TANTANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHA

TANTANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
MENGHADAPI IMPLEMENTASI RUU ASN

Kelompok III:
Riman K. Harefa (12.A2.022)
Djustiawan Wijaya (12.A2.003)
Edi maknun Muktar (12.A2.010)
Bayu Wahriyanto (12.A2.028)
Syahrir (12.A2.032)
Minance Wanma (12.A2.026)
Fitra Yulia T (12.A2.027)
Rizki Mursyaid (12.A2.016)

PENDAHULUAN
Pemerintah berupaya mencapai tujuan
nasional untuk mewujudkan masyarakat
madani yang taat hukum, berperadapan
modern, demokratis, makmur, adil, dan
bermoral tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
Pegawai yang merupakan unsur aparatur
negara yang bertugas sebagai abdi

masyarakat
yang
menyelenggarakan
pelayanan secara adil dan merata, menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa dengan
penuh kesetiaan kepada Pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945.

Perubahan UU Kepegawaian
menuju RUU ASN

 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1974
tentang
Pokok-Pokok
Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun

1974
tentang
Pokok-Pokok
Kepegawaian sudah tidak sesuai dengan
penyelenggaraan
kepegawaian
sehingga
perlu diganti.



Perlu ditetapkan aparatur sipil negara sebagai
profesi dan pelaksanaan manajemen aparatur sipil
negara yang berdasarkan pada perbandingan antara
kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh
jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang
dimiliki calon dalam rekrutmen, pengangkatan,
penempatan, dan promosi pada jabatan sejalan
dengan tata kelola pemerintahan yang baik.


PERBEDAAN RUU ASN DAN POKOK-POKOK
KEPEGAWAIAN

Tantangan Penerapan RUU ASN
Pada Pemerintahan Daerah
Status

Kepegawaian
Status Kepegawaian Pusat dan
Daerah. Status kepegawaian
pusat dan daerah akan dijadikan
satu yaitu aparatur Negara
namun perlu penyelerasan
dengan undang – undang lainnya
seperti Otonomi Daerah.
ASN terdiri dari PNS dan pegawai
tidak tetap.

Tantangan Penerapan RUU ASN
Pada Pemerintahan Daerah



Jenis Jabatan

Jabatan Eksekutif Senior
Jabatan administrasi
Jabatan Fungsional
Sistem

Penggajian Pegawai
Pemerintah akan menata ulang sistem
penggajian PNS karena membebani
anggaran. Idealnya gaji pokok akan
lebih besar dari pada tunjangannya
seperti yang tercantum dalam RUU ASN

Tantangan Penerapan RUU ASN
Pada Pemerintahan Daerah
Jabatan


Eselon Dihilangkan
Satu-satunya Jabatan eselon di daerah
adalah Jabatan Eselon Eksekutif (JES) yang
dijabat oleh Sekretaris Daerah (Sekda).
Karir Pegawai
RUU ASN ini juga akan mengubah dari
pendekatan closed career system (sistem
karir tertutup) yang sangat berorientasi
kepada senioritas dan kepangkatan,
kepada open career system (sistem
terbuka) yang mengedepankan kompetisi
dan kompetensi ASN dalam promosi dan
pengisian jabatan

Tantangan Penerapan RUU ASN
Pada Pemerintahan Daerah
Membuka

Kemungkinan Pejabat
Terpilih Dari Luar Daerah

Sekretaris Provinsi/Kabupaten/Kota akan
dipilih oleh KASN (Komisi Aparatur
Sipil Negara) yang bisa berasal dari
daerah mana saja baik PNS maupun
pegawai tidak tetap. Pejabat posisi
dapat Sekda diisi dari luar daerah
yang kemungkinan ditolak oleh kepala
daerah.

Tantangan Penerapan RUU ASN
Pada Pemerintahan Daerah
Memangkas

Kewenangan
Kepala Daerah
Kewenangan kepala daerah untuk
memilih pejabat akan terhapus
karena kepala daerah, tidak bisa
memilih dan menunjuk langsung
Sekda dan lainnya


Tantangan Penerapan RUU ASN
Pada Pemerintahan Daerah
Pensiun

Pensiun bertambah menjadi 56 Tahun
KASN
Dibentuk Komisi yang terdiri dari
berbagai perwakilan.
Diklat
Diklat merupakan hak pegawai
Sanksi pidana
Ada sanksi pidana
12 Oktober 2010

Manajemen Sumber Daya Manusia
FE UNRAM

PENUTUP
KESIMPULAN


Dengan adanya ASN ini, berharap
bisa tercipta birokrasi yang
profesional, netral dan independen
dalam menjalankan tugas
kenegaraan tanpa tergantung
politik pemerintahan. Salah satu
caranya adalah dengan memutus
alur hirarki PNS dengan kepala
daerah.

PENUTUP
Saran
 Harus

di tinjau ulang RUU ASN yang menyatakan
bahwa pejabat karier tertinggi adalah sekda
yang berasal dari PNS dan Non - PNS
 Apabila eselon 3 dan 4 di daerah siap – siap
untuk di hapus atau kehilangan jabatan

bagaimana dengan eselon 3 dan 4 yang di
kantor kelurahan atau kecamatan yang
notabene berinteraktif secara langsung dengan
masyarakat.
 Peninjaun Ulang Pembentukan Jabatan Eksekutif
Senior (JES) sebagai pejabat eksekutif senior.

TERIMA KASIH

1.

SEPTINUS

12 Oktober 2010

Manajemen Sumber Daya Manusia
FE UNRAM