STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA DI SDN KETAWANG 1 DAN SDN BANARAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017 - Test Repository

  

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA

DI SD KETAWANG 1 DAN SD BANARAN

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2017

Disusun Oleh: NURUL ISA 12010150030 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

  

ABSTRAK

  “Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Religiusitas Siswa di SDN Ketawang 1 dan SDN Banaran 1 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun

  Ajaran 2017.” Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing Dr. Budiyono Saputra M.Pd.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan dimensi religius siswa menurut teori Glock dan Stark di SDN Ketawang 1 dan SDN Banaran 1 (1) mendeskripsikan strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan religiusitas siswa, (3) mendeskripsikan solusi yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam menghadapi kendala yang dihadapinya.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, atau penelaahan dokumen. Data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) ke lima (5) dimensi religius menurut teori Glock dan Stark di SDN Ketawang 1 dan SDN Banaran 1 sudah tercapai dalam tingkatan siswa sekolah dasar. (2) strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan religiusitas siswa di antara lain adalah: (a) meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas, (b) mengembangkan pembelajaran melalui kegiatan keagamaan Islam seperti sholat dhuhur berjama’ah, kantin kejujuran, infak jum’at, PHBI, dan mujahadah. (3) solusi yang dilakukan oleh guru PAI adalah mengoptimalkan fasilitas yang ada di sekolah untuk kegiatan keagamaan Islam, pelaksanaan program monitoring kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah, serta membangun kerjasama dengan wali kelas dan orang tua murid dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam meningkatkan religiusitasnya.

  

ABSTRACT

Strategies in Improving Student’s Religiosity at the SDN Ketawang1 adn

  SDN Banaran 1 Grabag Districk School Year 2017. Thesis Studies Islamic University of Salatiga, supervisor Dr. Budiyono Saputra, M.Pd. The purpose of the study was to : (1)describe the dimension religius according to theory Glock and Strack at the students SDN Ketawang 1 and SDN Banaran 1, (2) describe of islamic education theacher strategies in increasing religiosity, (3) describe the solution islamic education teachers in over coming the obtacles that it faces.

  This type of research is qualitative research, data collection by observation method, interview, or document review. The data presented in the form of verbal rather than in the form number.

  Based on the result of research can be summarized as follows (1) according to Glock and Strack in SDN Ketawang 1 and SDN Banaran 1 has been achieved in elementery school. (2) the strategy of islamic religiousity are (a) to increase the quality learning of islamic education in the clasroom, (b) develop learning islamic throught the activities of islamic religius. (c) soution in dealing with those constraints do in optimizing the school fasilities as place of workship, maximizing spiritual guaidance, monitoring program and establish cooperation with the people who affect the education of students. Keyword : strategy, religiosity, islamic education

  

PRAKATA

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis sebagai salah satu pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam. Sholawat serta salam semoga tercurahkan atas tauladan umat akhir zaman, Nabi Muhammad Saw. Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini tidak lepas dari hambatan, namun, berkat bimbingan, bantuan berbagai pihak, serta ridha dari Allah Swt, penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga.

  3. Bapak Hammam, Ph. D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. Budiyono Saputra M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tesis ini.

  5. Guru besar dan Dosen besserta Staff Pascasarjana IAIN Salatiga.

  6. Ibu Budimah S.Pd. SD selaku kepala SDN Ketawang 1 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

  7. Bapak Muh Ikhwan S.Pd. selaku kepala SDN Banaran 1 kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

  8. Rekan-rekan guru di SDN Ketawang 1 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

  9. Rekan-rekan guru di SDN Banaran 1 kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

  10. Ayah, Ibu dan Istriku tercinta, keluarga serta anakku atas doa restu dan motivasinya.

  Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari terdapat kekurangan tesis ini, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

  Grabag, 23 September 2017 Nurul Isa

  

DAFTAR PUSTAKA

  HALAMAN JUDUL .....................................................................i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................ii HALAMAN ...................................................................................iii ABSTRAK .....................................................................................iv PRAKATA .....................................................................................vii DAFTAR ISI ..................................................................................ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................4 C. Signifikasi penelitian ......................................................4 D. Kajian Pustaka ................................................................5 E. Kerangka Teori................................................................7 F. Metode penelitian ...........................................................9 G. Sistematika Penulisan ....................................................13 BAB II PROFIL SEKOLAH DAN DIMENSI RELIGIUSITAS SISWA A. Profil Sekolah ...............................................................14 B. Dimensi Religiusitas Siswa ..........................................16 BAB III STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKA RELIGIUSITAS SISWA A. Peningkatan kualitas pembelajaran di kelas ...............20

  B.

  Pengembangan pembelajaran PAI ..............................26 BAB

  IV SOLUSI GURU PAI DALAM MENGHADAPI HAMBATAN DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA A.

  Kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa.......................................31 B.

  Usaha guru PAI dalam menghadapi kendala-kendala yang dihadapinya......................................................................35

  BAB V PENUTUP A. Simpulan .........................................................................40 B. Saran ..................................................................................43 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA

DI SD KETAWANG 1 DAN SD BANARAN

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2017

Disusun Oleh: NURUL ISA 12010150030 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi banyak memberikan dampak bagi kehidupan sosial,

  terutama di kalangan siswa. Banyak siswa yang merasakan dampak positif globalisasi terutama dalam bidang teknologi. Salah satunya adalah adanya internet yang memberikan kemudahan untuk mengakses dan berbagi informasi maupun ilmu pengetahuan secara cepat dan luas. Sejalan hal tersebut bagi remaja munculnya kemajuan globalisasi di bidang teknologi disamping memberikan kemudahan dalam segala aspek kehidupannya, juga akan membuka peluang penyalahgunaan fungsi dari teknologi tersebut. Banyak media sosial yang memberitakan pelanggaran norma-norma yang seharusnya tidak dilakukan dia diantaranya pornografi, praktek perjudian game, jual beli yang menipu konsumen dan lain sebagainya.

  Lembaga pendidikan (sekolah) memberikan bimbingan kepada siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas terutama pada pendidikan agama.

  Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberikan

  1

  pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Pendidikan agama biasanya diartikan pendidikan yang yang materi bahasanya berkaitan dengan

  2

  keimanan, ketakwaan, akhlak, dan ibadah kepada Tuhan. Dengan demikian pendidikan agama berkaitan dengan pembinaan sikap mental spiritual yang

  1 2 Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : Raja Grafindo, 2005, 232.

  Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Jakarta : Prenada Group, 2012, cet. 5, 2012, 208. selanjutnya dapat mendasari tingkah laku manusia dalam berbagai bidang kehidupan.

  Guru PAI dituntut untuk melakukan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang menarik perhatian siswa sehingga mereka memiliki semangat untuk mendalami agamanya. Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh guru PAI diantaranya adalah menyusun dan memilih strategi kegiatan pemelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa

  3

  agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi lingkungan, maka tujuan pembelajaran akan mudah dicapai oleh guru terutama dalam penanaman nilai-nilai religiusitas siswa terhadap agamanya.

  Alasan pemilihan SD Ketawang 1 dan SD Banaran Kecamatan Grabag kabupaten Magelang sebagai objek penelitian karena kedua sekolah tersebut dinilai oleh sebagian orang berhasil dalam membentuk perilaku religius terhadap para siswanya. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan sholat dhuhur berjama’ah, pesantren kilat, kantin kejujuran dan kegiatan keagamaan lainnya. Hal ini yang melatarbelakangi keinginan peneliti untuk mengetahui lebih jauh bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas para siswanya sehingga para siswa menjalankan kegiatan ritual keagamaan yang didasari dengan kesadaran dan kemauan dari para siswanya, dan merupakan 3 pembiasaan dari para gurunya. Berdasarkan latar belakang di atas maka

  Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Agama Islam, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2012, cet. 1, 129. penelitian ini diberikan judul “Strategi Guru Agama Islam dalam Meningkatkan Religiusitas Siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran Kecamatan Grabag kabupaten Magelang Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana dimensi religiusitas siswa menurut teori Glock dan Stark di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1? 2. Bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD

  Ketawang 1 dan SD Banaran 1? 3. Bagaimana solusi guru PAI dalam mengatasi hambatan yang dihadapinya dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran

  1 ? C.

   Signifikansi Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian a.

  Untuk mengetahui dimensi religiusitas siswa menurut teori Glock dan Stark di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1 b. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1 c.

  Untuk mengetahui solusi guru PAI dalam mengatasi hambatan yang dihadapinya dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1.

2. Manfaat Penelitian

  a.

  Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran Pendidikan Agama Islam terutama tentang strategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa di lingkungan sekolah.

  b.

  Secara Praktis

1) Memudahkan siswa dalam meningkatkan religiusitasnya.

  2) Menambah khazanah ilmiah bagi guru dalam meningkatkan religiusitas siswa.

  3) Memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk meningkatkan religiusitas para siswa yang dibimbingnya.

  4) Menambah khazanah ilmiah berkenaan dengan penelitian pendidikan islam yang mampu menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman peneliti.

D. Kajian Pustaka 1.

  Penelitian Terdahulu Penelitian Evi Avivah memaparkan secara parsial, ditemukkan t antara religiusitas dengan kenakalan remaja = -3,632, dan r parsial = -

  0,346, dengan p = 0,000 (pc 0,01). Hal ini menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat segnifikan antara religiusitas dengan kenakalan remaja. Uji parsial juga menemukan nilai t antara variabel kontrol diri dengan kenakalan remaja = -2,737 dan r sangat signifikan antara kontrol diri dengan kenakalan remaja. Sumbangan efektif variabel religiusitas

  4 dan kontrol diri sebesar 27% (R square 0,270).

  Penelitian Miftah Aulia Andisti menunjukkan ada hubungan yang signifikansi antara religiusitas dengan perilaku sex bebas. Hasil koefisien korelasi yang negatif sangat negatif menunjukkan arah korelasi kedua variabel adalah negatif, bahwa semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah perilaku sex bebasnya. Dan sebaliknya semakin rendah

  5 religiusitasnya maka semakin tinggi perilaku sex bebasnya.

  Penelitian Irendho Fani Reza menunjukkan ada hubungan yang sangat segnifikan antara religiusitas dengan moralitas remaja di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Kota Palembang. Dengan hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,775 dengan

  6 signifikasi (p) sebesar 0,000, dimana p < 0,01.

  Penelitian Paulson menunjukkan bahwa individu yang memiliki tingkat tinggi religiusitasnya cenderung terlibat perilaku berisiko dibandingkan orang yang memiliki tingkat rendah religiusitasnya. Siswa yang terlibat dalam perilaku berisiko sering tidak memiliki tingkat yang sama pada prestasi akademik siswa yang tidak terlibat dalam perilaku berisiko. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ketika seorang siswa 4 terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penggunan narkoba, hal ini dapat

  Evi Afi fah, “Religiousity Control Self, Juvenile Delinquency in SMA N 1 Jatirogo”, Jurnal Psikologi Indonesia , Volume 3, Number 2 (Mei 2014), 126-129. 5 Miftah Aulia Andisti, “Religiousity and Premarital Sex Behavior in Young Adult”, Jurnal Psikologi , Volume 1, Number 2 (Juni 2008), 170-177. 6 Irendho Fani Reza, “Relationship between Religiousity and Morality Teen Madrasah Aliyah Boarding Schools in the City of Palembang”, Humanitas, Volume 9, Number 2 (Agustus 2013), 46-59. mempengaruhi waktu dan konsentrasi mahasiswa untuk menyelesaikan

  7 tugas-tugas akademiknya.

  Penelitian Jeynes menyatakan bahwa siswa sekolah menengah atas yang berbasis religiusitas yang ada di kota mempunyai hasil belajar

  8 yang tinggi pada bidang pelajaran membaca dan tes matematika.

  Dari beberapa hasil penelitian yang dideskripsikan diatas, memang cukup banyak tulisan yang relevan dengan tema religiusitas siswa, sehingga saling melengkapi satu sama lain. Peneliti berpandangan bahwa penelitian tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan Religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran Kecamatan Grabag kabupaten Magelang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada fokus kajiannya dan lokasi yang digunakan dalam penelitiannya.

  2. Kerangka Teori a.

  Strategi Pembelajaran Menurut kamp, strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran

  9

  dapat dicapai secara efektif dan efesien. Kemudian Abudin Nata mendefinisikan strategi pembelajaran pada intinya adalah kegiatan 7 yang terencana secara sistematis yang ditunjukkan untuk

  Paulson, “Alcohol Consumption Strenght of Religious Beliefs, and Risk Sexual Behavior in collage Students”, Journal of American Collage, Volume 46, Number 5 (Maret 1998), 277-232. 8 Jeynes, “The Effects of Religious Commitment on the Academic Achievement of Urban

and Other Children”. Education and Urban Society, Volume 36, Number 1 (November 2000), 44-

  62. 9 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, 129. mengerakkan peserta didik agar mau melakukan kegiatan belajar

  10 dengan kemauan dan kemampuannya sendiri.

  b.

  Guru Zakiyah Darajat memaknai guru sebagai seorang profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul tanggung jawab pendidikan yang dipikulkan di pundak orang

  11

  tua. Sosok seorang guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa. Di tangan para gurulah tunas-tunas bangsa ini terbentuk sikap dan moralitasnya sehingga mampu memberikan yang

  12 terbaik untuk anak negeri ini di masa datang.

  c.

  Religiusitas Menurut Reyes, G.M., religiusitas berasal dari kata latin religere, yang berarti berhubungan kembali dengan sumber yang lebih

  13

  mendalam. Sedangkan menurut Fuad Anshori religiusitas ; mengukur seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa banyak pelaksanaan ibadah dan aqidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya sehingga religiusitas dapat

  14

  diartikan sebagai kualitas keagamaan. Menurut Djamaluddin Ancok, 10 religiusitas adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang komprehensif 11 Abudin Nata, Prespektif Islam tentang Strategi Pemelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, 215. 12 Novan Ardy wiyani, Etika Profesi Keguruan, Yogyakarta: Gajah Mada, 2015.27. 13 Isjono, Guru Sebagai Motivator Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 3.

  Reyes G.M., “Spirituallty and Religiousity; The Relation to Academic Achievement of Undergra 14 duate Collage Student”, Dissertation, Northern Arizona University, 2006, 12.

  

Fuad Nashori, Mengemangkan Kreativitas dalam Perspektif Psikologi, Yogyakarta: Menara Kudus, 2002. 11. yang menjadikan seseorang disebut sebagai orang beragama (being religious) dan bukan sekedar mengaku mempunyai agama, (having

  15

  religious). Perilaku religiusitas menurut Glock dan Stark dalam

16 Mulyani disebutkan ada 5 macam dimensi, yaitu :

  1) Dimensi keyakinan (belief), berisi seperangkat keyakinan yang terpusat adanya Allah.

  2) Dimensi peribadatan atau praktek agama (pratical). Dimensi ini merupakan refleksi langsung dari dimensi pertama.

  3) Dimensi pengalaman dan penghayatan (the experiential

  dimension/religious feeling ) adalah bentuk respon kehadiran Tuhan yang dirasakan oleh seseorang atau komunitas keagamaan.

  4) Dimensi pengamalan dan konsekuensi (the consequential

  dimensions/religious effect ) ini berupa pelaksanaan secara kongkrit dari ketiga dimensi diatas.

  5) Dimensi pengetahuan agama (intellectual). Dimensi ini memuat konsep-konsep yang terdapat dalam suatu agama.

  3. Metode Penelitian a.

  Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field

  ). Jenis penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan

  research

  15 16 Djamaluddin Ancok, Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994, 77.

  

Mulyani, Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan Peran Guru di Sekolah menurut Presepsi

Murid Terhadap Kesadaran Religiusitas dan Kesehatan Mental , Jakarta: Kemenag RI, 2012, 65. secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek tertentu

  17 dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus.

  b.

  Pendekatan Penelitian Penelitian yang pengumpulan datanya di lapangan, seperti di lingkungan masyarakat dan pendidikan adalah merupakan penelitian

  18

  deskriptif kualitatif. Maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif, yang mana disitu peneliti membangun penelitiannya melewati fenomena-fenomena yang ada dan dikaitkan dengan teori yang berkaitan.

  c.

  Lokasi Penelitian Pemusatan penelitian yang dilakukan menunjuk sebuah sekolah yang mempunyai posisi geografis di SD Ketawang 1 dan SD Banaran

  Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

  d.

  Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat mengenai obyek penelitian, maka penulis akan menggunakan ciri khas penelitian kualitatif, yaitu

  19

  melaui hasil wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Wawancara ditujukan kepada Guru PAI untuk memperoleh data tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang beliau lakukan dalam meningkatkan religiusitas siswa meliputi metode, sumber dan media

  17 Hamdan Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University 18 Press, 1995,72.

  

Sarjono, dkk. Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam

19 Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004,21.

  Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitaif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005,9. pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas selama mengajar di sekolah tersebut.

  Wawancara juga ditujukan kepada kepala sekolah yang berfungsi untuk mengecek dan menguji keabsahan/kebenaran data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada guru PAI. Juga untuk mengetahui sejauh mana upaya-upaya yang dilakukan sekolah dalam hal ini keijakan kepala sekolah dalam meningkatkan religiusitas siswa.Wawancara kepada siswa dilakukan untuk menguji sejauh mana tingkat keabsahan data yang diperoleh dari sumber-sumber di atas terutama mengenai strategi yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa, dalam hal ini akan diambil sample secara acak dari beberapa siswa yang berada di bangku kelas 5 dan 6.

  Observasi yang dilakukan peneliti bersifat langsung dalam artian peneliti berada bersama objek yang diteliti. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SD Ketawang 1 dan SD Banaran mencakup tentang bagaimana strategi guru PAI dalam mengajar siswa baik di dalam maupun di luar kelas, akan tetapi peneliti tidak ikut dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Tidak hanya fokus pada pendidikannya saja akan tetapi peneliti juga mengamati kegiatan dan pergaulan sosial siswa yang dilakukan siswa di sekolah.

  Dokumentasi di sini berupa dokumen atau arsip sekolah berkenaan dengan gambaran sekolah SD ketawang 1 dan SD Banaran, yakni meliputi profil sekolah, visi misi, letak geografis, sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi, kegiatan sekolah dan lain-lain.

  e.

  Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

  20

  menggunakan prisip-prinsip deskriptif. Aktifitas dalam analisis data pada penelitian ini terdiri dari empat komponen yang inheren, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

  1) Pengumpulan data

  Merupakan proses pencarian data yang dilakukan dengan jalan pengamatan/observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari catatan tersebut peneliti perlu membuat catatan refleksi yang merupakan catatan dari peneliti sendiri berisi komentar, kesan, pendapat dan penafsiran terhadap fenomena yang ditemukan. 2)

  Reduksi data Merupakan proses pemilihan, perumusan dan perhatian pada penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian (laporan) yang terinci sistematis pada pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan. Laporan kegiatan ini merupakan proses seleksi/pemilihan, pemfokusan/pemusatan penelitian,

20 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 86.

  penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang mucul dari catatan lapangan.

  3) Penyajian data

  Sajian data adalah mengorganisasikan data yang sudah direduksi. Diberikan dalam bentuk narasi, kalimat yang disusun logis dan sistematis mengacu pada rumusan masalah. 4)

  Penarikan kesimpulan dan verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir atas pola-pola atau konfigurasi tertentu dalam penelitian ini, sehingga menggambarkan secara utuh terhadap seluruh rangkaian kegiatan penelitian.

4. Sistematika Pembahasan

  Tesis ini disusun dalam lima bab diantaranya : Bab I: Pendahuluan,

  bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, dan metode penelitian. Bab II Profil dan Dimensi Riligiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran

  1. Bab III strategi pembelajaran guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran. Bab IV solusi guru PAI dalam mengatasi hambatan yang dihadapinya dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran. Bab V penutup, yang berupa simpulan dan saran.

BAB II PROFIL SEKOLAH DAN DIMENSI RELIGIUSITAS SISWA DI SD KETAWANG 1 DAN SD BANARAN A. Profil Sekolah 1. SDN Ketawang 1 SDN Ketawang 1 didirikan pada tahun 1977. SD ini secara

  geografis terletak di Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah Kode Pos 56196. SDN Ketawang 1 dibangun dengan dana menggunakan dana pemerintah dan berstatus negeri.

  Gedung SDN Ketawang 1 didirikan atas tanah dengan NPSN 20308106. Saat ini SD Ketawang 1 telah terakreditasi B. Jumlah siswa SDN Ketawang 1 pada tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 126, sedangkan jumlah guru dan karyawan 9 dengan status 6 PNS dan 3 wiyata dan 1 karyawan. Sehingga SDM di SDN Ketawang 1 sudah dalam katagori

  21 baik.

  Jumlah siswa di SDN Ketawang 1 mengalami peningkatan yaitu dari 108 siswa pada tahun ajaran 2015/2016 menjadi 126 siswa pada tahun 2016/2017. Sarana prasarana SDN Ketawang 1 dalam katagori baik buktinya telah memiliki fasilitas sarana/prasarana pendidikan : 6 Ruang kelas, masing-masing berukuran 7.5 x 8 m, 1 Ruang Guru jadi satu dengan ruang ruang kepala sekolah 1 Ruang UKS, 1 Mushola, 1 Ruang

21 Hasil observasi di kantor SDN Ketawang 1, pada 29 mei 2017, pukul 10.00 WIB.

  Gudang, 2 WC Siswa, 1 WC Guru, serta halaman sekolah yang dimanfaatkan sebagai tempat upacara dan lapangan olahraga.

  Visi SDN Ketawang 1 adalah “Berpretasi, terampil, berbudi pekerti luhur berdasarkan iman dan taqwa, sedangkan misi SDN Ketawang 1 adalah sebagai berikut:

  1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang berkualitas dengan pendekatan PAIKEM.

  2) Menyelengarakan kegiatan ektrakurikuler yang intensif dibidang : kepramukaan, keagamaan, olahraga dan kesenian.

  3) Mengintegrasikan dengan optimal pendidikan budi pekerti kedalam berbagai mata pelajaran yang sesuai.

  4) Menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan berbudaya.

  2. SDN Banaran SDN Banaran terletak di Jl. Raya Grabag Senden km. 3 Desa

  Banaran Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang 56196. SDN Banaran 1 dibangun dengan dana menggunakan dana pemerintah dan berstatus negeri.

  Gedung SDN Ketawang 1 didirikan atas tanah dengan NPSN 20307852. Saat ini SD Banaran 1 telah terakreditasi A. Jumlah siswa SDN Ketawang 1 pada tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 310, sedangkan jumlah guru dan karyawan 16 dengan status 8 PNS dan 8 wiyata dan 1

  22 22 pegawai administrasi 1 pegawai perpustakaan dan 1 penjaga sekolah.

  Hasil observasi di kantor SDN Banaran 1 pada 5 Mei 2017, Pukul 09.30 WIB.

  SD Banaran 1 memiliki fasilitas sarana/prasarana pendidikan : 12 Ruang kelas, masing-masing berukuran 7 x 8 m, 1 ruang ruang kepala sekolah 1 Ruang Guru 1 Ruang UKS, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Ruang Gudang, 4 WC Siswa, 2 WC Guru, serta halaman sekolah yang dimanfaatkan sebagai tempat upacara dan lapangan olahraga.

  Visi SDN Banaran 1 adalah “Terwujudnya pendidikan yang berwawasan global dan menghasilkan peserta didik yang bertaqwa, cerdas, terampil”, sedangkan misi SDN Banaran 1 adalah sebagai berikut: 1). Menanamkan keyakinan/aqidah melalui pengamalan ajaran agama.

  2). Membiasakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

  3). Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, Bahasa, Olahraga, Seni Budaya sesuai bakat, minat dan potensi siswa.

  4). Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan sekitar.

  B. Dimensi Religiusitas Siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung terhadap objek yang diteliti, pada bab selanjutnya ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian. Pembahasan hasil ini dimaksudkan untuk mengemukakan dan menjelaskan pemaknaan terhadap data-data hasil penelitian mengenai strategi guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD ketawang 1 dan SD Banaran kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

  Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan. Aktivitas keberagaman bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual keagamaan saja namun juga ketika melakukan aktivitas kehidupan lainya. Faulkner dan De Jong (1966) mengemukakan :

  The Five Dimensions Scale of Religiousity (FDRS) measure the major dimensons of religiousity first describcel bcy Glock (1962). They include the idiological (belief), intellectual (knowledge), ritualistic (religius behavior), experiential (felling and emotion), and consequential (effect of religion in

  23 everyday life) dimension.

  Lima skala dimensi keberagamaan mengukur dimensi-dimensi utama dalam keberagamaan yang pertama kali dijelaskan oleh Glock (1962).

  Termasuk diantaranya idiologi (keyakinan), intelektual (pengetahuan), riual (perilaku beragama), pengalaman (perasaan dan emosi), dan konsekuensi (akibat dari agama dalam kehidupan sehari-hari).

  Seberapa jauh keberagamaan seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia melaksanakan dimensi-dimensi tersebut. Dimensi-dimensi tersebut adalah dimensi keyakinan, praktik ibadah, pengalaman, konsekuensi-konsekuemsi dan

  24 23 pengetahahuan.

  Faulkn er dan De Jong “Five Dimension Scale of Religiousity”, in Peter C. Hill and Ralp W. 24 Hood Jr. (eds.), Measure of Religiousity, Birmingham: Religious Education Press, 1999, 295.

  

R. Stark dan C. Y. Glock, “Dimensins of Religiosity, dalam Ronald Robcertson (eds.) Sosiologi

of Religion , Terj. Achmad Fedyani Saifuddin, Agama: dalam Analisa dan Interprestasi , Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, 295. Sosiologis

  Berdasarkan teori Glock dan Stark mengenai dimensi religiusitas, peneliti menemukan beberapa karakteristik siswa yang menunjukkan religiusitas mereka yaitu : a.

  Dimensi idiologi. Dimensi ini dalam Islam menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya,

  25

  terutama terhadap ajaran Yang –ajaran yang fundamental dan dogmatik. dimaksudkan dalam hal ini adalah sejauh mana siswa menerima hal-hal yang bersifat dogmatik atau ajaran yang bersifat kepercayaan terhadap agamanya. Hal ini ditemukan dalam diri siswa di SDN Ketawang 1 dan SDN Banaran 1 bahwa mereka mempercayai adanya Allah SWT dengan mengetahui sifat-sifat-Nya, percaya adanya malaikat dan rasul Allah, surga dan neraka serta hari akhir nanti. Keseluruhan siswa mempunyai dimensi idiologi ini b.

  Dimensi ritual, yaitu tingkatan dimana seorang mau mengerjakan kewajiban-kewajiban yang ada dalam agamanya. Dalam hal ini, peneliti mewawancarai siswa perihal sejauh mana mereka melaksanakan rukun Islam. Kebanyakan dari siswa mampu mengucapkan syahadat dengan baik dan benar, akan tetapi ada beberapa siswa yang belum fasih mengutarakannya. Dari segi sholat, mereka mengakui belum sepenuhnya melakukan sholat 5 waktu ini. Kemudian dari segi puasa, keseluruhan siswa menyatakan bahwa mereka berpuasa di bulan ramadhan. Tampak

25 Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam (Solusi atas Problem-Problem Psikologi), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994, 80.

  dari uraian tersebut, bahwa dari segi dimensi ritual ini siswa di SD ketawang 1 dan SD Banaran sudah cukup kuat.

  c.

  Dimensi pengalaman, merupakan perasaan, penghayatan atau pengalaman keagamaan yang pernah dialami siswa. Beberapa siswa merasakan bahwa mereka selalu dekat dengan Allah karena dengan sekolah disitu mereka merasa lebih mengenal Tuhan-Nya.

  d.

  Dimensi konsekuensi/pengamalan. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Istilah “kerja” dalam pengertian

  26

  teologis digunakan di sini. merupakan dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku siswa didorong oleh ajaran agama Islam dalam kehidupannya. Tampak siswa SDN ketawang 1 dan SDN Banaran 1 mengamalkan dimensi ini yaitu ditinjau dari kedisiplinan mereka, ketaatan dalam menjalankan ibadah meskipun masih belum terpenuhi kesuluruhannya. Menghormati orang yang lebih tua dan saling menyayangi terhadap sesama nya.

  e.

  Dimensi pengetahuan, yaitu seberapa jauh pengetahuan siswa tentang ajaran agama Islam. Di SD Ketawang 1dan SDN Banaran 1 disediakan buku bacaan berkenaan dengan agama Islam. Berdasarkan observasi dan wawancara beberapa siswa, mereka mengatakan sering memabaca buku agama Islam di sekolah tidak sekedar mencari materi ajar di kelas saja. 26 Lebih dari itu mereka menambah wawasan keilmuaan mengenai ajaran R. Stark dan C. Y. Glock, “Dimensins of Religiosity... 297. agama Islam secara mandiri. Beberapa siswa juga mengikuti pendidikan Al- Qur’an diluar sekolah. Kesalehan yang bersifat personal muncul dalam diri siswa dengan ciri-ciri diantaranya sabar, tawakkal, syukur, berani, bertanggung jawab, dll.

  Sedangkan kesalehan yang bersifat bersifat sosial merupakan hubungan dengan Allah menjadi dasar baginya dalam berhubungan dengan sesama manusia.

  Sikap kesalehan sosial dalam diri siswa tercermin dalam bentuk kesediaannya menolong orang lain, memiliki sikap saling menghormati, dll.

BAB III STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA DI SD KETAWANG

  1DAN SD BANARAN

  1 Guru merupakan orang tua kedua tatkala siswa berada di lingkungan sekolah.

  Secara umum, guru dalam profesinya memiliki tugas utama, yaitu mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan; melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk

  27

  hidup siswa. Pembelajaran agama memiliki karakterisitik yang berbeda dengan pembelajaran pada umumnya. Hal ini dikarenakan pembelajaran agama lebih menekankan pada aspek pengamalan ajaran-ajaran agama yang telah dipelajari sehingga tidak terhenti pada aspek pengetahuan saja.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti mengenai strategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran, diperoleh data yang berhubungan dengan strategi guru PAI yaitu : A.

  Peningkatan kualitas pembelajaran di dalam kelas Gambaran pembelajaran yang dilakukan guru PAI adalah sebagai

  28

  berikut : 1.

  Pendahuluan, kegiatan pendahuluan disini dilakukan seperti biasanya yaitu 27 meliputi kegiatan salam pembuka, dilanjutkan berdoa bersama. setelah

  

Suyanto & Asep, Bagaimana Menjadi Calon Guru Profesional, Yogyakarta:Multi Pressindo,

28 2012, 3.

  Hasil Observasi, pada beberapa pertemuan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru PAI yang dilaksanakan oleh Ibu Indra dan Bapak Widodo, Mei-Juli 2017. berdoa bersama, kegiatan yang dilakukan di SD Ketawang 1 adalah bimbingan membaca Al- Qur’an dan di SD Banaran adalah pembacaan asma’ul khusna secara bersama-sama.

  2. Kegiatan inti, disini penerapannya sama seperti biasanya yaitu mengenai penyampaian materi pembelajaran sesuai KI-KD yang telah ditetapkan dan tidak ada perbedaan yang mencolok dengan pembelajaran biasanya.

  3. Penutup, rangkaian pembelajaran yang terakhir adalah penutup. Dalam kegiatan ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menanggapi atas apa yang telah disampaikan, guru memberikan tugas tambahan sebagai pekerjaan rumah berkaitan dengan materi (bila ada), guru mengucap salam dan menutup pelajaran dengan berdoa bersama. Di SD Ketawang 1 dan SD Banaran, guru PAI membuat inovasi dalam mengajar di kelas yang berbeda dengan biasanya yaitu dengan melaksanakan hafalan asma’ul khusna dan bimbingan membaca al-qur’an sebelum pembelajaran dimulai. Dalam penyampaian pembelajaran guru PAI juga berinovasi dengan memadukan materi dengan kisah-kisah yang nyata pada saat itu siswa siswa mudah memahaminya.

  Ibu Indra sebagai guru PAI, penyampaian materinya itu mas sangat sistematis bahasanya menarik dan mudah dimengerti oleh siswa. Beliau juga kadang menggunakan LCD untuk power point atau pemutaran film. W alaupun masih berstatus guru honorer dan rumahnya jauh kan mas, dari pakis ke grabag sangat bersemangat dalam mengajar dan sangat dermawan, seperti kemarin membeli mukena dan iqro untuk pembelajaran

  29 siswa yang masih kurang lancar membaca Al- Qur’annya.

29 Wawancara dengan Ibu Kepala Sekolah SDN Ketawang 1 pada hari Sabtu 27 Mei 2017, pukul 08.30 WIB.

  Bapak widodo dalam menyampaikan materi sudah bagus dan termasuk senior kan mas, karena sudah mendekati pensiun. Beliau kadang menggunakan metode ceramah, demonstrasi, pemberian tugas, dan kadang

  30 permainan.

  Hal tersebut sesuai dengan konsep pendidikan Islam yang menyatakan bahwa pendidik agama Islam perlu memahami metode-metode instruksional yang aktual yang ditujukan dalam Al-

  Qur’an, atau yang dideduksikan dari Al-Qur’an, dan dapat memberi motivasi dan disiplin. Selain hal tersebut, pendidik harus mendorong peserta didiknya untuk mengamalkan ilmu pengetahuannya dan

  31 mengaktualisasikan keimanan dan ketaqwaannya dalam kehidupan sehari-hari.

  Melalui kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas inilah guru dapat memiliki kedekatan dengan siswa sehingga guru dapat dengan mudah memerikan nasihat-nasihat berkaitan dengan penanaman nilai-nilai religiusitas dalam diri siswa. Dalam rangka mewujudkan nilai-nilai religius siswa dapat dilakukan dengan pendekatan pada saat pembelajaran yang tepat. Dalam ruang lingkup strategi yang harus diperhatikan adalah ketepatan memilih model, metode serta pendekatan pada proses pembelajaran yang mendasar pada karakteristik siswa, dalam hal ini mengoptimalkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan beberapa cara, yaitu : a.

  Pendidikan dengan keteladanan Keteladanan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling efektif dalam menyiapkan dan membentuk karakter siswa. Figur seorang 30 pendidik merupakan uswah bagi siswa, ditinjau dari tingkah laku serta

  

Wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah SDN Banaran 1 pada hari Rabu 31 Mei 2017, pukul

31 09.00 WIB.

  Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kencana, 2006, 166. sopan santunya. Dalam Al- Qur’an keteladanan diibaratkan dengan kata uswah yang kemudian dilanjutkan hasanah, sehingga menjadi uswatun hasanah yang berarti keteladan yang baik. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Indra dan Bapak Widodo yaitu :

  “Alhamdulillah mas, saya bisa mengajar di SD ini. Anaknya mudah diarahkan, teman-teman guru disini juga menyenangkan. Ketika saya berniat lngin mengamalkan ibadah sholat dhuha dan sholat dhuhur di SD ini diawali dengan saya mempraktekkan di mushola sekolah, para guru di sini langsung mengikuti dan para siswa pun sangat antusias ketika saya mewajibkan kegiatan tersebut. Di samping itu dari tutur kata saya selalu menggunakan bahasa jawa krama dengan para guru dan siswa, dengan tujuan memberi teladan yang baik dan tercipta suasana harmonis di lingkungan

  32 sekolah.

  

  “Menjadi guru PAI minimal harus bisa memberikan contoh

  yang terbaik diantara guru-guru lainya, saya selalu berusaha menyempatkan datang lebih awal ke sekolah pada saat mengajar, mengucap salam, membiasakan tegur sapa kepada guru dan siswa. Di kelas pun demikian mas dari segi ucapan, perilaku saya selalu

  33 berhati-hati

  .” Pendidikan keteladan menjadi salah satu upaya memperbaiki serta membimbing siswa agar memiliki akhlak yang mulia. Beberapa keteladanan yang ditemukan pada saat observasi pembelajaran PAI di SD Ketawang 1 dan SD Banaran adalah : 1) Guru PAI datang tepat waktu pada saat pembelajaran di kelas. 2) Berpenampilan rapi dan sopan sesuai dengan kode etik guru. 3) Membiasakan 3S (senyum, sapa, sapa).

  32 Wawacara dengan Ibu Indrawati, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Ketawang 1, pada hari 33 Kamis 8 juni 2017 pukul 11.00 WIB.

  

Wawacara dengan Bapak Widodo, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Banaran 1, pada hari

Sabtu 10 juni 2017 pukul 10.00 WIB.

  4) Tangggung jawab terhadap tugas keguruan (memakai RPP, Silabus, serta persiapan materi pembelajaran.

  5) Bertindak sopan terhadap siswa baik dari dari perkataan dan perbuatan. 6) Membuang sampah pada tempatnya. 7) Bersikap komunikatif terhadap siswa, tidak monotone teacher center. 8)

  Menciptakan lingkungan yang religius pada saat pembelajaran dengan memulai pembelajaran dengan membaca asma’ul khusna dan hafalan surat-surat pendek bersama. 9) Memberikan contoh-contoh kehidupan yang sesuai materi ajar. Bentuk-bentuk keteladanan tercermin dalam proses kegiatan belajar- mengajar (KBM) Pendidikan Agama Islam di SD Banaran. Bentuk-bentuk keteladanan tersebut akan memberikan dampak positif terhadap siswa sehingga perilaku guru dapat dicontoh oleh siswa.

  b.

  Pendidikan dengan nasihat Nasihat merupakan cara yang digunakan pendidik untuk memberikan petunjuk, peringatan serta teguran kepada siswa. Cara ini sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai religius kepada siswa. Nasihat yang tulus dari seorang guru akan memberikan beban dan pengaruh terhadap siswa, sehingga mereka akan menerima dengan hati terbuka seperti yang diungkapkan ibu indrawati dan bapak widodo :

  “Ketika siswa mempunyai problem dalam belajar atau keluarga sehingga menimbulkan perilaku yang tidak biasa, saya selalu mendekati siswa tersebut dengan nasihat. Lebih lagi sebagai sebagai

  seorang wanita, naluri keibuan saya selalu muncul saat ada kejadian

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN STRATEGI MEMBACA KERAS-KERAS PADA SISWA KELAS IV MI GRABAG 3 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 77

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

HUBUNGAN ANTARA SIKAP HORMAT SISWA TERHADAP GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN PUCUNGROTO KE C. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 87

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA KELAS LIMA SD NEGERI TLOGOREJO KEC GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 127

PENGARUH INTERAKSI KEBERAGAMAAN DALAM KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05 KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 88

PENGARUH AKTIVITAS KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP PENGUASAAN MATERI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN 2 KLEPU KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 89

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI SE-SALATIGA - Test Repository

0 1 124

PENGARUH SUPERVISI PENGAWAS, KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN KOMPENSASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN SE KECAMATAN WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 - Test Repository

0 1 106