PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (STUDI KASUS PADA KELUARGA BEDA AGAMA DI DESA BANYUBIRU KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017

  

PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH

PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA

(STUDI KASUS PADA KELUARGA BEDA AGAMA

DI DESA BANYUBIRU KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

Agustin Kemala sari

NIM: 11113215

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH

PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA

(STUDI KASUS PADA KELUARGA BEDA AGAMA

DI DESA BANYUBIRU KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

Agustin Kemala sari

NIM: 11113215

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

I

  

MOTTO

اًر ْﺲُﯾِﺮْﺴُﻌْﻟا َﻊَﻣ ﱠن ِا اًﺮْﺴُﯾِﺮْﺴُﻌْﻟا َﻊَﻣ ﱠن ِﺎَﻓ

  

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kesulitan ada kemudahan.”(QS.Asy-Syarh:5-6)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Suyadi (Alm) dan Ninik Susiyati, Papah saya Budi Utomo yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Adiku tersayang Bayu Wicaksono Ady, atas motivasi yang tak ada tercapai.

  3. Sahabat-sahabatku rumpi yang selalu memberiku semangat (Yayah, Dina, Mbak Ika, Reza, Sukitri, Mbak Dwik, Badiah, Sanah). Dan yang selalu mendukungku dan membantu saya Arif Hamdan, beserta teman-teman mahasiswa KKN 36 dan keluarga besar PAI angkatan 2013.

  4. Sahabat-sahabatku guru-guru di SMA N 1 Karang Bahagia Bekasi yang selalu mendukung dan memberi semangat.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul PENDIDIKAN

  IBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang) tahun 2017.

  Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat menerangi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Bapak Rovi’in, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik saya selama menjadi mahasiswa.

  

ABSTRAK

  Sari, Agustin Kemala. 2017. Pendidikan Ibadah Mahdhah pada Anak Keluarga Beda Agama (Studi Kasus pada keluarga beda Agama DI Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang) Tahun 2017. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Imam Mas Arum, S.Pd.,M.Pd.

  Kata Kunci: pendidikan ibadah mahdhah anak dan keluarga beda agama

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) bagaimana pelaksanaan pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama, (2) problematika serta solusi apa dalam mendidik ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

  Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field

  

research ) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini

  meliputi sumber primer yakni hasil pengamatan dan wawancara pada keluarga beda agama yaitu terdiri atas orang tua dan anaknya, dan sumber sekunder yang dapat berupa foto-foto, dokumen-dokumen pribadi serta buku-buku yang dapat menunjang penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama meliputi: (a) Orang tua mengajarkan sholat pada anaknya pada saat melaksanaakan sholat, (b) Membelikan peralatan sholat sehingga anak akan lebih bersemangat dalam melaksanakan shalat, (c) Memasukkan anak ke sekolah-sekolah Islam dan mengikutkan di TPQ. (2) Problematika yang terjadi pada proses pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama meliputi (a) kurangnya pengetahuan agama orang tua, (b) orang tua yang mempertahankan kepercayaannya masing-masing, berbagai solusi yang dilakukan orang tua antara lain: (a) Menuntun anak untuk yakin terhadap agamanya, (b) Menanamkan toleransi dalam hal beragama, (c) Memberikan perhatian kepada anak yang rajin beribadah.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL .................................................................................... I HALAMAN BERLOGO ................................................................................. II PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... III PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... IV PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI V MOTTO ........................................................................................................... VI PERSEMBAHAN ........................................................................................... VII KATA PENGANTAR ..................................................................................... VIII ABSTRAKS ..................................................................................................... X DAFTAR ISI .................................................................................................... XI

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian .................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 5 E. Penegasan Istilah .................................................................................. 7 F. Metode Penelitian................................................................................. 9 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................ 9 2. Kehadiran Penulis .............................................................................. 10 3. Lokasi Penelitian ................................................................................ 10 4. Sumber Data....................................................................................... 11 a. Data Primer ................................................................................... 11 b. Data Sekunder ............................................................................... 11 5. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 12 a. Metode Wawancara ....................................................................... 12 b. Metode Observasi .......................................................................... 13 c. Metode Dokumentasi .................................................................... 13

  6. Analisis data ...................................................................................... 14 7.

  Pengecekan Keabsahan Data ............................................................. 15 8. Tahapan Penelitian ............................................................................. 15 G. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 17

  BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan ........................................................................................... 19 1. Pengertian Pendidikan ....................................................................... 19 2. Bentuk-Bentuk Pendidikan ................................................................ 20 a. Pendidikan Informal ...................................................................... 20 b. Pendidikan Formal ........................................................................ 23 c. Pendidikan Nonformal .................................................................. 26 3. Unsur-unsur Pendidikan..................................................................... 26 B. Ibadah Mahdhah .................................................................................. 28 1. Pengertian Ibadah Mahdhah .............................................................. 28 2. Hakikat Ibadah ................................................................................... 30 3. Macam-macam Ibadah ....................................................................... 31 4. Syarat Diterimanya Ibadah ................................................................ 32 C. Anak .................................................................................................... 34 1. Pengertian Anak ................................................................................. 34 D. Keluarga Beda Agama ........................................................................ 35 1. Pengertian Keluarga Beda agama ...................................................... 35 2. Pandangan Islam Terhadap Keluarga Beda Agama ........................... 35 E. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 37 BAB III PROFIL DATA A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 40 1. Letak Geografis .................................................................................. 40 2. Keadaan Penduduk............................................................................. 41 3. Penyelenggara Organisasi Pemerintah Desa Banyubiru dan Lembaga Desa ................................................................................... 45

  4. Keadaan Agama dan Sosial Ekonomi ................................................ 46 B.

  Temuan Penelitian ............................................................................... 48 1.

  Pelaksanaan Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak keluarga Beda Agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ......................................................................... 48 2. Problematika dan Solusi Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak keluarga Beda Agama di desa Banyubiru

  Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ................................... 55

  BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS A. Pelaksanaan Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak

  keluarga Beda Agama di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ....................................... 61 B. Problematika dan Solusi Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak

  Keluarga Beda Agama di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ............................................................................ 65 1. Problematika Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak keluarga

  Beda Agama di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ......................................................................... 65 a.

  Kurangnya Pengetahuan Agama Orang Tua ................................. 65 b.

  Orang tua yang Mempertahankan Kepercayaannya Masing-Masing ............................................................................. 67 2. Solusi Pendidikan Ibadah pada Anak keluarga Beda Agama di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ...... 68 a.

  Menuntun Anak untuk Yakin Terhadap Kepercayaannya ............ 68 b.

  Menanamkan Toleransi dalam Hal Beragama .............................. 70 c. Memberi Perhatian Kepada Anak yang Rajin Beribadah ............. 70

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 72 B. Saran ..................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 3.1 Jumlah Dusun dan RT/RW se Desa Banyubiru ................... 41 2.Tabel 3.2 Penduduk Desa Banyubiru Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2017 ........................................................................................... 42

  3. Tabel 3.3 Penduduk Desa Banyubiru berdasarkan kelompok Usia tahun 2017 ............................................................................................ 42

  4. Tabel 3.4 Penduduk desa Banyubiru Berdasarkan Agama .................. 43 5.

Tabel 3.5 Mata Pencaharian Penduduk Desa Banyubiru tahun 2017 .. 44 6.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga pada hakikatnya suatu tempat untuk memulai pendidikan

  awal bagi anak. Anak-anak yang saleh merupakan hasil didikan yang bersumber dari kedua orang tuanya. Pendidikan agama terutama ibadah merupakan tanggung jawab orang tua kepada anaknya untuk bekal ketika Imam Muslim:

  : َﻢﱠﻠَﺳ َو ِﮫﯿَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲا ُلﻮُﺳر َلﺎَﻗ : لﺎَﻗ ُﮫﻨَﻋ ُﷲا َﻲِﺿَر َةَﺮﯾَﺮُھ ﻲِﺑ َا ﻦَﻋ ( ﻢِﻠﺴُﻣَو ىرﺎَﺨُﺒﻟا هاور) ِﮫَﻨَﺴﱢﺠَﻤُﯾ وَا ِﮫَﻧَﺮﱢﺼَﻨُﯾ وَا ِﮫِﻧاَدﱢﻮَﮭُﯾ ُهاَﻮَﺑَﺎَﻓ ِةَﺮﻄِﻔﻟا ﻰَﻠَﻋ ُﺪﻟﻮُﯾ ٍدﻮُﻟﻮَﻣ ﱡﻞُﻛ Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda setiap anak

  “ dilahirkan dalam keadaan fitrah, ayah dan ibunyalah yang menjadikan yahudi, nasrani, atau majusi ”.

  Oleh sebab itu anak menjadi tanggung jawab orang tua yang telah di amanatkan Allah SWT.Untuk di didik dan di arahkan menjadi seorang yang berakhlaq karimah.Islam memandang anak merupakan amanat yang dibebankan oleh Allah Swt kepada orang tuanya. Mereka harus mengantarkan anak-anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT.

  Keluarga sesungguhnya tidak hanya sebatas pada ikatan perkawinan saja untuk mendapatkan keturunan, akan tetapi keluarga merupakan sumber pendidikan yang utama. Sebab keluarga merupakan salah satu elemen terkecil di dalam masyarakat.(Chabib,1996:103).

  Menurut Djamarah (2004:2), antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan, karena dimana ada keluarga di situ pula terdapat pendidikan. Di mana ada orang tua disitu pula anak merupakan suatu kemestian dalam keluarga. Ketika terdapat orang tua yang mendidik anaknya, maka pada waktu yang sama ada anak yang menhajatkan pendidikan dari orang tuanya. Dari hal tersebut muncullah keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tangggung jawabnya dalam mendidik anak pada keluarga.

  Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, dalam lingkungan ini anak mendapatkan pengaruh. Oleh sebab itu, keluarga merupakan pendidik tertua yang bersifat informal dan kodrati. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak, sehingga anak dapat berkembang secara baik. Tugas mendidik anak pada hakikatnya tidak bias dilimpahkan kepada orang lain. Kecuali jika anaknya dimasukkan ke lembaga sekolah misalnya, tugas dan tanggung jawab mendidik berada di tangan orang tuanya tetap melekat padanya.

  Pendidikan agama dan spiritual bagi anak-anak adalah termasuk bidang-bidang yang harus mendapatkan perhatian penuh oleh keluarga.Yaitu dengan membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada anak-anak melalui bimbingan agama yang sehat dan mengamalkann ajaran-ajaran agama. Pendidikan agama yang paling mendasar dan paling utama yaitu dengan mendidik anak untuk mengetahui bagaimna cara ia beribdah dan berkomunikasi kepada Allah SWT. Dengan menanamkan pendidikan ibadah kepada anak maka akan menimbulkan rasa tanggung jawab baik tanggung jawab kepada dirinya sendiri, sesama manusia, dan kepada Allah SWT.

  Djamarah (2004:25), pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategisdalam pembentukan kepribadian anak. Sejak kecil anak keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga.

  Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru merupakan salah satu wilayah yang ada di Kabupaten Semarang. Ada banyak keberagaman yang ada pada desa ini, terlebih banyaknya pendatang dari daerah-daerah lain yang sekarang menetap di desa Banyubiru. Hal ini yang menimbulkan adanya keberagaman dan perbedaan, baik tentang adat maupun agama. Dalam bermasyarakat ada banya agama yang ada di Indonesia, di Desa Banyubiru pula terdapat perbedaan agama antara lain Islam, Katholik, dan Kristen. Ketiga agama ini yang mendominasi kepercayaan masyarakat yang ada di Desa banyubiru.

  Tidak berbeda pula terdapat berbedaan yang cukup kompleks dimana dalam satu keluarga di Desa Banyubiru ini memiliki kepercayaan yang berbada. Yaitu seperti seorang anak yang memiliki ayah seorang muslim dan ibu seorang Katholik. Hal ini akan menimbulkan permasalahan dalam batin si anak. Dalam hal pendidikan ibadah pula anak tersebut di bingungkan oleh cara beribadah kedua orang tuanya yang sangat berbeda, akibatnya anak menjadi bingung. Di sinilah peran orang tua sangan diperlukan untuk mendidik dan menanamkan masalah pendidikan ibadah kepada anaknya. Apabila anak tersebut memiliki kepercayaan dan berkeyakinan islam maka orang tua wajib mendidiknya dengan menanamkan nilai-nilai ajaran Islam terutama tentang pendidikan ibadahnya. Selain itu pula, anak juga harus ditanamkan rasa toleransi yang yang ada dalam keluarganya. Sebab dalam lingkup keluarga beda agama agama ada berbagai kepentingan yang berbeda sehingga tidak mustahil jika ada perbedaan perlakuan dalam keluarga dan kesempatan mengembangkan potensi diri dalam beragama, dalam hai ini adalah pendidikan ibadah agama Islam. Hal inilah yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian dengan judul “PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (STUDI KASUS DI KELUARGA BEDA AGAMA DI DESA BANYUBIRU KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan fokus penelitian mengenai pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru pada tahun 2017 secara singkat sebagai berikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2017? 2. Problematika serta solusi apa dalam pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

  Kabupaten Semarang tahun 2017?

   Tujuan Penelitian

  Mengacu pada fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

  Kabupaten Semarang tahun 2017.

  2. Untuk mengetahui problematika serta solusi terbaik dalam memecahkan masalah tentang pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2017.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang pendidikan ibadah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru pada tahun 2017. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis, yaitu:

  1. Secara Teoritis a.

  Hasil penlitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang pendidikan ibadah pada anak keluarga beda agama.

  b.

  Memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi atas masalah yang dihadapi dunia Islam.

  c.

  Menjadi refrensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti terutama tentang pendidikan ibadah anak keluarga beda

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Orang Tua 1)

  Sebagai bahan masukan bagi orang tua tentang pentingnya pendidikan ibadah bagi anak.

  2) Sebagai bahan masukan bagi orang tua tentang keutamaan pendidikan ibadah bagi anak.

  3) Orang tua hendaknya dapat menanamkan sikap aling menghargai, menghormati, toleransi, dan mengasihi terhadap anggota keluarganya.

  b.

  Bagi Anak 1)

  Agar dapat mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan beragama.

  2) Cobaan yang dialami dalam hidup jangan mematahkan semangat dalam menggapai cita-cita.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalah pemahaman dalam menginterpretasikan judul tersebut, maka penulis akan memberikan penegasan atau penjelasan demi adanya ketegasan istilah judul dan permasalahan yang akan di bahas, dengan penjelasan sebagai berikut:

  1. Pendidikan Menurut Ahmad D Marimba (1989:19), pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap kepribadian yang utama.

  Sehingga yang dimaksud pendidikan oleh penulis adalah pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya dengan memberikan latihan dan tuntunan sehingga dapat memiliki pengetahuan yang luas. Pemberian pelatiahan ibadah kepada anak seperti tata cara beribadah dan manfaaat yang didapat setelah melaksanakan ibadah.

  2. Ibadah Mahdhah Hakikat ibadah adalah penghambaan dan perbudakan, sedangkan secara terminologi adalah usaha mengikuti hukum-hukum dan aturan- aturan Allah dalam menjalankan kehidupan yang sesuai dengan perintahnya, mulai akil baligh sampai meninggal dunia. Indikasi ibadah adalah kesetiaan, kepatuhan, dan penghormatan serta penghargaan kepada Allah SWT serta dilakukan tanpa adanya batasan serta bentuk khas tertentu (Muhaimin, 2005:279).

  Ibadah mahdhah adalah ibadah yang dari segi perkataan, perbatan telah didesain oleh Allah SWT kemdian diperintahkan kepada Raslullah SAW untuk mengerjakannya. Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan Allah tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah: wudhu, tayammum, mandi hadats, shalat, membaca Al-qur’an, puasa, i’tikaf, haji, tajhiz al-janazah, umrah, adzan, dan iqamat. (Ibadah Mahdahah dan Ghairu Mahdhah, diakses 18 September 2017, pukul

  Penulis hanya membatasi ibadah shalat dan mengaji, sebab sudah jelas bahwa shalat merupakan perintah Allah SWT yang terdapat dalam rukun islam ke-2 dan merupakan tiang agama bagi umat muslim. Sedangkan mengaji merupakan kewajiban yang harus dikerjakan bagi semua umat muslim sehingga dapat mengerti dan memahami kitab suci Al-Qur’an.

3. Keluarga Beda Agama

  Menurut Saiful Bahri Djamaroh (2004:28), keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, seia sekata, seiring, dan setujuan, dalam membina mahligai rumah tangga untuk mencapai keluarga sakinah dalam lindungan dari ridha Allah.

  Agama ialah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga beda agama adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, seia sekata, seiring, dan setujuan, dalam membina mahligai rumah tangga, dimana didalamnya ada perbedaan keyakinan agama antar anggota keluarga. Sedangkan pendidikan ibadah anak pada keluarga beda agama adalah pendidikan syariat Islam yang di lakukan pada keluarga yan memiliki keyakinan berbeda.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif.

  Penelitian ini dapat diartikan sebagai penelitian yang tidak menggunakan perhitungan. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilaku yang dapat diamati.” (Lexy J. Moloeng,2002:3).

  Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis testing. Sehingga teori yang dihasilkan bukan sebuah teori subtantif dan teori yang diangkat dari dasar. Strauss dan Corbin dalam Sugiyono (2012:191) mendefinisikan grounded theory (teori dasar) adalah suatu teori yang secara induktif diperoleh dari pengkajian fenomena yang mewakilinya. Menurut Strauss dan Corbin, penelitian ini mempunyai tujuan untuk membangun teori yang dapat dipercaya dan menjelaskan wilayah dibawah studi. Pada penelitian ini hanya mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif tentang Pendidikan Ibadah Mahdhah Pada Anak Keluarga Beda Agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Pada Tahun 2017. yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-datayang diperoleh dari obyek penelitian, yang kemudian dilakuakan analisis data.

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya untuk mengumpulkan data- data dari lapangan. Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain dari manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan beberapa dokumen pendukung lainnya yang dapat menunjang keabsahan hasil penelitian namun berfungsi sebagai instrumen pendukung, oleh sebab itu kehadiran peneliti di lapangan secara langsung sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami masalah yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau narasumber lainnya sangat mutlak diperlukan.

3. Lokasi Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2017. Adapun alasan tempat penelitian dilaksanakan di lokasi tersebut sebab fenomena tempat ini belum ada yang pernah meneliti sebelumnya sehingga peneliti tertarik dan ingin 4.

   Sumber Data

  Ada sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

a. Data Primer

  Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Perkataan dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari warga yang melakukan nikah beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru.

b. Data Sekunder

  Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri atas surat-surat pribadi, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi pemerintahan. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil penelitian dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan keluarga beda agama.

   Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam bagian ini untuk mendapatkan berbagai data dan infomasi, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Metode Wawancara

  Menurut Umar (2011:51) wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberi daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesmpatan lain. Instrumen berupa pedoman wawancara maupun checklist. Sedangkan menurut Bungin (2011:100) wawancara bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat.

  Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara terbuka atau open interview.Sebelum melakukan wawancara peniliti telah mempersiapkan instrument pertanyaan tentang pendidikan ibadah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru. Untuk memperoleh data maupun informasi mengenai pendidikan ibadah anak keluarga beda agama, maka pewawancara melakukan wawancara dengan orang tua anak pada keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru sebagai responden.

  b. Metode Observasi

  Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi nonpartisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

  (Sukmadinata, 2011:220).

  Metode ini dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencari berbagai data dan informasi tentang praktik pendidikan ibadah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru pada tahun 2017.

  c. Metode Dokumentasi

  Metode dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. (Sukmadinata, 2011:221).

  Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan mencari sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi yang berkaitan dengan pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru pada tahun 2017. Data-data tersebut dapat berupa surat-surat pribadi.

   Analisis Data

  Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis.Sedangkan pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola induktif.

  Menurut Matthew dan Huberman (1992:16-19) analisis data terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan kegiatan analisis yang terakhir adalah penarikan kesimpulan yaitu dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda mencatat keberaturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik garis bawah bahwa analisis data bermaksud untuk mengorganisir berbagai data yang telah terkumpul. Yaitu data yang telah terkumpul dari catatan lapangan peneliti.

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  penelitian memiliki tingkatan kebenaran atau tidak, maka dilakukan pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin kevaliditasan data maka dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding trhadap data ini. (Moleong, 2006:330).

  Penelitian ini menggunakan cara membandingkan hasil wawancara dengan isi beberapa dokumen yang berkaitan, dengan demikian akan menghasilkan sebuah data yang valid.

  8. Tahap-tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian ini terdapat empat tahapan yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pelerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan. Berbagai tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut: a.

  Tahap sebelum ke lapangan Tahapan ini meliputi keiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat penelitian, mencangkup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subjek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, serta penyusunan usulan penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan berbagai data-data dan informasi terkait tentang pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluara beda diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  c.

  Tahap analisis Data Tahapan analisis data yaitu melimuti analisis data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi mendalam tentang pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru. Setelah itu dilakukan penafsiran data sesuia dengan konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya dilakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek berbagai sumber data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

  d.

  Tahap Penulisan Laporan Tahap ini meliputi: kegiatan penyusuanan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian di tindak lanjuti hasil bimbingan tersebut. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini penulis mengajukan pembahasan beberapa bab yang berisi keterkaitan tentang studi kasus yang penulis teliti. Penulis BAB I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian pendidikan, pengertian ibadah mahdhah, pengertian anak, pengertian keluarga, pengertian agama, pengertian beda agama.

  BAB III berisi paparan data dan temuan penelitian menjelaskan tentang keadaan penduduk berdasarkan umur, tingkat pendidikan, agama, data hasil wawancara, meliputi: data tentang keadaan keluarga beda agama, data tentang masalah pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru, tahun 2017.

  BAB IV berisi gambaran pembahasan memuat tentang: bentuk pendidikan ibadah mahdhah, Masalah pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama, Cara mengatasi problematika pendidikan ibadah mahdhah pada keluarga beda agama.

  BAB V penutup memuat tentang: kesimpulan, kritik, dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

  direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereaka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Soekidjo Notoatmodjo.

  Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. (Ahmad D Marimba, 1989:19)

  Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya. (Suwarno,1988:2)

  Dari beberapa paparan tentang pengertian pendidikan, maka dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan adalah upaya bimbingan yang dilakukan pendidik terhadap peserta didik yang dilakukan secara sadar dan disengaja baik secara langsung maupun tidak langsung untuk membentuk kepribadian, sehingga dapat berguna bagi kehidupannya di dunia dan diakhirat.

2. Bentuk-bentuk pendidikan

  UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I, pasal 1 ayat 10 adalah sebagai berikut: “Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.” (UU RI no 23

  Berdasarkan pernyataan di atas maka, bentuk-bentuk pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu: pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

a. Pendidikan Informal

  Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak mempunyai bentuk program yang jelas dan resmi.

  (Suwarno,1988:66) Pendidikan informal yang pertama bagi setiap individu berlangsung di tengah keluarga. Anak mendapatkan didikan serta bimbingan yang pertama barasal dari kedua orang tuanya. Pendidikan kepribadian, nilai-nilai keagamaan dan moral, bahkan ketrampilan didapat dari kedua orang tua. Sehingga kewajiban orang tua dalam mendidik anak-anaknya merupakan kodrat, bahkan pendidikan dilakukan sejak anak berada di dalam kandungan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat An- Nahl ayat 78:

  َرﺎَﺼْﺑَﺎْﻟاَو َﻊْﻤﱠﺴﻟا ُﻢُﻜَﻟ َﻞَﻌَﺟﱠو ﺎًﺌْﯿَﺷ َنﻮُﻤَﻠﻌَﺗ ﺎَﻟ ﻢُﻜِﺘﮭﱠﻣُا ِنﻮُﻄُﺑ ﻦِﻣ ﻢُﻜَﺟَﺮﺧ َا ُﷲ اَو َنْوُﺮُﻜ ْﺸَﺗ ْﻢُﻜَﻠَﻌَﻟ َةَﺪِﺌْﻓَﻻاَو

  Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

  

keadaan tidak mengerti suatu apapun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, pemglihatan dan hati, agar kamu bersyukur .”(Departemen Agama RI,2007:275)

  Oleh sebab itu, sebagai orang dewasa hendaknya memberikan teladan yang baik bagi anak dalam tiap ucapan, tingkah laku, sehingga dapat tercermin pula dalam diri anak kepribadian yang baik.

  Hasbullah (1999:39-43) menjelasakan bahwa pendidikan informal memiliki beberapa fungsi yaitu: 1)

  Pengalaman pertama masa kanak-kanak Lembaga pendidikan yang ada dalam keluarga member pengalaman pertama yang merupakan factor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan. 2)

  Menjamin kehidupan emosional anak Melalui pendidikan keluarga ini kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa sayang dapat terpenuhi atau dapat berkembang secara baik, hal ini disebabkan karenan adanya hubungan darah antara pendidik dan anak didik, karena orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik dan karena hubungan itu tadi didasarkan rasa cinta kasih sayang murni.

  3) Menanamkan dasar pendidikan moral

  Di dalam keluarga, merupakan penanaman pendidikan pertama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan membentuk manusia susila.

  4) Memberikan dasar pendidikan sosial

  Keluarga merupakan lembaga sosial resmi, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Perkembangan benih-benih social pada anak dapat dipupuk sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang perlu menciptakan rasa tolong menolong dan gotong royong kekeluargaan. 5)

  Peletakan dasar-dasar keagamaan Keluarga disamping berfungsi dalam menanamkan dasar- dasar pendidikan moral, social, juga berfungsi dalam peletakan dasar-dasar keagamaan. Karena masa anak-anak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama.

  Dari fungsi pendidikan diatas menunjukan bahwa pendidikan informal tidak dapat diabaikan begitu saja. Justru dalam pendidikan informal inilah yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Oleh sebab itu setiap orang tua harus mampu mendidik anaknya dengan baik karena pendidikan keluarga merupakan sarana dalam membentuk karakteristik serta kepribadian anak.

b. Pendidikan Formal

  diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut sekolah. (Ihsan,2001:77)

  Dari pengertian tersebut maka, sekolah adalah tempat berlangsungnya pendidikan formal yang mempunyai program jelas dan resmi yang bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, pengetahuan serta nilai-nilai berdasarkan jenjang pendidikan dan umur anak.

  Lembaga pendidikan formal (sekolah) adalah lembaga pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga yang tidak bersifat kodrati, yakni tidak atas dasar hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya dalam keluarga tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan. (Hasbullah,1999:71)

  Hasbullah (1999:52-53), lembaga pendidikan formal memiliki banya ragamnya serta tergantung dari sebagaimana melihatnya.

  1) Ditinjau dari segi mengusahakan

  a) Sekolah Negeri

  Yaitu sekolah yang diusahakan pemerintah, baik dari segi pendanaan fasilitas, keuangan maupun pendanaan tenaga pengajar. Instansi penyelengara pada umumnya (Depdikbud) untuk sekolah-sekolah umum, dan departemen agama untuk sekolah-sekolah yang berciri khas agama Islam.

  b) Sekolah Swasta

  Yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan-badan swasta. Dilihat dari statusnya, sekolah swasta terdiri dari disamakan, diakui, terdaftar, damn tercatat.

  2) Ditinjau dari sudut tingkatan

  a) Pendidikan Pra Sekolah

  Yaitu suatu penyelenggaraan pendidikan yang diperuntukan bagi anak-anak sebelum memasuki jenjang pendidikan. b) Pendidikan Dasar

  (1) Sekolah Dasar (SD) atau Madarasah Ibtidaiyah (MI).

  (2) Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madarasah Tsanawiyah (MTs).

  c) Pendidikan Menengah

  (1) Sekolah Menengah Umum (SMU) dan kejuruan. (2) Madrasah Aliyah (MA). Pendidikan Tinggi

  (1) Akademi

  (2) Institut

  (3) Sekolah Tinggi

  (4) Universitas

  3) Ditinjau dari sifatnya

  a) Sekolah umum, yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam kondisi spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi tingkatannya.

  b) Sekolah kejuruan, yaitu lembaga pendidikan yang mempersiapkan anak menguasai keahlian-keahlian tertentu.

c. Pendidikan Nonformal

  Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana tapi tidak sistematis di luar lingkungan keluarga dan sekolah. (Ihsan,2001:77)

  Pada pendidikan nonformal tenaga pengajar, fasilitas, waktu, cara pengajaran, dan komponen-komponen lainnya pendidikan ini dapat diperoleh oleh setiap lapisan masyarakat. Materi yang disampaikan dalam pendidikan ini tidak hanya mencangkup materi pelajaran saja, sehingga pelajarannya lebih luas dan out put yang dihasilkan akan lebih baik sesuai dengan bidangnya masing-masing.

3. Unsur-unsur Pendidikan

  Unsur-unsur pendidikan terdiri atas: a.

  Peserta Didik Peserta didik berstatus sebagai subjek didik atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya yang ingin mengembangkan diri secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.

  Peserta didik memiliki ciri-ciri:

  1) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas.

  2) Individu yang sedang berkembang. 3)

  Individu yang membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi.

  4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

  b.

  Pendidik Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap harus memiliki kewibawaan dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir.

  c.

  Interaksi edukatif antar peserta didik dan pendidik Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidikmyang terarah kepada tujuan pendidikan, dimana ketika proses pembelajaran yang sedang berlangsung mendapatkan suasanan belajar yang efektif.

  d.

  Materi atau isi pendidikan (kurikulum) Dalam system pendidikan persekolah,materi telah diramu dalam kurikulum yang disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.

  e.

  Konteks yang mempengaruhi pendidikan Konteks yang dapat mempengaruhi dalam proses pendidikan adalah alat dan metode yang diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.

  f.

  Perbuatan pendidik Kegiatan yang dilakukan oleh pendidikketika menghadapi peserta didik. Tata cara dan sikap seorang pendidik dalam penyampaian pelajaran juga menunjang perkembangan peserta didik, pendidik harus menghindari sikap menekan mental peserta didik.

Dokumen yang terkait

KONTROVERSI PERKAWINAN BEDA AGAMA DI INDONESIA

0 0 15

PENDIDIKAN AGAMA PADA KELUARGA PETANI DAN ORANG TUA TUNGGAL DI DESA LADA MANDALA JAYA KECAMATAN PANGKALAN LADA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SKRIPSI

0 3 105

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

PRO BLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAM A DI KELURAHAN KA LICAC IN G KECAMATAN SIDO M UKTI KOTA SA LATIG A TAHUN 2008

0 0 92

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

0 0 111

STUDI KOMPARASI MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA BEDA AGAMA DAN SEAGAMA DI PERUMAHAN TEGALREJO PERMAI SALATIGA SKRIPSI

0 0 150

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK NELAYAN RAWA PENING DI DESA ROWOBONI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

0 1 143

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KELUARGA NIKAH BEDA AGAMA DI DUSUN NGIPIK DESA CANDI KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 115

KEHARMONISAN KELUARGA BEDA AGAMA (STUDI TIGA KELUARGA DI PERUMAHAN MANGGISAN INDAH KELURAHAN MUDAL KECAMATAN MOJOTENGAH KABUPATEN WONOSOBO) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

1 0 100

DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ANAK STUDI KASUS PADA TIGA KELUARGA DI KELURAHAN LODOYONG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

0 1 111