PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT
PASIEN DM TIPE 2 DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD KOTA MATARAM.
PENDAHULUAN
Latar belakang :
Diabetes Mellitus merupakan suatu keadaan hiperglekemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan
pembuluh darah yang disertai lesi pada membran basalis dalam Mansjoer, 2011). Kasus kejadian Dibetes
Mellitus sangat beragam, kasus Diabetes Mellitus di Indonesia berdasarkan hasil survey tahun 2014
menempati urutan kesebelas dari 39 negara di dunia dimana urutan pertama Australia dan di urutan kesepuluh
Hongkong, yaitu 8,4 juta jiwa dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 juta jiwa pada tahun 2025 mendatang.
Kasus DM di Nusa tenggara Barat (NTB) untuk penyakit diabetes, prevalensi sebesar 1,8% (kisaran 0,1 –
5,9%), tertinggi di Kabupaten Bima dan terdapat di semua kabupaten/kota (Riskesdas, 2013). Kasus DM di
NTB termasuk dalam salah satu memiliki pemeriksaan dengan mikroskop electron (prevalensi di atas
prevalensi nasional dibetes yaitu 4,1%. Prevalensi nasional Penyakit DM adalah 1,1% (berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan dan gejala) (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
Mataram dalam 3 tahun terakhir (2011-2013) jumlah kasus penderita DM yaitu pada tahun 2011 sejumlah
1062 jiwa, tahun 2012 sejumlah 737 jiwa, dan tahun 2013 sejumlah 1302 jiwa. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram dalam 3 tahun terakhir jumlah kasus penderita DM
pada tahun 2011 sejumlah 2251 jiwa, tahun 2012 sejumlah 2378 jiwa, dan tahun 2013 sejumlah 2640 jiwa.
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 1-2 Febuari 2015 di Poli Penyakit Dalam RSUD Kota Mataram, pada
saat wawancara dan observasi terhadap 10 pasien diperoleh bahwa 3 orang pasien (30%) mengungkapkan

patuh berobat karena mendapat dukungan sosial dari keluarga seperti mengatarkanya berobat ke poli penyakit
dalam sedangkan 7 orang (70%) tidak patuh berobat karena mereka tidak mendapatkan dukungan penuh dari
keluarga berupa perhatian emosional dan informasional sehari-hari seperti mendampingi pasien disaat
menghadapi masalah, mendengarkan keluhan pasien tentang perkembangan penyakitnya, mengurus
keperluan sehari-hari seperti menyiapkan makanan sesuai program diet, mengingatkan makanan yang bisa
memperburuk penyakitnya, menyediakan obat, memberi informasi tentang penyakit serta hasil pengobatan.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kejadian Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram dan adanya dukungan keluarga sangat penting terhadap pasien dalam menjalankan kepatuhan
pengobatan. Untuk meminimalkan kejadian komplikasi perlu dilakukan penatalaksanaan pada kasus Diabetes
Mellitus, menurut Sarwono (2010) adalah : pengobatan, diet, olahraga, kontrol gula darah secara rutin,
pemberian penyuluhan kesehatan Diabetes Mellitus diantaranya tentang perawatan luka, akan tetapi masih
sangat banyak penderita Diabetes Mellitus yang tidak mengetahui penatalaksanaan diabetes sehingga mereka
justru mengalami satu bahkan beberapa kompliksi penyakit lain (Bustan, 2011).

Kondisi Diabetes Mellitus juga tergantung pada individu masing-masing, terutama dari segi kepatuhan
dan disiplin dalam perencanaan makan (diet), latihan jasmani, kontrol gula darah dan olahraga dengan benar.
Selain itu dosis suatu obat yang diberikan dokter harus disesuaikan dengan kondisi penderita. Bila pada suatu
taraf obat tersebut sudah tidak mampu lagi menurunkan kadar gula penderita, maka harus diganti dengan obat
lain atau insulin dan meningkatkan pengetahuan diperlukan penyuluhan oleh petugas kesehatan (Sustrani, dkk
2010). Menurut House dalam Depkes (2012) yang dikutip oleh Ninuk (2010), dukungan sosial keluarga

diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,
dukungan informatif , sedangkan kepatuhan dalam berobat sendiri salah satu faktor yang sangat berpengaruh
adalah keluarga dan interaksi social karena menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat
juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima sehingga dapat menjadi faktor
penentu derajat ketidakpatuhan. Dukungan keluarga sangat penting terhadap pasien dalam menjalankan
pengobatan, Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan terjadinya berbagai
penyakit menahun, seperti penyakit serebro vaskuler, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah
tungkai, penyakit pada mata, ginjal dan syaraf. Jika kadar glukosa darahdapat selalu dikendalikan dengan
baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut dapat dicegah,paling sedikit dihambat (Waspadji, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga dengan
Kepatuhan Berobat Pasien DM Tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Kota Mataram”.

Tujuan : Mengetahui pengaruh dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan berobat pasien DM Tipe 2 di
Poli Penyakit Dalam RSUD Kota Mataram
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah metode analitik menggunakan studi kolerasi, Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal atau studi korelasi. Waktu penelitian; Juni s.d
Agustus, Tempat ; Poli Penyakit Dalam RSUD Kota Mataram. Populasi ; Seluruh Penderita DM Tipe 2 yang
Kontrol di Poli Dalam RSUD Kota Mataram, Sampel: sebagian populasi sesuai dengan kriteria inklusi yaitu
Pasien Rawat Jalan DM Tipe 2 yang selalu control rutin di Poli Penyakit Dalam RSUD Kota Mataram.
Variabel: Independen (terikat) ; Kepatuhan Berobat, sedangkan variable dependen (Bebas) ; Dukungan Sosial

Keluarga. Pengumpulan data primer dengan wawancara bebas dan Kuesioner tertutup, analisa data pada
penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi Logistik dan Koefisien Determinasi (Kd).