PERSPEKTIF GLOBAL DAN ILMU PENGETAHUAN

PERSPEKTIF GLOBAL DAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
A. Sejarah Munculnya Istilah Perspektif Global
Dalam literatur perspektif global memiliki berbagai macam istilah,
yaitu global education dan education for a global perspective international
studies. Di Indonesia sendiri lebih sering disebut dengan perspektif global.
Empat hal pokok dalam perspektif global menurut Retnaningsih (1999: 12)
yaitu:
1. Kesadaran terhadap perspektif global
2. Sistem global
3. Sejarah global
4. Saling pengertian terhadap budaya lain.
Perspektif global berdasar pada ilmu-ilmu antropologi, psikologi,
sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik.Disiplin ilmu tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran warga negara dunia untuk berpartisipasi secara
aktif. Perspektif global masuk ke dalam kurikulum Indonesia pada tahun 1995
dengan mempertimbangkan kesiapan peserta didik agar dapat bersaing dalam
proses globalisasi.
Adanya peningkatan ekonomi saat ini mengakibatkan sangat
dibutuhkannya pendidikan perspektif global.Secara sadar atau tidak sadar,
adanya peningkatan ekonomi, sosial dan pendidikan dalam perkembangan

globalisasi merupakan pengaruh dari adanya perspektif global.Pendidikan
perspektif global merupakan pandangan terhadap isu-isu global yang terjadi
dalam suatu negara.Isu-isu global yang terjadi di dunia juga memberikan
dampak terhadap perkembangan pendidikan perspektif global di Indonesia
dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam aspek kehidupan sosial, penggunaan alat teknologi canggih
seperti gadget memberikan kemudahan penggunanya dalam melakukan
komunikasi antar kota, wilayah, daerah, maupun negara.Namun, hal ini

memberikan dampak negatif bagi perkembangan sosial masyarakat Indonesia
yang menerapkan nilai, norma, dan moral Pancasila.
Dalam aspek ekonomi, Indonesia juga turut andil dalam kegiatan pasar
bebas yang sering disebut dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asia).Indonesia
mencoba mencari keuntungan dalam kegiatan pasar bebas ini untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun, dengan ikut sertanya
Indonesia bisa saja memberikan kesempatan negara lain utuk menguras atau
mengambil SDA yang terdapat di Indonesia. Hal ini bisa saja terjadi karena
SDM Indonesia masih belum siap untuk ikut serta dalam kegiatan pasar bebas
ini.
Dalam aspek politik, Indonesia sudah melaksanakan hubungan bilateral

dengan negara lain. Hal ini juga merupakan dampak dari adanya perspektif
global secara tersirat.
Dalam aspek kesehatan, penggunaan alat-alat kesehatan yang semakin
canggih yang digunakan dalam bidang kesehatan untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit misalnya, dunia kesehatan kita juga sudah mampu
menggunakan alat kemotrapi yang digunakan untuk menyembuhkan kanker.
Dalam aspek keamanan negara, Indonesia telah menjadi rujukan dunia
dalam bidang militer. Dalam kegiatan militer, Indonesia telah mampu
mengirim beberapa anggota untuk ikut serta dalam keamanan dunia dan tak
sedikit dari negara lain yang meminta bantuan anggota militer Indonesia untuk
memberikan pendidikan terhadap anggota militer negaranya.
Dalam pendidikan di Indonesia, penerapan pendidikan perspektif
global dipadukan dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, PKn, dan
Bahasa Inggris.Pada mata pelajaranIlmu Pengetahuan Sosial, perspektif global
diselipkan dalam pembelajaran tentang globalisasi, pengenalan budaya negara,
dan interaksi sosial. Dalam bidang PKn, perspektif global dipadukan dalam
pembelajaran mengenai nilai, norma, dan moral Pancasila, sikap kecintaan
terhadap negara, dan sikap saling toleransi terhadap orang lain. Dan yang
terakhir dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.Adanya pelajaran Bahasa
Inggris, merupakan salah satu cara pendidikan Indonesia mengenal bahasa


asing yang akan berguna dikemudian hari. Dengan mengenal Bahasa Inggris
ini siswa akan mampu melakukan interaksi sosial dengan budaya asing.
Perspektif global merupakan suatu cara pandang manusia terhadap
dunia. Perspektif global ini bisa di artikan sebagai manusia sebagai warga
dunia yang bukan memikirkan kedaerahan lagi yang berimplikasi dengan
kecanggihan teknologi dan informasi. Meskipun antar manusia berjauhan
secara fisik namun komunikasi, perdagangan, politik, ekonomi, hubungan
sosial akan tetap terjaga. Orang yang berada di Amerika dapat berkomunkasi
dengan teman atau saudara yang berada di Indonesia tanpa perlu repot-repot
ke Indonesia, cukup dengan layanan internet dan provider, juga beberapa
aplikasi komunikasi seperti SNS, skype, aplikasi chating lainnya.
Namun secara ilmiah, perspektif global adalah wawasan atau cara
pandang mengenai fenomena secara keseluruhan, yakni fenomena adanya
interaksi, interdependensi, dan kompetisi antar umat manusia di muka bumi
(Sriartha, 2004: 5).
Dengan adanya era globalisasi ini juga mendukung pendidikan bertaraf
internasional namun mampu di pelajari di sudut desa, contohnya saja
pembelajaran jarak jauh (pjj), kursus online,dan lain sebagainya.
Globalisasi juga berdampak besar terhadap budaya kita, seperti

masuknya budaya barat lewat siaran televise dan internet yang berdampak
pada pola kehidupan kita seperti bergesernya tata cara berbusana, kebudayaan
dalam menghormati orang tua, dan lain sebgaianya.
Globalisasi bisa sangat menguntungkan dan sangat merugikan bagi kita
sebagai pribadi maupun kelompok. Pasalnya fakta-fakta yang mencengangkan
seperti adanya pasar bebas karena dampak globalisasi yang berdampak pada
individu yang awalnya bisa bermalas-malasan menjadi harus aktif, kreatif,
inovatif, dan dinamis dalam mengikuti perkembangan, jika tidak individu
tersebut tidak akan bisa di bertahan di arus globalisasi ini. Contoh dari
globalisasi pada bidang ekonomi yaitu pasar bebas ASEAN (MEA), yang
dimaksudkan MEA ialah perdagangan dari negara-negara di ASEAN akan
bebas keluar masuk, sementara di Indonesia memiliki sumber daya yang
berlimpah namun manusianya tidak berkualitas. Akibat dari manusia yang

tidak berkualitas itu adalah kemelaratan, kemisikinan, kriminalitas tinggi
karena tidak mampu bertahan membuat inovasi. Satu-satunya cara yang tepat
ialah bangkit membangun diri agar aktif, kreatif, produktif sehingga bisa
memanfaatkan MEA dengan baik tanpa ada suatu masyarakat yang dirugikan.
Dengan adanya beberapa fakta yang cukup memprihatinkan mengenai
Indonesia yang masih belum cukup mampu dalam mengimbangi globalisasi

ditinjau dari potensi sumber daya manusia, maka dibuatlah makalah ini yang
bertujuan untuk mengetahui asal-usul adanya perspektif, mengetahui ilmu apa
saja yang tertaut di dalamnya, dan mengetahui apa manfaat dari perspektif
global dalam kehidupan bermasyarakat, ekonomi, politik dan sosial.
Asal mula perspektif global yang sekarang ini masuk di Indonesia pada
tahun 1995 berawal dari negeri paman Sam. Ide ini tercetus pertama kali
dikarenakan kepentingan nasional negara tersebut pada sekitar tahun 1950.
Pada sekitar tahun 1970 topik ini semakin sering dibicarakan meskipun masih
banyak terjadi perdebatan antara memasukkan materi perspektif global ke
dalam kurikulum ataukah tidak.
Perspektif global di Indonesia mulai diterapkan pada kurikulum
pendidikan dasar dan menengah tahun1995 dan secara jelas dan tegas sebagai
pokok materi IPS sejak berlakunya kurikulum tahun 2004 (KBK) dan secara
jelas menekankan perlunya perspektif global diajarkan di sekolah.
B. Hakikat dan Konsep Perspektif Global
Masyarakat di dunia ini memiliki kekayaan tradisi, budaya, nilai, sikap
dan adat istiadat.Berdasarkan atas sejarahnya juga berbagai kekayaan tradisi,
budaya, nilai, sikap dan adat istiadat masyarakat yang tadinya hanya dimiliki
oleh sekelompok masyarakat kini dengan adanya globalisasi menjadikan
kekayaan


tersebut

dimungkinkan

menyebar

atau

bercampur

dengan

kebudayaan yang dimiliki oleh pihak kelompok masyarakat satu dengan yang
lainnya.Untuk itu diperlukan suatu pemikiran terhadap masalah yang timbul
akibat penyebaran atau percampuran antar kebudayaan dan pemikiran
masyarakat

di


seluruh

dunia.Dalam

rangka

menghindari

terjadinya

permasalahan yang diakibatkan perbedaan pendapat antar individu ataupun
kelompok maka diperlukannya perspektif global sebagai ilmu yang

mengajarkan untuk berpikir luas dan tidak hanya memandang suatu kejadian
dari satu sudut saja.
Perspektif global sendiri berdasarkan pendapat dari Sumaatmadja
(2009:1.4) memiliki definisi suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap
suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitudari
sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan
kitajuga diarahkan untuk kepentingan global.Dari pendapat tersebut dapat

diartikan bahwa perspektif global merupakan ilmu yang mempelajari tentang
suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup dan
kehidupan ini untuk kepentingan global yang lebih luas. Dimana cara berpikir
setiap individu harus secara global dan dalam bertindak dapat disesuaikan
dengan kondisi lokal dimana mereka berada. Kondisi berpikir secara global
dan menyesuaikan perbuatannya secara lokal tempat mereka berada harus
ditanamkan pada setiap individu dimulai saat mereka masih kecil dan
mengenal kehidupan sosial.Hal tersebut sangatlah penting mengingat kita
adalah bagian dari kehidupan di dunia yang di dalamnya terdapat
keterhubungan antar individu satu dengan yang lainnya dari berbagai macam
aspek serta kita harus sadar bahwa kita tidak dapat berkembang tanpa adanya
hubungan dan komunikasi dengan dunia luar dan saling ketergantungan antar
sesama.
Jika dipandang dari sudut pendidikan maka sebagai seorang guru harus
dapat mempersiapkan diri sebagai penghubung dengan dunia luar untuk para
muridnya. Menurut Sumaatmadja (2009:1.5) yang harus dilakukan oleh
seorang guru adalah:
1. Tertarik namun juga memiliki sikap kepedulian terhadap kejadian dan
kegiatan pada masyarakat lokal, nasional, dan global.
2. Selalu mencari dan menyimpan informasi yang terjadi di dunia.

3. Bersifat terbuka terhadap setiap pembaharuan.
4. Dapat menyeleksi secara cermat berbagai informasi dan kegiatan
pembaharuan yang baru didapat dimana harus berdasar atas kebutuhan
individu, kehidupan sosial budaya yang dimiliki oleh masyarakat dalam
lingkup tempat tinggal atau lokal.

Berdasarkan uraian diatas maka perspektif global juga dapat
didefinisikan sebagai suatu pandangan, dimana guru dan murid secara
bersama-sama

mengembangkan

perspektif

dan

keterampilan

untuk


menyelidiki suatu yang berhubungan dengan isu global dalam aspek
lingkungan, hak asasi manusia, keadilan, studi tentang dunia, dan
pengembangan pendidikan dan isu tersebut harus diberikan kepada peserta
didik dimana bukan hanya isu namun juga solusi atau cara yang harus
diterapkan oleh siswa berdasar pendapat siswa yang didukung oleh pendapat
siswa.
Dari pandangan secara umum dan dari sudut pandang pendidikan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perspektif global merupakan ilmu yang
mempelajari wawasan dan cara pandang terhadap dunia serta isinya. Bahwa
semua agama, ras, kulit, budaya, dan sebagainya serta cara untuk menghindari
diri dari cara berpikir sempit akibat isu global yang berkembang di dunia yang
dipelajari sejak masih kecil dan mengetahui kehidupan sosial baik di
lingkungan masyarakat tempat tinggal dan juga di sekolah. Di sekolah, guru
berperan sebagai penghubung serta pihak penengah antara isu global yang
sedang berkembang yang diketahui oleh siswa dengan cara menyikapi isu
tersebut dengan memandang dari berbagai aspek.
Untuk yang kontra terkesan masih ragu untuk memasukkan perspektif
global ke kurikulum karena belum terlalu jelas apa saja subtansi yang akan
diajarkan, tujuan inti, dan bagaimana cara pengajarannya.
Secara umum seperti yang dikatakan Steven L. Lamy (dalam Umi

Oktyari: 1) menyebutkan terdapat 4 alasan utama materi perspektif global
harus diajarkan, yaitu :
1. Kelompok Merkantilis (menekankankan pada pencapaian kepentingan
nasional negara)
Pandangan ini beranggapan bahwa peserta didik Amerika harus
dibekali pengetahuan tentang perspektif global agar mampu berkompetisi
dalam sistem Internasional dan mewujudkan kepentingan nasional
Amerika Serikat. Alasannya agar anak-anak muda Amerika memiliki

persiapan dalam sistem Internasional yang sangat kompetitif, yaitu penuh
dengan persaingan dan anarkis. Persaingan dalam hal ini bukanlah
perang dalam merebut suatu daerah namun lebih kepada siapa yang
mampu berinovasi dan memiliki keterampilan tinggi maka ia yang akan
bertahan.
Anarkis diartikan sebgai sistem yang tidak lagi mengutamakan
otoritas untuk mengatur sesuatu, semua orang memiliki hak yang sama
untuk mengatur sesuatu asalkan memiliki keterampilan, aktif, kreatif, dan
sangat cepat membaca peluang yang ada. Dalam era global ini semua
pihak akan berusaha menggunakan kekuatannya agar menjadi yang
terkuat dan tidak berada di dalam kekuasaan pihak lain. Meskipun
terdapat organisasi PBB (Persatuan Bangsa Bangsa), namun organisasi
tersebut tidak memiliki kedaulatan penuh untuk mengatur suatu negara,
apalagi mengatur negara-negara yang tidak ikut organisasi PBB (sangat
tidak diperbolehkan ikut campur). Ini menyebabkan negara-negara lain
bersikap hanya melihat negaranya sendiri dan berlomba untuk menjadi
yang terkuat di globalisasi yang identik dengan kebebasan ini.
2. Reformis (Pembaharu)
Kelompok reformis (pembaharu) melihat bahwa kita semua
merupakan masyarakat atau anggota Internasional. Kelompok reformis
tidak hanya memandang kedaerahan seperti menganggap dirinya
merupakan warga suatu desa, warga suatu kota, atau negara. Tapi
kelompok ini menganggap mereka adalah warga bumi, mereka
demikian? Karena mereka bertempat tinggal di bumi, mereka berpikir
sebagai salah satu warga dunia perlulah menerapkan perspektif global
dalam kurikulum untuk membekali peserta didik kedepannya agar warga
dunia yang terpecah menjadi banyak bangsa dapat saling bekerjasama,
menjalin hubungan baik, dan menanggung beban bersama.
Salah satu orang yang mendukung pendapat ini ialah Robert
Hanvey, Robert Hanvey menyatakan “program-program yang berkaitan
dengan perspektif global harus mampu membekali murid untuk hidup

lebih

baik

dengan

pengetahuan,kemampuan

memperkenalkan
analistis,

mereka

pada

dalam

menilai

kesempurnaan

(obyektif), dan strategi-strategi untuk berpartisipasi dan terlibat dalam
menyelesaikan masalah-masalah lokal, nasional, maupun internasional”
3. Utopian Kiri
Umi O.R (3:1998) menyatakan bahwa kelompok Utopian Kiri
berpendapat bahwa perspektif global harus ditujukan untuk menciptakan
adanya sistem internasional yang lebih adil melalui sistem sosialis.
4. Ultrakonservatif atau Utopian Kanan
Kelompok yang mendukung pendapat ini mengatakan bahwa
orang-orang yang mengajarkan perspktif global harus mendidik para
muridnyabahwa Amerika

Serikat

merupakan

pusat

dari

moral,

perekonomian, budaya, kehidupan social, dan kekuatan politik dunia.
Perpektif global termasuk relative baru (terutama ditinjau dari segi
penamaannya) masih banyak timbul pertanyaan-pertanyaan seperti:
apakah perlu murid sekolah dasar belajar bisa saling berkomukan kota.
Sama halnya kehidupan dunia dengan adanya kemajuan teknologi
transportasi dan informasi, orang materi ini, apa sajakah isi/materinya,
bagaimana relevansinya dengan kehidupan saat ini, terutama di dalam
kehidupan sehari-hari, dan sebagainya. Pertanyaan lain yang tidak kalah
pentingnya

adalah:

apakah

merupakan

suatu

program,

pandangan/wawasan, ataukah suatu pendekatan. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut di atas secara singkat dikatakan bahwa: semua murid
termasuk juga umat manusia secara keseluruhan merupakan anggota
masyarakat atau warga Negara dunia( kecuali nantinya diketemukan
kehidupan lain di luar planet bumi yang dihuni manusia).
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk individual sekaligus
social. Dalam kehidupan social terbukti kehidupannya yang membentuk
suatu kelompok dan berinteraksi dengan orang lain, kecuali ada kelainan
jiwa. Sedangkan relevansinya kehidupan ini adalah adanya kemajuan

teknologi terutama teknologi informasi yang menyebabkan dunia ini
mengecil cakupannya seperti sebuah desa dunia. Dalam kehidupan desa
biasanya kita lebih mengenal satu sama lain dan interaksinya lebih
intensif dibandingkan kota. Sama halnya dengan kehidupan dunia dengan
adanya kemajuan teknologi transportasi dan informasi, orang bisa saling
berkomunikasi kapanpun dan dimanapun melalui internet, telepon
genggam,dan sebagainya.
Perspektif global merupakan suatu program, pendekatan, atau
pandangan/wawasan, alasan kenapa tidak termasuk dalam kategori
program, karena perspektif

global bukan merupakan serangkaian

tindakan dan tahap-tahap dengan perkiraan hasil secara kuantitatif yang
harus dilalui sesuai dengan yang direncanakan, bahwa ilmu social lebih
tepat dievaluasi keberhasilan/kemajuannya secara kualitatif. Perspektif
global akan tetap diperlukan sepanjang manusia masih tinggal di bumi,
menjadi makhluk social, dan ada saling pengaruh antar umat manusia
dengan lingkungan alamnya. Perspektif global merupakan pendekatan,
karena apabila pendekatan yang diambil secara nasional atau bahkan
lokal maka tujuan, esensi dan penerapannya akan berbeda. Pemakaian
pendekatan nasional ataupun lokal akan membuat orang mempunyai
sifat-sifat

ultranasionalis

(nasionalisme

yangsangat

berlebihan),

chauvinis (merasa bahwa negaranyalah yang paling penting dan bermoral
di dunia), xenophobia (tidak suka pada hal-hal yang berasal dari Negara
lain), menjadi egosentris (merasa dirinya yang paling baik dan benar).
Perspektif global merupakan pandangan/wawasan karena sesuai dengan
istilah perspektif itu sendiri; perspektif global = wawasan yang global
bukan nasional ataupun lokal. Sebagai pendekatan dan wawasan maka
perspektif global berusaha mendidik murid agar berpikir global tapi
bertindak secara lokal dan bukan sebaliknya berpikir lokal bertindak
secara global.
Charlotte C. Anderson menyatakan bahwa tujuan dari perspektif
global untuk mendorong para murid agar mampu mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin dan informasi tersebt dapat digunakan

sebagai pegangan yang menjadikan mereka warga Negara yang produktif
dan menjadi insan yang punya rasa kepedulian sosial terhadap orang lain
(Anderson, 1994, p.79)
a. Perspektif global sebagai bagian dari IPS
Ilmu pengetahuan sosial tidak dapat dipisahkan dari hakekat
manusia itu sendiri, yaitu bahwa setiap manusia merupakan makhluk
individual sekaligus sosial. Sebagai makhluk individual sesorang
mempunyai kemampuan untuk memutuskan seuatu, mempunyai
keinginan dan sebagainya tanpa campur tangan orang lain, namun
demikian ketika dia akan melaksanakan keputusan ataupun
mewujudkan keinginannya tersebut akan bersangkutan dengan orang
lain. Keterlibatannya ataupun interaksinya dengan orang lain ini
yang disebut sebagai kehidupan sosial.
Didalam interkasi sosial tersebut akan selalu terjadi apa yang
dinamakan kerjasama, saling ketergantungan, saling pengaruh
mempengaruhi, persaingan dan bahkan mungkin konflik.
Dalam kehidupan sosial yang merupakan kumpulan dari
individu-individu akan terbentuk suatu komunitas dari yang terkecil
ataupun terdekat hingga yang terbesar/terjauh. Setiap manusia akan
menjadi anggota masyarakat dari yang terdekat yaitu keluarga, rukun
tetangga, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kotamadya, propinsi,
negara, sampai yang terjauh masyarakat dunia. Setiap individu akan
berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dalam seluruh
tingkatan masyarakat tersebut.
Perspektif global akan menekankan keanggotaan setiap
manusia sebagai warga negara dunia/global. Partispasi dan
pengetahuan / knowledge merupakan 2 hal yang saling berkaitan
satu sama lain seperti sekeping mata uang. Pada sisi yang satu berisi
partisipasi dan pada sisi lainnya berisi pengetahuan. Orang tidak
mungkin

berpartispasi

berpartisipasinya,

tanpa

demikian

mengetahui
juga

bagaimana

sebaliknya

untuk

cara
apa

berpengetahuan kalau tidak berpartisipasi. Partisipasi memerlukan

adanya pengetahuan, sehingga di dalam partispasi tersebut akan
tercipta tujuan secara harmonis.
Pengetahuan akan menyebabkan interaksi sosial seperti
kerjasama,

saling

ketergantungan

dan

saling

pengaruh

mempengaruhi berlangsung secara harmonis, sehingga kompetisi
ataupun persaingan yang menagarah pada konflik/disharmoni dapat
ditekan sampai ke tingkat yang paling rendah.
b. Interaksi Global dilihat dari berbagai disiplin Ilmu Pengetahuan
Sosial
Dilihat dari berbagai macam disiplin yang tercakup dalam
IPS, sepert: sejarah, ekonomi, politik, geografi, antroplogi,sosiologi,
psikologi sosial, interaksi yang sifatnya global sudah terjadi sejak
lama, meskipun intensitasnya tidak sekuat seperti yang terjadi
sekarang ini.
1) Sejarah
Sejarah mempelajari peristiwa masa lalu, konsep dasar
sejarah; waktu, tempat dan peristiwa. Sejarah dilihat dari
pengaruh peristiwanya sejarah dapat di bedakan menjadi
sejarah lokal, sejarah nasional, sejarah dunia. Sejarah lokal
memiliki lingkup dari sejarah desa, sejarah kecamatan, sejarah
kabupaten, sampai sejarah propinsi. Sejarah lokal sering
disebut sejarah mikro karena ruang lingkup sangat terbatas.
Sejarah lokal termasuk materi yang dipelajari di sekolah
dasar. Materi sejarah lokal tersebut mengutamakan daerah
sekitar sekolah. Dengan sejarah lokal siswa menjadi mengerti
mengenal perkembangan sejarah daerahnya sendiri. Sejarah
lokal memiliki arti yang sangat penting untuk menghubungkan
dengan dengan sejarah nasional. Siswa tidak asing dengan
sejarah tempat tinggalnya sendiri.
Menurut Hugiono dan P.K
mendifinisikan

sejarah

sebagai

Poerwantana
berikut

gambaran tentang peristiwa-peristiwa

sejarah

(1987:9)
adalah

masa lampau yang

dialami manusia , disusun secara ilmiah , meliputi urutan

waktu , diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah
dimengerti dan dipahami.
Menurut Sartono Krtodirdo (1992:59) secara singkat
mengkonsepkan

sejarah sebagai bentuk penggambaran

pengalaman kolektif pada masa lampau
Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
menelaah asal usul , perkembangan serta peranan masyarakat
di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu.
ada beberapa tujuan pembelajaran sejarah :
a) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
waktu dan tempat sebagai sebuah proses dari masa
lampau, masa kini dan masa depan
b) Melatih daya tanggap peserta didik untuk memahami fakta
sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan
ilmiah dan metodologi keilmuan.
c) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban
bangsa Indonesia di masa lampau.
d) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses
terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang
panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa
yang akan dating.
e) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai
bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga
dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam
berbagai bidang kehidupan, baik nasional maupun
internasional.
Dengan belajar sejarah kita akan mengetahui perubahanperubahan yang terjadi dan mampu belajar dari perubahan

yang terjadi tersebut, sehingga kita mampu mengantisipasi ,
mengahadapi dan mengatasinya di masa mendatang.
Contoh peristiwa searah : teradinya revolusi industry telah
mengubah masyrakat feudal (berdasarkan pada tanah agraris)
ke masyarakat industry, sedangkan pada abad sekarang ini
yang terjadi revolusi informasi , sehingga Negara-negara ynag
menguasai teknologi informasi yang akan berjaya . malaise
ekonomi dunia dan sekarang ini juga terjadi krisis ekonomi di
asia tenggara . bila keadaan ini tidak segera diatasi akan bisa
berpengaruh pada perekonomian dunia.
2) Ekonomi
Dilihat dari ekonomi, secara umum manusia ingin
memenuhi

kebutuhannya

secara

baik

dan

tercipta

kemakmuran. Menurut ekonomi bahwa: individu sebagai
konsumen dan produksen, individu tidak dapat memenuhi
kebutuhannnya sendiri. Dalam kenyataan hidup secara garis
besar dapat digolongkan menjadi tiga keadaan ekonomi dalam
masyarakat; yaitu pertama ”pendapatan naik - kebutuhan
turun” (keadaan ini yang paling

diharapkan),

”pendapatan turun-kebutuhan tetap” dan ketiga
turun dan

kedua

”pendapatan

kebutuhan naik” (keadaan ini sangat tidak

diharapkan).
Menurut Brown & Brown (1980:241) mengemukakan
bahwa ekonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang cara
bagaimana manusia melalui pranata-pranatanya memanfaatkan
keterbatasan sumber daya modal, sumber daya alam, dan
tenaga kerja. untuk memuaskan kebutuhan materinya.
Menurut Earl E.Muntz (Firirchild, H.P dkk :1982:102)
ekonomi adalah suatu studi tentang cara bagaimana manusia
mengorganisasikan sumber daya alam, kemampuan budaya ,
dan

tenaga

kerja

yang

kesejahteraan materialnya.

menopang

dan

meningkatkan

Pada prinsipnya setiap manusia merupakan produsen
sekaligus konsumen terhadap barang maupun asa. kebutuhan
manusia bersifat tidak terbatas , sementara prasarana dan
sarana untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas. hukum
ekonomi mengenal adanya kaitan antara konsumen dan
produsen serta penawaran dan permintaan . bila penawaran
turun(sedikit) sementara permintaan naik maka harga akan
naik. fenomena yang nampak dari hukum ekonomi bahwa, bila
permintaan naik sementara penawaran turun(sedikit) maka
harga akan turun.
Kebutuhan manusia, kebutuhan merupakan sesutau yang
diperlukan oleh manusia dlam rangka menaga kelangsungan
hidup untuk mencapai kesejahteraan hidup. macam-macam
kebutuhan hidup manusia dibedakan sebagai berikut:
a) Menurut intensitasnya kegunaan , kebutuhan terdiri atas
kebutuhan primer , kebutuhan sekunder, kebutuhan tersier
b) Menurut bentuk dan sifatnya, kebutuhan terdiri atas
kebutuhan jasmani dan rohani.
contoh : untuk memenuhi kebutuhan bahan mentah yang
sangat dibutuhkan orang Eropa pada musim dingin,
menyebabkan mereka berbondong-bondong berlayar ke
Negara-negara lain seperti Indonesia untuk mencari
rempah-rempah. untuk memenuhi kebutuhan nya, mereka
menadikan wilayah-wilayah yang kaya akan bahan mentah
sebagai

wilayah

aahannya,

sehingga

teradinya

kolonialisme.
3) Sosiologi
Manusia merupakan mahkluk sosial, manusia selalu
ingin diterima dilingkungannya. Kemjauan iptek pada

era

globalisasi mengakibatkan hubungan manusia/hubungan sosial
kemasyarakatan mengalami perubahan baik secara lambat
maupun secara cepat, baik skala besar

dalam arti antar

negara/bangsa, maupun secara skala kecil dalam arti hubungan
antar kelompok dengan kelompok lain atau hubungan individu

dengan individu. Perubahan hubungan ini ada yang bersifat
positif sesuai dengan harapan sehingga hubungan harmonis,
misalnya hubungan antara anggota ASEAN, menjadi lebih baik
dan ada perubahan yang negatif misalnya konflik di Maluku, di
Timur Tengah dan sebagainya.
Dilihat dari sosiologi era globalisasi banyak berpengaruh
pada mobilitas sosial secara vertikal maupun mobilitas sosial
secara horisontal. Mobilitas vertikal yaitu perpindahan status
dari strata yang satu ke strata lainya. Perpindahan status bawah
ke strata atas atau sebaliknya dari strata atas kestrata bawah.
Sosiologi megajarkan kepada kita bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh kelompok tempat ia terlibat sebagai
anggota dan oleh interaksi yang terjadi pada kelompok itu. Jadi
kalau

saja

manusia

hidup

menyendiri,

tidak

saling

berhubungan satu sama lain, maka tidak aka nada kegitan
social

yang

menjadi

sasaran

sosiologi.

Perkembangan

teknologi transportasi dan komunikasi telah menyebabkan
interaksi manusia meluas ke tingkat global secara lebih
intensif. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun non-fisik
melalui internet.
Teknologi computer melalui E-mail (electronic mail)
menyebabkan dunia ini tanpa batas (borderless) secara nonfisik.

Secara

fisik

batas-bata

wilayah

setiap

Negara

berdasarkan hukum internasional mawsih jelas. Setiap orang
yang mampu mengakses teknologi ini bisa berkirim maupun
menerima berita dari seluruh dunia membaca koran, majalah,
terbitan ilmiah, informasi wisata, dan sebagainya dari seluruh
penjuru dunia hanya dengan duduk di depan computer di
rumah masing-masing.
4) Antropologi
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari orang
(bentuk khas fisiknya), masyaraat, dan budayanya. Kumpulan
orang yang membentuk suatu masyarakat memiliki udaya yang
berkembang sejalan dengan invensi (penemuan) yang mereka

punyai.

Suatu

invensi

baru

perlu

diciptakan

untuk

menggantikan invensi lama, seperti: traktor menggantikan
bajak atau mobil/kuda besi Jepang mengganti kuda dan
keledai, makanan instan menggantikan nasi dan sebagainya.
Salah satu invensi yang perlu dipelajari dalam perspektif
global adalah perang, yang teah terjadi sejak lama dan teah
meminta korban jiwa maupun materi yang tidak sedikit. Salah
satu usaha yang ditempuh umat manusia di dunia ini dalam
menghindarkan perang adalah melalui pembentukan kerja
sama, apakah itu politik , ekonomi dan sebagainya. Salah satu
kerjasama dunia yang akan menjadi topic adalah Persatuan
Bangsa-Bangsa. Perang dianggap sebagai invensi, karena ada
suku I dunia ini yang tidak mengenal perang, yaitu suku
Lepchas dari Sikkim yang dlukiskan oleh Geoffrey Gover
dalam Himalayan Village.
Fakta ternyata menunjukkan bawa setiap orang dari suku
apapun menginginkan adanya perdamaian (peace). Ini terbukti
dari adanya konsep perdamaian dalam banyak bahasa. Hal ini
mecerminkan kerinduan sebagian besar umat manusia akan
keadaan damai. Istilah damai dalam bahasa Perancis paix,
bahasa Jerman Friede, bahasa Spanyol adalah paz, bahasa
Swedia adalah Fred, dan sebagainya (lihat lampiran 1). Setiap
bahasa daerah yang ada di Nusantara pun mengenal istilah
aman dan damai.
5) Geografi
Dilihat dari aspek geografi

banyak peristiwa alam yang

terjadi pada era globalisasi, misalnya perubahan iklim, pemanasan
global,

gempa bumi, tsunami

dan mobilitas penduduk.

Pembangunan industri secara besar-besaran banyak mempengaruhi
perubahan iklim.
Menurut pembagaian iklim matahari, bulatan bumi kita dibagi
menjadi iklim tropis, sub tropis, sedang dan dingin. Pembagaian
iklim matahari didasarkan pada sinar matahari yang diterima di
permukaan bumi kita. Berdasarkan

pembagaian iklim matahari

maka negara yang ada dipermukaan bumi kita dikelompokan
menjadi negara yang beriklim tropis, negara yang beriklim sub
tropis, negara beriklim sedang dan negara beriklim dingin.
Sebelum era globalisasi dapat dikatakan keadaan iklim
disetiap negara akan sama dari waktu kewaktu sesuai dengan ciri
khas yang sama, artinya iklim tersebut dapat di perkirakan secara
tepat, sedikit sekali terjadi perubahan iklim. Namun setelah banyak
industri besar yang dibangun terjadilah pemanasan bumi yang sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia. Keadaan yang langsung dapat
dirasakan antara lain terjadi perubahan iklim secara besar-besaran.
Contoh di Indonesia yang termasuk negara tropis, terjadi perubahan
iklim yang sangat besar, pergantian musim kemarau dan musim
penghujan tidak jelas. Bulan April sampai Oktober biasa disebut
musim kemarau sekarang menjadi musim penghujan, sama dengan
musim penghujan bulan Oktober-April.
Perubahan iklim yang terjadi pada era globalisasi ditandai
dengan adanya perubahan cuaca yang sangat ekstrim, sehingga
menimbulkan masalah

bagi industri pertanian pangan dan

perkebunan, hujan terlalu deras sehingga menimbulkan

bahaya

banjir dan tanah longsor, adanya angin puting beliung yang
berbahaya

bagi

kehidupan

manusia,

perubahan

mengakibatkan gelombang laut yang besar dan

iklim

juga

mengganggu

nelayan mencari ikan serta mengganggu palayaran.

C. Pokok-Pokok Pemikiran Perspektif Global
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki
peran penting dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan individu
dalam bertingkah laku sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara. Adanya pendidikan perspektif global dalam lembaga pendidikan
berperan sebagai:
1. Mempermudah siswa dalam melakukan hubungan interaksi dengan
kebudayaan asing. Misalnya adanya kegiatan Olimpiade Internasional
untuk tingkat SD. Kegiatan Olimpiade tersebut dilakukan oleh dua orang
siswa SD sebagai perwakilan dari Indonesia. Mereka membuat dan

mempresentasikan hasil percobaannya dalam membuat kulkas tanpa listrik
yang dipresentasikan di salah satu negara kawasan Asia Timur.
2. Mengajarkan siswa agar mampu menjaga dan mengolah sumber daya alam
yang terkandung di dalam negaranya. Misalnya, siswa yang bertempat
tinggal di daerah perairan mampu menjaga dan mengolah hasil sumber
daya alam bahan mentah menjadi bahan siap pakai dengan menggunakan
alat teknologi modern. Siswa yang tinggal di daerah pegunungan mampu
menjaga dan mengolah hasil sumber daya alam berupa sayuran maupun
buah-buahan organik yang dapat diperdagangkan di kota dengan
menggunakan alat transportasi modern.
3. National Council for the Social Studies (NCSS) pada tahun 1982
menunjukkan arti pentingnya perspektif global diajarkan di sekolahsekolah:
a. Sekarang kita hidup dalam masa terjadinya peningkatan globalisasi
yang ditandai dengan fenomena hampir semua orang berinteraksi
secara transnasional (tidak hanya terbatas dalam negaranya saja),
multi cultural (dalam berbagai macam budaya) dan cross-cultural
(berinteraksi dengan budaya lain selain yang dimilikinya).
b. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkat dunia tidak hanya
terbatas pada aktor-aktor negara saja, namun juga melibatkan
perseorangan, kelompok-kelompok lokal, organisasi-organisasi yang
bergerak dalam bidang teknologi dan ilmu, perdagangan, perusahaan
multi nasional, serta organisasi regional. Mereka ini semakin aktif
berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa-peristiwa lokal
maupun global.
c. Kehidupan umat manusia tergantung pada suatu lingkungan fisik
dunia yang ditandai dengan terbatasnya sumber-sumber alam.
Ekosistem dunia akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh umat
manusia.
d. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan manusia di bidang sosial,
politik, ekonomi, teknologi, pada masa kini dengan masa depan

umat manusia yang hidup di bumi ini beserta lingkungan fisiknya di
masa yang akan datang.
e. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hampir seluruh umat
manusia ini menyebabkan masing-masing individu dan seluruh
masyarakat berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan
serta dalam meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dunia.
D. Dimensi Perspektif Global
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghantarkan individu
untuk mengenal isu-isu global. Mengajarkan individu agar mampu
menghadapi dampak globalisasi tersebut.Di era yang serba modern ini, kita
harus mampu hidup tanpa sekat pembatas antara satu individu dengan indvidu
lain, namun kita harus mampu menyeleksi atau menyaring pengaruh buruk
yang merugikan diri sendiri.
Menurut Robert Hanvey dalam Retnaningsih (1999:16) menyebutkan
lima dimensi dari perspektif global antara lain yaitu:
1. Perspective conciousness
Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat
yang berbeda-beda di dunia.
2. State of planet awareness
Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwaperistiwa global.
3. Cross-cultural awareness
Adanya kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat
karakteristik budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun
ada perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaan
yang dimiliki.
4. Systemic awareness
Tahu akan sistem-sistem yang ada berikut alam ini, sehingga mulai
mengenal akan kompleksnya sistem internasional di mana aktor-aktor
negara dan aktor-aktor non negara saling pengaruh mempengaruhi dalam

berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada di dunia
ini.
5. Options for partipation
Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi
dengan baik dalam menghadapi isu-isu yang terjadi dari tingkat lokal,
nasional hingga internasional.
Selain itu, Makagiansar dalam Sumaatmadja (2009: 1.19-1.20)
mengajukan empat dimensi perspektif global yakni:
1. Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan
bangsa dan masyarakat. Pembangunan akan hampa jika tidak diilhamii
oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan
bagi pembangunan suatu negara serta merupakan alat seleksi bagi
pengaruh luar yang sudah tidak terkendali lagi.
2. Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok
manusia berhak diakui identitas budayanya.
3. Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan negara
partisipasi dari masyarakat sangat diperlukan. Partisipasi rakyat ini bukan
hanya dari sekelompok atau beberapa kelompok masyarakat saja, akan
tetapi dari seluruh masyarakat bangsa ini.
4. Memajukan kerja sama budaya antarbangsa. Ini dimaksudkan agar adanya
saling mengisi, saling mengilhami sehingga adanya kemajuan dan
peningkatan antar budaya bangsa.

E. Tujuan Pendidikan Perspektif Global
Perspektif global bertitik tolak dari masalah kehidupa sehari-hari yang
memiliki dampak besar terhadap masalah global. Perkembangan ilmu
pengetahuan tidak dapat dibatasi pada masalah lokal maupun nasional
saja.Selain itu, teknologi informasi sudah berkembang pesat dan mampu
mengakses segala permasalahan secara global.Oleh karena itu, kita harus

mampu memahami dunia ini. Marryfield dalam Sumaatmadja (2009: 1.18)
menyatakan tiga tujuan diberikannya pendidikan perspektif global:
1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan
masalah yang berkaitan dengan masalah global.
2. Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan
masalah lintas budaya.
3. Mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan profesinya.
Selain itu, menurut Lee Anderson dan Charlotte Anderson dalam
Retnaningsih (1999: 19), ada 5 tujuan pokok dari perspektif global di sekolahsekolah yaitu:
1. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu
yang membentuk masyarakat.
2. Mengembangkan pengertian bahwa mereka merupakan anggota dari
masyarakat manusia.
3. Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi
ini dan kehidupannya tergantung pada planet bumi ini.
4. Murid harus diberi pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku
aktif dalam masyarakat global ini.
5. Mendidik murid agar mempunyai kemampuan untuk hidup secara
bijaksana dan bertanggung jawab sebagai individu, sebagai umat manusia,
sebagai insan penghuni planet bumi ini serta sebagai anggota masyarakat
global.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka peran kita sebagai guru adalah:
1. Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya
pengetahuan global dalam memahami masalah-masalah dunia.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak didik sebagai landasan dalam
melakukan tindakan yang berdampak global.
3. Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari, yang
mempunyai pengaruh terhadap masalah global.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut Merryfield dalam Umi
(1999:18) dalam artikelnya yang berjudul “Institutuinalizing Cross-cultural
Experiences and International Expertise in Teacher Educational: the
Development and Potential of a Global Education PDS Network” (1995)
menyimpulkan konsep-konsep dari perspektif global yaitu bahwa para guru
perlu mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk mengajarkan kepada
muridnya yaitu:
1. Penghargaan

terhadap

adanya

perbedaan-perbedaan dan

persamaan

budaya, untuk itu para guru perlu mengajarkan berbagai macam perspektif
yang dimiliki orang lain ataupun masyarakat lain dan mereka perlu juga
mempunyai kesadaran untuk bertoleransi terhadap perspektif yang dimiliki
orang lain.
2. Dunia ini merupakan sebuah sistem sehingga di dalamnya terjadi saling
ketergantungan dan saling berkaitan.
3. Keputusan-keputusan dan tindakan yang diambil oleh seseorang akan
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh interaksi global.
Lee Anderson dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk
mempersiapkan murid agar menjadi warga negara yang baik harus dimulai dari
berbagai macam kelompok yang melibatkannya, dari terdekat hingga yang
terjauh, yaitu dari masyarakat lokal, bangsa, hingga global. Ada lima tujuan
pokok dari perspektif global:
a. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagi individuindividu yang membentuk masyarakat.
b. Mengembangkan pengertian bahwa mereka merupakan anggota
dari masyarakat manusia.
c. Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni
planet bumi ini dan kehidupannya tergantung pada planet bumi
tersebut.
d. Murid harus diberi pengertian bahwa mereka adalah partisipan
pelaku aktif dalam masyarakat global ini.

e. Mendidik murid agar mempunyai kemampuan untuk hidup
secara bijaksana dan bertanggungjawab sebagai individu, sebagai
umat manusia, sebagai insan penghuni planet bumi ini serta
sebagai anggota masyarakat global.
Dari beberapa tujuan yang telah dipaparkansebelumnya. Perspektif
global juga memiliki beberapa manfaat untuk dipelajari oleh siswa, yaitu:
1. Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan bahkan peserta didik
bahwa kita bukan hanya penghuni dari satu kampung, provinsi, negara,
akan tetapi penduduk dari satu dunia yang mempunyai ketergantungan satu
sama lain. Oleh karena itu, dalam bersikap dan bertindak harus
mencerminkan sebagai warga negara.
2. Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga kita
dapat mengikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek, terutama
dalam perkembangan IPTEK.
3. Mengondisikan para peserta didik untuk berpikir secara keselurahan bukan
hanya umumnya saja, sehingga suatu gejala atau masalah dapat
ditanggulangi dari berbagai aspek.
4. Melatih kepekaan dan kepeduliaan peserta didik terhadap perkembangan
dunia dengan segala aspeknya
F. Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global
Fokus dari perspektif global adalah berkaitan dengan masalah-masalah
global. Masalah-masalah global tersebut diperlukan pemahaman dari setiap
individu dalam rangka pengakuan bahwa setiap individu bukan semata-mata
warga dari suatu negara tapi juga warga dunia yang saling berketergantungan
antara orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam sekitar baik secara lokal,
nasional dan global. Kesadaran dalam diri itu muncul dari suatu pengakuan
bahwa masalah global itu penting untuk dipelajari, dipahami dan dimanfaatkan
untuk kepentingan bersama.
Dalam kehidupan global yang pertama kali harus disadari bahwa
manusia merupakan warga global, sebagai penduduk dunia yang memiliki hak
dan

kewajiban

tertentu.Hak

merupakan

inti

dari

kehidupan

warga

dunia.Sedangkan kewajiban merupakan panggilan atau tanggung jawab atau
tugas kita sebagai warga dunia. Selain itu perlu kita sadari bahwa di dunia ini
tidak hanya ada kita, akan tetapi ada orang lain yang bermukim di seluruh
belahan dunia. Oleh karena itu, kita harus banyak mempelajari tentang dunia
dan seisinya.
Kunci pokok dari perspektif global adalah menghormati orang lain.
Oleh karena itu, informasi, komunikasi terbuka dan mau mendengar
merupakan keterampilan dasar bagi warga negara untuk memahami
dunia.Kesadaran tentang terjadinya globalisasi adalah sikap/menerima suatu
kenyataan bahwa dunia ini semakin menyempit dengan adanya IPTEK. Suatu
peristiwa yang terjadi di satu belahan dunia akan dengan cepat diketahui di
belahan dunia lainnya.
Sikap dalam menghadapi globalisasi ini adalah bukan melawan arus
globalisasi akan tetapi kita harus dapat memilah dan memilih pengaruh
globalisasi itu sendiri. Kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan
yang luas agar dapat memilih dan memilah informasi atau nilai mana yang
diperlukan dan mana yang tidak, mana yang sesuai dengan nilai budaya kita
dan mana yang tidak.
Namun dalam pelaksanaan mempelajari perspektif global guru akan
dihadapkan dengan berbagai masalah. Masalah tersebut antara lain:
1. Menurut kurikulum sekolah tahun 1994, dalam pelajaran IPS materinya
belum sampai untuk membahas masalah dunia, akan tetapi masih terbatas
kepada tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi. Untuk masalah negara
Indonesia juga belum banyak dibahas. Ini tentu akan menyulitkan guru
untuk membicarakan dunia dengan para siswa. Untuk mengatasinya para
guru dapat memulainya dari hal yang ada di lingkungan siswa.
2. Masalah global adalah masalah integral, yaitu suatu permasalahan dapat
dilihat dari berbagai bidang ilmu. Sementara itu, dalam mata pelajaran IPS
di SD masih menitikberatkan pada materi bidang studi misalnya sejarah
dan geografi

3. Mata kuliah perpsektif global masih sangat baru, oleh karena itu, para guru
belum memiliki pengalaman yang cukup untuk mengajar materi yang
berkaitan dengan masalah global di SD
4. Buku sumber untuk pelajaran yang bersifat global di SD masih sangat
kurang. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas yang tinggi dari guru untuk
memunculkan masalah global dalam pengajaran IPS. Oleh karena itu, guru
dituntut untuk memperkaya diri dengan sumber lain di luar buku paket
yang dianjurkan oleh Depdikbud.
G. Urgensi Pendidikan Berperspektif Global
Di Indonesia perubahan-perubahan berskala besar yang terjadi di
negara lain dapat direspon secara cepat. Namun di negara Indonesia perubahan
tersebut direspon secara lambat yang mengakibatkan banyaknya perubahan
yang menumpuk dalam waktu yang terlalu singkat. Hal tersebut dikuatkan
dengan pendapat dari Suyomukti (2008:41) dimana pendidikan di Indonesia
tertinggal jauh dengan negara-negara besar namun juga negara yang sedang
berkembang seperti Malaysia, Vietnam, dan India yang beberapa tahun lalu
kualitasnya dibawah Indonesia. Tetapi sampai kapanpun pendidikan sebagai
suatu upaya menghadapkan manusia pada realitas yang terus saja berubah saat
ini sangat diharapkan perannya untuk mampu mengikuti arus zaman, bukan
berarti mengurangi ruang gerak manusia dalam melakukan aktivitas kehidupan
melainkan untuk menemukan kehidupan yang layak sesuai dengan pencapaian
tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan merupakan cara untuk menciptakan manusia yang
berkualitas. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang menggunakan
potensi fisik dan pikiran untuk merespon lingkungan sosial dan pengetahuan
yang

didapatnya.Tujuan

pendidikan

perspektif

global

adalah

untuk

menyeimbangkan pengetahuan dengan perubahan yang terjadi dilingkungan
sosialnya.Artinya, antara pendidikan perspektif global dengan perubahan
lingkungan baik pada aspek sosial, ekonomi, politik dll tidak hanya bersifat
satu arah namun saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.Kondisi
tersebut dapat menciptakan pembangunan kualitas manusia.

Tugas pendidikan adalah membawa manusia untuk mengembangkan
kemampuannya dalam menghadapi pertentangan arus zaman yang selalu
berubah.Syarat yang dimiliki guru dalam mengembangkan pendidikan yang
berperspektif global menurut Merry Field dalam Suyomukti (2008:53) adalah:
1. Kemampuan konseptual
Dimana guru harus memiliki wawasan tentang isu, dinamika,
sejarah

dan

nilai-nilai

global

agar

guru

memiliki

keterampilan,

mengapresiasi keberagaman budaya dan aspek lainnya dalam masyarakat
dunia yang nantinya dapat disampaikan pada peserta didik dengan baik.
Cara penyampaian kepada peserta didik dapat dengan cara mengaitkan isuisu apapun dengan matapelajaran yang sesuai dengan isu.
2. Pengalaman lintas budaya
Seorang guru harus memiliki kesadaran multi budaya yang akan
mudah terbentuk apabila orang secara langsung pernah mengalami
berinteraksi dengan berbagai macam etnik, ras, agama dan adat istiadat
yang berbeda-beda. Dimana ketidaktahuan akan menimbulkan prasangka,
sedangkan jika mengalaminya secara langsung akan menimbulkan adaptasi
dari interaksi yang telah berlangsung.
3. Keterampilan pedagogis
Keterampilan pedagogis menyangkut metode mengajar yang
diterapkan oleh guru agar peserta didik dapat memahami suatu masalah
dalam konteks yang luas.Selain itu, materi dan konsep permasalahan harus
disampaikan kepada peserta didik secara mudah dipahami untuk
memunculkan

motivasi

peserta

didik

untuk

mendalami

materi

pembelajaran.
Dari tujuan pendidikan, tugas pendidikan dan syarat yang dimiliki guru
di atas dapat disimpulkan pendidikan adalah aspek utama dan paling penting
dalam membimbing peserta didik untuk menciptakan pembangunan kualitas
manusia yang sanggup menghadapi isu-isu global dimana peran guru saat
membantu dalam proses pembelajarannya. Sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran dapat menggunakan buku-buku pelajaran dan teks bacaan yang

tidak hanya mengacu pada aspek pengetahuan namun juga harus memuat
materi-materi yang berkaitan dengan isu global.Misalnya kasus atau peristiwa
yang sedang terjadi di dunia.

Contoh Proses Pembelajaran untuk Murid Sekolah Dasar
Tema

: Globalisasi

Jenis Kegiatan

: Diskusi dan Penugasan Proyek

Tujuan Kegiatan :
1. Mengidentifikasi pengertian globalisasi.
2. Menjelaskan pengaruh globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan.
3. Menunjukkan dampak negatif dan positif dari globalisasi.
4. Mempertentangkan dampak globalisasi bagi kehidupan.
5. Menciptakan perilaku yang sesuai dengan nilai, norma, dan moral dalam
menghadapi perkembangan globalisasi.
6. Menyimpulkan manfaat dan dampak globalisasi.
7. Mendiskusikan masalah-masalah globalisasi.
8. Mendemonstrasikan salah satu penggunaan alat teknologi sebagai dampak dari
proses globalisasi.
Persiapan Kegiatan:
1. Bahan-bahan yang diperlukan:
a. Gambar mengenai dampak globalisasi
b. Gunting
c. Lem
d. Kertas HVS
e. Kertas buffalo sebagai alas hasil potongan kertas
f. Berita mengenai globalisasi
Langkah Kegiatan:
1.

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5
siswa

2.

Siswa diberikan permasalahan dari berita mengenai dampak globalisasi.

3.

Guru meminta siswa untuk melakukn diskusi tentang teks berita yang
diberikan.

4.

Siswa diminta untuk menyebutkan informasi yang terdapat dalam teks berita
tersebut.

5.

Siswa diminta untuk menuliskan dampak-dampak globalisasi baik dampak
positif maupun negatif.

6.

Siswa diminta untuk membuat solusi dari dampak globalisasi.

7.

Siswa dapat menanamkan nilai, norma, dan moral dalam menyikapi adanya
arus globalisasi

8.

Siswa diminta untuk mendemontrasikan salah satu contoh penggunaan alat
teknologi sebagai dampak globalisasi

9.

Guru memberikan gambar dampak-dampak globalisasi kepada siswa untuk
digunting dan ditempelkan