jurnal No22 Thn13 Juni2014. pdf

Diterbitkan oleh: BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

I S S N : 1412-2588

Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakai sebagai medium tukar pikiran, informasi, dan penelitian ilmiah para pemerhati masalah pendidikan.

Penanggung Jawab

Ir. Budi Tarbudin, MBA.

Pemimpin Redaksi

Prof. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Sekretaris Redaksi

Rosmawati Situmorang

Dewan Editor

Prof. Dr. BP. Sitepu, M.A. Prof. Dr. Theresia K. Brahim Dr. Ir. Hadiyanto Budisetio, M.M. Dr. Elika Dwi Murwani, M.M. Etiwati, S.Pd., M.M. Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.

Alamat Redaksi :

Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470

Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968 http://www.bpkpenabur.or.id

E-mail : jurnalpenabur@bpkpenabur.or.id

Jurnal Pendidikan Penabur

Nomor 22/Tahun ke-13/Juni 2014 ISSN: 1412-2588

Daftar Isi

Pengantar Redaksi

ii - v

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut melalui Metode Debat Aktif dalam Layanan Bimbingan Kelompok,

Cahyo Purnomo,

1-11

Penggunaan Kombinasi Metode Penilaian Diri Secara Aktif dan Diskusi dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Pengaturan Diri dalam Belajar,

Pratama Manihuruk, 12-22

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Siswa melalui Metode Latihan,

Sakila, 23-33

Efektivitas Implementasi Kebijakan Sistem Kepangkatan dan Kenaikan Pangkat Pegawai Guru,

Elika Dwi Murwani,

34-46

Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru melalui Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Asertif Guru,

Hendrik Gunawan,

47-58

Meningkatkan Kinerja dan Komitmen Organisasi Berdasarkan Kemampuan, Kepuasan Kerja, Pembelajaran, dan Pengambilan Keputusan,

Upi Isabella Rea,

59-71

Partisipasi Johann Heinrich Pestalozzi dalam Pendidikan Karakter Siswa melalui Pendidikan Agama Kristen,

Maria Evvy Yanti,

72-83

Perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dan Kurikulum 2013 untuk Jenjang Sekolah Dasar,

Hilda Karli,

84-96

Isu Mutakhir: Menimbang Ulang Proses Penilaian di Sekolah,

Mudarwan, 97-106

Resensi buku: 10 Karakter yang Harus Dimiliki Guru yang Sangat Efektif,

Lisa Kumalanty, 107-110

Profil BPK PENABUR Cimahi,

Fredrika HR,

111-118

Jurnal Pendidikan Penabur - No. 22/Tahun ke-13/Juni 2014

Pengantar Redaksi

etelah diberlakukannya Undang-undang N0. 22 Tahun

S 1999 tentang Otonomi Daerah, sistem pemerintahan

Indonesia berubah dari sentralisasi ke desentralisasi yang intinya terjadi pergeseran wewenang pengambilan

keputusan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah, khususnya ke Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota. Pergeseran wewenang ini diharapkan dapat membuat pengambilan keputusan kebijakan dan operasional lebih cepat, akurat, dan relevan dengan kondisi serta kebutuhan daerah setempat sehingga lebih efektif dan lebih efisien. Dalam jangka panjang, desentralisasi itu akan memacu dan mempercepat pembangunan daerah sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud sesuai dengan kemampuan masing- masing daerah.

Desentralisiasi bermakna memperluas wilayah wewenang organisasi di tingkat lebih rendah dengan tidak mengabaikan prinsip atau nilai dasar yang dianut organisasi secara keseluruhan. Keberhasilan desentralisasi tergantung pada konsistensi penerapannya serta kemampuan penerima wewenang. Pemberi wewenang harus percaya bahwa yang diberi wewenang akan menggunakan wewenang secara benar dan keputusan yang diambil adalah untuk mencapai tujuan organisasi. Pemberi wewenang akan berfokus memantau, mengevaluasi dan mengendalikan keputusan- keputusan penerima wewenang. Apabila pengambil keputusan di tingkat bawah tidak atau kurang mampu menggunakannya maka keputusan yang diambil tidak efektif dan tidak efisien. Lebih jauh lagi, dapat mengakibatkan penyalahgunaan wewenang yang berakibat buruk terhadap organisasi secara keseluruhan. Keberhasilan desentralisasi tergantung kemampuan penerima wewenang memahami serta menghayati visi, misi, dan tujuan organisasi serta komitmen mewujudkannya, di samping kemampuan manejerial dan kepemimpinan yang unggul.

Komitmen terhadap organisasi berhubungan dengan loyalitas atau kesetiaan pada nilai-nilai organisasi yang terlihat pada pertimbangan dan premis yang dipergunakan dalam mengambil keputusan organisasi. Setiap keputusan diambil dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan jangka pendek, menengah, atau panjang organisasi. Semakin tinggi komitmen, semakin tinggi pula kesetiaan pada organisasi sehingga membuat individu secara berangsur mengintegrasikan dan mengidentifikasikan dirinya sama dengan organisasi. Apabila keadaan ini sudah tercapai, tanggung jawab terhadap dan rasa memiliki organisasi menjadi tinggi serta memotivasi bekerja keras, berbakti, dan berkorban untuk organisasi. Komitmen dan loyalitas mengurangi fungsi pengawasan tetapi meningkatkan fungsi koordinasi.

Kebijakan desentralisasi dengan memberikan otonomi ke Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota juga berdampak pada

ii

Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013 Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013

Berbarengan dengan kebijakan desenteralisasi, di pendidikan dasar dan menengah diperkenalkan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) yang pada dasarnya memberikan wewenang kepada kepala sekolah, guru, orangtua serta masyarakat melalui komite sekolah, dan kadang-kadang mengikutsertakan peserta didik dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan pendidikan di satuan pendidikan. Otonomi yang diberikan kepada sekolah dalam MBS ialah membuat keputusan berkaitan dengan kegiatan operasional sekolah, pendanaan, usul pengangkatan/ perpindahan/pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan kurikulum dan program kegiatan sekolah, pengaturan kalender pendidkan, pengadaan buku pelajaran serta sumber belajar/pembelajaran lainnya. Dalam melaksanakan MBS itu, pengambilan keputusan di tingkat sekolah memperhatikan rambu-rambu yang berlaku secara nasional dan daerah, seperti Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan yang menetapkan standar minimal isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pendidik dan tenaga kependidikan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Standar Nasional Pendidikan memberikan daerah dan sekolah rambu-rambu dalam menggunakan otonomi pengelolaan pendidikan termasuk dalam melaksanakan MBS. Dalam penerapan Kurikulum 2013 (K 13) , sebagai salah satu unsur Standar Isi, setiap sekolah harus memenuhi tuntutan K 13 dalam proses pembelajaran termasuk silabus dan buku teks pelajaran yang disusun secara terpusat. Peluang bagi sekolah mengembangkan K 13 secara kreatif dengan berinovasi dalam pembelajaran menjadi terbatas, sungguhpun guru diberikan kebebasan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) setiap pertemuan pembelajaran. Sementara itu Standar Penilaian dan Standar Kelulusan memberikan ruang untuk ujian nasional (UN) yang kemudian dijadikan orientasi tujuan dan proses pembelajaran di banyak sekolah.

Dalam kenyataannya sekolah negeri sendiri memperoleh otonomi pengelolaan pendidikan berbasis sekolah dengan berbagai rambu dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota. Hasil pemantauan delapan tahun sesudah MBS diberlakukan memberikan gambaran antara lain, kepala sekolah merasa memperoleh

Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013

iii iii

Sekolah swasta juga tidak luput dari berbagai rambu yang dapat membatasi kreativitas dan usaha kepala sekolah dan guru meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan. Sungguhpun tidak sepenuhnya tergantung pada pemerintah, sekolah swasta diawasi dan dibina oleh Pemerintah dengan menggunakan berbagai standar pendidikan. Di samping itu Yayasan yang menaungi sekolah swasta memberikan rambu-rambu kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk melaksanakan visi dan misi Yayasan. Tidak jarang terjadi rambu-rambu yang datang dari berbagai pihak tidak sinkron sehingga menyulitkan posisi sekolah.

Sebagai organisasi, lembaga pendidikan memiliki ciri khas yang membedakannya dengan organisasi nonpendidikan. Lembaga pendidikan berfungsi melayani setiap individu dengan memberikan kesempatan dan kemudahan belajar dengan gaya belajar masing- masing sehingga memperoleh kemampuan yang mereka perlukan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Dilihat dari sistem, peserta didik merupakan masukan yang diberikan pengalaman belajar dalam proses pendidikan sehingga menjadi keluaran sebagai lulusan yang bermutu. Akan tetapi dalam memberikan pengalaman belajar, peserta didik tidak boleh diperlakukan sebagai mengolah bahan mentah dengan menggunakan mesin di industri. Peserta didik memiliki jasmani, roh, pikiran, naluri, emosi, dan perasaan serta harus diperlakukan secara manusiawi sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Pendapat bahwa peserta didik adalah seperti kertas putih polos yang dapat ditulisi atau digambar sesuai dengan keinginan guru, sebagaimana diteorikan oleh John Locke, sudah lama ditinggalkan. Walaupun diakui bahwa lingkungan mempunyai pengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan, teori itu kemudian disempurnakan dengan memperlakukan peserta didik sebagai subjek dan bukan objek pendidikan.

Kemajuan pengetahuan tentang apa, siapa, dan bagaimana manusia mempengaruhi proses pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar-membelajarkan. Karakteristik dan kepentingan peserta didik didahulukan sehingga pendekatan pembelajaran yang semula berpusat kepada guru berubah menjadi berpusat kepada

iv

Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013 Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013

Uraian sebelumnya menunjukan mengelola dan memimpin satuan pendidikan dengan berbagai rambu yang harus dipedomani memerlukan keahlian tersendiri. Teori manjemen dan kepemimpinan umum tidak dapat diterakan begitu saja dalam dunia pendidikan. Kepala satuan pendidikan diharapkan berfungsi sebagai (a) tutor yang membantu pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa melaksnakan tugasnya secara professional, (b) pelayan yang memberikan kemudahan serta memenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan, serta (c) perancang yang merencanakan pengembangan pendidikan di satuan pendidikan.

Jurnal Pendidikan PENABUR Edisi Juni 2014 ini memuat berbagai tulisan berkaitan dengan pengelolaan sekolah termasuk pengelolaan pembelajaran untuk mewujudkan pembelajaran yang

inovatif dan menyenangkan. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan ujung tombak dalam menjalankan fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan. Komitmen dan kesetiaan mereka terhadap tugasnya dipengaruhi oleh sistem pengembangan karier mereka di sekolah, termasuk tata cara penilaian kinerja, kenaikan pangkat serta jabatan yang berakibat langsung pada pendapatan dan kesejahterannya. Tulisan dengan Efektivitas Implementasi Kebijakan Sistem Kepangkatan Dan Kenaikan Pangkat Pegawai (KKPP) Guru di BPK PENABUR melaporkan hasil penelitian sejauh mana kebijakan sistem KP guru di BPK PENABUR telah dilaksanakan secara efektif. Di samping itu tulisan berjudul Meningkatkan Kinerja Pekerjaan dan Komitmen Organisasi Berdasarkan Kemampuan, Kepuasan Kerja, Pembelajaran, dan Pengambilan Keputusan menunjukkan pengaruh kemampuan, kepuasaan kerja, pembelajaran, dan pengambil keputusan dapat meningkatkan kinerja dan komitmen organisasi yang mendukung uraian pada awal Pengantar Redaksi ini. Manajemen yang baik didukung oleh kepemimpinan yang kondusif dan dalam kegiatan itu

Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013 Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013

Keberhasilan manajemen dan kepemimpinan di lembaga pendidikan terwujud secara nyata dalam proses pembelajaran di dalam kelas, seperti upaya guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan menyenangkan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, Edisi ini memuat laporan penelitian tentang meningkatkan pemahaman studi lanjut melalui metode debat aktif dalam layanan bimbingan kelompok, penggunaan kombinasi metode penilaian diri secara aktif dan diskusi dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan pengaturan diri dalam belajar. Tentu banyak metode dan teknik pembelajaran lain yang dapat dikembangkan oleh guru melalui penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran.

Dalam pendidikan dan pembentukan karakter peserta didik, pendidikan agama dan peran orang tua sangat penting sebagaimana terlihat dalam K 13 yang berbeda dengan Kurikulum 2006, sebagaimana juga dibahas dalam beberapa tulisan berikut termasuk isu mutakhir yang mempersoalkan sekolah belajar atau menilai. Pembentukan karakter peserta didik akan lebih efektif kalau dilakukan dengan contoh atau teladan perilaku. Dalam konteks yang demikianlah, Edisi ini memuat resesensi buku dengan tema pengembangan karakter guru.

Untuk melengkapi edisi ini, dipaparkan pula Profil BPK PENABUR Cimahi, yang secara terus menerus mengem-bangkan pengelolaan pendidikannya agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih bermutu berlandaskan nilai-nilai Kristiani. Jurnal Penabur Edisi Juni 2014 ini terbit menyongsong tahun ajaran baru 2014/2015. Dewan Redaksi mengucapkan selamat bekerja dan sampai bertemu lagi pada Edisi Desember 2014 yang akan datang.

Redaksi

vi

Jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember 2013

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif Penelitian

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut melalui Metode Debat Aktif dalam Layanan Bimbingan Kelompok

Cahyo Purnomo E-mail : dominggo_coy@yahoo.co.id SMPK BPK PENABUR Gading Serpong Jakarta

Abstrak

emilih studi lanjut setamat dari jenjang SMP bisa merupakan keadaan yang sulit bagi para siswa yang masih dalam kategori remaja. Keadaan itu semakin dipersulit karena

M pemahaman remaja belum terarah dan sangat tergantung oleh pihak luar, yaitu teman

bahkan harapan orangtua. Pengalaman menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk membuat keputusan pilihan studi lanjutnya berdasarkan pemahaman yang tepat tentang kualitas diri dan informasi sekolah lanjutan. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ( PTBK ) yang dilakukan selama empat bulan dalam Tahun Pelajaran 2012 – 2013 ini, dimaksudkan untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman studi lanjutnya melalui metode debat aktif dalam layanan bimbingan kelompok. Setelah melalui dua kali siklus, hasilnya siswa berani membuat keputusan pilihan studi lanjutnya berdasarkan pemahaman diri dan informasi yang tepat tentang pilihan studi lanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian, guru disarankan untuk menggunakan metode pembelajaran yang mengajak siswa lebih aktif dalam menggali informasi tentang pilihan studi lanjut sehingga membuat siswa lebih aktif, mau berbagi informasi dan menyenangkan yang pada akhirnya siswa dapat membuat keputusan berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.

Kata – kata kunci : Studi lanjut, metode debat aktif, bimbingan kelompok.

Enhancing the Understanding of Further Study Through Active Debate in Group Consulting Service Abstract

Choosing higher education after from junior high school can be the hardest situation for students who are categorized as teenagers. This situation gets more complicated because their lack of understanding of higher education. Peer group and parents’ expectations are the other things which intricate their decision. Study shows that many students still have the difficulties to make decesion for their higher education based on accurate self quality understanding and information. Guidance and Councelling Action Research (PTBK) been done for 4 months in 2013 – 2014 term, was made to help students develop their understanding of their further study by conducting active debate in group counseling. After 2 cycles of sessions, it shows that the students are able to make decision about their further study based on their self understanding and information. According to the study, teachers are suggested to use a teaching method which makes students to be more active in gaining information about their furtheir education and are willing to share information. At the end, the students are able to make their own decision according to their own understanding.

Key words : Further study, active debate method, group consulting service

Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

Pendahuluan dalam memilih studi lanjut. Hal tersebut

ditunjukkan dengan perilaku bingung menentukan mau masuk SMA atau SMK yang

Lembaga pendidikan khususnya sekolah akan dipilih. Masih ada perbedaan keinginan merupakan wadah pembentukan pribadi antara orang tua dan siswa mengenai sekolah peserta didik ke arah yang lebih baik. yang akan dipilih, dan belum dapat Pembentukan pribadi tersebut mencakup memutuskan mengenai bidang karir yang akan perkembangan dalam aspek fisik, mental dan ditekuni dimasa depan. intelektual. Perkembangan tersebut dalam

Untuk mengatasi kesulitan tersebut diper- rangka mempersiapkan sumber daya manusia lukan layanan dari seorang guru bimbingan dan

yang siap menghadapi kompetisi di dunia kerja. konseling dalam usaha memberikan arahan dan Dalam hal ini sekolah sebagai sarana petujuk kepada siswa dalam menentukan karir membentuk lulusan yang berkualitas dan pada masa mendatang. Tanpa bimbingan dan memiliki kompetensi yang memadai untuk arahan guru bimbingan konseling, siswa tidak kariernya pada masa yang akan datang.

akan mendapatkan gambaran tentang masa Di Indonesia upaya-upaya dalam depannya yang disesuaikan dengan bakat,

mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang minat dan kemampuan yang dimilikinya. Oleh berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif karena itu sangat penting guru pembimbing dapat kita lihat dalam Undang-Undang no. 20 membantu peserta didik dalam menentukan tahun 2003 Pasal 3, BAB II, h.6 yaitu :

pilihan studi lanjut.

“Pendidikan Nasional berfungsi mengem- Bimbingan dan konseling memiliki peranan bangkan kemampuan dan membentuk penting dalam membantu permasalahan siswa

watak serta peradaban bangsa yang terutama dalam hal memilih program studi bermartabat dalam rangka mencerdaskan lanjutan. Untuk membantu siswa dalam hal kehidupan bangsa bertujuan untuk tersebut perlu diberikan layanan bimbingan dan berkembangnya peserta didik agar menjadi konseling yang lebih terarah, yaitu dengan manusia yang beriman dan bertaqwa menerapkan layanan bimbingan kelompok kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, dengan metode debat aktif. sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan

Berdasarkan permasalahan yang berkem- menjadi warga Negara yang demokratis bang di atas, maka penelitian tindakan

serta bertanggung jawab”. bimbingan dan konseling ini memfokuskan Djumhur dan Surya (1975: 9) mengulas pada upaya penerapan layanan bimbingan

tentang sekolah sebagai suatu lembaga yang kelompok dengan metode Debat Aktif, dengan menyelenggarakan pendidikan formal judul : Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut

mempunyai peran yang penting dalam usaha Melalui Metode Debat Aktif Dalam Layanan

mendewasakan anak dan menjadikannya Bimbingan Kelompok. Pemahaman yang sebagai anggota masyarakat yang berguna, dimiliki oleh peserta didik tentang pemilihan sekolah turut pula bertanggung jawab atas studi lanjutnya sangat dipengaruhi oleh anggota masyarakat yang dihasilkannya.

informasi yang ada pada diri peserta didik itu Berdasarkan asesmen guru BK mengenai sendiri berkaitan dengan informasi sekolah

pertanyaan setamat SMP para peserta didik mau lanjutnya. Selain itu, juga faktor harapan kemana untuk melanjutkan studi lanjutnya, 60% orangtua juga menjadi penentu bagi seorang hingga 80% peserta didik belum mengetahui mau peserta didik dalam mengambil keputusan, kemana melanjutkan studi mereka. Hal yang karena kerap kali harapan orangtua disertai sudah dilakukan oleh guru BK adalah dengan “pemaksaan” dengan alasan memberikan layanan informasi berkaitan orangtualah yang membiayai pendidikan. dengan informasi SMA dan SMK yang dapat Peneliti pada penelitian tindakan kelas saat ini dipilih siswa. Permasalahan yang terjadi di hanya memfokuskan pada pemahaman peserta kalangan para peserta didik kelas IX SMPK didik berkaitan dengan informasi yang dimili- PENABUR Gading Serpong adalah kesulitan kinya. Untuk itu peneliti merumuskan rumusan

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

masalah dalam penelitian ini adalah

Kajian Pustaka

“Bagaimana meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pemilihan studi lanjut

Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok melalui layanan bimbingan kelompok dengan

Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance

metode debat aktif?”

yang di dalamnya terkandung beberapa makna. Bertolak dari rumusan masalah yang telah Sertzer & Stone dalam Winkel (1981 : 66 ) disebutkan di atas, penelitian tindakan bimbing- mengemukakan bahwa guidance is the process of an konseling dilakukan dengan tujuan berikut. helping individuals to understand themselves and

1. Mencari metode bimbingan yang tepat their word . Winkel (1981 : 65) mengemukakan untuk meningkatkan pemahaman siswa bahwa guidance mempunyai hubungan dengan dalam pemilihan studi lanjut sehingga guiding : “showing a way” (menunjukkan jalan), dapat membuat keputusan dengan berda- leading (memimpin), conducting (menuntun), sarkan informasi yang benar dan giving instructions (memberikan petunjuk), mempertimbangkan kemampuan diri. regulating (mengatur), governing (mengarahkan)

2. Mengujicobakan metode debat aktif dalam dan giving advice (memberikan nasehat). Bimo ( bimbingan kelompok untuk meningkatkan 2010 : 6 ) mengemukakan bimbingan merupakan pemahaman siswa terhadap pemilihan suatu pertolongan yang menuntun. Menurut studi lanjut. Prayitno dan Erman ( 2004 : 95 ), bimbingan

3. Melatih siswa untuk menggali berbagai adalah bantuan yang diberikan kepada individu informasi tentang sekolah lanjutan sehing- dalam membuat pilihan dan penyesuaian yang

ga dengan informasi itu siswa dapat bijaksana. Penggunaan istilah bimbingan seperti memutuskan pilihan studi lanjutnya dikemukakan di atas tampaknya proses dengan tepat sesuai kemampuan diri. bimbingan lebih menekankan kepada peranan Secara umum peneliti berharap bahwa pihak pembimbing. Hal ini tentu saja tidak melalui penelitian ini banyak manfaat yang bisa sesuai lagi dengan arah perkembangan dewasa disimpulkan dan dipelajari baik bagi peneliti ini, ketika klienlah yang justru dianggap lebih sendiri selaku guru pembimbing maupun bagi memiliki peranan penting dan aktif dalam proses pihak lain yang peduli dan berkepentingan bagi pengambilan keputusan serta bertanggung- tumbuh dan kembangnya siswa dalam hal jawab sepenuhnya terhadap keputusan yang pemilihan studi lanjut. Secara spesifik peneliti

diambilnya.

merumuskan maanfaat penelitian ini sebagai Kelompok dalam Kamus Besar Bahasa berikut. Indonesia ( 2008 : 658 ) adalah kumpulan manusia

1. Bagi siswa, memiliki pemahaman menyele- yang merupakan kesatuan beridentitas dengan saikan masalah dalam memilih studi lanjut adat istiadat dan sistem norma yang mengatur setamat SMP.

pola interaksi antarmanusia itu. Kelompok yang

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling, dapat dimaksud adalah sekumpulan siswa yang dijadikan bahan masukan dalam melaksa- berada dalam satu situasi dan memiliki nakan layanan bimbingan kelompok untuk kemiripan dalam masalah yang dihadapi. membantu peserta didik dalam memilih Kelompok ini merupakan subyek layanan studi lanjut setamat SMP.

bimbingan dan konseling yang membutuhkan

3. Bagi sekolah, dapat dijadikan bahan pendampingan dan pengentasan dalam masukan dalam merencanakan program masalah yang dihadapinya, yaitu penentuan sekolah khususnya dalam pendampingan pemilihan studi lanjut setamat SMP. dan informasi studi lanjut setamat SMP.

Gazda dalam Prayitno dan Erman ( 2004 :

4. Bagi orangtua murid, dapat dijadikan 308 ) berpendapat bahwa bimbingan kelompok masukan untuk melihat kondisi keinginan di sekolah merupakan kegiatan informasi anak dengan disesuaikan kemampuannya kepada sekelompok siswa untuk membantu dalam pemilihan studi lanjut setamat SMP. mereka menyusun rencana dan keputusan yang

Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

tepat. Winkel menuliskan bahwa bimbingan Mukti ( 1988 : 40 ) mengatakan peserta debat kelompok merupakan layanan bimbingan yang dapat bertukar pikiran secara konstruktif dan diberikan kepada lebih dari satu orang pada kolektif untuk menganalisis data yang waktu yang bersamaan. Selanjutnya, Winkel juga fundamental. berpendapat bahwa dalam bimbingan kelompok

Model pembelajaran debat aktif tersebut para siswa akan menemukan pengalaman yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah khas dalam proses yang dialaminya dalam sebagai berikut:

aktifitas layanan. Dalam layanan bimbingan a. Membuat sebuah pernyataan yang kelompok, masing – masing siswa dapat

kontroversi terhadap materi yang telah kita memberikan tambahan informasi dan juga

berikan sebelumnya. Misalnya dalam hal ini bahkan membantu siswa yang lain dalam

keuntungan masuk SMA atau masuk SMK. pengetasan masalah. Melalui kegiatan sharing b. Bentuk siswa dalam 2 kelompok besar di

semua anggota dalam kelompok dapat

dalam kelas. memberikan masukan dan pendapatnya. Hal itu c. Satu kelompok adalah sebagai kelompok

akan memperkaya siswa dalam pemahaman dan PRO atau pendukung pernyataan tersebut, pengertiannya terhadap topik yang sedang

sementara satu kelompok yang lain adalah dibahas.

sebagai kelompok KONTRA atau kelompok yang menolak pernyataan tersebut.

Metode Debat Aktif

d. Silakan tanyakan kepada kelompok PRO, Metode yang diberikan kepada siswa dalam

mengapa mereka mendukung pernyataan rangka penyampaian materi bimbingan

tersebut. Alasan-alasan apa yang kelompok perlu dipersiapkan dengan baik agar

menguatkan pernyataan tersebut ? menimbulkan ketertarikan dan mendorong e. Sementara untuk kelompok KONTRA harus

aktifnya para peserta didik. Membuat mempertahankan pendapatnya tersebut pembelajaran yang menarik dan sekaligus

juga disertai dengan argumentasi yang mengaktifkan siswa banyak caranya, antara lain

masuk akal. dengan model debat aktif. Model pembelajaran f. Atur lalu-lintas debat agar tidak terjadi

debat aktif merupakan modifikasi dari model-

debat kusir.

model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan

kampus. Namun saat ini mulai dikembangkan Manfaat Peningkatan Pemahaman Studi untuk para peserta didik di sekolah baik siswa Lanjut melalui Metode Debat Aktif

SMA maupun SMP. Pelaku debat perlu banyak Metode debat aktif dalam meningkatkan menguasai konsep atau argumentasi yang kuat pemahaman peserta didik terhadap pemilihan agar mampu mempertahankan pendapatnya.

studi lanjutnya merupakan pengintegrasian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata berbagai kemampuan dan kemahiran intelektual debat ( 2008 : 301 ) berarti pembahasan dan peserta didik itu sendiri. Manfaat metode debat pertukaran pendapat mengenai suatu hal aktif dalam peningkatan pemahaman studi dengan saling memberi alasan untuk lanjut antara lain sebagai berikut.

mempertahankan pendapat masing – masing. a. Peserta didik dapat mengenal (mendeskrip- Aktif dalam Kamus yang sama ( 2008 : 31 ) berati

sikan) karakteristik diri (minat, nilai, giat berusaha. Kegiatan debat menuntut siswa

kemampuan, dan ciri-ciri kepribadian), yang terlebih dahulu mencari informasi sebanyak

darinya peserta didik dapat mengiden- mungkin, sehingga dalam proses debat siswa

tifikasi bidang studi yang sesuai dengan dapat mempertahankan pendapatnya serta

dirinya. mampu memberikan alasan yang bersifat b. Peserta didik memperoleh pemahaman

realistik dan mengandung kebenaran. Tiap – tiap tentang berbagai hal terkait dengan dunia siswa dalam proses debat dapat memberikan

(studi) yang akan dimasukinya, seperti argumentasi masing – masing sesuai

tingkat keluasan karier yang ditawarkan, pengetahuan dan pemahamannya. Maidar dan

deskripsi tugas dalam berbagai bidang

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014

Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014 5

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

pekerjaan, pengaruh perkembangan teknologi terhadap bidang kerja tertentu, kontribusi yang dapat diberikan dalam bidang pekerjaan tertentu pada masyarakat, dan tuntutan kemampuan kerja dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu di masa depan.

c. Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yang tersedia dan relevan dengan berbagai bidang pekerjaan.

d. Peserta didik mampu mengambil keputusan karier bagi dirinya sendiri, merencanakan langkah-langkah

konkrit

untuk

mewujudkan perencanaan kelanjutan studinya yang realistik bagi dirinya.

e. Peserta didik mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya dan mampu merencanakan pilihannya sesuai dengan karier yang diharapkannya. Bimbingan dan Konseling di SMP

diarahkan untuk membantu peserta didik dalam perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang membentuk pola karier tertentu dan pola hidup yang akan memberikan kepuasan bagi dirinya dan lingkungannya.

Bimbingan dan Konseling dapat dimanfaatkan oleh setiap peserta didik yang secara khusus mengalami hambatan dalam menentukan pilihan program studi lanjutannya. Melalui konseling karier, siswa akan lebih mantap dalam melaksanakan proses pembelajaran di jenjang pendidikan selanjutnya.

Pemilihan Studi Lanjut setamat SMP

a. Pengertian merencanakan studi lanjut Wajib belajar sembilan tahun di Indonesia disosialisasikan tahun 1995dan hanya sampai pada tingkatan menengah pertama atau setelah tamat dan lulus dari sekolah dasar. Akan tetapi bukan tidak mungkin, beberapa siswa yang akan melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi sehingga mampu menunjang inteligensi dan kompetensi yang dimilikinya. Pada era globalisasi seperti ini tidak menutup kemungkinan bahwa setiap pekerjaan membutuhkan tenaga yang profesional di bidangnya. Untuk mewujudkan semua itu

maka individu harus memiliki kompetensi yang cukup. Berbicara tentang pekerjaan tampaknya sulit untuk dipisahkan dari yang namanya persekolahan, sebab sekolah sebagai wadah untuk mempersiapkan diri masuk pada kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, sekolah harus bisa mempersiapkan peserta didiknya sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Bimo (2010 : 204 ) berpendapat bahwa bimbingan karier pada jenjang SMP juga dibutuhkan oleh siswa, baik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan yang karena alasan tertentu tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Jangka panjang bimbingan karier di jenjang SMP diperlu- kan agar para siswa bisa berpikir runtut untuk jenjang pendidikannya, artinya program pilihan sekolah sejalan dari jenjang SMP sampai ke perguruan tinggi. Pada akhirnya pilihan studi berkaitan dengan pilihan pekerjaan yang nantinya akan digelutinya.

b. Langkah-langkah dalam Merencanakan dan Memilih Studi Lanjutan Untuk memilih suatu sekolah tak lepas dari prospek masa depan individu yang dapat mendukung cita-citanya. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ada perbedaan sekolah lanjutan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan. Sekolah umum memper- siapkan siswanya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan sekolah kejuruan mempersiapkan siswanya untuk masuk dunia kerja atau siap kerja. Untuk dapat merencanakan studi lanjutan setelah SMP, Winkel ( 1981 : 623 ) menyebutkan perlu adanya pertimbangan serta langkah-langkah yang berkaitan dengan keadaan dirinya dan masa depannya, antara lain :(a) menyesuaikan dengan bakat dan minat siswa, (b) kemampuan fisik, akademis dan sosil ekonomi, (c) keadaan sekolah lanjutan, (d)kesempatan dan peluang yang tersedia, dan (e) prospek karier pada masa depan Ketika individu di lingkungan selalu

memandang bahwa pendidikan itu penting dan anak harus sekolah di sekolah yang bermutu,

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

individu akan memilih sekolah yang menurut bing terpanggil untuk melakukan pendam- mereka sangat bermutu dan berkua-litas. pingan secara khusus melalui layanan Sedangkan mereka yang memandang bahwa bimbingan kelompok dengan metode debat aktif. sekolah hanya sebagai modal untuk bekerja,

Penelitian Tindakan Bimbingan dan mereka akan memilih sekolah yang biasa saja, Konseling ini dilaksanakan selama empat bulan yang penting bisa sekolah. Hal tersebut juga pada tahun pelajaran 2012/ 2013, dari akhir dipengaruhi oleh impian peserta didik dalam bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Oktober menentukan pilihan karier mereka. Setelah lulus 2012. Waktu yang diperlukan untuk bimbingan dari jenjang SMP, peserta didik dapat memilih dan konseling di dalam kelas adalah 5 jam apakah akan melanjutkan ke SMA/MA/SMK pelajaran, dan 1 jam pelajaran berlangsung atau cukup mengikuti kursus yang ada sesuai selama 45 menit. dengan pilihan kariernya masing – masing.

Jadwal penelitian untuk merencanakan tahapan penelitian.

Metode Peneltian

a. Tahap perencanaan Metode yang dilakukan dalam penelitian ini

Tahap perencanaan dimulai dari proses adalah metode penelitian tindakan Bimbingan

asesmen sampai dengan penyusunan dan Konseling (action research) dengan

materi layanan tindakan. Tahap perenca- menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart.

naan ditampilkan di tabel 1. Rochiati ( 2005 : 66 – 67 ) mengemukakan salah b. Tahap tindakan

satu model penelitian tindakan adalah model Tahap tindakan dimulai dari kegiatan spiral, terdiri atas empat tahapan, yaitu

bimbingan kelompok di kelas, yaitu aktifitas perencanaan ( plan ), tindakan ( act ), pengamatan

pembelajaran melalui metode debat aktif. ( observe ) dan refleksi (reflect ). Hal ini

dimaksudkan

untuk

Tabel 1: Kegiatan Perencanaan

mendapatkan hasil penggunaan layanan bimbing-an kelompok

dengan metode debat aktif untuk meningkatkan pemaha-man peserta

Awal Juli 2012 didik dalam memilih program studi

1. Asesmen masalah

2. Analisis hasil asesmen Minggu ke 2 Juli 2012 lanjut setamat SMP. Metode

penelitian tindakan bim-bingan dan

Penyusunan materi

3. Minggu ke 3 Juli 2012 konseling diartikan sebagai suatu

layanan tindakan

kajian reflektif yang dilakukan konselor/ guru pembimbing dalam

Menentukan jadwal

4. Minggu ke 4 Juli 2012 meningkatkan kemam-puannya

pelaksanaan

berpikir secara rasional dan bertindak untuk memperbaiki kualitas bimbingannya terhadap siswa.

Setiap kelas dari subyek penelitian di bagi Subjek penelitian adalah siswa kelas IX

kedalam dua kelompok besar, yaitu SMPK BPK PENABUR Gading Serpong tahun

kelompok kontra dan kelompok yang pro pelajaran 2012/ 2013 dan setelah proses

terhadap alternatif pilihan kelanjutan studi. pengamatan dipilihlah satu kelas sebagai subyek

Tiap kelompok akan memberikan penelitian, yaitu 9 D . Alasan pemilihan subyek

argumentasi berdasarkan pengetahuan penelitian adalah karena setelah guru bimbingan

terhadap suatu pilihan kelanjutan studi. dan konseling mengadakan bimbingan kelas c. Tahap pengamatan

beberapa kali satu kelas ini belum juga bisa Pihak yang melakukan pengamatan adalah merumuskan pilihan studi lanjutnya secara

guru bimbingan dan konseling sendiri maksimal. Melihat kondisi siswa yang

sebagai peneliti dan dibantu oleh satu rekan menunjukkan kemampuan yang rendah dalam

guru pelajaran yang lain. Pengamatan ini perencanaan kariernya tersebut, guru pembim-

berdasarkan lembar observasi untuk meli-

6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014

Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014 7

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

hat keaktifan setiap siswa dalam proses debat. Tahap pengamatan juga dilanjutkan dengan kegiatan survei untuk mengetahui apakah siswa sudah bisa memutuskan pilihan studi lanjut dari berbagai alternatif pilihan yang ada. Hal tersebut dilakukan setelah proses debat dianggap sudah menggali banyak informasi tentang alterna- tif pilihan sekolah lanjutan diungkapkan oleh siswa.

d. Tahap refleksi Tahapan ini ingin melihat efektifitas dari proses secara keseluruhan bimbingan kelompok dengan metode debat aktif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pemilihan studi lanjut. Proses ini melihat secara teknis maupun praktis kegiatan debat yang dilakukan. Secara teknis maksudnya langkah – langkah kegiatan debat dan seca- ra praktis artinya siswa dapat memutuskan alternatif pilihan studi lanjut. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil metode debat dalam meningkatkan pemahaman siswa serta menyusun rencana tindakan selanjutnya jika masih diperlukan. Tahapan di atas merupakan satu siklus dalam PTK bimbingan dan konseling. Dalam penelitian kali ini peneliti melaku- kan dua kali siklus untuk memaksimalkan hasil dan pencapaian tujuan penelitian.

Untuk medapatkan data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini digunakan instrument pengumpulan data sebagai berikut.

1. Angket, untuk siswa kelas IX SMPK BPK PENABUR Gading Serpong tahun pelajaran 2012/ 2013.

2. Lembar observasi yang disusun untuk memperoleh gambaran langsung tentang proses kegiatan. Observasi tindakan dilakukan oleh rekan guru lain yang bertindak sebagai observer. Analisis data yang digunakan penelitian

ini adalah teknik kuantitatif yang berupa perhitungan sederhana dan teknik kualitatif yang berupa uraian.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian ini, yaitu: “Bagaimana meningkatkan

pemaha-man peserta didik dalam pemilihan studi lanjut melalui layanan bimbingan kelompok dengan metode debat aktif ?”. Hasil penelitian disusun berdasarkan hasil pengamat- an, catatan kejadian selama kegiatan bimbingan kelompok dengan metode debat aktif berlang- sung dan beberapa komentar tanggapan rekan guru yang ikut dalam proses observasi di kelas. Kerangka bimbingan kelompok dengan metode debat aktif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pilihan studi lanjut.

1. Pembukaan Guru Bimbingan dan Konseling memimpin jalannya bimbingan kelompok dengan metode debat. Guru BK menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan dan memberikan norma yang berlaku selama kegiatan debat berlangsung. Kelas dibagi dua, yaitu separoh kelas sebagai kelompok pro dan yang lain kelompok kontra. Kemudia guru BK membuka debat dengan membacakan topik debat yaitu setuju masuk SMA atau masuk SMK. Setiap kelompok diminta menunjuk satu teman sebagai juru bicara untuk membacakan argumentasi awal mereka.

2. Penyampaian Gagasan Moderator memberikan kesempatan kepada perwakilan tiap kelompok untuk menyam- paikan gagasan atau pendapat yang telah dipersiapkan sebelumnya. Waktu yang disediakan untuk pemaparan pendapat adalah lima sampai tujuh menit. Setelah pemaparan pendapat selesai dilanjutkan dengan tanggapan dari pendapat kelompok lawan. Proses tersebut diatur oleh moderator sehingga bisa berjalan dengan tertib dan teratur. Tiap kelompok bisa memberikan argumentasi dan penolakan- nya terhadap pendapat dari kelompok lawan dengan memberikan informasi – informasi yang akurat untuk mempertahan- kakan pendapatnya dan mempengaruhi pendapat kelompok lawan.

3. Partisipasi siswa Moderator membagi proses debat ke dalam tiga bagian. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk memberikan pendapat dan informasi yang dimilikinya, sehingga

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

suasana bisa berjalan dengan aktif dan kan argumentasi dan pendapatnya menyenangkan. Tiap siswa dihargai penda-

dengan leluasa dan bersemangat. pat dan informasi yang diberikannya

c. Sekalipun jawaban atau argumentasi karena tiap informasi yang diberikan akan

dari peserta debat terkadang kurang berdampak terhadap peningkatan pemaha-

tepat, guru berusaha tidak menyela man seluruh siswa dalam pemilihan studi

karena bisa mematikan proses debat. lanjut.

Untuk itu guru membuat catatan yang

4. Penutupan Debat dibacakan pada akhir proses debat Moderator merangkum hasil debat dengan

sebagai rangkuman jalannya debat. membacakan hal yang disepakati bersama

d. Pada tahap akhir debat, moderator yaitu keuntungan dan kerugian masuk

merangkum hasil debat dengan SMA dan kerugiannya serta keuntungan

membacakan keuntungan dan kerugian masuk SMK. Moderator juga memberikan

masuk SMA serta keuntungan dan catatan berkaitan dengan informasi yang

kerugian masuk SMK. Masuk SMA belum jelas atau masih samar untuk bisa

keuntungannya adalah temannya ditindaklanjuti diperte-muan berikutnya.

banyak, melatih siswa dalam pengem- Hasil kegiatan debat aktif dalam layanan

bangan nalar, jenjang pendidikan bisa bimbingan kelompok untuk meningkatkan

dilanjutkan ke PT, dan kerugiannya pemahaman siswa tentang studi lanjut

adalah siswa tidak terampil jika akan Siklus pertama, dilaksanakan pada hari senin,

langsung bekerja; keuntungannya

03 September 2012 masuk SMK adalah siswa sudah

1. Topik : setuju masuk SMA atau masuk SMK terampil jika langsung bekerja, siswa

2. Guru sebagai moderator membagi kelas ke dapat melanjutkan ke PT, lebih fokus dalam dua kelompok pro dan kelompok

karena langsung kepeminatan, dan kontra yaitu kelompok yang setuju masuk

kerugiannya adalah jika salah jurusan SMA dan kelompok yang tidak setuju

siswa akan rugi waktu dan biaya serta masuk SMA demikian juga dengan yang pro

menjadi tidak termotivasi belajarnya. masuk SMK dan yang kontra masuk SMK. 4. Observasi

Guru menentukan satu siswa sebagai juru

a. Juru bicara nampak bersemangat ketika bicara awal untuk membacakan pernyataan

membacakan pendapat dan argumen- kelompok mereka, untuk merangsang

tasi awal kelompoknya masing – konfrontasi dari kelompok lawan. Posisi

masing, sehingga bisa menghidupkan duduk diatur sedemikian rupa sehingga

suasana pada awal proses debat. setiap kelompok bisa saling berhadapan

b. Siswa peserta debat beberapa nampak dengan tujuan semua siswa dapat fokus dan

masih binggung dan tidak memberikan memperhatikan jalannya debat dan juga

pendapat ketika moderator memberi- memperhatikan informasi yang diberikan

kan kesempatan untuk berbicara. oleh teman yang lain.

c. Informasi yang disampaikan oleh

3. Pelaksanaan kegiatan debat : peserta kurang didukung dengan data

a. Moderator memberikan kesempatan dan fakta yang menguatkan pendapat kepada juru bicara untuk membacakan

mereka. Pendapat mereka hanya argumentasi kelompok mereka dalam

sebatas asumsi dan perkiraan saja. waktu lima sampai tujuh menit.

5. Refleksi

b. Setelah setiap kelompok menyam-

a. Dari 34 siswa di satu kelas subyek paikan pendapat dan argumentasinya,

penelitian ini nampak 10 anak yang moderator mengatur jalannya debat

aktif dalam memberikan tanggapan antar kelompok yang pro dan kontra

dan argumentasi beserta informasi sehingga baik kelompok pro dan

yang mendukung. kelompok kontra masing – masing

b. Dari hasil agket, hanya 12 siswa yang memiliki kesempatan untuk memberi-

sudah bisa memutuskan pilihan studi

8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

lanjut setamat SMP, baik ke SMA artikel, informasi dari alumni maupun maupun ke SMK.

pengalaman orangtua yang sudah

c. Catatan : untuk pelaksanaan putaran melalui proses pembelajaran sampai berikutnya perlu dicari upaya agar

mereka bekerja.

siswa bisa lebih aktif lagi dalam

d. Pada tahap akhir debat, moderator memberikan argumentasi dan penda-

membacakan kembali keuntungan dan patnya. Oleh sebab itu pada akhir debat

kerugian masuk SMA dan keuntungan guru bimbingan dan konseling

dan kerugian masuk SMK serta memberikan informasi bahwa kegiatan

menambahkan dengan informasi – debat akan dilanjutkan di pertemuan

informasi baru yang muncul selama berikutnya. Untuk itu, siswa diberi

debat pada tahap ke dua ini. Seperti tugas untuk mencari informasi

informasi lapangan pekerjaan yang bisa sebanyak mungkin berkaitan dengan

digeluti siswa sesuai pilihan studinya SMA dan SMK.

sampai pada pilihan jurusan ketika di Siklus kedua, dilaksanakan pada hari

Peguruan Tinggi. senin, 10 September 2012

4. Observasi

1. Topik : setuju masuk SMA atau masuk SMK

a. Juru bicara memberikan penambahan

2. Guru sebagai moderator membacakan dengan data dan informasi baru yang kembali hasil debat mingu lalu untuk

segera direspon oleh kelompok lawan mengingatkan semua siswa apa saja yang

sehingga jalannya debat nampak sudah diungkapkan dalam proses debat

bersemangat.

saat itu. Moderator juga mengingatkan

b. Suasana debat begitu aktif karena secara kembali norma dalam proses debat sehingga

keseluruhan siswa terlibat dalam proses proses bisa berjalan dengan tertib dan

debat itu sendiri baik menolak, lancar.

memberikan informasi bahkan memberi-

3. Pelaksanaan kegiatan debat yang kedua : kan penilaian terhadap tanggapan

a. Moderator memberikan kesempatan kelompok lawan jika data dan kepada juru bicara yang lain untuk

informasinya tidak akurat. membacakan argumentasi kelompok

c. Debat dalam tahap dua ini menunjuk- mereka dalam waktu lima sampai tujuh

kan argumentasi juga disertai dengan menit. Pembacaan argumentasi kali ini

fakta dan informasi yang akurat, terlihat ada penambahan informasi

sehingga proses debat nampak tidak berkaitan dengan lapangan pekerjaan

sekedar menolak atau tidak setuju tetapi yang berkaitan dengan pilihan studi

juga memberikan penambahan wawas- mereka dan juga informasi tentang

an dan pengertian bagi seluruh peserta jurusan di PT yang bisa diambil sesuai

baik yang pro maupun yang kontra. pilihan studinya.

5. Refleksi

b. Setelah juru bicara membacakan

a. Secara keseluruhan dari 34 siswa di pendapat dan argumentasinya, banyak

satu kelas subyek penelitian ini nampak siswa yang langsung mengangkat

suasana yang aktif dalam memberikan tangan untuk segera menanggapi

tanggapan dan argumentasi berserta pernyataan kelompok lawan. Situasi

informasi yang mendukung. tersebut memancing kelompok lawan

b. Dari hasil angket ada 33 siswa yang juga memberikan penolakan dengan

sudah bisa memutuskan pilihan studi informasi mereka.

lanjut setamat SMP, baik ke SMA

c. Terlihat pendapat dan argumentasi maupun ke SMK dan hanya 1 siswa yang disampaikan kali ini tidak hanya

yang belum bisa memutuskan sekedar asumsi tetapi sudah disertai

pilihannya.

dengan fakta dan data yang mereka

c. Catatan : Ketika angket diberikan dapat dari berbagai sumber baik itu

seorang siswa masih menjawab belum

Jurnal Pendidikan Penabur - No.22/Tahun ke-14/Juni 2014

Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Melalui Metode Debat Aktif

bisa memutuskan pilihan studi dipahami dengan baik agar proses yang akan lanjutnya. Dilakukan konseling dijalani tidak saja mendapatkan hasil akan tetapi individual oleh guru BK agar diketahui lebih dari itu, siswa bertumbuh dalam kesadaran penyebabnya dan ditemukan solusinya. pentingnya mengadakan sebuah perencanaan

Berdasarkan lembar pengamatan dan studi lanjut dimasa depannya demi pencapaian observasi terlihat siswa yang sudah bisa profesi pekerjaan yang sesuai dengan memutuskan alternatif pilihan studi lanjut kemampuan dan kapasitas individu tersebut. setamat SMP dari siklus debat yang pertama

Masalah merencanakan masa depan sampai siklus debat yang kedua terus mengalami berkaitan dengan pemilihan program studi peningkatan, yaitu dari 12 siswa yang bisa lanjut setamat SMP akan terus menjadi memutuskan alternatif pilihan studi lanjut pada pergumulan bagi siswa-siswi dan tentunya siklus debat yang pertama menjadi 33 siswa membutuhkan ketrampilan yang baik dari pihak pada siklus debat yang kedua baik pada pilihan sekolah, khususnya tenaga layanan bimbingan. masuk SMA maupun pilihan masuk SMK. Karena secara tidak langsung guru pembimbing Sedangkan dari aspek keaktifan dan kualitas memiliki tanggung jawab moral sekaligus debat juga mengalami peningkatan. Pada siklus tanggung jawab institusi untuk mendampingi debat yang pertama masih sedikit siswa yang siswa dalam merencanakan pilihan studinya. aktif bahkan argumentasi yang diberikan masih

Upaya meningkatkan pemahaman siswa pada tahap asumsi. Akan tetapi, pada siklus tentang pilihan studi lanjut dalam layanan