KEMANDIRIAN BANGSA DALAM PERSPEKTIF KETA

TEMA
KEMANDIRIAN BANGSA DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN NASIONAL
JUDUL
SWASEMBADA BERAS ORGANIK DAPAT MENINGKATKAN KETAHANAN
NASIONAL

CATURIDA MEIWANTO DOKTORALINA

1.

PENDAHULUAN
Keperluan pangan adalah hal strategis bagi suatu Negara, khususnya beras

yang menjadi kebutuhan pokok makanan dalam kehidupan keseharian kehidupan
manusia di Indonesia. Hal itu sangat erat kaitannya dan sangat berpengaruh
terhadap sektor produksi yang berdampak pada devisa suatu negara untuk
selanjutnya akan digunakan dalam sektor lain yang memberikan dampak pada
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk itu, dalam memenuhi target yang
selaras antara keperluan dan pendapatan atas peningkatan ekonomi Indonesia,
kementerian pertanian mencanangkan Beras Organik (BO) sebagai masa depan
pertanian Indonesia1. Selain itu, harga jual BO yang tinggi di pasar dunia dapat

membantu meningkatkan kesejahteraan petani yang disebabkan bahwa Nilai jual
BO per kilogram bisa mencapai Rp 90.000 atau enam Euro di Eropa. Hal ini
memberi arti bahwa harga BO 15-20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan
harga beras biasa atau naik 1500 persen. Tetapi bila keperluan tersebut tidak
dilakukan oleh seseorang yang memiliki pemahaman dalam cara atau proses cara
atau perbuatan untuk menjadi tujuan2 akan tidak optimum. Untuk itu, dalam
membangun kemandirian suatu bangsa, khususnya dalam ketahanan pangan,
pemerintah harus dapat mengoptimalisasikan peluang pangan yang sangat
menguntungkan ini. Sebab selain bertani, untuk ketahanan nasional dilaksanakan,
pembangunan bonus demografi atas jati diri bangsa akan kembali normal. Normal
dimaksud adalah disebabkan kembalinya Negara Indonesia pada swasembada
pangan sesuai kontruksi tanahnya yang subur dan hal itu juga berimbas pada
ketergantungan akan impor beras.
Secara khusus, Pemerintah Indonesia melalui kementerian pertanian, hingga
1

2

http://ekonomi.kompas.com/read/2016/09/01/171432026, diakses pada tanggal 1 Agustus 2017,
pukul 13.47 WIB

https://kbbi.web.id/paham,diakses pada tanggal 1 Agustus 2017, pukul 13.47 WIB

1

saat ini terus mendorong ekspor BO dengan memperbaiki regulasi yang ada.
Sawah yang dahulu telah menjadi lahan industri, harus dipikirkan kembali untuk
kembali memproduksi rancang bangun industri swasembada pangan khususnya
beras. Namun demikian, alternatif lain yang diberikan oleh pemerintah adalah
dengan merancang bangun minimal 100-200 hektare untuk pertanian organik di
Indonesia. Hal itu perlu dilakukan karena BO Indonesia telah masuk dalam pasar
beberapa negara, seperti Amerika, Italia, Uni Emirat Arab (UEA), Singapura dan
Malaysia. Bahkan keperluan pasar atas BO dari Indonesia pada pasar global
meningkat 20% yang berdampak pada peningkatan pendapatan sebesar 72 Milliar
USD.
Apabila mengacu hasil Research Institute of Organic Argiculture dan
International Federation of Organik Agriculture Movements (IFOAM) tahun 2015,
USA adalah pasar produk organik terbesar dengan capaian sebanyak USD 27,04
milliar, yang disusul oleh negara Jerman sebanyak USD 8,45 miliar, USD Prancis
4,8 miliar, dan USD China 2,67 miliar. Untuk itu, dengan memperhatikan kesuburan
tanah dan potensi atas bumi yang ada dan kepadatan penduduk sebanyak

258.316.051 jiwa (sekitar 258 Juta jiwa) atau sekitar 3,5% dari keseluruhan jumlah
penduduk dunia3 selayaknya dapat memperkokoh Ketahanan Nasional (TANNAS)
dari sisi sumberdaya pangan. Hal tersebut sangat rasional, mengingat bahwa
umumnya TANNAS sebagai kondisi dinamik bangsa Indonesia dalam aspek
kehidupan nasional terintegrasi serta masyarakat Indonesia yang ada adalah petani
yang pandai dalam SKA khususnya swasembada pangan. Jika hal tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik dengan keuletan dan ketangguhan serta kemampuan
masyarakatnya dalam mengembangkan kekuatan ketahanan nasional, maka
pemberdayaan BO dapat mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan (AGHT) yang datang dari dalam maupun luar negeri, khususnya
dalam Impor Beras dari Luar Negara Indonesia.
Namun demikian, secara khusus, apabila Indonesia mengalami masa
paceklik/kekurangan bahan makanan maka Pemerintah harus membentuk strategi
dengan mempercepat musim tanam. Hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan

3

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html, diakses pada tanggal 1
Agustus 2017, pukul 18.46 WIB


2

masa tanam ± 1 juta hektare dan secara simultan target penanaman padi sebagai
bahan BO terus dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan alasan bahwa apabila
masyarakat menanam ± 1 juta hektare, maka produksi gabah yang diperoleh adalah
sebanyak 6 juta ton gabah kering giling yang berarti bila dibagi dua akan
menghasilan angka sebanyak ± 3 juta ton sementara keperluan Indonesia adalah
sebanyak 2,6 ton. sementara kebutuhan kita 2,6 juta ton. Adapun mayoritas
pengimpor/peng-konsumsi

BO

telah

memahami

kelebihan

yang


dimiliki

kandungannya dalam sisi kesehatan. Kelebihannya adalah BO glukosa rendah dan
serat pangan serta serat larut yang tinggi sehingga tahan lebih lama di dalam
lambung, meningkatkan kontrol metabolik dan melancarkan metabolisme serta
memperbaiki sistem organ tubuh. Oleh karena itu, BO sangat baik dikonsumsi oleh
penderita diabetes

mellitus (kencing

manis),

penderita

autis,

serta

dapat


dikonsumsi oleh mereka yang tengah menjalani program diet4.

2.

PEMBAHASAN
Beras Organik adalah jenis beras dari padi yang dibudidayakan dengan cara

pertanian organik. Beras ini tidak menggunakan pupuk kimia sintetis, tetapi
menggunakan pupuk organik5. Proses yang dilakukan dalam menghasilkan juga
sangat alami, sebagai contoh dalam pemupukannya. Pupuk organik yang
digunakan adalah pupuk diperoleh dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan
sisa-sisa tanaman,hewan, dan manusia6. Pupuk organik dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan guna memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dan
memiliki keungulan yaitu dengan kandungan bahan organikdaripada kadar hara.
Adapun dalam pengendalian hamanya, juga menggunakan cara-cara yang alami.
Untuk itu, Negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional dan sebagai
kedaulatan tertinggi yang mempunyai pola dan alur pikir kemandirian dalam
mempertahankan kedaulatannya, tentu saja memerlukan terobosan teknologi yang

4


5

6

http://keepmefit.co.id/kenapa-harus-beras-organik/,diakses pada tanggal 1 Agustus 2017, pukul
18.46 WIB
www.ekafarm.com/makanan-sehat/apa-itu-beras-organik/,diakses pada tanggal 1 Agustus 2017,
pukul 18.46 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik,diakses pada tanggal 1 Agustus 2017, pukul 18.46
WIB

3

memberi daya dukung keberhasilan program swasembada BO ini. Program ini,
memiliki keterkaitan dengan memperhatikan wasnus

dalam implementasi

geostrategis7 yang pada akhirnya digunakan sebagai rumusan strategi nasional

(StraNas) dengan memperhitungkan konstelasi geografi negara dalam menentukan
kebijakan, tujuan, serta memanfaatkan sarana-sarana untuk mencapai tujuan
nasional. Dimana salah satunya adalah berbicara kemandirian pangan yang tidak
bergantung kepada impor beras.
Selain itu, bonus demografi dengan proyeksi penduduk pada tahun 2020
sebanyak 271 juta jiwa (BPS:2017)8, Luas Wilayah untuk menjadi ladang pertanian
di Merauke yang terdiri dari hamparan datar luas dan ada air dan 4,2 juta hektare
juga belum dioptimalkan begitupula pada beberapa daerah lain di Indonesia9. Tentu
saja, ddapat menjadi nilai tambah yang dapat melaksanakan keberlanjutan
swasembada BO sesuai visi,misi NRI sebagai salah satu potensi strategis
ketahanan nasional dalam swasembada pangan. Dukungan bonus demografi wajib
dioptimalisasikan dalam rangkaian perbaikan kekinian teknologi percepatan proses
swasembada pangan BO. Selain SDM yang cukup, pemerintah secara masif
menilai keberhasilan pembangunan dalan ketahanan nasional melalui pemberian
dana desa yang telah digulirkan. Karena jika hal ini dilakukan, maka sesuai laporan
Perserikatan

Bangsa-Bangsa

(PBB),


yang

menyatakan

bahwa

angka

ketergantungan penduduk Indonesia akan terus turun sampai 2020 dibandingkan
dengan negara Asia lainnya dapat dibuktikan, Hal ini juga akan membuktikan bahwa
kesiapan dan ketersedian pemerintah dalam menampung lapangan pekerjaan 70%
penduduk usia kerja di tahun 2020-2030, bahkan akan berujung pada pembentukan
kemandirian bangsa dalam mengolah sumber kekayaan alam yang ada, khususnya
dalam swasembada beras organik10.
TANNAS memperhatikan pancagatra berhubungan dengan pembangunan

7

8


9

10

http://rioslibary.blogspot.co.id/2013/07/makalah-geopolitik-geostrategi.html,diakses pada tanggal
1 Agustus 2017, pukul 18.46 WIB
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274, diakses pada tanggal 1 Agustus 2017, pukul
13.47 WIB
http://www.antaranews.com/berita/549552/presiden-jokowi-nyatakan-indonesia-berpotensikembangkan-sektor-pangan, diakses pada tanggal 1 Agustus 2017, pukul 13.46 WIB
https://seronokcat.wordpress.com/planologi-2/kependudukan/bonus-demografi-bonusdemografi-jadikan-berkah-singkirkan-bencana, diakses pada tanggal 1 Agustus 2017, pukul
13.46 WIB

4

nasional dalam ketahanan nasional akan lebih terjamin eksistensi dan
kelangsungan hidup serta perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan nasional
apabila swasembada pangan yang bersumber dari keanekaragaman hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau

minuman bagi konsumen manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman (UU Pangan, 2012)11.
Sebab, hanya wujud TANNAS yang tangguh salah satunya adalah kembali kepada
swasembada pangan dengan memanfaatkan bonus demografi pada tahun 2025.
Langkah kongkrit dalam implementasi konsepsi TANNAS dalam mengoptimalkan
ketahanan pangan sebagai suatu sistem dimana dari segi ekonomi, ketahanan
pangan terdiri dari tiga subsistem yang saling terkait yaitu pasokan, distribusi, dan
konsumsi. Tentu saja seluruh kegiatannya mengacu pada nilai-nilai kebangsaan
yang bersumber dari empat konsensus dasar bangsa yang pada akhirnya
mengarah kepada kemandirian bangsa dalam ketahanan pangan.

3.

PENUTUP
Untuk mencapai swasembada pangan beras organik untuk ketahanan

nasional, maka pemerintah harus melakukan penyiapan infrastruktur yang
sebelumnya swasembada pangan menjadi industri, kembali memadukan secara
terstruktur dan masif dengan memanfaatkan wilayah yang dapat digunakan dalam
proses pembiakan swasembada beras organik. Masyarakat bahu membahu dalam
kembali menjalankan program swasembada pangan. Peran pendidikan kembali
memberikan informasi dan kajian mengenai kesempatan dalam memperoleh
kehidupan layak dan berkecukupan pangan dengan memanfaatkan lahan yang ada
di sekitarnya dengan pengelolaan manajemen strategi, manajemen ekonomi yang
baik. Apabila hal tersebut dilaksanakan, maka swasembada pangan khususnya
dalam produksi beras organik dapat dilaksanakan sesuai dengan cita-cita nasional
dan akan menjadikan Indonesia memenuhi tujuan nasional sebagai negara yang
adil, makmur dan sejahtera

11

http://revolusitotal.org/13-strategi-ketahanan-pangan-nasional/, , diakses pada tanggal 1 Agustus
2017, pukul 18.46 WIB

5

DAFTAR PUSTAKA

BSI Geopolitik dan Wawasan Nusantara ISBN 978-602-14873-5-8, cetakan kedua
tahun 2017
BSI Geostrategi dan Ketahanan Nasional ISBN 978-602-14873-6-5, cetakan kedua
tahun 2017
BSI TANNAS, ISBN : 978-602-14873-6-5, cetakan kedua tahun 2017
Paparan Pakar dalam Diskusi Panel Pakar BS Geostrategi dan Ketahanan Nasional
PPSA XXI Selasa 1 Agustus 2017
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi
Nasional (RUEN).
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang bersumber
dari APBN
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Peraturan
Pemerintah No.60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang bersumber dari
APBN
Term of Reference (ToR) untuk peserta dalam kegiatan Penyusunan Esai Bidang
Studi Geostrategi dan Ketahanan Nasional PPSA-XXI Tahun 2017.
PMK Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa
Undang-Undang No 18 tentang Pangan Tahun 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

6