SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

Seminar Nasional Informatika 2014

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI
UNSUR HARA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
Linda Wahyuni1, Surya Darma2, M. Rhifky Wayahdi3
1

Dosen STMIK Potensi Utama
Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama
1,2,3
STMIK Potensi Utama, Jl. K.L. Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A Medan
1
[email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]
2,3

Abstrak
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam family Palmea dan berasal dari Afrika Barat.
Meskipun demikian, dapat tumbuh di luar daerah asalnya termasuk Indonesia, tanaman dengan nilai
ekonomis yang cukup tinggi ini merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati, di samping itu salah
satu hambatan utama dalam pembudidayaan kelapa sawit yaitu kekurangan atau defisiensi unsur hara
tanaman. Melihat kondisi ini penulis membuat suatu aplikasi sistem pakar mengidentifikasi gejala defisiensi

unsur hara pada tanaman kelapa sawit dengan metode forward chaining yang bisa digunakan sebagai
pengganti pakar yang sebenarnya, hasil penelitian ini berupa program aplikasi sistem pakar yang mampu
mengidentifikasi gejala defisiensi unsur hara pada tanaman kelapa sawit.
Kata kunci : sistem pakar, defisiensi unsur hara, forward chaining, kelapa sawit.
1.

Pendahuluan

Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis
yang tergolong dalam family Palmea dan berasal
dari Afrika Barat. Meskipun demikian, dapat
tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk di
Indonesia. Hingga kini tanaman ini telah
diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit. Kelapa sawit
merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang
cukup tinggi karena merupakan salah satu
tanaman penghasil minyak nabati. Bagi
Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting
karena mampu menciptakan kesempatan kerja

bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan
devisa negara.
Salah satu tindakan perawatan tanaman yang
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan
bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur
hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat
menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Dengan
pemupukan dapat meningkatkan produktivitas
tanaman, kekurangan atau defisiensi unsur hara
tanaman, dapat diketahui dari gejala-gejala yang
tampak pada tanaman. Defisiensi unsur hara yang
berlebihan dapat menurunkan produktivitas
tanaman bahkan dapat menyebabkan kematian.
[1]
Sistem pakar adalah sistem berbasis
komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta
dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah
yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh
seorang pakar dalam bidang tersebut [2], dalam

hal ini adalah permasalahan mengidentifikasi

216

gejala defisiensi unsur hara pada tanaman kelapa
sawit.
Pada penelitian ini penulis melakukan
penelitian untuk mengidentifikasi gejala defisiensi
unsur hara pada tanaman kelapa sawit dengan
metode forward chaining. Data yang tersimpan
dalam database akan menginformasikan suatu
keluhan dengan akurat dan dapat menyimpulkan
kekurangan unsur hara pada tanaman kelapa sawit
tersebut.
2.

Dasar Teori

2.1 Sistem Pakar
Bidang

sistem
pakar
merupakan
penyelesaiaan pendekatan yang sangat berhasil
dan bagus untuk permasalahan AI (Artificial
Intelligent) klasik dari pemograman intelligent
(cerdas). Sistem pakar (expert system) merupakan
solusi AI bagi masalah pemrograman pintar
(intelligent). Profesor Edward Feigenbaum dari
Stanford University yang merupakan pionir dalam
teknologi sistem pakar mendefinisikan sistem
pakar sebagai sebuah program kamputer pintar
(intelligent
computer
program)
yang
memanfaatkan pengetahuan (knowledge) dan
prosedur inferensi (inference procedure) untuk
memecahkan masalah yang cukup sulit sehingga
membutuhkan keahlian khusus dari manusia.

Dengan kata lain, sistem pakar adalah sistem
komputer yang ditujukan untuk meniru semua
aspek (emulates) kemampuan pengambilan
keputusan (decision making) seorang pakar.
Sistem pakar memanfaatkan secara maksimal

Seminar Nasional Informatika 2014

pengetahuan khusus selayaknya seorang pakar
untuk memecahkan masalah. [3]
2.2 Manfaat Sistem Pakar
Secara garis besar, banyak manfaat yang
dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara
lain [4]:
7. Membuat seorang yang awam bekerja seperti
layaknya seorang pakar.
8. Meningkatkan
produktivitas
akibat
meningkatnya kualitas hasil pekerjaan,

mengingkatnya
kualitas
pekerjaan
ini
disebabkan meningkatnya efisiensi kerja.
9. Menghemat waktu kerja.
10. Menyederhanakan pekerjaan.
11. Merupakan arsip terpercaya dari sebuah
keahlian, sehingga bagi pemakai sistem pakar
seolah-olah berkonsultasi langsung dengan
sang pakar, meskipun mungkin sang pakar
telah tiada.
12. Memperluas jangkauan, dari keahlian seorang
pakar. Di mana sebuah sistem pakar yang
telah disahkan, akan sama saja artinya dengan
seorang pakar yang tersedia dalam jumlah
besar (dapat diperbanyak dengan kemampuan
yang persis sama), dapat diperoleh dan dipakai
di mana saja.
2.3 Metode Forward Chaining

Metode forward chaining adalah teknik
pencarian yang dimulai dengan fakta yang
diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta
tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN.
Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF,
maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule
dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian
THEN) ditambahkan kedalam database. Setiap
kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap
rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses
pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang
bisa dieksekusi.[5]
2.4 Sekilas Sejarah Kelapa Sawit
Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di
Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun
1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa
sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam
dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman
kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan
secara komersial pada tahun 1911. Perintis usaha

perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah
Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah belajar
banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budi daya
yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang
menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di
Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit
di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan
kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur
Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal
perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia

mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919
sebesar 567 ton ke negara-negara Eropa,
kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak
inti sawit sebesar 850 ton.[1]
2.5 Pemupukan
Salah satu tindakan perawatan tanaman yang
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan
bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur

hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat
menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Dengan
pemupukan dapat meningkatkan produktivitas
tanaman.
Kekurangan atau defisiensi unsur hara
tanaman, dapat diketahui dari gejala-gejala yang
tampak pada tanaman. Defisiensi unsur hara yang
berlebihan menurunkan produktivitas tanaman
bahkan dapat menyebabkan kematian.
Pemberian pupuk pada tanaman harus
memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci
keefektifan pemberian pupuk, waktu pemberian,
serta jenis dan dosis pupuk. [1]
2.6 Keunggulan dan Manfaat Kelapa Sawit
Berbagai hasil penelitian mengungkapkan
bahwa minyak sawit memiliki keunggulan
dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
Menurut Yan Fauzi (2002) beberapa keunggulan
minyak sawit, yaitu [1] :
1. Tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga

mampu menempatkan CPO menjadi sumber
minyak nabati termurah.
2. Produkivitas minyak sawit tinggi yaitu 3,2
ton/ha, sedangkan minyak kedelai, lobak,
kopra, dan minyak bunga matahari masingmasing 0,34, 0,51, 0,57, dan 0,53 ton/ha.
3. Memiliki sifat yang cukup menonjol
dibanding dengan minyak nabati lainnya,
karena memiliki keluwesan dan keluasan
dalam ragam kegunaan baik di bidang pangan
maupun non pangan.
4. Sekitar 80% dari penduduk dunia khususnya
di negara berkembang masih berpeluang
meningkatkan konsumsi per kapita untuk
minyak dan lemak terutama minyak yang
harganya murah (minyak sawit).
Menurut Yan Fauzi (2002), pemanfaatan
minyak sawit yaitu [1]:
1. Minyak kelapa sawit untuk industri pangan,
minyak kelapa sawit antara lain digunakan
dalam bentuk minyak goreng, margarin,

butter, dan bahan untuk membuat kue-kue.
2. Minyak kelapa sawit untuk industri nonpangan, dalam hal ini minyak kelapa sawit
antara lain digunakan sebagai bahan baku
untuk industri farmasi, kandungan minor
antara lain karoten dan tokoferol sangat
berguna untuk mencegah kebutaan (defisiensi

217

Seminar Nasional Informatika 2014

vitamin A) dan pemusnahan radikal bebas
yang selanjutnya juga bermanfaat untuk
mencegah kanker, arterosklerosis, dan
memperlambat proses penuaan. Minyak
kelapa sawit juga digunakan sebagai bahan
baku oleokimia; sebagai bahan baku industri
kosmetik, aspal, dan detergen, dll.
3.

Analisa dan Perancangan

Untuk mengidentifikasi gejala defisiensi
unsur hara pada tanaman kelapa sawit perlu
diketahui terlebih dahulu gejala-gejala yang
timbul, Meskipun dari gejala klinis (gejala-gejala
yang terlihat langsung). Ada 4 tabel untuk
membantu Rule basis pengetahuan untuk gejala
defisiensi unsur hara yaitu tabel gejala, tabel jenis
defisiensi unsur hara, tabel penanganan defisiensi
usur hara, table keputusan ( pada lampiran ).
Adapun table tersebut dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 1. Gejala Defisiensi Unsur Hara

Kode
Gejala
G001
G002

G003

G004

G005

G006
G007
G008
G009
G0010
G011

G012

218

Gejala Defisiensi Unsur Hara
Warna daun menjadi pucat
Warna daun hijau tua dan
permukaannya terlihat mengkilap
kemerah-merahan
Warna di sekitar daun kuning
terang serta klorosis terutama
pada daun muda, tetapi tulang
daun tetap hijau
Daun kekuning-kuningan bahkan
kemerah-merahan terutama pada
daun yang agak tua-kondisi parah
Tepi daun banyak timbul gejala
klorosis dan menjalar ketulang
daun
Jaringan daun menjadi kering dan
mati
Kuncup daun yang masih muda
sering mengalami kematian
Helaian daun menjadi pendek dan
keras
Daun berbentuk pendek-pendek
Pertumbuhan tanaman terhambat
dan kerdil
Bagian tepi daun, cabang, dan
batang mengecil dan berwarna
merah keunguan dan lambat laun
berubah menjadi kuning
Bagian pucuk akan banyak daun
yang gugur dan mati

G013
G014
G015
G016
G017
G018
G019

G020
G021
G022
G023

G024
G025
G026
G027

G028
G029

G030
G031
G032
G033
G034
G035
G036
G037

Tanaman lambat berbuah
Tanaman lambat pertumbuhan dan
perkembangan
Kualitas biji dan buah jelek, kecil,
dan cepat masak
Daun tua akan mengerut atau
keriting
Pada keadaan parah, tanaman
menjadi layu dan mati
Timbul klorosis pada tepi daun
yang sudah tua
Timbul bercak kuning transparan
pada daun dan berubah merah
kecoklatan serta mengering seperti
hangus terbakar
Rentan terhadap penyakit
Kondisi yang berat, jaringan daun
akan kering dan mati
Daun kecoklat-coklatan dan merah
keungu-unguan
Pada kondisi yang berat, daun tua
akan menguning secara merata
tetapi tulang daun berwarna hijau
Ukuran buah kecil-kecil
Buah cepat rusak atau membusuk
Pembentukan perakaran kurang
sempurna
Sering terjadi jaringan mati pada
sisi pinggir helaian daun sampai ke
masing-masing anak daun
Daun muda berwarna kuning dan
terkadang tidak merata
Tanaman kerdil dan daun hijau
kekuning-kuningan
bahkan
kemerah-merahan, tetapi tulang
daun tetap hijau
Pada kondisi berat, jaringan daun
mati
Pembentukan gizi tidak sempurna
Daun menjadi klorosis dan bagian
ujungnya berwarna putih
Pertumbuhan tajuk mengering
atau membelok
Ujung pelepah melingkar dan
membuka
Kuncup daun muda sulit membuka
dan pelayuannya cepat
Daun yang baru muncul bentuknya
kerdil dan berkerut
Daun dan pelepah mengering

Seminar Nasional Informatika 2014

Tabel 2. Jenis Defisiensi Unsur Hara

Kode
Kekurang
an Unsur
Hara
J001
J002
J003
J004
J005
J006
J007
J008
J009
J010
J011

Jenis Defisiensi Unsur Hara
Defisiensi Nitrogen (N)
Defisiensi Fosfor (P)
Defisiensi Besi (Fe)
Defisiensi Kalium (K)
Defisiensi Kalsium (Ca)
Defisiensi Magnesium (Mg)
Defisiensi Sulfur (S)
Defisiensi Mangan (Mg
Defisiensi Tembaga (Cu)
Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi Boron (B)

S006

S007

S008
Tabel 3. Penanganan Defisiensi Unsur Hara

Kode
Penanga
nan
Penanganan Defisiensi Unsur
Defisien
Hara
si Unsur
Hara
Aplikasi
pupuk
secara
merata
S001

S002

S003

S004

S005

dipinggiran pada saat kondisi tanah
lembab, tambah urea pada tanaman
kelapa sawit, kendalikan gulma
Berikan pupuk P secukupnya pada
masa pembibitan, waktu penanaman
di lahan dan selama masa TBM, baik
kelapa sawit maupun LCC untuk
membangun persediaan phospat
dalam tanah. RP dapat diberikan
secara besar-besaran 1 ton/ha pada
LCC.
Dengan menambahkan pupuk organik
yang tinggi, pemberian pupuk organik
cair untuk pemupukan susulan, serta
penyemprotan pupuk daun dengan
kandungan mikro lengkap.
Memberikan pemupukan K yang
cukup, mendaur ulang K yang terambil
sebagai produksi, berupa pemupukan
dengan abu tandan atau mulching
dengan tandan kosong, Mulching
dengan tandan kosong sangat
diutamakan pada tanah berpasir, guna
membangun daya simpan tanah
terhadap makanan yang diberikan
Dengan menambahkan pupuk kimia
kieserite, menambahkan pupuk kapur

S009

S010

S011

dolomite (Mg=18%), serta pupuk daun
yang mengandung unsur Mg.
Aplikasi Pupuk Mg dengan dosis yang
cukup dapat memperbaiki tekstur
tanah, Aplikasi Pupuk Mg secara
merata pada pinggir piringan,
pencegahan erosi terutama pada
tanah berpasir dengan curah hujan
yang tinggi, pada tanah yang beraksi
sangat masam dolomite dipakai
sebagai sumber utama pupuk Mg,
karena ada efek samping menaikkan
pH tanah, bagaimanapun juga
sebenarnya kiesrite lebih mudah
tersedia bagi tanaman
Dengan menambahkan pupuk kimia
ZA (S=20%), Phonska(S=10%), serta
pupuk daun yang mengandung unsur
S.
Dengan menambahkan pupuk kimia
kieserite, kapur dolomite (Mg=18%),
serta pupuk daun yang mengandung
unsur Mg.
Inspeksi lapangan agar gejala awal
dapat terdeteksi secara dini, defisiensi
Cu di Nursery dilakukan drenching
dengan 0.05 % larutan CuSO4 (0.5
gram dalam 1 liter air), pemupukan
koreksi terhadap defisiensi K pada
tanah gambut maupun tanah berpasir,
dapat memperbaiki pengambilan Cu,
basahi tajuk dengan 200 ppm Cu SO4.
Pemberian pupuk lewat tanah
sebaiknya dilakukan saat tanaman
masih
muda,
sebelum
gejala
kekurangan Zn terlihat, menambahkan
pupuk organic yang tinggi, pemberian
pupuk organic cair untuk pemupukan
susulan, penyemprotan pupuk daun
dengan kandungan mikro lengkap
Memberikan pemupukan HGF Borate
sebanyak
100

200
gram/pokok/tahun,
berikan
HGF
Borate pada pangkal batang atau pada
ketiak daun/pelepah.

1.

Desain Sistem
Perancangan desain sistem yang akan
dibangun menggunakan pemodelan Unified
Modelling System ( UML ). Diagram-diagram
yang digunakan kali ini hanya use case diagram
saja.
Use Case Diagram
Diagram ini menggambarkan interaksi
beberapa aktor dengan sistem digambarkan pada
gambar 1 berikut ini :

219

Seminar Nasional Informatika 2014

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA PADA TANAMAN
KELAPA SAWIT

Login pakar




Melihat informasi



Manipulasi
jenis unsur hara



Mengisi data user

Manipulasi
gejala



Pakar
Mengolah basis
pengetahuan




Konsultasi
Manipulasi hasil
User


Melihat hasil konsultasi
Mengolah data pakar




Cetak laporan
hasil konsultasi

Login admin



Admin

Mengolah data admin


Melihat laporan
hasil konsultasi

Gambar 1. Use Case Diagram
Pada use case diagram di atas terdapat 3 aktor
yaitu User, Pakar, dan Admin. Dari ketiga aktor
tersebut memiliki peranan masing-masing, yaitu
tugas user yang melakukan konsultasi, sebelum
user melakukan aktifitas konsultasi user
diwajibkan mengisi data user terlebih dahulu,
dikarenakan agar seorang admin dapat
mengetahui pengguna sistem tersebut, setelah
user melakukan konsultasi, user dapat melihat
langsung hasil konsultasi tersebut dan perintah
terakhir yaitu sistem mengijinkan user untuk
dapat langsung mencetak laporan ataupun tidak
mencetak laporan hasil konsultasi user tersebut.
Pakar di sini bertindak sebagai manipulasi jenis
unsur hara, manipulasi gejala, mengolah basis
pengetahuan, manipulasi hasil setelah sebelumnya
telah melakukan login pakar terlebih dahulu,
sedangkan admin bertugas sebagai pengolah data
pakar, mengolah data admin, dan melihat laporan
hasil konsultasi untuk keperluan akses sistem.
4.

Pembahasan

Representasi Pengetahuan
Representasi
pengetahuan
(knowledge
representation) adalah cara untuk menyajikan
pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu
skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui
relasi antara suatu pengetahuan dengan
pengetahuan yang lain dan dapat dipakai untuk
menguji kebenaran penalarannya. Representasi

220

pengetahuan dibutuhkan untuk menangkap sifatsifat penting masalah dan mempermudah
prosedur pemecahan masalah dalam mengakses
informasi. Format representasi harus mudah
dipahami sehingga seorang programmer mampu
mengekspresikan pengetahuan (fakta), namun
semua cara tersebut harus mengacu pada dua
entitas berikut.
1. Fakta, yaitu kejadian sebenarnya. Fakta inilah
yang akan kita representasikan.
2. Representasi
dari
fakta.
Berdasarkan
representasi inilah kita dapat mengolah
fakta.[5]
Representasi pengetahuan, kaidah produksi
dibentuk dari pengubahan tabel keputusan.
Pembuatan suatu kaidah dilakukan dengan
beberapa tahapan. Sebagai contoh perhatian
pembuatan kaidah konklusi ini akan dapat
tercapai bila kondisi – kondisi yang mendukung
terpenuhi. Pembuatan kaidah menggunakan goal
dan kondisi yang telah diperolah, seperti pada
tabel 1 di bawah ini :
(tabel dilampiran)
Setiap spektrum di atas akan di buat
kombinasi untuk setiap kemungkinan gejala
terpenuhi dan disesuaikan dengan jenis
kekurangan unsur hara. Berikut ini akan di
gambarkan dalam pohon keputusan pada gambar
4 di bawah ini.
G006
T

Y
G008

G002

Y

G009

Y
G001

T

Y

G010

G016
Y

Y
T

T

G019

G011

Y

Y

Y

G013
Y

G020

G003
Y

T

G028

J001

Y
J007

G015

G025

T

Y

G014

Y

J002

G005

Y

G024

Y

G012

Y

G007

Y

G018

Y

J003

Y

G021

T

G022

G004

Y
Y

Y

Y

T

J004

G026

G023

Y

Y

J005

G027

Y

Y
J010

T

G032

Y
J006

G017

G037

G029

T

Y

Y
J009

G033

G030

Y

Y
G031

G034

Y

Y

J008

G035
Y
G036
Y

J011

Gambar 4. Pohon Keputusan
Dalam perancangan basis pengetahuan ini
digunakan kaidah produksi sebagai sarana untuk
representai pengetahuan. Kaidah produksi
dituliskan dalam bentuk pernyataan JIKA
[premis] MAKA [konklusi]. Pada perancangan
basis pengetahuan sistem pakar ini premis adalah
gejala dan konklusi adalah jenis unsur hara,
sehingga bentuk pernyataannya adalah JIKA
[gejala] MAKA [jenis unsur hara].
Bentuk pernyataannya adalah :

Seminar Nasional Informatika 2014

JIKA [gejala 1]
JIKA [gejala 2]
DAN [gejala 3]
MAKA [Jenis unsur hara]
Dan Untuk kaidah produksinya dapat dilihat
di bawah ini :
1. Kaidah untuk Defisiensi Nitrogen (N)

IF
AND
AND
AND
THEN

Warna daun menjadi pucat,
Jaringan daun menjadi kering
dan mati,
Helaian daun menjadi pendek
dan keras,
Pertumbuhan
tanaman
terhambat dan kerdil,
Defisiensi Nitrogen (N)

2. Kaidah untuk Defisiensi Fosfor (P)

IF

AND
AND

AND
AND
THEN

Warna daun hijau tua dan
permukaannya
terlihat
mengkilap kemerah-merahan,
Daun
berbentuk
pendekpendek,
Bagian tepi daun, cabang, dan
batang mengecil dan berwarna
merah keunguan dan lambat
laun berubah menjadi kuning,
Tanaman lambat berbuah,
Kualitas biji dan buah jelek,
kecil, dan cepat masak,
Defisiensi Fospor (P)

3. Kaidah untuk Defisiensi Besi (Fe)

IF

AND
AND
THEN

Warna di sekitar daun kuning
terang serta klorosis terutama
pada daun muda, tetapi tulang
daun tetap hijau,
Tanaman lambat pertumbuhan
dan perkembangannya,
Bagian pucuk akan banyak daun
yang gugur dan mati,
Defisiensi Besi (Fe)

4. Kaidah untuk Defisiensi Kalium (K)

IF
AND

AND
AND
AND

Daun tua akan mengerut atau
keriting,
Timbul
bercak
kuning
transparan pada daun dan
berubah merah kecoklatan
serta mengering seperti hangus
terbakar,
Rentan terhadap penyakit,
Ukuran buah kecil-kecil,
Buah
cepat
rusak
atau

THEN

membusuk,
Defisiensi Kalium (K)

5. Kaidah untuk Defisiensi Kalsium (Ca)

IF

AND
AND
AND
THEN

Tepi daun banyak timbul gejala
klorosis dan menjalar ketulang
daun,
Kuncup daun yang masih muda
sering mengalami kematian,
Kondisi yang berat, jaringan
daun akan kering dan mati,
Pembentukan perakaran kurang
sempurna,
Defisiensi Kalsium (Ca)

6. Kaidah untuk Defisiensi Magnesium (Mg)

IF
AND
AND

AND

THEN

Timbul klorosis pada tepi daun
yang sudah tua,
Daun kecoklat-coklatan dan
merah keungu-unguan,
Pada kondisi yang berat, daun
tua akan menguning secara
merata tetapi tulang daun
berwarna hijau,
Sering terjadi jaringan mati
pada sisi pinggir helaian daun
sampai ke masing-masing anak
daun,
Defisiensi Magnesium (Mg)

7. Kaidah untuk Defisiensi Sulfur (S)

IF
AND
AND
AND
THEN

Pertumbuhan
tanaman
terhambat dan kerdil,
Daun muda berwarna kuning
dan terkadang tidak merata,
Helain daun menjadi pendek
dan keras,
Jaringan daun menjadi kering
dan mati,
Defisiensi Sulfur (S)

8. Kaidah untuk Defisiensi Mangan (Mn)

IF

AND
AND
THEN

Tanaman kerdil dan daun hijau
kekuning-kuningan
bahkan
kemerah-merahan,
tetapi
tulang daun tetap hijau,
Pada kondisi berat, jaringan
daun mati,
Pembentukan
gizi
tidak
sempurna,
Defisiensi Mangan (Mg)

221

Seminar Nasional Informatika 2014

9. Kaidah untuk Defisiensi Tembaga (Cu)

IF

AND
THEN

Daun menjadi klorosis dan
bagian ujungnya berwarna
putih,
Pada keadaan parah, tanaman
menjadi layu dan mati,
Defisiensi Tembaga (Cu)

10. Kaidah untuk Defisiensi Seng (Zn)

IF

AND
THEN

Daun
kekuning–kuningan
bahkan
kemerah–merahan
terutama pada daun yang agak
tua-kondisi parah,
Daun dan pelepah mengering,
Defisiensi Seng (Zn)

11. Kaidah untuk Defisiensi Boron (B)

IF
AND
AND
AND

THEN
5.

Pertumbuhan tajuk mengering
atau membelok,
Ujung pelepah melingkar dan
membuka,
Daun yang baru muncul
bentuknya kerdil dan berkerut,
Kuncup daun muda sulit
membuka dan pelayuannya
cepat,
Defisiensi Boron (B).

Hasil

Halaman ini merupakan tampilan data hasil
konsultasi user yang telah menjawab beberapa
pertanyaan dari sistem yang dibangun. Hasilnya
berupa data diri user, gejala defisiensi unsur hara,
penanganan, dan gambar dari kekurangan gejala
defisiensi unsur hara tersebut. Gambar 5. Berikut
ini menampilkan halaman hasil konsultasi user.

6.

Berdasarkan selesainya penyusunan makalah
ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sistem pakar yang dibangun membantu
para petani atau asisten perkebunan
industri kelapa sawit dalam memberikan
kesimpulan tentang kekurangan unsur hara
pada tanaman kelapa sawit tersebut, dan
keakuratannya mencapai 83% dengan
membandingkan gejala-gejala yang ada
serta di lengkapi gambar sebagai contoh
kekurangan unsur hara tersebut.
2. Penggunaan sistem pakar dalam sistem ini
adalah berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan,
dirancang
agar
dapat
menyelesaikan
suatu
permasalahan
tertentu dengan meniru kerja para ahli, dan
dapat
menjawab
pertanyaan
yang
menyangkut bidang keahliannya.
3. Sistem pakar yang dibangun menggunakan
metode forward chaining.
4. Perancangan
sistem
pakar
mengidentifikasi gejala defisiensi unsur
hara pada tanaman kelapa sawit
menggunakan bahasa pemrograman PHP
dengan database MySQL
5. Aplikasi sistem pakar mengidentifikasi
gejala defisiensi unsur hara pada tanaman
kelapa sawit menampilkan interface yang
menarik dan user friendly sehingga
memudahkan pengguna dalam pemakaian
aplikasi ini.
6. Pada aplikasi sistem pakar ini telah jelas
batasan antara user, admin dan Pakar.
Daftar Pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]

[5]

Gambar 5. Halaman Data Hasil Konsultasi

222

Kesimpulan

Fauzi Yan, et al, 2002, Kelapa Sawit,
Jakarta, Penebar Swadaya.
Kusrini, 2006, Sistem Pakar : Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta, Andi Offset.
Rosnelly Rika, 2012, Sistem Pakar Konsep
dan Teori, Yogyakarta, Andi Offset.
Sari Ria Eka, 2013, Sistem Pakar Untuk
Mendeteksi
Penyakit
THT
Dengan
Menggunakan Metode Forward Chaining,
Prosiding SNIf STMIK Potensi Utama
2013.
Sutojo, et al, 2011, Kecerdasan Buatan,
Jogyakarta, Andi Offset.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25