NUR’AINUN SEBAGAI PENYANYI MELAYU SUMATERA UTARA: BIOGRAFI DAN ANALISIS STRUKTUR LAGU-LAGU RENTAK SENANDUNG, MAK INANG, DAN LAGU DUA YANG DINYANYIKANNYA

NUR’AINUN SEBAGAI PENYANYI MELAYU SUMATERA UTARA: BIOGRAFI DAN ANALISIS STRUKTUR LAGU-LAGU RENTAK SENANDUNG, MAK INANG, DAN LAGU DUA YANG DINYANYIKANNYA SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN OL H SANSRI NUARI SILITONGA NIM 060707004 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai kelompok etnik, bahasa, budaya, agama, dan ras. Indonesia terdiri dari 33 provinsi, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Di antara provinsi-provinsi di Indonesia, ada yang dihuni oleh masyarakat atau kelompok etnik yang relatif homogen, seperti Provinsi Sumatera Barat, yang didiami oleh etnik Minangkabau; Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang didiami oleh etnik Aceh yang terdiri dari sub Tamiang, Aceh Rayeuk, Simeulue, Pidie, dan lainnya; Jawa Tengah yang didiami oleh masyarakat Jawa. Namun ada juga provinsi-provinsi yang dihuni oleh berbagai kelompok etnik. Misalnya Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang dihuni oleh etnik Betawi, Sunda, Banten, Jawa, dan lainnya.

Begitu juga dengan Provinsi Sumatera Utara yang didiami oleh delapan kelompok etnik setempat, yaitu: Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Batak Toba, Mandailing-Angkola, Pesisir Tapanuli tengah, Nias, dan Melayu. Ada pula pendatang seperti: Aceh, Minangkabau, Jawa, Sunda, Makasar, Bugis, Thokian, Kwong Fu, Hakka, Tamil, benggali, dan lain-lainnya. Keadaan etnografis yang demikian ini, sangat mempengaruhi kebudayaan yang dihasilkan kelompok-kelompok etnik tersebut, tidak terkecuali etnikMelayu. Satu sisi, setiap kelompok etnik akan mempertahankan identitas kebudayaannya, namun di sisi lain mereka memerlukan adaptasi dan meminjam budaya lainnya.

Etnik Melayu adalah salah satu etnik di Sumatera Utara yang wilayah kebudayaanya mencakup Langkat, Deli Serdang, Asahan, Batubara, dan Labuhan

Batu. Ini semua berada dalam kawasan pesisir Timur Provinsi Sumateara Utara. Di dalam kebudayaan Melayu Sumatera Utara, proses mempertahankan identitas dan mengambil unsur-unsur kebudayaan yang heterogen telah terjadi selama ratusan tahun, dan menjadi suatu kelaziman dalam strategi kebudayaan mereka. Salah satu upaya mempertahankan, mengembangkan, dan mempopulerkan budaya, adalah melalui seni musik atau suara.

Etnik Melayu memilki seniman-seniman tari seperti Guru Sauti, Yose, Rizal Firdaus, Lailan Machfrida, Linda Asmita, Sirtoyono, dan lain sebagainya. Begitu juga dengan pemusik seperti: Ahmad Setia, Zulfan Efendi Lubis, Tengku Luckman Sinar, Muhammad Zulfahmi, Fadlin, Tengku Syafick Sinar, dan lain sebagainya. Di samping pemusik, ada juga penyanyi-penyanyi Melayu seperti: Nur ‘Ainun, Dahlia Abu Kasim, Syaiful Amri, Laila Hasyim, dan lain-lain. Mereka cukup populer sebagai penyanyi Melayu.

Nur ‘Ainun adalah salah satu penyanyi Melayu yang sangat terkenal di dalam masyarakat Melayu. N ur ‘Ainun dipandang berbeda dengan penyanyi-penyanyi Melayu yang lainnya karena memililki ciri khas dalam bernyanyi seperti gerenek yaitu memakai improvisasi dengan menggunakan nada-nada gerenek Melayu yang berdensitas rapat yang mendekati konsep “tremolo” di dalam musik Barat. Begitu juga dengan cengkok yaitu nada-nada yang diayunkan--dan yang terkhusus vibrato yang dikenal dengan suara yang memilki getaran dari dalam yang biasanya getaran ini tidak bisa dibuat-buat dalam arti getaran yang timbul sendiri, bahkan ada juga penyanyi yang tidak memiliki vibrato (www.artikata.com). Inilah yang menjadi keunikan serta ciri khas yang dia miliki dari penyanyi-penyanyi Melayu lainnya (wawancara penulis dengan Datuk Ahmad Fauzi dan Zulfan Efendi 13 Maret 2010).

Di samping itu Nur ‘Ainun dalam bernyanyi Melayu, ternyata beliau juga pernah berkolaborasi dengan Rizaldi Siagian seorang seniman ternama di Sumatera Utara. Sejauh yang saya ketahui berdasarkan wawancara dengannya ternyata beliau sudah menghasilkan 20 album dalam bentuk kaset, termaksud kaset yang berjudul Tanjung Balai yang diliris tahun 1992 bersama Tiar Ramon sebagai teman bernyanyinya, yang membawakan lagu- lagu ciptaan dari Efendi Arif dan ciptaan dari Nur ‘Ainun sendiri yang berjudul Kepastian. Di samping kaset yang dimilikinya beliau juga mempunyai 2 keping piringan hitam yang diproduksi tahun 1970 di Malaysia, dan untuk saat ini melalui wawancara beliau sangat berkeinginan suatu saat di saat bernyanyi Dia ingin direkam memakai alat rekam seperti handicam dengan maksud ingin membuat hasil rekamnya tersebut dijadikan sebuah kaset CD ataupun DVD agar dapat dilihat. Karena pada saat itu alat perekam hanya berbentuk kaset dan pirirngan hitam saja, untuk itu Dia tidak pernah meliahat dirinya bernyanyi, tapi hanya bisa mendengar saja. Berlajut dengan prestasi dirumah Beliau banyak sekali Piagam dan Penghargaan berbentuk Piala-piala baik dari lomba bernyanyi di TVRI, Radio, dan lain sebagainya, yang kalau dijumlahkan total dari keseluruhan dari Piala dan Piagam tidak sedikit mencapai 10 Penghargaan termasuk piala-piala tersebtu.

Di dalam lagu- lagu Nur ‘Ainun terdapat tiga dasar rentak seperti rentak senandung (4/4), Mak Inang (2/4), dan Lagu Dua (6/8) yang dimana rentak-rentak ini disebut ketukan ataupun pulsa. Simbol-simbol ketukan ataupun pulsa ini adalah sebuah perkembangan musik Barat ke dalam musik Melayu pada saat musisi-musisi Melayu mempelajari musik Barat dan menerapkanya kedalam musik Melayu.wawancara penulis dengan Muhammad Takari (Maret 20/10).

Oleh karena itu saya sangat tertarik dalam membahas Nur ‘Ainun dari segi biografinya serta keunikannya dan melihat rentak-rentak yang dinyanyikanya, Oleh karena itu saya sangat tertarik dalam membahas Nur ‘Ainun dari segi biografinya serta keunikannya dan melihat rentak-rentak yang dinyanyikanya,

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis menentukan dua pokok permasalahan untuk mengkaji keberadaan Nur ‘Ainun, yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana biogarafi Nur ‘Ainun? Pokok permasalahan ini akan dijelaskan dalam bentuk deskripsi mengenai riwayat hidupnya sebagai seniman (penyanyi) lagu-lagu Melayu sejak awal hingga kini, begitu juga sejauh apa pengalaman hidupnya sebagai pencipta lagu-lagu Melayu. Pada bahagian ini fokus diutamakan pada biografi dirinya sebagai seniman Melayu.

2. Bagaimana struktur lagu-lagu rentak senandung, mak inang, dan lagu dua yang dinyanyikan dan diciptakan oleh Nur ‘Ainun? Pokok masalah ini akan diperdalam dalam bentuk uraian bagaimana struktur lagu-lagu yang dinyanyikan dan diciptakan Nur ‘Ainun. Adapun sebagai sampel rentak senandung yang dinyanyikannya adalah lagu Laksmana Mati Dibunuh, yang diciptakannya adalah lagu Kepastian. Untuk rentak mak inang lagu yang dinyanyikannya adalah Mak Inang Pulau Kampai (Dia tidak pernah menciptakan lagu rentak mak inang). Untuk rentak lagu dua (joget) lagu yang dinyanyikannya berjudul Tanjung Katung dan lagu ciptaannya adalah Jangan Duduk termenung .

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Secara umum peneliti bertujuan untuk menegetahui atau mengunkapakan objek yang diteliti, ditemukan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan dari suatu masalah yang diteliti antara lain:

1. Untuk mengetahui biografi dari hidup Nur ‘Ainun

2. Untuk mengetahui lebih rinci dan mendalam struktur lagu-lagu Melayu rentak senandung, mak inang dan lagu dua yang dinyanyikan oleh Nur ‘Ainun serta lagu-lagu yang diciptakanya.

3. Untuk mengetahui karya-karya Nur ‘Ainun sebagai seniman Melayu.

1. 3. 2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini khususnya terhadap masyarakat luar dalam tulisan karya Ilmiah adalah:

1. Untuk melihat biografi Nur ‘Ainun agar mayarakat dapat mengetahui sosok dari seorang penyanyi Melayu.

2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat Melayu mengenai pengertian rentak senandung, mak inang, dan lagu dua (joget) dalam lagu-lagu yang dinyanyikannya

3. mengakat kembali keberhasilan yang pernah diraih oleh Nur ‘Ainun sebagai seniman Melayu

4. Dapat memberi sumbangsih pemikiran yang sederhana terhadap analisi Sturtur lagu- lagu yang dinyanyikan Nur’Ainun serta lagu ciptaannya.

1. 4 Konsep dan Teori

1. 4. 1 Konsep

Konsep merupakan defenisi singkat dari apa yang diamati, konsep menentukan variabel-variabel utama dan kita ingin menentukan adanya hubungan empiris (Merton 1963:89).

Biogarafi Antologi Biografi Pengarang Sastra Indonesia (1999:3-4) dalam skripsi (Siti 2003:2006). Mengatakan biografi adalah sebuah pendeskripsian hidup pengarang atau sastrawan. Disini juga dijelaskan bahwa dalam menyusun biografi seseorang harus memuat latar belakang dari yang ingin kita tulis antara lain:

1. Keluarga yaitu memuat keterangan lahir, meninggal (jika sudah meninggal), istri dan keturunan (orang tua, saudara dan anak). Pendidikan yaitu pendidikan formal dan non formal dari tingkat dasar sampai perguruan tertinggi jika ada. Pekerjaan, yang memberi penjelasan tentang pekerjaan, baik pekerjaan yang mendukung kepengarangannya maupun pekerjaan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kepengarangannya, dan (d) kesastraannya yang menjelaskan apa yang mempengaruhi pengarang itu sehingga ia menjadi pengarang.

2. Karya-karya pengarang itu yang didaftar menurut jenisnya, baik yang berupa buku maupun yang berupa karya yang diterbitkan secara terlepas, bahkan yang masih berbentuk naskah, karena kadang-kadang ada pengarang yang mempunyai naskah karyanya yang belum diterbitkan sampai ia meninggal.

3. Tanggapan para kritikus yang didaftarkan berdasarkan judul dan sumbernya, dengan tujuan memberi keterangan kepada para pembaca tentang tanggapan orang kepada pengarang itu. Hal itu tegantung kepada ada atau tidak adanya orang yang menanggapi.

Karena biografi termasuk salah satu kajian dari sastra, maka teori ini penulis gunakan dalam teori biogarfi, dan mengganti objek pembahasan yang diteliti. Yang mana sebelumnya membahas tentang pengarang, kemudian diubah objeknya menjadi pemusik ataupun penyanyi.

Dalam ilmu sejarah pula, biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya, sementara biografi yang panjang meliputi informasi-informasi penting, namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik. Biografi menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Melalui biografi, akan ditemukan penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal. Akan tetapi menurut saya Biografi adalah sala satu media ukapan jati diri dari manusia itu sendiri.

Kata analisis berasal dari kata analisa, yaitu penyelidikan dan penguraian terhadap satu masalah untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya serta proses pemecahan masalah yang dimulai dengan dugaan akan sebenarnya (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 1988).

Struktur adalah seperti bagunan yang memiliki bagian-bagian yang yang tersusun (wikipedia.com). Dalam music Melayu struktur ini mencakup dimensi waktu seperti: ketujan dasar, meter, fungtuasi ritmik, pola ritme atau rentak, densitas not, dan lain-lainnya. Kemudian music Melayu juga dibentuk oleh dimensi ruaqng yang terdiri dari: nada, wilayah nada, frekuensi nada, melodi, formula melodi, kontur, dan lain-lain.

Adapun rentak-rentak dalam musik Melayuialah rentak senandung (asli) memiliki ketukan 4/4 lambat, rentak mak inang memiliki ketukan 2/4 sedang, dan rentak lagu dua yang dikenal dengan rentak joget 6/8 lebih cepat dari rentak senandung dan mak inang. Pengertian ini hanya bisa dilihat dan didengar oleh orang yang memang mengenal dan mengetahui tentang musik (orang tertentu). Analisis lebih rinci lihat Fadlin (1988) atau seperti yang penulis kutip pada Bab IV.

Selain rentak yang berhubungan dengan lagu Melayu ada improvisasi- improvisasi yang sering digunakan Nur ‘Ainun dan juga penyanyi-penyanyi Melayu lainnya, yang mereka sebut cengkok, gerenek, dan patah lagu adapun pengertiannya sebagai berikut,

1. Cengkok adalah sebuah ayunan nada yang menggunakan improvisasi atau berjalan begitu saja tanpa adanya yang mengatur yang tidak menggunakan teks naynyian, jika dibandingkan dengan cara bernyanyi paduan suara. sangat berbeda sekali bisa dilihat dengan cara benyanyi yang mendapat pengaturan atau arahan saat bernyanyi, yang dilatih oleh pelatih paduan suara itu sendiri, dan juga sebelum bernyanyi mereka memlakukan pernafasan yang berfungsi untuk dapat menahan nada-nada panjang dengan kata lain mereka menggunakan teknik bernyanyi yang pada dasarnya ini dilakukan oleh penyanyi-penyanyi lainnya.

2. Gerenek jika dibarat gerenek sama dengan tremolo yaitu menggunakan nada-nada yang berdensitas rapat dan ini juga menggunakan improvisasi dalam menyanyanyikan lagu-lagu Melayu. Dan ini biasanya terdapat di musik Melayu, yang artinya yang menggunakan Gerenek adalah musik Melayunya bukan vocalnya atau nyanyianya.

3. Patah lagu, improvisasi ini yang paling penting adalah tekanan seperti memberi aksen terhadap nada-nada dalam menyanyikan lagu-lagu Melayu (Takari 2008).

1.4.2 Teori

Menyangkut pengidentifikasian bentuk rentak terhadap nyanyian, maka penulis menggunakan dua teori yaitu Biogarafi dan Weighted Scale untuk menganalisis Musiknya. Adapun musik tersebut ialah: (1) Teori biografi Pada dasarnya teori ini dipergunakan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti dalam sejarah, sastra, sosiologi, dan antropologi. Biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja. Namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya. Sementara biografi yang panjang meliputi informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.

Dalam studi biografi penulis akan menganalisis dan menerangkan kejadian- kejadian dalam hidup seseorang. Melalui biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu.

Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara

pencapaian tertentu. Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping Koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buka-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi itu. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain: (a) pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b) temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu; (d) pikirkan, apa lagi yang perlu anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana dari hidupnya yang ingin lebih banyak anda tuliskan (Matavia, 2008). (2) Menurut Wiliaam P. Malm (1977:9) bahwa terdapat 8 unsur yang harus diperhatikan: (1) scale ( tangga nada). (2) nada dasar, (3) range ( wilayah nada ). (4) freguency of notes ( jumlah nada-nada ), (5) prevalent interval ( interval yang dipakai ), (6) cadensa patters ( pola-pola kadensa), (7) melodic formula ( formula melodi ), (8) dan contur ( kontur ).

1`.5 Metode Penelitian

Metode yang penulis lakukan adalah dengan ara mencari tahu dan mewawancara informal pangkal dan informal kunci. Informal pangkal adalah sebuah informal yang dianggap banyak tahu dan mengerti mengenai kebudayaan Melayu serta penyanyi-penyanyi yang memiliki kualitas dalam bernyanyi. Mereka terdiri dari musisi-musisi Melayu, dan para budayawan Melayu, selajutnya dari mereka ini akan Metode yang penulis lakukan adalah dengan ara mencari tahu dan mewawancara informal pangkal dan informal kunci. Informal pangkal adalah sebuah informal yang dianggap banyak tahu dan mengerti mengenai kebudayaan Melayu serta penyanyi-penyanyi yang memiliki kualitas dalam bernyanyi. Mereka terdiri dari musisi-musisi Melayu, dan para budayawan Melayu, selajutnya dari mereka ini akan

Metode yang dipergunakan dalam mengkaji lagu-lagu Melayu yang dinyanyikan oleh Nur ‘Ainun yang memakai rentak senadung, mak inang, dan lagu

dua memakai metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif dikarena Melalui pendekatan ini penulis lebih terfokus dan memusatkan objek yang ingin diteliti untuk dituliskan kedalam penulisan karya Ilmiah serta dapat dipertangung jawabkan.

Pada tahap sebelum penulis terjun kelapangan penulis mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian seperti, kamera digital lumix, sebagai alat rekam pada saat melakukan wawancara, dan juga sebagai pengambilan gambar agar lebih jelas dan menjadi bukti. Kemudian studi kepustakaan sebagai informal awal yang menjadikan acuan dengan membaca buku-buku berhubungan dengan objek yang ingin diteliti, agar dapat berjalan dengan lancar sampai siapnya tulisan karya Ilmiah ini dibuat.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Maksud dari studi kepustakaan adalah mendapat tulisan yang berasal dari buku-buku, jurnal, majalah seni, skripsi-skripsi di perpustakaan Departemen Etnomusikologi. Buku- buku yang digunakan anatara lain: “ Sastra Melayu Sumatera Utara” (2009) yang dituliskan oleh Muhammad Takari dan Fadlin; Adat Istiadat Perkawinan Melayu Sumatera Timur (2010) oleh Yuscan; “Lintasan Sejarah Peradaban Melayu Pesisir Deli Sumatera Timur”(1975) oleh Tengku H.M Lah Husny, Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah, dan Asia (1977) yang merupakan terjemahan oleh Muhammad Takari. Serta skripsi-skripsi sarjana yang berhubungan dengan judul yang penulis buat.

1.5.2 Pegumpulan Data di Lapangan

1.5.2.1 Observasi

Kerja lapangan berkaitan dengan pengumpulan data di lapangan yaitu melihat langsung kelapangan bagaimana teknik vocal dan c iri khas oleh Nur ‘Ainun. Selain itu, mencari informan pangkal yaitu Datuk Fauzi yang mendukung dan membuka jalan bagi penulis untuk bertemu dan mengenal lebih jauh sosok Nur ‘Ainun sedapat mungkin informan pangkal tersebut berasal dari kebudayaan yang sama dengan informal kunci.

Penulis melakukan penelitian lapangan hari rabu tanggal 2 april 2010 dijalan Datuk Kabuh Gg. Rezeki di Dena i. Pada saat itu Nur ‘Ainun sedang shalat Zuhur karena kedatangan saya siang tepatnya pada pukul 12.30 WIB. Selesai sholat penulis menyempatkan diri untuk melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi. Dari wawancara tersebut, penulis mulai mendapatkan informasi mengenai latar belakang keluarganya, pendidikannya, pekerjaannya, maupun perjalananan hidupnya dalam musik Melayu, sebagai penyanyi Melayu.

Selama melakukan penelitian, penulis tidak begitu mendapatkan kesulitan yang cukup berarti. Khususnya dalam menyesuaikan diri dengan bahasa serta kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan objek yang diteliti. Penulis masih dapat menyesuaikan diri meskipun penulis bukan orang Melayu. Juga pada umumnya bahasa Melayu tidak terlalu jauh dengan Bahasa Indonesia. Apalagi objek penelitian saya selalu menggunakan bahasa Indonesia, hal tersebut membuat peneliti menjadi lebih mudah untuk mendapatkan informasi.

1.5.2.2 Wawancara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara jenis wawancara riwayat secara lisan (Moleong 2000:137). Wawancara ini dimaksudkan mewawancarai sang informan kunci secara mengalir tanpa adanya draft pertayaaan yang disusun. Wawancara tidak terkesan kaku melainkan terkesan santai seperti pembicaraan sehari-hari bair pun pertayaan tersebut belum dibuat hanya sebatas bertanya saja mengenai kehidupannya dalam seniman Melayu.

Dalam rangka mewawancarai Nur ‘Ainun penulis menggunakan metode wawancara langsung, mendalam, terstruktur secara umum, dan kemudian menggembangkannya menurut arah dan jawaban-jawaban yang diberikan oleh

informan kunci yaitu Nur’Ainun. Dalam rangka menggali aspek biografinya, penulis juga mewawancarai orang-orang yang terdekat dengan beliau yaitu anak-anaknya.

1.5.3.2 Rekaman

Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa instrumen pendukung antara lain kamera digital merk Lumix DMC-FX 12. Kamera digunakan untuk merekam proses wawancara dan saat masa observasi/ penelitian lapangan serta pengambilan gambar pada saat beliau meraih prestasi dan karya-karya lainnya. Tidak lupa juga meneliti membawa catatan untuk mencatat hal-hal yang penting mengenai Nur’Ainun khususnya riwayat hidupnya sebagai seniman Melayu.

Data audio kemudian ditranskripsi dalam bentuk tulisan yang disimpan di flash disk. . Kemudian bahan-bahan yang diperlukan disunting dan dimasukkan sesuai dengan keperluan penelitian ini.

Selanjutnya bahan-bahan yang berbentuk gambar penulis simpan dalam bentuk format visual dan ditransfewr ke dalam bentuk jpg, untuk memiudahkan Selanjutnya bahan-bahan yang berbentuk gambar penulis simpan dalam bentuk format visual dan ditransfewr ke dalam bentuk jpg, untuk memiudahkan

Data lagu atau musik dibeli dari rekaman komersial. Sebahagiannya juga direkam langsung di lapangan. Data audio musik ini kemudian ditranskripsi dengan menggunakan media notasi balok Eropa untuk mempermuda analisis bentuk musiknya. Penulis melakukan transkripsi deskriptif untuk nmengetahui gaya nyanyian yang dinyanyikan oleh Nur ‘Ainun.

1. 5. 3 Kerja Laboratorium

Seluruh hasil wawancara dan rekaman teknik olah vocal oleh informan kunci yang penulis dapatkan dari penelitian kelapangan, akan diolah kedalam laboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah transkripsi dan analisis dari lagu- lagu yang dinyanyikanya yang sempat populer. Dan hasil karya lagu yang diciptakanya. serta menyusun biografi beliau menjadi satu rentetan, dari semua data yang di peroleh di lapangan. Untuk selanjutnya diolah dalam kerja laboratorium. Di dalam proses pengolahan data ini, penulis dibimbing oleh dosen pembimbing yaitu bapak Muhammad Takari dan fadlin.

Jika masih ada data yang dirasa kurang lengkap, maka penulis akan kembali ke lokasi penelitian dan menemui narasumber untuk melengkapi materi pembahasan melalui saran-saran dari dosen pembimbing penulis.

Untuk data yang di rekam, penulis mendengarkannya berulang-ulang dan kemudian disesuaikan dengan pertanyaan yang sudah dibuat dan dituliskan kedalam tulisan yan baru. Setelah semua pertanyaan dan jawaban dari data tersebut sudah sesuai dan benar, maka penulis akan melampirkan data tersebut kedalam setiap bab Untuk data yang di rekam, penulis mendengarkannya berulang-ulang dan kemudian disesuaikan dengan pertanyaan yang sudah dibuat dan dituliskan kedalam tulisan yan baru. Setelah semua pertanyaan dan jawaban dari data tersebut sudah sesuai dan benar, maka penulis akan melampirkan data tersebut kedalam setiap bab

BAB II DESKRIPSI KEBUDAYAAN MASYARAKAT MELAYU SUMATERA UTARA SEBAGI LATAR BELAKANG BUDAYA NUR ‘AINUN

2.1 Latar Belakang Budaya Melayu

Nur ‘Ainun adalah seorang wanita yang latar belakangnya adalah berbudaya Melayu. Kedua orang tuanya juga adalah suku Melayu. Nur’Ainun juga menggunakan

bahasa dan budaya Melayu dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian, maka Nur ‘Ainun secara sosiobudaya dibentuk oleh kebudayaan Melayu, khususnya

Langkat, dan Smatera Uara dan Duna Melayu secara umum. Sebelum menganalisis lagu-lagu yang dinyanyikan dan diciptakan oleh Nur ‘Anun, maka perlu juga mengetahui latar belakang budaya yang menjadikan diri se orang Nur ‘Ainun, yaitu kebudayaan Melayu. Adapun enls akan melihatnya dri sudut unsure- unsur bdaya Melayu dan kaitannya dengan kedudukan Nur ‘Ainun dalam setiap unsure budaya dalam peradaban Melayu Sumatera Utara.

Deskripsi Melayu bisa dilihat dengan kedekatannya dengan Agama Islam. Melayu memang sangat erat hubungan dengan Islam, sehingga ada sebuah ungakapan ataupun gagasan adat yang besendikan syarak-syarak bersendikan kitabullah. Yang artinya asas kebudayaan Melayu adalah hukum Islam (syarak). Sehingga untuk menjadi orang Melayu harus mengikuti adat istiadat Melayu dan beragama Islam (Takari dan Fadlin 2009). Seperti Zulfan Efendi, dia adalah seorang seniman Melayu yang asalnya bukan orang Melayu Asli. Dia adalah orang Batak yang bermarga Lubis, tetapi dia menyatakan bahwa dirinya adalah orang Melayu, dengan kemampuannya bisa berbahasa Melayu, beradat istidat Melayu dan beragama Islam. Sehingga dalam Deskripsi Melayu bisa dilihat dengan kedekatannya dengan Agama Islam. Melayu memang sangat erat hubungan dengan Islam, sehingga ada sebuah ungakapan ataupun gagasan adat yang besendikan syarak-syarak bersendikan kitabullah. Yang artinya asas kebudayaan Melayu adalah hukum Islam (syarak). Sehingga untuk menjadi orang Melayu harus mengikuti adat istiadat Melayu dan beragama Islam (Takari dan Fadlin 2009). Seperti Zulfan Efendi, dia adalah seorang seniman Melayu yang asalnya bukan orang Melayu Asli. Dia adalah orang Batak yang bermarga Lubis, tetapi dia menyatakan bahwa dirinya adalah orang Melayu, dengan kemampuannya bisa berbahasa Melayu, beradat istidat Melayu dan beragama Islam. Sehingga dalam

Di samping itu identitas Melayu juga dapat dilihat melalui unsure-unsur kebudayaan Melayu. Secara antropologis, unsure-unsur kebudayaan mencakup: agama, bahasa, organisasi, mata pencaharian hidup, kesenian, pendidikan, dan teknologi. Di bawah ini terdapat tujuh unsur tersebut, berikut,

2.1 Agama

Islam adalah kepercayaan setiap warga masyarakat Melayu, karena Melayu sendiri pun berlandaskan Islam. Untuk itu saya akan menjelaskan bagaimana proses masuknya agama Islam ke dalam peradaban Melayu. Jika di Indonesia Islam mulai berkembang pada zaman Kerajaan Hindu-Budha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tionkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahien. Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarauma Negara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16 (Luckman Sinar 1986).

Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abab ke-7 hingga abab ke- 14. Kerajaan Budha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Hal ini disdeskripsikan oleh eorang penjelajah Tiongkok yang bernama I-Tsing, yang mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abab ke-7 hingga abab ke- 14. Kerajaan Budha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Hal ini disdeskripsikan oleh eorang penjelajah Tiongkok yang bernama I-Tsing, yang mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar

Di abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, yaitu Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam Wiracarita Ramayana.( \sejarah dari Ramayana).

Masuknya ajaran Islam pada sekitar abab ke-12, melahirkan kerajaan- kerajaan bercorak Islam, seperti Samnudra Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini. (Takari dan Fadlin 2009).

Di samping itu ada pendapat dari Prof Mansur menyatakan : “Besar kemungkinannya bahwa Islam dibawa oleh para wirausahawan Arab ke Asia Tenggara pada abad pertama dari tarikh Hijriyah atau abad ke-7M. Hal ini menjadi lebih kuat, menurut Arnold dalam The Preaching of Islam sejarah dakwah Islam dimulai pada abad ke-2 Hijriah, yaitu para pedagang Islam melakukan perdagangan dengan Sailan atau Srilangka. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Burger dan Prajudi (2004). Mansur menambahkan Van Leur dalam bukunya Indonesian Trade and Society (2003), menyatakan bahwa pada 674 di pantai Barat Sumatera telah terdapat perkampungan (koloni) Arab Islam.

Perkampungan perdagangan ini mulai dibicarakan lagi pada 618 dan 626. Tahun-tahun berikutnya perkembangan perdagangan ini mulai mempraktikkan ajaran Perkampungan perdagangan ini mulai dibicarakan lagi pada 618 dan 626. Tahun-tahun berikutnya perkembangan perdagangan ini mulai mempraktikkan ajaran

Pada umumnya keruntuhan Kerajaan Hindu Majapahit sering didongengkan akibat serangan dari Kerajaan Islam Demak. Padahal realitas sejarahnya yang benar adalah Kerajaan Hindu Majapahit runtuh akibat serangan raja Girindrawardhana dari Kerajaan Hindu Kediri pada tahun 1478M. Al-Attas mengatakan sarjana Barat melangsungkan penilitian ilmiah terhadap sejarah dan kebudayaan Kepulauan Melayu-Indonesia telah lama menyebarkan bahwa masyarakat kepulauan ini seolah- olah merupakan masyarakat penyaring, penapis, serta penyatu unsur-unsur berbagai kebudayaan.

Banyak pertanyaan mengatakan kenapa Melayu sangat erat hubungan dengan Islam? Atau apa pengaruh yang diberikan Islam kepada masyarakat Melayu sehingga Melayu harus berdasarkan Islam. Al Attas menguraikan bahwa ajaran Islam selalu memberikan keterangan dan memiliki sifat asasi insan itu ialah akal, dan unsur hakikat inilah yang menjadi perhubungan antara dia dan hakikat semesta. sebagaimana kegelapan lenyap dipancaari sinar surya yang membuat setiap umat Islam selalu mencari kebenaran berdasarkan akal. Demikian juga kedatangan Islam di Kepulauan Melayu di Indonesia yang membawa rasionalisme dan pengetahuan akhlak serta menegaskan suatu sistem masyarakat yang terdiri dari individu-individu. Jadi Islam membawa peradaban yang mudah diterima, intelektualisme, dan ketinggian budi insan di tanah Melayu. Al-Attas juga menunjukkan bukti bahwa dari tangan ulama-ulama Islam lahirlah budaya sastra, tulisan, falsafah, buku, dan lain-lain, yang tidak dibawa Banyak pertanyaan mengatakan kenapa Melayu sangat erat hubungan dengan Islam? Atau apa pengaruh yang diberikan Islam kepada masyarakat Melayu sehingga Melayu harus berdasarkan Islam. Al Attas menguraikan bahwa ajaran Islam selalu memberikan keterangan dan memiliki sifat asasi insan itu ialah akal, dan unsur hakikat inilah yang menjadi perhubungan antara dia dan hakikat semesta. sebagaimana kegelapan lenyap dipancaari sinar surya yang membuat setiap umat Islam selalu mencari kebenaran berdasarkan akal. Demikian juga kedatangan Islam di Kepulauan Melayu di Indonesia yang membawa rasionalisme dan pengetahuan akhlak serta menegaskan suatu sistem masyarakat yang terdiri dari individu-individu. Jadi Islam membawa peradaban yang mudah diterima, intelektualisme, dan ketinggian budi insan di tanah Melayu. Al-Attas juga menunjukkan bukti bahwa dari tangan ulama-ulama Islam lahirlah budaya sastra, tulisan, falsafah, buku, dan lain-lain, yang tidak dibawa

Di sisi lain, ada juga disebut dengan ras proto-Melayu pedalaman, yaitu orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, yang memiliki kepercayaan, bahasa, dan adat istiadat sendiri. Memang pada dasarnya orang luar mengenal sebagian orang Asia itu adalah orang Melayu, seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataanya sebagian besar mereka tidak menyatakan mereka sebagi orang Melayu, karena mereka memilki agama, bahasa dan kebudayaan yang tidak sama dengan konsep kebudayaan Melayu. Seperti contoh penulis. Saya beragama Kristen Protestan, saya berasal dari suku Batak Toba, saya menggunakan bahasa Batak, dan saya juga melakukan istiadat suku saya sendiri. Namun demikian, jika orang luar menyatakan saya sebagai orang Melayu, saya pasti akan menjawab, saya juga orang Melayu, karena saya juga menggunakan bahasa Melayu yaitu bahasa Indonesia yang pada dasarnya bahasa Inonesia adalah

bahasa Melayu. Begitu juga dengan objek penelitian saya, Nur ‘Ainun adalah suku asli Melayu yang beradat istiadat Melayu, berbahasa Melayu, dan juga beragama Islam

2.1 Bahasa

Bahasa Melayu menjadi bahasa nasional dan bahasa pengantar di semua lembaga publik di sebagian Asia, seperti Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Bahasa Melayu yang menjadi lingua franca penduduk Nusantara sejak sekian lama. Bahasa Melayu juga telah dipergunakan oleh masyarakat Indonesia, termasuk etnik Melayu..

Akan tetapi dalam kebudayaan Melayu penggunaan bahasa khususnya dialek memilki perbedaan dari lima kabupaten, jika orang Melayu di pesisir timur, Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan dan Tanjung Balai memakai Bahasa Melayu dengan mengutamakan huruf vokal “o” sebagai contoh kemano (kemana), siapo (siapa). Di Langkat dan Deli masih menggunakan huruf vocal “e” seperti contoh, kemane (kemana), siape (siapa).

Dari sini kita bisa melihat meskipun akar kebudayaan etnik Melayu itu satu rumpun, namun ada juga perbedaan-perbedaan kecil yang membedakan etnik Melayu. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut dikarenakan adanya kebiasaan yang sudah dibawa dari nenek moyang yang pada saat itu mereka memilki satu pengelompokan yang berbeda-beda. (Zein 1957:89).

Bahasa yang dignakan dan difungsikan oleh Nur ‘Ainun adalah bahasa Melayu dan juga Indonesia. Biarpun beliau sendiri orang Melayu Smatera Utara, akan tetapi, dia lebih senang menggunakan bahsa Indonesia dalam pergaulan sehari- hari.

2.3 Mata Pencaharian

Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritas mereka menjalankan aktivitas pertanian. Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (mixed farming). Di kawasan pesisir pantai, umumnya orang Melayu bekerja sebagai nelayan, yaitu menangkap ikan dilaut dengan menggunakan alat-alat penangkap ikan . Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas, sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan lain-lain.

Penguasaan ekonomi di kalangan orang Melayu perkotaan relatif masih rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh penduduk non-pribumi, terutama orang Tiongkhoa. Tetapi kini telah banyak orang Melayu yang telah sukses dalam bidang perniagaan dan menjadi penguasa perusahaan-perusahaan. Banyak yang tinggal di kota-kota besar dan mampu hidup berkecukupan. Selain itu itu, banyak orang Melayu yang mempunyai pendidikan yang tinggi, seperti di universitas di dalam maupun di luar negeri.

Di samping itu menurut Metzger (dalam Takari dan Fadlin 2009) kelemahan orang Melayu dalam ekonomi adalah bahwa kurangnya mayarakat Melayu menghargai budaya lama, pemalas, dan kurangnya sifat ingin tahu. Untuk sekarang ini, tidak semua masyarakat Melayu hidup bertani, berkebun, dan menjadi nelayan saja. Banyak juga orang Melayu yang profesinya menjadi guru, dosen, musisi, dan pejabat-pejabat tinggi. Orang Melayu di Sumatera Utara kini mempunyai pola hidup untuk mengejar ilmu setinggi-tingginya, bersaing dengan kelompok etnik lain. Bahkan ada juga belajar ke luar negeri, karena orang Melayu sangat menjujung tinggi pendidikan. Mereka ini ingin pintar dan cerdas, untuk dapat membantu semua orang dn makhluk. Bagi sebahagian besar oran Melayu, mereka mengamalkan ajaran Islam untuk terus mencari ilmu, yang sangat berharga yang tidak bisa hilang sampai mati. Emikian juga falsafah hidup Melayu yang diamalkan dan dijadikan pedoman hidup oleh Nur ‘Ainun.

Pada masa dilakukannya penelitian ini, mata pencaharian da ri Nur ‘Ainun adalah bertani. Biarpun dia membayar orang untuk mengurus padi-padinya, tetapi beliau mengatakan bertani adalah mata pencaharianya. Selain sebagai petani ia juga menerima tawaran sebagai penyanyi di berbagai peristiwa budaya. Menyanyi ini menurut beliau adalah sebagai kerja sambilan di samping kerja pokoknya bertani.

Selain itu, karena keahlian beliau mengaji Al-Quran, maka ia dipecayakan oleh masyarakat Islam di sekitar kediaman beliau untuk mengajar mengaji anak-anak generasi muda. Bagi beliau mengajar mengaji ini, selain mendapat honor juga mendapat pahala dari Allah.

2.4 Pendidikan

Sebelum penjajahan Belanda, orang Melayu umumnya mendapat pendidikan agama. Semasa penjajahan, peluang pendidikan ala Eropa terbatas untuk orang Melayu di pedesaan, dan terpusat di daerah perkotaan, Pendidikan gaya Eropa sendiri hanya dikembangkan setelah Indonesia merdeka.

Orang Melayu mengalami sebuah perkembangan yang pesat dalam dunia endidikan. Karena yang seperti kita ketahui, orang Melayu sangat menjujung tinggi yang namanya pendidikan ataupun ilmu. Inilah yang menyebabkan mereka bisa maju kedepan untuk lebih baik, karena mereka juga ingin dihormati bukan dilencehkan.

Dalam pendidikan Nur ‘Ainun sendiri kurang begitu baik, dikarenakan tidak menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Tetapi Nur ‘Ainun juga bisa dikatakan

manusia yang pintar dengan masuknya beliau di sekolah yang cukup populer, karena disekolah tersebut adalah sekolah para bangsawan dan juga Sultan. Sehingga Nur ‘Ainun pun pernah satu sekolah dengan sultan.

2.5 Teknologi

Etnik Melayu pada dasarnya ingis terus berusaha menguasai teknologi, yang di antaranya bisa kita lihat dari pemakaian alat musik keyborad yang mereka gunakan dalam memainkan lagu-lagu Melayu. Sama halnya dengan teknologi-teknologi Etnik Melayu pada dasarnya ingis terus berusaha menguasai teknologi, yang di antaranya bisa kita lihat dari pemakaian alat musik keyborad yang mereka gunakan dalam memainkan lagu-lagu Melayu. Sama halnya dengan teknologi-teknologi

Kemudian ada lampu sebagai alat penerang dirumah, kebanyakan mereka tidak menggunakan lampu teplo yang digunakan pada zaman dulu untuk menerangi lampunya, kemudian ada komputer sebagai alat mempermudah dalam menyimpan data, dan terkadang sebagai masyrakatnya memakai laptop yang lebih cangih lagi dari komputer, dan biasanya ini dipergunakan pada saat masyarakat Melayu bersekolah kejenjang yang lebih tinggi atau mahasiswa.

Kendaraan juga sebagai teknologi yang sudah ada pada masyarakat Melayu. Untuk mempermudah perjalan seperti sepeda motor, yang dulunya mereka menggunakan sepeda sebagai alat kendaraan untuk mencapai tujuan. Tapi sekarang mereka sudah beralih ke sepeda motor atau yang dikenal dengan “kereta”, bahkan ada juga yang menggunakan mobil alat yang mempermudah perjalanan serta memilki fasilitas yang cukup baik dari segi tempat duduknya.

Televisi juga sudah dimilki oleh masyarakat Melayu untuk mengetahui berita- berita dari luar daerah dan dapat mengetahui keadaan negara. Radio juga menjadi salah satu yang sudah ada dimilki oleh masyarakat Melayu untuk mendengarkan lagu- lagu Melayu bahkan ada radio yang sudah memilki kaset sehingga mereka tinggal memasukan kasetnya saja dan didengarkan.

Jika musisi Melayu sudah dari dulu diperkenalkan alat rekam, untuk merekam suara si penyanyi biarpun dulunya menggunakan piringan hitam, tapi mereka sudah lama menggunakan alat-alat electronik, micropon sebagai penguat suara si penyanyi serta soud sytem sebagai alat pengatur suara untuk memperkuat suara. kemudian alat pembuat video (audio visual), dan lain sebagainya. Alat-alat elektronik inilah yang digunakan oleh musisi Melayu sama hanya dengan yang digunakan oleh Nur ‘Ainun.

Jika dilihat kondisi Nur ‘Ainun sekarang khususnya dalam ilmu teknologi sudah memiliki kemajuan biarpun tidak semaju perkembang zaman sekarang tapi Nur

‘Ainun sudah menikmati yang namanya teknologi, terbukti beliau memilki alat komunikasi seperti handphone, kemudian radio pendegar lagu-lagu, dan juga lampu

pijar, yang dulunya beliau hanya menggunakan lampu teplok. Serta alat-alat rekam yang digunakan Nur ‘Ainun untuk kepentingannya sebagai seniman music Melayu.

2.6 Kesenian

Kesenian yaitu sebuah hasil karya yang diciptakan oleh penciptanya sendiri untuk menghasilkan sebuah keindahan. (www.goole.com). Untuk itu kesenian ini menjadi warisan yang diturunkan dari turun- temurun, agar masyarakat Melayu dapat dikenal dan memiliki indentitas untuk diperkenalkan di masyarakat lain. Dalam kebudayaan Melayu terdapat seni-seni seperti seni suara, dengan genrenya seperti berzikir dan azan. Nyanyian ini bersifat keagamaan sehingga musik tidak digunakan saat bernyanyi. Sedangkan seni vokal yang tergabung dengan musik adalah nyanyian-nyanyian yang sifatnya menghibur.

Inilah yang akan penulis bahas mengenai lagu-lagu Melayu, yang dinyanyikan oleh Nur ‘Ainun serta lagu ciptaannya. Sebagai penyanyi legendaris, dan juga sebagai

penyanyi yang mampu menyanyikan lagu-lagu dengan menggunakan rentak senandung, mak inang, dan lagu dua. Kemudian ada Seni musik yaitu salah satu media ungkapan hati. Sedangkan kesenian adalah salah satu daripada unsur kebudayaan tesrsebut. (www.wikipedia.com)

Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. didalam musik, terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi bagian daripada proses Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. didalam musik, terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi bagian daripada proses

Demikian juga yang terjadi dalam musik kebudayaan masyarakat Melayu Sumatera Utara. Pertunjukan musik tradisional mengikuti aturan-aturan tradisional. Pertunjukan ini, selalu berkaitan dengan penguasa alam, mantera (jampi) yang tujuannya menjauhkan bencana, mengusir hantu atau setan. Musik tradisi Melayu berkembang secara improvisasi berdasarkan transmisi.

Berdasarkan sietem klasifikasi yang ditawarkan oleh Curt Sach dan Eric M.Von Hornbostel (1914), maka keseluruhan ala-alat musik Melayu Sumatera Utara dapat dikelompokan kedalam klasifikasi (1) idofon, pengetar utamanya badannya sendir; (2) membranofon, pengetar utamanya membrane; (3) kordofon, pengetar utamanaya senar; (4) dan aerofon, pengetar utamanya kolom udara. Sedangkan Instrument musik Melayu itu sendiri adalah Gendang Melayu (gendang ronggeng) alat musik ini mempunyai membran diatasnya terbuat dari kulit binatang gunanya sebagai pengatur ketukan yang dapat membuat mayarakat bisa terpengaruh khususnya lagu-lagu yang bertempo cepat yang membuat badan ingin menari (membranofon). Biola yang terdiri dari 4 senar dan memiliki alat gesek yang disebut bouw sebagai pengiringi lagu tapi terkadang Biola juga sebagai alat musik yang membawa melodi (kordofon).

Akordion alat musik berbentuk seperti piano, yang memilki tust-tust nada, hanya saja yang membedakan alat musik dari piano adalah bisa dilihat dari cara bentuk permainannya. Ini sama halnya dengan biola sebagai pembawa melodi tapi Akordion alat musik berbentuk seperti piano, yang memilki tust-tust nada, hanya saja yang membedakan alat musik dari piano adalah bisa dilihat dari cara bentuk permainannya. Ini sama halnya dengan biola sebagai pembawa melodi tapi

Begitu juga tari mereka akan menggunakan lagu yang sudah dilengkapi dengan musik untuk mengiringi mereka di saat mereka menari (aerofon) karena resonator suaranya dari udara. Kemudian tawak-tawak atau yang dikenal juga dengan istilah gong. Alat musik ini adalaah salah satu alat musik yang dipukul yang berguna sebagai penentu tempo (idiofon).

Di samping alat musik ini, ada juga pengiring musik Melayu yang sudah sangat sulit dijumpai yaitu rebab Melayu. Alat musik hampi sama dengan alat musik biola hanya saja, alat musik memilki 3 senar, lebih sedikit dibanding biola. Mempunyai alat pengesek, dan cara bermain juga berbeda dengan biola. Jika biola diletakan di leher pemain, sedangkan rebab diletakan secara vertikal di depan pemainnya.

Kemudian di samping alat musik rebab ada juga alat musik yang menggunakan teknologi canggih seperti keyboard, yang tujuannya juga sebagai pengiring tetapi hanya jika diperlukan saja. Akan tetapi alat ini bukan berarti sebagai alat musik asli Melayu, tetapi bagian alat musik Melayu saja jika diperlukan. Terkadang juga digunakan oleh masyarakat Melayu pada saat pesta perkawinan, sunat, dan lain sebagainaya untuk penghematan pembayaran pemusik.

Ada satu konsep music yang lazim digunakan dalam kebudayaan music Mely, yaitu rentak. Rentak-rentak dalam seni pertunjukan Melayu di antaranya ialah, rentak senandung, mak inang, lagu dua, (joget), zapin, ghazal, hadrah, dan lain sebagainya. Rentak ini juga berkaitan dengan erat dengan ekspresi emosi, misalnya rasa gembira diekspresikan melaui rentak joget atau lagu dua. Sedangakan rasa sedih dieskpresikan melalui rentak asli atau rentak senandung. Selain itu, selaras dengan Ada satu konsep music yang lazim digunakan dalam kebudayaan music Mely, yaitu rentak. Rentak-rentak dalam seni pertunjukan Melayu di antaranya ialah, rentak senandung, mak inang, lagu dua, (joget), zapin, ghazal, hadrah, dan lain sebagainya. Rentak ini juga berkaitan dengan erat dengan ekspresi emosi, misalnya rasa gembira diekspresikan melaui rentak joget atau lagu dua. Sedangakan rasa sedih dieskpresikan melalui rentak asli atau rentak senandung. Selain itu, selaras dengan

Menurut Fadlin (1988) di dalam music Melayu, ada tiga dasar rentak yang sering digunakan yaitu rentak senandung (4/4, dalam satu siklus delapan ketukan) yang berirama lambat yang biasanya lagu ini yang bertema sedih. Contoh lagu rentak senandung adalah Laksamana Mati Dibunuh, Kuala Deli, Sri Mersing, Damak, Sayang Serawak, Laila Manja , dan lain-lain. Dalam rentak senandung ini, ada lagu yang diciptakan oleh Nur ‘Ainun yaitu Jangan Duduk Termenung. Kemudian ada rentak mak inang yang memilki ketukan (2/4), temponya sedang, dan lagu-lagunya selalu bertemakan persahabatan ataupun kasih sayang. Contoh dari lagu yang rentaknya mak inang adalah Mak Inang Pulau Kampai, Mak Inang Juara, Mak Inang Stanggi, Pautan Hati, Haji Lahore , Mak Inang Kampung, dan lain-lainnya.