PRO BLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAW INAN BEDA AGAM A DI KELURAHAN KA LICAC IN G KECAMATAN SIDO M UKTI KOTA SA LATIG A TAHUN 2008

  

PRO BLEM ATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA

PERKAW INAN BEDA AGAM A DI KELURAHAN KA LICAC IN G

KECAMATAN SIDO M UKTI KOTA SA LATIG A TAHUN 2008

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

A EN I M U ST A FID A H

NIM : 121 04 011

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2 0 0 8

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 W ebsite:

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 15 Agustus 2008 Penulis,

  Aeni Mustafidah

  NIM. 121 04 011

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721

  Website : Dra. Djami'atul Islamiyah, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA N O TA PEM BIM BING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari Aeni M ustafidah Kepada

  Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalam ualaikum . Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi sau d a ri: Nama : AEN I M USTAFIDAH NIM : 12104 011 Jurusan / Progdi : TA R B IY A H / PAI Judul : PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK

  DALAM KELUARGA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KELURAHAN KALICACING KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2008 Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu 'alaikum, wr, wb

  Salatiga, 15 Agustus 2008 Pembimbing

  D ra. D ja m i’a tu l Isla m iy a h , M .Ag N IP /l 50 234 070 Website :

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari : AENI MUSTAFIDAH dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  

121 04 011 yang berjudul : ’’PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA

ANAK DALAM KELUARGA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI

KELURAHAN KALICACING SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN

2008”, Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Selasa, 16 September

  

2008 yang bertepatan dengan tanggal 16 Ramadhan 1429 H dan telah diterima

  sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  16 September 2008 M Salatiga, -----------------------------------------

  16 Ramadhan 1429 H Panitia Ujian M O T TO

  ... IjU j

  I 1 j3 i j J l l^tlb

Hai orang-orang yang 6eriman, pe&haraCaH dirimu dan { eCuargamu

dari api neraca. . ..(QJS. M 'Tahrirn: 6)

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penuCis persembahkan untuki

1. (Bapak- Ibunda tercinta, terkasih, tersayang yang

sefa.hu mem6im6ing, mend) 'akan dan mem6erikgn segalanya 6aik, moral maupun sprituah bagi kelancaran study ku, semoga Adah senantiasa meridhoinya

  

2. Kpkpk, (fan Adikku tersayang senantiasa

memberikan dorongan dan motivasi 3 .

   (Buat teman-teman angkatan 2004 4. ‘Keluarga besar (Dot. Com thanks fo r tbeir help

  KATA PEN GA N TAR Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

  Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait.

  Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  Tak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Fatchurrahman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  3. Ibu Djami'atul Islamiyah, M.Ag selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

  4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  5. Bapak Agung Widi Istiyanto, SH, MH, selaku Kepala Kelurahan Kalicacing dan Staf yang telah membantu memberikan data-data untuk penyusunan skripsi ini.

  6. Bapak Ibu, kakak dan adikku yang telah memberikan dorongan moril sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  7. Tak lupa teman-teman (Dot.Com yang juga telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Teman-teman sekelasku dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.

  Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya.

  Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara.

  A m in - am in ya ro b b a l'alamin

  Salatiga, 15 Agustus 2008 Penulis

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

   2. Perkawinan Beda Agama Menurut Hukum Islam...

  22

  

  

  5. Problem Pendidikan Agama Anak Dalam

  

  

  

  1. Latar Belakang orang Tua Melakukan Perkawinan

  

  2. Sikap Keluarga Terhadap Keluarga Yang Kawin

  

  3. Sikap Lingkungan Terhadap Keluarga Yang Kawin

   4. Aktifitas Ibadah Keluarga Yang Kawin Beda Agama...

  47

  

  6. Cara atau Metode Yang Digunakan Dalam Mendidik

  

   BAB IV ANALISIS DATA

  A. Latar Belakang Orang Tua Melakukan Perkawinan

  

  

  2. Karena Kurangnya Pengetahuan Tentang Agama...

  59

  

  

  

  

  

  

  

  2. Menimbulkan Kebingungan Anak dalam

  

  3. Dapat Memperbesar Prosentase Kekacauan

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

BABI

PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan buah ha(i, tumpu;m, dan garapan dari keluarga selain itu juga anak adalah amanat dari Allah diberikan kepada orang tua, maka

  Islam menugaskan kepada umatnya (orang tua pendidik) agar memberikan pendidikan terhadap anaknya, terutama dalam hal ini pendidik agama.

  Pemeliharaan, perawatan dan pendidikan anak merupakan sesuatu yang penting, yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua, karena anak- anak merupakan cikal bakal generasi penerus dari sebuah bangsa. Kunci utama keberhasilan pendidikan ini terletak kepada orang tua, sejak dari kelahiran anak sampai berangsur-angsur menjadi orang yang dewasa.

  Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiw a keagamaan. Perkembangan agama menurut W.H. Clark berjalin dengan unsur-unsur sehingga sulit untuk diidentifikasi secara jelas, karena masalah yang menyangkut kejiwaan manusia demikian rumit dan kompleksnya.

  Namun demikian melalui fungsi-fungsi yang masih sangat sederhana tersebut, agama terjalin dan terlibat di dalamnya. Melalui jalinan unsur-unsur dan tenaga kejiwaan ini agama itu berkembang menurut W.H. Clark :4 sebagaimana dikutip oleh Dr. Jalaludin. Dalam kaitan itu terlihat peran pendidikan keluarga dalam menanamkan jiw a keagamaan pada anak. Maka tak mengherankan jika rosul menekankan tanggung jaw ab itu pada kedua orang tua.1 Menurut Rasulullah SAW fungsi dan peran orang tua mampu untuk membentuk keyakinan anak-anak mereka. Menrut beliau setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama akan dianut anak sepenuhnya tergantung dar bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang tua mereka.

  » *

  • > ^

  C? ^ j )

  S jk iil ^1 J - ^ : f : J y * 0 ^ (

  y

  o l j j j <01 y S S o j <01i^J o\y\}

  “Dari Abi H urarah ra. Dia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka atas kedua orang yang menjadi Yahudi atau Nasrani, atau M ajusi". (HR. Muslim)

  Untuk dapat menjalankan tugas yang berat sebagai orangtua ini maka perlu adanya kesiapan mental dan persamaan prinsip dari pasangan remaja sebelum memasuki jenjang pekawinan. Perkawinan adalah kecenderungan fitri dalam perjalanan sejarah umat manusia. Oleh karenanya Islam sebagai agama fitri mengaturnya sebagai bagian dari ajaranya, sehingga perkawinan dalam perspektif Islam, mengandung dimensi religius yang kental.

  Sebagai gejala fitri, t asa cinta sebagai landasan diberlakukanya perkawinan dapat saja terjadi pada siapa saja dan kepada siapa saja tanpa memandang batas-batas suku, ras, bangsa, agam a dan sebagainya. Sehingga perkawinan antar agama merupakan realitas sosiologis dan hampir seluruh 1

  2

1 Jalaluddin, Psikologi Agama, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1998, him. 2047.

2 Ibid.,

  3

  agama mengaturnya walaupaun masing-masing agama memberikan kesimpulan yang berbeda-beda terhadapa tidaknya perkawinan antar agama.3 Dr. Rebecca Liswood dalam bukunya u First A id fo r The Happy

  Marriage” sebagaimana dikutip Mahmuddin Sudin mengatakan bahwa “inferfaith marriage” (Perkawinan antar agama) termasuk ke dalam “marriages with built in problem” yakni perkawinan yang banyak

  mengandung persoalan kedalam rumah tangga.4 Menurut sang doctor yang berpengalaman dan mengkhususkan dalam bidang perkawinan ini, sesuai dengan pengalaman yang dilaluinya dalam bidang tersebut mengatakan bahwa sangat sukar meyakinkan generasi muda untuk merenungkan secara hakiki tentang perkawinan beda agama, mereka senantiasa akan menghadapi persoalan-persoalan yang sungguh menegangkan dan menentukan generasi muda senantiasa menolak dan selanjutnya meyakinkan dirinya bahwa cinta akan dapat mengatasi segala-galanya.5

  Setiap pasangan suami istri yang ideal senantiasa menginginkan satu rumah tangga yang senantiasa stabil. Dan ini sudah pasti merupakan pengharapan-pengharapan dan keinginan bersama dari setiap mereka yang menikah.

  Sebaliknya dalam kenyataan, banyak teijadi

  marriage conflicts atau

  konflik-konflik rumah tangga yang berbeda tajam antara apa yang diharap- harapkan. Diantara penyebabnya yaitu kurangnya penikiran dan penelitian

  3 Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim Juz IV, (Indonesia: Maktabah Dahlan, 1.1.), him. 2004.

  4 Mahmoudin Sudin, Perkawinan Antar Agama, (Jakarta: Yayasan Sarana Keluarga, 1985, him. 31.

  4

  yang menimbulkan pengertian-pengertian terhadap unsur-unsur penyebab ketidakstabilan satu rumah tangga.6 Anak merupakan buah perkawinan yang sangat membutuhkan orang tua untuk memberikan pendidikaa agama, dalam proses pendidikan banyak masalah yang akan dilontarkan anak pada orang tua, misalnya anak menanyakan tentang siapa Tuhan itu, dimana surga dan neraka itu, siapa yang membuat alam ini dar. sebagainya, untuk menjawab persoalan maka sangat diperlukan adanya persamaan persepsi, prinsip, pemikiran dari orang tua untuk memberikan dan membawanya agar anak menyadari dan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang agama, serta mengerjakan hal-hal yang baik dan beramal shaleh.

  Dari fenomena yang ada, tampaknya para pemuda yang melakukan perkawinan antar agama hanya karena dorongan rasa cinta yang berlebihan dan kebutuhan lahiriah saja. Tapi kenyataan yang mereka bina tak seperti yang mereka harapkan, bahkan tidak sedikit rumah tangga yang berantakan, sering cekcok, tidak direstui orang tua dan terakhir dengan perceraian, sehingga anak menjadi korban, padahal menurut agama Islam tujuan perkawianan yaitu mencari ridho Allah untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat, dengan mendirikan rumah tangga yang damai dan teratur.7

  Berangkat dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan riset dengan judul : PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ANAK DALAM KELUARGA PERKAWINAN BEDA AGAMA DI KELURAHAN 6 Ibid., him. 9-10.

7 H. H i Iman Hadi Kusuma, Hukum sl Perka Indonesia, Mandar Maju, 1990, Dandung'

  KALICACING KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN .

  2008

B. Definisi Operasional

  Untuk memberikan batasan-batasan yang jelas dalam skripsi ini, penulis perlu menegaskan istialh-istilah dalam judul diatas.

  1. Problem Pendidikan Agama Anak Problem mempunyai arti persoalan atau permasalahan.8 Sedangkan pendidikan agama berperan penting dalam kehidupan anak, usia

  basic yang harus diberikan lebih dahulu sebelum mengenal

  merupakan ajaran-ajaran lain dalam rangka membentuk kepribadian jasmani, rohani yang agamis, sehingga dengan agama merupakan pendidikan dasar yang harus diberikan pada anak sebelum ia memperoleh ajaran-ajaran yang lain.

  Tujuan pendidikan agama (Islam) yaitu: Menciptakan manusia yang berakhlak Islam, beriman, bertaqwa, dan meyakininya sebagai suatu kebenaran, serta berusaha dan mampu membuktikanya sebagai kebenaran tersebut melalui akal, rasa, feeling di dalam seluruh perbuatan dan tingkah lakunya sehari-hari.9

  Pendidikan agama yang dimaksud penulis yaitu pendidikan agama Islam, merupakan usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran

8 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, him. 38.

  9 Zakiah Darajat, Islam untuk Disiplin Ilmu Pedidikan, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, him. 137

  6 Islam, memikirkan, memutuskan, berbuat dan bertanggungaw ab sesuai

  nilai-nilai Islam .10 1

  1

  2. Keluarga Keluarga adalah seisi rumah, anak, bini, batin, kepala keluarga yang menjadi kepala keluarga.11

  3. Perkawinan Beda Agama Perkawinan dalam bahasa Arab adalah “nikah” arti nikah ada 2 yaitu arti sebenarnya dan arti kiasan. Arti sebenarnya nikah adalah “ dham” yang artinya menghimpit, menindih, atau berkumpul, arti kiasannya sama dengan “wathaa ”, yang artinya bersetubuh.

  Menurut syara’, nikah itu pada hakikatnya adalah “aqad”, antara calon suami istri untuk membolehkan keduanya bergaul sebagai suami istri.12 Aqad artinya ijab dari pihak wali perempuan atau wakilnya dan qabul dari pihak calon suami atau wakilnya.13

  Sedang yang dimaksud perkawinan antar agama, menurut Islam perkawinan orang Islam (pria atau wanita) dengan orang bukan Islam (pria atau wanita).

  10 Zuhairini, dkk., Filsafat pendidikan Islam , Bumi Aksara, Jakarta, 1997, him. 152.

  

11 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976,

him. 731.

  

‘2 Asmin, SH, Status Perkawinan Antar Agama Petinjau dari Undang-undang

Perkawinan No. 1/1974, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1986, him. 28.

  13 H. Mahmud Yunus, Hukum perkawinan dalam Islam, PT. Hidayakarya Agung, Jakarta,

pasal 1, t.t, him. 1

  7 C. Rumusan masalah

  1. Bagaimana model pendidikan anak dalam lingkungan keluarga beda agama?

  2. Apa problem yang muncul pada pendidikan agam a anak dalam lingkugan keluarga beda agama?

  3. Apa solusi yang ditempuh untuk menyelasaikan problem pendidikan agama dalam lingkungan keluarga beda agama?

D. Tujuan Penelitian

  Ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan keluarga yang kawin beda agama, di Kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti K ota Salatiga.

  2. Untuk mengetahui problem apa yang dialami orang tua yang kawin beda agama dalam mendidik agama anak.di Kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

  3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jiw a anak dalam keluarga beda agama, di Kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti K ota Salatiga.

  E. Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi anak-anak dalam pendidikan agama Islam dan dari pedoman tersebut.

  Dalam menerapkan pembelajaran pendidikan agama Islam melalui pendekatan ini. Disamping itu, penulis juga berharap bahwa gambaran pendekatan yang

  8

  telah dihasilkan melalui penelitian akan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan kita. Pendidikan agama kepada anak, m eliputi:

  1. Materi pendidikan agama

  2. Bimbingan orang tua 3. Metode orang tua dalam mendidik agama terhadap anak.

F. Metode Penelitian

  1. Jenis dan pendekatan penelitian Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Tehnik lapangan {Field research). Tehnik ini dilakukan guna mendapatkan data-data dari kancah, tempat terjadinya kejadian atau kasus.

  2. Tehnik pengumpulan data

  a. Wawancara bebas terpimpin W awancara ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang problem yang dihadapai orang tua yang berbeda agama dalam mendidik agama anak. Wawancara yang menggunakan pedoman pertanyaan, tetapi pada prakteknya tidak harus urut sesuai dengan urutan pertanyaan.

  b. Observasi Partisipasi Tehnik ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang kedaan keluarga yang kawin beda agama. Dalam hal ini saya mengunjungi keluarga yang beda agama.

  9

  c. Dokumentasi Dokumentasi menggunakan pendekatan dokumentasi formal, yaitu dilakukan untuk mendapatkan data um um tentang gambaran umum keadaan keluarga yang beda agama. Dalam hal ini saya mempelajari tentang bagaimana interaksi antara sesama anggota keluarga

  3. Metode Analisis Data Analisa data dapat diartikan sebagai sebuah teknik yang dapat digunakan untuk memberi arti kepada beratus-ratus atau bahkan beribu- ribu, lembaran catatan pernyataan dan perilaku dalam catatan.14 Definisi yang lain menerangkan bahwa analisa data adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh keterangan dari isu komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang.15

  Hal itu dapat disimpulkan bahwa analisa data merupakan teknik dalam memaknai, atau menafsirkan data-data yang diperoleh. Berdasarkan teori yang ada, dengan melihat hasil observasi, wawancara, dan sebagainya, peneliti akan menganalisa semua data tersebut yang selanjutnya dapat disimpulkan apakah problematikan pendidikan agama anak dalam keluarga perkawinan beda agam a di Kelurahan Kalicacing

  Kecmatan Sidomukti Kota Salatiga tersebut.

  14 Jalaludin Rahmat, M etode Penelitian Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1999, him 122.

  15 Ibid, Him 123

  10 Dengan demikian problem atau fokus penelitian dapat dirumuskan

  kembali secara lebih luas atau lebih sempit. Pelaksanaan analisis data tersebut dilakukan selama di lapangan.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  B A B I : Pendahuluan, meliputi: Latar belakang masalah, Definisi

  Operasonal, Pokok Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Landasan teori, terdiri atas: a) Pendidikan agama anak meliputi: Pengertian pendidikan agama, Pengertian pendidikan agama anak, Metode pendidikan anak b) Perkawinan beda agama, meliputi: Pengertian perkawinan beda agama, perkawinan antar orang yang beda agama menurut hukum Islam, Sebab-sebab timbulnya perkawinana beda agama, Problem perkawinan beda agama, c) Problem pendidikan agama anak dalam keluarga beda agama.

  BAB III : Laporan hasil penelitian, meliputi: a) Diskripsi Umum letak Geograris, Keadaan penduduk, Kondisi sosial ekonomi, Kondisi sosial keagamaan, b) data hasil wawancara, meliputi: Data tentang keadaan keluarga yang kawin beda agama, Data tentang problem yang dialami orang tua yang kawin beda agama dalam mendidik agama anak. Di kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

  BAB IV : Laporan hasil penelitian dalam bentuk analisis dengan menggunakan metode induksi analitik BAB V : Penutup, meliputi: Kesimpulan, Saran-saran penutup.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Anak Menurut al-Ghozali, sebagaimana dikutip oleh Drs. H.M. Arifin, M.Ed, dalam bukunya yang berjudul “ Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan Keluarga Dan Sekolah” orang tua sebagai pendidik yaitu melatih anak-anak sebagai suatu hal yang sangat penting, karena anak sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci bagaikan mutiara cemerlang, bersih dari segala ukuran serta gambaran, ia dapat menerima segala sesuatu yang diukirkan diatasnya dan condong kepada apa yang dicondongkan kepadanya. Maka apabila ia dibiasakan kepada kebaikan, jadilah ia baik dan berbahagia di dunia dan akhirat. Orang tuanya turut mendapat pahalanya. Tetapi apabila ia dibiasakan kearah kejelekan, maka celakalah ia, sedang wali dan para pendidiknya mendapat dosa.1

  Berikut ini penulis akan mencoba membahas pengertian pendidikan agama anak, kemudian penulis lanjutkan dengan membahas mengenai metode yang dipakai dalam pendidikan agama Islam karena metode berperanan penting dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. 1

1 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama D ilingkungan Keluarga, Bulan

  1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Untuk menjelaskan pengertian pendidikan agama Islam, terlebih dahulu akan penulis kemukakan pengertian pendidikan.

  Pengertian pendidikan secara sederhana yaitu segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasm ani dan rohaninya kearah kedewasaannya. Atau lebih jelas lagi, pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.2

  Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.3

  Sedangkan sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi kegenerasi yang lain. Seperti bayi lahir sudah berada didalam suatu lingkungan budaya tertentu.4

  Dengan adanya beberapa pengertian pendidikan tersebut dapat diambil pengertian bahwa pendidikan merupakan proses sosial yang membantu manusia untuk berkembang sesuai dengan fase perkembangan menuju kepada cita-cita pendidikan.

  

2 Galim Purwanto, Ilm u Pendidikan, Bandung, Remaja Karya, Jakarta 1986, him

  3 Limar Tirta Rahardja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2000,

  him 34 4 Ibid., him. 33.

  13 Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam

  menurut pendapat beberapa Sarjana Islam, memberikan batasan :

  a. Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan agama Islam ialah bimbingan jasm ani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran agam a Islam.5

  b. Menurut M. Arifin Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadian.6 c. Menurut Zuhairiani

  Pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.7 8

  Sedangkan tujuan utama dari pendidikan Islam ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga ia mampu mengamalkan syariat- o syariat Islam secara besar sesuai pengetahuan agama.

  5 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam , Al-Ma’arif,Bandung,, 1987, him 23

  

6 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, cet. 1, him 10.

  7 Zuhairini, Dkk, M etodik Khusus Pendidikan Agam a Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Malang, 1983, him 27

  8 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakarta, 1991,

  14 Dengan adanya pengertian-pengertian pendidikan agama Islam

  tersebut, memberikan gambaran bahwa manusia harus belajar serta menyiapkan pribadi agar didalam masyarakat kelak dapat bertindak sesuai dengan perintah ajaran Islam.

  2. Pandangan Islam tentang anak

  a. Anak lahir dengan membawa fitrah Dalam pandangan Islam anak lahir telah dibekali oleh Allah dengan adanya fitrah beragama, sebagaimana disebutkan dalam QS.

  A r-R u m : 30

  z' / / z' ^ ✓

  6 5 fl j?

  \ \ J i U ji*AS1 S j i j J i

  / " / / / / ^ ^ z' < r • > ^ V \ 3 \ % p i ^ j M o t o 411

  / / / /

  Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama

  Artinya : “

  (Allah, tetaplah atas) fitrah-fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitra h A llah Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak m engetahui’ (A r-R um : 30).9

  b. Anak dapat terpengaruh lingkungan Disisi lain Islam memandang bahwa anak dalam perkembangannya dapat terpengaruh lingkungan. Hal tersebut sebagaimana dilukiskan oleh sebuah Hadist.

  15

  • j J 6 • J j A j a jl P <t}il 5 j s j * < y ' j *
    • «• • •* a j j j

  Ajl^yaAj^ ©I^>\j5 3 jk il ^JS' ! » Vj 3 ! ^ ^j- U

  • * ( j j w ^ p - ' )

  Dari A bi Hurairah r a. Dia berkata : bahwa Rasulullah

  Artinya : “

  SAW. Telah bersabda : setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan flrra h (suci), maka atas kedua orang tuanya ia menjadi yahudi atau nasrani atau M ajusi (HR. Muslim)”.10 1

  1 Dari ayat dan Hadist tersebut jelas bahwa pada dasarnya anak telah membawa fitrah beragama dan kemudian tergantung pada pendidikan selanjutnya. Pendidikan didalam keluarga merupakan pendidikan kodrati. Apalagi setelah lahir, pergaulan diantara orang tua dan anak-anaknya yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian anak-anak akan berkembang ke arah kedewasaan dengan wajar.11

  Pendidikan dalam keluarga juga merupakan dasar perkembangan dari pendidikan anak pada saat berikutnya.

  Adapun pendidikan yang dilaksanakan di dalam keluarga ada yang disengaja dan ada yang tidak disengaja, pendidikan yang disengaja antara lain : mengajarkan berkelakuan baik, memberikan pelajaran agama dan sebagainya. Sedangkan pendidikan yang tidak disengaja misalnya tingkah laku orang tua, hubungan keduanya baik

  10 Imam Abu Husain bin Hajjaj, Shahih M uslim, Maktabah Dahlan, Indonesia, t-th. Juz IV, him. 204.

  11 Sayekti Pujosuwarno, Bimbingan dan K onseling Keluarga, Menara Mas Offset Yogyakarta, 1994, him. 20.

  16

  atau tidak, ini semua tanpa disadari lebih berpengaruh kepada jiw a anak dari pada pendidikan yang disengaja. Maka keluarga yang baik, orang tua hidup rukun dan damai akan dapat membentuk anak-anak baik pula, tetapi sebaliknya keluarga yang berantakan, orang tua hidup tidak tentram, suasana kacau akan membuat anak kacau tidak tentram.12

  Dalam kontek pendidikan, Islam menempatkan anak dalam posisi yang sangat penting, karena tugas suci termasuk fardlu ain bagi setiap orang tua, maka dosa besar bagi mereka yang tidak memperhatikan pendidikan agama anak. Guru terbesar dalam Islam, Nabi Muhammad SAW, mengingatkan bahwa siapa yang tidak menyayangi anak maka bukan termasuk golongannya. Ancaman lebih keras bagi mereka yang tidak memperhatikan yatim piatu. Kutukan Nabi dan Allah akan selalu menimpanya serta mendapatkan sebuah status tercela “Pendusta agama”.

  Betapa pentingnya pendidikan agama anak, hingga Nabi mengingatkan bahwa seorang calon bapak sudah semestinya memikirkan calon anak sejak usia menseleksi calon ibunya. Karena menurut Nabi, darah ibu dan ayah akan mengalir ke tubuh anak dan sangat mempengaruhi masa depannya. Setelah anak berada di kandungan ibu, seorang ayah dianjurkan meningkatkan tradisi prety. 12 Yakni tingkah laku kesalihan yang merupakan ekspresi syukur pada

  17 Allah dan kerinduan akan kelahiran putranya. Pada para ibu Nabi

  berpesan bahwa surga berada pada telapak kaki ibunda : sebuah pesan simbolik yang dalam dan mengagungkan tugas suci ibu. Peran ibulah yang akan membawa sengsara atau bahagia anak.

  Tegasnya pada kedua orang tua, Nabi memberi legitimasi sebagai agen Allah dibumi yang paling berhak mendidik anak sejak d in i: ridha Allah terletak pada ridha orang tua dan murka-Nya terletak pada murka mereka pula. Layak tidak seorang anak meraih gelar termulia “

  Shalih dan muttaqin” disisi Allah masih harus dibuktikan

  ijazah dan rekomendasikan yang diperoleh anak dari orang tua terlebih dahulu.

  Nabi menganjurkan agar setiap orang tua membacakan adzan pada telinga kanan dan iqamah pada telinga kiri bayi yang baru lahir.

  Adzan dan iqamah merupakan ajakan kemenangan dalam arti yang sebenarnya yakni al-Falah, true victory, kejayaan lahir batin, dunia akherat. Alangkah indahnya ajaran Nabi yang menggambarkan pendidikan sejak dini. Orang tua sebagai first schod dianjurkan mampu memotivasi perkembangan anak secara total yang mencakup fisik, emosi, intelektual senantiasa dan

  religius spiritual.

  Bahwa perkembangan intelektual senantiasa dibarengi dan seirama dengan perkembangan relijius ialah satu kenicayaan dalam pendidikan.13

13 Abdurrahman Mas’ud, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar Yogyakarta,

  Bagi umat Islam seharusnya anak lahir dan berkembang dalam bimbingan, pengaruh dan pengarahan masyarakat dan kebudayaan Islam jik a diinginkan kelak mereka dewasa sebagai umat yang bertaqwa.

B. Metode Pendidikan Agama

  Menurut bahasa metode (method) berarti suatu cara kerja yang sistematika dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan ia merupakan jaw aban atas pertanyaan “Bagaimana”. Methodik (methodie) sama artinya

  (methodology) yaitu suatu penyelidikan yang sistematis

  dengan methodologi, dan formulasi method-method yang akan digunakan dalam penelitian.14 Sedangkan methode mengajar ialah :

  a. Merupakan salah sati komponen daripada proses pendidikan

  b. Merupakan alat mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar c. Merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan.15

  Pendidikan agama merupakan suatu tugas yang pasti mempunyai tujuan, agar tujuan itu dapat dicapai dengan cepat meyakinkan dan tepat, maka perlu adanya suatu cara yang serasi.16 Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa cepat dan tidaknya tujuan dari pendidikan sangat ditentukan oleh keserasian dalam menggunakan cara/methode.

  14 Dir. Jend. Bin. Baga. Agama Islam, M ethodik Khusus Khusus Pengajaran Agama Islam , Jakarta: 1984/1985, Cet. 2, him. 1.

  15 Zuhairini, dkk, M etodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983, Cet. 8, him. 79.

  16 Dir. Jend. Bin. Baga. Agama Islam, op. cit, him. 1-1.

  19 Methode mengajar sebagai alat pencapai tujuan, maka diperlukan

  pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan dengan sejelas- jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih methode mengajar yang tepat. Kekaburan didalam tujuan yang akan dicapai menyebabkan kesulitan didalam memilih dan menentukan metode yang tepat.17

  Bertitik tolak dari pengertian metode sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan, maka dapat dirumuskan pengertian metodologi pendidikan agama adalah segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan pendidikan agama, dengan melalui berbagi aktivitas, baik didalam maupun diluar kelas dalam lingkungan sekolah.18

  Al-Q ur’an al-Karim juga telah mengajarkan kepada orang tua cara berbicara dengan anak-anaknya melalui contoh yang terkandung dalam surat Luqman ayat 13 :

  t> s , t

  y / /

  5 o > s

p i p j & s £ p \ 'o\ is ' J i r i W A , &

/ / x x

  Artinya : “ Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

  memberi pelajaran kepadanya, “wahai janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang benar”.19

  Teks Al-Qur’an ini mengarahkan secara halus kepada kedua orang tua cara berbicara kepada anak-anaknya.20

  17 Ib id ,

  18 Ib id , him 80 19 Depag, Ibid. , him. 654.

  

20 Husain Mazhahiri, Pintar M endidik Anak, Jakarta : Lentera, 1992, Cet. 1, him 216.

  20 Para Rasul dalam menyampaikan dakwahnya juga menggunakan metode, hal ini dapat kita lihat misalnya sebelum Nabi Musa. As.

  Menjalankan misi dakwahnya, beliau berdoa : (surat Thaha : 25-28) Artinya : “ Berkata Musa : ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, mudahkanlah

  untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka me ngeri perkataanku".21

  Selain daripada itu, hampir semua bahan atau materi dakwah Nabi Muhammad SAW. Sampaikan melalui metode ceramah.22 2

  3 Metode pendidikan anak dalam keluarga :

  1. Metode ceramah Metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan penerangan dan penuturan secara lisan. Untuk penjelasan uraiannya, guru dapat mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang lain, misalnya gambar-gambar, peta, dan alat peraga lainnya.

  2. Metode tanya jawab Ialah penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau suatu metode didalam pendidikan

  21 Departemen Agama RI, op. c it., him. 478 22 Zuhairini, op. c it., him. 86.

  23 Zuhairini, op. cit.., him 83

  21

  dimana guru bertanya sedang murid menjawab tentang bahan atau materi yang ingin diperolehnya.24

  3. M etode diskusi Ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.25

  4. M etode demonstrasi dan eksperimen Ialah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah jenazah dan sebagainya.26

  5. Metode pemberian tugas atau resitasi Adalah metode dimana murid diberi tugas khusus di luar jam pelajaran.27

  6. Metode kerja kelompok Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan pengajaran ialah kelompok kerja dari kumpulan beberapa individu yang bersifat paedagogis yang didalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik (kerjasama) antara individu serta saling percaya mempercayai.28

  C. Perkawinan Berbeda Agama

  1. Pengertian Perkawinan antar orang yang berlainan agama atau biasa disebut perkawinan beda agama, merupakan diantara masalah kontemporer yang

  24 Ibid., him. 86 25 Ibid., him. 89.

  26 Ib id , him. 94.

  2 2

  saat ini masih banyak terjadi didalam kehidupan masyarakat. Kita menyadari semakin banyaknya perkawinan beda agama antara orang Islam (pria atau wanita) dengan orang bukan Islam (pria atau wanita). Gejala perkawinan campur semacam ini selayaknya kita tanggapi secara arif bijaksana, tidak hanya dengan perasaan prihatin dan was-was belaka.2

  8

  29 Di satu sisi, bila perkawinan beda agam a dihayati secara bertanggung jaw ab dan penuh kedewasaan, dapat menjadi berkat bagi kedua belah pihak dan kedua agama, yakni terjadinya dialog antar agama. Karena itu ditinjau dari masalah perkawinan berbeda agama harus dilaksanakan secara rasional dalam semangat dialog. Disisi lain, perkawinan ini juga sangat rentan dan mengandung resiko yang besar, justru karena terdapat dua panutan di bawah satu atap yang sekalipun persamaannya, terdapat perbedaan mendasar.

  Yang dimaksud dengan “perkawinan antar orang yang berlainan agama”, ialah perkawinan orang Islam (pria atau wanita) dengan orang bukan Islam (pria atau wanita).30

  2. Perkawinan beda agama menurut hukum Islam Mengenai masalah perkawinan beda agam a ini Islam membedakan hukumnya menjadi tiga macam.31

  28 Ibid. him. 99.

  29 Al Purwa Hadiwardoyo, Perkawinan M enurut Islam dan Im plikasinya terhadap Kawin Campur, Yogyakarta: Kanisius, 1990, Cet. 1, him. 10.

  30 Masjfiik Zuhdi, op .cit., him. 4. a. Perkawinan antara seorang pria muslim dengan wanita musyrik Islam melarang perkawinan antara seorang pria muslim dengan wanita musyrik, berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 221 : X / // / /

-wj. l j A \ \ j & 1 I J Ij jU l J

  Janganlah kamu mengawini wanita-wanita musyrik

  Artinya: “

  sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita-wanita budak yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatim u” (QS. Al-Baqarah : 221).32

  Hikmah pengharaman ini sangat jelas, yaitu ketidakmampuan bertemunya Islam dengan keberhalaan. Aqidah tauhid yang mumi bertentangan secara diameterial dengan aqidah syirik.33 Selanjutnya agama berhala tidak mempunyai kitab suci m u ’tabar dan tidak mempunyai Nabi yang dikenal dan diakui. Karena itulah Islam melarang kaum muslimin mengawinkan kaum muslimah dengan lelaki musyrik, keterangan tersebut mempunyai alasan (1liat) dengan firman Allah SWT . dalam surat Al-Baqarah 221

  'y .y ji. c k ^ i \ % “...Janganlah kamu mengawini wanita-wanta musyrik,

  A rtinya:

  sebelum mereka beriman. Sesunguhnya wanita budak yang 32 Depag. RI, op. cit., him. 53.

33 Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontempore, Gema Insani Pres, Jakarta 1995, him.

  5 8 1 .

  beriman lebih baik dai pada wanita musyrik, walaupun dia

menarik hatimu (QS. Al Baqarah 2 2 1)34

  b. Perkawinan antara wanita muslimah dengan pria non muslim Ulama telah sepakat bahwa Islam melarang perkawinan antara seorang wanita muslimah dengan pria non muslim, baik suaminya itu termasuk pemeluk agama yang mempunyai kitab suci, seperti Kristen

  (revealed religion), ataupun pemeluk agama yang

  dan Yahudi mempunyai kitab-kitab serupa dengan kitab suci seperti Budhisme,

  Hiduisme, maupun pemeluk agama atau kepercayaan yang tidak punya

  kitab suci dan juga kitab yang serupa kitab suci. Termasuk pula di sini penganut annimisme, dinamisme, politeisme, dan sebagainya.35 Adapun dalail yang menjadi dasar pelarangan kawin antara wanita muslimah dengan pria non muslim.36 * d. Firman Allah SWT QS. Al Baqarah 221

  (j 3 Z i \ j \ j \ s>uii Aiii j\ai v z' / // / X

  Artinya : “ M ereka mengajak keneraka, sedangkan Allah mengajak

  kesurga dan ampunan dengan ijinnya (QS. Al Baqarah

  221 )3Y

  e. Ijma’ para ulama tentang pelarangan perkawinan antara wanita muslimah dengan pria non muslim Adapun hikmah dilarangnya perkawinan antara orang Islam

  (pria atau wanita dengan orang yang bukan Islam pria atau wanita, 34 Depag. RI., op. cit., him. 54.

  35 Masjfiik Zuhdi, op. cit., him. 6.

  36 Ib id , j7 Depag. RI, op. cit., him. 53-54. sebaliknya, sehingga, seandainya perkawinan semacam itu dibolehkan, maka pasti ayat tersebut akan menegaskannya.40 c. Perkawinan antara seoran pria muslim dengan wanita Ahlul Kitab

Dokumen yang terkait

SE L A Y A N G PANDANG MENGENAI A L A S A N PERCERAIAN PERKAW INAN DALAM BURGERLIJK W ETBOEK

0 1 50

Muhammad Agus Widiyanto 111 01 042 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2006

0 3 91

F A K U L T A R T A R B IY A H SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 0 94

JU R U SA N T A R B IY A H PR O G R A M STU D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 2 95

JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N EG E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 0 103

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N EG E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2006

0 0 133

JU R U SA N T A R B I Y A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I SALATIGA 2006

0 0 102

JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2 6

0 1 123

JU R U SA N T A R BIY A H PRO G RAM STUDI PEN D ID IK A N A G A M A ISLA M SEK O LAH TIN G G I A G A M A ISLA M NEG ERI (STA IN ) SALATIG A 2007

0 0 94

N IM 11106141 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I SA L A T IG A 2010

0 0 161