BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Kec.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

  6. Esther Sariyah, S.Pd.K

  12. Ricky Prakoso 1-6 Jumlah keseluruhan siswa 149 siswa terdiri dari 76 siswa perempuan dan

  11. Wartoyo Penjaga Sekolah

  10. Megawati Penjaga Perpus

  9. Rifki Amal Fatah 3-6

  3

  8. Rahmat Rais Sanjani, S.Pd

  1

  7. Esti Sriwiyati

  2

  4.1.1 Gambaran Sekolah

  Penelitian ini dilakukan di SD N Karanggondang 01 Semester 2 Tahun

  5. Jiman, S.Pd

  6

  4. Eni Arbaningsih, A.Ma.Pd

  4

  B. Retno Hartati, S.Pd

  2. Komariyah, S.Pd.I 1-6 3.

  1. Samsiri, S.Pd.SD 4-6

  

No. Nama Mengajar di Kelas

Tabel 4.1 Daftar Pengajar di SD N Karanggondang 01

  Pelajaran 2014/2015. SD N Karanggondang 01 berada di Desa Karanggondang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Suasana SD N Karanggondang 01 masih asri dengan suasana pedesaan. Di sebelah selatan SD N Karanggondang 01 terdapat jalan menuju Salatiga, di sekeliling SD Karanggondang ini adalah perkebunan karet. SD N Karanggondang 01 merupakan satu-satunya sekolah yang ada di Desa Karanggondang dengan kelas yang terdiri dari 11 guru dan 1 penjaga sekolah dengan rincian sebagai berikut:

  5 enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, satu kantor guru, satu kantor kepala sekolah, satu perpustakaan, satu gudang, satu mushola dan satu UKS. Ruang kelas sudah baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. SD N Karanggondang 01 juga menyediakan dua wc yang terdiri dari wc guru dan siswa. SD N Karanggondang 01 juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara, lapangan tersebut juga digunakan untuk olahraga.

  Fasilitas belajar yang ada di SD N Karanggondang 01 masih terbatas. Komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data administrasi yang diperlukan masih terbatas, selain itu alat peraga dalam pembelajaran juga masih terbatas. Akan tetapi penunjang sarana belajar siswa sudah cukup baik seperti buku-buku yang dapat membantu siswa dalam belajar.

4.1.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian

  Penelitian dilakukan di kelas 5 SD N Karanggondang 01 Semester 2 Tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 25 siswa pada pembelajaran Matematika. Berdasarkan hasil observasi terlihat hasil belajar matematika sebelum dilakukan tindakan terdapat 12 siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=61). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretes

  1

  12 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Pretes

  10

  8

  6

  4

  2

  

Grafik 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretest

Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Semester 2

  42 Nilai Tertinggi 100 Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada grafik 4.1.

  Nilai Terendah

  4 Jumlah 25 100 Nilai Rata-Rata 62,76

  4 91-100

  

Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015

Skor Frekuensi Persentase (%)

  1

  4 81-90

  1

  40 71-80

  10

  32 61-70

  8

  16 51-60

  4

  41-50

  Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Pretes Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika kelas 5 SD N Karanggondang 01 tersebut masih kurang. Pada pembelajaran Matematika, guru menggunakan metode konvensional dan tidak menggunakan alat peraga.

4.1.3 Siklus 1 (5 x 35 menit)

  a. Perencanaan tindakan Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 2 pertemuan persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Pertemuan 1 a.

  Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan alat peraga bangun datar mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium) dengan menerapkan prinsip pembelajaran matematika realistik.

  b.

  Menyiapkan lembar kerja kelompok c. Menyiapkan buku pembelajaran

  Pembelajaran matematika yang direncanakan dengan pokok bahasan sifat- sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium).

  d.

  Menyiapkan alat peraga bangun datar e. Menyiapkan lembar observasi 2. Pertemuan 2

  Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II pokok bahasannya masih sama dengan pertemuan I. Pertemuan II ini digunakan untuk menyelesaikan materi pada pertemuan I. Yang dipersiapkan adalah a. soal evaluasi b. lembar jawab

  b. Pelaksanaan tindakan

  1. Pertemuan 1 (2 x 35 menit) Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang

  (RPP), lembar kerja kelompok, lembar observasi, alat peraga bangun datar, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, siswa mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Guru menjelaskan tentang pengertian bangun datar. Kemudian memperlihatkan alat peraga bangun datar dan bertanya jawab dengan siswa mengenai bangun datar yang ditunjukkan. Kemudian guru membagi siswa dalam 5 kelompok. Siswa melaksanaan diskusi tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, persegi, dan trapesium), kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanyajawab dengan peserta didik tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, persegi, dan trapesium). Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 2) Pertemuan 2 (3 x 35 menit)

  Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga bangun datar, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, siswa mengadakan penelitian di kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Siswa dibimbing membentuk kelompok, menjsdi 5 kelompok. Siswa melakukan diskusi menggunakan alat peraga bangun datar, kemudian siswa memaparkan hasil diskusi di depan kelas, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut c. Hasil tindakan 1) Analisis data dari hasil belajar matematika

  a) Analisis data hasil belajar matematika pretes Sebelum pembelajaran matematika dengan alat peraga bangun datar dilaksanakan, peneliti minta data hasil ulangan tengah semester siswa kelas 5 dari guru kelas. Hasil belajar matematika ulangan tengah semester siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Pretest

  

N (jumlah siswa) Nilai terendah Nilai tertinggi Mean (rata-

Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi rata)

  25

  42 1 100 1 62,76 Berdasar Tabel 4.4 dapat diketahui nilai terendah siswa adalah 42 dan nilai tertingginya adalah 100. Nilai rata-rata siswa kelas 5 adalah 62,76. Hasil belajar matematika kelas 5 akan ditingkatkan dengan menggunakan alat peraga bangun datar.

  b) Analisis data hasil belajar matematika postes siklus 1 Pembelajaran matematika pada siklus 1 dengan menggunakan alat peraga bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Postest Siklus 1

  

N (jumlah siswa) Nilai terendah Nilai tertinggi Mean (rata-

Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi rata)

  25

  55

  1

  90 1 74,2 Hasil belajar matematika pada postest siklus 1 dapat diketahui dari Tabel

  4.5 bahwa nilai terendah siswa adalah 55 dan nilai tertinggi siswa 90. Rata-rata nilai siswa kelas 5 adalah 74,2. Rata-rata siswa mengalami peningkatan

  5 sebanyak 11,44. Peningkatan rata-rata nilai pretes dari 62,76 menjadi 74,2. Distribusi hasil belajar matematika postest kelas 5 dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Hasil Belajar Matematika Postest Siklus 1

  

Nilai Frekuensi Prosentase (%)

  51-60

  5

  20 61-70

  4

  16 71-80

  12

  48 81-90

  4

  16

  • 91-100 Jumlah

  25 100

Tabel 4.6 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar matematika postest siklus 1 sebanyak 25 siswa kelas 5 SD N Karanggondang 01.

  Setelah dilakukan evaluasi, siswa yang sudah tuntas belajar atau mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 61 sebanyak 20 siswa atau 80% dari jumlah siswa. Siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 5 siswa atau 20% dari jumlah siswa dengan nilai 55 1 siswa dan 4 siswa memperoleh nialai 60. Berdasarkan sebaran hasil belajar matematika postest siklus 1, jika dituangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Grafik 4.2.

  

Distribusi Hasil Belajar Matematika

Postest Siklus 1

  14

  12

  10

  8 Distribusi Hasil Belajar

  6 Matematika Postest Siklus 1

  4

  2 51-60 61-70 71-80 81-100

Grafik 4.2

Distribusi Hasil Belajar Matematika Postest Siklus 1

  2) Analisis data dari hasil observasi Analisis data berdasarkan hasil observasi/pengamatan berasal dari hasil observasi terhadap siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran Matematika pada siklus 1 terdapat 9 siswa sudah aktif. Keaktifan siswa dilihat dari kegiatan diskusi, keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, melaporkan hasil dikusi, merumuskan masalah sementara, melaksanakan diskusi, dan mengungkapkan pendapat. Hasil keaktifan siswa Postes Siklus I dapat dilihat pada lampiran.

  Hasil observasi yang dilakukan kepada guru pada siklus 1menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga bangun datar sudah dimanfaatkan oleh guru. Hasil pengamatan ketrampilan guru dapat dilihat pada lampiran. 3) Hasil belajar matematika saat pretes dan postes siklus 1

  Berdasarkan hasil belajar matematika pada waktu pretes dan postes, siswa yang mendapat nilai <61 sebanyak 12 siswa saat pretest dan saat postest siklus 1sudah berkurang menjadi 5 siswa saja yang mendapat nilai <61. Rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan. Saat pretest 62,76 dan saat postes siklus 1 meningkat menjadi 74,2.

  d.

  Refleksi Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar matematika sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Masih ada siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hasil Belajar Matematika Postes Siklus I dapat dilihat pada lampiran.

  Berdasarkan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1, akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki pembelajaran matematika pada siklus 2. Pada siklus 2 lebih ditekankan pada penggunaan alat peraga bangun datar.

4.1.4 Siklus 2 (5 x 35 menit)

  a. Perencanaan tindakan Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri dari pertemuan I dan II perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus

  II ini masih sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: 1) Pertemuan 1

  a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

  b) Menyiapkan lembar kerja kelompok

  c) Menyiapkan alat peraga bangun datar

  d) Menyiapkan buku pembelajaran Pembelajaran matematika yang direncanakan dengan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan

  2) Pertemuan 2 Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II pokok bahasannya masih sama dengan pertemuan I. Pertemuan II ini digunakan untuk menyelesaikan materi pada pertemuan I. Yang dipersiapkan adalah: a) soal evaluasi b) lembar jawab b. Pelaksanaan tindakan

  1. Pertemuan 1 (2 x 35 menit) Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  (RPP), lembar kerja kelompok, lembar observasi, alat peraga bangun datar, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, siswa mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Guru menjelaskan tentang pengertian bangun datar. Kemudian memperlihatkan alat peraga bangun datar dan bertanya jawab dengan siswa mengenai bangun datar yang ditunjukkan. Kemudian guru membagi siswa dalam 5 kelompok. Siswa melaksanaan diskusi tentang sifat-sifat bangun datar (jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran, kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanyajawab dengan peserta didik tentang sifat-sifat bangun datar (jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 2) Pertemuan 2 (3 x 35 menit)

  Pelaksanaan tindakan siklus 2 pada pertemuan II sebagai tindak lanjut pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan

  (RPP), alat peraga bangun datar, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, siswa mengadakan penelitian di kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Siswa dibimbing membentuk kelompok, menjadi 5 kelompok. Siswa melakukan diskusi menggunakan alat peraga bangun datar, kemudian siswa memaparkan hasil diskusi di depan kelas, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.

  c. Hasil tindakan 1) Analisis data dari hasil belajar matematika siklus 2

  Pembelajaran siklus 2 menekankan penggunaan alat peraga bangun datar untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar matematika siswa kelas 5 siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Belajar Matemaika Postest Siklus 2

  

N (jumlah siswa) Nilai terendah Nilai tertinggi Mean (rata-

Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi rata)

  25

  65 1 100

  2

  81 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa pada postest siklus 2 adalah 65. Nilai tertinggi pada siklus 2 adalah 100. Nilai terendah pada saat pretes 42 dan saat postes siklus 1 adalah 55. Nilai tertinggi pada pretest 100 dan saat postest siklus 1 adalah 90. Nilai siswa pada saat pretest, postest siklus 1, dan postest siklus 2 semakin mengalami peningkatan. Peningkatan nilai juga ditunjukkan pada nilai rata-rata siswa. Rata-rata nilai pada siklus 2, dari

Tabel 4.5 diketahui sebanyak 81. Rata-rata nilai pada saat pretest sebanyak 62,76 matematika siswa kelas 5 mengalami peningkatan dengan menggunakan alat peraga bangun datar.

  Distribusi hasil belajar matematika kelas 5 postest siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.7. Dari Tabel 4.7, kita dapat mengetahui sebaran nilai kelas 5 pada postes siklus 2.

Tabel 4.7 Distribusi hasil belajar matematika postest siklus 2

  

Nilai Frekuensi Prosentase (%)

  61-70

  4

  16 71-80

  12

  48 81-90

  5

  20 91-100

  4

  16 Jumlah 25 100

Tabel 4.7 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar matematika postest siswa siklus 2 sebanyak 25 siswa kelas 5 SD N

  Karanggondang 01. Setelah dilakukan evaluasi, semua siswa sudah tuntas belajar atau mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 61. Berdasarkan sebaran hasil belajar matematika postest siswa siklus 2, jika dituangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Grafik 4.3.

  Distribusi hasil belajar matematika postest siklus 2

  14

  12

  10

8 Distribusi hasil belajar

  6 matematika postest siklus 2

  4

  2 61-70 71-80 81-90 91-100 Grafik 4.3 Distribusi Hasil Belajar Matematika Postest Siklus 2

  2) Analisis data dari hasil observasi Analisis data dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, dapat diketahui bahwa aktifitas siswa dari semua indikator pada siklus 2 sudah dilakukan semua siswa. Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan kepada guru, pemanfaatan alat peraga bangun datar sudah banyak dilakukan oleh guru dibandingkan pada siklus 1. 3) Hasil belajar matematika siklus 2

  Hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD N Karanggondang 01 sudah meningkat. Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari kenaikan nilai rata-rata siswa. Rata rata nilai siswa siklus 2 yaitu 81. Semua siswa sudah tuntas belajar atau sudah mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 61.

  d.

  Refleksi Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa dan pencapaian KKM sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan. KKM yang telah ditentu kan adalah 60. Siswa yang mendapat nilai ≥61 saat postest siklus 2 sebanyak 25 siswa atau semua jumlah siswa kelas 5. Semua siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika postest siklus II dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Hasil Analisis Data

  Analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar matematika saat pretest, postets siklus 1, dan postest siklus 2 dapat diketahui bahwa dari hasil belajar matematika kelas V saat pretest, postest siklus 1, dan postest siklus 2 mengalami peningkatan. Nilai terendah pada saat pretest adalah 42, postest siklus 1 adalah 55, dan postest siklus 2 adalah 65. Nilai tertingginya pada saat pretest adalah 100, postest siklus 1 adalah 90, dan saat postest siklus 2 adalah 100. Rata- rata nilai siswa juga mengalami peningkatan, saat pretest rata-rata nilainya sebanyak 62,76. Saat postest siklus 1 naik sebanyak 11,44 menjadi 74,2. Saat postest siklus 2 juga mengalami peningkatan, dari prestest naik sebanyak 11,44 dan dari postest siklus 1 naik sebanyak 6,8. Rata-rata nilai pada saat postest siklus 2 menjadi 81.

  Perbandingan hasil belajar matematika saat pretest, postest siklus 1, dan postest siklus 2 dapat dilihat pada Grafik 4.4. Perbandingan rata-rata hasil belajar matematika saat pretest, postest siklus 1, dan postest siklus 2 dapat dilihat pada Grafik 4.4.

  Grafik 4.4 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika saat Pretest, Postest Siklus 1, dan Postest Siklus 2 Grafik 4.5 Perbandingan rata-rata hasil belajar matematika Saat pretest, postest siklus 1, dan postest 2

  Muh a m a d F ri sk i J a el a ni P er di A rdi ya ns ah R rat ih D wi R ah m al ia R is ky T ur ka J ay aa rta Z an ua r A l A nha r

  Rata-rata hasil belajar Rata-rata hasil belajar

  80

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  10

  Pretest Postest 1 Postest 2

  O cta vi a Ul ya Maf az a

  Mur ti ni ng si h

  Jel ita E li an a

  20

  E rni a P uji L es ta ri F ani L is ti ya D e wa

  E ko S ap utr o

  E ka Y ul ian ti

  D il a A nta ri

  D an an g N ur R o zi qi n D ewi S inti a

  A ri S us an ti

  A g us K hus ni Muba ro k A na s R ez a Y ul ia n Ni sa A ni fah

  N ur di ya na R endi ka B udi K ur ni an to Muha m ad W ah yu A l … A bdu l A zi s

  A ndr ian Maul an a

  C ri sta l

  80 100 120

  60

  40

90 Pretest Postest 1 postest 2

4.3 Pembahasan

  Berdasarkan pada hasil observasi pengetahuan awal siswa melalui pretest di kelas 5 SDN Karanggondang 01 menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa rendah. Hal ini terbukti dari 25 siswa kelas 5 terdapat 13 siswa tuntas mendapat nilai di atas KKM (≥62) dengan prosentase 52% dan 12 siswa belum tuntas dengan prosentase 48%. Rata-rata kelas yang di dapat hanya sebesar 62,76 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas 5 SD N Karanggondang 01 tersebut masih kurang. Hal ini karena rata-rata kelas tidak begitu jauh dari KKM yang ditetapkan. Hal ini disebabkan cara guru mengajar selalu menggunakan metode konvensional atau ceramah dan tidak menggunakan alat peraga yang mengakibatkan siswa pasif sehingga hasil belajar matematika rendah. Proses pembelajaran sebelum adanya tindakan banyak siswa pasif dan banyak pula yang menjadi bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga hasil belajar matematika rendah.

  Peningkatan hasil belajar matematika didapatkan dari perolehan hasil Postet Siklus I dan Postest siklus II. 1)

  Postest Siklus I Pada postest siklus I penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik di kelas 5 terjadi peningkatan yaitu sebesar 80% siswa tuntas dengan jumlah 20 siswa dan sebesar 20% tidak tuntas dengan jumlah 5 siswa.

  2) Postest Siklus II

  Pada postest siklus II penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik di kelas 5 terjadi peningkatan yaitu sebesar 100% siswa tuntas dengan jumlah 25 siswa atau semua siswa mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 61.

  Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengembangkan Model Realistic Mathematics Education oleh Parni 2010 dngan judul Penerapan model realistic mathematics education (RME) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Pandanmulyo 01 Kecamatan Tajinan Kabupaten siklus I nilai rata-rata 3,65 dan pada siklus II nilai rata-rata 3,85. Hasil aktivitas siswa pada siklus I nilai rata-rata 40,73 dan pada siklus II nilai rata-rata 77,77. (3) Hasil belajar siswa pada tes awal nilai rata-rata 54,81, siklus I nilai rata-rata 60,36 dan siklus II nilai rata-rata 68,31. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: (1) Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME) telah sesuai dengan langkah-langkahnya, (3) Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika, (3) Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Penelitaian Pembelajaran Matematika Relistik yang dilakukan oleh Rohayati (2012) dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pecahan Melalui Model Pembelajaran Matematika Realistik Siswa Kelas IV SDN 3 Trimulyo Wadaslintang Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012”.

  Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar dari tiap siklus pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran matematika realistik (PMR). Hal ini ditunjukkan oleh adanya kenaikan ketuntasan belajar pada pra siklus hanya dicapai oleh 30 % dari seliuruh siswa, siklus 1 dicapai oleh 78 % dan siklus 2 meningkat menjadi 87% dari seluruh siswa. Begitu pula terjadi peningkatan skor minimal dari 30 pada pra siklus menjadi 40 pada siklus 1 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 50. Peningkatan skor maksimal dari 90 pada pra siklus menjadi 100 pada siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan skor rata-rata dari 57 pada pra siklus, meningkat menjadi 76 pada siklus 1 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 82.

  Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan bahwa hasil belajar matematika menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan model pembelajaran matematika realistik pokok bahasan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas 5 semester 2 SD N Karanggondang 01 mengalami peningkatan. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, dapat diketahui bahwa siswa terlibat aktif mengikuti pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan kepada guru, pemanfaatan alat peraga bangun datar sudah banyak dilakukan oleh guru dibandingkan pada siklus 1.

  Hasil penelitian lain yang relevan adalah hasil penelitian Kholidah tahun 2012 dengan judul Penerapan Matematika Realistik dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas I SDN Sidomukti 02 Tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode matematika realistik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya mencapai 57,89%, kemudian pada siklus I dan siklus II secara berturut-turut mengalami kenaikan yaitu 81,58% dan 97,37%. Dari pra siklus ke siklus I mengalami kenaikan ketuntasan sebesar 23,68%, sedangkan dari siklus I ke siklus

  II naik sebesar 15,79%. Rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari semula 59,69 menjadi 66,52 pada siklus I dan 71,28 pada siklus II. Nilai minimum dari semula 40 mengalami kenaikan yaitu 45 pada siklus I dan 55 pada siklus II. Berdasarkan penelitian di atas diharapkan guru dapat menggunakan pembelajaran matematika realistic dalam proses pembelajarannya, karena telah terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

  Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan model pembelajaran matematika realistik yang dilakukan siswa kelas

  V SDN Karanggondang 01 dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar. Pembelajaran matematika yang berlangsung telah membuat siswa semakin aktif dalam mengikutinya. Pembelajaran matematika sebelum menggunakan alat peraga bangun datar, ≤ 7 siswa yang aktif.

  Pembelajaran pada siklus I sudah ada peningkatan menjadi 9 siswa yang aktif. Pembelajaran siklus 2 siswa yang aktif semakin meningkat, yaitu 25 siswa atau semua siswa sudah aktif. Keaktifan siswa mencakup dalam kegiatan berdiskusi, menjawab pertanyaan, disiplin dalam pembelajaran, bertanya, dan melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Model Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD N Karanggondang 01 kelas 5 dikaenakan dalam pembelajaran siswa pembelajaran matematika sebaiknya ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang dalam mengikuti pembelajaran, hal itu terbukti dengan keatifan siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

  Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang ditetiti. Adapun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga bangun datar berdasarkan model Pembelajaran Realistic

  Mathematics Education (RME)

  dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas 5 semester 2 SD N Karanggondang 01.

  Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik atau Realistic Mathematics

  Education (RME)

  sebagian besar hasil belajar matematika meningkat dari yang tidak tuntas menjadi tuntas. Selain itu pembelajaran matematika yang berlangsung telah membuat siswa semakin aktif dalam mengikutinya. Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut: Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik dapat digunakan sebagai metode yang dapat meningkatkan hasil belahar matematika dan dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 1 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 1 26

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS 5 SD NEGERI RINGINHARJO 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 57

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Kec. Pabelan Kab. Sema

0 0 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Kec. Pabelan K

0 0 19