CONTOH RISET ANALISIS PENGARUH KUALITAS
1. ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK BARU DAN BRAND
EQUITY (EKUITAS MEREK) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
AIR MINERAL MEREK ALFAMART 600ML PADA RITEL ALFAMART
2. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen
tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan suatu produk,
melainkan sudah dikaitkan dengan merk yang mampu memberikan citra
terhadap suatu produk. Suatu merek bukan hanya sekedar nama atau pembeda
antara suatu produk dengan produk yang lain tetapi lebih dari itu merek mampu
memberikan asosiasi tertentu dalam benak konsumennya. Begitu banyak
perusahaan dengan hasil produksinya beberapa produk yang dijual di pasar
tentunya harus dibedakan dengan pesaing, oleh karena itu produk tersebut harus
diberi tanda, simbol atau desain yang mengidentifikasi dan mendeferensiasi
dengan produk lain.Agar dapat bersaing merebut pasar maka perusahaan harus
jeli dalam memberi merek produknya. Suksesnya suatu bisnis atau produk
konsumen tergantung pada kemampuan target pasar dalam membedakan satu
produk dengan produk lainnya.
Pada saat ini bisnis air mineral di Indonesia berkembang dengan pesat.
Air mineral mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung-warung
sampai retail modern. Air mineral dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat
dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi air
mineral yang sedemikian luasnya, produk air mineral bukan merupakan barang
mewah melainkan barang biasa. Industri air mineral memiliki potensi yang amat
besar untuk dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih
rendah dan penduduk berusia muda yang sangat besar.
Di Indonesia bisnis air mineral diramaikan oleh berbagai merek yang
beredar di pasaran diantaranya oleh Aqua, Vit, Ades dan produk air mineral dari
ritel alfamart yaitu Alfamart air. Air minum minum ‘A’ brand yang emudian berganti
erek menjadi ‘Alfamart’ brand untuk lebih jelas bahwa produk air mineral tersebut
merupakan produk dari Alfamart. Dan Alfamart air mineral merupakan air minum
sehat yang diproduksi oleh PT Tirta Purbalingga Adijaya (group REKSA
Company – Sinar Sosro). Sehat karena selain diproduksi oleh produsen air
minum ternama dan sudah teruji kualitasnya, air yang digunakan dalam Air
minum ‘Alfamart’ brand adalah air bersih yang telah memenuhi standar air bersih
sesuai
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
416/MENKES/PER/IX/1990, 01 September 1990 tentang Daftar Persyaratan
Kualitas Air Bersih. Air minum ‘A’ brand juga telah memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) bernomor 01-3553-2006 serta terdaftar dalam Badan Pengawas
Obat dan Makan (BPOM).
Proses pengiriman Air minum ‘Alfamart’ brand dari produsen hingga
sampai ditoko juga berada dalam pengawasan dengan rentang suhu 16 – 35
derajat. Produk ini memiliki masa kadaluarsa rata-rata adalah setahun dan
dipasarkan di dalam toko yang bersuhu kurang dari 35 derajat sehingga kualitas
airnya tetap terjaga dengan baik. Kini konsumen tak perlu lagi bingung memilih
air minum dalam kemasan. Air minum ‘Alfamart’ brand manawarkan produk yang
berkualitas dengan ukuran yang cukup simple yakni 240ml, 600ml dan 1.500 ml.
3. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk baru terhadap keputusan
pembelian air mineral merek alfamart oleh konsumen yang terlibat
dalam proses pembelian dan telah mengkonsumsi air mineral alfamart
air 600 ml satu dalam bulan terakhir?
2. Apakah terdapat pengaruh brand equity (ekuitas merek) terhadap
keputusan pembelian air mineral merek alfamart 600 ml oleh
konsumen
yang
terlibat
dalam
proses
pembelian
dan
telah
mengkonsumsi air mineral alfamart air dalam satu bulan terakhir?
4. Tinjauan Pustaka
4.1 Keputusan Pembelian
Menurut Mrgaretha (2008) (repurchase intention), merupakan minat
pembelian ulang yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan
pembelian ulang.
4.2 Kualitas Produk baru
Menurut Wendy Van Rijswijk (2006) menyataan bahwa persepsi
konsumen yang positif terhadap suatu kualitas produk baru sebuah makanan
akan berdampak pada ppilihan konsumen dalam memutuskan pembelian.
4.3 Brand Equity
Keller (1999) dalam Bertha Bekti (2003) mendefinisikan pelanggan
berdasar ekuitas merek sebagai suatu pemahaman yang dimiliki konsumen
terhadap suatu merek sebagai bentuk respon dari aktifitas pemasaran.
Pelanggan berdasar ekuitas merek yang baik akan mempengaruhi tanggapan
mereka secara positif terhadap suatu produk, harga, atau komunikasi ketika
merek tersebut diidentifikasi.
Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential
effect that knowing the brand name has on customer response to the product or
service”(p.292).
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui
dari respon konsumen terhadap barang atau jasa. Jadi brand equity adalah
kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand
itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa
yang dijual
5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
dan membahas pengaruh kualitas produk baru terhadap keputusan pembelian
air mineral alfamart air, untuk menganalisis dan membahas pengaruh ekuitas
merek terhadap keputusan pembelian air mineral alfamart air, untuk menganalisis
dan membahas pengaruh produk baru dan equitas merek terhadap keputusan
pembelian air mineral alfamart air.
6. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan. Secara besar penelitian ini berguna bagi:
1. Bagi Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat membandingkan
teori yang telah didapat dibangku perkuliahan dengan situasi dan kodisi yang
ada pada perusahaan dan kenyataan kerja sehari-hari.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta
dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan didalam menentukan kebijakan perusahaan untuk kegiatan
selanjutnya.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh khalayak umum sebagai
bahan referensi serta dapat digunakan penelitian lain sebagai bahan acuan
untuk penelitian selanjutnya.
7. Metode Penelitian
7.3 Populasi dan Sampel
Populasi
Popilasi dalam penelitian ini adalah responden yaitu konsumen yang ikut
terlibat dalam proses pembelian dan telah mengkonsumsi air mineral alfamart air
satu bulan terakhir di Retail Alfamart yang berusia 17-40 tahun.
Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang sebagai
responden.
7.4 Teknik Sampling
Teknik
sampling
adalah
teknik
pengambilan
sampel,
teknik
pengambilan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah metode
non
probability
sampling
dimana
sampel
yang
akan
diambil
sudah
ditentukan terlebih dahulu. Peneliti mencoba menarik anggota populasi untuk
menjadi sampel berdasarkan kemudahan ditemui atau ketersediaan anggota
populasi yang sudah ditentukan atau dengan melakukan metode convinience
sampling .
7.5 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian,
anatara lain:
1. Data Primer
Adalah data yang diperleh langsung dengan melakukan penelitian
lapangan terhadap responden yang dituju. Data primer yang dikumulkan
melalui wawancara dan hasil pengisian kuesioner oleh responden. Dalam
hal
ini
responden
diminta
mengisi
sendiri kuesioner
tanpa
melibatkan
pandangan subjektif interviewer. Namun pada saat pengisian kuesioner ini,
responden tetap didampingi oleh interviewer untuk menghindari kesalahan
yang
terjadi
beberapa
pertanyaan.
dalam
referensi
pengisian
yang
Pengumpulan
kuesioner. Kuesioner
kemudian
data
yang
ini
diperoleh
akan dimodifikasi
dilakukan
dalam
dengan
dari
bentuk
menggunakan
kuesioner. Kuesioner merupakan serangkaian daftar pertanyaan formal yang
digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (Malhotra, 2007).
Peneliti menunggu dan mengawasi responden pada saat pengisian
kuesioner
agar
peneliti
dapat
memberikan
penjelasan
apabila terdapat
responden yang merasa kesulitan dalam pengisian kuesioner sehingga data
yang didapatkan benar. Penelitian ini menggunakan mall intercept karena
penyebaran kuesioner dilakukan di Ritel Alfamart sehingga memudahkan
peneliti untuk mendapatkan responden yang sesuai. Dengan metode ini,
peneliti dapat melihat konsumen yang datang berbelanja di toko alfamart yang
berbelanja air mineral merek alfamart air lebih dari lima kali dalam satu bulan
sehingga dapat dijadikan sebagai responden untuk mengisi kuesioner.
2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam hal ini penulis
menggunakan riset keperpustakaan yang diperoleh dari jurnal-jurnal, bukubuku, artikel dari media cetak, dan internet.
7.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi
Menurut Marzuki (2006:62) Observasi adalah melakukan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap fenmena yang diselidiki tanpa
mengajukan pertanyaan meskipun objeknya orang.
2. Wawancara
Menurut Marzuki (2006:66) wawancara adalah data dengan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan tujuan
penelitian.
3. Studi Pustaa
Studi pustaka menurut Supardi (2006:62) adalah kegiatan membaca,
mencermati, mengenali, dan enguraikan bahan bacaan (pustaka)
4. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk menjawabnya.
7.5.2 Jenis Data
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif menurut Marzui (2006:59) adalah data yang dapat diukur
secara tidak langsung seperti keterampilan, aktivitas, sikap.
2. Data kualitatif adalah data yang dapat diukur atau dihitung, misalnya
banyaknya besar gaji, banyak absensi, dan lama belajar. (Marzuki,
2006:59)
Jadi jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner.
7.5.3 Sumber Data
Penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner.
7.6 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kualitas Produk Baru
(X1)
H1
Keputusan Pembelian
Brand Equity
(Y)
H2
(X2)
7.6.1
Hipotesis
Ha1 Kualitas produk baru berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
air mineral merek alfamart air di ritel alfamart
Ha2 Brand Equity (Ekuitas Merek) berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian air mineral merek alfamart air di ritel alfamart berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral merek alfamart air di
ritel alfamart
7.5 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
1. Variabel independen yaitu
kualitas Produk Baru (X1), indikatornya adalah:
-
Harga optimum
-
Penampilan Fisik
-
Rasa
-
Manfaat produk bagi konsumen
Brand equity (Ekuitas Merek) (X2), indikatornya adalah:
-
kesadaran merek (brand awareness)
-
Asosiasi merek (brand association)
-
Persepsi kualitas (perceived quality)
2. Variabel dependen yaitu keputusan pembelian, indikatornya adalah:
-
Jumlah Pembelian
-
Frekuensi Pembelian
7.5.1
Agar
dimengerti
Definisi Operasional Variabel
setiap
dengan
variabel
jelas,
yang
serta
terdapat
untuk
dalam
penelitian
menghindari
ini
kesalahan
dapat
dalam
menginterpretasikan pengertian, maka perlu pembatasan pengertian dari
variabel yang diteliti, yaitu:
Kualitas produk baru
1. Harga optimum yang diukur dengan pernyataan: produk baru air mieral
merek alfamart air dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan
dengan pesaing lainnya
2. Penampilan fisik yang diukur dengan pernyataan: bentuk kemasan air
mineral merek alfamart air menarik dan dengan logo baru yang lebih
memperjelas dari produk air mineral alfamart yang baru.
3. Rasa yang diukur dengan pernyataan: rasa dari air mineral alfamart air
enak dan tidak pahit.
4. Manfaat produk bagi konsume yang diukur dengan pernyataan: air minum
yang sehat bagi tubuh dan telah teruji kualitasnya.
Brand Equity (Ekuitas Merek)
Indikator yang digunakan dalam brand equity (ekuitas merek) adalah:
1. Kesadaran merek (brand awareness) yang diukur dengan pernyataan:
bahwa konsumen mengenali atau mengingat kembali mengenai merek
alfamart air mineral.
2.
Asosiasi merek (brand association) yang diukur dengan pernyataan: air
mineral alfamart air mampu bersaing dengan .
3. Persepsi kualitas (perceived quality) yang diukur dengan pernyataan:
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
Keputusan Pembelian (Y)
Indikator yang digunakan dalam keputusan pembelian adalah:
1. Jumlah pembelian yang diukur dengan pernyataan: dalam satu bulan
berapa jumlah pembelian alfamart air mineral di toko alfamart
2. Frekuensi pembelian yang diukur dengan pernyataan: dalam satu bulan
seberapa sering membeli dan mengkonsumsi alfamart air mineral
7.5.2. Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
analisis secara langsung, dimana dalam judul proposal menganalisis pengaruh
kualitas prouk baru dan brand equity (ekuitas merek) terhadap keputusan
pembelian air mineral merek alfamart 600 ml pada ritel alfamart.
7.5.3 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepaatan yang digunaan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga
alat
ukur
tersebut
bila
digunakan
dalam
pengukuran
akan
menghasilkan data kuantitatif (Sugiono, 2011:105).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kuesioner. Skala
penguKuran yang digunakan adalah skala likert. Skala pada bentuk pertanyaan
ini, responden diminta menjawab pertanyaan dalam bentuk skala untuk
mengukur sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
Skala Likert 1-5 digunakan pada penelitian ini yang terbagi menjadi :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
7.5.4 Alat Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data
Menurut Ghozali (2005:40) suatu alat ukur dikatakan valid apabila
dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang dapat diukur. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan
sesuatu
yang
akan
diukur
oleh
kuesioner
tersebut.
Pengujian validitas ini menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan
total
skor
mempunyai
tingkat
signifikansi
dibawah 0,05 maka
butir
pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya.
b.
Uji Reliabilitas Data
Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu kewaktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel
yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan
hasil
yang
konsisten
sekalipun
diuji
bekali-kali. Uji
reliabilitas
ini
menggunakan program SPSS Ver 20.0 dengan uji statistik Cronbach Alpha
(α) > 0,60. (Nunally dalam Ghazali, 2005:42).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu
atau
residual
memiliki
distribusi
normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan
melihat
grafik
histogram
yang membandingkan
antara
data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal,
maka
garis
yang menggambarkan
data
sesungguhnya
akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghazali, 2006:110).
Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga dapat
dilakukan
menggunakan
uji
kolmogorov-smirnov.
Dalam
uji kolmogorov
smirnov hipotesa yang berlaku adalah:
Ho = Sampel berasal dari data/populasi yang terdistribusi normal
Ha= Sampel berasal dari data/populsi yang tidak terdistribusi normal
Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan
normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka data terdistribusi dengan normal
(Singgih Santoso, 2011:193-196).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
regresi
adanya
yang
baik
korelasi
antara
seharusnya
variabel
tidak
bebas
terjadi
(independen). Model
korelasi
diantara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan Nol.
Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
multikolonieritas
didalam model regresi
adalah sebagai berikut:
1. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak mempengaruhi variabel dependen.
2.
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel
independen
diatas 0,09),
multikolonieritas.
maka
ada korelasi
hal
ini
Jika dibawah
yang
cukup
merupakan
0,09, maka
tinggi
(umumnya
indikasi
adanya
tidak
adanya
multikolonieritas.
3. Multikolonieritas juga dapat dilihat darinilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen
manakah
yang
dijelaskan
oleh
variabel
independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF =
1/Tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai
VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang
masih dapat ditolerir, misalnya
nilai Tolerance = 0,10 sama dengan
tingkat kolonieritas 0,95 (Ghazali, 2005:91).
c. Uji Heteroskedastisitasi
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi
ketidaksamaan
variance
dari
residual
satu
pengamatan
kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut
heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, karena data ini
menghimpun data yang mewaili berbagai ukuran, yaitu kecil, sedang dan
besar.
Ada
beberapa
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas, dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terkait (dependen), yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Jika tidak ada pola
yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2006:105).
7.5.4
Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda untuk menguji kualitas produk baru dan
brand equity (ekuitas merek) terhadap keputusan pembelian air mineral merek
alfamart 600 ml. Dalam teknik analisis linier berganda dilakukan rumus
persamaan regresi linear berganda yaitu:
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + e
Dimana :
Y
: Variabel terikat (Keputusan Pembelian)
a
: Konstanta
b1-b2 : Koefisien
penurunan
regresi
yang
menunjukkan
angka
peningkatan
atau
variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai
variabel independen.
X1
: Variabel bebas (Kualitas Produk Baru)
X2
: Variabel bebas (Brand Equity/ Ekuitas Merek)
e
: Standard error
2. Uji Signifikansi
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)
Uji terhadap nilai statistik t merupakan uji signifikansi parameter
individual. Nilai statisti t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependennya (Purwanto dan
Sulistyastuti, 2007:193)
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji
independen
pengaruh
F
pada
atau
secara
dasarnya
bebas
yang
bersama
menunjukkan
dimasukkan
terhadap
apakah
dalam
variabel
semua
model
dependen
variabel
mempunyai
atau
terkait.
Probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat
pengaruh
dari
variabel
independen
dependen (Ghazali, 2006:84).
secara
bersama
terhadap variabel
DAFTAR PUSTAKA
Search.proquest.com
Aaker D. (1991) Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of Brand
Name: The Free Press, New York, NY.
Aaker, D. A. (1996). Measuring brand equity across products and
markets:California Management Review, 38(3), 102-20.
Jurnal: IMPACT OF BRAND IMAGE ON BUYING BEHAVIOUR AMONG
TEENAGERS
http://id.wikipedia.org/wiki/kualitasprodukbaru
EQUITY (EKUITAS MEREK) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
AIR MINERAL MEREK ALFAMART 600ML PADA RITEL ALFAMART
2. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen
tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan suatu produk,
melainkan sudah dikaitkan dengan merk yang mampu memberikan citra
terhadap suatu produk. Suatu merek bukan hanya sekedar nama atau pembeda
antara suatu produk dengan produk yang lain tetapi lebih dari itu merek mampu
memberikan asosiasi tertentu dalam benak konsumennya. Begitu banyak
perusahaan dengan hasil produksinya beberapa produk yang dijual di pasar
tentunya harus dibedakan dengan pesaing, oleh karena itu produk tersebut harus
diberi tanda, simbol atau desain yang mengidentifikasi dan mendeferensiasi
dengan produk lain.Agar dapat bersaing merebut pasar maka perusahaan harus
jeli dalam memberi merek produknya. Suksesnya suatu bisnis atau produk
konsumen tergantung pada kemampuan target pasar dalam membedakan satu
produk dengan produk lainnya.
Pada saat ini bisnis air mineral di Indonesia berkembang dengan pesat.
Air mineral mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung-warung
sampai retail modern. Air mineral dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat
dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi air
mineral yang sedemikian luasnya, produk air mineral bukan merupakan barang
mewah melainkan barang biasa. Industri air mineral memiliki potensi yang amat
besar untuk dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih
rendah dan penduduk berusia muda yang sangat besar.
Di Indonesia bisnis air mineral diramaikan oleh berbagai merek yang
beredar di pasaran diantaranya oleh Aqua, Vit, Ades dan produk air mineral dari
ritel alfamart yaitu Alfamart air. Air minum minum ‘A’ brand yang emudian berganti
erek menjadi ‘Alfamart’ brand untuk lebih jelas bahwa produk air mineral tersebut
merupakan produk dari Alfamart. Dan Alfamart air mineral merupakan air minum
sehat yang diproduksi oleh PT Tirta Purbalingga Adijaya (group REKSA
Company – Sinar Sosro). Sehat karena selain diproduksi oleh produsen air
minum ternama dan sudah teruji kualitasnya, air yang digunakan dalam Air
minum ‘Alfamart’ brand adalah air bersih yang telah memenuhi standar air bersih
sesuai
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
416/MENKES/PER/IX/1990, 01 September 1990 tentang Daftar Persyaratan
Kualitas Air Bersih. Air minum ‘A’ brand juga telah memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) bernomor 01-3553-2006 serta terdaftar dalam Badan Pengawas
Obat dan Makan (BPOM).
Proses pengiriman Air minum ‘Alfamart’ brand dari produsen hingga
sampai ditoko juga berada dalam pengawasan dengan rentang suhu 16 – 35
derajat. Produk ini memiliki masa kadaluarsa rata-rata adalah setahun dan
dipasarkan di dalam toko yang bersuhu kurang dari 35 derajat sehingga kualitas
airnya tetap terjaga dengan baik. Kini konsumen tak perlu lagi bingung memilih
air minum dalam kemasan. Air minum ‘Alfamart’ brand manawarkan produk yang
berkualitas dengan ukuran yang cukup simple yakni 240ml, 600ml dan 1.500 ml.
3. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk baru terhadap keputusan
pembelian air mineral merek alfamart oleh konsumen yang terlibat
dalam proses pembelian dan telah mengkonsumsi air mineral alfamart
air 600 ml satu dalam bulan terakhir?
2. Apakah terdapat pengaruh brand equity (ekuitas merek) terhadap
keputusan pembelian air mineral merek alfamart 600 ml oleh
konsumen
yang
terlibat
dalam
proses
pembelian
dan
telah
mengkonsumsi air mineral alfamart air dalam satu bulan terakhir?
4. Tinjauan Pustaka
4.1 Keputusan Pembelian
Menurut Mrgaretha (2008) (repurchase intention), merupakan minat
pembelian ulang yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan
pembelian ulang.
4.2 Kualitas Produk baru
Menurut Wendy Van Rijswijk (2006) menyataan bahwa persepsi
konsumen yang positif terhadap suatu kualitas produk baru sebuah makanan
akan berdampak pada ppilihan konsumen dalam memutuskan pembelian.
4.3 Brand Equity
Keller (1999) dalam Bertha Bekti (2003) mendefinisikan pelanggan
berdasar ekuitas merek sebagai suatu pemahaman yang dimiliki konsumen
terhadap suatu merek sebagai bentuk respon dari aktifitas pemasaran.
Pelanggan berdasar ekuitas merek yang baik akan mempengaruhi tanggapan
mereka secara positif terhadap suatu produk, harga, atau komunikasi ketika
merek tersebut diidentifikasi.
Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential
effect that knowing the brand name has on customer response to the product or
service”(p.292).
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui
dari respon konsumen terhadap barang atau jasa. Jadi brand equity adalah
kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand
itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa
yang dijual
5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
dan membahas pengaruh kualitas produk baru terhadap keputusan pembelian
air mineral alfamart air, untuk menganalisis dan membahas pengaruh ekuitas
merek terhadap keputusan pembelian air mineral alfamart air, untuk menganalisis
dan membahas pengaruh produk baru dan equitas merek terhadap keputusan
pembelian air mineral alfamart air.
6. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan. Secara besar penelitian ini berguna bagi:
1. Bagi Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat membandingkan
teori yang telah didapat dibangku perkuliahan dengan situasi dan kodisi yang
ada pada perusahaan dan kenyataan kerja sehari-hari.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta
dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan didalam menentukan kebijakan perusahaan untuk kegiatan
selanjutnya.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh khalayak umum sebagai
bahan referensi serta dapat digunakan penelitian lain sebagai bahan acuan
untuk penelitian selanjutnya.
7. Metode Penelitian
7.3 Populasi dan Sampel
Populasi
Popilasi dalam penelitian ini adalah responden yaitu konsumen yang ikut
terlibat dalam proses pembelian dan telah mengkonsumsi air mineral alfamart air
satu bulan terakhir di Retail Alfamart yang berusia 17-40 tahun.
Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang sebagai
responden.
7.4 Teknik Sampling
Teknik
sampling
adalah
teknik
pengambilan
sampel,
teknik
pengambilan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah metode
non
probability
sampling
dimana
sampel
yang
akan
diambil
sudah
ditentukan terlebih dahulu. Peneliti mencoba menarik anggota populasi untuk
menjadi sampel berdasarkan kemudahan ditemui atau ketersediaan anggota
populasi yang sudah ditentukan atau dengan melakukan metode convinience
sampling .
7.5 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian,
anatara lain:
1. Data Primer
Adalah data yang diperleh langsung dengan melakukan penelitian
lapangan terhadap responden yang dituju. Data primer yang dikumulkan
melalui wawancara dan hasil pengisian kuesioner oleh responden. Dalam
hal
ini
responden
diminta
mengisi
sendiri kuesioner
tanpa
melibatkan
pandangan subjektif interviewer. Namun pada saat pengisian kuesioner ini,
responden tetap didampingi oleh interviewer untuk menghindari kesalahan
yang
terjadi
beberapa
pertanyaan.
dalam
referensi
pengisian
yang
Pengumpulan
kuesioner. Kuesioner
kemudian
data
yang
ini
diperoleh
akan dimodifikasi
dilakukan
dalam
dengan
dari
bentuk
menggunakan
kuesioner. Kuesioner merupakan serangkaian daftar pertanyaan formal yang
digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (Malhotra, 2007).
Peneliti menunggu dan mengawasi responden pada saat pengisian
kuesioner
agar
peneliti
dapat
memberikan
penjelasan
apabila terdapat
responden yang merasa kesulitan dalam pengisian kuesioner sehingga data
yang didapatkan benar. Penelitian ini menggunakan mall intercept karena
penyebaran kuesioner dilakukan di Ritel Alfamart sehingga memudahkan
peneliti untuk mendapatkan responden yang sesuai. Dengan metode ini,
peneliti dapat melihat konsumen yang datang berbelanja di toko alfamart yang
berbelanja air mineral merek alfamart air lebih dari lima kali dalam satu bulan
sehingga dapat dijadikan sebagai responden untuk mengisi kuesioner.
2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam hal ini penulis
menggunakan riset keperpustakaan yang diperoleh dari jurnal-jurnal, bukubuku, artikel dari media cetak, dan internet.
7.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi
Menurut Marzuki (2006:62) Observasi adalah melakukan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap fenmena yang diselidiki tanpa
mengajukan pertanyaan meskipun objeknya orang.
2. Wawancara
Menurut Marzuki (2006:66) wawancara adalah data dengan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan tujuan
penelitian.
3. Studi Pustaa
Studi pustaka menurut Supardi (2006:62) adalah kegiatan membaca,
mencermati, mengenali, dan enguraikan bahan bacaan (pustaka)
4. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk menjawabnya.
7.5.2 Jenis Data
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif menurut Marzui (2006:59) adalah data yang dapat diukur
secara tidak langsung seperti keterampilan, aktivitas, sikap.
2. Data kualitatif adalah data yang dapat diukur atau dihitung, misalnya
banyaknya besar gaji, banyak absensi, dan lama belajar. (Marzuki,
2006:59)
Jadi jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner.
7.5.3 Sumber Data
Penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner.
7.6 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kualitas Produk Baru
(X1)
H1
Keputusan Pembelian
Brand Equity
(Y)
H2
(X2)
7.6.1
Hipotesis
Ha1 Kualitas produk baru berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
air mineral merek alfamart air di ritel alfamart
Ha2 Brand Equity (Ekuitas Merek) berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian air mineral merek alfamart air di ritel alfamart berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral merek alfamart air di
ritel alfamart
7.5 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
1. Variabel independen yaitu
kualitas Produk Baru (X1), indikatornya adalah:
-
Harga optimum
-
Penampilan Fisik
-
Rasa
-
Manfaat produk bagi konsumen
Brand equity (Ekuitas Merek) (X2), indikatornya adalah:
-
kesadaran merek (brand awareness)
-
Asosiasi merek (brand association)
-
Persepsi kualitas (perceived quality)
2. Variabel dependen yaitu keputusan pembelian, indikatornya adalah:
-
Jumlah Pembelian
-
Frekuensi Pembelian
7.5.1
Agar
dimengerti
Definisi Operasional Variabel
setiap
dengan
variabel
jelas,
yang
serta
terdapat
untuk
dalam
penelitian
menghindari
ini
kesalahan
dapat
dalam
menginterpretasikan pengertian, maka perlu pembatasan pengertian dari
variabel yang diteliti, yaitu:
Kualitas produk baru
1. Harga optimum yang diukur dengan pernyataan: produk baru air mieral
merek alfamart air dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan
dengan pesaing lainnya
2. Penampilan fisik yang diukur dengan pernyataan: bentuk kemasan air
mineral merek alfamart air menarik dan dengan logo baru yang lebih
memperjelas dari produk air mineral alfamart yang baru.
3. Rasa yang diukur dengan pernyataan: rasa dari air mineral alfamart air
enak dan tidak pahit.
4. Manfaat produk bagi konsume yang diukur dengan pernyataan: air minum
yang sehat bagi tubuh dan telah teruji kualitasnya.
Brand Equity (Ekuitas Merek)
Indikator yang digunakan dalam brand equity (ekuitas merek) adalah:
1. Kesadaran merek (brand awareness) yang diukur dengan pernyataan:
bahwa konsumen mengenali atau mengingat kembali mengenai merek
alfamart air mineral.
2.
Asosiasi merek (brand association) yang diukur dengan pernyataan: air
mineral alfamart air mampu bersaing dengan .
3. Persepsi kualitas (perceived quality) yang diukur dengan pernyataan:
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
Keputusan Pembelian (Y)
Indikator yang digunakan dalam keputusan pembelian adalah:
1. Jumlah pembelian yang diukur dengan pernyataan: dalam satu bulan
berapa jumlah pembelian alfamart air mineral di toko alfamart
2. Frekuensi pembelian yang diukur dengan pernyataan: dalam satu bulan
seberapa sering membeli dan mengkonsumsi alfamart air mineral
7.5.2. Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
analisis secara langsung, dimana dalam judul proposal menganalisis pengaruh
kualitas prouk baru dan brand equity (ekuitas merek) terhadap keputusan
pembelian air mineral merek alfamart 600 ml pada ritel alfamart.
7.5.3 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepaatan yang digunaan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga
alat
ukur
tersebut
bila
digunakan
dalam
pengukuran
akan
menghasilkan data kuantitatif (Sugiono, 2011:105).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kuesioner. Skala
penguKuran yang digunakan adalah skala likert. Skala pada bentuk pertanyaan
ini, responden diminta menjawab pertanyaan dalam bentuk skala untuk
mengukur sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
Skala Likert 1-5 digunakan pada penelitian ini yang terbagi menjadi :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
7.5.4 Alat Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data
Menurut Ghozali (2005:40) suatu alat ukur dikatakan valid apabila
dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang dapat diukur. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan
sesuatu
yang
akan
diukur
oleh
kuesioner
tersebut.
Pengujian validitas ini menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan
total
skor
mempunyai
tingkat
signifikansi
dibawah 0,05 maka
butir
pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya.
b.
Uji Reliabilitas Data
Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu kewaktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel
yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan
hasil
yang
konsisten
sekalipun
diuji
bekali-kali. Uji
reliabilitas
ini
menggunakan program SPSS Ver 20.0 dengan uji statistik Cronbach Alpha
(α) > 0,60. (Nunally dalam Ghazali, 2005:42).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu
atau
residual
memiliki
distribusi
normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan
melihat
grafik
histogram
yang membandingkan
antara
data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal,
maka
garis
yang menggambarkan
data
sesungguhnya
akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghazali, 2006:110).
Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga dapat
dilakukan
menggunakan
uji
kolmogorov-smirnov.
Dalam
uji kolmogorov
smirnov hipotesa yang berlaku adalah:
Ho = Sampel berasal dari data/populasi yang terdistribusi normal
Ha= Sampel berasal dari data/populsi yang tidak terdistribusi normal
Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan
normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka data terdistribusi dengan normal
(Singgih Santoso, 2011:193-196).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
regresi
adanya
yang
baik
korelasi
antara
seharusnya
variabel
tidak
bebas
terjadi
(independen). Model
korelasi
diantara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan Nol.
Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
multikolonieritas
didalam model regresi
adalah sebagai berikut:
1. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak mempengaruhi variabel dependen.
2.
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel
independen
diatas 0,09),
multikolonieritas.
maka
ada korelasi
hal
ini
Jika dibawah
yang
cukup
merupakan
0,09, maka
tinggi
(umumnya
indikasi
adanya
tidak
adanya
multikolonieritas.
3. Multikolonieritas juga dapat dilihat darinilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen
manakah
yang
dijelaskan
oleh
variabel
independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF =
1/Tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai
VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang
masih dapat ditolerir, misalnya
nilai Tolerance = 0,10 sama dengan
tingkat kolonieritas 0,95 (Ghazali, 2005:91).
c. Uji Heteroskedastisitasi
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi
ketidaksamaan
variance
dari
residual
satu
pengamatan
kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut
heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, karena data ini
menghimpun data yang mewaili berbagai ukuran, yaitu kecil, sedang dan
besar.
Ada
beberapa
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas, dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terkait (dependen), yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Jika tidak ada pola
yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2006:105).
7.5.4
Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda untuk menguji kualitas produk baru dan
brand equity (ekuitas merek) terhadap keputusan pembelian air mineral merek
alfamart 600 ml. Dalam teknik analisis linier berganda dilakukan rumus
persamaan regresi linear berganda yaitu:
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + e
Dimana :
Y
: Variabel terikat (Keputusan Pembelian)
a
: Konstanta
b1-b2 : Koefisien
penurunan
regresi
yang
menunjukkan
angka
peningkatan
atau
variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai
variabel independen.
X1
: Variabel bebas (Kualitas Produk Baru)
X2
: Variabel bebas (Brand Equity/ Ekuitas Merek)
e
: Standard error
2. Uji Signifikansi
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)
Uji terhadap nilai statistik t merupakan uji signifikansi parameter
individual. Nilai statisti t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependennya (Purwanto dan
Sulistyastuti, 2007:193)
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji
independen
pengaruh
F
pada
atau
secara
dasarnya
bebas
yang
bersama
menunjukkan
dimasukkan
terhadap
apakah
dalam
variabel
semua
model
dependen
variabel
mempunyai
atau
terkait.
Probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat
pengaruh
dari
variabel
independen
dependen (Ghazali, 2006:84).
secara
bersama
terhadap variabel
DAFTAR PUSTAKA
Search.proquest.com
Aaker D. (1991) Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of Brand
Name: The Free Press, New York, NY.
Aaker, D. A. (1996). Measuring brand equity across products and
markets:California Management Review, 38(3), 102-20.
Jurnal: IMPACT OF BRAND IMAGE ON BUYING BEHAVIOUR AMONG
TEENAGERS
http://id.wikipedia.org/wiki/kualitasprodukbaru