Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

  

KLITIK DALAM BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

  

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Yupita

  

NIM: 064114003

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

  

KLITIK DALAM BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

  

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Yupita

  

NIM: 064114003

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

HALAMAN PERSEMBAHAN

  iv  

  Skripsi ini aku persembahkan Kepada Kedua orang tua yang sangat aku cintai, terima kasih atas segala kasih sayang, perhatian, dukungan, dan pengorbanannya

  selama

  ini

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Penulis, Yupita

     

v

 

  

ABSTRAK

  Yupita, 2011. “Klitik dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

  Dalam skripsi ini dibahas tentang klitik dalam bahasa Indonesia. Ada dua persoalan yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, kategori kata apa saja yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia. Kedua, apa saja makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia dan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia.

  Objek penelitian ini adalah klitik dalam bahasa Indonesia. Objek penelitian tersebut berada dalam data penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung kata yang berklitik ku-,

  

kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda. Data tersebut diperoleh dari sumber tertulis dan lisan. Data

  tertulis diperoleh dari majalah Bobo Edisi Oktober 2008, sedangkan data lisan diperoleh dari penutur bahasa Indonesia.

  Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (i) tahap pengumpulan data, (ii) tahap analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Yang disimak adalah kalimat-kalimat yang mengandung kata yang berklitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda. Untuk melaksanakan metode simak digunakan teknik sadap dan teknik catat. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode agih. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah teknik perluas, teknik baca markah, dan teknik parafrasa (ubah ujud). Teknik perluas digunakan untuk menentukan kategori atau identitas kategori kata yang dapat dilekati klitik. Teknik baca markah diterapkan untuk menyatakan makna gramatikal klitik yang dilekati kata depan. Teknik parafrasa (ubah ujud) dipakai untuk membuktikan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Hasil analisis data disajikan dengan metode formal dan informal.

  Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kategori kata yang dapat dilekati proklitik ku- dan kau- adalah kata kerja dan kata benda yang dapat dilekati awalan di-. Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan -nya, yaitu kata kerja aktif transitif, kata kerja

  

sesampai dan setiba, kata kerja seingat, setahu, sesuka, sebisa, dan semampu, kata depan bagi,

buat, untuk, pada, kepada, oleh, dari, dengan, tentang, seperti, bersama , dan beserta. Kategori

  kata yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda adalah kata benda. Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –nya adalah kata kerja berawalan di- dan kata depan oleh.

  Kedua, proklitik ku- dan kau- menyatakan makna ‘pelaku’ jika melekat pada kata kerja dan kata benda yang dapat dilekati awalan di-. Enklitik –ku, -mu, dan -nya menyatakan makna ‘pelaku’ jika melekat pada kata kerja setiba dan sesampai. Enklitik –nya menyatakan makna ‘pelaku’ jika melekat kata kerja berawalan di- dan kata depan oleh. Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘penderita’ jika melekat pada kata kerja aktif transitif. Enklitik –ku, -mu, dan

  • –nya menyatakan makna ‘pemilik’ jika melekat pada kata benda dan kata kerja seingat, setahu,

    sesuka, sebisa, dan semampu. Enklitik –nda menyatakan makna ‘pemilik’ jika melekat pada kata

  benda yang menyatakan kekerabatan. Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘asal’ jika

    melekat pada kata depan dari. Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘tujuan’ jika melekat pada kata depan untuk, bagi, dan buat. Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘peserta’ jika melekat pada kata depan dengan, bersama, dan beserta. Enklitik –ku, -mu, dan nya menyatakan makna ‘penerima’ jika melekat pada kata depan kepada dan pada.

   

  

ABSTRACT

  Yupita, 2011. “Klitik in Bahasa Indonesia”. Undergraduate Thesis Strata 1 (S1). Indonesian Letters Study Program. Faculty of Letters, Sanata Dharma University.

  This undergraduate thesis discusses about clitics in the Indonesian language. There are two main issue that are discussed in this study. The first is the category of any words that can be added by clitics in the Indonesian language. The purpose of this study is to describe categories of words that can be added by clitics in the Indonesian language and grammatical meaning of clitics in the Indonesian language.

  The object of this study is clitics in the Indonesian language, especially: in the research data in the form of sentences that contain of words which have clitics such as: ku-, kau-, -mu, -

  

nya, and –nda. The data are obtained from written and oral sources. The written data are

  obtained from Bobo magazine in October 2008 edition, while the verbal data are obtained from Indonesian native speaker.

  This research was divided into three steps such as: (i) collecting the data, (ii) analyzing the data, and (iii) presentation of data analysis. The colleting data wasdone by using the reference method, which found in some sentences that contained of words which have clitics ku-,

  

kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda. To implement the reference method, the researcher uses the

  tapping techniques and the technical note. Furthermore, the data were analyzed using an apportioning method. Techniques which used in data analysis is extension a technique, read markup techniques, and the techniques of paraphrase (formation changing of phrase). The extension applied to determine the identify categories of words that can be added to clitics. Read markup techniques applied to express the meaning of grammatical clitics that added by preposition. Paraphrase (formation changing of phrase) used to prove the meaning of grammatical clitics in the Indonesian language. The result of data analysis is presented with formal and informal method.

  Research findings are as follows; first, some categories of words that can be added with proclitics ku- and kau- are verbs and nouns that can be added to prefix di-. Categories of words that can be added enclitics –ku, -mu, and –nya are the active transitive verb, such as: sesampai,

  

setiba, seingat, setahu, sesuka, sebisa, and semampu; the preposition bagi, buat, untuk, pada,

kepada, oleh, dari,dengan, tentang, seperti, bersama, dan beserta. The categories of words that

  can be added to enclitics –ku, -mu, -nya, and –nda is noun. Word categories which can be added enclitics -nya are verb that have prefix and preposition oleh.

  Second, proclitics ku- and kau- state of the meaning of a ‘agent’ when verbs and nouns that can be added to the prefix di-. Enclitics –ku, -mu, and –nya can be meaning full as a ‘agent’,

    a’theme’, a ‘possesive’, an a ‘origin’, a ‘goal’, a ‘patient’, and a ‘benefical’. Enclitics –nda is meaningful as a ‘possesive’. Enclitics –ku, -mu, and –nya will state to the meaning of a ‘agent’ if they add to verbs like as: setiba and sesampai. Enclitics –nya state to meaning of a‘agent’ when verbs begin with di- and the preposition oleh. Enclitics –ku, -mu, and –nya state meaning of a ‘patient’ if added by active transitive verbs. Enclitics –ku, -mu, and –nya will state to the meaning of a‘possesive’ if adds to a noun and verb like as: seingat, setahu, sesuka, sebisa, and

  

semampu . Enclitics –nda will express the meaning of a‘possesive’ when attach to nouns which

  have relationship. Enclitics –ku, -mu, and –nya will state to the meaning of the ‘origin’ when attach to the preposition dari. Enclitics –ku, -mu, and –nya will state the meaning of ‘goal’ if begin with the preposition untuk, bagi, and buat. Enclitics –ku, -mu, and –nya will refer to the meaning of a ‘theme’ when attach to the preposition like as; dengan, bersama, and beserta. Enclitics –ku, -mu, dan –nya will refer to the meaning of a ‘beneficial’ when contaisof the preposition kepada and pada.

   

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yupita

  Nomor Mahasiswa : 064114003 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Klitik dalam Bahasa Indonesia” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

  Dengan ini, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 April 2011 Yang menyatakan, Yupita

  

x

 

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Klitik dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S-1 pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma .

  Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari segala pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum., selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan, masukan dan semangat kepada penulis.

  2. Bapak Drs. Hery Antono, M. Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini dengan memberi petunjuk dan masukan kepada penulis.

  3. Ibu S.E Peni Adji, S.S, M. Hum., selaku dosen pembimbing akademik.

  4. Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum., Bapak Drs. P. Ari Subagyo, M. Hum., Bapak Drs.

  FX. Santosa, M.S., Bapak Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., Ibu Dra. Tjandrasih Adji, M. Hum., atas bimbingan dan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.

  5. Staf Sekretariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma atas pelayanan dan kesabarannya membantu penulis mengurus segala urusan administrasi.

  

xi

 

 

  6. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan berbagai buku yang diperlukan selama perkuliahan.

  7. Bapak Aloysius Tahan dan Mama Theresia yang selalu memberi semangat, kasih sayang, dan doa kepadan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  8. Abang Vinsensius, Kakak Eti Yuliana, Abang Alexander Adi, Kakak Marta Widyastuti, Keponakanku Henrika Natasya, Putri Cenesta Pratama, dan Louisa yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  9. Rony Manumpak Pardede atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  10. Sahabat-sahabatku Yosephin Rani Hapsari, Arnoldus Erick Caesario, Suster K. Yati Cendrakasih, Maria Sulasteri, Yustinus Unung, Fatim Kusmawati, Anton, Tabita Hermayani, Puspa Wulandari, dan Ratnasari Nugraheni terima kasih atas dukungan, doa dan semangatnya.

  11. Teman-Teman Sastra Indonesia khususnya angkatan 2006 terima kasih atas kebersamaannya.

  12. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  xii

 

 

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................................................v ABSTRAK ................................................................................................................................. vi

  ABSTRACT ............................................................................................................................... viii

  LEMBAR PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................x KATA PENGANTAR ............................................................................................................... xi DAFTAR ISI ............................................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL ....................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1

  1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................................2

  1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................4

  1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................4

  1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................................5

  1.5 Tinjauan Pustaka .......................................................................................................5

  1.6 Landasan Teori ..........................................................................................................6

  1.6.1 Kategori Kata .............................................................................................7

  

 

 

xiii

 

  1.6.2 Makna Gramatikal ....................................................................................11

  1.7 Metode Penelitian ....................................................................................................12

  1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................12

  1.7.2 Metode dan Teknik Analsis Data ..............................................................13

  1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data .....................................................15

  1.8 Sistematika Penyajian ..............................................................................................15

  BAB II KATEGORI KATA YANG DAPAT DILEKATI KLITIK DALAM BAHASA INDONESIA ...............................................................................................17

  2.1 Pengantar ............................................................................................................17

  2.2 Kategori Kata yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau- ..............................17

  2.3 Kata Kerja yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau- ...................................17

  2.4 Kata Benda yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau- ..................................18

  2.5 Kategori Kata yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda .............18

  2.6 Kata Kerja yang Dapat Dilekati Enklitik ...........................................................19

  2.6.1 Kata Kerja Aktif Transitif yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu,

  dan –nya ............................................................................................19

  2.6.2 Kata Kerja Setiba dan Sesampai yang Dapat Dilekati Enklitik –ku,

  • -mu, dan –nya ...................................................................................20

  2.6.3 Kata Kerja Seingat, Setahu, Sesuka, Sebisa dan Semampu yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan –nya ..................................... 21

  2.6.4 Kata Kerja Berawalan di- yang Dapat Dilekati Enklitik –nya ..........22

  2.7 Kata Benda yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda .................23

  2.8 Kata Depan yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan –nya ..........................25

  BAB III MAKNA GRAMATIKAL KLITIK DALAM BAHASA INDONESIA ....................28

  3.1 Pengantar ............................................................................................................28

  

 

 

xiv

 

  3.2 Makna Gramatikal Proklitik ku- dan kau- .........................................................28

  3.3 Makna Gramatikal Enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda .......................................30

  3.4 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Pelaku’ .......................30

  3.5 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Penderita’ ...................32

  3.6 Enklitik –ku, -mu, –nya, dan -nda yang Menyatakan Makna ‘Pemilik’ ............33

  3.7 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan ‘Asal’ .......................................37

  3.8 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Tujuan’ ......................38

  3.9 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Peserta’ ......................39

  3.10 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Penerima’ .................40

  BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................42

  4.1 Kesimpulan ...........................................................................................................42

  4.2 Saran .....................................................................................................................47 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................49 BIOGRAFI PENULIS ...............................................................................................................50 LAMPIRAN ...............................................................................................................................51

     

xv

 

  

Daftar Gambar dan Daftar Tabel

Daftar Gambar

   Halaman

  Gambar 1: Unsur Bahasa ...........................................................................................................12 Gambar 2: Segitiga Semantik ....................................................................................................12

  Daftar Tabel

  Tabel 1: Kategori Kata yang Dapat Dilekati Klitik dalam Bahasa Indonesia ...........................43 Tabel 2: Makna Gramatikal Klitik dalam Bahasa Indonesia .....................................................46

  

xvi

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Dalam skripsi ini dibahas tentang klitik dalam bahasa Indonesia. Klitik adalah

morfem terikat yang memiliki makna leksikal dan tidak dapat menjadi bentuk dasar

dalam pembentukan kata yang lebih kompleks (Ramlan, 1965: 25). Berdasarkan

pengertian tersebut yang termasuk klitik dalam bahasa Indonesia adalah ku-, kau-, -ku, -

mu , -nya, dan –nda. Berikut ini dipaparkan contoh klitik dalam bahasa Indonesia.

  (1) Yaa, gambar yang dipegang Bu Guru sekarang ini, ternyata gambar yang ku kerjakan semalam (Bobo, 30 Oktober 2008:37).

  (2) Kaubaca buku yang ada di atas meja itu. (3) Aku berlatih di lapangan bola dekat rumahku (Bobo, 23 Oktober 2008:8). (4) Di badanmu ada angka dan jarum (Bobo, 23 Oktober 2008:14). (5) Di simpang jalan memasuki blok B, tiba-tiba seekor anjing mendekatinya (Bobo, 23 Oktober 2008:25).

  (6) Ayahnda berangkat ke Jakarta malam ini.

  Klitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda pada contoh (1), (2), (3), (4), (5), dan (6)

merupakan morfem terikat, karena klitik ku- pada contoh (1) melekat pada kata kerjakan,

klitik kau- pada contoh (2) melekat pada kata baca, klitik –ku pada contoh (3) melekat

pada kata rumah, klitik –mu pada contoh (4) melekat pada kata badan, klitik –nya pada

contoh (5) melekat pada kata mendekati, dan klitik –nda pada contoh (6) melekat pada

kata ayah.

  Selain morfem terikat, klitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda pada contoh (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) memiliki makna leksikal. Klitik ku- pada contoh (1) menyatakan ‘orang pertama’, klitik kau- pada contoh (2) menyatakan ‘orang kedua’, klitik –ku pada contoh (3) menyatakan makna ‘orang pertama’, klitik –mu pada contoh (4) menyatakan makna ‘orang kedua’, klitik –nya pada contoh (5) menyatakan makna ‘orang ketiga’, dan klitik –nda pada contoh (6) menyatakan makna ‘orang kedua’.

  Berdasarkan letaknya terhadap kata yang dilekatinya, klitik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proklitik dan enklitik. Proklitik adalah klitik yang melekat pada awal kata, misalnya ku- pada kata kuambil, kau- pada kata kauambil, sedangkan enklitik adalah klitik yang melekat pada akhir kata, misalnya enklitik –ku, pada kata rumahku, - mu pada rumahmu, dan –nya pada kata rumahnya.Kedua jenis klitik dapat ditunjukkan dengan tabel berikut.

  Tabel jenis dan wujud klitik yang terdapat dalam bahasa Indonesia Jenis Wujud Proklitik

  Ku-, kau- Enklitik -ku, -mu, -nya, -nda Persoalan pertama yang dibahas dalam skripsi ini adalah kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia. Ada bermacam-macam kategori kata yang dapat dilekati klitik sebagaimana tampak pada contoh-contoh berikut.

  (7) Surat ini kutulis semalam.

  (8) Kau ambil penghapus yang ada di meja itu. (9) “Pinsilku jangan kau pakai!”, kata ayah kepada Amin. (10) Dulu orang itu pernah menolongmu. (11) Bersamanya aku merasa bahagia. (12) Ibunda pergi ke desa. Pada contoh (7) dan (8) bentuk dasar tulis dan ambil termasuk kata kerja yang dapat dilekati klitik ku- dan kau-. Pada contoh (9) bentuk dasar pinsil termasuk kata benda yang dapat dilekati klitik –ku. Pada contoh (10) bentuk turunan menolong termasuk kata kerja yang dapat dilekati klitik –mu. Pada contoh (11) bersama termasuk kata depan yang dapat dilekati klitik –nya. Pada contoh (12) bentuk dasar ibu termasuk kata benda yang dapat dilekati klitik –nda. Dari contoh-contoh tersebut muncul permasalahan, yaitu kategori kata apa saja yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia.

  Persoalan kedua yang dibahas dalam skripsi ini adalah makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan apabila dilekatkan pada kategori kata tertentu, klitik menyatakan makna gramatikal tertentu. Berikut ini dikemukakan contohnya.

  (13) Kulaporkan Emak kalau kamu beli balon terus!” tegur Coreng. (14) Apa yang kauucapkan itu? (15) Kamu menelponku Cuma untuk latihan baca puisi?” Tanya Andi kesal.

  (16) “Beli balon lagi? Balonmu sudah banyak. (17) Aku menanti kata-kata cinta darinya.

  (18) Dari kecil saya banyak belajar dari ayahnda. Proklitik ku- dan kau- pada kulaporkan (13) dan kauucapkan (14) menyatakan makna ‘pelaku’. Enklitik –ku pada menelponku (15) menyatakan makna ‘penderita’.

  Enklitik –mu pada balonmu (16) menyatakan makna ‘pemilik’. Enklitik –nya pada darinya (17) menyatakan makna ‘asal’. Enklitik –nda pada ayahnda (18) menyatakan makna ‘pemilik’. Dari contoh-contoh tersebut, muncul permasalahan, yaitu makna gramatikal apa saja yang diungkapkan klitik dalam bahasa Indonesia.

  Selain karena adanya kedua persoalan tersebut, klitik dalam bahasa Indonesia dipilih sebagai objek penelitian dalam skripsi ini juga karena belum ada pembahasan khusus tentang klitik dalam bahasa Indonesia, lebih-lebih kategori kata dan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Ramlan (1965: 25), Samsuri (1985: 195), dan Kridalaksana (2007: 39-40) baru membahas pengertian dan jenis klitik dalam bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

  1.2.1 Kategori kata apa saja yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia?

  1.2.2 Apa saja makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mendeskripsikan kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia.

1.3.2 Mendeskripsikan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia.

  1.4 Manfaat Penelitian Secara umum hasil penelitian ini berupa deskripsi kategori kata yang dilekati klitik dan makna gramatikal yang diungkapkan klitik dalam bahasa Indonesia. Deskripsi ini memberikan sumbangan teoretis dalam bidang morfologi karena berkenaan dengan pembentukan kata polimorfemis melalui pelekatan klitik pada kata dasar yang berkategori tertentu. Hasil penelitian ini juga memberikan sumbangan teoretis dalam bidang semantik karena menguraikan makna gramatikal setiap klitik akibat persenyawaannya dengan kata dasar yang berkategori tertentu. Hasil penelitian ini juga memberikan sumbangan dalam bidang sintaksis karena hasil penelitian ini juga menguraikan penggunaan klitik yang ternyata mempengaruhi struktur suatu kalimat. Tentu saja hasil penelitian ini menghasilkan rumusan kaidah penggunaan klitik dalam bahasa Indonesia yang memberikan masukan bagi penyusunan tata bahasa Indonesia.

  1.5 Tinjauan Pustaka Klitik dalam bahasa Indonesia telah dibahas oleh (1) Ramlan (1965:25), (2) Samsuri (1985:195), dan (3) Kridalaksana (2007:38). Ramlan (1965:25) dalam bukunya yang berjudul Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif memaparkan bahwa klitik merupakan golongan satuan terikat, namun satuan-satuan klitik tersebut memiliki makna yang

berbeda dengan satuan-satuan ber-, ter-, meN-, dan sebagainya, yaitu klitik ku-, -mu, -

nya , kau-, dan –isme menyatakan makna leksikal, sedangkan satuan-satuan ber-, ter-,

meN- , dan sebagainya menyatakan makna gramatikal. Ramlan juga memaparkan yang termasuk klitik adalah ku-, -mu, -nya, kau-, dan –isme, Ramlan membagi klitik menjadi dua jenis, yaitu proklitik dan enklitik. Proklitik terletak di muka, yaitu ku- dan kau- sedangkan enklitik terletak di belakang, yaitu –ku, -mu, dan -nya.

  Samsuri (1985:195) dalam bukunya yang berjudul Analisis Bahasa mengatakan bahwa klitik ialah konstruksi yang terdiri atas morfem-morfem tunggal, tetapi pada umumnya berujud kecil, yang secara morfologis berdiri sendiri, namun secara fonologis biasa mendahului atau mengikuti morfem-morfem lain dengan eratnya. Samsuri menyebutkan yang termasuk klitik adalah –lah. Samsuri juga membagi klitik menjadi dua jenis, yaitu proklitik dan enklitik. Yang mendahului kata-kata lain disebut proklitik, dan yang mengikuti kata-kata lain disebut enklitik, yaitu –lah.

  Kridalaksana (2007:38) dalam bukunya yang berjudul Kelas Kata dalam Bahasa menjelaskan bahwa klitik merupakan bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri Indonesia karena terikat pada bentuk bebas. Kridalaksana menyebutkan yang termasuk klitik yaitu kau- dan –mu. Kridalaksana juga membagi klitik menjadi dua jenis, yaitu bila terikat dengan bentuk lain di belakangnya, bentuk itu disebut proklitik, yaitu kau-. Bila terikat pada bentuk di depannya, bentuk itu disebut enklitik, yaitu –mu.

  Setelah meninjau beberapa kepustakaan yang ada, dapat disimpulkan bahwa ketiga peneliti tersebut membahas pengertian dan jenis klitik dalam bahasa Indonesia. Para ahli tersebut belum membahas kategori kata yang dapat dilekati klitik dan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Atas dasar itulah, penulis membicarakan kategori kata yang dapat dilekati klitik dan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia.

1.6 Landasan Teori

  Karena persoalan yang dipecahkan dalam penelitian ini adalah kategori kata dan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia, dalam bagian ini diuraikan kategori kata dan makna gramatikal sebagai landasan teori dalam penelitian ini.

1.6.1 Kategori kata

  Dalam buku Kelas Kata Bahasa Indonesia, Kridalaksana (2007: 49) mengelompokkan kata dalam bahasa Indonesia menjadi 13 kategori, yaitu kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia), kata keterangan (adverbia), kata tanya (interogativa), kata tunjuk (demonstrativa), kata sandang (artikula), kata depan (preposisi), kata sambung (konjungsi), kategori fatis, dan kata seru (interjeksi).

1.6.1.1 Kata Kerja (Verba)

  Menurut Kridalaksana (2007: 51) sebuah kata dapat dikategorikan kata kerja (verba) karena kemungkinannya satuan itu didampingi partikel tidak dan tidak dapat didampingi partikel di, ke, dari, sangat, lebih, atau agak. Kata kerja (verba) memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain. Kata kerja mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas, kata kerja khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti ‘paling’ (Alwi dkk, 2003: 87). Dilihat dari hubungan kata kerja (verba) dengan kata benda (nomina), kata kerja dapat dibedakan menjadi kata kerja aktif dan kata kerja pasif. Kata kerja aktif dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kata kerja aktif transitif dak kata kerja aktif intransitif. Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang apabila digunakan dalam kalimat menuntut kehadiran objek. Kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja yang apabila digunakan dalam kalimat tidak menuntut kehadiran objek. Kata kerja pasif yaitu kata kerja yang berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil.

  1.6.1.2 Kata Sifat (Adjektiva) Kata sifat (adjekiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Kata sifat (adjektiva) dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling, dapat diberi keterangan penguat seperti sangat , amat, benar, sekali, dan terlalu, dapat diingkari dengan kata ingkar tidak, dan dapat diulang dengan awalan se-, dan akhiran –nya. Pada umunya sebuah kata sifat (adjektiva) diletakkan di belakang kata yang diterangkan.

  1.6.1.3 Kata Benda (Nomina) Menurut Kridalaksana (2007: 68), kata benda (nomina) adalah kategori kata yang secara sintaktis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan kata tidak, mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari. Dalam kalimat yang predikatnya kata kerja (verba), kata benda (nomina) cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap, kata benda (nomina) umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata yang (Alwi dkk, 2003: 213).

  1.6.1.4 Kata Ganti (Pronomina) Pronomina adalah kategori yang berfungsi untuk menggantikan nomina.

  Pronomina atau kata ganti merupakan kategori kata yang tidak berafiks, tetapi beberapa di antaranya dapat direduplikasikan seperti kata kami-kami, beliau-beliau, mereka- mereka dengan pengertian ‘meremehkan’ atau ‘merendahkan’ (Kridalaksana, 2007: 76).

  Ciri lain yang dimiliki pronomina ialah bahwa acuannya dapat berpindah-pindah karena bergantung kepada siapa yang menjadi pembicara/penulis, siapa yang menjadi pendengar/pembaca, atau siapa/apa yang dibicarakan. Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1) pronomina persona, (2) pronomina penunjuk, dan (3) pronomina penanya.

  1.6.1.5 Kata Bilangan (Numeralia) Kridalaksana (2007: 79) menjelaskan kata bilangan sebagai kategori yang dapat mendampingi kata benda (nomina) dalam konstruksi sintaktis, mempunyai potensi untuk mendampingi kata bilangan lain, dan tidak dapat bergabung dengan tidak atau dengan sangat . Kata bilangan (numeralia) dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep.

  1.6.1.6 Kata Keterangan (Adverbia) Kata keterangan (adverbia) adalah kategori yang dapat mendampingi kata sifat (adjektiva), kata bilangan (numeralia), atau kata depan (preposisi) dalam konstruksi sintaktis (Kridalaksana, 2007: 81). Kata sangat, sekali, agak dapat mendampingi adjektiva (kata sifat) besar.

  1.6.1.7 Kata Tanya (Interogativa) Kridalaksana (2007: 88) berpendapat bahwa kata tanya (interogativa) merupakan kategori yang dalam kalimat berfungsi menggantikan sesuatu yang ingin diketahui oleh pembicara atau mengukuhkan apa yang telah diketahui pembicara. Kata tanya ialah sejumlah kata yang berfungsi membentuk kalimat tanya, seperti: mengapa, kenapa, bagaimana , berapa, apa, siapa, mana, bilamana, kapan, bila, dan bukan.

  1.6.1.8 Kata Tunjuk (Demonstrativa) Kata tunjuk (demonstrativa) menurut pendapat Kridalaksana (2007: 92) dijelaskan

sebagai kategori yang berfungsi menunjukan sesuatu di dalam maupun di luar wacana.

  Seperti halnya kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), dan kata tanya (interogativa), kata tunjuk (demonstrativa) juga dapat berdiri sendiri.

  1.6.1.9 Kata Sandang (Artikula) Kata sandang (artikula) adalah kategori yang mendampingi kata benda (nomina) dasar, kata benda (nomina) deverbal, kata ganti (pronomina), dan kata kerja (verba) pasif dalam konstruksi eksosentris yang berkategori nominal. Kata sandang (artikula) berupa partikel, jadi tidak dapat berafiks (Kridalaksana, 2007: 94).

  1.6.1.10 Kata Depan (Preposisi) Kata depan (preposisi) adalah kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama kata benda) sehingga terbentuk frasa eksosentris direktif (Kridalaksana, 2007:

  95). Kata depan (preposisi) terletak di bagian awal frasa dan unsur yang mengikutinya dapat berupa kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), atau kata kerja (verba).

  1.6.1.11 Kata Sambung (Konjungsi) Kridalaksana (2007: 102) menjelaskan bahwa kata sambung (konjungsi) merupakan kategori yang berfungsi meluasakan satuan dalam konstruksi hipotaktik dan selalu menghubungkan dua satuan atau lebih dalam konstruksi, baik yang setataran maupun yang tidak setataran.

  1.6.1.12 Kategori Fatis Kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan kawan bicara. Kelas kata ini biasanya terdapat dalam konteks dialog atau wawancara bersambutan, yaitu kalimat-kalimat yang diucapkan oleh pembicara dan kawan bicara. Sebagian besar kategori fatis merupakan ciri ragam lisan (Kridalaksana 2007: 114). Contoh kategori fatis adalah kok, deh, atau selamat .

1.6.1.13 Kata Seru (Interjeksi)

  Kridalaksana (2007: 120) berpendapat bahwa kata seru (interjeksi) adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Kata seru (interjeksi) selalu mendahului ujaran sebagai teriakan yang lepas atau berdiri sendiri. Kata seru (interjeksi) merupakan kata yang mengungkapkan rasa hati manusia. Contoh kata seru aduh, aduhai, ah, ahoi, amboi, asyoi, ayo, bah, cis, cis, dan lain sebagainya.

1.6.2 Makna Gramatikal

  Bahasa memilik dua unsur, yaitu bentuk dan makna. Bentuk berupa bunyi atau huruf. Bentuk terwujud dalam satuan kebahasaan misalnya morfem, kata, frasa, klausa, kalimat dan lain sebagainya. Makna adalah hal yang diungkapkan oleh bentuk bahasa. Makna merupakan unsur internal bahasa. Berikut ini gambarnya.

  Gambar 1 Unsur Bahasa Berdasarkan terbentuknya, makna dibedakan menjadi dua jenis, makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang timbul karena adanya satuan kebahasaan (kata) yang melambangkan konsep tentang suatu hal (referen) yang ditunjukan oleh simbol. Contoh makna leksikal. yaitu kata bola, konsepnya adalah benda yang bundar terbuat dari plastik kemudian ditunjuk dengan gambar sebuah bola (Chaer, 1995:31).

  Gambar 2 Segitiga Semantik Makna gramatikal adalah makna yang timbul akibat adanya penggabungan satuan gramatikal yang satu dengan satuan gramatikal yang lain. Contoh makna

gramatikal, yaitu kata bukuku yang menyatakan makna gramatikal ‘kepemilikan’.

1.7 Metode Penelitian

  Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) pengumpulan data, (2) analisis data, dan (3) penyajian hasil analisis data. Berikut akan diuraikan masing- masing tahap dalam penelitian ini.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

  Objek dalam penelitian ini adalah klitik dalam bahasa Indonesia. Objek penelitian ini berada dalam kata dan kata yang berada dalam kalimat. Dengan demikian, data penelitian ini adalah kalimat yang mengandung kata berklitik dalam bahasa Indonesia. Data diperoleh dari Majalah Bobo edisi Oktober 2008. Selain itu, data juga diproduksi oleh peneliti sendiri sebagai penutur asli bahasa Indonesia. Dalam hal ini peneliti sebagai seorang internalis yaitu peneliti yang menguasai bahasa yang diteliti.

  Penyediaan data lisan dilakukan dengan metode simak. Metode simak adalah metode yang digunakan dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Dalam penelitian ini yang disimak adalah kalimat-kalimat yang mengandung kata yang berklitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda. Untuk melaksanakan metode simak, dipergunakan teknik sadap dan teknik catat. Teknik sadap adalah pelaksanaan metode simak dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Penggunaan bahasa yang disadap dapat berbentuk lisan dan tulisan (Kesuma, 2007:43). Teknik sadap dilakukan dengan menyadap atau mengambil kata yang berklitik. Penerapan selanjutnya digunakan teknik catat. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara pencatatan pada kartu data. Data diklasifikasikan berdasarkan kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia dan

makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh kartu data.

1. Setiba di rumah, barulah aku bisa bertanya pada kakakku itu (Majalah Bobo,

  30 Oktober 2008: 37) 2. “Kamu menelponku Cuma untuk latihan baca puisi?” tanya Andi kesal (Majalah Bobo, 23 Oktober 2008: 7)

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode agih.

  Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993:15). Teknik yang digunakan dalam metode agih ini terdiri dari (1) teknik perluas, (2) teknik baca markah, dan (3) teknik parafrasa. Teknik perluas adalah teknik analisis data dengan cara memperluas satuan kebahasaan yang dianalisis dengan menggunakan satuan kebahasaan tertentu (Kesuma, 2007:59). Teknik ini digunakan untuk menentukan kategori atau identitas kategori kata yang dapat dilekati klitik. Berikut ini contohnya.

  (19) Ku rasakan atau kulihat di depan rumah itu? Irfan menduga-duga (Bobo, 23 Oktober 2008:24).

  (20) Kau gunting kertas yang biru itu. Pada contoh (19) kata yang dilekati klitik ku- adalah rasakan yang merupakan kata kerja yang dapat dilekati awalan di- sehingga menjadi dirasakan. Demikian pula pada contoh (20) kata yang dilekati klitik kau- adalah gunting yang merupakan kata benda yang dapat dilekati awalan di- sehingga menjadi digunting.

  Selain teknik perluas, analisis data juga dilakukan dengan menggunakan teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara “membaca pemarkah” dalam suatu konstruksi (Kesuma, 2007:66). Teknik baca markah digunakan untuk menentukan makna gramatikal klitik yang dilekati kata depan.

  Berikut ini contohnya.

  (21) Aku mendapatkan hadiah sepeda darinya. Pada contoh (20) kata depan dari menjadi penanda makna ‘asal’ klitik –nya.

  Teknik parafrasa dikenal pula dengan istilah teknik ubah ujud. Teknik parafrasa atau teknik ubah ujud adalah teknik analisis data dengan cara mengubah wujud atau bentuk satuan kebahasaan yang dianalisis. Teknik parafrasa atau ubah ujud digunakan untuk menganalisis makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contohnya.