Analisa Kepadatan Ruas Jalan DI Kecamata

ANALISA KEPADATAN RUAS JALAN
DI KECAMATAN RUNGKUT DENGAN
PEMETAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Hendrata Wibisana1 dan Siti Zainab2

ABSTRACT
Traffic jam is a complex problem that has the wide impacts to the road and economical users. In this
research, the connection between the traffic volume and the density citizen of a sub district will be
analyzed. The location of this research taken place in Rungkut, its part of the municipality of Surabaya
and for this research, the location is divided on the village zone. The method used for this research is Arc
View 3.3, namely “Roads and Arterical Capacity method” with formulation C = Co x FCw x FCsp x FCsf
x FCcs. The calculation result of the capacity value (C) is obtained by the value of degree saturation (DS)
which describes the rate of comfortability of a road. The research shows that the degree saturation value
whose more than 0,7 (DS > 0,7) is the roads of Medokan Ayu, Rungkut Puskesmas, Pandugo, Baruk
Utara, Wonorejo Rungkut, Medokan Kampung. The road which has the middle degree saturation value (
0,7 < DS < 0,85) is the roads of Rungkut Madya, KH Zamhuri, Rungkut Asri Tengah, Rungkut Asri
Timur, Rungkut Asri Utara, Kedung Asem, and Kedung Baruk. The result of the calculation and analyse
of the road route in Rungkut region is used as the data attribute and the spatial data of the road condition
is used to building of thematic map, including the rate of density of the road in sub district of Rungkut, in
the municipality of Surabaya.
Key words: Geographic information system, degree saturation, municipality Rungkut mapping


ABSTRAK
Kemacetan adalah permasalahan pelik yang berdampak luas kepada masyarakat pengguna jalan
serta pelaku ekonomi. Kemacetan berhubungan dengan volume lalu lintas yang melintas pada suatu ruas
jalan. Pada penelitian ini dilakukan analisa hubungan antara volume lalu lintas dengan kepadatan
jumlah penduduk di sebuah kecamatan.Penelitian ini dilakukan di wilayah Rungkut kotamadya Surabaya,
dimana jumlah penduduk dibagi dalam zona kelurahan. Metode yang digunakan untuk membantu proses
analisa dan pemetaan adalah Arc View versi 3.3, metode “Roods dan metode Arterical Capacity”
dengan persamaan rumus C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs. Dari hasil perhitungan nilai Kapasitas
(C )maka akan didapat nilai derajat kejenuhan (DS) yang menggambarkan layak tidaknya jalan tersebut
digunakan secara nyaman. Dan jalan yang mengalami derajat rendah (dengan nilai DS > 0.7 )adalah
jalan Medokan Ayu, jalan Rungkut Puskesmas, jalan Pandugo, jalan Baruk Utara, jalan Wonorejo
Rungkut, dan jalan Medokan Kampung. sedangkan jalan yang mengalami derajat kejenuhan sedang
dengan nilai DS antara 0.7 < 0.85 )adalah jalan Rungkut Madya, jalan KH Zamhuri, jalan Rungkut Asri
Tengah, jalan Rungkut Asri Utara, jalan Kedung Asem dan jalan Kedung Baruk. Hasil perhitungan dan
analisa kepadatan ruas jalan di wilayah Rungkut dimasukkan sebagai data atribut dan dengan data
spasial dari peta kondisi jalan di wilayah Rungkut dapat dibuatkan Peta Tematik Kepadatan Jalan di
Kecamatan Rungkut Kotamadya Surabaya.
Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, derajat kejenuhan, pemetaan kecamatan Rungkut.


1

E-mail: hw00198@yahoo.com
E-mail: siti_zaen2007@yahoo.com
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
2

143

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Surabaya, sebagai salah satu kota
terbesar kedua di Indonesia masalah
kemacetan sudah menjadi makanan
penduduk kota sehari–hari. Dengan
jumlah penduduk mendekati 5 juta jiwa,
aktivitas kendaraan moda darat sangat
padat terutama pada jam–jam sibuk di
pagi dan sore hari. Kepadatan di kota
Surabaya ini dapat terjadi karena ruas

jalan yang ada kapasitasnya sudah tidak
mencukupi lagi dengan banyaknya
jumlah kendaraan yang melaju di jalan
tersebut, belum lagi pengaruh hambatan
samping yang memakan badan jalan
cukup signifikan. Untuk mengatasi hal
ini perlu penanganan yang serius,
sistematis dan berkesinambungan agar
diperoleh solusi yang efektif dan efisien
dengan budget yang sesuai dengan
anggaran pemerintah daerah setempat.

banyak
dari
kapasitas
yang
dipersyaratkan. Dengan alasan ini dan
dengan bantuan alat bantu berupa
perencanaan SIG yang terpadu diuraikan
beberapa pokok permasalahan yaitu :

a. Apakah Sistem Informasi Geografis
(SIG) sebagai alat bantu mampu
memetakan jumlah kendaraan pada
suatu ruas jalan di kotamadya
Surabaya.
b. Dengan adanya SIG, apakah
kemacetan yang terjadi pada suatu
ruas jalan dapat diprediksikan
sebelumnya?
c. Apakah pemetaan kondisi ruas jalan
di kota Surabaya, terutama jalan
utama dapat memberikan informasi
yang akurat dan terbaca dalam
proses pengambilan keputusan,
khususnya
untuk
perhitungan
kapasitas (C) dan derajat kejenuhan
(DS)


Sistem Informasi Geografis (SIG)
sebagai salah satu disiplin ilmu yang
baru berkembang (Lang, 1999 dan
Prahasta, 2001) dirasakan cukup akurat
untuk membantu memecahkan masalah
kepadatan kendaraan di perkotaan
terutama kota besar seperti Surabaya ini.
SIG dipandang sebagai alat bantu yang
tepat untuk diaplikasikan pada kasus ini
mengingat kelebihan–kelebihan yang
dimiliki. Dalam penelitian ini akan
dilakukan kajian awal tentang peranan
SIG dalam mengelola jumlah kendaraan
yang melaju di suatu ruas dalam kota
besar seperti Surabaya, mengingat belum
banyak
penelitian
serupa
yang
dilakukan.


1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan melakukan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mencari nilai kapasitas (C)
dan nilai derajat kejenuhan (DS)
pada setiap ruas jalan arteri dan
jalan kolektor di kecamatan
Rungkut.
2. Untuk memberikan sistem informasi
di ruas jalan di kawasan Rungkut
dengan menggunakan SIG.
3. Untuk memetakan secara parsial
ruas jalan beserta atributnya di ruas
jalan di kecamatan Rungkut dengan
meggunakan SIG.

1.2. Permasalahan
Kemacetan di suatu ruas jalan dapat
terjadi apabila kendaraan yang lewat

pada ruas jalan tersebut jumlahnya lebih
144

1.4. Batasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi untuk daerah
kecamatan Rungkut kotamadya
Surabaya dimana jalan yang diukur
hanya jalan arteri yang ada di
kecamatan Rungkut serta tidak

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008

membahas jalan lokal yang ada di
kecamatan Rungkut.
2. Volume kendaraan yang diteliti
berdasarkan pengambilan data di
lapangan secara langsung
3. Jumlah penduduk yang diteliti
berdasarkan data sekunder yang
diambil dari instansi tertertentu yaitu

Badan Pusat Statistik (BPS) dan
data yang diambil sebagian dari data
kecamatan Rungkut.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini maksudkan sebagai
bahan masukan akan penelitian dasar
dan kajian awal sistem informasi
geografis
pada
perencanaan

perhubungan darat berkenan dengan
kondisi ruas jalan yang ada pada suatu
kecamatan. Dan dapat juga dipakai
sebagai database awal kondisi ruas jalan
utama di kecamatan Rungkut kotamadya
Surabaya.
1.6. Lokasi Studi
Lokasi
yang

ditinjau
dalam
penelitian ini adalah jalan arteri pada
Kecamatan Rungkut, yang mana
meliputi
berbagai
Kelurahan.
Diantaranya Kelurahan Medokan Ayu,
Kelurahan Rungkut Kidul, Kelurahan
Penjaringan Sari, Kelurahan Kedung
Baruk, Kelurahan Wonorejo, Kelurahan
Kali Rungkut.

Gambar 1. Lay out kecamatan Rungkut
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008

145

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum

Pada dasarnya sistem informasi
geografis merupakan gabungan dari tiga
pokok unsur pokok: sistem, informasi,
dan geografis. Dengan demikian
pengertian terhadap ketiga unsur pokok
ini akan sangat membantu dalam
memahami SIG. Dengan melihat unsur
pokoknya SIG merupakan sistem sebuah
informasi dengan tambahan unsur
Geografi yakni penekanan pada unsur
informasi geografi.
2.2. Konsep Sistem Informasi
Semua organisasi pasti memiliki
sistem informasi. Sistem informasi ini
adalah entity (kesatuan) formal yang
terdiri dari berbagai sumber daya fisik
maupun logika. Dari organisasi ke
organisasi, sumberdaya-sumberdaya ini
disusun atau distrukturkan dengan
beberapa cara yang berlainan karena

organisasi
dan
sistem
informasi
merupakan sumber daya-sumber daya
yang bersifat dinamis. Dengan demikian,
struktur organisasi yang dibuat pada saat
ini bisa jadi harus dapat menggambarkan
struktur
sistem
informasi,
yang
dipresentasikan oleh semua sumberdaya
fisiknya, untuk berbagai ukuran sistem
informasi di dalam bermacam-macam
tipe organisasi.
2.3. Penggunaan SIG dalam
Kehidupan
Berikut diberikan contoh – contoh
kasus dalam berbagai disiplin ilmu
antara lain :
Dengan SIG, pengguna dapat
menyatakan relasi atau hubungan
(relationship), pola (pattern), dan
kecenderaungan (trend) seperti telah
disinggung dimuka. Seorang pakar jalan
raya atau perencanaan perkotaan dapat
146

menampilkan segmen-segmen jalan
mana saja berdasarkan informasi
kondisi-kondisi segmen-segmen jalan
tersebut,
kemudian
memutuskan
segmen-segmen jalan mana saja yang
memerlukan perbaikan.
Selain itu, dengan penggunaan SIG,
seorang pakar jalan raya dan perkotaan
dapat
menemukan
lokasi-lokasi
keecelakaan lalulintas di jalan raya atau
jembatan. Mereka juga dapat men-zoom
daerah-daerah tertentu.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Percobaan
Desain percobaan dijelaskan pada
Gambar 1.
3.2 Prosedur Kerja
Adapun tahapan–tahapan yang
dilakukan dalam melakukan penelitian
ini yaitu :
1. Observasi lapangan yaitu dengan
cara mengumpulkan data–data yang
dibutuhkan. Dalam pengumpulan
data ini, dibagi menjadi 2 bagian :
a. Data Primer, yaitu data yang
didapat langsung dari lapangan.
Contohnya Data:
a) Volume Kendaraan
b) Data Kepemilikan Kendaraan
Data yang diambil dari
SAMSAT.
b. Data Sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari berbagai instansi
yang terkait dengan penelitian
ini. Misalnya BPS (Badan Pusat
Statistik),
Kecamatan
dan
Kelurahan dimana data yang
diambil dari berbagai instasi
tersebut di masukkan sebagai
atribut seperti yang tertera di
bawah ini:

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008

START

OBSERVASI LAPANGAN
SEKUNDER
PRIMER
-Volume Kendaraan

PENGUMPULAN DATA

PEMETAAN
( Poligon, Line, Point )

- DataJumlah Penduduk
- Data Jenis Kelamin
-Laki – Laki
-Perempuan

PENYUSUNAN
DATA BASE
( Atribut )

PENGOLAHAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISA HASIL

PETA SIG RUAS JALAN
KECAMATAN RUNGKUT

SELESAI
Gambar 1. Desain percobaan

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008

147

a)
b)
c)
d)
e)

2.

3.

4.

Data Jumlah Penduduk
Data Kendaraan
Data Angkutan Kerja
Data Usia Sekolah
Data Status Perkawinan
Dari
pengumpulan
data–data
tersebut dilakukan pemetaan dan
penyusunan data base. Penyusunan
data base menggunakan software
Microsoft office excel 2003.
Setelah dilakukan pemetaan dan
penyusunan data base, baru kita
olah dengan menggunakan sistem
informasi geografis.
Dari pengolahan data dengan
sistem informasi geografis, didapat
analisis hasil. Sehingga kita dapat
menyusun
peta
thematik
Kecamatan Rungkut untuk LHR
kendaraan bermotor.

3.4 Prosedur Mencari Nilai Derajat
Kejenuhan ( DS )
1. Langkah awal mencari nilai
Kapasitas ( C ), dengan rumus sbb:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x
FCcs (smp/jam)
Dimana:
a) C
= Kapasitas (smp/jam)
b) Co = Kapasitas
dasar
untuk
kondisi
tertentu
(ideal)
(smp/jam)
c) FCw = Faktor penyesuaian
lebar jalur lalu lintas
d) FCsp = Faktor penyesuaian
pemisah arah
e) FCsf = Faktor penyesuaian
hambatan samping
f) FCcs = Faktor penyesuaian
ukuran kota
Dimana nilai C, Co, FCw, FCsp,
FCsf dan FCcs didapat dari data
yang ditentukan.
148

2. Setelah di dapat nilai C maka
dilanjutkan dengan mencari nilai
DS dengan rumus sbb :
DS = Q / C
Dimana :
DS = Derajat Kejenuhan;
Q = Arus Kendaraan
3. Katagori nilai derajat kejenuhan
(DS)
a. Tingkat Kapasitas Tinggi
apabila didapat nilai DS diatas
0,85
b. Tingkat Kapasitas Sedang
apabila didapat nilai DS antara
0,7 sampai 0.85
c. Tingkat Kapasitas Rendah
apabiladidapat nilai DS
dibawah 0,7.
3.5 Software yang Dipergunakan
Microsoft Excel (Rosalina, 2005
dan LPKBM, 2000), digunakan untuk
membuat data atribut, Auto Cad 2000,
digunakan untuk penggambaran peta
ruas jalan kemacetan Rungkut, Auto
Cad Map, digunakan untuk transformasi
peta format vector–raster, Arc View
versi 3.3 (Budiyanto, 2002), digunakan
untuk
analisa
sistem
informasi
geografis.
4. ANALISA DATA
4.1 Data Jumlah Kendaraan di
Kecamatan Rungkut dan
Perhitungan DS
Data jumlah kendaraan yang
diperoleh melalui survey lapangan di
setiap ruas jalan dikecamatan Rungkut
serta data jumlah penduduk yang
didapat dari kecamatan diolah dan
dianalisa dengan menggunakan rumus
dan teori rekayasa lalu lintas (DGBM,
1997) dan rumus yang digunakan
sebagai berikut (Pignataro, 1973):

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x
FCcs (smp/jam)
Dimana nilai C, Co, FCw, FCsp, FCsf
dan FCcs didapat dari data
yang
ditentukan. Setelah di dapat nilai C
maka mencari nilai DS rumusnya
sebagai berikut:
DS = Q / C
Dimana :
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus Kendaraan

C = Kapasitas
4.1.2

Perhitungan Kapasitas (C)
dan Derajat Kejenuhan (DS)
pada Setiap Ruas Jalan
Kecamatan Rungkut
Perhitungan nilai C dan DS pada
ruas jalan Medokan Ayu
dijelaskan berikut ini (Gambar
2).

Gambar 2. Layout jalan Medokan Ayu

Tabel 1. Standar derajat kejenuhan (DS)

Tingkat Derajat Kejenuhan ( DS )
Tinggi
Sedang
Rendah

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008

Batasan Nilai
> 0.85
0.7 – 0.85
< 0.70

149

Pada pagi hari, diketahui :
Co
: 2.900 (CO dari data yang
ditentukan)
FCw :1,25 (FCw dari data yang
ditentukan)
FCsp :1,00 (FCsp dari data yang
ditentukan)
FCsf :0,89 (FCsf dari data yang
ditentukan)
FCcs :1,04 (FCcs dari data yang
ditentukan)

Pada sore hari, diketahui:
Co : 2.900 (Nilai CO dari data yang
ditentukan)
FCw :1,25 (FCw dari data yang
ditentukan)
FCsp :1,00 (FCsp dari data yang
ditentukan)
FCsf :0,89 (FCsf dari data yang
ditentukan)
FCcs :1,04 (FCcs dari data yang
ditentukan)

Jumlah kendaraan (Q ) :
MC : 3.290 = 1.645 x 0.5 = 22,5
2

Jumlah kendaraan (Q ) :
MC : 3.151 = 1.575,5 x 0.5
2
= 787,75 smp/jam

LV : 606
2

= 303 x 1

HV : 13
2

= 6.5 x 1,3

= 303

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2.900 x 1,25 x 1,00 x 0,89 x 1,04
= 3.355,3

DS = Q
C
= 1.133,5
3.355,3
= 0.338 smp/jam

150

594 = 297 x 1 = 297 smp/jam
2

HV :

2
2

= 8,45

Jadi nilai kapasitas (C) dan nilai derajat
kejenuhan (DS) yang didapat adalah:

Q = MC + LV + HV
= 822,5 + 303 + 8,45
= 1.133,95

LV :

= 2 x 1,3 = 2,6 smp/jam

Jadi nilai kapasitas (C) dan nilai derajat
kejenuhan (DS) yang didapat adalah:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2.900 x 1,25 x 1,00 x 0,89 x 1,04
= 3.355,3
Q = MC + LV + HV
= 787,75 + 297 + 2,6
= 1.087,35
DS = Q
C
= 1.087,35
3.355,3
= 0,324 smp/jam

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008

Tabel 2. Hasil perhitungan derajat kejenuhan ( DS ) dan kapasitas (C )

Berdasarkan
standar
derajat
kejenuhan (DS), Tabel 1, jalan
Medokan Ayu termasuk derajat
kejenuhannya rendah dengan nilai DS
antara 0.7 < 0.85 dan pada pagi hari
sebesar 0,338 dan nilai DS pada sore
hari sebesar 0,324 (Tabel 2). Serta ruas
jalan yang mengalami derajat kejenuhan
rendah selain jalan mendokan ayu
adalah ruas jalan Rungkut Puskesmas,
jalan Pandugo, jalan Baruk Utara, jalan
Wonorejo Rungkut, dan jalan Medokan
Kampung. Sedangkan jalan yang
mengalami derajat kejenuhan sedang
dengan nilai DS antara (0.7 < 0.85)
adalah jalan Rungkut Madya, jalan KH
Zamhuri, jalan Rungkut Asri Tengah,
jalan Rungkut Asri Utara, jalan Kedung
Asem dan jalan Kedung Baruk.

4.2 Hasil Dari Arc View Serta
Atributnya
Hasil akhir dari penelitian ini
berupa gambar yang lengkap dengan
atributnya. Atribut yang ditampilkan
sebagai berikut (Gambar 3):
Atribut yang masuk dalam line atau
jalan antara lain: Nama jalan, Jumlah
kendaraan jenis
MC (Gambar 4),
Jumlah kendaraan jenis LV (Gambar 5),
Jumlah kendaraan jenis HV (Gambar 6),
Nilai DS pagi dan sore hari, Nilai C
pagi dan sore, Jenis jalan, Lebar jalan,
Panjang jalan. Atribut yang masuk
dalam polygon atau setiap kelurahan
dikecamatan Rungkut antara lain:
Nama kelurahan, Jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin (Laki–laki,
perempuan). Jumlah penduduk yang
bekerja dan tidak bekerja.

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008

151

Gambar 3. Arc view jalan dan atributnya

Gambar 4. Grafik jumlah kendaraan jenis MC

152

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008

Gambar 5. Grafik jumlah kendaraan jenis LV

Gambar 6. Grafik jumlah kendaraan jenis HV

5.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari tugas akhir ini
adalah
1. Dengan adanya sistem informasi
geografis sebagai alat bantu maka
dapat memetakan jumlah kendaraan
yang ada masing–masing ruas jalan
dimana dari hasil perhitungan
diperoleh ruas jalan yang paling
ramai Rungkut asri tengah dengan
nilai volume kendaraan 3.599
smp/jam
2. Dengan Sistem Informasi Geografis
(SIG) dapat dipetakan secara
kualitatif kemacetan yang terjadi

3.

pada suatu ruas jalan, khususnya
yang diteliti pada ruas jalan
dikecamatan Rungkut. Dengan SIG
dapat juga dilihat faktor–faktor
penyebab kemacetan lalu lintas
antara lain kendaraan yang melintas
pada ruas jalan serta kondisi
geometrik jalan yang ada di
kecamatan Rungkut
Dengan sistem informasi geografis
dapat diketahui kondisi aktual ruas
jalan arteri dan jalan kolektor di
kecamatan Rungkut sebagai contoh
adalah informasi kapasitas (C) dan
derajat kejenuhan (DS), dengan

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008

153

Gambar 7. Peta jalan di kecamatan Rungkut

154

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008

hasil sebagai berikut derajat
kejenuhan rendah (dengan nilai DS
> 0.7)adalah jalan Medokan Ayu,
jalan Rungkut Puskesmas, jalan
Pandugo, jalan Baruk Utara, jalan
Wonorejo Rungkut, dan jalan
Medokan Kampung. Sedangkan
jalan yang mengalami derajat
kejenuhan sedang dengan nilai DS
antara (0.7 < 0.85) adalah jalan
Rungkut
Madya,
jalan
KH
Zamhuri, jalan Rungkut Asri
Tengah, jalan Rungkut Asri Utara,
jalan Kedung Asem dan jalan
Kedung Baruk.
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Perlunya adanya pelebaran jalan
pada jalan yang ramai yang terjadi
pada jam–jam sibuk sebagai contoh
jalan Rungkut Asri Utara dan
Rungkut Asri Tengah.Sebagai salah
satu
alternatif
penyelesaian
kemacetan diruas jalan kecamatan
Rungkut.
2. Penambahan pemasangan ramburambu seperti dilarang parkir atau

3.

berhenti di sepanjang jalan yang
padat kendaraan.
Sistem informasi geografis untuk
kedepannya dapat dimasukkan
sebagai bahan referensi
untuk
pembuatan peta jalan Surabaya

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, E. (2002), System Informasi
Geografis Menggunakan ARC
VIEW GIS, Andi, Jogyakarta.
Directorate General Bina Marga/
DGBM (1997), Indonesia Highway
Capasicy Manual (IHCM), Feb.
Lang, L. (1999), Transportation GIS,
Esri Press, California.
Pignataro, L.J. (1973), Engineering
Theory and Practice, Prentice –
Hall, Inc, Englewood Cliffs, New
Jersey, 1973
Prahasta, E. (2001), Sistem Informasi
Geografis, Informatika, Bandung.
Rosalina (2005), Analisa Statistik
Menggunakan
Aplikasi
Excel,
Alfabeta, Bandung.
Tim Penelitian dan Pengembangan/
LPKBM
Madcoms
(2000),
Microsoft Excel 2000, Andi
Yogyakarta.

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008

155