akan terbentuk oleh suasana lingkungan dan

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kekuatan sosial suatu periode tertentu. Dalam hal ini teks sastar dilihat sebagai pantul an zaman, karena itu “ia” menjadi saksi zaman, (Endraswara, 2003:78).

1.5.2.1 Kritik Sosial

   Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang

  bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan salah satu variabel penting dalam memelihara sistem sosial. Berbagai tindakan sosial ataupun individual yang menyimpang dari orde sosial maupun orde nilai moral dalam masyarakat dapa t dicegah dengan memfungsikan kritik sosial (Mas‟oed,1997:47).

  Kata „kritik‟ yang lazim kita pergunakan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani krinein yang berarti „mengamati‟, membandingkan dan menimbang‟.

  Dan kritik itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pengamatan yang diteliti, perbandingan yang adil terhadap baik-buruknya kualitas nilai sesuatu dan kebenaran sesuatu (Tarigan,1985:187-188), sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah kritik adalah kecaman atau tanggapan yang sering disertai argumen yang baik maupun buruk tentang suatu karya, pendapat, situasi, dan tindakan seseorang atau kelompok, (Pusat Bahasa, 2002:761).