POLITIK LUAR DAN NEGRI INDONESIA

POLITIK LUAR NEGRI INDONESIA
a. Hubungan Antara Politik Luar Negri Indonesia,Kepentingan Nasional Dan
Tujuan Nasional
Hubungan luar negeri diarahkan pada upaya untuk memperjuangkan dan
melindungi kepentingan nasional, turut serta mewujudkan tatanan dunia baru
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial yang dilandasi
prinsip politik luar negeri bebas aktif dan semangat Dasasila Bandung.
Hubungan luar negeri ditujukan untuk lebih meningkatkan kerja sama
internasional di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan, meningkatkan citra
positif Indonesia di luar negeri dan memantapkan pemahaman tentang Wawasan
Nusantara. Hubungan luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka
meningkatkan persahabatan dan kerja sama antarnegara berkembang dan antarnegara
maju sesuai dengan kemampuan dan demi kepentigan nasional.Dalam politik luar
negeri ini citra positif Indonesia harus dikembangkan, ditingkatkan, dan diperluas
melalui promosi, peningkatan hasil pembangunan, peningkatan diplomasi dan lobi
internasional, pertukaran pemuda, pelajar dan mahasiswa serta kegiatan olah raga.
Peranan Indonesia dalam membina dan mempererat persahabatan dan kerja
sama antarbangsa yang saling menguntungkan perlu terus diperluas dan ditingkatkan
terutama untuk meningkatkan investasi, memperluas ekspor barang dan jasa,
menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi, mempromosikan tujuan daerah wisata dan
memberikan bantuan kemanusiaan di luar negeri.Perjuangan bangsa Indonesia di

dunia internasional yang menyangkut kepentingan nasional seperti melindungi
kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak warga
negara Republik Indonesia di luar negeri perlu ditingkatkan. Peran aktif Indonesia
terus ditingkatkan dalam mendorong dan mengembangkan hubungan dan kerja sama
antarkawasan dan antarnegara.
Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia harus diikuti dan dikaji secara
saksama agar secara dini dapat memperkirakan terjadinya dampak negatif yang dapat
mempengaruhi stabilitas nasional serta menghambat kelancaran pembangunan
nasional dan pencapaian tujuan nasional.Ketimpangan dan ketidakadilan negara
industri maju perlu diperkecil dengan meningkatkan pelaksanaan perjanjian
perdagangan internasional, menghilangkan hambatan-hambatan dalam upaya ekspor
negara-negara berkembang sehingga terjadi kesetaraan antara negara industri maju
dengan negara-negara berkembang.
Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus memantapkan diri dalam
menghadapi sistem perdagangan bebas yang telah disepakati di tingkat regional, dan
global dalam rangka mewujudkan tata ekonomi dunia baru.

Hubungan politik luar negeri Idonesia dengan tujuan nasional Indonesia
 Politik luar negeri Indonesia sebagai penyambung kehendak nasional kedalam dunia
Internasional. Berkaitan dengan peranan politik luar negeri Indonesia sebagai

penyambung kehendak nasional kedalam dunia internasional maka politik luar negeri
Indonesia kepada Negara lain sehingga Negara lain, bisa mendukung Negara
Indonesia dalam mewujudkan tujuan nasional.
 Politik luar negeri sebagai pembela dan pengabdi kepentingan nasional seperti yang
kita tahu bahwa sasaran/ tujuan politik luar negeri berkaitan erat dengan tujuan
nasional oleh karena itu tujuan nasional dijadikan inspirasi dan motivasi dari politik
luar negeri sehingga setiap politik luar negeri harus mengabdi kepada kepentingan
nasional sebagai bagian dari tujuan nasional.
 Politik luar negeri sebagai bagian dari tujuan dan persatuan bangsa setiap politik luar
negeri Indonesia harus mendapat dukungan dari segenap warga Negara Indonesia dan
hal ini berkaitan dengan upaya suatu Negara untuk mencapai tujuan nasional.
 Politik luar negeri sebagai penegak indentitas dan integrasi nasional identitas setiap
Negara tercermin dari filsafat hidup, sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem sosial
dan kebudayaannya, dan integrasi nasional terwujud dalam keutuhan bangsa, tumpah
darah, nama baik dan kepercayaan dari Negara lain. Oleh karena itu sistem politik
luar negeri Indonesia membuat kebijakan tentang identitas dan integrasi nasional
sehingga dengan dibuatnya kebijakan tersebut Negara lain akan memahami
karakteristik Negara Indonesia.
b. Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia
Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia adalah serangkaian sasaran yang

menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidangbidang ekonomi, politik, sosial, dan militer; serta dalam tingkatan yang lebih rendah
juga mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi nonnegara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk
memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama multilateral
internasional. Kebijakan luar negeri dirancang untuk membantu melindungi
kepentingan nasional, keamanan nasional, tujuan ideologis, dan kemakmuran
ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari kerjasama secara damai
dengan bangsa lain, atau melalui eksploitasi.
Biasanya, tugas menciptakan kebijakan luar negeri adalah wewenang kepala
pemerintahan dan menteri luar negeri (atau jabatan yang setara). Di beberapa negara,
lembaga legislatif juga memiliki hak pengawasan yang cukup. Terdapat pengecualian,
misalnya di Perancis dan Finlandia, di mana kepala negara adalah yang bertanggungjawab atas kebijakan luar negeri, sementara kepala pemerintahan bertanggung-jawab

terutama pada hal yang berkaitan dengan kebijakan internal. Di Indonesia dan juga di
Amerika Serikat, kepala negara (yaitu Presiden) juga berfungsi sebagai kepala
pemerintaha
Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia
 Masa Pemerintahan Soekarno (1945-1966)
Pada masa Pemerintahan Soekarno, politik luar negeri Indonesia dicirikan dengan
upaya mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia dari agresi militer Belanda
yang ingin kembali berkuasa di Indonesia. Berikut ini beberapa kejadian penting yang

mempengaruhi politik luar negeri Indonesia pada masa Pemerintahan Soekarno.
1.
Peletakan dasar Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia sebagaimana
dikemukakan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 2 September 1948 bahwa
Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas aktif (an independent active).
2. Indonesia menolak untuk berpartisipasi menjadi anggota dalam organisasi
regional anti komunis dan pro Barat yang digagas oleh Filipina. Organisasi tersebut
adalah Southeast Asia Treaty Organanization (SEATO) dan dibentuk pada 1954 di
Baguio, Philipina.
3. Indonesia mengakui Republik Rakyat China pada 1950 dan mengadakan hubungan
diplomatik pada 1953.
4. Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada 1955 di Bandung yang
menghasilkan Deklarasi Bandung atau disebut juga Dasa Sila Bandung.
5.
Perjuangan membebaskan dan merebut kembali Irian Barat dari penjajahan
Belanda pada kurun waktu 1950-an dan 1960-an.
6.
Penandatanganan penyerahan Irian Barat oleh Belanda kepada Indonesia pada
15 Agustus 1963.
7. Aliansi Indonesia-China dengan membentuk poros Jakarta-Phnom PenhPyongyang-Hanoi-Beijing dan dukungan Rusia (Uni Soviet) terhadap perjuangan

Indonesia merebut Irian Barat dari Belanda pada tahun 1959 hingga 1965 telah
mendekatkan Indonesia kepada China.
8. Konfrontasi militer Indonesia dengan Malaysia (1963-1966) yang merupakan masa
tersuram dalam kerja sama regional di kawasan Asia Tenggara.
 Masa Pemerintahan Soeharto (1966-1998)
Pada masa pemerintahan Soeharto, terdapat peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi
politik luar negeri Indonesia. Pada pemerintahan sebelumnya, telah banyak peristiwa
yang mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Indonesia dan negara-negara
kawasan Asia Tenggara. Agresi Indonesia terhadap Malaysia telah menciptakan
ketidakstabilan di wilayah Asia Tenggara. Pandangan Indonesia sebagai negara yang
tidak memihak kepada salah satu Blok pun sirna. Hal ini dapat dilihat dari kedekatan
Indonesia dengan Rusia dan China pada awal 1960-an. Hal ini terjadi sebagai
konsekuensi dari penolakan Barat dalam mendukung Indonesia memperoleh kembali
Irian Barat.

Dengan demikian, prioritas kebijakan luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan
Soeharto adalah memperbaiki citra buruk Indonesia yang telah dilakukan selama
Pemerintahan Soekarno, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

1.


2.
3.
4.
5.
6.
7.

kejadian yang turut mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa
Pemerintahan Soeharto.
Ditandatanganinya Supersemar oleh Presiden Soekarno yang memberikan
legitimasi kekuasaan Soeharto dalam mengambilalih pemerintahan pada 11 Maret
1966.
Penghentian hubungan diplomatik Indonesia dengan China pada Oktober
1967.
Perbaikan hubungan diplomasi dengan negara-negara Barat dan
ditinggalkannya ideologi politik luar negeri Soekarno.
Indonesia masuk kembali menjadi negara anggota PBB dan memperbaharui
keanggotaannya pada IMF dan World Bank pada 1966.
Pengakuan Indonesia atas kedaulatan Singapura, yang telah terpisah dari

Malaysia, pada tanggal 6 Juni 1966.
Perjanjian normalisasi hubungan diplomatik Indonesia dan Malaysia yang
ditandatangani Adam Malik dan Tun Abdul Rajak di Jakarta pada 11 Agustus 1966.
Penandatanganan pembentukan Deklarasi ASEAN di Bangkok pada 8 Agustus
1967. Kerja sama ini menandai era kerja sama regional di kawasan Asia Tenggara
dalam segala bidang, khususnya dalam bidang ekonomi.
 Masa Transisi Demokrasi (1998-2004)
Politik luar negeri Indonesia mengalami perubahan penting setelah mundurnya
Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan pada tahun 1998. Dengan turunnya
Soeharto dari kekuasaan selama kurang lebih tiga dasawarsa maka dimulai era
reformasi atau transisi politik luar negeri Indonesia ke arah demokratisasi.
Situasi ekonomi dan politik yang tidak menentu telah memperdalam krisis multi
dimensi di Indonesia. Kejadian ini tentu saja telah mempengaruhi politik luar negeri
Indonesia selama beberapa tahun ke depan.
Politik luar negeri Indonesia pada masa transisi demokrasi dibagi dalam tiga
pemerintahan, pemerintahan BJ Habibie, pemerintahan Abdurrahman Wahid, dan
pemerintahan Megawati Soekarnoputeri.
 Masa Pemerintahan BJ Habibie (1998-1999)
Pemerintahan BJ Habibie yang menggantikan kekuasaan Presiden Soeharto
dihadapkan pada tantangan dalam negeri dan luar negeri yang tidak menguntungkan

kepentingan nasional. Di dalam negeri Habibie harus menghadapi tuntutan dari
berbagai pihak.
Ada beberapa kejadian penting yang menjadi sorotan dalam kebijakan luar negeri,
Indonesia pada masa Pemerintahan BJ Habibie, yaitu.

Kelanjutan program bantuan IMF kepada Indonesia untuk mengatasi krisis ekonomi
sebesar 43 miliar dolar AS pada tahun 1998.
 Kebijakan Habibie dalam memberikan opsi (pilihan) referendum untuk mencapai
solusi final atas masalah Timor Timur pada akhir tahun 1998.
 Kekerasan yang terjadi setelah dan sebelum referendum di Timor Timur telah
melemahkan legitimasi Habibie, baik di dalam negeri maupun luar negeri.


 Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001)
Pemerintahan Abdurrahman Wahid menjadi tonggak bersejarah dari hubungan sipil
militer. Sipil berusaha menguasai militer dengan cara mengembalikan fungsi militer
sebagai penjaga pertahanan negara dari ancaman negara lain. Hubungan sipil militer,
yang menjadi ciri khas Pemerintahan Abdurrahman Wahid yang berasal dari sipil
merupakan salah satu isu utama dalam perjalanan menuju demokratisasi di Indonesia.
Melemahnya peran TNI pasca kerusuhan sosial dan referendum Timor Timur pada

1999 telah mendorong politisi sipil untuk lebih berperan dalam mengatur negara.
Abdurrahman Wahid sebagai Presiden dari kalangan sipil pasca kejatuhan Soeharto
terus meningkatkan kredibilitas internasionalnya sebagai tokoh pro-demokrasi,
diantaranya dengan memberhentikan Jenderal Wiranto dari jabatan Menteri
Koordinator Politik dan Keamanan.
Politik luar negeri Indonesia pada tahun-tahun mendatang lebih ditekankan pada
upaya pembangunan ekonomi. Seperti diketahui bahwa politik luar negeri merupakan
refleksi dari politik dalam negeri. Akan tetapi, pada kenyataannya, politik luar negeri
sering dipengaruhi oleh perkembangan situasi regional dan internasional.
Dengan demikian Kebijakan Luar Negeri Indonesia adalah politik luar negeri bebas
aktif. Artinya, Politik Luar Negeri Indonesia yang kita anut bukan menjadikan
Indonesia netral terhadap suatu permasalahan melainkan suatu politik luar negeri yang
bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional serta
tidak mengikatkan diri hanya pada satu kekuatan dunia.
Aktif berarti kita ikut memberikan sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun
keikutsertaan kita secara aktif dalam menyelesaikan berbagai konflik, sengketa dan
permasalahan dunia lainnya, seperti yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu
agar terwujudnya ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.


c. Peran, Fungsi Dan Perangkat Perwakilan Diplomatik
Perwakilan diplomatik merupakan alat kelengkapan utama dalam hubungan
antarnegara. Perwakilan diplomatik berperan sebagai penyambung negara yang
diwakilinya.
 Tugas perwakilan diplomatic
Perwakilan diplomatik memiliki tugas yang sudah ditentukan oleh negara pengirim.
Perwakilan diplomatik bertugas menjamin efisiensi perwakilan asing di suatu negara.
Adapun tugas-tugas perwakilan diplomatik antara lain adalah :
1. Memelihara dan melindungi kepentingan negara dan warga negaranya.
2. Mengadakan perjanjian dengan kemantapan, disertai dengan penilaian, dan
pengetahuan yang tepat mengenai kondisi-kondisi di negaranya sendiri dan di luar
negeri.
3. Menyelenggarakan upacara protocol, konvensi, dan persetujuan, khususnya tentang
hubungan internasional secara timbal balik.
4. Mengetahui hal-hal tentang tariff, daftar bea, perkapalan, perdagangan, pemeliharaan
perdamaian, dan lain-lain dalam batas-batas yang tegas sesuai dengan intruksi dari
pemerintahnya.
5. Menyelenggarakan dan mengakrabkan secara efektif hubungan secara pribadi dengan
pandangan jauh ke depan untuk kepentingan pemerintah dan warga negaranya.
6. Memberikan laporan secara analitis tentang kondisi politik, ekonomi, dan

memberikan bahan-bahan yang penting bagi negaranya.
7. Menjalankan prosedur rutin dengan keahlian sesuai dengan ketentuan yang harus
diikuti sepanjang dimungkinkan.
8. Menunjukkan penilaian tepat dalam situasi kompleks yang memerlukan penyelidikan
dan bahan-bahan informasi seperlunya, pengetahuan professional tentang hukum,
kebiasaan, serta kondisi setempat.
9. Menyelenggarakan administrasi dengan cara efisien.
 Fungsi perwakilan diplomatic

1.
2.
3.
4.

5.

Fungsi perwakilan diplomatik dapat dijelaskan sebagai berikut :
Mewakili negara pengirim di wilayah negara penerima.
Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima
dalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional.
Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima melalui
cara yang diizinkan undang-undang dan melaporkannya kepada pemerintah negara
pengirim.
Memelihara hubungan persahabatan antara negara pengirim dengan negara penerima
serta mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

 Peran perwakilan diplomatik

1.
2.
3.
4.

Hubungan antarnegara perlu dibina melalui taktik dan aturan tertentu agar
kepentingan nasional dapat tercapai. Oleh karena itu, suatu negara akan
memperkenalkan kepentingannya melalui jalur diplomasi. Diplomasi meliputi seluruh
rangkaian kegiatan politik luar negeri yang memiliki peran sebagai berikut:
Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam mencapai
tujuan nasional.
Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai sumber
daya manusia yang ada.
Menentukan tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara lain.
Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya.
 Perangkat perwakilan diplomatik

1.

2.

3.

4.

Perangkat perwakilan diplomatik diperlukan untuk membina hubungan antarnegara.
Perangkat perwakilan diplomatik meliputi sebagai berikut :
Duta besar berkuasa penuh, yaitu perwakilan yang secara struktur organisasi berada
pada tingkat tertinggi. Duta besar memiliki kekuasaan penuh dan luar biasa untuk
menjalin hubungan timbal balik dengan negara penerima.
Duta, yaitu perwakilan negara yang berkedudukan lebih rendah dari pada duta bersar
berkuasa penuh. Duta bertugas menyelesaikan persoalan berkaitan dengan negara
pengirim. Pejabat duta harus bekonsultasi dengan pemerintah dalam menjalankan
tugas-tugasnya.
Kuasa usaha, yaitu pejabat dinas luar negeri yang ditunjuk oleh menteri luar negeri.
Kuasa usaha bertindak sebagai kepala perwakilan diplomatik. Hal ini dilakukan
selama duta besar berkuasa penuh tidak ada di wilayah kerjanya atau berhalangan
menjalankan tugasnya.
Atase, yaitu perwakilan kantor pemerintah atau kementrian teknis yang berada di luar
negeri. Atase juga dapat diartikan sebagai suatu pejabat pembantu dari duta besar
berkuasa penuh. Atase terdiri dari dua bidang, yaitu atase pertahanan dan atase teknis.