UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

  

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK TERHADAP

MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN

METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV

MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0 S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

HUSNUL KHOTIMAH

  

NIM: 11408182

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

KEMENTERIAN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STA IN ) SALATIGA ]1. Tentara Pelajar 0 2 Telp. (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1

  

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara HUSNUL KHOTIMAH dengan Nomor Induk Mahasiswa

  

11408182 yang berjudul : UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

ANAK PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV

MI NEGERI KALIKURMO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN

SEMARANG

  telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 28

  Agustus 2010

  dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan islam (S.Pd.I).

  18 Ramadhan 1431 H Salatiga,--------------------------

  28 Agustus 2010 M

  

Panitia Ujian

pkretaris Sidang _ _ _L ' L A g Rahmat Ha'riyadi, M.Pd.

  1 0 0 2 ^ ^ T T i V ^ S ^ I P . 1P670112 199203 1 005 Drs. Kastolani, M.Ag.

  

NIP. 19690612 199403 1 003 1104 199903 1 002

Pembimbing

Yahva/S.Ag.

  

N IP .197009152001121001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

  : Husnul Khotimah NIM : 11408182 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 10 Agustus 2010 Yang menyatakan,

  MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto

Jadilah salah satu orang dari para penebar kedamaian, tentulah dengan

kebijaksanaanmu.

  Hiasilah hidupmu dengan mencintai ilmu, niscaya hidupmu akan

bercahaya, yakinlah dengan ilmu hidupmu akan indah dan bermakna

  .

  Persembahan

  1. Kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya

  2. Kepada Suamiku Joko Hartono dan anaku Azzahra Sherina Mayra yang telah memberikan do’a dan semangatnya untukku

  3. Untuk para Sahabat dan Teman yang telah membantu dalam penyelesaikan skripsi ini.

  4. Terima kasih kepada Bapak Yahya S.Ag yang telah banyak memberikan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Bismillaahirrahmaanirrahiim

  Segala puji syukur bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tidak ada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang membawa risalah Allah terakhir dan sebagai penyempurna risalah sebelumnya.

  Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya tanpa suatu halangan apapun, penulis sadar bahwa selesainya penulisan ini berkat bantuan dari orang- orang disekitamya, tidak ada kata yang patut diucapkan untuk beliau- beliau ini, hanya dengan kata terima kasih.

  Terima kasih ini penulis haturkan kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Rektor STAIN.

  2. Siti Asdiqoh, M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan Pendidikan Agama Islam.

  3. Y ahya S .Ag, selaku dosen pembimbing skripsi

  4. Kepala Madrasah, guru, dan siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kec.Bringin Kab. Semarang.

  5. Kedua orang tuaku yang kuhormati yang telah memberikan doanya.

  6. Suamiku yang selalu setia mendampingi dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Sri, Ida, Adi & Imron teman seperjuanganku, kau sahabat baik bagiku.

  8. Teman-teman Kelas 08-H yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

  Dan semua yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, maaf tidak bisa disebutkan secara terperinci karena kekurangan penulis.

  Salatiga, 10 Agustus 2010 Hush

  11408182

  

ABSTRAK

  K hotim ah, H usnul. 2010. Upaya Meningkatkan Minat Anak terhadap Mata

  Pelajaran Akidah Akhlak Dengan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas IV M I Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

  Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembingbing: Yahya, S.Ag

  K ata Kunci : metode sosiodrama, minat siswa dalam pembelajaran Akhlak Terpuji.

  Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Akhlak Terpuji melalui metode sosiodrama pada siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah

  (1) Apakah penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran akhlak terpuji? (2) Apakah penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akhlak terpuji ? (3) Apakah pemeran metode sosiodrama dapat meningkatkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran akhlak terpuji? (4) Apakah penerpan metode sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan evaluasi dan pengamatan.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

  Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa metode sosiodrama dilaksanakan dengan cara guru menyampaikan materi kemudian menyuruh siswa untuk memerankan drama yang terdapat dalam naskah skenario, setelah itu disimpulkan, materi yang disampaikan dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran, yaitu minat siswa mengalami peningkatan dari sebelum menggunakan metode sosiodrama dan setelah menggunakan metode sosiodrama.

  Perhatian belajar siswa pada siklus I 40,90% dan pada siklus II meningkat 27,28% menjadi 68,18% dan pada siklus III meningkat lagi sebesar 22,72% menjadi 90,90%. Ini berarti Siklus I sampai siklus III perhatian siswa meningkat

  50,00%. Keaktifan belajar siswa pada siklus I 36,36%, pada siklus II meningkat 31,82% menjadi 68,18% dan pada siklus III meningkat lagi sebesar 18,18% menjadi 86,36%. Ini berarti siklus I sampai siklus III keaktifan siswa meningkat 50,00%. Minat belajar siswa pada siklus I 50,00%, pada siklus II meningkat 31,81% menjadi 81,81% dan pada siklus III meningkat lagi sebesar 13,64% menjadi 95,45%. Ini berarti siklus I sampai siklus III minat belajar siswa meningkat 45,45%. Prestasi belajar siswa pada siklus I 59,09%, pada siklus II meningkat 22,72% menjadi 81,81% dan pada siklus III meningkat 13,64%

  

D A F T A R I S I

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

  

  

  

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  

  

  

  

  BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  

D A F T A R T A B E L

  

  

  

B A B I

PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, dibekali akal pikiran (cipta), perasaan (rasa), dan kemauan (karsa). Masa kanak- kanak adalah masa manusia mengalami proses menuju pendewasaan, yang merupakan suatu proses yang penuh dengan hal-hal yang baru.Pada waktu itu manusia mengalami perubahan yang menyangkut kepribadian perilaku yang menciptakan sifat terpuji atau tercela. Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang. Orang tua wajib membelajarkan anak-anaknya agar kelak dewasa ia mampu hidup mandiri dan mengembangkan dirinya, demikian juga sebuah syair Islam dalam baitnya yang berbunyi; “belajar diwaktu kecil ibarat melukis di atas batu” (Yamin, 2003 : 97).

  Pendidikan Agama Islam yang menduduki peranan sangat dominan dalam mensukseskan pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Undang-undang SISDIKNAS

  No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

  2

  mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Jumali dkk,2008:85).

  Salah satu butir pendidikan agama adalah Pendidikan Akhlak penting bagi anak. Dalam al-Qur’an banyak sekali kita dijumpai ayat-ayat yang bertemakan ajaran akhlak. Ajaran - ajaran itu menyerukan kepada manusia agar antara lain mengarahkan hati dan jiwanya pada sifat-sifat jiw a yang terpuji (Dahlan, 1997 : 298). Sifat jiw a terpuji diantaranya adalah jujur, setia kawan, persaudaraan, adil, murah hati, tolong - menolong, berbaik sangka, ramah, bersih hati, berani, sabar, penyantun, pemaaf, sopan, disiplin, mencintai ilmu, sampai bersikap terpuji pada Allah dan sesama manusia.

  Minat merupakan salah satu kunci dalam meraih keberhasilan. Bagi seorang anak tidak mudah dalam menerima materi pelajaran apabila tidak ada minat yang muncul dari dalam hatinya. Tumbuhnya minat membuat anak lebih mudah menerima materi yang diajarkan guru. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa guru dituntut menguasai metode yang diajarkan. Selain itu penggunaan metode harus dipetimbangakan sesuai dengan kondisi kelas. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang aktif kreatif dan menyenangkan sehingga anak tidak bosan.

  Bukan rahasia umum bahwa materi keagamaan di sekolah termasuk di dalamnya materi akidah akhlak seakan - akan menjadi materi pelengkap saja.

  Banyak dari peserta didik yang memandang bahwa materi keagamaan itu tidak penting. Akibatnya minat mereka mengkaji lebih akidah sesuai dengan tuntunan

  Islam.

  3 Kenyataan di atas menginspirasi peneliti untuk malakukan penelitian bagaimana meningkatkan minat belajar anak pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

  Peneliti bermaksut menggunakan mengunakan metode sosiodrama untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa dibidang ini. judul penelitian ini adalah: UPAYA MENINGKATKAN MINAT ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC.

  BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah minat anak dalam mengikuti mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang selama ini?

  2. Bagaimanakah proses penyelenggaraan metode sosiodrama pada siswa kelas

  IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?

  3. Adakah peningkatan minat belajar anak terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?

  4. Adakah peningkatan prestasi belajar anak terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI

  4 C. Tujuan Penelitian

  Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu:

  1. Mengetahui minat anak dalam mengikuti Pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2009/2010.

  2. Mengetahui bagaimana metode sosiodrama digunakan pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.

  3. Mengetahui perubahan minat anak dalam mengikuti pelajaran Akidah Akhlak setelah menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.

  4. Mengetahui peningkatan prestasi anak dalam mengikuti pelajaran Akidah Akhlak setelah menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.

D. Manfaat

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara peningkatan minat anak dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis

  5

  1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

  2. Secara praktis, apabila ternyata ada hubungan hal ini berarti bagi seorang guru dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya pendidikan akhlak bagi siswa yang ternyata mempunyai hubungan positif terhadap peningkatan akhlak siswa. Selanjutnya dari pemahaman tersebut, seorang guru dapat senantiasa memaksimalkan minat anak ketika mengikuti pelajaran akidah akhlak dengan metode yang sosiodrama dan membiasakan siswa untuk berakhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

  E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan interpretasi, maka perlu diberi penegasan terhadap istilah - istilah pokok yang terdapat dalam judul tersebut.

  1. Upaya Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata upaya berarti usaha, ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu ( Purwadarminta,2007:1250).

  2 Meningkatkan Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata tingkat yang berarti susunan yang berlapis lapis; tiggi rendah kedudukan. Sedangkan kata meningkatkan artinya meninggikan taraf kedudukan martabat seseorang lebih tinggi dari sebelumnya ( Purwadarminta,2007:1197).

  6

  3 Minat Belajar Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan (

  Purwadarminta,2007:744). Sementara belajar dapat diartikan yaitu memperoleh kepandaian atau ilmu (Purwadarminta,2007:17).sementara Usman dkk (1994 : 4) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Jadi minat belajar adalah keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.

  4 Pengertian Akidah Akidah secara etimologi berasal dari bahasa Arab berasal dari kata yang berarti meyakini atau yang dipercayai oleh hati (Yunus, 1982:44 ).

  Adapun secara terminologi menurut Razak (1977 : 119) akidah dapat diartikan sebagai iman atau kepercayaan, yang sumber asasinya ialah al- Qur’an dan al-Sunah. Iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan.

  5 Pengertian Akhlak Menurut Asmaran (2002: 1) Akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sedangkan secara etimologi kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang merupakan

  7

  bentuk jamak. Kata tunggalnya adalah yang berarti perangai atau akhlak (Yunus, 1982:120).

  Jadi pengertian mata pelajaran akidah akhlak adalah sub mata pelajaran Agama Islam yang membahas segi akidah dan akhlak, yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkan dalam kehidupan sehari - hari.

  6 Metode Sosiodrama Menurut kamus besar bahasa Indonesia Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan (Purwadarminta,2007:740). Sementara istilah sosiodrama berasal dari istilah sosio (social). Artinya masyarakat. Sedangkan istilah

  Drama adalah keadaan orang, peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah lakunya dan hubungan orang dengan orang lain (Ismail,2008: 7). Metode sosiodrama adalah salah satu bentuk metode belajar mengajar dengan jalan mendramakan atau memerankan sejumlah aksi (Arief,2002:182).

  F . Hipotesis

  Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1996:67). Hipotensis penelitian ini adalah:

  1. Ada hubungan metode sosiodrama dengan peningkatan minat siswa kelas

  IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun

  8

  2. Ada hubungan metode sosiodrama dengan peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV MI Negeri kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.

G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas

  (PTK). Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang setting penelitian baik lokasi dan gambaran tentang kelompok siswa atau subjek yang diketahui tindakan (Arikunto; 2007 : 16). Adapun sebagai siklus atau tahapan penelitian tintakan kelas adalah sebagai b erikut:

  Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

  Pengamatan Perencanaan

  Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

  i > (r Pengamatan

  ________ /

  Perencanaan

  \

  Refleksi SIKLUS III

  9

  a. Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan kelas, seperti penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran, alat peraga, serta lembar evaluasi.

  b. Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

  c. Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan.

  Menggambarkan objek yang diamati

  d. Refleksi menjadi landasan untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu tindakan yang telah dilakukan.

  2. Subjek penelitian

  a. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di MI Negeri Kalikurmo, yang berada di desa Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. Siswa yamg diteliti adalah siswa kelas 4 semester 2.

  b. Waktu penelitian Penelitian ini terbagi atas tiga siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Mei 2010, sementara siklus ke II pada hari Rabu tanggal 26 Mei 2010 dan siklus ke III pada hari Rabu tanggal 02 Juni .

  2010

  c. Subyek penelitian Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010

  10

  dengan jumlah 22 (Dua puluh dua) siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 10 perempuan.

  3. Instrumen penelitian

  a. Lembar tes formatif

  b. Lembar observasi

  c. Lembar rencana pembelajaran

  4. Teknis pengumpulan data

  a. Dokumentasi Dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berbentuk tulisan, sedang dalam arti luas dokumentasi berupa foto. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.

  b. Tes Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak. Tes yang dimaksud termasuk pre test dan post test.

  c. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan pencatatan dengan sistematis fenomena - fenomena yang diselidiki (N Observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan penggunaan alat peraga, guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar mata

  11

  pelajaran akidah akhlak dalam rangka untuk meningkatkan minat belajar siswa.

  5. Analisis data Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

  Ada tiga instrumen yang digunakan, yaitu :

  a. Analisis dengan menggunakan tes, untuk mengukur motivasi belajar siswa.

  b. Statistik diskriptif untuk mengukur perhatian, aktifitas atau keaktifan siswa dan minat siswa dalam belajar mengajar.

  c. Interprestasi hasil dianalisis secara kuantitatif.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam format skripsi sebagai berikut: BAB I Pendahuluan berisikan,latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III. BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan deskripsi per siklus dan pembahasan tiap siklus. BAB V Penutup, memuat kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat

  Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Baharudin , 2007:24). Jadi sebenarnya perbuatan itu dapat diberi nilai baik atau buruk karena dilihat dari niat orang yang melakukannya. Maka perbuatan yang disertai dengan niat baik, maka bernilai baik, meskipun mengakibatkan keburukan. Dan perbuatan dengan niat buruk tetap bernilai buruk, meskipun menghasilkan kebaikan (Asmaran,2002:36).

  Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena member pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak mempunyai minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, guru perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi yang dipelajarinya.

  Untuk membangkitkan minat belajar siswa terebut, banyak cara yang dipergunakan. Antara lain, dengan membuat materi semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan domain belajar siswa yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Metode

  13

  belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran harus dapat menggairahkan anak agar lebih berminat untuk belajar (Baharudin,2007:24).

  Dari definisi minat tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud minat adalah suatu keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Kaitannya dengan penelitian ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana minat anak dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak, yang kemudian dijadikan sebagai variabel bebas untuk diteliti dengan menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kec. Bringin Kab. Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Pengertian Belajar

  Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Purwadarminta, 2007:17). Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Usman dkk, 1993:4).

  Bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan tentang ilmu, yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, untuk memahami, mengerti, dan membawa perubahan pengetahuan, sikap maupun ketrampilan.

  14 Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan

  makhluk lain, belajar merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Dengan demikian belajar tidak hanya dipahami sebagai aktivitas pelajar saja, tetapi juga bagi mereka yang mengikuti kursus, pelatihan dan kgiatan pendidikan lainnya (Wahyuni,2007:12).

  Menurut Hamalik (2001,23-24) berdasarkan aliran psikologi pendidikan, belajar adalah a. Psikologi Klasik

  Menurut teori ini manusia terdiri dari jiw a (mind) dan badan

  (body)

  atau zat (matter). Bahwa hakikat belajar adalah melihat objek dengan menggunakan substansi dan sensasi, yang merupakan proses dari dalam.

  b. Psikologi Daya Menurut teori ini, jiw a manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat, berpikir, merasakan, dan kemauan. Tiap daya mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Agar daya dapat berkembang dan terbentuk, maka daya itu perlu dilatih agar berfungsi optimal.

  c. Psikologi Mental State Menurut teori ini, jiw a manusia terdiri dari kesan-kesan atau tanggapan yang masuk melalui penginderaan. Kesan itu membentuk mental atau kesadaran manusia. Bahwa intinya belajar adalah memperoleh

  15

  pengetahuan melalui alat indra, yang disampaikan dalam bentuk rangsangan dari luar.

  d. Psikologi Behavioristik Bahwa belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan stimulus - respon ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar.

  Dari pengertian-pengertian belajar diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan seseorang yang kuat untuk melakukan perubahan tingkah laku guna memperoleh ilmu pengetahuan.

3. Jenis-jenis Belajar

  Menurut Muhibin ( 1995:125-126), jenis-jenis belajar terdiri d a ri:

  a. Belajar Abstrak Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir absrak, misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, dan materi agama seperti tauhid.

  b. Belajar Keterampilan Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan motorik, yakni berhubungan dengan urat saraf dan otot (neorumuscular).

  Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmani,

  16

  misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, dan materi agama seperti ibadah salat dan haji.

  c. Belajar Sosial Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik untuk memecahkan masalah tersebut, seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok, dan masalah yang bersifat kemasyarakatan.

  d. Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode- metode ilmiah atau berpikir secara sistimatis, logis, teratur dan teliti, seperti matematika, dan IPA.

  e. Belajar Rasional Belajar rasional adalah belajar menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuwai akal sehat), seperti matematika, fisika, dan akutansi.

  f. Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan- kebiasaan baru, atau kebiasaan yang telah ada. Biasanya menggunakan perintah, suri teladan dan pengalaman. Serta adanya hukuman dan ganjaran. Tujuannya adalah untuk memperoleh sikap yang positif atau sesuai dengan norma-norma agama. Contohnya penanaman akidah.

  17

  4. Efisiensi Belajar

  Menurut martinis (2003:102), efisiensi belajar adalah: Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbalik antara usaha dengan hasilnya. Ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai siswa yaitu:

  a. Efisiensi Usaha Belajar Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Usaha dalam hal ini adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil belajar yang memuaskan. Seperti tenaga, pikiran,waktu, dan peralatan belajar.

  b. Efisiensi Hasil Belajar Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisiens, apabila dengan usaha hasil belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang tinggi. Dengan usaha belajar yang minim dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi atau memuaskan.

  5. Penilaian keberhasilan Belajar

  Menurut Usman (1993:9) berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut.

  a. Tes Formatif Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan bahasan

  18

  siswa terhadap satuan bahasan tersebut. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, yakni bahan tertentu dan waktu tertentu pula, atau sebagai fe e d back (umpan balik) dalam memperbaiki proses belajar mengajar.

  b. Tes Subsumatif Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan pembahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah selain untuk memperoleh gambaran daya serap, juga untuk menetapkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasilnya digunakan untuk menentukan nilai rapot.

  c. Tes Sumatif Penilaian ini dilakukan untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Hasil dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran kualitas sekolah.

6. Tingkat Keberhasilan Belajar

  Menurut Usman (1993 : 8) untuk mengetahui sampai di mana tingkat keberhasilan siswa dan guru terhadap proses belajar yang telah dilakukan, guru dapat menggunakan acuan sebagai berikut yaitu:

  a. Istimewa/maksimal Yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa sampai 100%.

  19

  b. Baik sekali/optimal Yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 85% - 94% yang dikuasai oleh siswa.

  c. Baik/ minimal Yaitu apabila bahan pelajaraan yang diajarkan hanya 75% - 84% yang dikuasai oleh siswa.

  d. Kurang Yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa kurang dari 75% yang dikuasai oleh siswa.

  Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar). Menurut Slameto faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2003: 54). Faktor sekolah antara lain meliputi metode mengajar, alat atau media pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan pendidikan di sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator. Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak kreatif, anak drop out dan anak berprestasi kurang.

  20 B. Mata Pelajaran Akidah Akhlak

1. Definisi Akidah

  Akidah secara etimologi berasal dari bahasa Arab dari kata (■^c-) yang berarti meyakini atau yang dipercayai oleh hati (Yunus, 1982:44). Dalam Islam, akidah ialah iman atau kepercayaan. Sumbernya yang asasi ialah al-

  Qur’an. Di dalam bidang akidah (keyakinan), petunjuk al-Qur’an merupakan yang paling bermanfaat dan terbaik untuk mengembangkan, dan menyempurnakan jiwa manusia (Dahlan, 1997:298).

  Akidah memberikan kekuatan jiw a bagi manusia, sehingga tidak merasa rendah derajatnya ketika berhadapan dengan manusia lain. Dengan berpegang al-Quran, manusia menjadi sadar mereka sama - sama makhluk yang diciptakan Allah. Hanya kepada Allah kita menyembah yang telah menciptakan alam semesta dan seisinya.

2. Definisi Akhlak Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk jamak.

  Kata tunggalnya adalah i3^- yang berarti perangai atau akhlak (Yunus, 1982:120). Secara terminologi, akhlak mempunyai pengertian yang berbeda- beda. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut:

  Menurut Mahmud (2004 : 26), akhlak (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap terdiri dari karakteristik - karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat orang menjadi istimewa. Sedikit berbeda menurut Yuhanar Ilyas (2006 : 2), akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiw a

  21

  manusia, sehingga akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Sementara menurut Asmaran (2002 : 1), Akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu bisa berupa perbuatan baik yang disebut dengan istilah akhlak mulia atau perbuatan buruk yang disebut dengan akhlak tercela, sesuai dengan pembinaannya.

  Di bidang akhlak, al-Quran menyeru manusia agar mengarahkan hati dan jiwanya pada sifat - sifat jiw a yang terpuji. Sifat - sifat tersebut mulai dari jujur, setia kawan, adil, murah hati, tolong menolong, ramah, sabar, pemaaf, hemat, disiplin dan mencintai ilmu(Dahlan, 1997:298).

  Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiw a manusia, yang berupa perbuatan akhlak terpuji dan akhlak tercela, sesuai dengan pembinaannya. Mata pelajaran akidah akhlak adalah sub mata pelajaran yang membahas tentang ajaran agama Islam dari segi aqidah dan akhlak, yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari - hari.

3. Ruang Lingkup Akhlak

  Menurut Ilyas (2006:5) ruang lingkup akhlak dibagi menjadi lima bagian yaitu: a. Akhalq pribadi (al-akhlaq al-fardiyah), yang terdiri dari:

  1) Yang diperintahkan

  22

  2) Yang dilarang 3) Yang dibolehkan 4) Akhlak dalam keadaan darurat.

  b. Akhlak berkeluarga (al-akhlak al-usariyah), yang terdiri dari: 1) Kewajiban timbalik balik antara orang tua dan anak

  2) Kewajiban suami istri 3) Kewaj iban terhadap karib dan kerabat.

  c. Akhlak bermasyarakat {al-akhlak al-ijtima ’iyyah), yang terdiri dari: 1) Yang dilarang

  2) Yang diperintahkan 3) Kaidah-kaidah adab.

  d. Akhlak bernegara (aklhlaq al-daulah). yang terdiri dari: 1) Hubungan antara pemimpin dan rakyat 2) Hubungan dengan luar negeri.

  e. Akhlaq beragama (al-akhlaq ad-diniyyah). yaitu kewajiban terhadap Allah SWT.

  Bahwa pada dasarnya ruang lingkup akhlak itu sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dan horizontal sesama makluk-Nya.

4. Dasar - Dasar Pendidikan Akidah Akhlak

  Hal yang paling mendasar adalah akhlak (perilaku) seorang muslim yang harus sesuai dengan akidah yang diyakininya. Akidah mempunyai posisi pokok atau dasar, sedang akhlak mempunyai posisi cabang. Dapat digambarkan, kalau Islam ibarat bangunan, maka akidah adalah sebagai

  23

  pondasinya yang tertanam di dalam tanah, sedang akhlak adalah gedung - gedung dan benda - benda yang didirikan di atasnya (Asmaran,2002:96).

  Firman Allah SWT: Artinya:” Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar - benar berbudi

  pekerti yang agung”. {0

  ) s al-Qalam;4) (Al-Qur’an dan terjemah, 1984: 960)

  Dalam perspektif Islam segala hal dan semua aspek kehidupan ini harus disandarkan kepada al-Qur'an dan Sunnah. Begitu juga dasar pelaksanaan pendidikan akidah akhlak juga harus sejalan dengan al-Qur'an dan Sunnah. Di dalam al-Qur’an maupun Sunnah banyak disebutkan aturan - aturan tentang hidup dan kehidupan manusia, kalau manusia mengikutinya maka tidak akan tersesat, dalam arti akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

  Diantara ayat al-Qur’an yang menyatakan hal ini adalah Q.S. Al- Baqarah: 148: Artinya:” Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

  kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam berbuat) kebaikan, dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas

  24

5. Tujuan Pendidikan Akidah Akhlak

  Adapun tujuan pendidikan akidah akhlak adalah Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan pengalaman siswa tentang akidah dan akhlak Islam. Tujuannya adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas keimanan siswa kepada Allah

  SWT dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Kurikulum KTSP, 2006:18).

C. Metode Sosiodrama

1. Tujuan Sosiodrama

  Tujuan dari metode sosiodrama yaitu: a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.

  b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.

  c. Dapat belajar bagimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.

  d. Merangsang kelas unuk berfikir dan memecahkan masalah.

2. Keuntungan metode Sosiodrama

  Adapun keuntungan dari metode sosiodrama yaitu :

  a. Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberaniaan.

  b. Metode ini akan lebih menarik perhatiaan anak, sehingga suasana kelas

  25

  c. Anak - anak lebih menghayati suatu peristiwa, sehinngga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.

  d. Penyaluran perasaan atau keinginan - keinginan yang terpendam karena memperoleh kesempatan untuk belajar untuk mengekspresikan (mencurahkan) penghayatan mereka mengenai suatu problem di depan orang banyak.

  e. Untuk mengajar anak supaya ia bisa menempatkan dirinya diantara orang lain.

3. Kelemahan Metode sosiodrama

  Adapun kelemahan- kelemahan metode sosiodrama yaitu:

  a. Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, memiliki kekurangan kualitas emosional dengan situasi sosial sebenarnya.

  b. Sukar untuk memilih anak-anak yang berwatak cemerlang untuk memecahkan masalah.

  c. Perbedaan adat istiadat, kebiasaan dalam masyarakat akan mempersulit pengaplikasian metode ini.

  d. Kadang-kadang anak tidak mau memerankan sesuatu adegan karena malu.

  e. Metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang.

  f. Anak-anak yang tidak mendapat giliran menjadi pasif.

  4. L angkah - Langkah Pelaksanaan Sosiodrama Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode sosiodrama yaitu:

  a. Menentukan secara pasti situasi masalah

  26

  b. Menentukan pelaku atau pemeran

  c. Permainan sosiodrama atau pelaku

  d. Menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks

  e. Menganalisa dan membahas permainan peran f. Mengadakan evaluasi.

5. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Sosiodrama

  Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode sosiodrama yaitu: a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian siswa.

  b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari diri sendiri.

  c. Jangan banyak menyutradarai atau mengatur, biarkan anak mengembangkan kreatifitas mereka.

  d. Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan).

  e. Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.

  Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Metode Sosiodrama adalah salah satu bentuk metode belajar mengajar dengn jalan mendramakan atau memerankan aksi.

6. Urgensi Metode Sosiodrama Terhadap Mata Pelajaran Akidah Akhlak

  Dalam mata pelajaran akidah akhlak, metode sosiodrama dimanfaatkan untuk mempermudah anak untuk memahami sekaligus agar terbiasa dengan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari - hari. Metode sosiodrama

  27

  dapat melatih siswa agar lebih mengetahui tentang kehidupan sosial masyarakat, sehingga dapat belajar untuk melatih anak agar lebih menghargai perasaan orang lain, bertanggung jawab, dan untuk berfikir untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Metode sosiodrama adalah metode untuk bermain peran, sehingga anak merasa mengalaminya secara langsung. Metode ini tidak perlu adanya persiapan latihan terlebih dahulu, dilakukan secara spontan. Dalam metode ini, anak bisa menyalurkan perasaannya atau pun keinginannya yang tependam karena memperoleh kesempatan untuk belajar mengekspresikan atau mencurahkan isi hati.

  Dalam metode sosiodrama guru hanya sebagai moderator atau mungkin hanya sebagai penonton saja, sehingga anak yang lebih aktif. Untuk melaksanakan metode ini pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan topik atau masalahnya, memilih tokoh pelakunya, memainkan sosiodrama di depan kelas, menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks. Bagi siswa yang tidak mendapatkan peran harus lebih aktif untuk menaggapi dari permainan temannya. Anak pun berlatih memecahkan masalah dan mencari solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Adapun hal - hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode sosiodrama yaitu:

  a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian besar siswa.

  b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela, dan motivasi dari diri sendiri.

  c. Guru jangan banyak menyutradarai, biarkan anak untuk berkretifitas sendiri.

  d. Diskusi diarahkan pada penyelesaian akhir.

  28 e. Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.

  f. Sosiodrama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan suatu peranan sosial yang ekspresif.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian

  1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di MI Negeri Kalikurmo, yang berada di desa Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah.

  Siswa yamg diteliti adalah siswa kelas IV semester 2.

  2. Waktu penelitian Penelitian ini terbagi atas tiga siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada hari

  Rabu tanggal 19 Mei 2010. Sementara siklus ke II pada hari Rabu tanggal 26 Mei 2010 dan siklus ke III pada hari Rabu tanggal 02 Juni 2010.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAT MATA PELAJARAN AKHLAK MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KALIKAYEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 77

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN STRATEGI MEMBACA KERAS-KERAS PADA SISWA KELAS IV MI GRABAG 3 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 77

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV MI AL-IMAN WADAS KAJORAN MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 89

PENGARUH MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN AKHLAK TERHADAP PRILAKU KEAGAMAAN PADA SISWA MTs SUDIRMAN KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 75

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDLU MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS II MI GATAK SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 9 108

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS MATERI TAJWID MELALUI METODE CERAMAH, TANYA JAWAB DAN LEARNING TOURNAMENT SISWA KELAS IV MI MA'ARIF JANTUR BANYUSARI KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 1 98

KEPEDULIAN ORANG TUA PENGARUHNNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS V MI KETAPANG KEC.SUSUKAN KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 4 92

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI ADAWATUL MADRASAH MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV MI SABILUL HUDA JIMBARAN KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009 /2010 - Test Repository

0 4 124

PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VIII MTs. SUDIRMAN KOPENG KEC. GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository

0 2 80

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE TA 'BIRUSSURAH PADA SISWA KELAS IV MI DARUL ULUM SUGIHAN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 95