PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM IMPLEMENTASI AKHLAKUL KARIMAH DI MTs NURUSSALAM KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2016 2017 SKRIPSI

  

PERAN GURU AKIDAH AKHLAK

DALAM IMPLEMENTASI AKHLAKUL KARIMAH

DI MTs NURUSSALAM KECAMATAN TERSONO

KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2016 / 2017

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

  

Oleh:

LUTHFI HANIFAH

NIM: 11113031

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Luthfi Hanifah NIM : 111-13-031 Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (S1) Judul :PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM

  IMPLEMENTASI AKHLAKUL KARIMAH DI MTs NURUSSALAM KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2016 / 2017 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 7 Agustus 2017 Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

  NIP. 19570520 198601 1001

  

SKRIPSI

PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM IMPLEMENTASI

AKHLAKUL KARIMAH DI MTs NURUSSALAM

KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG

  

TAHUN AJARAN 2016 / 2017

Disusun oleh

LUTHFI HANIFAH

NIM: 11113031

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Agustus 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil. Sekertaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag. Penguji II : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

  Salatiga, 30 Agustus 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Suwardi, M.Pd.

  NIP. 19670121199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan, di bawah ini: Nama : INNA LAILA RAHMAH NIM : 11113 271 Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan naskah skripsi ini boleh untuk dipublikasikan.

  Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 7 Agustus 2017 Yang Menyatakan

  Luthfi Hanifah NIM: 111-13-031

  

MOTTO

﴾ ٦ ﴿ اًﺮْﺴُﯾ ِﺮْﺴُﻌْﻟا َﻊَﻣ ﱠنِإ

  

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S Al-Insyirah: 6)

ُﺐَﻠَط ِﷲ ﻰِﻓ َﻮُﮭَﻓ ﻰِﻓ َجَﺮَﺧ ِﻞْﯿِﺒَﺳ ِﻢْﻠِﻌْﻟا ْﻦَﻣ

  

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalanAllah”

(HR.Turmudzi)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini selesai atas ridho dari Sang Maha Pencipta ALLAH SWT, dan saya persembahakan kepada:

  1. AyahandaJaka Purwanto, S.Pd.SD. dan Ibunda Ropikoh, A.Ma.Pd.TK. yang telah memberikan dukungan moril dan materil, sehingga penulis bisa merasakan bangku perkuliahan dan akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini.

  2. KakakM. Purwo Budi Harjo, Novi Handayani dan Adik Ridwan Faruq Dzulfikar, terimakasih atas semangat dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis.

  3. Para guru penulis yang telah memberii nasihat serta bekal ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.

  4. Untuk sahabat-sahabat penulis Suharno, S.E., Nelly Kamalia, Nurul Aini Elok, Inna Laila R., Aisyah Setia N., dek Nurul, dek Nenni, dek Landiana, Anugrah Maksum dan teman-teman yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu namun tak mengurangi rasa terimakasih atas perhatian dan pelajaran hidup tentang kebersamaan.

  5. Teman-teman PAI Se-angkatan 2013.

  6. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi Rabbil’alamin , segala puji dan syukur penulis panjatkan atas

  kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERAN GURU

  

AKIDAH AKHLAK DALAM IMPLEMENTASI AKHLAQUL KARIMAH

DI MTS NURUSSALAM KEC. TERSONO KAB. BATANG 2016 / 2017”.

  Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.

  Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi M.Pd selaku ketua Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rokhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (IAIN) Salatiga.

  4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Bapak Drs. Badwan, M.Ag. selaku dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa memberika bimbingan, motivasi dan arahan selama masa

  6. Seluruh dosen JurusanPendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

  7. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT, aamiin.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya. Aamiin.

  Salatiga, 7 Agustus 2017 Penulis

  

ABSTRAK

  Hanifah, Luthfi. 2017. Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Implementasi Akhlaqul

  Karimah Di Mts Nurussalam Kec. Tersono Kab. Batang 2016 / 2017 . Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

  Kata Kunci: Peran guru akidah akhlak.

  Penelitian ini membahas tentang Peran Guru Akidah Akhlak dalam Implementasi Akhlaqul Karimah di MTs Nurussalam Kec. Tersono Kab. Batang 2016/2017. Penelitian ini berkonsentrasi kepada bagaimana peran guru akidah akhlak dan bagaimana implementasi akhlaqul karimah di MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

  Kehadiran peneliti dilapangan sangat penting mengingat skripsi ini adalah kualitatif. Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut berupa keterangan dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh dari wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi.

  Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada. Lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru Akidah Akhlak dalam implementasi akhlaq karimah di MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang tahun 2016 / 2017 sudah Baik, ditunjukan dengan bahwa 1. Metode pembentukan akhlak siswa yang dilakukan guru yaitu ceramah, pembiasaan, konseling dan hukuman. Faktor yang mendukung dalam pembinaan akhlak: Faktor keluarga, Faktor Lingkungan, Lingkungan sekitar, Tata tertib sekolah untuk menghambat kenakalan siswa, Sedangkan faktor yang menghambat pembinaan akhlak: Waktunya tidak cukup untuk membina akhlak siswa yang sebanyak itu, Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, Sikap dan perilaku siswa yang beragam, Pergaulan siswa yang tidak dapat dikontrol, Kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah, Sarana dan prasarana yang kurang mendukung, Maraknya perkembangan informasi jaman sekarang. 2. Usaha-usaha yang dilakukan yang dilakukan oleh guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam dilaksanakan smelalui tindakan preventif, kuratif, maupun represif, cukup efektif.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ v HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Fokus Penelitian .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 4 E. Penegasan Istilah ......................................................................... 5 F. Metode Penelitian ....................................................................... 7 G. Sistematika Penulisa ................................................................... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 15

  B.

  Implementasi Akhlaqul Karimah ................................................ 23

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 33 A. Kondisi Umum MTs Nurussalam ............................................... 33 1. Gambaran Letak Geografis .................................................... 33 2. Sejarah Singkat....................................................................... 34 3. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................. 35 4. Strucktur Organisasi ............................................................... 36 5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ..................................... 37 6. Sarana dan Prasarana.............................................................. 41 7. Pembelajaran di Sekolah ........................................................ 43 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 55 A. Peran Guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam .......................... 55 B. Implementasi Akhlaqul Karimah di MTs Nurussalam ................. 64 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 69 A. Kesimpulan.................................................................................... 69 B. Saran .............................................................................................. 70 C. Kata Penutup ................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

  Tabel I Structur Organisasi .............................................................................. 37 Tabel II Data Guru ........................................................................................... 39 Tabel III Data Karyawan .................................................................................. 40 Tabel IV Data Murid ........................................................................................ 41 Tabel V Keadaan Sarana Prasarana ................................................................. 42

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Pedoman Wawancara Lampiran 2 Kode Wawancara Lampiran 3 Transkrip Wawancara 1 Lampiran 4 Transkrip Wawancara 2 Lampiran 5 Responden Siswa Lampiran 6 Silabus Lampiran 7 Dokumentasi Lampiran 8 SK Pembimbing Lampiran 9 SK Penelitian Lampiran 10 Lembar Konsultasi Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 12 SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia

  (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. Sangat memprihatinkan di saat SDM bangsa Indonesia berada pada peringkat 105 dari 173 negara didunia. Rendahnya SDM di negara kita disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena rendahnya mutu pendidikan.

  Sedangkan kita pahami bersama bahwa pendidikan merupakan kunci untuk membangun SDM (Shaleh, 2005, hal. 12). Dengan kata lain, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.

  Schoorl (1982) berpendapat bahwa praktik-praktik pendidikan merupakan wahana terbaik dalam menyiapkan sumber daya manusia dengan derajat moralitas tinggi. Di negara kita tujuan pendidikan nasional didasarkan dengan amanat yang termuat dalam UU RI No. 2 Tahun 1989, Pasal 4, dimana “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan pengetahuan dan ketrampilan, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” Jika tujuan tersebut diimplementasikan dengan sungguh-sunguh, maka para siswa akan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi, dan dikemudian hari pendidikan tersebut akan menjadi dasar utama bagi para siswa untuk menjadi SDM yang bermoralitas tinggi, terampil, mandiri, kompeten, dan mampu mengharumkan nama bangsa dan negara kita. Karenanya, pendidikan moral dan agama di sekolah atau didalam keluarga harus diaktualisasikan secara berkelanjutan dan konsisten dari waktu kewaktu (Danim, 2003 , hal. 63).

  Teladan kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki oleh guru akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian dan watak anak, mengingat tugas utama seorang guru adalah sebagai pendidik. Pendidikan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh dan membiasakan suatu kegiatan. Kedudukan guru yang demikian akan senantiasa bermanfaat sampai kapanpun. Terlebih untuk mencetak kader-kader bangsa yang berbudi pekerti luhur (akhlaqul karimah). Dengan bekal pendidikan akhlakul karimah yang kuat diharapkan akan lahir generasi pengurus yang memiliki keunggulan kompetitif yang ditandai dengan kemampuan intelektual yang tinggi (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan didasari dengan penghayatan nilai keimanan, akhlak, psikologis, dan sosial yang baik (Mukhtar, 2003, hal. 9).

  Dengan berbagai permasalahan yang ada maka penulis sebagai generasi penerus pada bidang pendidikan, memandang penting untuk melakukan penelitian secara mendalam tentang akhlak siswa pada jenjang pendidikan menengah pertama. Hal ini penulis teliti karena akhlak merupakan hal yang sangat penting bagi manusia sebagai penuntun untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Terlebih pada siswa MTs, dimana pada masa ini seorang anak berada pada periode sensitifitas tinggi yang berpengaruh besar bagi kepribadian anak tersebut. Periode ini merupakan transisi perubahan kepribadian dari tahap anak-anak menjadi tahap dewasa. Oleh sebab itu peran serta guru sebagai pembimbing sangatlah penting dan sangat diperlukan.

  Ironisnya, selama ini pelaksaan pendidikan akhlak masih terbatas, hanya pada aspek kognitif untuk pembekalan pengetahuan siswa. Hal ini nampak jelas pada proses pembelajaran maupun pada evaluasi pendidikan yang terbatas pada penyerapan pengetahuan. Oleh sebab itu, perlunya peran aktif dari berbagai kalangan yang terkait, untuk bersama sama mengentaskan problematika akhlak siswa, tentu hal ini guru dituntut untuk berperan lebih dalam proses pembentukan akhlak siswa agar mereka tidak terperangkap dalam kehidupan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT.

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas permasalahan tersebut didalam skripsi dengan judul

  

“Peran Guru Akidah Akhlak dalam Implementasi Akhlaqul Karimah di

  MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun 2016/2017” B. Fokus Penelitian

  Fokus penelitian ini adalah: 1.

  Bagaimana Peran Guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang? 2. Bagaimana Implementasi Akhlakul Karimah di MTs Nurusslam

  Kecamatan Tersono Batang? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pada fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui Peran Guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

  2. Untuk mengetahui Implementasi Akhlakul Karimah di MTs Nurusslam Kecamatan Tersono Batang.

D. Kegunuaan Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis, antara lain adalah:

1. Secara Teoritis

  Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan secara teoritis untuk memperkaya khasanah keilmuan dan sebagai tolok ukur bagi setiap pengajar dalam peranannya di bidang belajar mengajar.

2. Secara Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan, khususnya Bagi kepala sekolah, bagi guru, bagi siswa, bagi peneliti.

E. Penegasan Istilah

  Adapun istilah yang perlu ditegaskan dalam judul penelitian ini adalah: 1.

  Peran Guru Akidah Akhlak Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Guru adalah seseorang yang membuat orang lain tahu atau mampu untuk melakukan sesuatu, atau memberikan pengetahuan atau keahlian. Menurut Zakiah Daradjat, guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau pengalaman yang dapat memudahkan melaksanakan peranannya membimbing muridnya (Daradjat, 1996 , hal. 266).

  Dalam kamus besar bahasa Indonesia, guru Akidah Akhlak berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar mata pelajaran Akidah Akhlak (Daradjat, 1996 , hal. 330 ). Jadi peranan guru Akidah Akhlak yang dimaksud disini adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh orang yang pekerjaannya mengajar mata pelajaran Akidah Akhlak sehingga membuat seseorang tahu atau mampu untuk melaksanakan sesuatu, atau memberikan pengetahuan dan keahlian dalam suatu peristiwa.

2. Implementasi Akhlaqul Karimah

  Pembentukan berasal dari akar kata bentuk yang mempunyai makna proses, perbuatan, cara membentuk.(Daradjat, 1996 , hal. 119) Sedangkan kata akhlak disadur dari bahasa Arab dengan kosa kata al- khulq yang berarti kejadian, budi pekerti dan tabiat dasar yang ada pada manusia(Ritonga, 2005, hal. 7). Menurut Imam alGhozali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan. Jika sifat itu tertanam dalam jiwa maka menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik menurut akal dan syariah.(Iman al- Ghazali, 2003, hal. 48)

  Dalam penelitian ini yang lebih difokuskan adalah pembentukan akhlak siswa yang dibatasi dalam hal-hal antara lain : ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah, terhadap kewajiban agama, sikap terhadap guru dan teman, kesabaran serta kejujuran.

  Dari penegasan istilah tersebut di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian secara mendalam dan utuh tentang bagaimana peranan guru Akidah Akhlak sekaligus keunggulan dan kekurangan pelaksanaan membentukan akhlakul karimah siswa pada masa pubertas di MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan pendekatan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang berfokus pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi.

  2. Kehadiran Peneliti Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir dan terlibat secara langsung dalam aktifitas siswa di lokasi penelitian, terutama dalam memperoleh data-data dan berbagai informasi yang diperlukan.

  3. Lokasi dan Sumber penelitian Lokasi penelitiannya adalah MTs Nurussalam Kecamatan

  Tersono Kabupaten Batang. Sedangkan sumber penelitiannya adalah Kepala Sekolah MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang, guru Aqidah Akhlak MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang dan siswa MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

  4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah: a.

  Data Primer Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari objeknya (Suparno, 2007: 52). Data primer pada penelitian ini adalah ditentukan, serta observasi yang berguna untuk mencari tahu metode pembelajaran akidah akhlak yang digunakan oleh Guru Akidah Akhlak MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi (Suparno, 2007: 52). Data sekunder yang penulis gunakan adalah data tentang silabus mata pelajaran akidah akhlak MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi, 2005, hal. 100). Ada tiga metode dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: a.

  Metode Pengamatan (Observasi) Observasi merupakan proses untuk mengakses dan memahami cara-cara yang digunakan orang-orang dalam bertindak dan berinteraksi secara komunikatif. Observasi merupakan dasar fundamental dari semua metode riset (Christine, 2008, hal. 320).

  Jadi, dengan metode pengamatan (Observasi) ini berharap penulis dapat mengetahui bagaimana cara berlangsungnya kegiatan Guru Akidah Akhlak dalam implementasi Akhlaq Karimah siswa di Mts Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. b.

  Metode Wawancara/interview Metode wawancara ialah, metode yang dilakukan dengan pembicaraan santai dalam berbagai situasi, dilakukan secara terus- menerus untuk mendapat kan informasi dan penjelasan yang utuh, mendalam, terperinci dan lengkap (Nusa, 2013, hal. 33).

  Jadi, dengan metode wawancara ini berharap penulis dapat mengetahui lebih mendalam dari para pengelola MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang yaitu kepala sekolah, para guru Akidah Akhlak dan para siswa MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan sember penting dalam bukti tambahan maupun bukti utama riset. Dokumen mampu bertahan sepanjang waktu karena mampu memberikan pemahaman historis (Christine, 2008, hal. 344).

  Jadi, dengan metode dokumentasi ini diharapkan penulis bias mendapatkan bukti tambahan, seperti: foto, dan data-data sekolah lainnya yang penulis perlukan.

6. Analisis Data

  Analisis data ialah data dalam penelitian kualitatif dianalisis melalui membaca dan mereview data untuk mendeteksi tema-tema dan pola-pola yang muncul (Emzir, 2010, hal. 17).

  Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dilapangan adalah sebagai berikut: a.

  Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan penelitan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  b.

  Reduksi Data Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan (Emzir, 2010, hal. 130).

  c.

  Penyajian Data Sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang baik merupakan suatu cara utama bagi penyajian data yang benar.

  d.

  Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga dideverifikasi selama penelitian berlangsung. Verivikasi itu kemungkinan setingkat dengan pemikiran kembali yang melintas dalam menganalisis selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta tukar pikiran dan akhirnya berusaha menarik kesimpulan. Dengan demikian verifikasi yang pada mulanya mengambang atau kabur menjadi relevan.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008, hal. 331). Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu: a.

  Trianggulasi sumber Trianggulasi sumber berarti, mencari sumber-sumber lain disamping sumber yang telah kita dapatkan (Nusa, 2013, hal. 34).

  b.

  Trianggulasi metode Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2008, hal. 331)

  8. Tahap-tahap penelitian Menurut Moloeng (2008:127-128) tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat : a.

  Tahap Pra Lapangan Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian,

  Tersono Kabupaten Batang, menjajaki dan menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan informasi, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

  b.

  Tahap Pekerja Lapangan Pada tahap ini peneliti harus sungguh-sungguh dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan beberapa serta sambil mengumpulkan data.

  c.

  Tahap Analisis Data Pada tahap ini dianalisiskan konsep analisis data juga dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk menemukan data dan kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

  Penulisan skripsi ini terbagi kedalam tiga bagian, yaitu bagian awal,

  bagian isi, dan bagian akhir. Adapun secara terperinci telah penulis uraikan seperti dibawah ini:

  1. Bagian Awal Pada bagian ini berisi tentang halaman judul, nota pembimbing, pengesahan skripsi, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

  2. Bagian Isi

  Bagian ini terbagi kedalam 5 bab, yaitu: a.

  BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan bab yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.

  b.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori. Uraiannya terbagi menjadi dua sub bab, yaitu sub bab peran guru akidah akhlak yang meliputi definisi, syarat dan sifat guru akidah akhlak, tanggung jawab dan tugas guru akidah akhlak, dan peranan guru akidah akhlak.

  Sub bab kedua adalah penjabaran mengenai implementasi akhlakul karimah.

  c.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahanp-tahap penelitian.

  d.

  BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS Pada bab ini penulis uraikan tentang paparan data dan analisis dari hasil penelitian. Yaitu pembahasan secara terperinci mengenai implementasi materi akidah akhlak pada siswa MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. e.

  BAB V PENUTUP Bab penutup adalah bab terakhir dari bagian isi, bab penutup berisi tentang kesimpulan atas penelitian dan saran yang dapat penulis berikan terkait hasil penelitian yang telah dilakukan.

3. Bagian Akhir

  Bagian akhir merupakan bagian penutup dari skripsi. Bagian ini berisikan tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menjadi bukti penelitian ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Akidah Akhlak 1. Pengertian Guru Akidah Akhlak Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya

  untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara pengahargaan dari material, misalnya, sangat jauh dari harapan. Gaji seorang guru rasanya terlalu jauh untuk mencapai kesejahteraan hidup layak sebagaimana profesi lainnya. Hal itulah, tampaknya yang menjadi salah satu alasan mengapa guru disebut sebagai pahlawan tanpa jasa (Naim, 2011: 1)

  Guru atau pendidik dalam konteks Islam sering di sebut dengan murabbi, mu ‟allim, dan mu‟addib, yang pada dasarnya mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan konteks kalimat, walaupun dalam situasi tertentu mempunyai kesamaan makna. Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi, kata mu

  ‟allim berasal dari kata „allama, yu‟allimu sedangkan kata muaddib berasal dari adabba, yuaddibu sebagaimana sebuah ungkapan: “Allah mendidikku, maka Ia memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan”. Muhammad Muntahibun Nafis menyebutkan sebagaimana dijelaskan oleh al-Aziz bahwa pendidik adalah orang yang bertanggung jawab dalam menginternalisasikan nilai-nilai agama dan berupaya menciptakan individu yang memiliki pola pikir ilmiah dan pribadi yang sempurna. Pendidik dalam pendidikan Islam pada hakikatnya peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi dan kecenderungan yang ada pada peserta didik, baik yang mencakup rana afektif, kognitif, maupun psikomotorik (Nafis, 2002: 84) 2. Kedudukan, Syarat dan Sifat Guru Akidah Akhlak

  Salah satu hal yang menarik pada ajaran Islam ialah penghargaan Islam yang sangat tinggi terhadap guru. Begitu pentingnya penghargaan itu sehingga menempatkan kedudukan guru setingkat di bawah kedudukan Nabi dan Rasul. Karena guru selalu terkait dengan ilmu pengetahuan, sedangkan Islam amat menghargai pengetahuan, penghargaan Islam terhadap ilmu.

  Sedangkan syarat yang berkaitan dengan profesinya guru sebagai pendidik dan tenaga kependidikan seharusnya memenuhi standar nasional yang telah ditentukan, yaitu memiliki kualifikasi akademik (minimum DIV/S1) dan kompetensi (pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial).

  Bagi seorang yang tidak memiliki ijasah atau sertifikat keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat kembali menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. Kemampuan pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, dewasa, aktif,

  Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi Standar Kompetensi (SK) yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sedangkan kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru lain, orang tua dan masyarakat.

  Sedangkan sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh guru atau pendidik, adalah: a.

  Adil (tidak membedakan dan pilih asih).

  b.

  Percaya dan suka (senang) kepada murid-muridnya.

  c.

  Sabar dan rela berkorban.

  d.

  Memiliki wibawa terhadap anak didiknya.

  e.

  Penggembira (humoris: supaya tetap memikat anak atau peserta didik etika mengajar).

  f.

  Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya g.

  Bersikap baik terhadap masyarakat.

  h.

  Benar-benar menguasai mata pelajarannya. i.

  Suka kepada mata pelajaran yang diberikannya. j.

  Berpengetahuan luas (Purwanto, 2004: 143-148).

  Demikianlah syarat dan sifat yang perlu dipenuhi oleh setip guru, karena guru dituntut untuk memiliki kecakapan dan kewenangan dalam tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik jika pribadi guru berakhlak mulia pula.

3. Tanggung Jawab dan Tugas Guru Akidah Akhlak Tanggung jawab guru adalah mencerdaskan kehidupan anak didik.

  Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik agar tahu bagaimana perbuatan yang susila dan asusila. Mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma itu tidak mesti harus guru berikan ketika di kelas, di luar kelaspun sebaiknya guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan (Djamarah, 2000: 35-36).

  Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Secara umum tugas Guru Akidah Akhlak meliputi empat hal yaitu : tugas profesi, tugas keagamaan, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan (Paraba, 2000:14).Tugas Guru Akidah Akhlak sebagai profesi adalah mendidik, mengajar, melatih dan menilai atau mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilanketerampilan pada siswa (Usman, 2000: 7).

  Dalam tinjauan agama Islam, tugas keagamaan guru sebagai juru dakwah yaitu bertugas menyampaikan kebaikan dan mencagah kemungkaran (amar m'aruf nahi munkar), mentransfer ilmu kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

  Sehingga tugas yang diemban ini semata-mata untuk menyebarkan dan mensosialisasikan ajaran agama kepada peserta didik. Untuk dapat melaksanakan tugas ini dengan baik, guru terlebih dahulu mengerti, memahami dan mengamalkan ajaran Islam, bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia juga harus dapat menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya (Usman, 2000:8).

  Sedangkan di bidang kemasyarakatan guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila (Djamarah, 2000:37). Jadi tugas dan tanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak peserta didik untuk membentuk peserta didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.

4. Peranan Guru Akidah Akhlak

  Peranan guru adalah tercapainya serangkaian tingkah laku yang berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan (Usman, 2000: 4). Dengan kata lain peranan guru dapat dikatakan tugas yang harus dilaksanakan oleh guru dalam mengajar siswa untuk kemajuan yaitu perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa.

  Menurut Mukhtar, peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembentukan akhlak lebih difokuskan pada tiga peran, yaitu: a.

  Peran pendidik sebagai pembimbing Peran pendidik sebagai pembimbing sangat berkaitan erat dengan praktik keseharian. Untuk dapat menjadi seorang pembimbing, seorang pendidik harus mampu memperlakukan para siswa dengan menghormati dan menyayangi (mencintai). Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pendidik, yaitu meremehkan / merendahkan siswa, memperlakukan sebagai siswa secara tidak adil, dan membenci sebagian siswa.

  Perlakuan pendidik sebenarnya sama dengan perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya yaitu penuh respek dan kasih sayang serta memberikan perlindungan. Sehingga dengan demikian, semua siswa merasa senang dan familiar untuk sama-sama menerima pelajaran dari pendidiknya tanpa ada paksaan, tekanan dan sejenisnya. Pada intinya, setiap siswa dapat merasa percaya diri bahwa di sekolah / madrasah ini, ia akan sukses belajar lantaran ia merasa dibimbing, didorong, dan hal-hal tertentu pendidik harus bersedia membimbing dan mengarahkan satu persatu dari seluruh siswa yang ada (Mukhtar, 2003: 93-94).

  b.

  Peran pendidik sebagi model (contoh) Peranan pendidik sebagai model pembelajaran sangat penting dalam rangka membentuk akhlak mulia bagi siswa yang diajar. Karena gerak gerik guru sebenarnya selalu diperhatikan oleh setiap murid. Tindak tanduk, perilaku, dan bahkan gaya guru selalu diteropong dan sekaligus dijadikan cermin (contoh) oleh murid-muridnya. Apakah yang baik atau yang buruk. Kedisiplinan, kejujuran, keadilan, kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan, kehati-hatian akan selalu direkam oleh murid-muridnya dan dalam batas-batas tertentu akan diikuti oleh murid-muridnya. Demikain pula sebaliknya, kejelekan- kejelekan gurunya akan pula direkam oleh muridnya dan biasanya akan lebih mudah dan cepat diikuti oleh murid-muridnya (Azizi, 2003: 164- 165). Semuanya akan menjadi contoh bagi murid, karenanya guru harus bisa menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya. Guru juga menjadi figur secara tidak langsung dalam pembentukan akhlak siswa dengan memberikan bimbingan tentang cara berpenampilan, bergaul dan berprilaku yang sopan.

  c.

  Peran pendidik sebagai penasehat.

  Seorang pendidik memiliki jalinan ikatan batin atau emosional dengan para siswa yang diajarnya. Dalam hubungan ini pendidik menyampaikan pelajaran di kelas lalu menyerahkan sepenuhnya kepada siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikannya tersebut. Namun, lebih dari itu, guru juga harus mampu memberi nasehat bagi siswa yang membutuhkannya, baik diminta ataupun tidak (Mukhtar, 2003: 95-96). Oleh karena itu hubungan batin dan emosional antara siswa dan pendidik dapat terjalin efektif, bila sasaran utamanya adalah menyampaikan nilai-nilai moral, maka peranan pedidik dalam menyampaikan nasehat menjadi sesuatu yang pokok, sehingga siswa akan merasa diayomi, dilindungi, dibina, dibimbing, didampingi penasehat dan diemong oleh gurunya (Azizi, 2003: 167).

  Setiap guru utamanya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) hendaknya menyadari bahwa pendidikan agama bukanlah sekedar mentransfer pengetahuan agama dan melatih keterampilan anak-anak dalam melaksanakan ibadah atau hanya membangun intelektual dan menyuburkan perasaan keagamaan saja, akan tetapi pendidikan agama lebih luas dari pada itu. Pendidikan agama Islam berusaha melahirkan siswa yang beriman, berilmu, dan beramal saleh. Sehingga dalam suatu pendidikan moral, PAI tidak hanya menghendaki pencapaian ilmu itu semata tetapi harus didasari oleh adanya semangat moral yang tinggi dan akhlak yang baik (Mukhtar, 2003: 92). Untuk itu seorang guru sebagai pengemban amanah pembelajaran PAI haruslah orang yang memiliki pribadi saleh Dengan menyadari peranannya sebagai pendidik yang sebenarnya, baik dari segi perilaku (kepribadian) maupun dari segi keilmuan yang dimilikinya hal ini akan dengan mudah diterima, dicontoh dan diteladani oleh siswa, atau dengan kata lain pendidikan akan sukses apabila ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pribadi guru agama. Sehingga tujuan untuk membentuk pribadi anak saleh dapat terwujud.

B. Implementasi Akhlaqul Karimah 1.

  Pengertian Akhlak Menurut pendekatan etimologi, perkataan "akhlaq" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya "khuluq”(

  ْﻖًﻠُﺣ) yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

  "khalqun" ( ) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan

  ٌﻖْﻠَﺣ

  "khaliq" (

  ْﻖِﻠَﺣ ) yang berarti pencipta dan "makhluq" yang berarti yang diciptakan (Sinaga, 2004: 1). Definisi akhlak di atas muncul sebagai mediator yang menjembatani komunikasi antara khaliq (pencipta) dengan makhluq (yang diciptakan) secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai hablum min Allah. Dari produk hamlum min Allah yang verbal biasanya lahirlah pola hubungan antar sesama manusia yang disebut dengan hablum min annas (pola hubungan antar sesama makhluk) (Mukhtar, 2003: 2). Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifatsifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya (Asmara, 1992: 1).

  Jadi pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlaq ialah kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran. Maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebut budi pekerti yang tercela.

2. Dasar Akhlak

  Sumber akhlak atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW (Yakub, 1993: 49). Barnawie Umary menambahkan bahwa dasar akhlak adalah al-Qur'an dan al-Hadits serta hasil pemikiran para hukama dan filosof (Umary, 1995: 1). Kedua dasar itulah yang menjadi landasan dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

  Dasar akhlaq dalam Hadits Nabi SAW salah satunya Dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda :

  ﻶْﺣ َﻷ ا ُﺢِﻟ ﺎَﺻ ُﻢﱢﻤَﺗ ُِﻷ ُﺖْﺜِﻌُﺑ

  ٍق ﺎَﻤﱠﻧِا Artinya : “sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki akhlak” Jadi jelaslah bahwa al-Qur'an dan al-Hadits pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, mata teranglah keduanya merupakan sumber akhlak dalam Islam. firman Allah dan sunnah Nabi adalah ajaran yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil renungan dan ciptaan manusia, hingga telah terjadi keyakinan (aqidah) Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk kriteria mana perbuatan yang baik dan jahat, mana yang halal dan mana yang haram.

3. Tujuan Implementasi Akhlakul Karimah

  Islam adalah agama rahmat bagi umat manusia. Ia datang dengan membawa kebenaran dari Allah SWT dan dengan tujuan ingin menyelamatkan dan memberikan kebahagiaan hidup kepada manusia dimanapun mereka berada. Agama Islam mengajarkan kebaikan, kebaktian, mencegah manusia dari tindakan onar dan maksiat (Basri, 2004:145). Sebelum merumuskan tujuan pembentukan akhlak, terlebih dahulu harus kita ketahui mangenai tujuan pendidikan islam dan tujuan pendidikan akhlaq.

  Muhamad Al-Munir menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah : a.

  Tercapainya manusia seutuhnya.

  b.

  Tercapainya kebahagiaan dunia dan akherat.

  c.

  Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi dan takut kepada Allah (Andayani, 2004: 74-75).

  Menurut Muhamad Al-Athiyah Al-Abrasy, tujuan utama dari pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang—orang yang bermoral, laki-laki maupun perempuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, citacita yang benar dan akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak asasi manusia, tau membedakan baik dan buruk, memilih suatu fadilah karena ia cinta pada fadilah, menghindari suatu perbuatan yang tercela, karena ia tercela, dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan (Abrasy, 1970: 180).

  Sedangkan tujuan pendidikan moral dan akhlak dalam Islam ialah untuk membentuk orang-orang berakhlak baik, keras kemauan, sopan dalam bicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, beradab, ikhlas, jujur, dan suci (Abrasy, 1970: 109).

  Dari beberapa keterangan di atas, dapat ditarik rumusan mengenai tujuan pendidikan akhlaq, yaitu membentuk akhlakul karimah. Sedangkan pembentukan akhlaq sendiri itu sebagai sarana dalam mencapai tujuan pendidikan akhlak agar menciptakan menusia yang berakhlaq karimah.