PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN HAM P

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN HAM PADA KASUS ROHINGYA
MAKALAH
PANCASILA

Dosen :
H. Zis Muzahid,Si

Oleh:
Rapi Sonanda
17510075

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
September 2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam

mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga
tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan
bangsa Indonesia.
Mengingat tingkah laku para tokoh di berbagai bidang dewasa ini, yang berkaitan
dengan situasi negeri kita di bidang politik, sosial, ekonomi dan moral, maka sudah
sepantasnya kalau kita saling mengingatkan bahwa tidak mungkin ada solusi (pemecahan)
terhadap berbagai persoalan gawat yang sedang kita hadapi bersama, kalau fikiran dan
tindakan kita bertentangan dengan prinsip-prinsip Pancasila yang sangat menjunjung tinggi
Hak asasi manusia. Terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar ( hak asasi )yang
harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, banyak ulasan atau
penelaahan, yang bisa sama-sama kita lakukan mengenai persoalan ini.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Pancasila
b. Apa yang dimaksud dengan HAM
c. Apa hubungan HAM dalam Pancasila
d. Kaitan HAM dengan etnis rohingya


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Secara arti kata pancasila mengandung arti, panca yang berarti “lima” dan sila yang
berarti

“dasar”.

Dengan

demikian

pancasila

artinya

lima

dasar.


Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
Sifat dari pancasila adalah imperative atau memaksa, siapa saja yang berada diwilayah
NKRI, wajib mentaati pancasila serta mengamalkan dengan tanpa persyaratan. Pancasila
adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga
merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia
Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.
. Naskah politik yang bersejarah yang disusun pada tanggal 22 Agustus 1945 itu, di
kemudian hari oleh Mr. Muhamad Yamin dalam pidatonya di depan siding Badan Penyelidik
Persiapan Kemerdekaan (BPPK) pada tanggal 11 Juni 1945 dinamakan “Piagam Jakarta” dan
baru beberapa tahun kemudian dimuat dalam bukunya yang berjudul Prokalmasi dan
Konstitusi pada tahun 1951. Dalam naskah politik yang di sebut dengan Piagam Jakarta 22
Juni 1945 inilah untuk pertama kali dasar falsafah Negara pancasila ini dicantumkan secara
tertulis, setelah diusulkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945.
Perkataan itu diambil dari peradaban Indonesia lama sebelum abad XIV. Kata kembar
itu keduanya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu panca dan sila yang memiliki arti yang

berbeda. Pancasila dengan huruf i biasanya memiliki arti berbatu sendi yang lima (consisting
of 5 rocks; aus fund Felsen bestehend). Pancasila dengan huruf i yang panjang bermakna “5
peraturan tingkah laku yang penting”. Dalam bahasa Indonesia kedua pengertian di atas
dirasakan sudah menjadi satu paduan antara sendi yang lima dengan lima tingkah laku yang
senonoh. Dari uraian di atas dapatlah kiranya kita menarik kesimpulan bahwa pancasila
sebagai istilah perkataan Sanskerta yang sudah dikenal di tanah air kita sejak abad
XIVChairil Anwar, Deru Campur Debu, (Jakarta: PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA,
1992), hlm9.

B.Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah
dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1
angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM).
HAM lahir sejak manusia sadar akan hak yang dimilikinya dan kedudukannya sebagai
subjek hukum. Akan tetapi HAM baru mendapat perhatian penyelidikan ilmu pengetahuan,
sejak HAM mulai berkembang dan mulai diperjuangkan terhadap serangan atau bahaya, yang
timbul dari kekuasaan yang dimiliki oleh bentukan masyarakat yang dinamakan negara
(state).

Sejarah asal mula Hak Asasi manusia berawal dari Eropa Barat yaitu inggris.tonggak
pertama kewenangan hak asasi ialah pada tahun 1215 dengan lahirnya (Magna Charta).Dalam
Magna Charta dijelaskan raja tidak lagi betindak sewenang-wenang dan harus mendapat
persetujuan para bangsawan.
Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 angka 1 ditegaskan bahwa Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya, yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum dan pemerintahan dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Sebagai warga Negara yang
baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status,
golongan, keturunan, jabatan, dan lain sbagainya.
B.1 Macam-Macam HAM
Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atau dibedakan sebagai berikut:
a.

Hak-hak pribadi (personal Right)meliputi kebebasan menyatakn pendapat,kebebasan
memeluk agama.

b.


Hak-hak ekonomi (property right)hak untuk memiliki sesuatu, membeli atau menjual serta
memanfaatkannya.

c.

Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
atau (Right of legal Equality).

d. Hak-hak asasi politik (Political right)yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan.
e.

Hak-hak asasi sosial dan budaya(social and culture right)misalnya hak untuk memilih
pendidikan.

f.

Hak-hak

asasi


untuk

mendapatkan

perlakuan

tata

cara

peradilan

dan

perlindungan(procedura rights)peratuaran dalam hal penangkapan.

B.2 Tujuan Pendidikan Hak Asasi Manusia
a. Tujuan umum pendidikan Hak Asasi Manusia
Berdasarkan temuan pengembangan model tujuan pendidikan HAM adalah untuk
mendiseminasikan, meningkatkan mengembangkan dan melestarikan serta mempraktekkan

atau menerapkan nilai-nilai HAM dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
sehingga dapat mengembangkan pengertian kritis seseorang baik terhadap situasi hidup
dirinya maupun orang lain mengenai batasan serta struktur yang menghalangi pelaksanaan
hak serta kebebasan mereka sepenuhnya.
b. Tujuan khusus pendidikan Hak Asasi Manusia adalah;
a)

Diseminasi dan sosialisasi nilai-nilai HAM melalui jalur sekolah dan luar sekolah agar
masyarakat mengetahui tentang nilai-nilai HAM.

b) Meningkatkan peran serta dan pengetahuan pesrta didik tentang nilai-nilai HAM.
c)

Mengembangkan berbagai model pembelajaran untuk memperluas dan mepermudah
pemahaman dan pelaksanaan HAM.

d)

Melestarikan berbagai nilai HAM dalam kehidupan bersama sebagai warisan kepada
generasi berikutnya sehingga semakin mentradisi prilaku yang sejalan dengan HAM.


e)

Menunjukkan dan menerapkan berbagai cara hidup yang sejalan dengan tuntutan nilai-nilai
HAM.

f)

Pendidikan HAM di sekolah menenekankan hak-hak anak, hak-hak wanita,prilaku non
diskriminatif. sikap anti kekerasan dan penyiksaan, hak-hak sipil dan politik warga negara
dan haka-hak ekonomi,sosial dan budaya.penekanan ini bertujuan mendukung proses
reformasi politik ekonomi dan hukum dalam rangka demokratisasi dan pengembangan
masyarakat warga.
Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas
Indonesia, 1972), 100

B.3 Dasar Hukum Pendidikan Hak Asasi Manusia
Dasar hukum perlunya HAM serta isi pendidikan HAM dibagi atas dasar hukum
internasional dan nasional.
a.


Dasar hukum internasional

Ada banyak instrumen internasional Hak Asasi MAnusia dalam bentuk deklarasi, konvensi
dan dan kovenan yang menjadi dasar hukum internasional pendidikan HAM.Dari sekian
instrumen tersebut, yang terutama adalah:
a)

Deklarasi universal Hak-hak Asasi Manusia dari PBB(universal Declaration of Human
Rights),10 desember 1948.

b) Konvensi hak-hak anak(20 november 1989)
c)

Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita,18 desember
1979.

d) Konvensi tentang hak-yhak politik wanita 20 desember 1952.
e)


Konvensi internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial,21 desember
1965.
b.

Dasar hukum Nasional
Dasar hukum nasional yang digunakan untuk pendidikan HAM adalah:

a)

Pancasila sebagai landasan idiil

b) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi
c)

UUD No. 7 tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai pengahpusan segala bentuk
diskriminasi terhadap wanita,24 juli 1984.

d) UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
e)

Tap MPR RI No. XVII/MPR 1998 tentang Hak Asas Manusia 13 November 1998.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis, kelompok agama, dengan cara :

a.
b.

Membunuh anggota kelompok;
Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok;

c.

Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara
fisik baik seluruh atau sebagiannya;

d. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok;
atau
e.

Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagian
dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa :
a.

Pembunuhan;

b.

Pemusnahan;

c.

Perbudakan;

d. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e.

Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang
yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;

f.

Penyiksaan;

g.

Perkosaan, perbudakan seksual, palcuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan
atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;

h.

Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang
telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;

i.

Penghilangan orang secara paksa
Penghilangan orang secara paksa adalah tindakan yang dilakukan oleh siapapun yang
menyebabkan seseorang tidak diketahui keberadaan dan keadaannya (Penjelasan Pasal 33
ayat 2 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM)
C.Hubungan Pancasila Dan HAM
Hak

Asasi

Manusia

(HAM)

Dalam

Pancasila

Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan
terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan
fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serat pedoman hidup bangsa
Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah
perumusan ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala
bangsa didunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Hubungan HAM dengan Pembukaan, diperlihatkan dengan secara khusus hak asasi
kemerdekaan segala bangsa dan tujuan negara, baik keluar dan kedalam dicantumkan dalam
Pembukaan, sedangkan dalam UUDS hanya mencantumkan tujuan perdamaian tanpa
menjaga ketertiban dunia. Isi Mukaddimah UUDS juga dinyatakan sama dengan Preambule
Piagam Perdamaian (Charter for Peace). Yang menarik adalah tinjauannya terhadap lima sila

dalam Pancasila yang membantu para penyelenggara memahami makna yang terkandung di
dalamnya, sehingga dapat menilai apakah konstitusi yang dirumuskan sejalan dengan nilainilai Pancasila.
HAM juga terdapat di dalam Pembukaan konstitusi kita yang pernah berlaku. Namun,
pelaksanaan HAM tetap berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Misalkan contoh bagaimana
kedudukan individu dalam sistem demokrasi? Demokrasi kita tetap berlandaskan
kolektivisme, bukan pertentangan individu dan “social orde” seperti demokrasi liberal dan
hak-hak lainnya yang tetap berlandaskan kondisi masyarakat asli Indonesia.
Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan Sebagai berikut
:
a.

Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama ,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.

b.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama
untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang.

c.

Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM dimana hendaknya
sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.

d.

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang
demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang
dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak
partisipasi masyarakat.

e.

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.
Ibid.,

150

[3] Soerjono Soekanto, “Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter,” Kompas, 12
November 1981.
D.Kaitan HAM dengan etnis Rohingya

Pada masa sekarang ini, masyarakat dunia dibuat terkejut dengan terjadinya
pembunuhan besar-besaran terhadap sebuah etnis untuk dimusnahkan dari sebuah bangsa.
Dimana Etnis yang paling menderita di dunia saat ini adalah Etnis Muslim Rohingya. Dimana
terjadinya pembakaran perkampungan dan pengusiran yang terjadi di provinsi Rokhine,
Burma. Yang merupakan aksi yang tidak bisa dibiarkan oleh dunia internasional.
Selama ini secara turun temurun telah terjadi perseteruan antara kelompok etnis
Rohingya, yang muslim dan etnis lokal yang beragama budha. Dimana Etnis Rohingya tidak
mendapat pengakuan dari pemerintah setempat. Ditambah lagi dengan agama yang berbeda.
Beberapa laporan yang menyebutkan hingga saat ini sudah terjadi tradegi pembantaian lebih
dari 6000 warga Etnis Ronghiya yang mayoritas beragama islam. Sebelumnya, Komisi III
Majelis Umum PBB meminta Myanmar untuk mengembalikan hak-hak kewarganegaraan
komunitas Muslim Rohingya. komisi sosial, kemanusiaan, dan hak asasi manusia (HAM)
tersebut pun telah menyetujui rancangan resolusi yang fokus pada berbagai pelanggaran di
negara itu.
Mempertimbangkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa berbagai kesempatan telah
menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap pengungsi dan berusaha menjamin
pelaksanaan seluas mungkin akan hak-hak dan kebebasan dasar ini.
Memperimbangkan bahwa adalah didambakan untuk memperbaiki kembali dan
mengkonsolidasikan persetujuan-persetujuan internasional yang sebelumnya mengenai status
pengungsi dan memberikan cakupan dan perlindungan yang di berikan oleh instrumeninstrumen tersebut dengan sarana suatu persetujuan yang baru.
 Developing and Oprating a Records retention Programmer, ARMA, 2017..

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Sadar sedalam-dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup Bangsa dan Dasar

Negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaaan
masyarakat dan Negara Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan
pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara Negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di
pusat maupun di daerah..
Kaum Rohingya yang dibantai secara besar-besaran oleh Raikhane. Berdasarkan hal
tersebut bisa dikatakan melanggar HAM. Mengenai penyebabnya kemungkinan adanya
kecemburuan sosial, karena etnis Rohingya berkembang pesat dari etnis yang lain. Selain itu,
karena etnis Rohingya yang sejak dulu menjadi korban kekerasan dan pemerkosaan pada
wanita. Membalas dengan memperkosa dan membunuh wanita Raikhane. Berdasarkan hal
tersebut menjadi pemicu terjadinya konflik pembantaian ini.
Mengenai dampak yang diberikan ini tentunya sangat merugikan etnis Rohingya
karena Bangladesh dan Myanmar tidak mengakuinya. Penyebabnya tidak adanya data yang
jelas mengenai asal usul etnis ini. Myanmar mendapat teguran dari ASEAN dan anggotanya
untuk segera menyelesaikan konflik tersebut. terjadinya konflik tersebut membuat rasa iba
bagi seluruh masyarakat dunia baik muslim maupun non muslim. Negara-negara Asia
Tenggara juga memberikan teguran bagi Myanmar.
3.2 Saran
Untuk selalu memelihara tenggang rasa terhadap perbedaan agama, etnis, ideologi
maupun bahasa. Kita adalah umat manusia yang senantiasa memelihara rasa kemanusiaan.

DAFTAR PUSTAKA
 Ganeca Exact. 2007. Pendkewarganegaraansmp/mts.
 HAM dalam pancasila. 2009 ( www.scribd.com )
 Asri

Wijayanti

2008

Sejarah

perkembangan,

Hak

Asasi

Manusia

www.bukuonline.com
Achmad Romsan, dkk, 2003, Pengantar Hukum Pengungsi Internasional, Bandung :
Sanic Offset.
 Enni Soeprapto,2000, Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Pegungsi Internasional,
Surabaya.
 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume1, Nomor 2, 2013 : 217-230
 http://demokrasiindonesia.wordpress.com/2012/07/29/kisah-tragedi-pembagntaianetnis-muslim-rohingya-dari-dulu-hingga--kini/
 http://m.okezone.com/read/2012/08/01/413/671606/kisah-pelarian-muslm-rohingyahindari-pembantaian
 http://m.republika.co.id/berita/internasional/asean/13/11/22/mwnbkp-myanmartolakresolusi-pbb-soal-kewarganegaraan-rohingya
 http://www.dw.de/sekjen-pbb-desak-myanmar-akui-hak-rohingya/a-16944669