ANALISIS KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA LINGKUP KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDA ACEH
Jurnal Akuntasi
ISSN 2302-0164 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 Pages pp. 60- 68
ANALISIS KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA LINGKUP KANTOR PELAYANAN
PERBENDAHARAAN NEGARA BANDA ACEH
1 2 1)Joko Dermawan , Darwanis , Syukriy Abdullah
2,) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda AcehStaf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Abstrak: Laporan keuangan pemerintah sangat berperan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, maka komponen laporan keuangan yang disajikan setidaknya mencakup jenis laporan
dan elemen informasi yang disyaratkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
yang diamanahkan oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010. Dalam rangka memenuhi
elemen informasi, diperlukan ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi yang
disebut dengan karakteristik kualitatif, sehingga dapat memenuhi kualitas pelaporan keuangan pemerintah
yang dikehendaki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja (Satker) lingkup Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Banda Aceh dan sampel yang dijadikan penelitian sebanyak
115 Satker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan unsur-unsur yang terkandung
dalam nilai normatif karakteristik kualitatif pelaporan keuangan berupa manfaat dari laporan keuangan
yang dihasilkan, ketepatan waktu pelaporan keuangan, kelengkapan informasi yang disajikan, penyajian
secara jujur, isi laporan keuangan dapat diverifikasi, isi laporan keuangan dapat dibandingkan, serta
keakuratan dan kejelasan informasi yang disajikan secara baik, maka dapat meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan pada Satker kementerian negara/lembaga lingkup KPPN Banda Aceh.
Kata Kunci: Ketepatan waktu, kelengkapan informasi yang disajikan, penyajian secara jujur, dapat
diverifikasi, dapat dibandingkan.
Abstract: Government financial reporting plays an important role as a form of accountability of public
finance management, the components of the financial statements presented at least include the types of
reports and information elements required by the provisions of the legislation in accordance with
mandated by Government Regulation (PP) No. 71 of 2010. In order to meet the information elements,
necessary normative measure that needs to be realized in the accounting information referred to
qualitative characteristics, so as to meet the government's financial reporting quality desired. Population
in this study are all Working Unit scope of the State Treasury (KPPN) Banda Aceh and samples taken as
many as 115 Working Unit study. The results showed that by applying the elements contained in the
normative value of the qualitative characteristics of financial reporting in the form of benefits from the
financial report generated, the timeliness of financial reporting, the completeness of the information
presented, representational faithfulness, verifiability, comparability, as well as the accuracy and clarity of
the information presented well, it can improve the quality of financial reporting at the working unit of the
state ministries/agencies KPPN scope of Banda Aceh.Keywords: Timeliness, completeness, faithfulness, verifiability, comparability.
PENDAHULUAN
terbentuknya struktur organisasi unit akuntansi, Dalam rangka menyajikan laporan yaitu Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran keuangan yang andal, akuntabel dan transparan,
(UAKPA) (Perdirjen Perbendaharaan Nomor kementerian negara/lembaga wajib memiliki dan 42/PB/2014). melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan
UAKPA adalah unit akuntansi pada keuangan. Salah satu unsur dalam sistem tingkat Satuan Kerja (Satker) yang memiliki akuntansi dan pelaporan keuangan adalah wewenang menguasai anggaran sesuai dengan
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 61 - Volume 5, No. 4, November 2016 ketentuan yang berlaku. UAKPA memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan perubahan ekuitas, dan Catatan atas laporan keuangan (CaLK) khusus untuk periode semester I dan tahunan (Perdirjen Perbendaharaan Nomor 42/PB/2014).
Selanjutnya, kontribusi kualitas pelaporan keuangan dari masing-masing Satker mulai unit terkecil hingga tingkat tertinggi baik Satker pusat maupun daerah mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan pada setiap kementerian negara/lembaga. Artinya, setiap Satker harus mampu menyajikan laporan keuangan secara cepat, akurat, dan lengkap yang memenuhi akuntabiitas (UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 9 huruf g).
Terkait kualitas pelaporan keuangan kementerian negara/lembaga di Indonesia tahun 2014, BPK RI memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 62 entitas (73%), Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 17 entitas (18%), Tidak Memberikan Pendapat (TMP) 7 entitas (9%). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelaporan keuangan pada beberapa kementerian negara/lembaga masih rendah.
Rendahnya kualitas pelaporan keuangan Satker kementerian negara/lembaga dapat dilihat dari persentase keterlambatan dalam pelaporan keuangan. Keterlambatan untuk bulan Januari 2014 sebesar 23,89%, Februari (12,86%), Maret (18,75%), April (16,91%), Mei (12,5%), Juni (67,64%), Juli (23,34%), Agustus (19,85%),
September (19,85%), Oktober (29,41%), November (18,01%), dan Desember (68,74%) (KPPN Banda Aceh, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kualitas pelaporan keuangan Satker kementerian negara/lembaga lingkup KPPN Banda Aceh.
Selain itu, rendahnya kualitas pelaporan keuangan tercermin dari belum tercapainya relevansi, kesesuaian, keakuratan informasi yang disampaikan dalam mempertanggungjawabkan laporan keuangan. Hal ini disebabkan oleh sering terjadinya kesalahan visual dan human error dalam proses penginputan data maupun kurangnya pemahaman dari pengelola Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dalam menerjemahkan dokumen sumber ke dalam aplikasi sistem. Akibatnya, sering terjadi ketidaksamaan antara data Satker dan data KPPN padahal dokumen sumber yang digunakan adalah sama, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak valid dan akuntabel (Syahdan dan Al Amjad, 2012).
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Laporan keuangan pemerintah sangat berperan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, maka komponen laporan keuangan yang disajikan setidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang disyaratkan oleh ketentuan peraturan perundang- undangan sesuai yang diamanahkan dalam kerangka konseptual lampiran 1.01 paragraf 18 PP Nomor 71 Tahun 2010. Untuk memenuhi elemen informasi, diperlukan ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang disebut dengan karakteristik kualitatif, penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini sehingga dapat memenuhi kualitas pelaporan adalah organisasional dengan jumlah sampel keuangan pemerintah yang dikehendaki. sebanyak 115 Satker lingkup KPPN Banda Aceh.
Achim dan Chis (2014) menjelaskan Sumber data yang digunakan dalam bahwa kandungan kualitas kegunaan keputusan penelitian ini adalah data primer dan sekunder. informasi akuntansi meliputi komponen- Teknik pengumpulan data primer dilakukan komponen kandungan dari nilai relevan, yaitu dengan menggunakan kuesioner yang diserahkan ketepatwaktuan (timeliness), nilai umpan balik langsung kepada responden. Data sekunder (feedback value), dan nilai prediktif (predictive diperoleh dari berbagai dokumen seperti data
value ), dan komponen-komponen kandungan Satker, media online, peraturan perundang-
reliabilitas, yaitu penggambaran yang senyatanya undangan, jurnal dan artikel. Metode analisis yang (representational ), netralitas digunakan adalah analisis deskriptif.
faithfulness (neutrality), dan dapat diperiksa (verifiability).
Selain itu juga terdapat kualitas sekunder, sebagai
HASIL PEMBAHASAN
penghubung antara kualitas primer, yaitu Untuk melihat tanggapan unit analisis komparabilitas (comparability) dan taat asas (Satker) terhadap kualitas pelaporan keuangan (consistency). pada Satker kementerian negara/lembaga lingkup Kualitas pelaporan keuangan dapat diukur KPPN Banda Aceh disajikan pada Tabel 1. dengan beberapa indikator, yaitu: 1) Manfaat dari
Tabel
1. Tanggapan Satker terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan
laporan keuangan yang dihasilkan, 2) Ketepatan
Kementerian Jumlah Rat
waktu pelaporan keuangan, 3) Kelengkapan
Negara/Lembaga Sampel a-rata Satker
informasi yang disajikan, 4) Penyajian secara
Badan Pemeriksa Keuangan 1 3,00 Mahkamah Agung 4 3,54
jujur, 5) Isi laporan keuangan dapat diverifikasi,
Kejaksaan Republik Indonesia 2 3,36 Kementerian Dalam Negeri 2 3,07
6) Isi laporan keuangan dapat dibandingkan, 7)
Kementerian Hukum dan Hak 4 3,07 Asasi Manusia RI
Keakuratan dan kejelasan informasi yang
Kementerian Keuangan 2 3,20 Kementerian Pertanian 4 3,61
disajikan. Hal ini sesuai dengan unsur-unsur yang
Kementerian Perindustrian 1 3,68 Kementerian Energi dan 1 3,00
terkandung dalam empat prasyarat normatif
Sumber Daya Mineral Kementerian Perhubungan 2 3,75
kualitatif laporan keuangan, yaitu: relevan, andal,
Kementerian Pendidikan 3 3,21 Nasional
dapat dibandingkan, dan dapat dipahami (PP 71
Kementerian Kesehatan 4 3,14 Kementerian Agama 34 3,42 Tahun 2010). Kementerian Ketenagakerjaan 3 3,52 Kementerian Sosial
1 3,71 Kementerian Lingkungan 2 2,75 Hidup dan Kehutanan
METODE PENELITIAN
Kementerian Kelautan dan 4 3,27 Perikanan
Penelitian ini merupakan penelitian
Kementerian Pekerjaan Umum 4 3,64 dan Perumahan Rakyat
kualitatif deskriptif dengan studi literatur dan
Kementerian Pariwisata 1 3,43 Kementerian Riset, Teknologi 1 3,64
membandingkannya dengan kondisi pada objek
dan Pendidikan Tinggi
Jurnal Akuntasi
Kementerian Perdagangan 1 3,57 Kementerian Pemuda dan Olah Raga 1 3,21
3,50 Laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satker saya belum mendukung sebagai bahan perencanaan.
Tabel 2. Jawaban Responden terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Pernyataan Rata- Rata Laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satker saya memberikan manfaat bagi pengambilan keputusan.
Untuk melihat secara jelas deskriptif responden terhadap item-item pernyataan dalam kuesioner terhadap kualitas pelaporan keuangan kementerian negara/lembaga lingkup KPPN Banda Aceh disajikan pada Tabel 2.
Satker dengan rata-rata terendah diperoleh oleh 1) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yaitu sebesar 2,75. Hal ini menunjukkan bahwa Satker tersebut belum sepenuhnya menerapkan unsur-unsur yang terkandung dalam prasyarat normatif kualitatif pelaporan keuangan, sehingga yang dicapai belum maksimal. Untuk keseluruhan unit analisis secara organisasional (Satker) diperoleh rata-rata sebesar 3,37. Hal ini menunjukkan bahwa Satker kementerian negara/lembaga lingkup KPPN Banda Aceh telah menerapkan unsur-unsur yang terkandung dalam prasyarat normatif kualitatif pelaporan keuangan dengan baik, sehingga menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas.
Satker dengan rata-rata tertinggi untuk seluruh pernyataan terhadap kualitas pelaporan keuangan Satker adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yaitu sebesar 3,93. Hal ini menunjukkan bahwa BPKP telah menerapkan unsur-unsur yang terkandung dalam prasyarat normatif kualitatif pelaporan keuangan dengan baik .
Sumber: Data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
1 3,57 Jumlah Satker 115 Rata-rata tanggapan seluruh Satker terhadap kualitas pelaporan keuangan 3,37
1 3,36 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
Radio Republik Indonesia 1 3,29 Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
Badan Pengawas Pemilihan Umum 1 3,00 Lembaga Penyiaran Publik
Badan SAR Nasional 1 3,14 Badan Nasional Pengelola Perbatasan 1 3,36
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 1 3,71
3.36 Badan Kepegawaian Negara 1 3,21 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 1 3,93
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 63 - Volume 5, No. 4, November 2016
1
Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 1 3,14 Komisi Pemilihan Umum 1 3,00 Lembaga Administrasi Negara 1 3,57 Arsip Nasional Republik
2 2,75 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 1 3,64
Badan Narkotika Nasional 1 3,86 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1 3,86 Badan Koordinasi Penanaman Modal 1 3,71
Indonesia 3 3,60 Badan Pengawas Obat dan Makanan
Kementerian Komunikasi dan Informatika 1 3,36 Kepolisian Negara Republik
4 3,05 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 1 3,50
Pembangunan Nasional 1 3,21 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
Perempuan dan Perlindungan Anak 1 2,79 Badan Pusat Statistik 1 3,71 Kementerian Perencanaan
Pengusaha Kecil dan Menengah 1 3,57 Kementerian Pemberdayaan
Kementerian Lingkungan Hidup 1 3,29 Kementerian Koperasi dan
3,51 Laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satker saya telah disusun dan disampaikan tepat waktu 2,53 Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sesuai peraturan perundang-undangan.
3,66 Rata-rata jawaban terhadap kualitas pelaporan keuangan 3,37
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
laporan keuangan yang dihasilkan (item pernyataan pertama dan kedua) dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,50 dan 3,51. Hal ini menunjukkan bahwa pelaporan keuangan yang dihasilkan oleh Satker sudah memberikan manfaat bagi pengambilan keputusan dan mendukung sebagai bahan dalam perencanaan. Dengan demikian, pelaporan keuangan yang dihasilkan memiliki manfaat umpan balik dan manfaat prediktif, sehingga memiliki salah satu unsur dari nilai relevan yang merupakan salah satu prasyarat normatif kualitatif laporan keuangan.
item pernyataan untuk indikator manfaat dari
Berdasarkan jawaban responden terhadap
Manfaat dari laporan keuangan yang dihasilkan merupakan salah satu unsur prasyarat normatif pelaporan keuangan, yaitu relevan. Laporan keuangan dikatakan relevan apabila memiliki manfaat umpan balik (feedback value), yakni informasi dalam laporan keuangan memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau memperbaiki harapan yang telah dibuat sebelumnya dan memiliki manfaat prediktif (predictive value ), yakni informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini (PP 71 Tahun 2010).
Manfaat dari laporan keuangan yang dihasilkan
adalah sebesar 3,37. Hal ini menunjukkan bahwa Satker kementerian negara/lembaga lingkup KPPN Banda Aceh telah melaksanakan pelaporan keuangan yang berkualitas sesuai dengan indikator yang terdapat dalam unsur-unsur terkandung dalam prasyarat normatif kualitatif pelaporan keuangan dengan baik.
item-item pernyataan kualitas pelaporan keuangan
Sumber: Data diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata keseluruhan jawaban responden terhadap
3,67 Laporan keuangan yang dihasilkan Satker saya mudah dipahami oleh para pengguna laporan keuangan
Pelaporan dan Rekonsiliasi data laporan keuangan dilakukan setiap bulan.
3,57 Laporan keuangan yang dihasilkan Satker saya memiliki informasi yang akurat.
3,50 Laporan keuangan Satker saya dapat dibandingkan dengan laporan keuangan Satker lain.
3,38 Laporan keuangan yang dihasilkan Satker saya kurang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya.
3,22 Pengujian informasi laporan keuangan Satker saya dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh berbeda.
3,31 Informasi yang disajikan pada laporan keuangan Satker saya dapat diuji kebenarannya.
3,32 Informasi laporan keuangan Satker saya belum menggambarkan seluruh transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
3,17 Informasi pada laporan keuangan Satker saya disajikan apa adanya.
3,52 Informasi yang disajikan pada laporan keuangan Satker saya dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan.
3,44 Laporan keuangan yang dihasilkan Satker saya kurang memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan.
Penyajian laporan keuangan secara tepat waktu merupakan aspek penting untuk memperoleh keunggulan kompetitif dalam menunjang keberhasilan Satker dalam meningkatkan akuntabilitas dan transparansi publik (Astuti, 2007). Laporan keuangan Satker akan mempunyai manfaat jika disampaikan secara akurat dan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Hal ini
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 65 - Volume 5, No. 4, November 2016 menunjukkan bahwa, betapa pentingnya ketepatan waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Informasi yang disajikan tepat waktu akan dapat memiliki nilai dan dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan (Achim dan Chis, 2014).
Berdasarkan jawaban responden terhadap item pernyataan untuk indikator ketepatan waktu pelaporan keuangan (item pernyataan ketiga dan keempat) dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden sebesar 2,53 dan 3,44. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satker disampaikan belum tepat waktu, namun pelaporan dan rekonsiliasi dilakukan setiap bulan. Hal ini menunjukkan upaya yang baik dalam peningkatan kualitas pelaporan keuangan.
Selanjutnya, ketepatan waktu merupakan unsur penting dalam pelaporan keuangan, sehingga laporan keuangan harus disajikan tepat waktu. Pemakai laporan keuangan tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru, dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu (Nobes dan Stadler, 2014).
Kelengkapan Informasi yang Disajikan
Informasi akuntansi keuangan pemerintah harus disajikan selengkap mungkin, serta mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar dapat mencegah kekeliruan dalam penggunaan informasi. Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan, karena bagian informasi yang hilang boleh jadi merupakan unsur kritis dalam pelaporan keuangan (Achim dan Chis, 2014).
Selanjutnya, pengungkapan laporan keuangan yang diwajibkan kepada Satker kementerian negara/lembaga diatur dalam Perdirjen Perbendaharaan Nomor 42/PB/2014. Penyajian dan pelaporan keuangan terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan perubahan ekuitas, dan CaLK untuk periode semester I dan Tahunan.
Berdasarkan jawaban responden terhadap item pernyataan untuk indikator kelengkapan informasi yang disajikan (item pernyataan kelima dan keenam) dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,52 dan 3,17. Hal ini menunjukkan bahwa kelengkapan informasi yang disajikan pada laporan keuangan Satker kementerian negara/lembaga sudah lengkap sesuai dengan Perdirjen Perbendaharaan Nomor 42/PB/2014 yang mengacu pada PP 71 Tahun 2010. Dengan demikian, laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satker kementerian negara/lembaga sudah memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan dan sudah dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penyajian secara Jujur
Informasi akuntansi pemerintah harus disajikan secara jujur, yaitu menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan (Achim dan Chis, 2014). Penyajian informasi yang jujur dalam laporan keuangan akan menciptakan transparansi dan akuntabilitas (Nordiawan, 2010). Semakin jujur dalam penyajian laporan keuangan, maka akan meningkatkan terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Akuntabilitas pengelolaan keuangan negara merupakan proses pengelolaan keuangan negara mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban, serta pengawasan harus benar-benar dapat dilaporkan secara benar dan jujur (Yahya, 2006; Mustofa, 2012).
Berdasarkan jawaban responden terhadap item pernyataan untuk indikator penyajian secara jujur (item pernyataan ketujuh dan kedelapan) dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,32 dan 3,31. Hal ini menunjukkan bahwa informasi pada laporan keuangan Satker disajikan apa adanya yang menggambarkan seluruh transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan pada laporan keuangan.
Isi Laporan Keuangan dapat Diverifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh (PP 71 Tahun 2010).
Ada dua cara untuk memverifikasi laporan keuangan, yaitu verifikasi langsung dan tidak langsung. Verifikasi langsung terhadap laporan keuangan dilakukan melalui observasi, perhitungan, dan pengukuran, sedangkan verifikasi tidak langsung dilakukan dengan memeriksa input dengan menggunakan model, formula atau teknik lain, serta menghitung ulang output dengan metode yang sama (Achim dan Chis, 2014).
Berdasarkan jawaban responden terhadap
item
pernyataan untuk indikator isi laporan keuangan dapat diverifikasi (item pernyataan kesembilan dan kesepuluh) dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,22 dan 3,38. Hal ini menunjukkan bahwa penyajian informasi laporan keuangan pada Satker kementerian negara/lembaga dapat diverifikasi dan menghasilkan simpulan yang sama walaupun diuji lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda. Dengan demikian, salah satu unsur prasyarat normatif pelaporan keuangan sudah terpenuhi.
Isi Laporan Keuangan dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama (PP 71 Tahun 2010). Komparabilitas dapat membantu pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami persamaan dan perbedaan, serta sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 67 - Volume 5, No. 4, November 2016 telah diambil (Achim dan Chis, 2014).
Berdasarkan jawaban responden terhadap item pernyataan untuk indikator isi laporan keuangan dapat dibandingkan (item pernyataan kesebelas dan keduabelas) dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,50 dan 3,57. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang terkandung dalam laporan keuangan Satker kementerian negara/lembaga dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas lain. Dengan demikian, pelaporan keuangan Satker kementerian negara/lembaga telah memenuhi salah satu unsur prasyarat normatif kualitatif pelaporan keuangan.
Keakuratan dan Kejelasan Informasi yang Disajikan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus akurat dan jelas, sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh para pengguna laporan keuangan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Oleh karena itu, pengguna harus memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas akuntansi dan pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud (Nobes dan Stadler, 2014).
Selanjutnya, agar informasi yang sulit mudah dipahami, laporan keuangan harus disajikan dan menjelaskan sejelas mungkin. Jika pengguna tidak sepenuhnya memahami informasi dari laporan keuangan, mereka harus mencari bantuan penasihat dan ahli di lapangan untuk memahami semua transaksi yang kompleks yang termuat dalam laporan keuangan (Achim dan Chis,
2014).
Berdasarkan jawaban responden terhadap item pernyataan untuk indikator pernyataan keakuratan dan kejelasan informasi yang disajikan (item pernyataan ketigabelas dan keempatbelas) dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,67 dan 3,66. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satker memiliki informasi yang jelas dan akurat, sehingga mudah dipahami oleh para pengguna laporan keuangan.
Beest et al, (2009) menyatakan bahwa kejelasan dan keakuratan informasi laporan keuangan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Kejelasan dan keakuratan adalah unsur penting yang harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan. Dengan demikian, kejelasan dan keakuratan adalah unsur yang tidak dapat diabaikan untuk mencapai kualitas pelaporan keuangan yang diinginkan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu; manfaat dari laporan keuangan yang dihasilkan, ketepatan waktu pelaporan keuangan, kelengkapan informasi yang disajikan, penyajian secara jujur, isi laporan keuangan dapat diverifikasi, isi laporan keuangan dapat dibandingkan, keakuratan dan kejelasan informasi yang disajikan, maka kualitas pelaporan keuangan Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pada Satker kementerian negara/lembaga dapat Nobes, C.W. dan Stadler, C. (2014). The
Qualitative Characteristic of Financial tercapai. Information, and Managers’ Accounting Decisions: Eviden from IFRS Policy Changes . Department of Accounting and
Saran
Finance at Lancaster University Dalam rangka meningkatkan kualitas Management School. pelaporan keuangan Satker kementerian Nordiawan, D. (2010). Akuntansi Sektor Publik. negara/lembaga, perlu memperhatikan Jakarta: Salemba Empat. karakteristik kualitatif laporan keuangan yang
Republik Indonesia, Peraturan Direktur Jenderal diamanahkan oleh PP 71 Tahun 2010. Semua
Perbendaharaan Nomor 42/PB/2014 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan
unsur yang terkandung dalam prasyarat normatif
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
agar terpenuhi dalam pelaporan keuangan,
- , Peraturan Pemerintah sehingga kualitas pelaporan keuangan dapat
Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Sistem
terwujud. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan Akuntansi Pemerintah. melalui wawancara secara khusus terhadap Satker Syahdan, Anuar, S., dan Amjad, J.A. (2012). lingkup Kanwil Provinsi Aceh, sehingga Analisis Proses Rekonsiliasi pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara gambaran kualitas pelaporan keuangan tidak (KPPN) Banjarmasin. Jurnal Manajemen hanya dari Satker lingkup KPPN Banda Aceh. dan Akuntansi. 13(1): 85-92.
Yahya, I. (2006). Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Sistem Teknik Industri . 7(4): 27-29 .
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Achim, A.M, dan Chis, A.O. (2014). Financial Accounting Quality and Its Defining Characteristics. SEA-Practical Application of Science . 3(5): 93-98.
Astuti, C.D. (2007). Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. 2(1): 27-42.
Beest, Ferdy, V., Geert B., dan Boelens, S.. (2009).
Quality of Financial Reporting: Measuring Qualitative Characteristics.
NiCE Working Paper 09-108.
Mustofa, A.I. (2012). Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten Pemalang.
Accounting Analysis Journal . 1(1): 1-6.