PROFIL VITAMIN D PADA PASIEN ASMA DAN NO
PROFIL VITAMIN D PADA PASIEN ASMA DAN NON-ASMA DEWASA DI
SURABAYA
Rivan Virldano Suryadinata*, Amelia Lorensia**, Anugrah Putri Aprilia***
*
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Surabaya
(UBAYA).
**
Departemen Farmasi Klinis, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (UBAYA).
***
Mahasiswa Program Studi Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (UBAYA)
Alamat Korespondensi:
Rivan Virldano Suryadinata
Email: rivan.virldano.suryadinata@gmail.com
ABSTRACT
Asthma is a chronic inflammatory disease on respiratory tract, where airflow are
retricted dan chronic inflammation result in bronchial epithelium damage. Pathogenesis
mechanism of asthma is influenced by vitamin D as an immunomodulator. The low vitamin D
levels can trigger asthma exacerbations. The study aimed to determine the levels of vitamin D
from blood sample in astmatic young adult in compared to non astmatics, to identify the risk
of vitamin D deficiency, that can aggravate asthma symptoms. The study used an
observational analytic cross sectional design. Subjects were chosen through a purposive
sampling method. Population was young adults in Surabaya. Subjects were 26 asthmatic
patientsdan 26 non-asthmatic young adult in South Surabaya that fulfilled inclusion dan
exclusion criteria. The study was conducted in May 2015 to July 2016. The results showed
vitamin D levels in the asthma group 24.5 ± 2.95 while in the non-asthma group 20.52 ± 2.47.
All respondents in both groups had vitamin D levels > 30 ng / m L(normal value), dan there
was significant difference between levels of vitamin D in asthma dan non-asthma patients
(p30 ng/mL
dan terdapat perbedaan signifikan antara kadar vitamin D pada pasien asma dan non asma
©2017 FKM_UNAIR All right reserved. license doi: 10.20473/ijph.v12i1.2017.110-121
Received 11 February 2017, received in revised form 4 May 2017, Accepted 28 July 2017, Published online: 31
July 2017
111 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 1, Juli 2017: 110-121
(p30 ng/mL
(75 nmol/L) digolongkan normal; kadar
20-30 ng/mL (50-75 nmol/L) digolongkan
sebagai insufisiensi vitamin D; sedangkan
kadar
0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa sebaran data
homogen, sehingga data dapat diuji dengan
menggunakan analisa pooled t-test dan
apabila tidak berdistribusi normal maka
dapat dianalisa dengan menggunakan uji
Mann Withney.
Tabel 3. Uji Normalitas Kadar Vitamin D
Menggunakan Uji Shapiro-Wilk
Variabel
Kelompok
p
Kadar
Vitamin D
Asma
Non Asma
0,4
0,1
Kesimpulan
Normal
Normal
Keterangan: p>0,05 = sebaran data normal
19
73,1
Tabel 4. Uji Homogenitas Kadar Vitamin
D Menggunakan Uji Levene,s
Variabel
Kadar
Vitamin D
Tabel 2 menjelaskan tentang jumlah
responden
berdasarkan
riwayat
Keterangan:
homogen
Kelompok
p
Asma
0,2
Non Asma
p>0,05
=
Kesimpulan
Homogen
sebaran
data
Tabel 5. Uji Pooled T Test Kadar Vitamin D
Variabel
Kadar Vitamin D
Kelompok
Asma
Non Asma
Mean±SD
24,5±2,9
20,5±2,5
Min
19,3
15,9
Max
30,2
26,6
p
0,000
Kesimpulan
Ada perbedaan
yang signifikan
Rivan Virldano Suryadinata, dkk.,. Profil Vitamin D Pada Pasien...
116
Keterangan: p0,05 untuk kelompok asma dan P=
0,1>0,05 untuk kelompok non asma, maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal dan uji homogenitas menunjukkan
nilai P= 0,2>0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa sebaran data homogen. sehingga
data dapat diuji dengan menggunakan
analisa pooled t-test.
Hasil uji pooled t test pada tabel 5
menunjukkan bahwa ada perbedaan
signifikan antara kadar vitamin D pada
pasien asma dan non asma, dimana kadar
vitamin D pada pasien asma dengan
mean±sd
(24,5±2,95)
lebih
besar
dibdaningkan pada pasien non asma
dengan mean±sd (20,5±2,47).
Kategori kadar vitamin D, dibedakan
menjadi: kadar >30 ng/mL (>75 nmol/L)
digolongkan normal; kadar 20-30 ng/mL
(50-75 nmol/L) digolongkan sebagai
insufisiensi vitamin D; sedangkan kadar
SURABAYA
Rivan Virldano Suryadinata*, Amelia Lorensia**, Anugrah Putri Aprilia***
*
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Surabaya
(UBAYA).
**
Departemen Farmasi Klinis, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (UBAYA).
***
Mahasiswa Program Studi Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (UBAYA)
Alamat Korespondensi:
Rivan Virldano Suryadinata
Email: rivan.virldano.suryadinata@gmail.com
ABSTRACT
Asthma is a chronic inflammatory disease on respiratory tract, where airflow are
retricted dan chronic inflammation result in bronchial epithelium damage. Pathogenesis
mechanism of asthma is influenced by vitamin D as an immunomodulator. The low vitamin D
levels can trigger asthma exacerbations. The study aimed to determine the levels of vitamin D
from blood sample in astmatic young adult in compared to non astmatics, to identify the risk
of vitamin D deficiency, that can aggravate asthma symptoms. The study used an
observational analytic cross sectional design. Subjects were chosen through a purposive
sampling method. Population was young adults in Surabaya. Subjects were 26 asthmatic
patientsdan 26 non-asthmatic young adult in South Surabaya that fulfilled inclusion dan
exclusion criteria. The study was conducted in May 2015 to July 2016. The results showed
vitamin D levels in the asthma group 24.5 ± 2.95 while in the non-asthma group 20.52 ± 2.47.
All respondents in both groups had vitamin D levels > 30 ng / m L(normal value), dan there
was significant difference between levels of vitamin D in asthma dan non-asthma patients
(p30 ng/mL
dan terdapat perbedaan signifikan antara kadar vitamin D pada pasien asma dan non asma
©2017 FKM_UNAIR All right reserved. license doi: 10.20473/ijph.v12i1.2017.110-121
Received 11 February 2017, received in revised form 4 May 2017, Accepted 28 July 2017, Published online: 31
July 2017
111 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 1, Juli 2017: 110-121
(p30 ng/mL
(75 nmol/L) digolongkan normal; kadar
20-30 ng/mL (50-75 nmol/L) digolongkan
sebagai insufisiensi vitamin D; sedangkan
kadar
0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa sebaran data
homogen, sehingga data dapat diuji dengan
menggunakan analisa pooled t-test dan
apabila tidak berdistribusi normal maka
dapat dianalisa dengan menggunakan uji
Mann Withney.
Tabel 3. Uji Normalitas Kadar Vitamin D
Menggunakan Uji Shapiro-Wilk
Variabel
Kelompok
p
Kadar
Vitamin D
Asma
Non Asma
0,4
0,1
Kesimpulan
Normal
Normal
Keterangan: p>0,05 = sebaran data normal
19
73,1
Tabel 4. Uji Homogenitas Kadar Vitamin
D Menggunakan Uji Levene,s
Variabel
Kadar
Vitamin D
Tabel 2 menjelaskan tentang jumlah
responden
berdasarkan
riwayat
Keterangan:
homogen
Kelompok
p
Asma
0,2
Non Asma
p>0,05
=
Kesimpulan
Homogen
sebaran
data
Tabel 5. Uji Pooled T Test Kadar Vitamin D
Variabel
Kadar Vitamin D
Kelompok
Asma
Non Asma
Mean±SD
24,5±2,9
20,5±2,5
Min
19,3
15,9
Max
30,2
26,6
p
0,000
Kesimpulan
Ada perbedaan
yang signifikan
Rivan Virldano Suryadinata, dkk.,. Profil Vitamin D Pada Pasien...
116
Keterangan: p0,05 untuk kelompok asma dan P=
0,1>0,05 untuk kelompok non asma, maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal dan uji homogenitas menunjukkan
nilai P= 0,2>0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa sebaran data homogen. sehingga
data dapat diuji dengan menggunakan
analisa pooled t-test.
Hasil uji pooled t test pada tabel 5
menunjukkan bahwa ada perbedaan
signifikan antara kadar vitamin D pada
pasien asma dan non asma, dimana kadar
vitamin D pada pasien asma dengan
mean±sd
(24,5±2,95)
lebih
besar
dibdaningkan pada pasien non asma
dengan mean±sd (20,5±2,47).
Kategori kadar vitamin D, dibedakan
menjadi: kadar >30 ng/mL (>75 nmol/L)
digolongkan normal; kadar 20-30 ng/mL
(50-75 nmol/L) digolongkan sebagai
insufisiensi vitamin D; sedangkan kadar