Hubungan komunikasi interpersonal yang efektif dan organizational citizenship behavior pada karyawan bagian produksi fitting PT. Wavin Duta Jaya - USD Repository
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG
EFEKTIF DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI FITTING
PT. WAVIN DUTA JAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Indri Novianto
NIM : 039114074
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG
EFEKTIF DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI FITTING
PT. WAVIN DUTA JAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Indri Novianto
NIM : 039114074
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
MOTTO
Nine is not enough, ten is not everything.
The time you reach one hundred, you know then what
two hundred means.
Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai,
kumpulan butiran beras bisa memenuhi lumbung.
Jangan meremehkan hati nurani sendiri, jangan pernah berpikir
untuk tidak melakukannya walau perbuatan itu sangat kecil.
( Master Shih Cheng Yen )
Jalan buntu dalam hidup merupakan awal
Allah bekerja dalam hidup kita.
PERSEMBAHAAN
Karya ini ku persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus, You are my all in all
Bapak dan Ibuku yang dengan penuh kesabaran mendidik dan
membesarkanku hingga aku bisa mengerti arti hidup.
Kakak dan adikku yang selalu memberikan dorongan dan semangat
Dik Fitriani tercinta yang selalu ada di sampingku dengan penuh cinta
Sahabat-sahabatku yang selalu menjadi tempat untuk berbagi
ABSTRAK
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF DAN
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN
BAGIAN PRODUKSI FITTING PT.WAVIN DUTA JA YA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasiinterpersonal yang efektif terhadap organizational citizenship behavior. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara komunikasi
interpersonal yang efektif dan organizational citizenship behavior.Variabel-varibel dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal
yang efektif dan organization citizenship behavior yang memiliki lima dimensi
menurut teori Allison dkk. (2001). Subyek dalam penelitian ini adalah 86 pekerja
pada bagian produksi fitting PT Wavin Duta Jaya, dengan posisi sebagai division
head, supervisor, dan operator, yang berusia antara 20-45 tahun, dengan masa
kerja maksimum 10 tahun dan tingkat pendidikan mulai dari SMA atau STM
sampai dengan sarjana muda. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar
skala Komunikasi Interpersonal yang Efektif dan skala Organizational Citizenship
Behavior .Data penelitian dianalisa menggunakan teknik korelasi Produk Moment
dari Pearson dengan menggunakan SPSS for Windows version 16.00. Hasil
perhitungan dari hubungan antara efektifitas komunikasi interpersonal dan OCB
menunjukkan koefisien korelasi sebesar r=0,473 (p<0,01) pada dimensi altruism,
r=0,439 (p<0,01) pada dimensi civic virtue, r=0,424 (p<0,01) pada dimensi
conscientiousness , r=0,640 (p<0,01) pada dimensi courtesy, dan r=0,546 (p<0,01)
pada dimensi sportsmanship. Hal ini berarti bahwa hipotesis dari penelitian ini
diterima.
Kata kunci : Komunikasi Interpersonal yang Efektif, Organizational Citizenship
Behavior
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN INTERPERSONAL COMMUNICATION
EFFECTIVENESS AND ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
AT EMPLOYEES IN PRODUCTION FITTING DEPARTMENT OF PT. WAVIN DUTA JAYA The research aimed to know the relationship between InterpersonalCommunication Effectiveness and Organizational Citizenship Behavior. This
research hypothesis stated here is a positive relationship between interpersonal
communication effectiveness and organizational citizenship behavior.The research variables are Interpersonal Communication Effectiveness and Organizational Citizenship Behavior. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
is divided into five dimensions according the theory of OCB by Allison, et. al
(2001). The subjects of this research were 86 employees in fitting division at PT.
Wavin Duta Jaya with the positions as division head, supervisor, and operator,
aged between 20-45 year old, tenure between 0-10 years, graduated from three
year Diploma of Science, Senior High School or Technical School of Engineering.The data collection was done through scale of Interpersonal Communication
Effectiveness scale and Organizational Citizenship Behavior.The data were analyzed using technique of Product Moment Correlation
helped by SPSS for Windows version 16.00. The results of relationship between
Interpersonal Communication Effectiveness and Organizational Citizenship
Behavior in five dimensions respectively are r=0,473 (p<0,01) for altruism,
r=0,439 (p<0,01) for civic virtue, r=0,424 (p<0,01) for conscientiousness, r=0,640(p<0,01) for Courtesy, and r=0,546 (p<0,01) for sportsmanship. It means that the
hypothesis is accepted.Keyword : Interpersonal Communication Effectiveness, Organizational
Citizenship BehaviorKATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
rahmat dan cinta kasihnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Proses pernyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:1. Tuhanku Yesus Kristus yang selalu memberikan segalanya yang terbaik bagiku sehingga aku bisa bertumbuh dan berkarya.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing. Terimakasih atas segala
bantuan, masukan, dukungan dan waktunya selama penulis menjalani penyusunan skripsi dan perkuliahan.
3. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S. S.Psi., M.Si., selaku Dosen Penguji yang dengan
sabar meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran kepada penulis untuk menyempurnakan penyusunan skripsi.
4. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J., selaku dosen penguji skripsi yang telah
banyak memberikan masukan bagi penulis untuk menyempurnakan penyusunan skripsi.
5. Ibu Agnes Indar Etikawati S.Psi., M.Si., Psi. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan dukungan dan bantuanya selama penulis
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal penulis dalam menjalani masa depan.
7. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma: Mbak Nanaik, Mas
Gandung, Pak Gik, Mas Doni, Mas Muji, terima kasih atas segala bantuannya.
8. Bapak Taofik Hidayat selaku Personel Dept. Head, PT. Wavin Duta Jaya
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT. Wavin.
9. Bapak Romanus Ardi Judhananto selaku Kepala Devisi Produksi Fitting PT.
Wavin Duta Jaya yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian dilapangan hingga penelitian ini dapat selesai.
10. Bapak dan Ibuku tercinta, yang dengan sabar selalu memberikan nasehat,
dukungan serta memberikan kasih sayang yang begitu tulus. Terima kasih atas
segalanya. Semoga Tuhan Yesus memberkati dan melindungi Bapak dan Ibu.
11. Dik Anastasia Fitriani tercinta, terima kasih atas cinta, kasih sayang, dukungan
semangat yang tak henti-hentinya dan pengorbananmu yang total untukku.Semoga berkat dan kasih Tuhan Yesus selalu menyertaimu. Luv U...
12. Mas Ardi, Mbak Lola dan keponakanku yang lucu Hizkia dan Kezia,
Trimakasih atas dorongan semangat dan bantuan yang tak ternilai. Semoga Bapa membalas semua budi baik Mas dan Mbak sekeluarga.
13. Kakakku Indraswono Eko Saputro dan adikku Dian Indraswari. Terimakasih
atas segala upayanya dalam memberi semangat dan bantuan sehingga aku
14. Bude Budi, Mamah Nining, Papah Simon, dik Iin, Mas Adrin, Mbak Atik,
Mas AO, Mbak Evi terimakasih atas doa, dukungan, dan semangatnya.
15. Sahabat-sahabatku Suster Hedwig, Benny, Wiwid, Atok, Nanang, Ana, Dhani,
Diaz, Diana, Galih terima kasih banyak atas dukungan dan persahabatan yang hangat selama kuliah.
16. Seluruh teman-teman Psikologi Sanata Dharma, yang telah membantu dan
menjadi tempat berbagi. Sukses terus buat kalian semua!
17. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas
dukungan dan bantuannya.Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka
dari itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
semakin sempurnanya skripsi ini. Akhir kata punulis berharap skripsi ini mampu
memberikan manfaat secara umum bagi para pembaca dan secara khusus kepada
rekan-rekan Fakultas Psikologi PenulisIndri Novianto
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ............................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT..................................................................................................... viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1 B. Perumusan Masalah .................................................................
7 C. Tujuan Penelitian .....................................................................
7 D. Manfaat Penelitian ...................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 8 A. Komunikasi Interpersonal ........................................................
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 36 A. Jenis Penelitian.........................................................................
46 H. Metode dan Teknik Analisis Data............................................
40 G. Pertanggungjawaban Alat Ukur ...............................................
39 F. Metode Pengumpulan Data ......................................................
39 E. Prosedur Penelitian ..................................................................
36 D. Subyek......................................................................................
36 C. Definisi Operasional ................................................................
36 B. Identifikasi Variabel Penelitian................................................
31 D. Hipotesis...................................................................................
8
1. Definisi Komunikasi Interpersonal ....................................
29 C. Hubungan Efektifitas Komunikasi Interpersonal dan OCB.....
25 4. Implikasi OCB ...................................................................
24
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi OCB.........................
22
2. Dimensi – dimensi OCB ....................................................
22 1. Definisi OCB......................................................................
16 B. Organizational Citizenship Behavior (OCB)...........................
12
3. Komunikasi Interpersonal yang Efektif .............................
8 2. Komponen Dasar Komunikasi Interpersonal .....................
53
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 58 A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................
58 B. Hasil Penelitian ........................................................................
59 C. Pembahasan..............................................................................
66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 74 A. Kesimpulan ..............................................................................
74 B. Keterbatas Penelitian................................................................
76 C. Saran.........................................................................................
76 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79 LAMPIRAN.................................................................................................... 83
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Distribusi penyebaran Aitem Komunikasi Interpersonal yang Efektif
Sebelum uji coba ................................................................................ 43
Tabel 2. Distribusi Penyebaran Aitem Skala OCB Sebelum Uji Coba ............ 46
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Komunikasi Interpersonal yang EfektifSebelum Uji Coba .............................................................................. 48
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Komunikasi Interpersonal yang EfektifSesudah Uji Coba ............................................................................... 49
Tabel 5. Distribusi Penyebaran Aitem Skala OCB Sebelum Uji Coba ............ 49
Tabel 6. Distribusi Penyebaran Aitem Skala OCB Sesudah Uji Coba ............ 51
Tabel 7. Hasil Reliabilitas Skala ...................................................................... 52
Tabel 8. Data Subyek penelitian ...................................................................... 58
Tabel 9. Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 59
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 61
Tabel 11. Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 62
Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 63
DAFTAR BAGAN Halaman
Bagan 1. Hubungan Efektifitas Komunikasi Interpersonal dan OCB .............. 34
Bagan 2. Struktur Organisasi Divisi Fitting PT. Wavin Duta Jaya .................. 57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lampiran data sebelum uji coba ................................................................. 83
2. Lampiran data setelah uji coba ................................................................... 109
3. Skala Penelitian .......................................................................................... 145
4. Surat Ijin Penelitian..................................................................................... 155
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global pada bulan Oktober tahun 2008 lalu telah
menyebabkan beberapa perusahaan mengambil langkah efisiensi guna
mempertahankan kelangsungan organisasinya. Sektor sumber daya manusia juga
tidak lepas dari tuntutan efisiensi. Toyota Motor Co. sebagai perusahaan raksasa
otomotif akan merumahkan 3000 karyawanya pada bulan Maret 2009. Kebijakan
ini diambil akibat kondisi keuangan yang semakin memburuk (www.kompas.com,
2008).Tetapi tidak semua organisasi mengambil kebijakan seperti Toyota. Tim
Honda F1 atau sekarang dikenal dengan nama Brawn GP adalah contoh lain
organisasi yang mengambil strategi berbeda. Krisis ekonomi juga menyebabkan
perusahan Honda jepang mengalami kesulitan ekonomi untuk membiayai tim F1
nya. Langkah yang diambil untuk menyelamatkan tim ini adalah dengan
memotong gaji para karyawanya baik dari pucuk pimpinan sampai karyawan yang
berada di level bawah untuk menghindari PHK. Karyawan Brawn GP sendiri
dapat memaklumi kebijakan ini dan tetap bekerja keras demi memajukan tim.
Bahkan pembalapnya Jenson Buton rela gajinya dipangkas habis-habisan hingga
62,5% dan membiayai seluruh biaya akomodasi dan perjalanan sepanjang musim
2009 dari dana pribadinya demi kehidupan tim kebanggaan mereka
Perilaku karyawan tim Brawn GP dan pembalapnya yang merelakan
kepentingan pribadinya demi eksistensi organisasninya merupakan sebagian kecil
contoh perilaku extra-role yang memberikan kontribusi positif bagi organisasi.
Perilaku extra-role ini tidak terdeskripsikan secara formal tetapi sangat
diharapkan muncul di dalam organisasi karena memiliki kontribusi yang sama
pentingnya dengan perilaku in-role (Hui dkk., 2000).Perilaku extra-role merupakan perilaku yang sangat diharapkan dan dihargai
ketika dilakukan oleh karyawan tanpa ada deskripsi kerja formal yang mampu
meningkatkan efektifitas dan produktifitas organisasi. Perilaku dimana karyawan
mau bekerja tidak hanya pada apa yang menjadi tugasnya (intra-role), namun
melebihi apa yang menjadi tuntutan tugasnya (extra-role) tanpa mendapatkan
konpensasi atau penghargaan secara formal sering disebut juga sebagai
Organizational Citizenship Behavior yang selanjutnya disingkat menjadi OCB
(Organ, 1997). OCB juga merupakan istilah yang digunakan untuk
mengidentifikasi perilaku karyawan sehingga ia juga dapat disebut sebagai
“anggota yang baik” (Sloat dalam Wijaya, 2000). Karyawan yang baik (good
citizens ) cenderung menampilkan OCB. Organisasi tidak akan berhasil dengan
baik atau tidak dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak
sebagai “good citizens” (Markoczy & Xin, 2002).OCB lebih dipandang sebagai manifestasi seorang karyawan dalam
berkehidupan sosial di tempat kerja. OCB merupakan bentuk kegiatan sukarela
dari anggota organisasi yang mendukung fungsi organisasi sehingga perilaku itu
tindakan yang menunjukkan sikap tidak mementingkan diri sendiri dan perhatian
pada kesejahteraan orang lain (Elfina dalam Hardaningtyas, 2004).Perusahaan yang memiliki kinerja tinggi dan banyak melibatkan kerja tim
tentunya akan sangat diuntungkan apabila memiliki karyawan yang cenderung
menampilkan OCB. Perilaku citizenship behavior memiliki berberapa manfaat
dalam kehidupan organisasi, misalnya perilaku menolong rekan kerja lain akan
mempercepat penyelesaian tugas rekan kerjanya, pada gilirannya akan
meningkatkan produktivitas rekan kerja. Selain itu, karyawan yang menampilkan
perilaku civic virtue ( partisipasi aktif karyawan dalam memikirkan kehidupan
organisasi) akan membantu manager mendapatkan saran dan atau umpan balik
yang berharga dari karyawan tersebut untuk meningkatkan efektivitas unit kerja
(Allison, 2001).Perilaku saling tolong menolong (altruism) antara sesama karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan tanpa melibatkan bantuan manager, akan membuat
manager mampu memanfaatkan waktunya untuk melakukan tugas lain. Karyawan
yang memiliki conscientiousness (mempunyai perilaku in-role yang melebihi
standart yang telah disyaratkan), akan sangat membantu organisasi dalam
mencapai target produksi yang telah ditentukan, dengan jumlah karyawan yang
lebih sedikit. Jadi OCB juga berperan dalam menghemat sumber daya yang
dimiliki manajemen dan organisasi secara keseluruhan (Allison, 2001).Munculnya perilaku altruistik pada karyawan memang tidak selalu
disebabkan oleh hal-hal yang hanya menguntungkan dirinya seperti upah yang yang mempengaruhi seorang karyawan sehingga karyawan bersedia menampilkan perilaku tersebut. George dan Brief (1992) berpendapat kualitas interaksi antara
sesama karyawan dan iklim kelompok kerja yang positif akan mempengaruhi
suasana hati seseorang dalam membuat keputusan melakukan tindakan membantu orang lain. Selain itu kualitas interaksi yang baik antara atasan dan karyawan jugaakan meningkatkan faktor-faktor kepuasan kerja karyawan, produktivitas, dan
kinerja karyawan. Riggio (1990) menyatakan bahwa apabila interaksi atasan-bawahan berkualitas tinggi maka seorang atasan akan berpandangan positif
terhadap bawahannya sehingga bawahannya akan merasakan bahwa atasannya
banyak memberikan dukungan dan motivasi. Hal ini meningkatkan rasa percayadan hormat bawahan pada atasannya sehingga mereka termotivasi untuk
melakukan “lebih dari” apa yang diharapkan oleh atasannya.Interaksi yang baik antara sesama karyawan mampu menciptakan hubungan
yang bersifat asosiatif. Interaksi yang berkualitas antara karyawan dapat terjadi
apabila diantara karyawan terdapat komunikasi yang efektif (Hermawan, 2008).
Karyawan yang memiliki kemampuan berkomuniksai dan berempati dengan baik diharapkan mampu memahami orang lain dan menyelaraskan nilai-nilai individual yang dimilikinya dengan nilai-nilai yang dianut lingkungannya sehingga muncul perilaku nice yaitu sebagai good citizen (Hardaningtyas, 2004).Komunikasi merupakan proses universal dan mendasar sehingga manusia
tidak dapat lepas dari komunikasi. Dengan berkomunikasi seseorang dapat
menyampaikan ide-ide yang ia miliki, berhubungan, mengevaluasi,
dan mengungkapkan diri kepada orang lain. Komunikasi yang dilakukan oleh
seorang manusia dan manusia yang lain dapat dikatakan sebagai komunikasi antar
pribadi atau komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal dapat terjadi
dimana saja dan tidak harus dalam situasi kerja yang resmi. Menurut Effendy
(1986) komunikasi interpersonal merupakan sarana yang paling efektif untuk
merubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia dalam hubungannya dengan
proses dialogis.Pada proses komunikasi interpersonal dilakukan pemahaman komunikasi
dan hubungan interpersonal dari sudut individu, yang selanjutnya disebut dengan
proses psikologis. Proses psikologis merupakan bagian penting dalam komunikasi
interpersonal, karena dalam komunikasi interpersonal individu mencoba
menginterpretasikan makna yang menyangkut diri sendiri, diri orang lain dan
hubungan yang terjadi. Proses psikologis dapat berpengaruh pada komunikasi dan
hubungan interpersonal, karena individu–individu menggunakan sebagai
pedoman untuk bertindak dan berperilaku (Eko, 2008).Proses Komunikasi interpersonal yang efektif memiliki sifat konvergen.
Komunikasi konvergen merupakan proses mencipta dan saling berbagi informasi
mengenai realita diantara dua partisipan komunikasi atau lebih agar dapat dicapai
saling pengertian dan kesepakatan makna (meaning) antara satu dengan yang lain.
Komunikasi melibatkan dua hal yaitu adanya keterlibatan realitas fisik dan
maupun psikologis dalam menanggapi sebuah informasi. Masing-masing
partisipan akan melakukan perceiving (percerapan), kemudian berusaha
(pemahaman), dan selanjutnya timbul believing (keyakinan) yang menimbulkan
action atau tindakan. Kesamaan yang terjadi pada setiap partisipan komunikasi
akan menghasilkan tindakan kolektif ( Eko, 2008).Komunikasi interpersonal yang efektif memungkinkan seorang karyawan
untuk memahami dan menjalankan tugasnya sesuai dengan nilai-nilai perusahaan.
Menurut De Vito (1995) Komunikasi interpersonal yang efektif tercermin dalam 5
karakteristik, yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan
kesetaraan. Komunikasi interpersonal antara anggota organisasi yang memiliki
karakteristik terbuka mampu membantu memberikan pemahaman yang sama
kepada setiap karyawan mengenai misi dan visi perusahaan. Selain itu adanya
sikap empati dan sikap mendukung akan membantu karyawan dalam memahami
pola pikir dan pandangan rekan kerja maupun atasan dalam mencari kesamaan
makna.Dengan tercapainya kesamaan makna diharapkan akan terwujud tindakan
kolektif yang sama, sesuai dan bersifat asosiatif. Komunikasi interpersonal yang
efektif diharapkan membantu karyawan dalam mewujudkan perilaku kolektif
baik yang bersifat in role maupun extra role yang perpedoman pada visi, misi,
serta nilai-nilai yang dimiliki perusahaan tersebut.B. Perumusan Masalah Permasalahan yang mendasari dalam penelitian ini adalah “apakah ada
hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal yang efektif dan
organizational citizenship behavior ?”C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang
signifikan antara komunikasi interpersonal yang efektif dan organizational
citizenship behavior.D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan mampu menambah kajian atau bahasan teoritis tentang bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai hubungan organizational citizenship behavior dan komunikasi interpersonal yang efektif.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi perusahaan sebagai gambaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah perilaku karyawan ditempat kerja secara umum dan OCB khususnya, sehingga mampu digunakan sebagai bahan refleksi dalam organisasi perusahaan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi Interpersonal
1. Definisi Komunikasi Interpersonal Komunikasi merupakan aktifitas dasar individu dalam organisasi.
Setiap individu dapat berhubungan, menyampaikan ide-ide, mengevaluasi, mempertimbangkan berbagai keputusan yang akan diambil, mengenal orang lain, dan mengungkapkan diri kepada orang lain dengan cara berkomunikasi. Dengan berkomunikasi, seseorang dapat membentuk hubungan dengan orang lain dan mengkoordinasi lingkungannya (De Vito, 1995).
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatio” yang berarti pertukaran pikiran. Komunikasi yaitu proses pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim pesan dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad, 2007). Sedangkan menurut C.I Hauland (dalam Agata, 2006) komunikasi adalah suatu proses dimana individu atau komunikator mengirimkan stimuli dalam bentuk simbol
verbal untuk mengubah perilaku dari individu lain atau komunikate.
Berdasarkan beberapa definisi di atas terdapat beberapa komponen pokok yang menjadi inti dalam melakukan proses komunikasi seperti mengirim dan menerima stimuli, dilakukan oleh dua orang atau lebih, dan
komunikasi adalah proses pengiriman stimuli berupa simbol verbal
maupun non verbal yang dilakukan lebih dari satu orang dengan tujuan
untuk merubah perilaku.Proses komunikasi merupakan bagian dari proses sosial selalu
diawali dengan proses reaksi kita atas sumber pesan yang ada di sekitar
lingkungan kita. Perbedaan personal yang ada dalam setiap individu
mempengaruhi perbedaan persepsi dalam memahami stimuli dimana akan
menciptakan interptretasi yang berbeda. Guna menciptakan keselarasan
interpretasi dari individu yang memiliki perbedaan personalitas perlu
adanya komunikasi yang lebih bersifat personal.Roger (dalam Liliweri, 1991) mengemukakan bahwa komunikasi
antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi
dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Selain itu De Vito
(1995) juga mendefinisikan komunikasi interpersonal merupakan
pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau
sekelompok orang dengan efek umpan balik yang langsung. Ditambahkan
juga oleh Muhammad (2007) komunikasi interpersonal adalah proses
pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang
lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan pertukaran
informasi yang terjadi diantara dua orang atau lebih secara langsung
Pada proses komunikasi interpersonal dilakukan pemahaman
komunikasi dan hubungan interpersonal dari sudut individu, yang
selanjutnya disebut dengan proses psikologis. Proses psikologis
merupakan bagian penting dalam komunikasi interpersonal, karena dalam
komunikasi interpersonal individu mencoba menginterpretasikan makna
yang menyangkut diri sendiri, diri orang lain dan hubungan yang terjadi.
Proses psikologis dapat berpengaruh pada komunikasi dan hubungan
interpersonal, karena individu–individu menggunakan sebagai pedoman
untuk bertindak dan berperilaku (Eko, 2008).Dalam melakukan proses komunikasi interpersonal, komunikator
berusaha memprediksi efek perilaku komunikasinya dari si penerima
pesan atau komunikan yang memberikan reaksi. Jika menurut
komunikator reaksi komunikan menyenangkan atau positif, maka ini suatu
pertanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil (Budyatna,
1999).Komunikasi interpersonal memiliki karakteristik tertentu, seperti
apa yang dikemukakan oleh Judy C. Person (dalam Eko, 2008).
Komunikasi interpersonal bersifat transaksional; tindakan pihak–pihak
yang berkomunikasi secara serempak dalam menyampaikan dan
menerima pesan. Komunikasi interpersonal merupakan rangkaian
tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus–menerus.
Komunikasi interpersonal bukan sesuatu yang statis tetapi bersifat
selalu dalam keadaan berubah baik pelaku komunikasi, pesan, situasi,
maupun lingkungannya. Komunikasi interpersonal juga menyangkut
aspek–aspek isi pesan dan hubungan antar pribadi, melibatkan dengan siapa kita berkomunikasi dan bagaimana hubungan dengan partner.Arah komunikasi yang terjadi dalam komunikasi interpersonal adalah komunikasi konvergen. Komunikasi konvergen merupakan proses
mencipta dan saling berbagi informasi mengenai realita diantara dua
partisipan komunikasi atau lebih agar dapat di capai saling pengertian dan kesepakatan makna (meaning) antara satu dengan yang lain. Komunikasi melibatkan dua hal yaitu adanya keterlibatan realitas fisik dan maupun psikologis dalam menanggapi sebuah informasi. Masing-masing partisipanakan malakukan perceiving (percerapan), kemudian berusaha
menginterpretasikan informasi tersebut sehingga terjadi understanding(pemahaman), dan selanjutnya timbul believing (keyakinan) yang
menimbulkan action atau tindakan. Kesamaan yang terjadi pada setiap
partisipan komunikasi akan menghasilkan tindakan kolektif ( Eko, 2008).Menurut Kincaid’s Convergence Model seperti yang diungkapkan
oleh Eko (2008), komunikasi didefinisikan sebagai “Process in which
participants create and share information with one another in order toTujuan utama komunikasi yang bersifat reach a mutual understanding”. konvergen adalah mendekatkan pengertian masing–masing ke dalam suatu pengertian yang relatif sama antara patisipan yang satu dengan yang lain.
Konvergen adalah kecenderungan dua atau lebih individu untuk bergerak
menuju satu tujuan.Pada organisasi, konvergensi juga ditentukan oleh intensitas
komunikasi diantara pimpinan dan karyawan atau antara sesama karyawan
dalam organisasi. Semakin sering terjadi komunikasi interpersonal akan semakin kuat ke arah kecenderungan konvergensi. Komunikasi yang berakhir dengan konvergensi akan memiliki pengaruh terhadap perilakukaryawan dalam bekerja. Semakin tinggi terjadinya intensitas konvergensi
dimana pimpinan dan karyawan membentuk ke arah saling pengertian dan
sangat menolong dalam mengembangkan suatu relasi yang saling memuaskan sehingga kerja sama akan semakin efektif (Jefkins, 1995).2. Komponen Dasar Komunikasi Interpersonal
Komunikasi tidak terjadi secara linier atau atau searah melainkan berkesinambungan dimana terjadi pergantian peran dan fungsi antara sumber dan penerima. Proses komunikasi terjadi karena adanya komponen-komponen dasar yang saling berkaitan. Menurut De Vito
(1995) komponen dasar komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut:
a.Pengirim Pesan dan Penerima Pesan Pengirim dan penerima pesan merupakan suatu kesatuan dalam proses komunikasi. Pengirim pesan dan penerima pesan adalah individu yang terlibat dalam proses komunikasi. Istilah pengirim dan penerima pesan sebagai suatu kesatuan yang tak terpisahkan untuk komunikasi interpersonal akan berperan sebagai sumber (pengirim) juga sekaligus menjadi penerima.
b. Kodifikasi dan Dekodifikasi Kodifikasi dapat diartikan sebagai tindakan memproduksi pesan.
Pesan bersumber dari gagasan-gagasan yang dituangkan dengan menggunakan kode-kode tertentu melalui gelombang suara atau dengan menuliskannya secara visual. Proses diatas dikenal dengan berbicara dan menulis. Sedangkan dekodifikasi merupakan proses memahami dan mengerti isi pesan yang diterima dari pihak lain.
c. Kompetensi Kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan secara efektif. Kompetensi mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi.
Istilah kompetensi juga berhubungan dengan kemampuan berbahasa
dan kemampuan mengenai peraturan-peraturan untuk interaksi komunikasi.d. Pesan Segala sesuatu yang ingin disampikan kepada pihak lain disebut
sebagai pesan. Pesan dapat berupa ide, informasi, harapan himbauan,
kepercayaan dan lain sebagainya, yang ingin disampaikan atau dikomunikasikan kepada pihak lain. Pesan dapat berupa verbal maupun
(unintentional). Pesan verbal adalah semua jenis komunikasi lisan yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara (communicative stimuli) yang disadari, masuk kedalam kategori pesan verbal yang disengaja; yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Sedangkan pesan verbal tak disengaja adalah sesuatu yang
dikatakan tanpa bermaksud mengatakan hal tersebut. Pesan nonverbal
meliputi semua pesan yang disampaikan tanpa kata–kata.e. Saluran Saluran adalah media yang dilalui pesan atau dengan arti lain
jalan yang dilalui pesan dari pengirim pesan hingga ke penerima pesan.
Channel yang biasanya digunakan dalam proses komunikasi interpersonal adalah gelombang suara yang dapat kita dengar. Pada
umumnya saluran yang dipakai dalam proses komunikasi interpersonal
lebih dari satu. Dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda biasanya digunakan secara simultan.f. Noise Noise atau gangguan adalah segala sesuatu yang mendistorsi pesan yang menyebabkan timbulnya perbedaan persepsi antara pengirim dan penerima pesan. Noise atau gangguan ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama yaitu faktor fisik atau interferensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan. Faktor yang atau mental, dan termasuk juga prasangka yang bisa terdapat pada pengirim maupun penerima pesan yang mengakibatkan gangguan dalam memproses dan menerima informasi. Sedangkan faktor yang terakhir adalah faktor semantik. Gangguan semantik terjadi bilamana pengirim pesan dan penerima pesan memberi arti yang berlainan.
g. Konteks Terbagi menjadi tiga, yaitu: i.
Dimensi Fisik, lingkungan dimana proses komunikasi itu terjadi
ii. Dimensi Temporal, mencakup hitungan waktu disaat proses komunikasi terjadi. iii.Dimensi Sosial Psikologis, termasuk didalamnya status sosial antara komunikan dan komunikator, norma masyarakat dan sebagainya.
h. Efek Efek komunikasi dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut dan biasanya bersifat personal
i. Etika
Setiap proses komunikasi akan menghasilkan efek kepada komunikan maupun komunikator, maka haruslah ada etika yang mengatur dalam komunikasi. Etika dalam komunikasi sangat rumit dan terkait dengan falsafah hidup setiap individu, sehingga sukar untuk mencari pedoman yang berlaku bagi semua orang. Komunikasi dikatakan etis apabila menjamin kebebasan memilih seseorang dengan memberikannya dasar informasi yang akurat.
3. Komunikasi Interpersonal yang Efektif
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak mungkin lepas dari komunikasi interpersonal dalam kesehariannya. Komunikasi sangat
berperan penting dalam kehidupan kita dan sangat membantu kita dalam
mencapai kesuksesan hidup. Komunikasi interpersonal yang efektif akan