BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kinerja Manajerial Di Kalangan Kepala Sekolah Dasar Negeri Dan Madrasah Gugus Abdulrahman Saleh Kecamatan Boja,Kabupaten Kendal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Gugus Abdulrahman Saleh

Di dalam bagian ini penulis akan memberikan gambaran secara umum tentang profil Gugus Abdulrahman Saleh yang ada di wilayah Bebengan, Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, beserta kegiatan beberapa kepala sekolah yang memimpin di sekolah masing-masing.

1.1.1 Profil Gugus Abdulrahman Saleh

Gugus Abdulrahman Saleh telah dibentuk dengan

meningkatkan mutu penyelenggaraan sekolah dasar bagi para anggotanya. Gugus ini beranggotakan 4 Sekolah Dasar Negeri dan 1 Madrasah di wilayah Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kantor sekretariat Gugus Abdulrahman Saleh ini berada di SDN 2 Bebengan yang beralamatkan di Jalan Raya Bebengan, Boja, Kendal. Gugus Abdulrahman Saleh menjadi satu-satunya gugus yang paling aktif berkegiatan diantara gugus-gugus yang

tujuan tujuan

1. SDN 1 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus PNS, 8 guru PNS dan Non PNS, 1 Penjaga Sekolah.

2. SDN 2 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus PNS, 10 guru PNS dan Non PNS, 1 Penjaga Sekolah.

3. SDN 3 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus PNS, 8 guru PNS dan Non PNS, 1 Penjaga Sekolah.

4. SDN 4 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus PNS, 7 guru PNS dan Non PNS, 1 Penjaga Sekolah.

5. MI NU 32 Bebengan terdiri dari: 1 Kepala Sekolah berstatus non-PNS, 7 guru GTY dan GTTY, 1 Penjaga Sekolah.

Sumber Data: Arsip Gugus Abdulrahman Saleh

Sehingga pada tanggal 10 Juni 2009 yang lalu, Dinas Pendidikan Kabupaten setempat menetapkan Gugus Abdulrahman Saleh menjadi Gugus Sekolah Dasar terbaik se-Kabupaten Kendal dan berhak mengikuti Lomba Gugus SD di tingkat Provinsi Jawa Tengah pada saat itu. Keberhasilan dan Prestasi yang telah diraih gugus ini tentunya tidak datang begitu saja. Peran serta pengurus organisasi dan keaktifan kegiatan di Gugus Abdulrahman Saleh juga Sehingga pada tanggal 10 Juni 2009 yang lalu, Dinas Pendidikan Kabupaten setempat menetapkan Gugus Abdulrahman Saleh menjadi Gugus Sekolah Dasar terbaik se-Kabupaten Kendal dan berhak mengikuti Lomba Gugus SD di tingkat Provinsi Jawa Tengah pada saat itu. Keberhasilan dan Prestasi yang telah diraih gugus ini tentunya tidak datang begitu saja. Peran serta pengurus organisasi dan keaktifan kegiatan di Gugus Abdulrahman Saleh juga

Dalam susunan kepengurusan organisasi, kepala sekolah dari masing-masing anggotanya menduduki fungsi penting mulai dari ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara, sampai dengan koordinator dari beberapa bidang yang ada. Berikut ini dapat dilihat dalam Gambar 4.1 tentang susunan kepengurusan organisasi Gugus Abdulrahman Saleh:

Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI GUGUS ABDULRAHMAN SALEH: PENASEHAT: KEPALA UPTD KECAMATAN BOJA PENGARAH TEKNIS: PENGAWAS TK/SD/MI DABIN GUGUS

ABDULRAHMAN SALEH

KETUA GUGUS WAKIL KETUA SEKERTARIS BENDAHARA KOORDINATOR BIDANG: BID. AKADEMIK BID. NON AKADEMIK

Sumber Data: Arsip Gugus Abdulrahman Saleh

Seperti yang kita tahu bahwa kedudukan seorang pimpinan/ ketua dalam sebuah organisasi adalah sangat penting yaitu untuk membawa organisasi yang dipimpinnya menuju arah kemajuan. Maka dalam pemilihan posisi ketua gugus ini telah ditetapkan melalui peraturan tidak tertulis organisasi bahwa Ketua Gugus Abdulrahman Saleh secara otomatis pasti ditempati oleh kepala sekolah dari SDN 2 Bebengan.

dilakukan dengan pertimbangan bahwa

Hal

ini

SDN 2 Bebengan merupakan SD inti di wilayah Bebengan dan Boja yang menjadi tolok ukur prestasi SD lain di sekitarnya. Sedangkan keempat kepala sekolah lainnya menempati posisi sebagai wakil ketua, sekertaris, bendahara, dan koordinator bidang dalam struktur keorganisasian gugus.

Lebih jauh lagi apabila dilihat dari hal yang bersifat dokumen administratif, ternyata gugus ini tidak sebaik prestasinya. Hal ini terlihat dari kegiatan pengarsipan dokumen gugus mulai dari keberadaan profil gugus maupun program gugus yang bersifat tertulis, hampir dipastikan tidak ada. Kemudian dalam hal bukti fisik tiap kegiatan gugus, juga tidak menunjukkan kelengkapannya, seperti adanya beberapa kegiatan lomba yang diikuti gugus tidak mempunyai dokumentasi foto kegiatan. Hal ini tentunya sangat berkebalikan dengan berbagai prestasi

oleh Gugus Abdulrahman Saleh.

yang

dihasilkan

1.1.2 Kegiatan Kepala Sekolah

Dengan terbentuknya Gugus Abdulrahman Saleh tentunya terdapat berbagai kegiatan keorganisasian didalamnya. Salah satunya adalah kegiatan pertemuan bagi para kepala sekolah baik yang terjadwal secara rutin maupun yang tidak terjadwal. Pertemuan terjadwal seperti yang terlihat pada kegiatan rapat K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) yang diadakan sebagai sarana untuk membahas masalah intern yang dihadapi sekolah masing- masing, KKG guru, kegiatan dan tugas kepala sekolah. Sedangkan pertemuan yang tidak terjadwal biasanya diadakan secara mendadak apabila ada kegiatan gugus yang mendesak atau tugas untuk kepala sekolah yang memerlukan koordinasi secara langsung.

Kenyataan yang ada setelah peneliti mengamati langsung kondisi di lapangan adalah fakta bahwa dalam kurun waktu setengah tahun ini belum ada kegiatan KKG aktif dan rutin bagi kepala sekolah maupun guru. Akan tetapi kegiatan koordinasi antar kepala sekolah se-Gugus Abdulrahman Saleh masih tetap rutin dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu kepala sekolah dari SDN 4 Bebengan yang mengatakan bahwa:

Ya selama ini, kurun waktu setengah tahun belakangan, belum ada kegiatan KKG aktif tetapi hanya koordinasi antar KS satu gugus dalam hal menyikapi kebijakan dari Dinas.

Yang dibahas kaitannya persoalan yang menyangkut

pembelajaran

dan admin

pembelajaran, RPP, dll. Yang sebelum K13 hanya koordinasi rutin minimal 1 bulan sekali tetapi untuk hal mendesak biasanya. Iya itu dilakukan agar ada persamaan persepsi sampai dengan membuat LPJ (Wawancara tanggal 8 Januari 2015).

Hal lain yang terlihat adalah tidak terpeliharanya

gedung pertemuan Gugus Abdulrahman Saleh. Menurut penjaga sekolah di SDN 2 Bebengan, Muchamad Anwari mengatakan:

Sejak saya masuk disini, ya sekitar tahun 2007-an lah, gedung ini memang sudah ada ya. Kalau dulunya gedung ini memang pernah dipakai beberapa kali gitu, tapi nggak tahu kok terus tidak dipakai lagi buat rapat, kurang tahu lah. Sekarang ya seperti ini, sudah rusak, jadi ya dibuat gudang saja daripada nggak dipakai. Kalau ada rapat Kepala Sekolah atau KKG guru-guru, anak- anak itu dipulangkan awal yang kelasnya dipakai

rapat. (Wawancara tanggal 26/12/2014).

Dengan adanya penjelasan dari penjaga SDN 2 Bebengan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana untuk menunjang kegiatan pertemuan kepala sekolah Gugus Abdulrahman Saleh tidak terawat secara baik, bahkan dengan kata lain pertemuan Kepala Sekolah sudah tidak memanfaatkan sarana prasarana yang sudah ada, akan tetapi memakai sarpras yang lain seperti ruangan kelas di sekolah tersebut. Siswa-siswa yang Dengan adanya penjelasan dari penjaga SDN 2 Bebengan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana untuk menunjang kegiatan pertemuan kepala sekolah Gugus Abdulrahman Saleh tidak terawat secara baik, bahkan dengan kata lain pertemuan Kepala Sekolah sudah tidak memanfaatkan sarana prasarana yang sudah ada, akan tetapi memakai sarpras yang lain seperti ruangan kelas di sekolah tersebut. Siswa-siswa yang

Setelah mengetahui sekilas tentang Gugus Abdulrahman Saleh, selanjutnya akan disajikan Tabel 4.1 yang memuat nama-nama kepala sekolah se-Gugus Abdulrahman Saleh:

Tabel 4.2 Kepala Sekolah Gugus Abdulrahman Saleh

NO

NAMA

UNIT KERJA

1 BA SDN 1 Bebengan 2 BB SDN 2 Bebengan 3 BC SDN 3 Bebengan 4 BD SDN 4 Bebengan 5 BE MI NU 32 Bebengan

1.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan melalui wawancara langsung dengan 15 responden dengan disertai angket sebagai angka perolehan hasil jawaban dari responden. Angket yang digunakan Penelitian dilakukan melalui wawancara langsung dengan 15 responden dengan disertai angket sebagai angka perolehan hasil jawaban dari responden. Angket yang digunakan

Skor tertinggi – skor terendah Interval = Empat (4) kategori

Sehingga didapat rentang:

sangat baik

Dengan responden sebanyak 15 orang dan soal sebanyak 27 nomor yang terdiri dari: 4 soal konteks kinerja manajerial kepala sekolah, 6 soal tentang masukan kinerja manajerial kepala sekolah, 6 soal tentang proses kinerja manajerial kepala sekolah, 5 soal tentang hasil kinerja kepala sekolah, dan 6 soal tambahan Dengan responden sebanyak 15 orang dan soal sebanyak 27 nomor yang terdiri dari: 4 soal konteks kinerja manajerial kepala sekolah, 6 soal tentang masukan kinerja manajerial kepala sekolah, 6 soal tentang proses kinerja manajerial kepala sekolah, 5 soal tentang hasil kinerja kepala sekolah, dan 6 soal tambahan

Tabel 4.3

Hasil Perolehan Mean dan Standar Deviasi Berdasarkan Evaluasi CIPP dan Aspek

Sosial

No Indikator pertanyaan S Total

1 Kepala

sekolah

menciptakan budaya & iklim sekolah yg kondusif

& inovatif

0,62 2 Merumuskan tujuan yg

hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah

prioritas dalam rencana K

s = 0,67 merumuskan

T sekolah

dan

E mensosialisasikannya ke

0,83 masyarakat

KS

5 Kepala sekolah

dapat

mengembangkan budaya dan

kepemimpinan, konsistensi tinggi dalam

bersikap,

berpikir,

bertindak dalam rangka menjalankan tugas &

fungsinya yg tinggi

0,70 7 Memiliki keinginan kuat

dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah &

etos kerja tinggi dalam menjalankan

tugas

0,88 N

I fungsinya

diri dalam menghadapi P

masalah

pekerjaan,

U disiplin,

mengambil putusan T

9 Mampu memberdayakan kemampuan guru dalam peningkatan

10 Kepala sekolah mampu menganalisis

menyusun program dan = 3,19 mengembangkannya M sesuai dengan kebutuhan

0,68 s = 0,72 A 0,68 s = 0,72 A

sesuai keahlian

dalam

organisasi sekolah 2,93

0,46 13 Melakukan

monitoring

dan evaluasi dengan tepat terhadap

3,00 0,38 dan teknologi informasi bagi

P pembelajaran

manajemen

sekolah

R secara optimal

= 3,09 O

3,27 0,70 s =0,59 S

transparan & efisien E

3,00 0,85 S guru

menindaklanjuti supervisi tersebut

17 Melaporkan

dan

menindaklanjuti pelaksanaan

program sekolah secara rutin

sekolah sesuai rencana R

dan tujuan

O 3,13 0,52 D 20 Pelaksanaan

program

sekolah sesuai dengan visi U

= 3,12 K

misi yang

ditetapkan

sekolah 3,13

0,52 s = 0,59 21 Kepala

/ hambatan yang ada pada

pelaksanaan

program

sekolah H 3,13

0,64 A

SI

L 1 Melakukan komunikasi

dengan guru

2 Melakukan komunikasi dengan komite sekolah

0,46 3 Memberi kesempatan

pada guru dan komite sekolah untuk

menyampaikan saran

0,62 4 Menjalin kerjasama

dengan pihak luar untuk kemajuan sekolah

0,68 5 Keaktifan kepala sekolah

dalam mengikuti organisasi

S kemasyarakatan

0,65 0 6 Mampu melihat kondisi

= 3,16 masyarakat di sekitar

S sekolah s = 0,62

0,64 AL

I 3,13

Dari Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa:

1. Konteks program kinerja manajerial kepala sekolah Gugus Abdulrahman Saleh terlihat pada nomor 1 sampai dengan nomor 4. Dalam menciptakan budaya dan iklim 1. Konteks program kinerja manajerial kepala sekolah Gugus Abdulrahman Saleh terlihat pada nomor 1 sampai dengan nomor 4. Dalam menciptakan budaya dan iklim

rencana sekolah rata-rata memperoleh 2,87 standar deviasi sebesar 0,52 dalam kriteria baik. Program kinerja manajerial

kepala sekolah dalam merumuskan visi misi sekolah dan mensosialisasikannya

ke masyarakat didapat rata-rata sebesar 3,13 dan standar deviasi 0,83 dengan kriteria baik.

Hasil wawancara dengan kepala SDN 4 Bebengan, Suparmin mengatakan bahwa:

Kepala sekolah biasanya telah

menentukan lebih dulu tujuan sebelum membuat sebuah rencana. Menurut saya,

kepala sekolah harus

menyampaikan lebih dulu dalam rapat guru tujuan apa saja yang hendak dimaksud sebelum rencana program disusun. Tidak hanya itu saja, kepala sekolah juga menciptakan budaya dan iklim sekolah yang

kondusif dan

inovatif yang terlihat dari lingkungan sekolah yang aman, kondusif, jauh dari hal-hal

kenyamanan warga sekolah. Sekolah juga telah banyak yang menggunakan kenyamanan warga sekolah. Sekolah juga telah banyak yang menggunakan

Pernyataan senada juga disampaikan oleh guru SDN 2 Bebengan, Hardiyati:

Di sekolah ibu selama ini, sejauh pengamatan kepala

sekolah selalu

berupaya menciptakan budaya kerja yang kondusif juga inovatif. Ya supaya lingkungandi sekolah nyaman dan tidak ada kesenjangan antara guru dan KS. Kalau untuk visi misi sudah ada di papan sekolah. Orang umum juga bisa membacanya di tempel di dinding sekolah sana. Waktu rapat wali murid biasanya kepala sekolah juga pasti menyampaikan

tujuannya apa. (Wawancara tanggal 21/12/2014).

Selanjutnya guru SDN 1 Bebengan, Jauhari mengatakan bahwa:

Kalau di tempat saya kepala sekolah sudah menyampaikan visi misi dan tujuan dalam program-program sekolah lewat rapat dengan komite atau wali murid. Biasanya langsung dibicarakan disana. Untuk budaya kerja di sekolah saya juga sudah kondusif dan inovatif. Guru dan

KS sudah nyaman bekerja,

maksudnya supaya nyaman bekerja sehingga akan tercipta keharmonisan di keluarga SD tanpa beban apapun. Dalam pembelajaran gurunya juga sudah banyak yang kreatif. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Responden dari MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono mengatakan:

Setahuku seringkali kepala sekolah mengalami

kesulitan untuk menentukan

mana yang menjadi

hal-hal

prioritas rencana sekolah

karena fakta di lapangan biasanya kok tidak sesuai dengan rencana program, misalnya

masalah pendanaan.

terbentur

(Wawancara tanggal 29/12/2014).

Dari observasi yang dilakukan oleh penulis,

secara umum hasil dari keseluruhan konteks program kinerja kepala sekolah adalah sama dengan rata- rata hitung total sebesar 3,17, standar deviasi 0,67 dalam kriteria baik. Tetapi ada yang masih kurang dalam hal merumuskan tujuan yang hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah. Hal ini dituturkan oleh salah satu responden dari SDN 4 Bebengan, Winarti Nataria:

Kadang pak

KS

tidak mengajak

musyawarah guru untuk merumuskan tujuan sebelum buat rencana sekolah. Tahu-tahu sudah disodori rencana matangnya saja, terus tinggal disuruh menindaklanjuti.

Kan

tidak bisa

memberi masukan. Jadi mau tidak mau, setuju tidak setuju ya dikerjakan. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

2. Input atau masukan program kinerja manajerial

kepala sekolah se-Gugus Abdulrahman Saleh ditunjukkan pada kepala sekolah se-Gugus Abdulrahman Saleh ditunjukkan pada

Ya kepala

sekolah

melakukan

pembinaan dalam rapat guru, mengajak semua guru untuk selalu bersyukur atas apa yang didapat. Kalau waktu upacara, kepala

sekolah mengajak

semua warga sekolah untuk berbuat baik, peduli lingkungan dan kesehatan. Terus untuk kebiasaan pada murid ya diadakan senyum salam sapa waktu pagi anak-anak berangkat sekolah. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah

yang memiliki integritas kepemimpinan, konsistensi tinggi dalam bersikap, berpikir, dan bertindak dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya yang tinggi diperoleh rata-rata 3,27 dan standar deviasi 0,70 dengan kriteria sangat baik. Dilihat secara keseluruhan hasil yang didapat adalah sama, tetapi ada yang mengatakan masih kurang baik seperti yang disampaikan responden dari SDN 2 Bebengan, Muchamad Anwari berikut ini:

Kepala sekolah di tempat saya bekerja tidak begitu komit karena rangkap jabatan di lain tempat juga. Beda sekali sama kepala sekolah yang dulu. Ya Kepala sekolah di tempat saya bekerja tidak begitu komit karena rangkap jabatan di lain tempat juga. Beda sekali sama kepala sekolah yang dulu. Ya

Sama halnya yang disampaikan oleh salah satu tenaga administrasi dari SDN 2 Bebengan, Amir Ambyah yang mengatakan:

KS di SD saya punya banyak jabatan selain jadi kepala sekolah SD 2. Jarang sehari penuh ada di SD karena bertugas di tempat lain juga. Kadang kalau ada hal dadakan ya tanda tangan, dll, harus nyari dulu. Tapi kerjanya juga lumayan bagus, walau tidak sebagus yang dulu. Mungkin karena double-double itu. (Wawancara tanggal 24/12/2014).

Ada pula beberapa yang menyatakan bahwa kepala sekolah telah mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan dedikasi terhadap pekerjaan yang tinggi. Tepat dalam mengambil putusan, dan bijak dalam bersikap

dan bertindak. Ini disampaikan oleh responden dari SDN 3 Bebengan, Natalia Dwi Hartanti:

Menurut saya, kepala sekolah di SD saya memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi pada pekerjaannya. Mampu bertindak dan berpikir cepat. Terus juga cepat dalam bertindak, tenang dalam bersikap dalam menjalankan tugas fungsinya sebagai seorang KS dan sesuai

hirarki kepala sekolah. (Wawancara tanggal 23/12/2014).

Berikutnya tentang program kinerja manajerial kepala sekolah yang memiliki keinginan kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah dan etos kerja tinggi dalam menjalankan tugas dan fungsinya didapat rata-rata 3,07 dan standar deviasi 0,88

dengan kriteria baik. Kinerja manajerial kepala sekolah yang mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah pekerjaan, disiplin, dan tegas mengambil putusan didapat rata-rata 3,00 dan standar deviasi 0,85 dalam kriteria baik.

Program kinerja manajerial kepala sekolah yang mampu memberdayakan kemampuan guru dalam peningkatan kualitas pendidikan diperoleh rata-rata 3,13 dan standar deviasi sebesar 0,52 dalam

Seperti yang diutarakan oleh guru dari SDN 2 Bebengan, Hardiyati:

kriteria

baik.

Kalau di SD nya ibu, kepala sekolah sudah bagus.

kepala sekolah memberdayakan

Ya

guru-guru disana

untuk meningkatkan mutu sekolah. Misalnya

guru diikutkan dalam

pelatihan, diklat. Itu bisa membantu memajukan

Guru juga dituntut

sekolah.

lebih kreatif dalam pembelajaran.

(Wawancara tanggal 21/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah yang mampu menganalisis kondisi Program kinerja manajerial kepala sekolah yang mampu menganalisis kondisi

sesuai dengan kebutuhan diperoleh rata-rata 3,20 dan standar deviasi sebesar 0,68 dengan kriteria baik.

Bila dilihat secara keseluruhan, masukan program kinerja manajerial kepala sekolah di Gugus Abdulrahman Saleh

mendapatkan rata-rata total sebanyak 3,19 dan standar deviasinya sebesar 0,72 dengan kriteria baik.

3. Proses program kinerja manajerial kepala sekolah yang ada di Gugus Abdulrahman Saleh ditunjukkan pada nomor 11 sampai dengan nomor 16. Dalam melibatkan guru dan

dalam tiap perencanaan program sekolah didapat rata- rata sebesar 3,33 dan standar deviasinya 0,62 dengan kriteria sangat baik. Menurut salah seorang responden dari SDN 1 Bebengan, Sukimin mengatakan:

komite

sekolah

Menurut saya pribadi selaku komite, kepala sekolah sudah baik membuat program sekolah, hal tersebut terlihat dengan adanya rapat komite sekolah yang dihadiri oleh dewan guru dan segenap

komite sekolah dalam

penyampaian rencana program kepala sekolah. Kami selalu dilibatkan dalam urusan sekolah. Tidak sampai situ saja, biasanya komite diberi waktu dulu untuk sumbang saran. (Wawancara tanggal 4/01/2015).

Untuk program kinerja manajerial kepala sekolah dalam hal menempatkan sumber daya manusia sesuai keahlian dalam organisasi sekolah didapat rata-rata 2,93 dan standar deviasi 0,46 dalam kriteria baik. Menurut kepala SDN 4 Bebengan, Suparmin mengatakan:

Kalau saya dalam hal penempatan guru sudah jelas mempertimbangkan aspek kompetensi yang dimiliki oleh guru. Dengan mengamati dan latar belakang keahlian yang dipunyai. Untuk program sekolah sendiri,

pihak

luar yang

dilibatkan misalnya dalam kegiatan ektrakurikuler

(rebana)

ada guru

rebana khusus tetapi guru agama tetap mendampingi karena yang lebih paham. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam melakukan monitoring dan evaluasi dengan tepat terhadap seluruh pelaksanaan program sekolah didapat rata- rata 3,00 dan standar deviasi sebesar 0,38 dalam kriteria baik.

Kinerja manajerial kepala sekolah dalam memanfaatkan sarana prasarana dan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah secara optimal diperoleh rata-rata 3,00 dan standar deviasi 0,38 dengan kriteria baik. Secara menyeluruh terkait proses program Kinerja manajerial kepala sekolah dalam memanfaatkan sarana prasarana dan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah secara optimal diperoleh rata-rata 3,00 dan standar deviasi 0,38 dengan kriteria baik. Secara menyeluruh terkait proses program

dan teknologi informasi dan manajemen sekolah yang belum optimal. Guru SDN 3 Bebengan, Imam Sigit Widiyanto mengatakan:

sekolah tidak

menguasai IT sehingga di sekolah masalah-masalah yang hubungannya dengan komputer diselesaikan oleh guru-guru lain. Untuk masalah sarpras pun juga masih kurang. Kepala sekolah hanya

menginstruksikan

agar

memanfaatkan dan memaksimalkan prasarana yang ada saja. (Wawancara tanggal 22/12/2014).

Pendapat sama juga disampaikan oleh guru SDN 1 Bebengan, Jauhari:

Menurut saya, penguasaan IT kepala sekolah kurang, karena kepala sekolah dan kebanyakan pendidiknya usianya mendekati purna tugas. Dalam hal manajemen sekolah, kepala sekolah juga kurang menguasai. Sarana

prasarana belum semua memadai,

tapi

yang

sudah ada

dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan kemampuan saja.(Wawancara tanggal 29/12/2014).

Responden dari MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono juga menambahkan:

Dalam program untuk kemajuan

sekolah, kepala sekolah di tempat saya kurang

dengan baik. Sehingga manajemen sekolah juga tidak terlalu bagus.

Sarana prasana di sekolah juga belum memadai dan belum dimanfaatkan secara maksimal. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam mengelola keuangan sekolah dengan transparan dan efisien didapat rata- rata 3,27 dan standar deviasi 0,70 dengan kriteria sangat baik. Seperti yang dikatakan oleh salah satu komite sekolah dari SDN 4 Bebengan, Sajiya berikut ini:

Kalau dalam hal mengelola keuangan, saya rasa Bapak kepala sudah cukup baik. Beliau transparan, terbuka dalam hal keuangan pada kami selaku komite di

SD 4. (Wawancara tanggal 20/12/2014)

Hal sama juga dikemukakan oleh responden lain dari SDN 3 Bebengan, Natalia Dwi Hartanti:

Yang saya lihat selama ini sih sudah cukup

mengelola keuangan,

baik.

Dalam

kepala sekolah sudah bersikap

transparan kok. Untuk

pengeluarannya juga sudah sesuai dengan aturan yang ada. (Wawancara tanggal 23/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi guru secara rutin dan menindaklanjuti supervisi tersebut didapat rata-rata 3,00 dan standar deviasi sebesar 0,85 dengan Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi guru secara rutin dan menindaklanjuti supervisi tersebut didapat rata-rata 3,00 dan standar deviasi sebesar 0,85 dengan

Kadang-kadang Pak KS melakukan supervisi mendadak tanpa diketahui guru-guru. Tahu-tahu kepala sekolah sudah ada

di

luar

kelas untuk

mengamati guru di kelas. Ya itu biar guru yang disupervisi tidak grogi dan bingung.

yang perlu disampaikan,

Kalau

ada

guru yang bersangkutan

biasanya

dipanggil pribadi. (Wawancara tanggal 19/12/2014).

Dari proses program kinerja manajerial kepala sekolah keseluruhan mandapat rata-rata total sebesar 3,09 dan standar deviasinya sebesar 0,59 dengan kriteria baik.

4. Hasil program kinerja manajerial kepala sekolah se-Gugus Abdulrahman Saleh ditunjukkan pada nomor 17 sampai dengan

nomor 21. Dalam melaporkan dan menindaklanjuti

pelaksanaan program sekolah diperoleh rata-rata 3,07 dan standar deviasi 0,59 dalam kriteria baik. Menurut guru dari SDN 4 Bebengan, Sri Asih Lestari:

LPJ biasanya sih dibacakan dalam rapat dengan komite wali murid. Disitu sudah jelas dibacakan rencana awalnya seperti apa terus realisasinya seperti apa, begitu. Ya didalamnya termasuk LPJ biasanya sih dibacakan dalam rapat dengan komite wali murid. Disitu sudah jelas dibacakan rencana awalnya seperti apa terus realisasinya seperti apa, begitu. Ya didalamnya termasuk

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam mengevaluasi tiap program sekolah secara rutin didapat rata-rata 3,13 dan standar deviasi 0,74 dalam kriteria baik. Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam pelaksanaan program sekolah sesuai rencana dan tujuan didapat rata-rata 3,13 dan standar deviasi 0,52 dalam kriteria baik. Kinerja manajerial kepala sekolah dalam hal pelaksanaan program sekolah sesuai dengan visi misi yang ditetapkan sekolah didapat rata-rata sebesar 3,13 dan standar deviasi 0,52 dalam kriteria baik. Menurut responden dari SDN 2 Bebengan, Amir Ambyah mengungkapkan bahwa:

Masalah pelaksanaan program sekolah disini memang sudah sesuai dengan visi misi yang dipunyai sekolah. Tapi ya itu

kadang

tidak

sesuai dengan

rencana, kadang molor, tidak tepat waktu

karena kurang dana. (Wawancara tanggal 24/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah yang dapat mengatasi hambatan- Program kinerja manajerial kepala sekolah yang dapat mengatasi hambatan-

Pelaksanaan program pembangunan sekolah

sering terkendala biaya,

kurangnya sarana prasarana sekolah sekolah. Maka belum semua tujuan sekolah tercapai. Masih ada yang di pending dulu, untuk dilaksanakan tahun depannya. (Wawancara tanggal 19/12/2014).

Responden dari SDN 1 Bebengan, Sukimin, juga mengatakan bahwa:

Dalam pelaksanaan program sekolah masih

terkendala menyangkut pembiayaan/

pendanaan, sehingga ketepatan

waktunya tidak sesuai

rencana. Kadang sampai mundur dulu. (Wawancara tanggal 4/01/2014).

Pendapat sama juga datang dari guru MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono:

Pada program sekolah pelaksanaannya sering ada hambatan, misalnya kurang jelasnya informasi tentang pelaksanaan program sekolah, misalnya masalah keuangan.

Akhirnya

terjadi

keterlambatan waktu pelaksanaannya itu. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Menurut responden dari SDN 2 Bebengan, Hardiyati juga mengungkapkan:

Kadang-kadang program sekolah

sudah tepat waktu, ada kalanya terlambat karena situasi dan kondisi. Hambatannya contoh dalam keuangan karena keterlambatannya. Biasanya untuk menutup keuangan dengan cara

(Wawancara tanggal 21/12/2014).

tambal

sulam.

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh guru SDN 3 Bebengan, Dwi Retno Sulistyorini:

Kalau pelaksanaan program di sekolah saya

dengan di SD lain yaitu sering tidak tepat waktu karena terkendala biaya operasionalnya. Kondisi seperti itu sering terjadi juga di sekolah yang lain, faktor

biaya. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Hasil program kinerja manajerial kepala sekolah keseluruhan memperoleh rata-rata total sebesar 3,12 dengan standar deviasinya adalah 0,59 dengan kriteria baik.

5. Apabila dilihat dari aspek sosial, program kinerja manajerial kepala sekolah Gugus Abdulrahman Saleh ditunjukkan pada

nomor 1 sampai nomor 6. Dalam melakukan komunikasi dengan guru nomor 1 sampai nomor 6. Dalam melakukan komunikasi dengan guru

Kalau menurut saya pribadi,

komunikasi dengan kepala sekolah ya lancar-lancar saja, baik, tidak ada masalah. Waktunya serius ya bisa menempatkan diri, waktu bercanda kepala sekolah ya bisa. Jadi ya tidak ada

masalah. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam melakukan komunikasi dengan komite sekolah didapat rata-rata 3,27 dan standar deviasinya 0,46 dengan kriteria sangat baik. Komunikasi yang terjalin dengan komite sekolah pun baru berada pada tahap baik, belum berkategori sangat baik. Sajiya, komite sekolah dari SDN 4 Bebengan mengatakan:

Selama ini komunikasi kepala sekolah dengan komite tidak ada masalah. Komite memberi masukan pada kepala sekolah lewat rapat maupun pribadi. Cuma

kadang hanya dalam kelembagaan

saja

kami bisa

berkomunikasi, jarang di luar. Mungkin karena

kesibukan masing-masing. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Program kinerja manajerial kepala sekolah dalam memberi kesempatan pada guru

dan komite sekolah untuk dan komite sekolah untuk

kepala sekolah tentang keaktifan kepala sekolah dalam mengikuti organisasi kemasyarakatan diperoleh rata- rata 3,00 dan standar deviasi sebesar 0,65 dengan kriteria baik. Kinerja manajerial kepala sekolah yang mampu melihat kondisi masyarakat di sekitar sekolah diperoleh rata-rata 3,13 dan standar deviasinya sebesar 0,64 dengan kriteria baik.

Menurut guru SDN 4 Bebengan, Sri Asih Lestari mengatakan:

Kepala sekolah di tempat kami bekerja sudah baik. Beliau mengikuti organisasi di luar sekolah juga, setahu saya. Dan dalam memajukan SD, beliau juga bekerjasama dengan Puskesmas untuk penyuluhan kesehatan anak. Dengan pelatih rebana untuk mengisi ekstra juga. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Dari observasi di lapangan, pada dasarnya semua baik tetapi masih ada hal yang kurang, tidak semua kepala sekolah Dari observasi di lapangan, pada dasarnya semua baik tetapi masih ada hal yang kurang, tidak semua kepala sekolah

Kadang-kadang itu pak kepala kurang komunikasi

warga sekitar sekolah, misalkan lewat ya sudah lewat saja, jarang menyapa dan ngobrol. Dengan pedagang di sekolah juga begitu, sama. (Wawancara tanggal 19/12/2014).

dengan

Guru SDN 3 Bebengan, Imam Sigit Widiyanto juga menambahkan:

Kepala sekolah kurang memperhatikan hubungan dengan lingkungan mungkin karena terlalu sibuk dengan urusan yang ada di sekolah. Ya walaupun kadang hanya sekedar menyapa orang- orang

tidak banyak mengobrol.

saja,

dan

(Wawancara tanggal 22/12/2014). Program kinerja manajerial kepala

sekolah ditinjau dari aspek sosial secara menyeluruh memperoleh rata-rata total sebesar 3,16 dan standar deviasinya sebesar 0,62 dengan kriteria baik.

1.2.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pada bagian sebelumnya, peneliti mengacu pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Rentangan Nilai

NO

RENTANG NILAI (X)

SANGAT BAIK

Sehingga didapatkan hasil seperti berikut ini:

1. Konteks program kinerja manajerial kepala sekolah

Dilihat secara keseluruhan bahwa konteks program kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah di Gugus Abdulrahman Saleh pada poin 1 sampai 4 pada Tabel 4.2 rata-rata hitungnya adalah 3,17 pada dasarnya tergolong kategori BAIK dengan standar deviasinya yaitu 0,67. Dari keempat poin dapat diketahui bahwa kepala sekolah menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif, serta kepala sekolah dapat merumuskan tujuan yang hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah mendapatkan rata-rata tertinggi sebesar 3,33 dan standar Dilihat secara keseluruhan bahwa konteks program kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah di Gugus Abdulrahman Saleh pada poin 1 sampai 4 pada Tabel 4.2 rata-rata hitungnya adalah 3,17 pada dasarnya tergolong kategori BAIK dengan standar deviasinya yaitu 0,67. Dari keempat poin dapat diketahui bahwa kepala sekolah menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif, serta kepala sekolah dapat merumuskan tujuan yang hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah mendapatkan rata-rata tertinggi sebesar 3,33 dan standar

Kepala sekolah biasanya telah

menentukan lebih dulu tujuan sebelum membuat sebuah rencana. Menurut saya,

kepala sekolah harus

menyampaikan lebih dulu dalam rapat guru tujuan apa saja yang hendak dimaksud sebelum rencana program disusun. Tidak hanya itu saja, kepala sekolah juga menciptakan budaya dan iklim sekolah yang

kondusif dan

inovatif yang terlihat dari lingkungan sekolah yang aman, kondusif, jauh dari hal-hal

kenyamanan warga sekolah. Sekolah juga telah banyak yang menggunakan alat pembelajaran seperti LCD dalam proses KBM sehingga anak-anak lebih antusias belajar. (Hasil wawancara tanggal 20/12/2014).

Seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa (2011:99) bahwa, “Kepala sekolah

harus mampu menciptakan iklim yang kondusif agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik,

secara proporsional dan profesional”. Ini secara proporsional dan profesional”. Ini

Pernyataan senada juga disampaikan oleh guru SDN 2 Bebengan, Hardiyati:

Di sekolah ibu selama ini sejauh pengamatan, kepala sekolah selalu berupaya menciptakan budaya kerja yang kondusif juga inovatif. Ya supaya lingkungan di sekolah nyaman dan tidak ada kesenjangan antara guru dan KS. Kalau untuk visi misi sudah ada di papan sekolah. Orang umum juga bisa membacanya di tempel di dinding sekolah sana. Waktu rapat wali murid biasanya kepala sekolah juga pasti menyampaikan

tujuannya apa. (Wawancara tanggal 21/12/2014).

Perolehan skor rata-rata tertinggi kedua adalah tentang kepala sekolah yang dapat merumuskan visi misi sekolah dan mensosialisasikannya

ke masyarakat dengan rata-rata 3,13 dan standar deviasi 0,83. Selanjutnya guru SDN 1 Bebengan, Jauhari mengatakan bahwa:

Kalau di tempat saya kepala sekolah sudah menyampaikan visi misi dan tujuan dalam program-program sekolah lewat rapat dengan komite atau wali murid. Biasanya langsung dibicarakan disana.

Untuk budaya kerja di sekolah saya juga sudah kondusif dan inovatif. Guru dan

KS sudah nyaman bekerja,

maksudnya supaya nyaman bekerja sehingga akan tercipta keharmonisan di keluarga SD tanpa beban apapun. Dalam pembelajaran gurunya juga sudah banyak yang kreatif. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Seperti yang diungkapkan oleh Danim (2009:91) bahwa:

Kepala sekolah memiliki visi yang jelas tentang sekolahnya. Kepala sekolah yang tidak mampu bertindak sebagai perencana yang baik sebenarnya tidak lebih dari petugas pelaksana, pengawas teknis, dan tukang perintah. Meskipun mereka

dapat menjalankan roda

sekolahnya, tanpa fungsi perencanaan yang menyangkut penentuan tujuan berikut suatu visi strategis, berarti kepala sekolah telah gagal menjalankan tugas jangka panjangnya. Kepala

menyadari misinya serta nasib staf pengajarnya,

ingin mengembangkan sekolahnya.

pasti

Artinya penting bagi seorang kepala sekolah

untuk memiliki fungsi perencanaan. Hal itu menyangkut tujuan dan visi misi dalam mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.

Sedangkan poin terendah ada pada hal penentuan skala prioritas dalam rencana sekolah yang hanya memperoleh 2,87 (baik). Responden dari MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono mengatakan:

Setahuku seringkali kepala sekolah mengalami

kesulitan untuk menentukan

mana yang menjadi

hal-hal

prioritas rencana sekolah

karena fakta di lapangan biasanya kok tidak sesuai dengan rencana program, misalnya

masalah pendanaan.

terbentur

(Wawancara tanggal 29/12/2014).

Seperti yang diutarakan Danim (2009:91) dalam bukunya yang mengatakan

bahwa, “Perencanaan yang baik, penemuan tujuan secara pasti, dan pengurutan skala

prioritas akan dapat mewujudkan hal itu dan

sekaligus menciptakan kesinambungan”. Artinya di dalam konteks

program kinerja manajerial, kepala sekolah harus mampu menentukan skala prioritas dalam perencanaan program sekolah agar didapatkan tujuan yang pasti.

Hasil dari observasi penulis, secara umum hasil dari konteks program kinerja kepala sekolah adalah sama, tetapi ada yang berbeda di beberapa sekolah dalam hal merumuskan tujuan yang hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah. Menurut Danim (2009:92) bahwa:

Tidak jarang kepala sekolah

memaksakan ambisi pribadinya yang menggebu-gebu

untuk

memastikan

bahwa pengembangan dan pematangan sekolahnya menuju tingkat kemajuan, prestasi dan kinerja yang lebih tinggi bahwa pengembangan dan pematangan sekolahnya menuju tingkat kemajuan, prestasi dan kinerja yang lebih tinggi

Seringkali kepala sekolah merumuskan tujuan sebelum membuat rencana program sekolah sendiri dan kurang memperhatikan masukan dari stafnya. Dengan kata lain, kepala sekolah yang memasukkan ambisi pribadinya dengan menggebu dalam perumusan tujuan kurang mendapat dukungan dari bawahannya.

Padahal dalam pengembangan

sekolah diperlukan kerjasama semua pihak. Hal ini dituturkan oleh salah satu responden dari SDN 4 Bebengan, Winarti Nataria:

Kadang pak

KS

tidak mengajak

musyawarah guru untuk merumuskan tujuan sebelum buat rencana sekolah. Tahu-tahu sudah disodori rencana matangnya saja, terus tinggal disuruh menindaklanjuti.

Kan

tidak bisa

memberi masukan. Jadi mau tidak mau, setuju tidak setuju ya dikerjakan. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

mengatakan, “Peningkatan kemampuan berkomunikasi,

Darwin

yang mana sebagian waktu kerja yang dimiliki kepala sekolah adalah dengan berkomunikasi baik diri sendiri ataupun yang mana sebagian waktu kerja yang dimiliki kepala sekolah adalah dengan berkomunikasi baik diri sendiri ataupun

hendak dicapai sebelum membuat rencana sekolah sehingga kinerja kepala sekolah dapat berjalan dengan baik nantinya.

2. Masukan/ input program kinerja manajerial kepala sekolah

Sedangkan untuk input program kinerja manajerial kepala sekolah di Gugus Abdulrahman Saleh secara keseluruhan diperoleh rata-rata hitung sebesar 3,19 dengan kategori BAIK dan standar deviasinya adalah 0,72. Input kinerja kepala sekolah dalam mengembangkan budaya dan tradisi berakhlak mulia memperoleh rata-rata tertinggi sebesar 3,47 (kategori sangat baik) dengan standar deviasi sebesar 0,64.

Dalam menunjang proses berikutnya rata-rata

kepala sekolah mampu mengembangkan pondasi dasar dalam berbudaya dan berakhlak mulia dalam melakukan segala hal baik untuk dirinya sendiri, siswa, maupun stake holder sekolah

Seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2011:99) bahwa:

yang

lain.

Kepala sekolah membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing- masing tenaga kependidikan.

Hal ini dikuatkan dengan pendapat responden dari SDN 3 Bebengan, Dwi Retno Sulistyorini yang mengatakan:

Ya kepala

sekolah

melakukan

pembinaan dalam rapat guru, mengajak semua guru untuk selalu bersyukur atas apa yang didapat. Kalau waktu upacara, kepala

sekolah mengajak

semua warga sekolah untuk berbuat baik, peduli lingkungan dan kesehatan. Terus untuk kebiasaan pada murid ya diadakan senyum salam sapa waktu pagi anak-anak berangkat sekolah. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Dan kepala sekolah yang mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah pekerjaan, disiplin, dan tegas mengambil putusan mendapat rata-rata terendah 3,00 dan standar deviasinya sebesar 0,85 (kategori baik).

Mulyasa (2011:115) mengungkapkan bahwa ada beberapa kepribadian yang dimiliki kepala sekolah sebagai seorang pimpinan yang baik dan akan tercermin pada sifatnya yang berani mengambil resiko dan keputusan, serta mempunyai emosi yang stabil, selain sifat-sifat yang lain. Pengendalian diri dengan emosi yang stabil Mulyasa (2011:115) mengungkapkan bahwa ada beberapa kepribadian yang dimiliki kepala sekolah sebagai seorang pimpinan yang baik dan akan tercermin pada sifatnya yang berani mengambil resiko dan keputusan, serta mempunyai emosi yang stabil, selain sifat-sifat yang lain. Pengendalian diri dengan emosi yang stabil

Danim (2009:92) dalam bukunya juga mengatakan bahwa:

Kepala sekolah harus mendengarkan pendapat dan pandangan dari pelbagai pihak sebelum mengambil keputusan. Kadang-kadang jika situasinya memang memaksa,

keputusan penting selama satu dua hari, kalau perlu satu dua minggu, sembari mencari informasi tambahan yang sekiranya bermanfaat. Kepala sekolah harus sabar menunggu saat yang

benar-benar tepat. Meskipun demikian, dia tetap harus cekatan, cepat

dan tegas dalam membuat keputusan.

Setiap lembaga atau

sekolah memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Jadi, yang dibutuhkan adalah kepala sekolah yang sabar sekaligus

mengambil keputusan.

tegas

dalam

Dari hasil yang didapat, masukan dari semua kepala sekolah pada umumnya adalah sama. Akan tetapi ada hal-hal yang masih kurang yang ditemui di lapangan. Pertama mengenai jiwa kepemimpinan, integritas, dan konsistensi tinggi ternyata tidak sepenuhnya dimiliki oleh semua Kepala Sekolah di Gugus Abdulrahman Saleh. Responden dari SDN 2 Bebengan, Muchamad Anwari menyampaikan bahwa:

Kepala sekolah di tempat saya bekerja tidak begitu komit karena rangkap jabatan di lain tempat juga. Beda sekali sama kepala sekolah yang dulu. Ya walaupun yang ini(kepala sekolah) juga baik, tapi masih bagus yang dulu. (Wawancara 23/12/2014).

Sama halnya yang disampaikan salah satu tenaga administrasi SDN 2 Bebengan, Amir Ambyah yang mengatakan:

KS di SD saya punya banyak jabatan selain jadi kepala sekolah SD 2. Jarang sehari penuh ada di SD karena bertugas di tempat lain juga. Kadang kalau ada hal dadakan ya tanda tangan, dll, harus nyari dulu. Tapi kerjanya juga lumayan bagus, walau tidak sebagus yang dulu. Mungkin karena double-double itu. (Wawancara tanggal 24/12/2014).

Ini menunjukkan bahwa kepala sekolah di SDN 2 Bebengan kurang dalam hal integritas kepemimpinan dan kurang menunjukkan konsistensinya dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah sekaligus pimpinan. Seperti yang dikemukakan Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001:82) bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja salah satunya adalah

keberadaan pekerjaan yang dilakukan. Dengan adanya rangkap jabatan di

beberapa tempat, maka kinerja seseorang tidak akan maksimal.

Pendapat lain disampaikan oleh Danim (2009:14) bahwa:

Kepala sekolah dituntut mampu

berperan sebagai seorang pemimpin profesional. Ciri khas kepala sekolah yang profesional adalah menguasai secara baik pekerjaannya melebihi rata- rata personalia lain di sekolah, dan memiliki komitmen moral yang tinggi atas pekerjaannya sesuai dengan kode etik profesinya.

Ada pula beberapa yang menyatakan bahwa kepala sekolah telah mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan dedikasi terhadap pekerjaan yang tinggi. Tepat dalam mengambil putusan dan bijak dalam bersikap dan bertindak. Ini disampaikan oleh responden dari SDN 3 Bebengan, Natalia Dwi Hartanti:

Menurut saya, kepala sekolah di SD saya memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi pada pekerjaannya. Mampu bertindak dan berpikir cepat. Terus juga cepat dalam bertindak, tenang dalam bersikap dalam menjalankan tugas fungsinya sebagai seorang KS dan sesuai

hirarki kepala sekolah. (Wawancara tanggal 23/12/2014).

Seperti yang disampaikan oleh Mulyasa (2011:116) bahwa kemampuan seorang kepala sekolah dalam mengambil tiap

dilihat dari kecakapannya

putusan

dapat

mengambil keputusan mengambil keputusan

sekolah maupun eksternal sekolah.

kepentingan internal

3. Proses program kinerja manajerial kepala sekolah

Pada proses program kinerja manajerial yang dilakukan oleh kepala sekolah Gugus Abdulrahman Saleh secara keseluruhan rata-rata hitungnya sebesar 3,09 tergolong BAIK. Standar deviasinya adalah 0,59 berkategori baik. Proses kinerja kepala sekolah dalam melibatkan guru dan komite sekolah dalam tiap perencanaan program sekolah dengan perolehan tertinggi 3,33 (tergolong sangat baik) dengan standar deviasi sebesar 0,62.

Menurut salah seorang responden dari SDN 1 Bebengan, Sukimin mengatakan:

Menurut saya pribadi selaku komite, kepala sekolah sudah baik membuat program sekolah, hal tersebut terlihat dengan adanya rapat komite sekolah yang dihadiri oleh dewan guru dan segenap

komite sekolah dalam

penyampaian rencana program kepala sekolah. Kami selalu dilibatkan dalam urusan sekolah. Tidak sampai situ saja, biasanya komite diberi waktu dulu untuk sumbang saran. (Wawancara tanggal 4/01/2015).

Hal tersebut dapat dikuatkan oleh pendapat dari Mulyasa (2011:103) bahwa Hal tersebut dapat dikuatkan oleh pendapat dari Mulyasa (2011:103) bahwa

sekolah harus memberdayakan

kepala

kependidikan melalui kerjasama. Dengan kata lain, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan stafnya dan pihak lain yang berkaitan, misalnya komite sekolah, untuk

tenaga

melaksanakan tiap program kegiatan. Proses program kinerja manajerial kepala sekolah dalam menempatkan SDM sesuai keahlian dalam organisasi sekolah hanya memperoleh rata-rata terendah sebesar 2,93 (dalam kriteria baik) dengan standar deviasi sebesar 0,46. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Siagian (2012:221) bahwa kegiatan manajemen sumber daya manusia yang baik akan mendukung kinerja suatu organisasi sekolah yang memuaskan hasilnya.

Danim (2009:87) mengatakan bahwa sangat penting seorang kepala sekolah memberi peluang kepada stafnya untuk mewujudkan bakat-bakat kreatif yang ada dalam diri mereka secara penuh. Akan tetapi hal tersebut harus seimbang antara kesediaan mengganti staf yang tidak mampu bila kondisi memaksa dan saat mengambil

keputusan berat lainnya (pemberhentian) stafnya.

Wibowo (2007:333) dalam bukunya menyatakan:

Sejak lama manajer memandang orang sebagai sumber daya yang paling berharga. Akhirnya, keamanan dan sukses ke depan suatu organisasi lebih tergantung pada bakat dan kecerdasan orangnya daripada pada faktor tanah, bangunan, pabrik, dan mesin. Pekerja benar-benar menjadi intellectual capital organisasi.

Ini berarti seorang kepala sekolah harus lebih memberdayakan SDM yang dimiliki oleh tenaga kependidikan sesuai keahlian masing-masing dalam rangka memajukan

sekolah. Daripada menggantungkan keberhasilan sekolah pada faktor lain, seperti: tanah, bangunan, sarpras, dll, yang sebenarnya merupakan faktor penunjang saja.

Menurut kepala SDN 4 Bebengan, Suparmin mengatakan:

Kalau saya dalam hal penempatan guru sudah jelas mempertimbangkan aspek kompetensi yang dimiliki oleh guru. Dengan mengamati dan latar belakang keahlian yang dipunyai. Untuk program sekolah sendiri,

pihak

luar yang

dilibatkan misalnya dalam kegiatan ektrakurikuler

(rebana)

ada guru

rebana khusus tetapi guru agama tetap mendampingi karena yang lebih paham. (Wawancara tanggal 20/12/2014).

Secara keseluruhan terkait proses program kinerja manajerial hasil pada semua sekolah adalah sama baiknya, namun ada hal yang masih terbilang kurang yaitu tentang pemanfaatan sarpras dan teknologi informasi dan manajemen sekolah yang belum optimal. Guru SDN 3 Bebengan,

Imam Sigit Widiyanto mengatakan:

Menurutku,

kepala

sekolah tidak

menguasai IT sehingga di sekolah masalah-masalah yang hubungannya dengan komputer diselesaikan oleh guru-guru lain. Untuk masalah sarpras pun juga masih kurang. Kepala sekolah hanya

menginstruksikan

agar

memanfaatkan dan memaksimalkan prasarana yang ada saja. (Wawancara tanggal 22/12/2014).

Pendapat sama juga disampaikan oleh guru SDN 1 Bebengan, Jauhari:

Menurut saya, penguasaan IT kepala sekolah kurang, karena kepala sekolah dan kebanyakan pendidiknya usianya mendekati purna tugas. Dalam hal manajemen sekolah, kepala sekolah juga kurang menguasai.

Sarana prasarana belum semua memadai,

tapi

yang

sudah ada

dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan kemampuan saja. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Responden dari MI NU 32 Bebengan, Prasetyo Wahyono juga menambahkan:

Dalam program untuk kemajuan sekolah, kepala sekolah di tempat saya kurang menguasai

IT (komputer) dengan baik. Sehingga manajemen sekolah juga tidak terlalu bagus. Sarana prasana di sekolah juga belum memadai dan belum dimanfaatkan secara

maksimal. (Wawancara tanggal 29/12/2014).

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Creative Problem Solving pada Siswa Kelas 5 SDN Blaru 02 Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2016 / 2017

0 1 67

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia SD - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Pati Semes

0 0 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Pati Semester

0 0 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluh

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 110

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Pencatatan Hasil Uji Organoleptikdi PT. Gunung Slamat pada Android Platform

0 0 24

Panduan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dan Modul pengembangan sikap entrepreneurship RPP ini dibuat untuk melengkapi judul penelitian “UPAYA PENGEMBANGAN SIKAP

0 0 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kinerja Manajerial Di Kalangan Kepala Sekolah Dasar Negeri Dan Madrasah Gugus Abdulrahman Saleh Kecamatan Boja,Kabupaten Kendal

0 1 33