TOPIK I SIFAT DAN RUANG LINGKUP EKONOMI (1)

TOPIK I
SIFAT DAN RUANG LINGKUP EKONOMI
MANAJERIAL
A. Pengertian Ekonomi Manajerial
Ekonomi Manajerial adalah aplikasi dari prinsip ekonomi dan metodologi
yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan pada suatu perusahaan atau
organisasi. Secara lebih khusus ekonomi manajerial menggunakan alat dan teknik
analisis ekonomi untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajerial.
Pada prinsipnya ekonomi manajerial menghubungkan ilmu ekonomi tradisional
dengan ilmu-ilmu pengambilan keputusan dalam pembuatan keputusan manajerial,
sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar 1.1 dibawah.
Gambar 1.1. Peranan Ekonomi Manajerial dalam
Pembuatan Keputusan Manajerial

Meskipun ilmu ini dititikberatkan pada penerapan-penerapannya di dunia
bisnis, tetapi harus pula diketahui bahwa konsep-konsep ekonomi manajerial bisa

Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial


Page 1

juga diterapkan pada tipe-tipe organisasi lainnya. Prinsip-prinsip ekonomi manajerial
tersebut antara lain berkaitan dengan bagaimana mengalokasikan sumberdayasumberdaya yang langka secara efisien. Dengan demikian prinsip tersebut juga
relevan dengan manajemen nonbisnis, organisasi-organisasi nirlaba seperti lembagalembaga pemerintah, sekolah-sekolah, rumah sakit, museum, dan lain-lain.

B. Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
Untuk memahami konsep-konsep ekonomi manajerial secara lebih jelas, dapat
diperhatikan dari hubungannya dengan:
1. Ilmu Ekonomi Tradisional
Studi-studi ilmu ekonomi tradisional adalah sebagai berikut.


Teori :
Ekonomi mikro dititikberatkan pada konsumen, perusahaan-perusahaan, dan
industri-industri secara individual. Ekonomi makro dititikberatkan pada agregasi
dari unit-unit ekonomi, terutama perekonomian nasional.




Cabang-Cabang Tradisional :
o Ekonomi Pertanian
o Perbandingan Sistem Ekonomi - Ekonometrika
o Ekonomi Pembangunan
o Organisasi Industri
o Uang dan Bank
o Ekonomi Perkotaan dan Regional



Penekanan :
Ekonomi normatif ditekankan kepada pernyataan-pernyataan yang bersifat
preskriptif, yaitu menetapkan aturan-aturan untuk pencapaian tujuan-tujuan
tertentu. Ekonomi Positif ditekankan kepada deskripsi, yaitu menjelaskan
bagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi bekerja apa adanya tanpa memperhatikan
bagaimana seharusnya kekuatan-kekuatan tersebut bekerja.

Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial


Page 2

Oleh karena setiap cabang ilmu ekonomi berkaitan dengan pembuatan
kebijaksanaan manajerial, maka semua cabang tersebut digunakan di dalam analisis
ekonomi manajerial. Tetapi dalam prakteknya, ada beberapa cabang yang lebih
relevan untuk perusahaan bisnis dari pada yang lainnya misalnya ekonomi manajerial
ini. Ekonomi mikro dan makro secara umum memiliki peran penting dalam analisis
ekonomi manajerial, meskipun demikian, teori ekonomi mikro perusahaan secara
khusus peranannya sangat penting dan lebih berarti. Bisa juga dikatakan bahwa teori
perusahaan merupakan satu-satunya unsur yang paling penting dalam ekonomi
manajerial. Oleh karena secara individual perusahaan dipengaruhi oleh situasi
perekonomian nasional yang merupakan bidang bahas ekonomi makro, sehingga
ekonomi manajerial juga memanfaatkan analisis ekonomi makro.
Penekanan ekonomi manajerial tentu saja pada teori ekonomi normatif.
Dengan kata lain, ekonomi manajerial ini memberikan aturan-aturan dalam
pembuatan keputusan untuk membantu para manajer mencapai tujuan-tujuan
perusahaan atau organisasi mereka. Namun, jika para manajer akan menetapkan
aturan-aturan pengambilan keputusan yang sahih (valid), maka mereka harus
memahami lingkungan bisnis di mana mereka bekerja, sehingga untuk alasan inilah

ekonomi positif dan ekonomi deskriptif menjadi penting perananya.
2. Ilmu-Ilmu Pengambilan Keputusan (Decision Sciences)
Ilmu ekonomi memberikan kerangka teoritis dalam menganalisis masalah
masalah pengambilan keputusan manajerial. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu-ilmu
pengambilan keputusan juga memberikan seperangkat alat dalam pembentukan
model-model untuk membantu mengambil keputusan, menganalisis pengaruh dari
serangkaian tindakan alternatif, dan mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh dari
model-model tersebut.
Ekonomi manajerial ini banyak menggunakan teknik-teknik optimasi,
termasuk kalkulus deferensial dan program matematis yang dapat membantu sistem
manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Perangkat statistik juga digunakan untuk mengestimasi hubungan antara variabelGusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 3

variabel penting dalam masalah-masalah pengambilan keputusan tersebut. Selain itu
juga digunakan teknik-teknik peramalan (forecasting techniques) yang memainkan
peranan penting dalam pembuatan keputusan manajerial, dan dalam studi ekonomi

manajerial.
Seperti halnya dalam ilmu ekonomi, dikotomi yang digunakan dalam
pengklasifikasian ilmu-ilmu pengambilan keputusan di sini tidaklah mutlak. Tata cara
optimasi inheren dalam hubungan-hubungan statistis, baik teknik optimasi maupun
hubungan statistis berperanan penting dalam pengembangan metode peramalan.
Di samping adanya ketidakjelasan dalam klasifikasi ilmu ekonomi dan ilmuilmu pengambilan keputusan, ada ketidakjelasan yang substansional diantara
keduanya. Misalnya, kaidah ekonomi mikro yang sangat terkenal yang menyatakan
bahwa maksimisasi laba tercapai jika penerimaan marginal atau marginal revenue
(MR) sama dengan biaya marginal atau Marginal Cost (MC) diperoleh dari teknik
optimasi kalkulus diferensial. Karena saling keterkaitan inilah, maka perbedaanperbedaan pengertian mengenai ekonomi manajerial hanyalah masalah “bahasa” saja.
3. Administrasi Bisnis
Secara umum administrasi bisnis dikelompokkan ke dalam 4 kategori utama
yaitu:


Cabang-cabang fungsional
Cabang-cabang fungsional antara lain meliputi: Akuntansi, Keuangan,

Pemasaran, Personalia, dan Produksi. Cabang-cabang fungsional cukup penting
peranannya, karena baik dunia bisnis maupun sekolah- sekolah bisnis bisaanya terdiri

dari departemen-departemen seperti itu.


Cabang-cabang alat
Cabang-cabang alat antara lain meliputi: Akuntansi, Sistem Informasi

manajemen, Ekonomi Manajerial, Perilaku Organisasi, Metode Kuantitatif : Riset,
Operasi, dan Statistik. Cabang-cabang alat dan pemandu (integrating courses) tidak
Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 4

begitu mudah mengkategorikannya. Akuntansi, misalnya merupakan suatu fungsi di
dalam perusahaan. Oleh karena itu, akuntansi tercatat baik sebagai cabang fungsional
maupun alat.


Cabang-cabang khusus

Cabang-cabang khusus antara lain meliputi: Perbankan, Asuransi, Bisnis

Internasional, Real Estate, dan Regulasi. Cabang-cabang khusus juga besar
peranannya, dan posisinya dalam kurikulum administrasi bisnis


Cabang-cabang pemandu.
Cabang-cabang pemandu antara lain meliputi: Kebijaksanaan Perusahaan, dan

Ekonomi Manajerial. Cabang-cabang pemandu (integrating courses) tidak begitu
mudah mengkategorikannya.
Walaupun banyak perusahaan yang mempunyai departemen-departemen
ekonomi, namun departemen-departemen tersebut bisaanya kecil, dan ilmu ekonomi
perseorangan bukanlah merupakan suatu fungsi utama di dalam perusahaan. Satu
kemungkinannya adalah memasukkan ekonomi manajerial ini sebagai suatu cabang
khusus.
Dari penjelasan diatas dapatlah dikatakan bahwa ekonomi manajerial
mempunyai dua tempat dalam studi administrasi bisnis. Pertama, ekonomi manajerial
sebagai mata kuliah alat (tool course) yang mencakup teori, metode-metode, dan
teknik-teknik analisis ekonomis yang selanjutnya digunakan dalam cabang-cabang

fungsional. Kedua, ekonomi manajerial sebagai mata kuliah pemandu (Integrating
course) yang menggabungkan berbagai cabang fungsional dan tidak hanya
menunjukkan bagaimana cabang-cabang tersebut berinteraksi satu sama lain dalam
pencapaian tujuan perusahaan, tetapi juga bagaimana perusahaan berinteraksi dengan
lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.

C. Teori Perusahaan
Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 5

Sebuah perusahaan bisnis adalah kombinasi antara orang, aset fisik dan keuangan
dan informasi (teknis, pemasaran, koordinatif, dll). Perusahaan berdiri Karena mereka
sangat bermanfaat dalam mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya yaitu
menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa. Perusahaan-perusahaan tersebut
pada dasarnya merupakan unit-unit ekonomi.
Beberapa alasan adanya perusahaan:



Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi
barang dan jasa untuk dijual.



Perusahaan ada untuk menghemat biaya transaksi (transaction cost).



Model dasar dari suatu perusahaan bisnis diperoleh dari teori perusahaan dalam
versi yang tradisional, tujuan suatu perusahaan adalah memaksimalkan laba
dimana manager dari suatu perusahaan dianggap selalu berusaha untuk
memaksimalkan laba jangka pendek perusahaannya
Beberapa fungsi perusahaan antara lain meliputi:



Untuk membeli sumber daya ataupun input berupa tenaga kerja, modal dan bahan

mentah untuk diubah menjadi barang jadi atau jasa yang akan dijual.



Memiliki penekanan terhadap laba yang diperluas untuk mencakup dimensi
ketidakpastian (uncertainty) dan dimensi waktu, sehingga perusahaan menjadi
memaksimalisasikan nilai perusahaan.

Teori Perusahaan, mengakui maksimisasi kekayaan yang diharapkan bukan
lagi sekedar maksimisasi laba jangka pendek yang mencakup dimensi ketidakpastian
(uncertainty) dan waktu. Sasaran maksimisasi nilai/kekayaan yang diharapkan
sekarang dipandang sebagai tujuan utama bisnis dalam model ekonomi tentang
perilaku perusahaan.
1. Pengertian Nilai
Dasar dari model ekonomi adalah maksimisasi nilai suatu perusahaan. Nilai
perusahaan didefinisikan sebagai nilai sekarang dari arus kas bersih perusahaan yang
diharapkan pada masa mendatang. Aliran-aliran kas tersebut untuk saat ini bisa
disamakan dengan laba.
Berikut adalah rumus yang dapat digunakan untuk menghitung nilai
perusahaan:

Nilai prusahaan = PV dari laba yang diharapkan pada masa yang akan datang.
Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 6

Nilai Perusahaan =

1
2
n

 ... 
1
2
(1  i )
(1  i )
(1  i ) n
n
1
= 
1
11 (1  i )

(1)

Disini  1 ,  2 dan seterusnya mewakili laba yang diharapkan setiap tahun. t dan i
adalah suku bunga atau suku diskonto yang sesuai.
Karena laba (  ) sama dengan pendapatan total (TR) dikurangi biaya total (TC),
persamaan 1 dapat ditulis ulang sebagai berikut:
n

Nilai =

TRt  TCt
(1  i )t
t 1



(2)

Konsep penting dalam ekonomi manajerial adalah bahwa keputusan
manajerial di

keseluruhan perusahaan harus dianalisis dalam bentuk pengaruh

keputusan tersebut terhadap berbagai faktor penentu nilai yang diekspresikan dalam
persamaan 1 dan 2 diatas.
Nilai sekarang perusahaan adalah nilai laba pada masa mendatang yang
diharapkan dan yang didiskontokan kembali ke saat ini dengan suku bunga yang
sesuai.
Nilai Mendatang perusahaan dapat dihitung dengan rumus: FV n = PV(1 + i) n ,
di mana FVn adalah nilai mendatang dari sebuah jumlah awal, PV, yang
dimajemukkan dengan suku bunga i persen selama n periode. Bagian (1 + i) n adalah
faktor bunga nilai mendatang. Berdasarkan rumus tersebut dapat kita hitung nilai
sekarang: PV = FVn [1/(1 + i)]n. Bagian [1/(1 + i)]n adalah faktor bunga nilai sekarang.
2. Batasan/Kendala dan Teori Perusahaan
Kebanyakan keputusan manajerial dibuat berdasarkan batasan yang
menyangkut teknologi, kelangkaan sumber daya, kewajiban kontrak dan batasanbatasan pemerintah. Untuk mengambil keputusan yang memaksimumkan nilai, para
manajer harus mempertimbangkan baik implikasi jangka pendek maupun jangka

Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 7

panjang serta bagaimana berbagai batasan eksternal

tersebut mempengaruhi

kemampuan mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Tiga kategori batasan/kendala perusahaan adalah:
a. Batasan sumber daya
contoh:


Tenaga terlatih



Bahan mentah



Mesin



Ruang gudang

b. Batasan kuantitas atau kualitas output
contoh :


Tingkat output minimum yang harus diproduksi untuk memenuhi pesnan yang
telah disepakati



Persyaratan nutrisi untuk manusia



Persyaratan keandalan untuk produk-produk elektronik



Persyaratan jumlah minimum pelanggan yang bisa diberikan pelayanan
khusus

c. Batasan hukum
contoh :


Kebijakan pemerintah yang menetapkan tingkat upah minimum



Standar kesehatan dan keselamatan kerja



Batas toleransi tingkat polusi



Persyaratan efisiensi bahan bakar



Praktek penetapan harga yang wajar
Besarnya pengaruh dari batasan/kendala tersebut dalam proses pembuatan

keputusan manajerial membuat topic optimisasi terkendala (constrained optimization)
memiliki peranan yang sangat penting dalam ekonomi manajerial.
Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 8

3. Keterbatasan Teori Perusahaan
Teori ekonomi perusahaan, seperti telah dijelaskan diatas menyatakan bahwa
seorang manajer berusaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan dengan tunduk
pada kendala-kendala keterbatasan sumberdaya, teknologi, dan masyarakat. Secara
eksplisit teori tersebut tidak mengakui adanya tujuan-tujuan lainnya, termasuk
kemungkinan bahwa para manajer bisa melakukan tindakan-tindakan yang akan lebih
bermanfaat bagi orang lain selain pemegang saham, mungkin manajer itu sendiri,
atau masyarakat umum, tetapi akan mengurangi kekayaan pemegang saham.
Apakah model ekonomi dari perusahaan ini benar-benar cukup sebagai dasar
studi kita tentang pengambilan keputusan manajerial ? Jawabannya adalah ‘YA”,
karena:
a. Riset telah memperlihatkan bahwa persaingan yang ketat pada umumnya, baik di
pasar produk maupun pasar modal (untuk memperoleh modal) memaksa para
manajer untuk

mengusahakan maksimisasi nilai dalam proses pengambilan

keputusan mereka.
b. Meskipun tujuan maksimisasi nilai ini terlalu menyederhanakan beberapa tujuan
perusahaan lainnya, namun konsep dan pengertian yang dikembangkan teori
ekonomi perusahaan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.
c. Para manajer harus mempertimbangkan baik biaya maupun keuntungan dari
setiap tindakan sebelum mereka dapat membuat keputusan yang beralasan
d. Model maksimisasi nilai memberikan pendalaman untuk kegiatan-kegiatan
tanggung jawab sosial suka rela perusahaan, walaupun jika dilihat sekilas,
tampaknya model ini menyingkirkan kemungkinan tersebut.

D. Peranan Dunia Usaha Dalam Masyarakat
Unsur yang sangat penting dalam studi ekonomi manajerial adalah keterkaitan
antara dunai usaha dan masyarakat. Ekonomi manajerial ini mampu menjelaskan
peranan penting dunia usaha dan bisa menunjukkan bagaimana cara meningkatkan
manfaat dunia usaha bagi masyarakat.

Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 9

Bukti bahwa dunia usaha di Indonesia telah berperan cukup berarti bagi
tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia cukup jelas dan meyakinkan. Dunia
usaha bukan hanya telah memantapkan pertumbuhan ekonomi selama lebih dari dua
dasa waarsa terakhir ini, tetapi juga mampu mendistribusikan manfaat-manfaat dari
pertumbuhan ekonomi tersebut secara cukup baik. Para pemasok modal, tenaga kerja
dan sumberdaya-sumberdaya lainnya telah menerima hasil dari sumbangannya dalam
dunia usaha. Konsumen memperoleh manfaat baik dari kuantitas maupun kualitas
produk dan jasa yang mereka konsumsi. Pajak atas laba perusahaan telah
meningkatkan penerimaan pemerintah yang pada gilirannya akan meningkatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Apakah hal ini berarti bahwa dunia usaha tidak perlu mempunyai rasa
tanggung jawab sosial yang lebih luas lagi?. Tentu saja tidak. Perusahaan-perusahaan
berdiri karena “persetujuan” pemerintah untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat. Hanya melalui pelaksanaan “mandat” tersebut secara memuaskan,
perusahaan akan bisa terus hidup. Jika kebutuhan dan harapan masyarakat berubah,
maka dunia usaha harus menyesuaikan dan menanggapi perubahan-peruabahan
lingkungan tersebut.
Jika kesejahteraan

social bisa diukur, perusahaan-perusahaan bisnis

diharapkan untuk bekerja dengan suatu cara yang akan memaksimumkan indeks
kesejahteraan sosial. Maksimisasi kesejahteraan social tersebut membawa kita kepada
pertanyaan-pertanyaan penting yang sangat sulit untuk dijawab.
Dalam perekonomian pasar, sistem produksi dan alokasi barang dan jasa
dilakukan melalui mekanisme pasar. Perusahaan konsumen, mencari sumberdayasumberdaya yang diperlukan untuk mendistribusikannya. Pemasok modal, tenaga
kerja, dan bahan-bahan baku semuanya harus diberi imbalan dari perolehan/laba dan
penjualan output tersebut, serta proses tawar menawar terjadi diantara kelompokkelompok tersebut. Selain itu perusahaan, perusahaan tersebut bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lainnya untuk mendapatkan uang konsumen.

Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 10

Walaupun proses produksi dan alokasi barang dan jasa yang dilakukan oleh
pasar tersebut berjalan cukup efisien, namun ada banyak kesulitan yang inheren
dalam suatu perekonomian pasar bebas yang bisa menghalangi maksimalisasi
kesejahteraan sosial.
Salah satu kesulitan dalam perekonomian pasar bebas tersebut adalah bahwa
ada kelompok- kelompok tertentu yang bisa mendapatkan kekuasaan ekonomi yang
berlebihan yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan pangsa yang sangat
besar dari nilai yang dihasilkan oleh perusahaan itu. Misalnya ada penguasaan suatu
jenis barang tertentu oleh sebuah perusahaan (monopoli) sehingga perusahaan
tersebut berada dalam posisi yang bisa mengeksploitir konsumen. Perusahaan itu bisa
menetapkan tingkat harga yang tinggi dan mendapatkan laba yang sangat tinggi.
Untuk memecahhkan masalah ini bisa dilakukan oleh pemerintah melalui pengaturan
secara langsung. Harga dari perusahaan yang bersifat monopolis harus dikendalikan
dan diturunkan sampai para pemegang saham hanya menerima tingkat pengembalian
yang wajar dari investasi mereka. Proses pengaturan tersebut memang sederhana
dalam konsep, tetapi sangat membutuhkan biaya dan kadang-kadang sulit untuk
dilakukan.
Masalah kedua dalam perekonomian pasar terjadi jika hanya ada sedikit
perusahaan yang melayani pasar atau karena masalah skala ekonomi (economics of
scale). Jika perusahaan tersebut bersaing satu sama lain, maka tdak akan terjadi
eksploitasi. Namun demikian, jika mereka bekerja satu sama lain (kolusi) dalam
menetapkan harga, mereka bisa saja membatasi jumlah output, dan akhirnya
mendapatkan laba yang berlebihan, dan oleh karenanya menurunkan kesejahteraan
sosial. Di Amerika Serikat, undang-undang anti monopoli dibuat untuk mencegah
“kesepakatan rahasia” semacam itu dan juga untuk mencegah terjadinya merger
diantara perusahaan-perusahaan yang bersaing tersebut. Seperti halnya pengaturan
langsung, undang- undang anti monopoli tampaknya mengandung unsur yang
semena-mena dan juga membutuhkan biaya yang besar dalam pelaksanaannya, tetapi
sangat perlu demi keadilan ekonomi.
Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 11

Masalah ketiga adalah bahwa pada kondisi-kondisi tertentu, para pekerja bisa
dieksploitir. Oleh karena itu telah dibuat undang-undang yang menjamin kekuatan
tawar-menawar antara para usahawan dan para pekerja. Undang-undang tersebut
mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk mengajukan perjanjian secara kolektif
dan menahan diri oleh adanya standar upah minimum dan adanya serikat pekerja.
Masalah keempat yang dihadapi sistem ekonomi seperti ini adalah bahwa
perusahaan-perusahaan bisa membebankan biaya kepada masyarakat melalui
kegiatan produksi mereka. Misalnya, perusahaan itu seperti perusahaan tambang
misalnya. Jika debu-debu besi menyebabkan udara terpolusi, sehingga orang-orang
harus mengecat kembali rumahnya atau harus membersihkan pakaiannya lebih sering
atau menderita sakit paru-paru atau jenis-jenis penyakit lainnya, debu-debu tersebut
telah membebankan biaya kepada masyarakat umum.
Kegagalan untuk menggeser biaya-biaya social tersebut kepada perusahaan,
yang pada akhirnya juga kepada konsumen dari outputnya, mempunyai arti bahwa
perusahaan itu dan para pembelinya beruntung karena perusahaan tersebut tidak
membayar semua biaya kegiatan-kegiatannya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
alokasi sumberdaya yang tidak efesien secara ekonomis antara industri-industri dan
perusahaan. Akhir-akhir ini telah banyak perhatian yang dicurahkan untuk masalah
internalisasi

biaya-biaya

social

tersebut.

Beberapa

cara

dipakai

untuk

menginternalisasi biaya-biaya sosial termasuk menetapkan batas toleransi polusi yang
disebabkan oleh kegiatan industri atau produk tertentu.
Perusahaan-perusahaan bisnis terutama sekali merupakan kesatuan-kesatuan
ekonomi, dan oleh karena itu bisa diharapkan untuk memperhatikan tanggung jawab
social dalam konteks model ekonomi suatu perusahaan. Hal ini merupakan suatu
pertimbangan penting untuk menganalisis serangkaian pengaruh yang bisa
menggiring usaha-usaha bisnis menuju arah-arah baru yang diinginkan oleh
masyarakat. Pertimbangan-pertimbangan yang sama seyogyanya juga diambil
sebelum tekanan-tekanan politik atau pengaturan-pengaturan dikenakan kepada
perusahaan- perusahaan tersebut untuk membatasi kerja mereka. Jika masalahGusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 12

masalah itu dijadikan perhatian, maka model ekonomi perusahaan akan mampu
memberikan

pemikiran-pemikiran

yang sangat bermanfaat.

Model tersebut

menekankan analisisnya pada keeratan keterkaitan antara dunia dengan masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa dunia usaha harus mampu berperan serta secara aktif
dalam mengembangkan dan merumuskan peranannya dalam membantu masyarakat
untuk mencapai tujuan mereka.
1. Manajer Sebagai Pengambil Keputusan
Para manajer di suatu perusahaan bertanggung jawab hampir terhadap semua
pengambilan keputusan ekonomi dalam hal macam produk yang dihasilkan,
harganya, teknologi produksi yang digunakan, dan pembiayaan produksi yang pada
akhirnya akan menghasilkan laba atau rugi bagi perusahaan yang dijalaninya.
Manajer atau para manajer suatu perusahaan bisa merupakan pemilik perusahaan
tersebut bisa juga tidak. Oleh karena itu, tujuan para manajer tersebut tidak harus
persis sama dengan tujuan pemilik perusahaan.
Belakang ini semakin banyak perusahaan yang memberikan bonus, atau
sering disebut sebagai pangsa kinerja kepada para manajernya sebagai insentif untuk
memaksimumkan laba dalam situasi dimana para manajer tersebut mula mula tidak
punya minat untuk ikut memiliki perusahaan. Lebih dari itu, jika pindah ke jabatan
yang lebih tinggi, mereka harus meyakinkan bahwa perusahaan mereka mendapatkan
tingkat laba tertentu yang cukup memuaskan, atau lebih disukai jika tingkat
pertumbuhan laba tersebut cukup tinggi.
Untuk perusahaan besar/raksasa, para pengambil keputusan utama dalam
perusahaan tersebut bisaanya mencakup direktur pelaksana (Chief Executive Officer),
Presiden Direktur, Direktur Penjualan, Direktur Produksi/Operasi, Direktur
Keuangan, Pengawas, dan Para Komisaris (Wakil Pemegang Saham). Pengawas
bisanya adalah Kepala Akuntan dari perusahaan tersebut dan bertanggung jawab
untuk mengumpulkan data tentang biaya dan penerimaan perusahaan dan untuk
menetapkan anggaran perusahaan sehingga perannya sangat penting dalam proses
pengambilan keputusan.
Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 13

Para manajer yang telah disebutkan di atas, bisaanya bertanggung jawab
secara bersama-sama dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu keberuntungan
atau karir mereka bisa naik atau turun tergantung kepada kemampuan mereka dalam
menginterpretsikan masalah-masalah ekonomi dan data serta saran yang mereka
terima dari para konsultan ekonomi, analisis keuangan, dan peneliti pasar dari
perusahaan tersebut. Namun demikian walaupun tanggung jawab para manajer
terutama sekali terpusat pada upaya bagaimana caranya untuk memperoleh laba yang
maksimum, mereka juga mempunyai tugas “ekstra” yaitu harus memperhatikan
dampak negatif yang mungkin timbul karena kegiatan-kegiatan perusahaannya dan
harus mengamati dan tunduk kepada peraturan-peraturan pemerintah (hukum) dimana
perusahaan tersebut beroperasi. Oleh karena itu, para manajer dituntut untuk dapat
memadukan pengetahuan mereka dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan
perundang-undangan yang berlaku agar terhindar dari pengambilan keputusan yang
salah yang dapat merugikan diri mereka sendiri maupun perusahaan.

E. Sifat Dari Laba
Untuk memahami baik teori prilaku perusahaan maupun peranan perusahaan
dalam suatu perekonomian bebas, terlebih dahulu kita harus memahami sifat laba.
Laba merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha bebas. Sistem ini tidak akan
bekerja tanpa adanya laba dan tanpa motif mencari laba (profit-motive). Oleh karena
itu, kita akan menganalisis sifat laba tersebut secara lebih mendalam.
Laba didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan dengan biaya. Selisih
tersebut negative, disebut rugi. Untuk lembaga nirlaba, kelebihan penerimaan atas
biaya disebut surplus, sementara kekurangan penerimaan atas biaya disebut defisit.
1. Laba Bisnis Versus Laba Ekonomi
Perdebatan tentang pengertian laba sangat meluas karena sudut pandang yang
digunakan berbeda pula. Masyarakat awam dan masyarakat bisnis bisaanya
mendefinisikan laba dengan menggunakan konsep akuntansi. Bagi kelompok
tersebut, laba adalah sisa dari pendapatan dikurangi biaya eksplisit (akuntansi) dalam
Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 14

menjalankan usaha. Laba tersebut menunjukkan posisi jumlah kekayaan modal yang
tersedia setelah semua sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi dibayar.
Definisi laba seperti ini disebut laba bisnis (business profit) atau laba usaha.
Para ekonom juga mendefinisikan laba sebagai kelebihan penerimaan dari
biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha. Namun demikian, bagi ekonom,
kekayaan modal hanya dipandang sebagai sumberdaya yang harus dibayar jika modal
tersebut digunakan oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu, ekonom menganggap
tingkat kembalian normal (normal rate of return) dari kekayaan modal sebagai biaya
dalam menjalankan usaha. Tingkat kembalian normal ini merupakan tingkat
kembalian modal yang minimum yang diperlukan untuk memperoleh hasil dari
penggunaannya dalam suatu kegiatan tertentu (opportunity cost). Oleh karena itu,
laba bagi seorang ekonom adalah kelebihan dari laba bisnis atas tingkat
pengembalian normal dari kekayaan modal yang diinvestasikan oleh suatu
perusahaan. Konsep laba seperti ini sering disebut sebagai laba ekonomis.
Pemahaman terhadap perbedaan antara konsep laba bisnis dengan laba
ekonomis ini akan bisa membantu kita untuk mempertajam analisis mengapa laba
bisa terjadi dan apa peranannya dalam suatu perekonomian bebas. Konsep laba
ekonomis tersebut mengisyaratkan adanya pembayaran bagi penggunaan suatu
sumberdaya (kekayaan modal). Oleh karena itu, diperlukan suatu tingkat kembalian
normal, atau laba, untuk merangsang setiap individu untuk menabung dan
menginvestasikan sebagian dari dana yang mereka miliki. Laba normal ini secara
sederhana merupakan harga dari modal. Konsepnya tidak berbeda dengan harga dari
sumberdaya- sumberdaya lainnya, seperti tenaga kerja, bahan-bahan, dan energi.
Adanya laba ekonomis ini membuat masalah menjadi lebih rumit. Dalam
keseimbangan jangka panjang, laba ekonomis akan menjadi nol jika semua
perusahaan beroperasi dalam industri persaingan sempurna. Dengan kata lain, semua
perusahaan akan memperoleh tingkat laba bisnis yang hanya mencerminkan tingkat
kembalian normal dari investasi yang mereka tanamkan. Namun demikian, kita tahu
bahwa tingkat laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan juga berbeda-beda.
Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 15

Tingkat laba berkisar dari yang paling rendah sampai paling tinggi. Walaupun kita
dapat menjelaskan beberapa dari perbedaan-perbedaan tersebut dengan melihat
perbedaan-perbedaan resiko dalam bisnisnya, laba ekonomis (kerugian) pasti diterima
oleh berbagai perusahaan pada setiap waktu.
2. Teori Laba
Beberapa teori yang menerangkan tentang laba, antara lain meliputi:
a. Teori Friksi dari Laba Ekonomi
Teori ini menyatakan bahwa pasar seringkali tidak berada dalam ekuilibrium
karena adanya perubahan yang tidak diantisipasi dalam permintaan produk atau
kondisi biaya. Contoh: timbulnya generasi baru dari perangkat lunak komputer
yang mudah dipergunakan dapat mengarah pada peningkatan yang jelas dalam
permintaan akan komputer mikro, yang menyebabkan laba para pabrik komputer
mikro akan meningkat di atas tingkat normal untuk jangka waktu tertentu.
b. Teori Monopoli dari Laba ekonomi
Merupakan perluasan dari teori friksi. Teori ini menyatakan bahwa beberapa
perusahaan, karena faktor-faktor seperti skala ekonomi, persyaratan modal yang
tinggi, paten atau perlindungan impor dapat mengembangkan posisi monopoli
yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan laba diatas normal untuk
periode waktu yang lebih panjang.
c. Teori Inovasi dari Laba Ekonomi
Laba yang di atas normal dapat timbul sebagai hasil inovasi yang berhasil.
Contoh :

Xerox Corporation memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi

karena berhasil mengembangkan, memperkenalkan Dan memasarkan alat
penyalinan (fotocopy) yang unggul, terus menerima tingkat pengembalian di atas
normal sampai perusahaan-perusahaan lain memasuki bidang ini.
d.

Teori Kompensasi dari Laba Ekonomi
Teori ini menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang di atas normal sematamata merupakan imbalan bagi perusahaan yg sangat berhasil dalam memenuhi

Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 16

kebutuhan pelanggan, mempertahankan operasi yang efisien. Teori ini juga
mengenali laba ekonomi sebagai imbalan yg penting bagi fungsi kewirausahaan
dari para pemilik atau manajer.
3. Peran Laba
Laba ekonomi memainkan peran penting dalam perekonomian berbasiskan
pasar. Laba di atas normal berfungsi sebagai sinyal yang bernilai bahwa output
perusahaan atau industri harus ditingkatkan. Atau memberikan sinyal untuk ekspansi
dan masuk pasar. Laba di bawah normal memberikan sinyal untuk kontraksi dan ke
luar pasar.
Laba memainkan peran kritis baik dalam memberikan insentif bagi inovasi
dan efisiensi produksi maupun dalam mengalokasikan sumber daya yang langka.

Gusni, SE, MBA

Ekonomi Manajerial

Page 17