PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KELUARGA NIKAH BEDA AGAMA DI DUSUN NGIPIK DESA CANDI KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

  

PERSEPSI MASYARAKAT

TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA KELUARGA NIKAH BEDA AGAMA

DI DUSUN NGIPIK DESA CANDI KEC. BANDUNGAN

KAB. SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

BAHRIN

NIM 11111190

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  MOTTO

  Manfaatkan hidup di DUNIA karena hidup di DUNIA ini sebagai penentu kehidupan di AKHIRAT

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1.

  Keluarga besarku terutama pada Bapakku, Bapak TASIRUN Ibuku SARIMAH yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do’anya, kasih sayangnya untukku, kakakku ISNANIK dan Adikku ULFA ASMANAH yang selalu memberi warna didalam keluargaku dan yang telah memberikan nasihat, motivasi, dan dukungannya untukku.

  2. Sahabat-sahabatku di IAIN Salatiga yang selalu menemani di saat suka maupun duka, yang selalu memotivasi dan memberi banyak dukungan, yang telah membantu memperlancar dalam pembuatan skripsiku..

3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu kelas PAI

  E angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya di IAIN Salatiga yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam hal apapun serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang bermanfaat.

KATA PENGANTAR

  Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

  Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  3. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Bapak Drs. Taufiqul Mu’in, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

  5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  

ABSTRAK

  Bahrin. 2015. Persepsi Masyarakat Tentang Pendidikan Agama Islam Pada Keluarga Nikah Beda Agama di Dusun Ngipik Tahun 2015 . Skripsi.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum. Kata kunci: Persepsi Masyarakat, pendidikan agama Islam dan keluarga Nikah Beda Agama.

  Penelitian ini dilatar-belakangi oleh dua keluarga yang menikah beda agama di Dusun Ngipik yang mana orang tua dari pasangan beda agama tersebut beragama Isam. Namun kenapa orang tua tersebut membolehkan anaknya menikah pada pasangan yang berbeda agama. Sedangkan pendidikan agama Islam ditengah- tengah keluarga adalah hal yang sangat mutlak adanya. Maka itu adalah masalah tersendiri bagi keluarga khusunya dan bagi masyarakat dalam peranan lingkunganya. Di dalam masyarakat sudah tentu tidak akan lepas adanya interaksi tehadap warga lingkungan, serta mengedepankan sikap kegotong-royongan khususnya di daerah pedesaan seperti Dusun Ngipik ini.

  Fokus penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah persepsi masyarakat pada keluarga beda agama? 2) Bagaimanakah pendidikan agama Islam pada keluarga beda agama? 3) Bagaimana perilaku pelaku nikah beda agama di dalam masyarakat? Tujuan dari penelitian ini adalah; Untuk Mengetahui persepsi masyarakat tentang keluarga beda agama. Mengetahui pendidikan agama Islam pada keluarga nikah beda agama. Mengetahui keluarga nikah beda agama dalam bermasyarakat. Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku ini dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini.

  Hasil penelitian yang diperoleh adalah: persepsi masyarakat tentang pendidikan agama Islam keluaraga beda agama di Dusun Ngipik ada yang memandang positif dan ada yang memandang negatif. Masyarakat berpandangan positif karena salah satu keluarga tersebut dapat menghargai lingkungan, sanggup mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada, baik sosial maupun agama, sedangkan yang berpandangan negatif karena keluarga tersebut tidak sepenuhnya mengikuti ajaran agama Islam, yang berakibat pada kegiatan-kegiatan sosial mereka ada batasan. Dilihat dari pandangan masyarakat tersebut maka perlu adanya pendidikan agama Islam agar tercipta keluarga yang sakinah, mawadah warahmah, dan sosial yang baik diantaranya pendidikan akhlak, pendidikan toleransi, pendidikan keagamaan dan pendidikan amar ma’ruf nahi mungkar. Kemudian perilaku yang ditunjukkan oleh keluarga beda agama berbeda-beda ada yang positif, bersifat baik dengan keluaraga maupun masyarakat namun ada yang berpendapat negatif, karena sikap keegoisan dalam peranan keluarga maupun masyarakat.

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

LEMBAR BERLOGO ..................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .............................................. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................... v

MOTTO ............................................................................................ vi

PERSEMBAHAN.............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ...................................................................... viii

ABSTRAK ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah..........................................................

  B.

  6 Fokus Penelitian......................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian....................................................................

  D.

  6 Kegunaan Penelitian ...............................................................

  7 E. Penegasan Istilah ....................................................................

  F.

  10 Metode Penelitian...........................................................…….

  G.

  19 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  21 Penelitian Terdahulu......................................................…..

  B.

  Persepi Masyarakat dan keluarga nikah Beda agama......…...

  81 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................

  78 B. Saran........................................................................................

  Kesimpulan.............................................................................

  73 BAB V PENUTUP A.

  64 C. Perilaku Pelaku Nikah Beda Agama di dalam Masyarakat....

  Persepsi masyarakat tentang Pendidikan Agama Islam Pada Keluarga Nikah Beda Agama….…………………………….

  B.

  56 BAB IV PEMBAHASAN A.

  Persepsi Masyarakat............................................................

  49 D. Pendidikan Agama Islam Pada Keluarga nikah beda agama………………………………………………………..

  45 C. Persepsi Masyarakat dan Keluarga Nikah Beda Agama….…

  43 B. Gambaran Umum Informan...............................................….

  Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................

  38 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.

  33 D. Pendidikan Agama Islam pada keluarga nikah beda agama.................………………………………………….…

  24 C. keluarga beda agama....................................………………

  83 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran Agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik yang nantinya

  setelah selsai dalam pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengenalkan ajaran-ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan dan amalan hidupnya. Direktorat jndreal pembinaan kelembagaan agama islam, 1984: 80).

  Keluarga sebenarnya bukan hanya terbatas pada ikatan pernikahan untuk sekedar mendapatkan keturunan tetapi keluarga tetapi keluarga merupakan sumber pendidikan yang utama. Keluaraga adalah salah satu dan merupakan unit sosial yang utama melalui individu-individu disiapkan nilai-nilai hidup dan kebudayaan yang utama (Chabib Thoha, 1996: 109).

  Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral. Hakikat pernikahan adalah bersatunya hidup antara laki-laki dan perempuan (yang saling mencintai) untuk membentuk hidup bersama dan memiliki tujuan yang sama yaitu menemukan kebahagiaan dan melanjutkan keturunan (Wismanto dkk, 2012: 1).

  Penikahan dalam masyarakat itu ada beberapa macam, baik itu pernikahan sesama agama, sesama suku, maupun campuran. Pernikahan campuran seperti beda agama memang dilarang oleh setiap agama karena antar perkawinan dan agama sangat erat hubunganya serta dilihat dari segi hukum agama atau syari’at sangat berbeda, yang memungkinkan tidak syahnya suatu pernikahan itu jika dilihat dari prespektif hukum agama. Namun, jika dilihat dari realitanya justru perkawinan antar agama ini menjadi hot news dalam masyarakat. Karena suatu alasan-alasan tertentu seperti yang dikemukakan di atas yang mendasari seseorang melakukan pernikahan antar agama, seperti dalam masyarakat di Dusun Ngipik yang mulanya Dusun ini terkenal dengan kentalnya ketaatan dalam beribadah, beragama, dan kini ada beberapa pasangan suami istri yang berbeda agama dalam lingkup keluarga dan masyarakat yang taat beragama, tentunya ini adalah pandangan yang tabu bagi masyarakat sekitar khususnya dan masyakat di luar pada umumnya sehingga secara otomatis akan mengundang argumen masyarakat .

  Ada yang memandang bahwa pernikahan itu sakral yang rasa kasih sayang meraka dalam menjalani kehidupan, sehingga pernikahan atau ritual agama itu harus menghormati dan dihormati.

  Ada masyarakat yang berpendapat bahwasanya pernikahan itu bukan hanya suatu catatan atau pengakuan dari negara tetapi pernikahan adalah jalan awal menuju kebahagian dunia dan akhirat sehingga memungkinkan adanya bimbingan dan aturan-aturan seperti halnya suatu negara yang dipimpin seorang presiden yang didalam pemerintahanya banyak aturan-aturan yang wajib di taati terhadap masyarakatnya serta bagaimana bersosial antar sesama manusia. Dalam keluargapun sebenarnya sama bahwasanya pemimpin atau presiden keluarga adalah seorang ayah yang bertanggung jawab membina keluarganya dalam menjalani kehidupan, tentunya tak lepas dari suatu aturan dalam ajaran agama yang di anutnya dan tidak terlepas dari tanggung jawab sebagai orang tua yaitu mendidik anak, karena orang tua memiliki peran penting dalam keluarganya sebelum masyarakat. dari kasus yang ada dalam masyarakat Dusun Ngipik ini ada kasus pasangan yang berbeda agama yang mana dari beberapa keluarga tesebut di terdapat latarbelakang yang berbeda, ada yang menikah karena alasan cita, ekonomi, juga ada yang benar-benar mau berpindah agama.

  Berkenaan dengan hal ini, Agama Islam telah mengatur tentang pernikahan beda agama di dalam (QS. Al-Baqarah: 221).

  َلَ َو ۗ ْمُكْتَبَجْعَأ ْوَل َو ٍةَك ِرْشُم ْنِم ٌرْيَخ ٌةَنِمْؤُم ٌةَمَ َلَ َو ۚ َّنِمْؤُي ٰىَّتَح ِتاَك ِرْشُمْلا اوُحِكْنَت َلَ َو اوُحِكْنُت َّتَح َنيِك ِرْشُمْلا ۗ ْمُكَبَجْعَأ ْوَل َو ٍك ِرْشُم ْنِم ٌرْيَخ ٌنِمْؤُم ٌدْبَعَل َو ۚ اوُنِمْؤُي ٰى

  ۖ ِراَّنلا ىَلِإ َنوُعْدَي َكِئَٰلوُأ َنو ُرَّكَذَتَي ْمُهَّلَعَل ِساَّنلِل ِهِتاَيآ ُنِِّيَبُي َو ۖ ِهِنْذِإِب ِةَرِفْغَمْلا َو ِةَّنَجْلا ىَلِإ وُعْدَي ُ َّللَّا َو “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah- perintah- Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.

  (Kholil, 2012: 217) Untuk itu kembali pada masalah yang ada di Dusun Ngipik ini ada suami istri pelaku nikah beda agama yang mana ada perbedaan dari interaksi sosialnya dan pendidikan yang di terapkan dalam keluarganya, dari perbandingan keluarga satu dan yang lainya. Yang hakekatnya sama-sama menikah dengan kepercayaan yang berbeda, ada pasangan beda agama satu yang terlihat adanya srawung atau mengikuti kegiatan yang menjadi tradisi masyarakat dusun ini seperti: yasian, kenduri, dan lain sebagainya. Dan juga kegiatan kemasyarakatan pada umumnya seperti: kerja bakti (membangun masjid, sarana dusun, dan lain-lain). Namun pasangan beda agama yang kedua justru kebalikanya dari pasangan yang pertama yang selama ini tidak terlihat adanya srawung atau berkumpul dan berinteraksi dengan masyarakatat setempat. Berdasarkan observasi penulis selaku tetangga dari keluarga pelaku nikah beda agama tersebut dalam aktivitasnya sehari-hari terlihat adanya rutinitas yang selalu sama yaitu setiap pagi berangkat kerja dan pulang pada sore hari. Tentu dalam penglihatan seseorang dia tidak ada aktivitas lain selain itu. yang diagendakan maupun kegiatan yang memungkinkan waktu yang tidak bisa diprediksikan atau bisa dibilang mendadak. Tidak lepas dari aturan-aturan tersebut maka waktu dan tenagapun secara otomatis akan dibutuhkan didalam pelaksanaan kegiatan yang ada misalnya: kegiatan religi yang menjadi keutamaan masyarakat Dusun Ngipik setiap seminggu sekali mengadakan tahlilan atau yasinan, kemudian dalam hal lain misalkan: Pembangunan jalan, masjid, membuat makam jika ada saudara yang meninggal dan sebagainya. Tentunya itu semua tak luput dari kekompakan atau gotong-royong warga setempat. Dilihat dari kegiatan yang ada pada realita kehidupan

kemasyarakatan tidak terlihat adanya aktivitas pelaku nikah beda agama didalamnya, maksudnya dia tidak pernah bermasyarakat. Dari situlah masyarakat dengan melihat adanya gap antara pelaku nikah beda agama dengan masyarakat setempat. Namun ada beberapa keluarga yang nikah beda agama pelaku A dengan B dalam menerapkan pendidikan agama dan kebermasyarakatanya sangat berbeda, bisa di katakan bertolak atau berlawanan dikarenakan beberapa hal yang menjadi alasan pada keluarga tersebut.

  Di dalam masyarakat terdapat berbagai karakter yang dimiliki setiap indivu berbeda satu sama lain, yang memungkinkan adanya pro-kontra dalam sebuah pandangan, keinginan dan sebagainya. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali permasalahan baik individu, keluarga dan lingkuganya. Orang yang baik dan buruk biasanya di lihat dari kacamata perilaku dari keseharianya entah itu dari pribadinya, keluarganya, dan kemasyarakatanya. keluraganya sendiri maupun di dalam masyarakat. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lainya, pendidikan inilah yang pertama ada. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan pertamakali adalah dalam keluarga.

  Dari uraian mengenai pendidikan dan keluarga diatas saling berkaitan, orangtua bertanggungjawab terhadap pendidikan keluarganya dengan pendidikan sesuai agama yang di anutnya. Akan tetapi bagaimana jika pendidikan itu terjadi dalam keluarga beda agama? Maka dari itu peneliti akan mengadakan penelitian dengan mengangkat Judul:

  “Persepsi Masyarakat Tentang Pendidikan Agama Islam Keluarga

Nikah Beda Agama Di Dusun Ngipik Kec. Bandungan Kab. Semarang

Tahun 2015”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis memfokuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Bagaimanakah persespsi masyarakat pada keluarga beda agama? 2.

  Bagaimanakah pendidikan agama Islam pada keluarga beda agama? 3. Bagaimanakah perilaku keluarga beda agama di dalam Masyarakat? C.

   Tujuan Penelitian

  Dari fokus masalah tersebut, maka dapat diperoleh tujuan penelitian 1.

  Mengetahui persepsi masyarakat tentang keluarga beda agama.

  2. Mengetahui pendidikan agama Islam pada keluarga nikah beda agama.

  3. Mengetahui keluarga nikah beda agama dalam bermasyarakat.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Secara Teorotis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pendidikan agama islam dalam keluarga nikah beda agama.

2. Secara Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pokok permasalahan keluarga nikah beda agama dalam mengaplikasikan pendidikan agama islam dalam keluarga.

  a.

  Pandangan masyarakat Dengan diadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pelaku pernikahan beda agama. Serta memberikan saran-saran bagi generasi agar kedepanya bisa terarah.

  b.

  Generasi yang belum menikah Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang pernikahan serta pendidikan agama pada keluarga beda agama, agar terhindar dari hal-hal yang sifatnya dilarang baik oleh Negara maupun Agama.

  Menambah hasanah informasi yang akan bermanfaat bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul penelitian di atas, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul di atas yaitu:

1. Persepsi

  Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsikan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempenaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi (Mulyana, 2013: 179-180).

  Persepsi seseorang merupakan suatu proses yang aktif dimana yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya, tetapi ia juga sebagai keseluruhan dengan pengalaman-pengalamanya, motivasinya dan sikap-sikap yang relevan terhadap stimulus tersebut. (Sadli, 1977: 72).

  Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses yang aktif dan kreatif dalam menafsirkan stimulus dari lingkunganya.

2. Masyarakat

  Menurut Abdulsyani (1987) bahwa masyarakat sebagai community dapat dilihat dari dua sudut pandang; pertama, memandang community sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu dari kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga ia dapat pula disebut masyarakat setempat, misalnya kampung, dusun, atau kota-kota kecil.

  Masyarakat setempat adalah suatu wadah dan wilayah dari kehidupan sekelompok orang yang ditandai oleh adanya hubungan sosial.

  Kedua, community dipandang sebagai unsur yang dinamis, artinya

  menyangkut suatu proses (nya) yang terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan antar manusia, maka didalamnya terkandung unsur-unsur kepentingan, keinginan atau tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional. Dalam hal ini dapat diambil contoh tentang masyarakatpegawai negeri, masyarakat ekonomi, masyarakat mahasiswa dan sebagainya (Abdulsyani, 2007: 30-31). Sosial dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, dalam penelitian ini pelaku nikah beda agama sebagai objek dalam bersosial didalam lingkungan yang mayoritas beragama islam serta kegiatan yang tak luput dari karakter islami yang membuat suatu perasaan dan kecanggungan pelaku nikah beda agama dalam beraktivitas dan bersosial dengan lingkuangan tersebut.

  3. pendidikan Agama Islam

  Pendidikan agama islam adalah pendidikan melalui ajaran agama islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik yang nantinya setelah selsai dalam pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengenalkan ajaran-ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan dan amalan hidupnya. Direktorat jndreal pembinaan kelembagaan agama islam, 4.

  Keluaraga beda agama Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan pernikahan antara sepasang suami istri untukl hidup beesama, seia sekata, seiring dan setujuan, dalam membina maghligai rumah tangga untuk mencapai keluarga sakina dalam lindungan dari ridha Allah (Djamarah, 2004: 28).

  Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yanhg dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu (Ali, 1997: 36). Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral. Hakikat pernikahan adalah bersatunya hidup antara laki-laki dan perempuan ( yang saling mencintai ) untuk membentuk hidup bersama dan memiliki tujuan yang sama yaitu menemukan kebahagiaan dan melanjutkan keturunan (Wismanto dkk, 2012: 1) Dari uraian tesebut dapat disimpulkan bahwa keluarga beda agama adalah keluaraga yang terbentuk dari ikatan pernikahan antara sepasang suami istri yang berbeda agama atau keyakinan.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Lexy J. Moloeng menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 1988: 6).

2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melakukan proses penelitian dan pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara/interview. Dalam hal ini peneliti memiliki pengetahuan dasar sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara mendalam di lapangan.

  Peneliti mengadakan komunikasi dengan objek penelitian atau responden dengan menggunakan bahasa sesuai objek yang di wawancara, peneliti tidak menggunakan satu bahasa namun peneliti meamakai bahasa sesuai tingkat pemahaman objek penelitian agara memungkinkan komunikasi lebih akrab dan mudah dipahami sehinga akan terjalin baik antara peneliti dan responden.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Dusun Ngipik Desa candi Kec.

  Bandungan Kab. Semarang. Yang menjadi obyek penelitian dan informasi.

  4. Sumber Data Data dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh, diantaranya melalui: Yang pertama sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:253). memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah para tokoh masyarakat, individu yang dianggap mempunyai latar belakang agama yang kuat dan masyarakat pada umumnya.

  Yang kedua sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melaui orang lain atau melalui dokumentasi (Sugiyono, 2006:253). Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa foto, catatan, dan arsip. Catatan dan arsip yang dimaksud adalah semua yang berkaitan dengan pelaku nikah beda agama.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian.

  Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Data primer dapat diperoleh melalui: a.

  Wawancara Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

  Wawancara ini digunakan dalam mencari data melalui informan tentang perasaan responden mengenai pelaku nikah beda agama dusun ngipik, serta peneliti juga dapat mengetahui lebih mendalam tentang informan mengenai hal-hal terkait dengan judul, sehingga dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena sesuai dengan yang terjadi. Pengumpulan data pada wawancara dapat dilengkapi pula melalui observasi.

  b.

  Observasi Marshall (1995) menyatakan bahwa “melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut”. Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan langsung sesuai dengan keadaan riil di lapangan. Observasi ini digunakan dalam mencari data tentang kegiatan-kegiatan, perilaku indivudu, dengan keluarga dan dengan masyarakat di dalam lingkunagan yang ada di Dusun Ngipik, untuk memperoleh data yang berhubungan dengan gambaran riil.

  c.

  Dokumentasi (Sugiyono, 2006: 270). Dokumentasi merupakan materi tertulis yang didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen- dokumen tersebut bisa berupa foto dan hasil wawancara yang didapat dari informan. Dokumentasi digunakan dalam bukti bahwa peneliti terjun langsung dalam masyarakat untuk melangsungkan penelitian mengenai pandangan masyarakat terhadap kemasyarakatan pelaku nikah beda agama di Dusun Ngipik, dan diperlukan sebagai pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi, sehingga akan lebih kredibel/dapat dipercaya jika didukung oleh data-data dokumentasi.

6. Analisis Data

  Data dalam penelitian kualitatif sangat beragam bentuknya, diantaranya ada catatan wawancara, rekaman suara, gambar, foto, peta, dokumen, bahkan rekaman pada shoting lapangan.

  Bogdan menyatakan bahwa, “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain” (Sugiyono, 2006: 274). Analisis ini sendiri akan dilakukan melaluai beberapa tahap, yaitu: a.

  Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan. Yang peneliti lakukan dalam mereduksi data diantaranya: 1)

  Hasil wawancara maupun catatan lapangan yang masih umum dan acak-acakan yang belum dapat dipahami, dengan reduksi maka peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, sedangkan yang tidak penting dibuang.

  2) Peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada persepsi masyarakat tentang kehidupan, masalah dalam bersosial, karakter keluarga pelaku nikah beda agama.

  3) Jika peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, maka itulah yang harus dijadikan perhatian dalam mereduksi data.

  b.

  Penyajian Data (Data Display) Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

  Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian.

  c.

  Kesimpulan dan Verifikasi Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukannya data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data diambil dari hasil reduksi dan panyajian data merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.

  7. Pengecekan Keabsahan Data yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaannya yaitu adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan dimintakan kesepakatan (membercheck) (Sugiyono, 2006: 302).

  Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenran atau tidak, maka dilakukan pengecekkan data yang disebut validitas data. Untuk menjamin validitas data maka dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain seperti pengecekkan data dari berbagai sumber, berbagai teknik, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data dilakukan dalam beberapa bentuk meliputi: a.

  Triangulasi Sumber Menurut Patton (1987), “triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda” (Moleong, 2009: 330). Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan, diantaranya:

  1) Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan,

  2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum

  3) Membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi,

  4) Data yang diperoleh dilakukan pada tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sebagian masyarakat yang berpengalaman dalam bidang agama, data dari sumber tersebut tidak bisa dirata- ratakan tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut sehingga dapat dianalisis oleh peneliti yang kemudian menghasilkan suatu kesimpulan. b.

  Triangulasi Teknik Triangulasi teknik merupakan pengecekan data kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2006: 307).

  Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan terhadap data yang telah diperoleh melalui wawancara lalu dicek melalui observasi ataupun dokumentasi. Bila dengan teknik-teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data atau yang lainnya untuk memastikan data yang sebenarnya.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Kegiatan administratif, yang meliputi pengajuan izin operasional untuk penelitian dari ketua IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif b.

  Kegiatan lapangan yang meliputi: 1)

  Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu di Dusun Ngipik Desa Candi Kecamatan Bandungan.

  2) Menemui kepala dusun/kadus, para tokoh agama, dan sebagian masyarakat umum yang dipandang mempunyai pengalaman agama yang cukup baik yang akan dijadikan objek penelitian.

  3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara mendalam berkaitan dengan yang diteliti.

  4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

  5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang.

  6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian.

7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui data urutan penulisnya, adapun urutanya sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan memuat: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian: Tentang persepsi masyarakat, kehidupan sosial kemasyarakatan, pelaku nikah beda agama.

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Laporan hasil penelitian berisi tentang gambaran umum lokasi Dusun Ngipik dan gambaran umum informan masyarakat Dusun Ngipik yaitu: Perangkat Dusun, Tokoh

  Masyarakat, dan Masyarakat Umum mengenai persepsi masyarakat tentang pendidikan agama Islam pada keluarga nikah beda agama di Dusun Ngipik.

  BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan analisis tentang persepsi masyarakat tentang pendidikan agama Islam pada keluarga nikah beda agama di Dusun Ngipik Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan hasil penelitian, saran dan penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari

  penelitian yang ada. Karena penelitian yang penulis teliti adalah membandingkan model skripsi terdahulu dengan skripsi yang penulis buat.

  Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan penelitian ini antara lain yaitu terdapat beberapa penelitian terkait yang membahas tentang pernikahan beda agama diantaranya:

  Peneilitain dari yaquta mustofiyah tahun 2012 dengan judul pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga beda agama di Kelurahan Sidorejo Lor kota Salatiga. Hasil penelitian pendidikan agama Islam yang diberikan orang tua terhadap anak dalam keluarga beda agama antara lain: penanaman akidah, penanaman ibadah, pembentukan akhlak. Masalah yang muncul dalam pendidikan anak dalam keluarga beda agama: adanya perbedaan keinginan terhadap anak, kurangnya pengetahuan agama Islam pada orang tua, orang tua yang selalu sibuk dengan pekerjaan, rendahnya motivasi beribadah anak.

  Solusi yang ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah penenaman sikap toleransi terhadap keluarga, menanamkan kesadaran hidup rukun, memberi kesempatan untuk beribadah pada masing-masing anggota keluarga, rajin membaca buku keagamaan, bersosialisasi dengan lingkungan luar, mengikuti kajian-kajian keagamaan, memberikan buku-buku kajian keagamaan.

  Kemudian skripsi dari Mahtuhul Fuadi tahun 2008 dengan Judul Nikah Beda Agama Perspektif Ulil Absor Abdalla. Hasil penelitian dari sekripsi ini:

  Pertama Perkawinan menurut Islam adalah suatu perjanjian suci yang kuat dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk keluarga yang kekal. Sedangkan tujuan penelitian menurut Islam adalah membentuk keluarga yang sakinah mawwadah dan warrahmah. Pandangan hukum Islam (mayoritas ulama) mengenai nikah beda agama antara pemeluk agama diharamkan, baik dari musyrikin maupun ahli kitab. Hal ini sudah sejalan dengan ketentuan hukum Islam yang terurai dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 221 dan almumtahannah ayat 10. Hal ini juga dikuatkan oleh MUI yang mengharamkan pernikahan beda agama di Indonesia dengan alasan akan menimbulkan gelagat yang kurang baik dalam tubuh Islam seperti pemurtadan, kebingungan dalam membagi warisan, dan

  Kedua Bahwa pandangan Ulil Abshar Abdalla mengenai nikah beda agama tidak dapat dibenarkan karena:

1. Bertentangan dengan al-Quran dan Sunnah serta undang-undang perkawinan.

  2. Alasan Ulil Abshar Abdalla dalam memperbolehkan nikah beda agama didasarkan dari pengembangan berfikir dia, dan hal itu dapat merubah syariat yang telah ditetapkan.

  Dari skripsi Galuh Maharani yang berjudul Pernikahan Beda Agama Menurut Ahmad Nurcholish (Analisis Bimbingan Konseling Keluarga Dalam Membentuk Keluarga Sakinah) Melalui analisis pendapat Ahmad Nurcholish tentang pernikahan beda agama dalam membentuk keluarga sakinah, disimpulkan bahwa pernikahan semacam ini sangat rentan terhadap permasalahan terlebih lagi menyangkut perbadaaan agama dibandingkan pada pernikahan seagama meski keduanya juga tidak terhindarkan dari permasalahan. Untuk itu, agar didalam pernikahan perlu suatu antisipasi agar terhindar dari permasalahan yang akan muncul yakni dengan menanamkan rasa kasih sayang, menghargai dan menghormati satu sama lain, rasa menerima, ikhlas ditambah lagi dengan menerapkan prinsip toleransi. Karena jika semua diterapkan, maka keluarga sakinah pun akan terbentuk.

  Berdasarkan uraian di atas, pendapat Ahmad Nurcholish tersebut dapat diaplikasikan dalam asas-asas bimbingan konseling keluarga dan dakwah dalam membentuk keluarga sakinah yang meliputi asas kebahagiaan hidup di musyawarah, asas sabar dan tawakal, serta asas manfaat (maslahat), dengan jalan memperhatikan faktor-faktor di atas.

  Selanjutnya skripsi dari Oktafiani tahun 2011 dengan judul: Problematika Pengamalan Ibadah Anak Pada Keluarga Beda Agama (Studi Kasus pada Masyarakat Ngentak RT 10 RW V Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2011). Hasil penelitian dari skripsi ini Setelah dianalisis disimpulkan bahwa cara pengamalan ibadah anak yang tinggal di lingkungan keluarga beda agama di Dukuh Ngentak adalah dengan menjalankan sholat lima waktu, puasa ramadhan, membayar zakat, dan ibadah- ibadah umum lainnya sedangkan anak yang beragama non Islam mereka menjalankan ibadah ke gereja setiap hari Minggu. Problem pengamalan ibadah anak yang tinggal di lingkungan beda agama di Dukuh Ngentak antara lain yaitu: Anak kurang mampu mendalami ajaran agama yang mereka yakini, anak kurang menjiwai ketika beribadah di rumah, rendahnya semangat atau motivasi beribadah anak. solusi yang di tempuh untuk mengatasi problem-problem tersebut adalah: bersosialisasi dengan masyarakat luar, aktif mengikuti kajian- kajian keagamaan, banyak membaca buku-buku keagamaan.

B. Persepsi Masyarakat

  Memandang sesuatu yang tidak biasa membuat seseorang dalam mendiskripsikan hal itu dengan variasi cerita yang berbeda pula. Misalkan: ada seorang anak laki-laki SMA membawa buku di rumahnya temenya seorang wanita, dengan niat mau mengerjakan PR bersama. Namun, yang semula hanya 2 orang laki-laki dan perempuan. Dari contoh tersebut orang yang melihat akan berpendapat satu dengan yang lain dalam mendiskripsikan apa yang dilihat akan berbeda. Bisa jadi orang menganggap anak itu melakukan hal yang tidak baik di dalam rumah (negatif), ada juga yang memandang anak tersebut menegerjakan tugas karena saat itu membawa buku (positif) dan lain- lain. Berkaitan dengan persepsi atau cara pandang seseorang, ada teori yang berkaitan seperti:

  Prasangka adalah masalah umum untuk seluruh umat manusia. Ketidak sukaan terhadap kelompok, yang berlansung secara terus-menerus akibatnya dapat meningkatkan kebenciian ekstrim, bahkan dapat diikuti dengan tindakan menyiksa dan membunuh.

  Menurut Johnson (1986) dalam bukunya lilweri mengatakan, prasangka adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota dari kelompok tertentu. Seperti halnya sikap, prasangka meliputi keyakinan utnuk menggambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan.

  Menurut Jones (1986) dalam bukunya lilweri prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara menggeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan itu mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri. Prasangka merupakan sikap. Sikap terdiri dari tiga

  1. Komponen efektif atau emosional, mewakili dua jenis emosi yang berkaitan dengan sikap. (misalnya, kegelisahan ringan, permusuhan langsunng).

  2. Komponen kognitif, yang melibatkan keyakinan atau pikiran-pikiran yang membentuk sikap.

  3. Komponen perilaku, berkaitan dengan tindakan seseorang. Sikap biasanya diikuti dengan perilaku (meskipun tidak selalu).

  Menurut Jhonson (1986) dalam bukunya lilweri mengemukakan, prasangka itu disebabkan oleh: Gambaran perbedaan antar kelompok, nilai- nilai budaya yang dimiliki kelompok mayoritas sangat menguasai kelompok minoritas, stereotip (salah satu bentuk utama prasangka yang menunjukkan kategori) antaretnik, dan kelompok etnik atau ras yang merasa superior sehingga menjadikan etnik atau ras lain inferior (Liliweri, 2005: 199-203).

  Dalam masyarakat juga sering adanya perbedaan dalam memandang situasi, baik lingkunganya, manusianya, tatanan rumahnya, masalah dalam lingkunganya dan sebagainya.

  Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsikan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi (Mulyana, 2013: 179- 180).

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV-VI SD NEGERI DOKOROI KEC. WIROSARI KAB. GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 75

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 - Test Repository

0 1 83

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105

TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 NGADIMULYO KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 94

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI METODE DRILL DI SDN I TEGALSARI KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 120

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

0 0 111

PENGARUH INTENSITAS KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP TAWADHU ANAK DI DUSUN NGELOSARI DESA JOMBOR KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2014 - Test Repository

0 0 115

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DENGAN PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012-2013 - Test Repository

0 1 84

HUBUNGAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DENGAN KEPRIBADIAN REMAJA DI DUKUH DONGANTI, DESA NGLEMBU, KEC. SAMBI, KAB. BOYOLALI TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 154

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM SISWA SMP AL-MAS’UDIYYAH BANDUNGAN, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 1 110