IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PTK docx
IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PTK
A.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan dengan Guru Kelas IV SD Negeri 01
Banyuurip, dapat diketahui bahwa permasalahn yang sering muncul dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
1.
Dalam mata pelajaran IPA, 8 dari 20 siswa kelas IV (40%) siswa kurang aktif dan
memiliki antusias yang tergolong rendah dalam mengikuti pembelajaran yang
disebabkan keterbatasan media.
2.
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, 14 dari 20 siswa kelas IV (70%) kurang dapat
mengoptimalkan kemampuan dalam hal mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi secara lisan dan tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk cerita, dan surat.
3.
Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sebagian besar siswa kurang dapat
mengimplementasikan atau menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.
4.
Dalam mata pelajaran Matematika, 6 dari 20 siswa kelas IV (30 %) kurang dapat
memahami konsep pecahan sehingga nilai ulangannya masih berada di bawah KKM.
5.
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang didominasi dengan hafalan.
Persentase Ketidaktuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuurip 01
80%
70%
60%
Persentase Ketidaktuntasan
Siswa Kelas IV SD Karangayu 03
Semarang
50%
40%
30%
20%
10%
0%
B.
Bahasa Indonesia
Matematika
IPA
ANALISIS MASALAH
Dari serangkaian masalah yang teridentifikasi di atas, masalah yang akan dikaji melalui
PTK adalah:
“Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, 14 dari 20 siswa kelas IV (70%) kurang dapat
mengoptimalkan kemampuan dalam hal mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi secara lisan dan tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk cerita, dan surat”
Alasan
pemilihan
masalah
tersebut
adalah
mengingat
bahwa
kemampuan
mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi merupakan salah satu prasyarat untuk dapat
menyampaikan gagasan siswa dalam setiap mata pelajaran dimana setiap siswa harus dapat
menyampaikan ide-ide atau gagasan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
C.
AKAR PENYEBAB MASALAH
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, akar penyebab masalah yang dikaji
adalah sebagai berikut:
Dari Guru
Kurangnya adanya motivasi yang diberikan guru kepada siswa untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru hanya menggunakan metode ceramah saat memberikan materi dan
cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran.
Guru belum menggunakan inovasi dalam pembelajaran
Guru kurang memperhatikan keaktifan siswa pada saat proses belajar.
Dari Siswa
Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar yang diajarkan sangat rendah.
Dari Alat Peraga dan Sumber Belajar
Guru hanya menggunakan buku panduan sebagai sumber belajar.
Guru tidak menggunakan alat peraga selama proses pembelajaran.
Dari KBM
Pembelajaran tidak diskenario secara menarik sehingga cepat membuat bosan, serta
keadaan kelas yang kurang kondusif karena siswa ribut sendiri.
D.
RUMUSAN MASALAH UMUM
Bagaimanakah cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia
pada siswa kelas IV SD Negeri 01?
E.
RUMUSAN MASALAH KHUSUS
1. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 01 Banyuurip dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia?
2. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together
dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia?
3. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together
dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa kelas IV SD Negeri 01
Banyuurip dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia?
4.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan akar penyebab masalah yang paling mendominasi adalah dari guru. Dari
berbagai masalah yang sumbernya guru salah satunya yaitu guru kurang berinovasi dalam
mengembangkan pembelajarannya, sehingga siswa kurang aktif. Maka, solusi pembelajaran
yang menurut saya sesuai untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan menggunakan
media gambar cerita bersambung.
5.
FORMULASI HIPOTESIS TINDAKAN
Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) maka kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SD
Negeri 01Banyuurip Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal dapat meningkat.
6.
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1.
Membuat perencanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan pembelajaran
kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
2.
Merancang dan mengembangkan skenario pembelajaran sesuai perencanaan.
3.
Membuat RPP sesuai skenario pembelajaran yang ada.
4.
Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran.
5.
Membuat alat pengumpul data yakni lembar observasi, angket, dan wawancara.
7.
TEMPAT
SD Negeri 01 Banyuurip Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal
8.
JUDUL PENELITIAN
“PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN GAGASAN
SECARA LISAN PADA SISWA SD KELAS IV SD MELALUI
PENDEKATAN NHT DAN METODE BERMAIN PERAN ”
PERBANDINGAN NILAI ULANGAN HARIAN KELAS IV
Nilai
No
Nama Siswa
Bahasa Ind.
Mat.
IPA
Nilai
KKM
Nilai
KKM
Nilai
KKM
1.
Irfan Fauzi
60
70
77
65
70
65
2.
Muhammad Yusup
62
70
60
65
55
65
3.
Romi Setiyo
65
70
58
65
50
65
4.
Yudistyo Yuswandi
63
70
55
65
72
65
5.
Agung Susanto
69
70
79
65
64
65
6.
Aziz Darmawan
68
70
75
65
75
65
7.
Dyah Ayu Fatimah
81
70
70
65
62
65
8.
Fenna Priskiati
69
70
79
65
78
65
9.
Gumilang Ahmad Rifa’i
80
70
82
65
78
65
10.
Indah Fibriyani
67
70
78
65
61
65
11.
Muhammad Hasanuddin
60
70
59
65
75
65
12.
Muhammad Saifudin
67
70
76
65
58
65
13.
Muhammad Safi’i
69
70
80
65
76
65
14.
Sifa Aulia
78
70
79
65
80
65
15.
Sinta Nur Fitriana
53
70
73
65
76
65
16.
Sri Agustini
85
70
59
65
63
65
17.
Taufik Huda
60
70
70
65
68
65
18.
Wildan Taufik
72
70
63
65
60
65
19.
Yuniar Pangesti
83
70
77
65
70
65
20.
Ika Nurhidayah
68
70
71
65
73
65
Prosentase ketidaktuntasan
70%
30%
40%
Persentase Ketidaktuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuurip 01
80%
70%
60%
Persentase Ketidaktuntasan
Siswa Kelas IV SD Karangayu 03
Semarang
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Bahasa Indonesia
Matematika
IPA
1. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, 14 dari 20 siswa kelas IV (70%) kurang
dapat mengoptimalkan kemampuan dalam hal mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi secara lisan dan tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk cerita, dan
surat dan nilai ulangan hariannya tidak mencapai KKM (70).
2. Dalam mata pelajaran Matematika, 6 dari 20 siswa kelas IV (30 %) kurang dapat
memahami konsep pecahan sehingga nilai ulangannya masih berada di bawah KKM
(65).
3. Dalam mata pelajaran IPA, 8 dari 20 siswa kelas IV (40%) siswa kurang aktif dan
memiliki antusias yang tergolong rendah dalam mengikuti pembelajaran yang
disebabkan keterbatasan media dan hasil belajar menunjukkan bahwa nilainya masih
di bawah KKM (65).
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD N 01
BANYUURIP KEC. NGAMPEL KAB. KENDAL (KKM : 70)
Nilai
No
Nama Siswa
UH 1
UH
2
UH 3
Nilai
Ratarata
Ket
1.
Irfan Fauzi
55
60
65
60
Tidak Tuntas
2.
Muhammad Yusup
58
68
60
62
Tidak Tuntas
3.
Romi Setiyo
65
63
67
65
Tidak Tuntas
4.
Yudistyo Yuswandi
57
68
64
63
Tidak Tuntas
5.
Agung Susanto
69
70
68
69
Tidak Tuntas
6.
Aziz Darmawan
70
65
69
68
Tidak Tuntas
7.
Dyah Ayu Fatimah
79
80
84
81
Tuntas
8.
Fenna Priskiati
66
71
70
69
Tidak Tuntas
9.
Gumilang Ahmad Rifa’i
78
81
81
80
Tuntas
10.
Indah Fibriyani
55
72
74
67
Tidak Tuntas
11.
Muhammad Hasanuddin
56
64
60
60
Tidak Tuntas
12.
Muhammad Saifudin
66
65
70
67
Tidak Tuntas
13.
Muhammad Safi’i
64
71
72
69
Tidak Tuntas
14.
Sifa Aulia
77
79
78
78
Tuntas
15.
Sinta Nur Fitriana
54
51
53
53
Tidak Tuntas
16.
Sri Agustini
78
89
90
85
Tuntas
17.
Taufik Huda
54
64
62
60
Tidak Tuntas
18.
Wildan Taufik
68
66
82
72
Tuntas
19.
Yuniar Pangesti
78
85
86
83
Tuntas
20.
Ika Nurhidayah
62
72
70
68
Tidak Tuntas
Jumlah
1705
1404
1425
Rata-rata kelas
85,25
70,2
71,25
Tabel distribusi frekuensi hasil nilai dan ketuntasan siswa dari nilai rata-rata ketiga
ulangan harian siswa kelas IV SD N 01 Banyuurip
No. Nilai
1.
50-55
2.
56-60
3.
61-65
4.
66-70
5.
71-75
6.
76-80
7.
81-85
Jumlah
Frekuensi
1
3
3
7
1
2
3
20
Persentase
5%
15%
15%
35%
5%
10%
15%
100%
Kategori
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Grafik data nilai ulangan Bahasa Indonesia kelas IV SD Banyuurip
jumlah siswa
7
7
6
5
4
3
2
1
0
3
tuntas
tidak tuntas
33
2
11
50-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
nilai siswa
Dari penyajian data di atas, menunjukkan bahwa 14 dari 20 siswa (70%) mengalami ketidak
tuntasan belajar. Sedangkan 6 siswa (30%) mengalami ketuntasan belajar dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun nilai terendahnya yaitu 53 dan nilai tertinggi adalah 85
dengan siswa yang memperoleh nilai terbanyak yaitu 7 siswa adalah pada rentangan nilai 6670. Jika dihubungkan dengan nilai KKM yaitu 65, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa kelas IV SD N Banyuurip tidak tuntas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dalam mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan dan tertulis.
PROSENTASE KETIDAKTUNTASAN
Siswa yang tidak tuntas dalam pelajaran Bahasa Indonesia
pada pokok bahasan mengenai mengungkapkan pikiran , perasaan, dan informasi secara
lisan dan tertulis sebanyak 14 dari 20 siswa.
14
x 100 =70
Persentase Ketidaktuntasan = 20
6
x 100 =30
Persentase Ketuntasan = 20
Prosentase Ketidaktuntasan Belajar Bahasa Indonesia
tuntas
tidak tuntas
DATA KUALITATIF
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan dengan guru kelas IV SD
Negeri 01 Banyuurip, permasalahan yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran
adalah kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, terutama terhadap
mata pelajaran yang di dalamnya sebagian besar berupa teori atau hafalan.
Berikut adalah skenario wawancara yang telah saya lakukan dengan guru kolaborator:
Saya
: “Bu, berdasarkan pengalaman yang telah Ibu dapatkan dalam mengajar di
kelas IV SD N 01 Banyuurip, adakah permasalahan yang sering muncul
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran”
Guru
: “Oo, ya, tentu saja hal itu sering saya jumpai. Terutama untuk mata
pelajaran yang sebagian besar berisi teori hafalan. Sebagian besar siswa
sering merasa bosan untuk mengikuti pelajaran tersebut”
Saya
: “Lalu berdasarkan pengalaman yang Ibu dapatkan, mata pelajaran apa
sajakah yang sering muncul permasalahan dalam pelaksanaannya?”
Guru
: “Sebenarnya banyak ya, mungkin dapat dikatakan hampir pada semua
mata pelajaran sering ditemukan kendala dalam pelaksanaannya. Akan
tetapi yang paling menonjol adalah pada mata pelajaran IPA, Matematika,
dan Bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran PKn juga kadang muncul
masalah, hanya saja tidak seperti yang terjadi pada mata pelajaran IPA,
Matematika, dan Bahasa Indonesia”.
Saya
: “untuk mata pelajaran IPA, permasalahan apakah yang sering muncul,
Bu?”
Guru
: “untuk IPA, permasalahannya adalah pada media dan alat peraga.
Keterbatasan
media
sangat
mempengaruhi
keefektifan
kegiatan
pembelajaran sehingga hasil yang dicapai jauh dari harapan. Sedangkan
untuk matematika, alat peraga juga menjadi penyebab dari permasalahan
yang muncul dalam pembelajaran”
Saya
: “lalu, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, permasalaha apa yang
muncul, Bu?”
Guru
: “untuk Bahasa Indonesia sebenarnya permasalahan yang timbul adalah
masalah umum. Siswa kurang dapat mengungkapkan pikiran, perasaan,
ataupun informasi, baik secara tertulis maupun secara lisan. Hal ini
merupakan permasalahan mendasar karena kemampuan mengungkapkan
pikiran atau gagasan juga diperlukan dalam mata pelajaran yang lain, tidak
hanya untuk pelajaran Bahasa Indonesia saja”
Saya
: “selain masalah dalam mata pelajaran, adakah masalah yang timbul dari
siswa itu sendiri, Bu?”
Guru
:” ya, tentu saja ada. Terdapat beberapa siswa yang sering membuat
kegaduhan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu
kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu dan tidak kondusif. Selain itu
juga, siswa kurang antusias dalam mengerjakan tugas rumah. Kadang ada
siswa yang belum mengerjakan tugas rumah dengan berbagai alasan”.
Saya
:” Apakah dalam mengajar Ibu telah menerapkan pembelajaran inovatif?”
Guru
:”Saya memang lebih mengutamakan metode ceramah di samping metode
diskusi yang saya lakukan. Setelah kegiatan diskusi, saya memberikan
materi yang berkaitan dengan bahan kajian pada pertemuan tersebut”.
Saya
:”Jika saya mengangkat permasalahan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia sebagai masalah yang paling urgen untuk dilakukan PTK,
bagaimana menurut pendapat Ibu?”
Guru
:”Ya, saya seuju dengan pendapatmu. Selain berdasarkan nilai ulangan yang
tingkat ketercapaiannya masih sangat rendah, permasalahan yang terjadi
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan masalaha mendasar
yang harus segera ditangani karena hal itu juga berkaitan dengan mata
pelajaran yang lain”.
Saya
“Lalu untuk penanganannya sendiri saya mengambil langkah menggunakan
pendekatan NHT
karena dengan pendekatan NHT siswa akan terpacu
untuk mengungkapkan gagasannya sehingga siswa menjadi terlatih dan
terbiasa untuk menyampaikan gagasan yang kemudian dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Bagaimana menurut Ibu?”
Guru
:”Ya, menurut saya itu merupakan langkah yang efektif untuk menangani
masalah yang terjadi”.
A.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan dengan Guru Kelas IV SD Negeri 01
Banyuurip, dapat diketahui bahwa permasalahn yang sering muncul dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
1.
Dalam mata pelajaran IPA, 8 dari 20 siswa kelas IV (40%) siswa kurang aktif dan
memiliki antusias yang tergolong rendah dalam mengikuti pembelajaran yang
disebabkan keterbatasan media.
2.
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, 14 dari 20 siswa kelas IV (70%) kurang dapat
mengoptimalkan kemampuan dalam hal mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi secara lisan dan tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk cerita, dan surat.
3.
Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sebagian besar siswa kurang dapat
mengimplementasikan atau menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.
4.
Dalam mata pelajaran Matematika, 6 dari 20 siswa kelas IV (30 %) kurang dapat
memahami konsep pecahan sehingga nilai ulangannya masih berada di bawah KKM.
5.
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang didominasi dengan hafalan.
Persentase Ketidaktuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuurip 01
80%
70%
60%
Persentase Ketidaktuntasan
Siswa Kelas IV SD Karangayu 03
Semarang
50%
40%
30%
20%
10%
0%
B.
Bahasa Indonesia
Matematika
IPA
ANALISIS MASALAH
Dari serangkaian masalah yang teridentifikasi di atas, masalah yang akan dikaji melalui
PTK adalah:
“Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, 14 dari 20 siswa kelas IV (70%) kurang dapat
mengoptimalkan kemampuan dalam hal mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi secara lisan dan tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk cerita, dan surat”
Alasan
pemilihan
masalah
tersebut
adalah
mengingat
bahwa
kemampuan
mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi merupakan salah satu prasyarat untuk dapat
menyampaikan gagasan siswa dalam setiap mata pelajaran dimana setiap siswa harus dapat
menyampaikan ide-ide atau gagasan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
C.
AKAR PENYEBAB MASALAH
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, akar penyebab masalah yang dikaji
adalah sebagai berikut:
Dari Guru
Kurangnya adanya motivasi yang diberikan guru kepada siswa untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru hanya menggunakan metode ceramah saat memberikan materi dan
cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran.
Guru belum menggunakan inovasi dalam pembelajaran
Guru kurang memperhatikan keaktifan siswa pada saat proses belajar.
Dari Siswa
Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar yang diajarkan sangat rendah.
Dari Alat Peraga dan Sumber Belajar
Guru hanya menggunakan buku panduan sebagai sumber belajar.
Guru tidak menggunakan alat peraga selama proses pembelajaran.
Dari KBM
Pembelajaran tidak diskenario secara menarik sehingga cepat membuat bosan, serta
keadaan kelas yang kurang kondusif karena siswa ribut sendiri.
D.
RUMUSAN MASALAH UMUM
Bagaimanakah cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia
pada siswa kelas IV SD Negeri 01?
E.
RUMUSAN MASALAH KHUSUS
1. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 01 Banyuurip dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia?
2. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together
dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia?
3. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together
dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa kelas IV SD Negeri 01
Banyuurip dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia?
4.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan akar penyebab masalah yang paling mendominasi adalah dari guru. Dari
berbagai masalah yang sumbernya guru salah satunya yaitu guru kurang berinovasi dalam
mengembangkan pembelajarannya, sehingga siswa kurang aktif. Maka, solusi pembelajaran
yang menurut saya sesuai untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan menggunakan
media gambar cerita bersambung.
5.
FORMULASI HIPOTESIS TINDAKAN
Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) maka kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SD
Negeri 01Banyuurip Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal dapat meningkat.
6.
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1.
Membuat perencanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan pembelajaran
kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
2.
Merancang dan mengembangkan skenario pembelajaran sesuai perencanaan.
3.
Membuat RPP sesuai skenario pembelajaran yang ada.
4.
Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran.
5.
Membuat alat pengumpul data yakni lembar observasi, angket, dan wawancara.
7.
TEMPAT
SD Negeri 01 Banyuurip Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal
8.
JUDUL PENELITIAN
“PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN GAGASAN
SECARA LISAN PADA SISWA SD KELAS IV SD MELALUI
PENDEKATAN NHT DAN METODE BERMAIN PERAN ”
PERBANDINGAN NILAI ULANGAN HARIAN KELAS IV
Nilai
No
Nama Siswa
Bahasa Ind.
Mat.
IPA
Nilai
KKM
Nilai
KKM
Nilai
KKM
1.
Irfan Fauzi
60
70
77
65
70
65
2.
Muhammad Yusup
62
70
60
65
55
65
3.
Romi Setiyo
65
70
58
65
50
65
4.
Yudistyo Yuswandi
63
70
55
65
72
65
5.
Agung Susanto
69
70
79
65
64
65
6.
Aziz Darmawan
68
70
75
65
75
65
7.
Dyah Ayu Fatimah
81
70
70
65
62
65
8.
Fenna Priskiati
69
70
79
65
78
65
9.
Gumilang Ahmad Rifa’i
80
70
82
65
78
65
10.
Indah Fibriyani
67
70
78
65
61
65
11.
Muhammad Hasanuddin
60
70
59
65
75
65
12.
Muhammad Saifudin
67
70
76
65
58
65
13.
Muhammad Safi’i
69
70
80
65
76
65
14.
Sifa Aulia
78
70
79
65
80
65
15.
Sinta Nur Fitriana
53
70
73
65
76
65
16.
Sri Agustini
85
70
59
65
63
65
17.
Taufik Huda
60
70
70
65
68
65
18.
Wildan Taufik
72
70
63
65
60
65
19.
Yuniar Pangesti
83
70
77
65
70
65
20.
Ika Nurhidayah
68
70
71
65
73
65
Prosentase ketidaktuntasan
70%
30%
40%
Persentase Ketidaktuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuurip 01
80%
70%
60%
Persentase Ketidaktuntasan
Siswa Kelas IV SD Karangayu 03
Semarang
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Bahasa Indonesia
Matematika
IPA
1. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, 14 dari 20 siswa kelas IV (70%) kurang
dapat mengoptimalkan kemampuan dalam hal mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi secara lisan dan tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk cerita, dan
surat dan nilai ulangan hariannya tidak mencapai KKM (70).
2. Dalam mata pelajaran Matematika, 6 dari 20 siswa kelas IV (30 %) kurang dapat
memahami konsep pecahan sehingga nilai ulangannya masih berada di bawah KKM
(65).
3. Dalam mata pelajaran IPA, 8 dari 20 siswa kelas IV (40%) siswa kurang aktif dan
memiliki antusias yang tergolong rendah dalam mengikuti pembelajaran yang
disebabkan keterbatasan media dan hasil belajar menunjukkan bahwa nilainya masih
di bawah KKM (65).
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD N 01
BANYUURIP KEC. NGAMPEL KAB. KENDAL (KKM : 70)
Nilai
No
Nama Siswa
UH 1
UH
2
UH 3
Nilai
Ratarata
Ket
1.
Irfan Fauzi
55
60
65
60
Tidak Tuntas
2.
Muhammad Yusup
58
68
60
62
Tidak Tuntas
3.
Romi Setiyo
65
63
67
65
Tidak Tuntas
4.
Yudistyo Yuswandi
57
68
64
63
Tidak Tuntas
5.
Agung Susanto
69
70
68
69
Tidak Tuntas
6.
Aziz Darmawan
70
65
69
68
Tidak Tuntas
7.
Dyah Ayu Fatimah
79
80
84
81
Tuntas
8.
Fenna Priskiati
66
71
70
69
Tidak Tuntas
9.
Gumilang Ahmad Rifa’i
78
81
81
80
Tuntas
10.
Indah Fibriyani
55
72
74
67
Tidak Tuntas
11.
Muhammad Hasanuddin
56
64
60
60
Tidak Tuntas
12.
Muhammad Saifudin
66
65
70
67
Tidak Tuntas
13.
Muhammad Safi’i
64
71
72
69
Tidak Tuntas
14.
Sifa Aulia
77
79
78
78
Tuntas
15.
Sinta Nur Fitriana
54
51
53
53
Tidak Tuntas
16.
Sri Agustini
78
89
90
85
Tuntas
17.
Taufik Huda
54
64
62
60
Tidak Tuntas
18.
Wildan Taufik
68
66
82
72
Tuntas
19.
Yuniar Pangesti
78
85
86
83
Tuntas
20.
Ika Nurhidayah
62
72
70
68
Tidak Tuntas
Jumlah
1705
1404
1425
Rata-rata kelas
85,25
70,2
71,25
Tabel distribusi frekuensi hasil nilai dan ketuntasan siswa dari nilai rata-rata ketiga
ulangan harian siswa kelas IV SD N 01 Banyuurip
No. Nilai
1.
50-55
2.
56-60
3.
61-65
4.
66-70
5.
71-75
6.
76-80
7.
81-85
Jumlah
Frekuensi
1
3
3
7
1
2
3
20
Persentase
5%
15%
15%
35%
5%
10%
15%
100%
Kategori
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Grafik data nilai ulangan Bahasa Indonesia kelas IV SD Banyuurip
jumlah siswa
7
7
6
5
4
3
2
1
0
3
tuntas
tidak tuntas
33
2
11
50-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
nilai siswa
Dari penyajian data di atas, menunjukkan bahwa 14 dari 20 siswa (70%) mengalami ketidak
tuntasan belajar. Sedangkan 6 siswa (30%) mengalami ketuntasan belajar dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun nilai terendahnya yaitu 53 dan nilai tertinggi adalah 85
dengan siswa yang memperoleh nilai terbanyak yaitu 7 siswa adalah pada rentangan nilai 6670. Jika dihubungkan dengan nilai KKM yaitu 65, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa kelas IV SD N Banyuurip tidak tuntas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dalam mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan dan tertulis.
PROSENTASE KETIDAKTUNTASAN
Siswa yang tidak tuntas dalam pelajaran Bahasa Indonesia
pada pokok bahasan mengenai mengungkapkan pikiran , perasaan, dan informasi secara
lisan dan tertulis sebanyak 14 dari 20 siswa.
14
x 100 =70
Persentase Ketidaktuntasan = 20
6
x 100 =30
Persentase Ketuntasan = 20
Prosentase Ketidaktuntasan Belajar Bahasa Indonesia
tuntas
tidak tuntas
DATA KUALITATIF
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan dengan guru kelas IV SD
Negeri 01 Banyuurip, permasalahan yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran
adalah kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, terutama terhadap
mata pelajaran yang di dalamnya sebagian besar berupa teori atau hafalan.
Berikut adalah skenario wawancara yang telah saya lakukan dengan guru kolaborator:
Saya
: “Bu, berdasarkan pengalaman yang telah Ibu dapatkan dalam mengajar di
kelas IV SD N 01 Banyuurip, adakah permasalahan yang sering muncul
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran”
Guru
: “Oo, ya, tentu saja hal itu sering saya jumpai. Terutama untuk mata
pelajaran yang sebagian besar berisi teori hafalan. Sebagian besar siswa
sering merasa bosan untuk mengikuti pelajaran tersebut”
Saya
: “Lalu berdasarkan pengalaman yang Ibu dapatkan, mata pelajaran apa
sajakah yang sering muncul permasalahan dalam pelaksanaannya?”
Guru
: “Sebenarnya banyak ya, mungkin dapat dikatakan hampir pada semua
mata pelajaran sering ditemukan kendala dalam pelaksanaannya. Akan
tetapi yang paling menonjol adalah pada mata pelajaran IPA, Matematika,
dan Bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran PKn juga kadang muncul
masalah, hanya saja tidak seperti yang terjadi pada mata pelajaran IPA,
Matematika, dan Bahasa Indonesia”.
Saya
: “untuk mata pelajaran IPA, permasalahan apakah yang sering muncul,
Bu?”
Guru
: “untuk IPA, permasalahannya adalah pada media dan alat peraga.
Keterbatasan
media
sangat
mempengaruhi
keefektifan
kegiatan
pembelajaran sehingga hasil yang dicapai jauh dari harapan. Sedangkan
untuk matematika, alat peraga juga menjadi penyebab dari permasalahan
yang muncul dalam pembelajaran”
Saya
: “lalu, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, permasalaha apa yang
muncul, Bu?”
Guru
: “untuk Bahasa Indonesia sebenarnya permasalahan yang timbul adalah
masalah umum. Siswa kurang dapat mengungkapkan pikiran, perasaan,
ataupun informasi, baik secara tertulis maupun secara lisan. Hal ini
merupakan permasalahan mendasar karena kemampuan mengungkapkan
pikiran atau gagasan juga diperlukan dalam mata pelajaran yang lain, tidak
hanya untuk pelajaran Bahasa Indonesia saja”
Saya
: “selain masalah dalam mata pelajaran, adakah masalah yang timbul dari
siswa itu sendiri, Bu?”
Guru
:” ya, tentu saja ada. Terdapat beberapa siswa yang sering membuat
kegaduhan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu
kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu dan tidak kondusif. Selain itu
juga, siswa kurang antusias dalam mengerjakan tugas rumah. Kadang ada
siswa yang belum mengerjakan tugas rumah dengan berbagai alasan”.
Saya
:” Apakah dalam mengajar Ibu telah menerapkan pembelajaran inovatif?”
Guru
:”Saya memang lebih mengutamakan metode ceramah di samping metode
diskusi yang saya lakukan. Setelah kegiatan diskusi, saya memberikan
materi yang berkaitan dengan bahan kajian pada pertemuan tersebut”.
Saya
:”Jika saya mengangkat permasalahan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia sebagai masalah yang paling urgen untuk dilakukan PTK,
bagaimana menurut pendapat Ibu?”
Guru
:”Ya, saya seuju dengan pendapatmu. Selain berdasarkan nilai ulangan yang
tingkat ketercapaiannya masih sangat rendah, permasalahan yang terjadi
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan masalaha mendasar
yang harus segera ditangani karena hal itu juga berkaitan dengan mata
pelajaran yang lain”.
Saya
“Lalu untuk penanganannya sendiri saya mengambil langkah menggunakan
pendekatan NHT
karena dengan pendekatan NHT siswa akan terpacu
untuk mengungkapkan gagasannya sehingga siswa menjadi terlatih dan
terbiasa untuk menyampaikan gagasan yang kemudian dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Bagaimana menurut Ibu?”
Guru
:”Ya, menurut saya itu merupakan langkah yang efektif untuk menangani
masalah yang terjadi”.