Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Bandung

Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Bandung

Asep Suryana

ABSTRACT The objectives of the study were: (1) To know the dynamics of Small and middle Scale

Industry (SMSI) in Kabupaten Bandun; (2) Individual effectivity on SMSI in Kabupaten Bandung; (3) Marketing communication management effectivity on SMSI in Kabupaten

Bandung; (4) The correlation between organization dynamics level and individual effectivity on SMSI organization in Kabupaten Bandung; (5) The correlation between organization dynamics

level and effectivity of marketing communication management on SMSI in Kabupaten Bandu; and (6) The correlation between individual effectivity level and effectivity of marketing communication management on SMSI in Kabupaten Bandung. The methodology used in this study was Survey Methods, to conducted the manager and workers of Small Scale Industry in Kabupaten Bandung as population target. The sample size was 60 respondents selected randomly based on sampling Random sample, technique. The results of the study showed that: (1) The dynamics of SMSI organization concerning on anatomy, structure, and process organization was effective; (2) the individual on SMSI organi- zation concerning on motivation, attitude, aptitude, temperament, and role perception was effective; (3) The effectivity of marketing communication management on SMSI in Kabupaten Bandung concerning on planning, actuating, controlling, and marketing communication mix

was effective; (4) The correlation between the dynamics organization level and individual effectivity on organization SMSI was significan; (5) The correlation between the dynamics

organization level and effectivity of marketing communication management on SMSI in Kabupaten Bandung, was significan; and (6) The correlaton between individual effectivity on organization and effectivity of marketing communication managementon SMSI in Kabupaten

Bandung was significant.

1. Pendahuluan

Ketergantungan pada bahan baku, komponen-komponen dasar, tenaga ahli, dan lain-

1.1 Latar Belakang Masalah

lain telah berdampak pada lemahnya posisi ekonomi dan politik di hadapan dunia internasional. Hal ini

Krisis moneter yang mengguncang tampak pada lemahnya posisi nyata mata uang kehidupan masyarakat Indonesia pada rupiah terhadap mata uang negara-negara maju. penghujung Repelita VI telah menyadarkan Selain itu, terlihat pula bahwa kebijakan-kebijakan masyarakat Indonesia tentang keburukan yang telah dikeluarkan pemerintah banyak yang menggantungkan diri pada negara lain dalam “diintervensi” oleh lembaga internasional dan juga menggerakkan mesin produksi di berbagai sektor. negara-negara maju. Hal yang lebih menyedihkan

Asep Suryana. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada UKM di Kab. Bandung

1.2 Identifikasi Masalah

keuangan dan perusahaan-perusahaan negara oleh lembaga-lembaga keuangan di luar negeri.

Bertolak dari latar belakang masalah yang Besarnya ketergantungan dan lemahnya telah dikemukakan, maka masalah yang akan diteliti

posisi bangsa Indonesia dalam menghasilkan dapat diidentifikasi sebagai berikut: komponen-komponen produksi di berbagai sektor, (1) Bagaimanakah dinamika organisasi Industri harus segera ditanggulangi. Salah satu alternatif

Skala Kecil Menengah di Kabupaten yang perlu dilakukan adalah memberdayakan

Bandung?

industri-industri skala kecil, sehingga mampu (2) Bagaimanakah efektivitas individu dalam menghasilkan produk berkualitas global.

organisasi Usaha Kecil Menengah di Industri skala kecil menengah (UKM) yang

Kabupaten Bandung? ada di Indonesia, berjumlah banyak dan sangat (3) Bagaimanakah efektivitas manajemen bervariasi. Perkembangan UKM tersebut pada

komunikasi pemasaran Industri Skala Kecil di umumnya belum tergolong baik. Masih banyak

Kabupaten Bandung? UKM yang mengelola usahanya dilakukan secara (4) Adakah relevansi antara tingkat dinamika tradisional. Produk-produk yang dihasilkannya

organisasi dengan efektivitas individu dalam pun hanya sebatas untuk konsumsi lokal.

organisasi Usaha Kecil Menengah di UKM, jika dikelola secara professional,

Kabupaten Bandung? merupakan aset negara yang sangat besar. (5) Adakah relevansi tingkat dinamika organisasi Penelitian Tulus Tambunan (1993:83-92) di Jawa

dan tingkat efektivitas manajemen komunikasi Barat menunjukkan bahwa UKM: (1) berperan bagi

pemasaran di Kabupaten Bandung? penduduk miskin sebagai sumber penghasilan, (6) Adakah relevansi antara tingkat efektivitas baik tambahan maupun utama; (2) produktivitas

individu dalam organisasi dengan tingkat Industri Skala Kecil (ISK) masih rendah; (3) relasi

efektivitas manajemen komunikasi pemasaran ISK dengan sektor-sektor lokal lainnya dalam

pada Usaha Kecil Menengah di Kabupaten pembentukan Produk Domestik Regional Bruto

Bandung?

(PDRB), ternyata masih lemah. Jadi, kenaikan pendapatan di ISK tidak begitu berarti bagi

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

pertumbuhan PRDB wilayah tempat ISK berada. Bertolak dari latar belakang permasalahan Dihadapkan pada kondisi krisis ekonomi yang yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian

menyebabkan lesunya roda produksi industri (baik ini adalah untuk mengkaji: industri skala besar maupun industri skala (1) Dinamika organisasi Industri Skala Kecil di menengah dan kecil), serta perdagangan dan

Kabupaten Bandung; investasi bebas di Asia Tenggara (AFTA) yang (2) Efektivitas individu di dalam organisasi Usaha

akan diberlakukan pada tahun 2003, ISK perlu Kecil Menengah di Kabupaten Bandung; segera dibenahi, terutama dalam aspek (3) Efektivitas manajemen komunikasi pemasaran

pemberdayaan faktor-faktor produksinya. Salah Industri Skala Kecil di Kabupaten Bandung; satu aspek yang perlu dikaji adalah komunikasi (4) Relevansi antara tingkat dinamika organisasi

pemasaran UKM. Hal ini sangat penting karena dengan efektivitas individu dalam organisasi tujuan akhir dari proses produksi adalah produk

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten ISK yang layak jual. Oleh karena itu, penelitian ini

Bandung;

mencoba untuk mengkaji efektivitas dinamika (5) Relevansi tingkat dinamika organisasi dan organisasi UKM dikaitkan dengan efektivitas

tingkat efektivitas manajemen komunikasi manajemen komunikasi pemasaran dengan

pemasaran di Kabupaten Bandung; konsentrasi studi di Kabupaten Bandung.

(6) Relevansi antara tingkat efektivitas individu

304 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001 304 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001

(5) produk yang dihasilkan cenderung berharga Hasil penelitian ini diharapkan dapat murah sehingga terjangkau oleh seluruh lapisan

memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu masyarakat (Tambunan, 1993). pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi

Di negara-negara sedang berkembang, seperti Organisasional dan Manajemen Komunikasi Indonesia, banyak tumbuh industri-industri rumah

Pemasaran, serta memberi manfaat pada proses tangga (IRT) dan industri skala kecil, dimana kedua pembangunan yang sedang dan akan sektor tersebut lebih dominan dibandingkan dilaksanakan, terutama dalam pengembangan dengan Industri Skala Menengah dan Besar Industri Skala Kecil:

(ISMB).Namun, berbeda dengan ISK dinegara- (1) Untuk pengembangan Ilmu Komunikasi, hasil negara maju yang bergerak di sektor modern, ISK

penelitian ini diharapkan dapat menambah negara-negara berkembang cenderung masih referensi dan pengalaman ilmiah, terutama bersifat tradisional (Tambunan, 1993). untuk kajian Komunikasi Organisasional dan

Beberapa studi yang berkaitan dengan ISK Manajemen Komunikasi Pemasaran mengenai dan Industri Rumah Tangga (IRT) dilakukan oleh

dinamika organisasi dan efektivitas Banerji (1978), Biggs dan Oppenheim (1986), Manajemen Komunikasi Pemasaran. Selain itu, Liedholm dan Parker (1989 menunjukkan bahwa hasil penelitian ini dapat pula dijadikan pijakan dalam proses pembangunan, terjadi perubahan dan atau referensi untuk penelitian-penelitian struktural di sektor manufaktur, sehingga semakin berikutnya.

tinggi tingkat pendapatan riel perkapita semakin (2) Manfaat bagi pembangunan, terutama dalam kecil kontribusi tenaga kerja di ISK, semakin besar

mengembangkan Industri Skala Kecil, hasil kontribusi tenaga kerja ISMB-nya. Penemuan lain penelitian ini diharapkan dapat merupakan menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di ISK masukan dan sekaligus sebagai bahan meningkat mengikuti kenaikan pendapatan riel per pertimbangan dalam membuat strategi kapita. Namun demikian pertambahan tersebut pengembangan industri kecil, terutama untuk ternyata jauh lebih lamban jika dibandingkan industri skala kecil yang produk-produknya dengan pesatnya pertambahan tenaga kerja di dapat dijadikan komoditi ekspor.

ISMB.

2. Tinjauan Pustaka

2.2 Dinamika Organisasi ISK

Organisasi merupakan kumpulan dari banyak

2.1 Industri Skala Kecil (ISK)

orang yang mempunyai tujuan yang sama untuk bisa berinteraksi agar dapat mencapai tujuan yang

Industri Skala Kecil (ISK) adalah perusahaan diinginkan dengan lebih mudah (Millet, 1954; (dalam sektor manufaktur) yang memakai pekerja Sheldon, 1956; Backet, 1971 Miller, Madden dan berjumlah antara 5 sampai 19 orang (Tambunan, Kincheloe, 1972; Soffer, 1973; Schein, 1973; Money, 1993:83). 1974; Kast dan Rosenzweig (1974), Fine dan Zent, Industri Skala kecil memiliki karakteristik 1976; Slamet (1978) dan Soetarto (1985). sebagai berikut: (1) proses produksi bersifat padat Dinamika suatu organisasi dapat dilihat dari manusia hal ini apabila dikelola secara profesional efektif tidaknya komponen-komponen utama yang dapat memperluas kesempatan kerja; (2) membentuk organisasi tersebut, yakni, taksonomi berorientasi pada sektor pertanian, dan cenderung organisasi, struktur organisasi, proses organisasi, terdapat di pedesaan, (3) memakai teknologi dan individu dalam organisasi tersebut. Kaitan sederhana yang cocok dengan kondisi ekonomi, masing-masing komponen dapat digambarkan

Asep Suryana. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada UKM di Kab. Bandung

Struktur Organisasi

2.3 Efektivitas Manajemen Komunikasi Pemasaran ISK

Peter Drucker (Kotler, 1995) menyatakan

Taksonomi

Individu dalam

Organisasi

Organisasi

bahwa pemasaran merupakan hal yang sangat fun- damental dan vital, sehingga tidak bisa dianggap sebagai fungsi tersendiri. Selanjutnya dikatakan

Proses Organisasi

bahwa pemasaran adalah cara memandang seluruh perusahaan dari hasil akhirnya, yaitu dari pandangan pelanggannya. Keberhasilan suatu

Gambar 1.

bisnis ditentukan oleh pelanggannya, bukan oleh

Sistem Organisasi yang Saling Berinteraksi

produsennya. Selanjutnya, Kotler (1995) menyatakan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana individu dan

Komponen pertama adalah taksonomi kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan organisasi,

untuk mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan mengklasifikasikan dan menganalisis organisasi. menukarkan produk yang bernilai satu sama lain. Variabel-variabel yang biasa digunakan antara lain:

yang

digunakan

Dalam proses pertukaran produk, diperlukan (1) tujuan organisasi, (2) filosofi dan tata nilai, (3) adanya pemikiran tentang sasaran dan cara komposisi organisasi, (4) struktur organisasi, (5) mendapatkan tanggapan yang dikehendaki. Untuk teknologi organisasi, (6) Lingkungan fisik itu diperlukan manajemen pemasaran, yakni proses organisasi, (7) lingkungan sosial budaya perencanaan dan pelaksanaan dari pewujudan, organisasi, dan (8) ciri waktu.

pemberian harga, promosi dan distribusi dari Komponen kedua, adalah struktur organisasi, barang-barang, jasa serta gagasan untuk yakni cara organisasi itu mengatur dirinya sendiri menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi efektif dan efisien (Slamet, 1983). Variabel-variabel (Kotler, 1995:16). untuk struktur organisasi terdiri atas: (1) ukuran

Komunikasi pemasaran merupakan aspek organisasi, (2) rentang kendali, (3) tingkat hierarkis, yang sangat penting dalam pemasaran, karena (4) struktur kewenangan, (5) struktur komunikasi, segala aspek pemasaran bisa berinteraksi dengan (6) struktur tugas, (7) struktur status dan prestise, baik jika proses komunikasi yang ada di dalamnya dan (8) jarak psikologis.

berjalan secara efektif.

Komponen ketiga, proses organisasi, yakni aspek-aspek yang dapat menumbuhkan efektivitas

3. Metode Penelitian

dan produktivitas organisasi. Aspek-aspek tersebut adalah: (1) Role performance dan role

3.1 Metode

relationship, (2) komunikasi, (3) pengendalian, (4) koordinasi, (5) sosialisasi, dan (6) supervisi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini Komponen ke empat adalah individu dalam adalah metode survai yang bersifat korelasional,

organisasi, yakni aspek yang sangat terkait dan yakni selain mengumpulkan data melalui kuesioner berpengaruh terhadap tingkat dinamika suatu (Singarimbun dan Effendy, 1990), juga berupaya organisasi. Faktor-faktornya antara lain: (1) untuk menguji hubungan variabel-variabel yang motivasi, (2) attitude, (3) aptitude, (4) tempera- diteliti.

306 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001

3.3.4 Kerangka Pemikiran Pengumpulan Data

3.2 Jenis Data, Sumber Data, dan

Dengan mengacu pada latar belakang Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam masalah, tujuan penelitian, kerangka teoretis

penelitian ini, yakni data primer dan data sekunder. (tinjauan pustaka), dan operasionalisasi variabel Data primer diperoleh dari responden melalui yang telah dikemukakan, maka kerangka berpikir kuesioner, wawancara berstruktur, dan observasi. untuk penelitian ini terlihat pada paradigma Data sekunder diperoleh dari instansi/lembaga penelitian yang tampak pada Gambar 2. tempat penelitian ini dilakukan. Untuk interpretasi hasil analisis data, dilakukan pula studi

Anatomi Organisasi

kepustakaan, terutama untuk mengumpukan teori-

Industri Skala Kecil

Efektivitas

teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan Manajemen

Organisasi Industri Pemasaran Industri Komunikasi

dengan penelitian ini.

Struktur Organisasi

Individu di Dalam

Industri Skala Kecil

Skala Kecil Skala Kecil

Proses Organisasi

3.3 Operasionalisasi Variabel Industri Skala Kecil

Gambar 2.

3.3.1 Variabel bebas (X)

Paradigma Penelitian Pengaruh Dinamika

Variabel bebas adalah tingkat dinamika

Organisasi terhadap Tingkat Efektivitas

organisasi Industri Skala Kecil, yaitu kekuatan- Manajemen Komunikasi Pemasaran Industri

Skala Kecil di Kabupaten Bandung

kekuatan yang mempengaruhi dan menentukan perilaku-perilaku anggota dalam kelompok itu sendiri, yakni: (1) anatomi organisasi, (2) struktur

3.3.5 Populasi dan Sampel

organisasi, dan (3) proses organisasi Populasi untuk penelitian ini adalah anggota

3.3.2Variabel Antara (Z)

dan atau produsen Industri Skala Kecil Menengah Variabel antara dalam penelitian ini adalah yang berdomisili di Kabupaten Bandung. Teknik

individu di dalam organisasi, yakni perilaku- pengambilan sampel dilakukan secara random, di perilaku anggota organisasi dalam menjalankan mana karakteristik unit sampling didasarkan pada organisasi tersebut. Faktor-faktornya antara lain: jenis usaha ISK. Penentuan jumlah unit sam- (1) motivasi, (2) attitude, (3) aptitude, (4) tem- pling didasarkan pada besarnya korelasi terkecil perament, dan (5) role perception.

yang harus dideteksi oleh unit penelitian. Rumus ukuran sampel yang digunakan adalah:

(1+  )  Variabel terikat atau independent variable

3.3.3 Variabel Terikat (Y)

U  = 1/2 Ln _______ + ______ untuk penelitian ini adalah efektivitas manajemen

(1- ) 2(n-1)

komunikasi pemasaran Industri Skala Kecil, yakni   (Z1- + Z1- ß) 2 .tingkat pencapaian ISK dalam memasarkan

n = ————————————— + 3

produk-produknya yang diukur dengan: (a)  (U )² efektivitas perencanaan, (b) efektivitas Keterangan:

pelaksanaan komunikasi pemasaran, (c) efektivitas n = Ukuran Sampel pengendalian, dan (d) efektivitas bauran Z1 = Harga yang diperoleh dari Tabel komunikasi pemasaran .

Distribusi Normal Baku dengan ß Masing-masing indikator dijabarkan dalam

ditentukan

bentuk pertanyaan dan pernyataan dalam Z1-ß = Harga yang diperoleh dari Tabel kuesioner.

Distribusi Normal Baku dengan ? ditentukan

Asep Suryana. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada UKM di Kab. Bandung

 = Koefisien Korelasi Terkecil yang adalah reliabilitas seluruh item, dengan rumus: diharapkan dapat dideteksi secara

2(r.tt)

signifikan.

r.tot=

Untuk penelitian ini, ukuran Unit Sam-

1+r.tt

pling adalah 60 respoden (Sitepu, 1994 :109).

Keterangan: r.tt =

Angka Korelasi Belahan Pertama dan Belahan Kedua

3.3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat r.tot= Angka reliabilitas keseluruhan item

Ukur

Pengujian validitas untuk semua variabel Hasil perhitungan r.tot kemudian dilakukan dengan Teknik Item Total Correlation, dikonsultasikan dengan tabel kritis r Product yaitu dengan cara mengorelasikan skor yang Moment untuk mengetahui tingkat signifikansinya. diperoleh pada masing-masing item dengan skor total. Untuk menentukan tingkat signifikansi alat ukur, maka korelasi hasil perhitungan dibandingkan

3.3.7 Analisis Data

dengan Nilai Kritis r pada tabel. Statistik yang digunakan adalah Uji Product Moment (Ancok,

Data yang telah terkumpul, perlu dianalisis. 1989), yang rumusnya adalah sebagai berikut:

Sebelum analisis dilakukan, terlebih dahulu ditabulasi, dan disajikan dalam bentuk tabel. Data yang berkaitan dengan hipotesis penelitian,

NXY- (X)(Y) dikelompokkan sesuai dengan variabel yang akan r=

[N X²- ( X²)][N Y²- (Y)² ] dikaji. Selanjutnya, dilakukan pengujian statistik sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan.

Keterangan: Dalam penelitian ini, skala alat ukur yang N= Jumlah responden uji coba

digunakan pada umumnya bersifat ordinal. Oleh X= Skor Item

karena itu, hipotesis dilakukan dengan Rank Or- Y= Skor total

der Correlation, yaitu menggunakan Uji Korelasi r = Koefisien Korelasi Product Moment

Spearman dengan program komputer SPSS 6.0, tingkat signifinasi 0,05 (5%), dan tes dua sisi.

Jika harga r hitung lebih kecil dari harga kritis pada tabel, maka korelasi yang diperoleh tidak signifikan. Demikian pula sebaliknya, jika r hitung

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

lebih besar maka korelasi tersebut signifikan (Arikunto, 1987:69).

4.1 Gambaran Karakteristik Sosio

Reliabilitas alat ukur diuji dengan Teknik Belah

Demografi Responden

Dua. Cara yang dilakukan untuk pengujian tersebut adalah pertama-tama setelah validitas diketahui,

Untuk mengetahui identitas responden, maka item-item yang valid dibagi dua bagian yang dipilih karakteristik sosiodemografis yang diteliti meliputi:

secara random. Skor untuk masing-masing item umur, jenis kelamin,status perkawinan, pendidikan, pada tiap belahan dijumlahkan. Hasil yang serta pendapatan. diperoleh adalah dua skor total. Kedua, skor total

Umur responden untuk peneltian ini sebagian tersebut kemudian dikorelasikan dengan besar berkisar antara 21 sampai dengan 35 Tahun.

menggunakan Uji Korelasi Product Moment. Secara lengkap, Tabel 1 menyajikan data tentang Selanjutnya setelah diperoleh harga r, yang dicari distribusi umur responden.

308 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001

Tabel 1

kemudian SLTP 21,67 persen; dan yang lainnya,

Distribusi Umur Responden

yaitu SD, diploma, dan sarjana hanya masing- masing hanya 3,33 persen.

No Umur (Tahun) Frekuensi

Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

Frekuensi Persentase

Jika dilihat dari aspek jenis kelamin, sebagian

Jumlah

besar responden untuk penelitian ini berjenis kelamin laki-laki, yaitu 80 persen, dan hanya 20 persen berjenis kelamin perempuan.

Pada umumnya pendapatan responden berkisar antara Rp. 401.000 -600.000. Tingkat pendapatan cukup bervariasi dengan presentase

Tabel 2

kecil. Secara lengkap, data tentang distribusi

Distribusi Jenis Kelamin Responden

pendapatan responden perbulan terlihat pada Tabel 5.

No Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase

1. Laki - laki

Distribusi Pendapatan Responden

Berdasarkan status perkawinannya,

(Rupiah/Bulan)

3 responden untuk penelitian ini sebagian besar 5,00

berstatus telah menikah, yaitu 90 persen, dan hanya

3. 301.000 - 400.000

8,33 persen yang belum menikah.

Distribusi Status Perkawinan Responden

No Status Frekuensi

2. Belum kawin

4.2 Dinamika Organisasi Industri Skala

3. Duda /Janda

Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Jumlah

Berdasarkan latar belakang tingkat Efektivitas Industri Skala Kecil/Menengah pendidikan, responden untuk penelitian ini pada sebagai suatu organisasi sangat tergantung umumnya adalah lulusan SLTA, yaitu 66,67 persen; kepada tingkat dinamika organisasi tersebut.

Asep Suryana. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada UKM di Kab. Bandung

Dinamika organisasi adalah kekuatan-kekuatan

Tabel 6

yang terdapat di dalam maupun di lingkungan

Tingkat Efektivitas Tujuan Organisasi

organisasi yang akan menentukan perilaku

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

anggota-anggota organisasi, dan perilaku organisasi yang bersangkutan, untuk bertindak

atau melaksanakan kegiatan-kegiatan demi No

Unsur Tujuan Organisasi

Tingkat Efektivitas (Persen)

tercapainya tujuan bersama, yang merupakan

E CE TE

tujuan organisasi tersebut (Jetkins, 1950). Oleh 2 (3,33)

1. Tingkat konsistensi

2. Sifat tujuan perusahaan

karena itu, tercapainya tujuan organisasi akan

3. Tingkat ketegasan dalam

sangat ditentukan oleh tindakan atau kegiatan- pencapaian tujuan perusahaan

4 Kedekatan pencapaian tujuan

kegiatan yang dilakukan oleh organisasi, yang

5. Tingkat polarisasi

merupakan perwujudan dari perilaku organisasi

6. Banyaknya tujuan

25(68,33) 15(25,00) 20(33,33) sebagai satu kesatuan perilaku anggota-anggota

7. Tingkat keselarasan dengan

tujuan organisasi lain

organisasi (Mardikanto, 1993).

8. Tingkat perkembangan tujuan

Untuk menganalisis efektivitas Industri Skala

Kecil/Menengah yang biasa disebut Usaha Kecil Menengah (UKM), harus dielaborasi melalui Keterangan:

E = Efektif, CE = Cukup Efektif, variabel-variabelnya, yaitu: anatomi, struktur,

TE = Tidak Efektif proses, dan individu-individu di dalam organisasi/ perusahaan.

Filosofi dan Tata Nilai

Dalam kehidupan organisasi/perusahaan,

4.2.1 Anatomi Organisasi/Perusahaan

yang menjadi acuan baik-buruk, benar-salah, adalah filosofi atau tata nilai (value system) yang

Anatomi perusahaan merupakan susunan ada di dalam perusahaan tersebut. Dengan kata perusahaan menyangkut: tujuan (objectives/ lain, filosofi merupakan nilai-nilai dasar, goals), filosofi dan tata nilai, komposisi anggota, kepercayaan mendasar, yang memberi arah dan struktur organisasi, teknologi (termasuk fasilitas), pegangan dalam kehidupan berorganisasi. Filosofi lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, serta tersebut biasanya umum dan abstrak, namun sarat sifat-sifat temporal. dengan nilai-nilai. Yang dimaksud dengan nilai di

sini adalah segala sesuatu yang dianggap baik serta

Tujuan Organisasi

menjadi dambaan orang-orang yang menganutnya. Ia merupakan sesuatu yang ideal dan hal tersebut

Yang dimaksud dengan tujuan organisasi harus diperjuangkan eksistensinya. dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang Fungsi pokok dari filosofi dan tata nilai di dalam ingin dicapai oleh perusahaan (dalam hal ini UKM). suatu organisasi (termasuk UKM) adalah sebagai Berdasarkan hasil penelitian yang telah pengendali perilaku orang-orang yang ada di dalam dilakukan pada beberapa UKM yang menjadi organisasi tersebut. Oleh karena itu, filosofi dan sampel penelitian, pada umumnya tujuan UKM tata nilai organisasi itu akan mencerminkan pola- tersebut termasuk kategori efektif. Hal ini terlihat pola perilaku organisasi dan angota-anggotanya. dari besarnya presentase jawaban responden yang Dalam Tabel 7 disajikan distribusi jawaban menilai efektif pada unsur-unsur tujuan organisasi. responden yang berkaitan dengan efektivitas Tabel 6 secara lengkap menyajikan distribusi filosofi dan tata nilai perusahaan. Berdasarkan tabel jawaban responden tentang tingkat efektivitas tersebut tampak bahwa pada umumnya filosofi dan tujuan organisasi. tata nilai UKM dinilai efektif oleh para anggotanya.

310 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001

Tabel 7 Efektivitas Filosofi dan Tata Nilai Perusahaan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

No Unsur Filosofi dan Tata Nilai Tingkat Efektivitas (Persen) E CE TE

10(16,66) nilai perusahaan 2. Tingkat kesesuaian antara filosofi dan

1. Tingkat kejelasan filosofi dan tata

32(53,33) tata nilai dengan kondisi perusahaan

15(25) perusahaan terhadap filosofi dan tata nilai perusahaan

3. Tingkat penghayatan semua anggota

E = Efektif, CE = Cukup Efektif, TE = Tidak Efektif

Komposisi Keanggotaan Organisasi UKM

Komposisi keanggotaan suatu organisasi berkaitan dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota- anggota dari organisasi yang bersangkutan. Thoha (1988) menyatakan bahwa komposisi anggota merupakan keragaman perilaku yang ditunjukkan oleh para anggota organisasi, yang disebabkan oleh karakteristik individu maupun karakteristik anggotanya.

Tabel 8, memperlihatkan distribusi jawaban responden yang berkaitan dengan efektivitas komposisi keanggotaan organisasi. Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa secara umum komposisi keanggotaan organisasi UKM termasuk efektif.

Tabel 8 Efektivitas Komposisi Keanggotaan Organisasi Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

No Unsur-unsur Komposisi Keanggotaan Tingkat Efektivitas (Persen) E CE TE

1. Variasi tingkat pendidikan anggota 15(25,00) 30(50,00)

2. Tingkat pendidikan anggota 10(16,67) 10(16,67)

3. Tingkat kecerdasan anggota 20(33,33) 20(33,33)

4 Keterbukaan komunikasi anggota 41(68,33) 12(20,00)

5. Tingkat temperamen anggota 25 (41,67) 30 (50,00)

6. Keaktifan berbicara anggota

7. Tingkat keakraban di antara anggota 45(75,00) 13(21,67)

8. Tingkat kerjasama di antara anggota 40(66,67) 15(25,00)

9. Jumlah pola kerjasama di antara anggota 25((41,67) 25(41,67)

10. Jumlah klik 20(33,33) 20(33,33)

11. Tingkat motivasi 43(71,67) 11(18,33)

12. Tingkat semangat para anggota 40 (66,67 18(30,00)

13. Tingkat status 12(20,00) 23(38,33)

Asep Suryana. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada UKM di Kab. Bandung

Struktur Organisasi

pada kategori cukup efektif dan efektif. Hal ini memberi indikasi bahwa teknologi yang ada pada

Yang dimaksud dengan struktur organisasi UKM belum dioperasionalkan secara optimal. dalam penelitian ini adalah cara organisasi itu mengatur dirinya sendiri dan memberi tugas untuk

Tabel 10

mencapai tujuan yang diinginkan.

Efektivitas Teknologi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

secara umum struktur organisasi UKM di Kabupaten Bandung termasuk efektif. Hal ini seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 9, di mana persentase terbesar jawaban responden termasuk

No Unsur Teknologi

Tingkat Efektivitas (Persen)

Tingkat Efektivitas

E CE TE

kategori efektif.

1. Tingkat kejelasan

fungsi organisasi

11(18,33) Tabel 9

2. Tingkat kompleksitas

teknologi

Efektivitas Struktur Organisasi

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung penggunaan

teknologi perusahaan

No Unsur Struktur Organisasi

Tingkat Efektivitas (Persen)

Tingkat Efektivitas

E CE TE

1. Ukuran organisasi/perusahaan 20(33,33) 20(33,33) 20(33,33) Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif,

2. Jumlah tingkatan di dalam

TE = Tidak Efektif

organisasi

3. Kontrol terhadap anggota

4 Cara pembagian peranan

Lingkungan Fisik Organisasi/Perusahaan

Setiap organisasi mempunyai lingkungan fisik Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, (lokasi). Scott (1981) menyatakan bahwa

TE = Tidak Efektif lingkungan fisik organisasi adalah keberadaan suatu organisasi pada suatu lingkungan fisik tertentu yang ikut mempengaruhi perkembangan

Teknologi suatu organisasi. Tidak ada satu pun organisasi

yang tidak terpengaruh oleh lingkungan fisiknya. Yang dimaksud dengan teknologi dalam

Lingkungan fisik suatu organisasi dapat penelitian ini adalah cara dan alat yang digunakan menentukan terjadinya keterisolasian sosial, untuk mencapai tujuan di dalam organisasi UKM, mobilitas anggota, serta merupakan potensi yang termasuk fasilitas yang diperlukan. Dengan dapat menimbulkan stress pada anggota. demikian, aspek di dalamnya menyangkut fungsi

Tabel 11 menyajikan distribusi jawaban yang akan dilakukan, kompleksitas teknologi, responden yang berkaitan dengan efektivitas kemampuan anggota dalam mengoperasionalkan lingkungan fisik perusahaan. Berdasarkan data dan mengoptimalkan teknologi tersebut, serta dalam tabel tersebut terlihat bahwa pada umumnya rencana perusahaan dalam pengembangan anggota lingkungan fisik UKM dinilai efektif oleh dalam menangani teknologi yang digunakan dan responden. Hal ini berarti bahwa perusahaan UKM yang direncanakan.

pada umumnya berada pada jangkauan dan Pada Tabel 10, disajikan distribusi jawaban kedekatan dengan masyarakat di sekitarnya, serta responden yang berkaitan dengan efektivitas adanya kemudahan untuk menjangkau lokasi teknologi. Berdasarkan data tersebut nampak perusahaan tersebut. bahwa aspek teknologi yang ada masih bergradasi

312 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001

Tabel 11

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif,

Efektivitas Lingkungan Fisik perusahaan

TE = Tidak Efektif

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Ciri-ciri Temporal

No Unsur Lingkungan

Tingkat Efektivitas (Persen)

Fisik

E CE TE

10(16,66) 10(16,66) 40 (66,67) Ciri-ciri atau sifat-sifat temporal adalah

1. Tingkat keterisolasian

sosial perusahaan

lamanya waktu yang diperlukan anggota

2. Tingkat mobilitas 45(75,00)

organisasi untuk berpartisipasi aktif dalam

anggota perusahaan

3. Tingkat stress yang 30(50,00)

2033,33) 10(16,67) mencapai tujuan organisasi (Taylor, 1914). Ciri-ciri

temporal merupakan jangka waktu yang Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, dipergunakan oleh anggota untuk berpartisipasi

dialami anggota

TE = Tidak Efektif

dalam organisasi.

Aspek-aspek yang berkaitan dengan ciri-ciri temporal antara lain: umur organisasi, tujuan-tujuan

Lingkungan Sosial Budaya

yang harus dicapai, lama waktu pencapaian, lama Lingkungan sosial budaya perusahaan adalah partisipasi anggota, dan lama kegiatan yang

suatu kondisi menyangkut norma dan nilai suatu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. sistem sosial tempat organisasi/perusahaan itu

Tabel 13 memperlihatkan distribusi jawaban berada. Lingkungan sosial budaya dapat responden yang berkaitan dengan efektivitas ciri-

mempengaruhi interaksi antarorganisasi dengan ciri temporal perusahaan. Berdasarkan tabel lingkungannya (Grusky dan Miller, 1970). Paul dan tersebut terlihat bahwa efektivitas ciri-ciri tempo- Blanshard (1983) menyatakan bahwa lingkungan ral UKM berada pada kategori efektif, sesuai sosial organisasi adalah keseluruhan nilai-nilai dengan penilaian responden. sosial budaya yang terdapat di dalam maupun di luar lingkungan organisasi, yang mempengaruhi

Tabel 13

anggota-anggota organisasi tersebut.

Efektivitas Ciri-Ciri Temporal Perusahaan

Tabel 12 memperlihatkan distribusi jawaban

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

responden yang berkaitan dengan efektivitas

lingkungan sosial budaya perusahaan UKM. Tingkat Efektivitas (Persen)

No

Unsur Ciri-ciri Temporal

Tingkat Efektivitas

E CE TE

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa aspek-

1. Lama waktu pencapaian

aspek lingkungan sosial budaya, seperti tingkat tujuan perusahaan

2. Tingkat partisipasi anggota

adapatsi, tingkat pemahaman sosial budaya,

3. Lama jam kerja

tingkat pelayanan organisasi kepada masyarakat, serta tingkat usaha yang dilakukan perusahaan

kepada masyarakat menunjukkan kategori efektif. Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, TE = Tidak Efektif

Tabel 12 Efektivitas Lingkungan Sosial Budaya Perusahaan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

4.2.2 Struktur Organisasi

Unsur Lingkungan Sosial

Tingkat Efektivitas (Persen)

Struktur organisasi yang dimaksud dalam

o Budaya Tingkat Efektivitas

E CE TE

1 Tingkat adaptasi perusahaan

penelitian ini adalah pengaturan hubungan antara

. dengan masyarakat disekitar 2 Tingkat perusahaan memahami

kelompok-kelompok dan individu-individu yang

. lingkungan sosial budaya masyarakat

ada dalam organisasi/perusahaan.

3 Tingkat pelayanan organisasi

Aspek-aspek yang berkaitan dengan struktur

4 Tingkat usaha adaptasi

organisasi adalah: ukuran (size), rentang kendali,

perusahaan dengan lingkungan sekitarnya

tingkat hierarki, struktur kewenangan, struktur

Asep Suryana. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada UKM di Kab. Bandung

secara umum termasuk kategori efektif. Hal ini tampak dari jawaban responden yang menyatakan

Ukuran Organisasi/Perusahaan efektif menempati persentase terbesar. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa rentang kendali Ukuran organisasi adalah ukuran yang pada UKM di Kabupaten Bandung pada umumnya menunjukkan besarnya, kompleksitasnya, serta sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan agar tingkat pertumbuhan suatu organisasi (Gibson, kinerja perusahaan/UKM tersebut menjadi opti- 1976). Dengan kata lain, ukuran organisasi mal. berkaitan dengan jumlah anggota dan cakupan tugas dari suatu organisasi.

Tabel 15

Tabel 14 menyajikan distribusi jawaban

Efektivitas Rentang Kendali Perusahaan

responden berkaitan dengan efektivitas ukuran

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

organisasi UKM. Berdasarkan pada data-data yang ada pada tabel tersebut tampak bahwa ukuran

organisasi perusahaan UKM termasuk dalam Tingkat Efektivitas (Persen)

No

Ukuran Rentang Kendali

Tingkat Efektivitas

E CE TE

kategori efektif. Hal ini terlihat dari persentase

1. Kejelasan aspek-aspek yang diawasi 30(50,00) 20(33,33) 10(16,67) 2. Jumlah pekerjaan yang harus diawasi 43(71,67) 15(25,00)

jawaban responden yang sebagian besar menilai 2(3,33)

3. Kompleksitas pekerjaan yang harus

4. Kelancaran proses pengendalian

Tabel 14 34(56,67) 27(45,00) 9(15,00)

5. Keidealan rentang kendali

Efektivitas Ukuran Organisasi Perusahaan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, TE = Tidak Efektif

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif,

No Unsur Ukuran

Tingkat Hierarki

Tingkat Efektivitas (Persen)

E CE TE

1. Jumlah anggota perusahaan

Tingkat hierarki merupakan tingkat-tingkat

2. Jumlah fasilitas

3. Cakupan kerja

15(25,00) 10(16,67) satuan organisasi, yang di dalamnya terdapat

4. Kualitas pelaksanaan

kebijakan perusahaan

pejabat, tugas serta wewenang tertentu, sehingga pejabat yang ada pada jenjang yang lebih tinggi

TE = Tidak Efektif akan memiliki kewenangan dan kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dengan pejabat yang

Rentang Kendali berbeda pada jenjang yang lebih rendah (Sutarto,

1982). Jumlah hierarki akan menentukan struktur Rentang kendali berkaitan dengan jumlah or- suatu organisasi ang yang harus diawasi atau jumlah orang yang

Dalam Tabel 16, disajikan distribusi jawaban harus bertanggung jawab dalam suatu organisasi. responden yang berkaitan dengan efektivitas

Dengan singkat Gibson (1983) dan Deneyer (1972) tingkat hierarki perusahaan. Berdasarkan tabel mengartikan rentang kendali sebagai jumlah orang tersebut tampak bahwa hierarki UKM di Kabupaten yang dapat diawasi langsung oleh pemimpin dalam Bandung termasuk kategori efektif. Hal ini suatu organisasi

ditunjukkan dengan tingginya penilaian responden Tabel 15 menyajikan distribusi jawaban terhadap aspek ini.

314 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001

Tabel 16

penting dalam organisasi, karena merupakan awal

Efektivitas Tingkat Hierarkhi Perusahaan

terjadinya interaksi. Struktur komunikasi

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

merupakan suatu cara yang ditempuh oleh organisasi dalam mengatur dirinya, sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Struktur komunikasi harus

No

Unsur Tingkat Hierarki

Tingkat Efektivitas (Persen)

dibentuk oleh organisasi karena tidak terjadi

E CE TE

42(70,00) 12(20,00) 6(10,00) dengan sendirinya. Struktur organisasi tak

1. Jumlah hierarki

2. Efektivitas komunikasi antar

ubahnya seperti susunan saraf yang

tingkat hierarki

menghubungkan setiap bagian tubuh manusia. Apabila salah satu bagian mengalami gangguan,

Keterangan :E=Efektif, CE=Cukup Efektif, maka kelancaran aktivitas tubuh akan terganggu TE=Tidak Efektif.

pula.

Tabel 18 menunjukkan distribusi jawaban responden berkaitan dengan efektivitas

Struktur Kewenangan

struktur komunikssi perusahaan. Berdasarkan data yang ada dalam tabel tersebut terlihat bahwa

Struktur kewenangan (authority sructure) struktur komunikasi yang ada dalam UKM merupakan gambaran tentang bagaimana termasuk kategori efektif. kewenangan-kewenangan itu di distribusikan dalam organisasi. Hal ini berkaitan dengan

Tabel 18

kewenangan pengambilan keputusan dan

Efektivitas Struktur Komunikasi Perusahaan

kewenangan mengerjakan sesuatu.

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Struktur kewenangan pada Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung , seperti terlihat

pada tabel 17, menunjukkan kategori relatif efektif. Tingkat Efektivitas (Persen)

No

Unsur Strktur

Komunikasi

E CE TE

Hal ini terlihat dari besarnya persentase responden

2 (3,33) yang menjawab dan atau memilih efektif di atas 50

1. Fleksibilitas arah

2. Tingkat hambatan

komunikasi

Tabel 17 Efektivitas Struktur Kewenangan Perusahaan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Struktur Tugas

Struktur tugas mencakup ukuran dan jumlah

No Unsur Struktur Kewenangan

Tingkat Efektivitas (Persen)

tugas yang dapat dikerjakan dalam suatu

E CE TE

organisasi. Struktur tugas ada kaitannya dengan

1. Pendistribusian wewenang

2. Kejelasan struktur peranan

43(71,67) 15(25,00) 2(3,33) struktur peranan, yaitu peranan apa yang

dan tanggung jawab 3. Pengambilan keputusan

40(66,67) 18(30,00) 2(3,33) diperlukan dari masing-masing bagian di dalam

4. Pendelegasian wewenang

30(50,00) 25(41,67) 5(8,33) organisasi.

Tabel 19 memperlihatkan distribusi jawaban responden yang berkaitan dengan tingkat Keterangan : E=Efektif, CE=Cukup Efektif,

efektivitas struktur tugas pada UKM di Kabupaten TE=Tidak Efektif

Bandung. Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa struktur tugas pada UKM di Kabupaten

Struktur Komunikasi Bandung termasuk kategori efektif. Hal itu

diperlihatkan oleh besarnya persentase responden Komunikasi merupakan hal yang sangat yang menjawab efektif.

Asep Suryana. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada UKM di Kab. Bandung

Tabel 19

Jarak Psikologis

Efektivitas Struktur Tugas Perusahaan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Menurut Thoha (1983), jarak psikologis adalah suatu perbedaan atau kesenjangan antara individu-

N Unsur Struktur Tingkat Efektivitas (Persen)

individu yang saling berinteraksi di dalam

o Tugas

E CE TE

organisasi baik antara atasan dan bawahan

ataupun antara bawahan yang sejajar.

pembagian tugas

2. Kejelasan tugas 40(66,67) 15(25,00)

5(8,33) Perbedaan kondisi psikologis antar atasan

3. Kejelasan pelaksana 43(71,67) 15(25,00)

2(3,33) dengan bawahan ada kaitannya dengan efektivitas

tugas 4. Kejelasan pengendali 43(71,67) 10(16,67)

7(11,67) komunikasi. Dalam tabel 21, ditunjukkan distribusi

tugas

jawaban responden berkaitan dengan aspek ini.

5. Kejelasan 45(75,00) 13(21,67)

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa jarak psikologis anggota organisasi tidak begitu jauh,

mekanisme tugas

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, dalam arti, masing-masing anggota secara TE = Tidak Efektif

psikologis sudah saling dekat.

Struktur Kedudukan dan Prestise

Tabel 21 Efektivitas Jarak Psikologis Perusahaan

Struktur kedudukan dan prestise adalah pola

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

pengaturan anggota dalam organisasi yang

didasarkan dan atau disesuaikan dengan status No

Tingkat Efektivitas (Persen)

E CE dan prestise jabatan yang layak. Indrawijaya (1983) TE

Unsur Jarak Psikologis

1. Kedekatan atasan dengan

menjelaskan bahwa struktur status dan prestise

bawahan 2. Kedekatan bawahan dengan

adalah pola pengaturan/penempatan orang-orang

atasan

di dalam organisasi yang disesuaikan dengan

keahliannya serta yang menentukan status dan prestisenya.

Keterangan : E=Efektif, CE=Cukup Efektif, Efektivitas struktur kedudukan dan prestise

TE=Tidak Efektif pada organisasi UKM di Kabupaten Bandung

termasuk kategori sedang. Hal ini seperti terlihat dalam tabel 20, tampak persentase terbesar dari jawaban responden menyebar pada kategori

4.2.3 Proses Organisasi

jawaban cukup efektif. Agar suatu organisasi produktif dan efektif, maka di dalamnya harus terjadi proses-proses

sebagai berikut: role performance dan role rela- Efektivitas Struktur Kedudukan dan Prestise Perusahaan tionships, komunikasi, pengendalian, koordinasi,

Tabel 20

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

sosialisasi, dan supervisi. Role Performance dan Role Relationships

No Unsur Struktur Kedudukan dan

Tingkat Efektivitas (Persen)

Di dalam suatu organisasi, ada peranan-

Prestise

E CE TE

peranan yang harus dilakukan oleh anggota-

1. Ketersediaan kedudukan

2. Ketersediaan prestise

anggota organisasi tersebut. Role performance

3. Kecenderungan pemilihan kedudukan 20(33,33) 30(50,00) 10(16,67)

4. Kecenderungan pemilihan prestise

18(30,00) 34(56,67) 10(16,67) merupakan peranan yang harus dilakukan, berkaitan dengan pelaksanaan tugas. Role rela-

Keterangan:

E = Efektif, CE = Cukup Efektif, tionships menunjukkan hubungan antarperanan TE = Tidak Efektif

yang ada di dalam organisasi. Dalam konsep role 316

M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001

Tabel 23

anggota-anggota organisasi.

Efektivitas Komunikasi Perusahaan

Efektivitas role performance dan role rela-

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

tionship pada UKM di Kabupaten Bandung

termasuk kategori efektif. Hal ini terlihat pada tabel Tingkat Efektivitas (Persen)

No

Unsur Komunikasi

E CE TE

22, di mana persentase terbesar berada pada 3(5,00)

1. Efektivitas komunikasi

2. Keakuratan komunikasi

jawaban efektif.

3. Ketepatan komunikasi

dalam konteks waktu

4. Ketersediaan saluran

5. Cara komunikasi dari

Efektivitas Role Performance dan Role atas ke bawah

6. Cara komunikasi dari

Relationships Perusahaan Usaha Kecil Menengah

bawah ke atas

di Kabupaten Bandung

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, TE = Tidak Efektif

No Unsur Role Performance dan Role

Tingkat Efektivitas (Persen)

Relationships

E CE TE

1. Hubungan peranan resiprokal

3(8,33) Kontrol/Pengendalian

2. Tingkat interaksi

3. Kejelasan peranan bagi anggota

4. Perhatian dan bantuan atasan kepada

Aspek kontrol atau pengendalian dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat

bawahan

penting. Hal ini menyangkut bagaimana cara-cara Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan

TE = Tidak Efektif pengendalian anggota. Dalam organisasi, terdapat banyak orang yang perilakunya bervariasi. Perilaku

Komunikasi

tadi harus diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, harus ada cara

Komunikasi merupakan suatu proses yang pengendalian untuk menjamin arah perilaku yang vital dalam kehidupan organisasi. Ia merupakan sama. “motor” yang menggerakkan kehidupan suatu

Dalam tabel 24, disajikan data tentang organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik efektivitas pengendalian perusahaan/UKM di

di antara orang-orang dalam organisasi tersebut, Kabupaten Bandung. Berdasarkan data tersebut efektivitas organisasi bisa dijaga dan ditingkatkan. tampak bahwa data menyebar dengan persentase

Loomis (1964) menyatakan bahwa proses terbesar berada pada kategori efektif. Dengan komunikasi adalah proses terjadinya penyampaian demikian dapat dikatakan bahwa aspek informasi, keputusan, perintah, di antara para pengendalian pada UKM di Kabupaten Bandung pelaku, dan cara di mana pengetahuan, pendapat termasuk kategori tinggi, baik dalam aspek dan sikap dibentuk serta diperbaiki melalui pemantuan, pemberian sanksi, maupun penilaian. interaksi.

Efektivitas komunikasi organisasi/perusahaan

Tabel 24

UKM di Kabupaten Bandung termasuk dalam

Efektivitas Pengendalian Perusahaan

kategori efektif. Hal ini ditunjukkan oleh data dalam

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

tabel 23. Terlihat jawaban responden menyebar pada jawaban efektif, baik dalam hal keakuratan,

No

Unsur Kontrol

Tingkat Efektivitas (Persen)

E CE ketepatan, dan ketersediaan saluran. Cara-cara TE

1. Tingkat

komunikasi yang dilakukan memiliki persentase

pemantauan

terbesar dibandingkan dengan kategori cukup 5(8,33)

2. Tingkat pemberian 43(71,67) 12(20,00)

sanksi

efektif dan tidak efektif.

Asep Suryana. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada UKM di Kab. Bandung

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, tersebut, sehingga masing-masing individu dapat TE = Tidak Efektif

merasa sebagai bagian dan ikut memiliki organisasi tersebut.

Efektivitas sosialisasi pada UKM di

Koordinasi

Kabupaten Bandung menunjukkan kondisi yang Di dalam kehidupan organisasi, koordinasi relatif efektif dalam arti bahwa selain sebagian besar

merupakan aspek yang penting. Hal ini disebabkan mencapai efektif, ada pula yang termasuk kategori oleh manfaatnya dalam mengurangi cukup dan tidak efektif, seperti ditunjukkan Tabel kesalahpahaman di antara para anggota atau 26. bagian/divisi, serta mengarahkan semua kegiatan

Tabel 26

pada tujuan yang sama.

Efektivitas Sosialisasi Perusahaan

Dengan adanya koordinasi, maka kegiatan-

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

kegiatan sebuah unit dapat mendukung dan No

Unsur Sosialisasi

Tingkat Efektivitas (Persen)

memudahkan unit lain, sehingga terjadi

E CE TE

5(8,33) sinkronisasi. Dengan demikian, dalam konsep

1. Usaha sosialisasi oleh pimpinan 35(58,33) 20(33,33)

2. Kedalaman proses sosialisasi

30(50,00) 20(33,33) 10(16,67) 3. Cara-cara yang dilakukan dalam

koordinasi terkandung makna adanya tujuan yang 4(6,67)

proses sosialisasi

sama, saling mendukung, serta tidak saling

4. Tingkat penerimaan anggota

mempersulit. lama terhadap anggota baru

Pada tabel 25, disajikan distribusi jawaban Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif, reponden yang berkaitan dengan efektivitas

TE = Tidak Efektif koordinasi dalam UKM di Kabupaten Bandung.

Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa Supervisi

koordinasi dalam UKM di Kabupaten Bandung termasuk kategori efektif. Hal ini ditunjukkan oleh

Makna supervisi sebenarnya adalah persentase jawaban untuk unsur-unsur koordinasi pembinaan. Dengan demikian, supervisi adalah yang secara umum lebih dari 60 persen.

proses kegiatan pembinaan anggota oleh pimpinan untuk meningkatkan kemampuannya melakukan

Tabel 25

peranan dalam organisasi, yaitu dengan cara

Efektivitas Koordinasi Perusahaan

memberi jalan dan dorongan untuk berprestasi.

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Pada tabel 27 disajikan distribusi jawaban

Tingkat Efektivitas (Persen)

responden berkaitan dengan efektivitas supervisi

No Unsur Koordinasi

E CE TE

dalam UKM di Kabupaten Bandung. Berdasarkan

1. Pembinaan secara 43(71,67) 14(3,33)

data dalam tabel tersebut terlihat bahwa tingkat

keseluruhan

2. Koordinasi masing-

40(66,67) 16(26,67) 4(6,67) efektivitas supervisi dilihat dari unsur-unsurnya,

masing unit 3. Arah tujuan masing-

39(65,00) 18(30,00) 3 (5,00) baik dalam hal usaha pembinaan, kemampuan

masing unit

pembinaan, penerimaan anggota, serta kelancaran

4. Tingkat kesadaran

proses supervisi, termasuk dalam kategori efektif.

koordinasi masing-

masing anggota

Tabel 27

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif,

Efektivitas Supervisi Perusahaan

TE = Tidak Efektif

Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Sosialisasi No

Unsur Supervisi

Tingkat Efektivitas (Persen) E CE TE

Sosialisasi pada hakikatnya adalah 3(5,00)

1. Usaha supervisi oleh pimpinan

2. Kemampuan pimpinan dalam

menjadikan setiap individu di dalam suatu melakukan pembinaan

3. Tingkat penerimaan anggota

organisasi menjadi bagian dari sistem organisasi

yang dibina

4. Kelancaran pembinaan

318 M EDIA T OR, Vol. 2 No.2 2001

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif,

Keterangan: E = Efektif, CE = Cukup Efektif,

TE = Tidak Efektif

TE = Tidak Efektif

4.2.4 Individu dalam organisasi Eksistensi individu dalam organisasi Attitude

merupakan hal yang seharusnya karena suatu Attitude atau sikap mental merupakan faktor organisasi tanpa kehadiran individu sama artinya penting bagi munculnya perilaku tertentu. Sikap organisasi itu “kosong”. Setiap individu yang ada mental inilah yang pada akhirnya dapat di dalam suatu organisasi mempunyai ciri-ciri yang menentukan perilaku seseorang dalam organisasi. berbeda. Ciri-ciri tersebut dapat dijadikan variabel Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap dalam organisasi.