ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. S 7

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY. S (70 TAHUN) DENGAN DIABETES MELLITUS DI RUANG
MAWAR PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Getontik
Pembimbing Akademik: Rita Hadi Widyastuti, M.Kep, Sp.Kom

Disusun Oleh:
FATIA KANZA
22020112130085

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXVI
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Nama

: MUTIARA RACHMAWATI


Tempat/ tanggal lahir : Baturaja, 10 Maret 1993
Alamat Rumah

: Jalan Kapten M.Nur Lorong Taman Sari 2 No.300 F
Baturaja, OKU Sumatera Selatan

No.Telp

: 087739313830

Email

: mutiararachma@rocketmail.com

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan yang saya susun dengan judul
“Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. S (70 Tahun) Dengan Hipertensi Dan
Diabetes Mellitus Di Ruang Mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang” bebas
dari plagiarisme dan bukan merupakan hasil karya orang lain. Apabila dikemudian
hari ditemukan sebagian atau seluruh bagian dari laporan ini terdapat indikasi
plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Akademik

UNDIP.
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa unsur paksaan dari
siapapun.
Semarang, Mei 2016
Yang menyatakan,

Mutiara Rachmawati

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia
(lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok usia diatas 65 tahun yang rentan terhadap kesehatan
fisik dan mental. Lansia adalah tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Kemampuan tubuh yang mengalami penurunan yaitu organ,

fungsi dan sistem tubuh yang bersifat fisiologis atau alamiah (Efendi, 2009).
Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia(lansia)
apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan
ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningkatan kepekaan secara individual ( Efendi,2009)
Masalah kesehatan yang muncul pada lansia dapat berupa fisiologis
maupun psikologis. Berbagai macam penyakit atau masalah kesehatan yang
dapat muncul pada lansia akibat dari penurunan fungsi organ tubuh, yaitu
secara fisiologis seperti hipertensi, asam urat, rematik, kolesterol, diabetes
melitus, stroke, kardiovaskuler dan penyakit lainnya. Sedangkan secara
psikologis yaitu seperti stress, kecemasan, demensia dan depresi.
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penyakit
hipertensi sering tidak menampakan gejala, begitu penyakit ini di derita
tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi

merupakan kondisi seumur hidup (Smeltzer,dkk., 2002). Sedangkan diabetes

mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin.
Lansia di panti wreda banyak mengalami berbagai masalah kesehatan,
baik dari faktor usia akibat proses menua dengan berbagai penurunan fungsi
organ tubuh. Salah satu penghuni lansia di panti wredha harapan ibu yaitu
Ny.S yang berusia 70 tahun mengalami penyakit hipertensi dan diabetes
mellitus berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan ditemukan masalah
bahwa Ny.S mengeluhkan pusing, tidak bisa tidur, tangan kram, dan kaki
kadang kesemutan. Keluhan pusing muncul setiap hari dikarenakan Ny. S
sulit untuk tidur dan ketika di ukur tekanan darah klien yaitu 150/100. Ny.S
masih dapat melakukan aktivitas seperti berpakaian, mandi, toileting dan
makan secara mandiri. Ny. S melakukan aktivitas dengan hati-hati
dikarenakan klien tidak bisa melihat. Selain itu, Ny.S mengatakan pernah
memiliki riwayat jatuh terpeleset. Ny. S mengatakan apabila berjalan Ny.S
menggunakan alat bantu seperti tongkat. Disamping itu Ny.S juga memiliki
masalah psikologis karena Ny.S hidup sebatang kara, tidak memiliki keluarga

karena suaminya sudah meninggal dunia serta klien sudah tidak memiliki
rumah lagi. Oleh karena itu, sebagai calon perawat dengan adanya
permasalahan yang dialami Ny.S dapat memberikan asuhan keperawatan dan
dapat memberikan implementasi untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi Ny.S .
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada klien Ny. S, diharapkan
klien mampu menerapkan asuhan keperawatan gerontik / terapi yang
diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan klien yaitu hipertensi dan
diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu berkomunikasi teraupetik pada Ny.S di wisma
mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan fisik
maupun psikologis pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha
Harapan Ibu.
c. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny.S di wisma
mawar Panti Wredha Harapan Ibu.

d. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengkajian pada Ny.S di
wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
e. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan memprioritaskan
diagnosa keperawatan pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha
Harapan Ibu.
f. Mahasiswa mampu melakukan rencana intervensi yang akan
dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan pada Ny.S di wisma
mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
g. Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai dengan rencana
intervensi pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
h. Mahasiwa mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
i. Mahasiwa mampu menentukan rencana tindak lanjut pada Ny.S di
wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANSIA
1. Pengertian
Seseorang dengan usia diatas 65 tahun akan dikatakan sebagai lansia.

Lansia merupakan suatu tahapan lanjut dari proses kehidupan manusia
dimana akan terjadi proses penurunan fungsi tubuh (Setianto dalam
Effendi, 2009).
2. Klasifikasi
Menurut WHO, lansia dapat diklasifikasikan menjadi (Nugroho, 2009):
a. Usia pertengahan : 45-59 tahun (middle age)
b. Lansia : 60-74 tahun (elderly)
c. Lansia tua : 75-90 tahun (old)
d. Lansia sangat tua : >90 tahun (very old)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1
Ayat 2, Indonesia mengakui bahwa batasan lansia adalah seseorang
dengan usia lebih dari 60 tahun.
3. Karakteristik Lansia (Dewi, 2014)
1. Berusia > 60 tahun.
2. Kebutuhan dan masalah sangat bervariasi dari rentang sehat hingga
sakit, dari kebutuhan biologis hingga spiritual, serta dari koping yang
adaptif hingga maladaptif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
4. Tugas Perkembangan Lansia (Dewi, 2014)
1. Mempersiapkan diri dengan adanya penurunan kondisi.

2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3. Membina hubungan yang baik dengan orang seusianya.
4. Mempersiapkan kehidupan baru.
5. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.
5. Perubahan Fisik Lansia (Dewi, 2014)
1. Sistem kardiovaskuler : kekuatan otot jantung menurun, katup jantung
mengalami penebalan, kelistrikan jantung mulai kurang efektif
2. Sistem respirasi : otot abdomen melemah sehingga menurunkan usaha
untuk inspirasi dan ekspirasi, daya recoil paru menurun, penebalan
membran alveoli-kapiler sehingga mengganggu pertukaran gas.

3. Sistem muskuloskeletal : penurunan masa tulang, kartilago menipis
sehingga sendi menjadi kaku, masa otot berkurang.
4. Sistem integumen : elastisitas kulit menurun, kulit menipis.
5. Sistem gastrointestinal : reflek menelan melemah, sekresi asam
lambung menurun, peristaltik usus menurun.
6. Sistem urinaria : penurunan kapasitas kandung kemih, sering kencing.
7. Sistem saraf : terjadi penurunan jumlah neuron di otak, masa otak
berkurang.
B. HIPERTENSI

1. Pengertian
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan resiko
penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal (Sudoyo, dkk. 2007). Hipertensi
adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur
individu yang mengalami hipertensi. Tekanan darah berfluktuasi dalam
batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang
dialami (Tambayong, 2000). Hipertensi dengan peningkatan tekanan
sistole tanpa disertai peningkatan tekanan diastole lebih sering terjadi
pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa
disertai peningkatan tekanan sistole lebih sering terjadi pada usia dewasa
muda. Hipertensi menurut kelompok umur berbeda (Tambayong, 2000)
Usia
Bayi
Anak 7-11 th
Remaja 12-17 th
Dewasa 20-45 th
Dewasa 45-65 th
Dewasa > 65 th


Normal (mmHg)
80/40
100/60
115/70
120-125/75-80
135-140/85
150/85

Hipertensi (mmHg)
90/60
120/80
130/80
135/90
140/90-160/95
160/95

2. Jenis Hipertensi
Menurut penyebab, hipertensi ada dua jenis yaitu esensial dan sekunder
(Tambayong, 2000).
a. Hipertensi essensial


Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Golongan
hipertensi ini terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Yaitu, hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Kriteria penyakit Hipertensi (Setiawan, 2008)
No
.
1
2
3

Kriteria

Tekanan Darah
Sistolik
Diastolik
120
Sumber: The Join National Comittee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure USA
3. Etiologi Hipertensi (Tambayong, 2000)
a. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada usia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
b. Jenis Kelamin
Pada umumnya insiden pria lebih tinggi memiliki hipertensi daripada
wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada
wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens
pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya
pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat
pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan
diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit
putih, dan 5,6 kali bagi wanita kulit putih.
d. Pola hidup

Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain
telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat
pendidikan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh
stress agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih
tinggi.
e. Diabetes Mellitus
Penyakit lain yang bisa menyebabkan hipertensi salah satunya
adalah diabetes mellitus. Penyebab utama kematian pasien diabetes
mellitus adalah penyakit kardiovaskular, terutama yang mulainya
dini dan kurang kontrol. Hipertensi dengan diabetes mellitus
meningkatkan mortalitas.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat
maupun tanpa obat yaitu dengan modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya
hidup dapat dilakukan dengan mambatasi asupan garam tidak lebih dari ¼
sampai ½ sendok teh (6 gram per hari), menurunkan berat badan,
menghindari minuman berkafein, rokok dan minuman beralkohol.
Olahraga juga dianjurkan untuk penderita hipertensi. Olah raga yang
dapat dilakukan diantaranya berjalan, lari, jogging, dan bersepeda selama
20-25 menit dengan frekwensi 3-5 x perminggu. Istirahat juga sangat
penting untuk penderita hipertensi dianjurkan istrirahat tidur cukup yaitu
6-8jam sehari. Penting pula untuk menghindari stress. (Kemenkes RI,
2014)
Adapun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
hipertensi antara lain:
1. Makanan yang memiliki kadar lemak tinggi : jerohan, gajih,
minyak kelapa
2. Makanan yang diolah menggunakan garam natrium : keripik dan
makanan kering lainnya
3. Makanan dan minuman kaleng : sarden, sosis, kornet, softdrink,
serta buah dan sayur kaleng

4. Makanan yang diawetkan : dendeng, asinan, abon, ikan asin, telor
asin
5. Susu full krim, mentega, margarin, mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang mengandung kolesterol tinggi seperti daging
merah, kuning telu, kulit ayam
6. Alkohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan
tape.
C. DIABETES MELLITUS
1. Pengertian
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin
(Amin & Hardhi, 2013). Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia
yang disebabkan karenan ketiadaan absolut insulin (Corwin, 2009).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit
yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam plasma yang
disebabkan oleh produksi insulin yang menurun atau tidak adanya insulin.
2. Klasifikasi
a. Diabetes mellitus tipe I : IDDM
Disebabkan oleh kerusakan sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun (Amin & Hardhi, 2013). Kerusakan sel beta ini dapat
disebabkan oleh faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan
yang menyebabkan terjadinya autoimun. Hal ini menyebabkan
diabetes tipe I memiliki karakteristik yaitu ketiadaan insulin absolut
dalam tubuh. Sehingga terapi bagi penderita diabetes tipe I yaitu harus
mendapat insulin pengganti. Biasanya tipe I ini dijumpai pada
penderita yang tidak gemuk, berusia kurang dari 30 tahun, dengan
perbandingan perempuan lebih rentan terkena dari pada laki-laki
(Corwin, 2009).
b. Diabetes mellitus tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin ini berarti penurunan kemampuan insulin untuk

merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati (Amin & Hardhi 2013).
3. Tanda dan Gejala
a. Glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL
b. Glukosa plasma 8 jam puasa ≥ 126 mg/dL
c. Glukosa plasma 2 jam PP ≥ 200 mg/dL
d. Polidipsi (mudah haus)
e. Poliuria (sering kencing)
f. Polifagia (mudah lapar)
g. Lelah dan mengantuk
h. Kesemutan
i. Gatal
j. Mata kabur
4. Penatalaksanaan (Amin & Hardhi, 2013)
1. Pemberian Insulin, khususnya bagi penderita diabetes tipe I.
2. Rutin melakukan olahraga.
3. Mempertahankan berat badan ideal.
4. Kurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan gula.
5. Hindari makanan yang tinggi lemak dan mengandung kolesterol LDL :
daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad.
6. Hindari minuman berakohol.
7. Kurangi konsumsi garam.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. DATA UMUM
1. Nama Lansia
2. Usia
3. Agama
4. Suku
5. Jenis Kelamin
6. Nama Panti
7. Pendidikan
8. Riwayat Pekerjaan
9. Status Perkawinan
10. Pengasuh Panti

: Ny. S
: 70 tahun
: Islam
: Jawa
: Perempuan
: Mawar
: Tidak tamat SD (hanya sampai kelas 5 SD)
: Tidak bekerja
: Janda
: Ny. Sr

B. ALASAN BERADA DI PANTI
Ny. S berkata,” Awalnya saya tinggal bersama anak angkat saya di Jakarta
mbak. Pada waktu itu saya menderita katarak, sehingga diharuskan operasi
tetapi saat akan dilakukan operasi ternyata gula, tekanan darah, kolesterol,
dan asam urat saya tinggi semua sehingga operasi tidak jadi dilakukan.
Setiap hari penglihatan saya berkurang sehingga lama kelamaan saya tidak
bisa menglihat, sejak itu anak saya berubah mbak. Anak saya tidak mau
mengurus saya karena sibuk bekerja selain itu juga anak saya berpikir kalau
saya hanya bisa merepotkan saja sehingga saya diusir dari rumah, akhirnya
saya pulang ke Semarang untuk tinggal dirumah kakak saya tetapi setelah
sampai di Semarang ternyata kakak saya sudah pindah dan tetangga sekitar
tidak tahu alamat barunya dimana. Setelah itu saya pergi kekantor polisi
untuk minta tolong agar saya diantarkan ke panti jompo. Saya tidak punya
siapa-siapa, suami saya sudah meninggal, saudara saya sudah tidak peduli
dengan saya mbak.”
C. DIMENSI BIOFISIK
1. Riwayat Penyakit
Ny. S berkata, “Saya punya penyakit gula dan tekanan darah saya tinggi
mbak Ny.

S sudah sejak lama ± 5 tahun yang lalu. Kemarin dicek

gulanya hampir 400. Sekarang yang dirasakan badannya nggak enak
semua, lemes, sendi-sendinya kaya kaku terus buat digerakin sakit, sering
pipis, sering kesemutan kakinya mbak.”
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. S berkata, “Tidak ada mbak yang punya penyakit seperti saya.”
3. Riwayat Pencegahan Penyakit
Ny. S berkata, “ ya saya selalu menjaga kebersihan lingkungan
sekitarnya, terutama lingkungan tempat tidur dan lemari pakain.”
4. Riwayat Monitoring Tekanan Darah
Tgl

9/05/2016

10/05/2016

11/05/2016

12/05/2016

TD

140/90

150/100

150/90

150/100

5. Riwayat Vaksinasi
Ny. S berkata, “ Saya lupa mbak, sepertinya saya belum pernah
mendapatkan vaksinasi baik selama di panti maupun sebelum dipanti.”
6. Skrining Kesehatan yang Dilakukan
Ny. S berkata, “Paling pemeriksaan tekanan darah mbak dari petugas
puskesmas. Biasanya posyandu lansia diadakan sebulan sekali pada
tanggal 25, dengan kegiatan pengukuran tekanan darah, tinggi badan,
berat badan dan pengobatan.”
7. Status Gizi
BB = 40 kg
TB = 150 cm
BB
40
IMT =
=
=26,66 (normal)
2
(TB)
(1,50)2
8. Masalah Kesehatan Terkait Status Gizi
a. Masalah pada mulut
Ny. S berkata, “Alhamdulillah gigi saya masih banyak mbak, mqsih
utuh (meringis sambil menunjukkan gusi yang ada giginya).”
b. Perubahan berat badan
Ny. S berkata, “wah,kurang tahu ya saya mbak kayaknya tidak ada
perubahan”
c. Masalah nutrisi
Ny. S berkata, “Ya makan mbak, cuma kurang nafsu aja karena sayur
dan lauk rasanya anyep tapi saya tetap makan.”
9. Masalah Kesehatan yang Dialami Saat Ini
Ny. S berkata, “ini mbak saya sering pusing, leher saya terkadang kaku
selain itu juga tangan saya kram dan kaki saya terkadang kesemutan.”

Ny. S berkata, “Sakit disini mbak (tengkuk). Saya tensinya tinggi. Saya
ndak bisa tidur semalaman, pusing. Nggak tau kenapa kok sakit sekali.”
P: Klien mengatakan nyeri kepala ketika bangun
Q: Klien mengatakan nyeri kepala seperti dipukul
R: Nyeri pada kepala bagian belakang dekat tengkuk leher
S: Skala 5 dari 10, nyeri mengganggu aktivitas klien
T: Nyeri terjadi 2-3 menit, mulai muncul saat bangun dari posisi
berbaring ke posisi duduk
10. Obat-Obatan yang Dikonsumsi Saat Ini
Ny. S mengkonsumsi metformin, kalk,vitamin B komplex dan vitamin C.
11. Tindakan Spesifik yang Dilakukan Saat Ini
Ny. S berkata, “ Setiap hari saya melakukan gerakan ROM mbak, ya
tangannya digerak-gerakkan seperti ini mbak. Saya diajarin oleh mbak
yang satunya.”
12. Status Fungsional
Mobilisasi
: mandiri
Berpakaian
: mandiri
Makan dan minum : mandiri
Toileting
: mandiri
Personal Hygiene
: mandiri
Mandi
: mandiri
Ny. S memiliki Indeks KATZ dalam kategori A yaitu Mandiri untuk
semua fungsi (6 fungsi)
13. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Mobilisasi
Ny. S berkata, “saya bisa jalan sendiri mbak tapi pake tongkat.”
b. Berpakaian
Ny. S berkata, “bisa ganti baju sendiri mbak.”
c. Makan dan minum
Ny. S berkata, “bisa makan sendiri mbak.”
Ny. S berkata,” Saya masih suka makan yang manis sama asin mbak,
kalo gak gitu saya gak nafsu makan.”
d. Toileting
Ny. S berkata, “ya kalo ke toilet saya sendirian mbak, pelan-pelan.”
e. Personal hygiene
Ny. S berkata, “saya bisa ngelakuin sendiri mbak seperti sikat gigi,
mandi, merapikan tempat tidur.”
f. Mandi

Ny. S berkata, “mandinya 2 kali sehari mbak, yo kadang pagi saya
tidak mandi karena dingin.”
D. DIMENSI PSIKOLOGI
1. Status Kognitif
SHORT PORTABLE MENTAL STATE QUESIONNARE
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Tanggal Berapa Hari ini ?
Hari apakah hari ini?
Apakah nama tempat ini?
Berapa no. Telpon rumah anda?
Berapa usia anda?
Kapan anda lahir (Tgl/Bln/Thn)?
Siapakah nama presiden sekarang?
Siapakan nama presiden sebelumnya?
Siapakah nama ibu anda?
5+6 adalah

Jawaban
Betul
Salah











Keterangan : Berdasarkan hasil pengkajian dengan SPMSQ, Ny. S
menjawab salah 2 pertanyaan. Dapat disimpulkan Ny. S mengalami
gangguan ringan.
2. Perubahan yang Timbul Terkait Status Kognitif
Ny. S masih mengingat usia, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi baik
dimasa lalu maupun yang sekarang.
3. Dampak yang Timbul Terkait Status Kognitif
Menurut hasil pengkajian Ny. S mengalami gangguan memori ringan.
Akan tetapi hal tersebut tidak memiliki dampak bagi Ny. S. Ny. S masih
dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain dan teman-teman di
kamarnya.
4. Status Depresi
The Geriatric Depresion Scale
Pertanyaan
1. Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan
anda?
2. Sudahkah anda meninggalkan aktivitas dan minat
anda?
3. Apakah anda merasa hidup anda kosong?
4. Apakah anda sering bosan?
5. Apakah anda mempunyai semangat setiap waktu?
6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda?

Kunci
Jawaban
Tidak

Jawaban
Ny. S
Ya

Ya

Ya

Ya
Ya
Tidak
Ya

Ya
Ya
Tidak
Ya

7. Apakah anda merasa bahagia setiap waktu?
8. Apakah anda merasa jenuh?
9. Apakah anda merasa lebih suka tinggal di rumah
pada malam hari, dari pada pergi melakukan sesuatu
yang baru?
10. Apakah anda merasa bahwa anda lebih banyak
mengalami masalah dengan ingatan anda daripada
yang lainnya?
11. Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup
sekarang ini?
12. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini?
14. Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan lagi?
15. Apakah anda berfikir banyak orang yang lebih baik
dari anda?

Tidak
Ya
Ya

Tidak
Ya
Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Ya
Tidak
Ya
Ya

Ya
Tidak
Ya
Ya

Keterangan : nilai ≥ 5 menandakan depresi
Hasil pengkajian menunjukkan skor depresi Ny. S yaitu 13, hal ini
menunjukkan bahwa Ny. S mengalami tanda-tanda depresi.
5. Perubahan yang Timbul Terkait Status Depresi
Ny. S terlihat sering berdiam diri di kamar. Ny. S juga jarang terlihat
mengobrol dengan lansia yang lain. Saat pengkajian Ny. S terlihat sedih
saat mengenang kematian suami dan mengingat saudaranya yang tidak
menjenguknya.
6. Dampak yang Timbul Terkait Status Depresi
Ny. S mengatakan sudah pasrah sama Allah swt jika dirinya harus tinggal
dipanti dan Ny. S mengatakan sudah siap jika Allah swt memanggilnya.
7. Keadaan Emosi
a. Ansietas
Ny. S berkata, “saya merasa takut jika nanti saya sakit tidak ada yang
merawat saya mbak, selain itu juga keluarga saya tidak ada yang
tahu saya tinggal disini.”
Skala Kecemasan Hamilton Anxiety Rate Scale (HARS)
No
1

2

Pertanyaan
Perasaancemas:
a. Kecemasan
b. Firasat buruk,
c. Takut akan pikiran sendiri,
d. Mudah tersinggung.
Ketegangan:
a. Merasa tegang, Lesu,
b. Tidak dapat istirahat tenang,
c. Mudah terkejut,

0

Jawaban
1 2 3




4

3

4

5

6

7

8

9

10

11

d. Gemetar
Ketakutan :
a. Ketakutan pada gelap,
b. Ketakutan ditinggal sendiri,
c. Ketakutan pada orang asing,
d. Ketakutan pada binatang besar,
e. Ketakutan pada keramaian lalu lintas.
Gangguan tidur:
a. Sukar untuk tidur,
b. Terbangun malam hari,
c. Tidur tidak nyenyak,
d. Bangun dengan lesu
e. Mimpi buruk.
Gangguan kecerdasan:
a. Sukar konsentrasi,
b. Daya ingat buruk,
c. Daya ingat menurun.
Perasaan depresi:
a. Kehilangan minat,
b. Sedih,
c. Bangun dini hari,
d. Kurangnya kesenangan pada hoby,
e. Perasaan berubah sepanjang hari.
Gejala somatik:
a. Nyeri pada otot,
b. Kaku,
c. Kedutan otot,
d. Gigi gemeretak,
e. Suara tidak stabil.
Gejala sensorik:
a. Perasaan di tusuk-tusuk,
b. Penglihatan kabur,
c. Muka merah
d. Pucat
e. Merasa lemah
Gejala kardiovaskuler:
a. Takikardi,
b. Nyeri di dada,
c. Denyut nadi mengeras
d. Detak jantung hilang sekejap.
Gejala pernapasan:
a. Rasa tertekan di dada,
b. Perasaan tercekik,
c. Sering menarik napas panjang
d. Merasa napas pendek.
Gejala gastrointestinal:
a. Sulit menelan,
b. Mual,
c. Perut melilit,
d. Gangguan pencernaan,



















12

13

14

e. Nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan.
Gejala urogenital:
a. Sering kencing,
b. Tidak dapat menahan kencing,
c. Amenorrhoe,
d. Masa haid berkepanjangan atau pendek,
e. Haid beberapa kali dalam sebulan,
Gejala vegetatif :
a. Mulut kering,
b. Mudah berkeringat,
c. Muka merah,
d. Bulu roma berdiri,
e. Pusing atau sakit kepala.
Perilaku sewaktu wawancara:
a. Gelisah,
b. Jari-jari gemetar,
c. Mengkerut kan dahi atau kening,
d. Muka tegang,
e. Tonus otot meningkat.
Total Skor

Penilaian:
Skor 0

= Tidak ada gejala

Skor 1

= Ringan ( Satu gejala)

Skor 2

= Sedang ( Satu atau dua gejala)

Skor 3

= Berat (Lebih dua gejala)

Skor 4

= Sangat berat (Semua Gejala)

Kategori :
Skor < 6

= Tidak ada kecemasan

Skor 6-14

= Kecemasan Ringan

Skor 15 – 27 = Kecemasan sedang
Skor > 27

= Kecemasan Berat

b. Perubahan perilaku







16 (kategori sedang)

Ny. S mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh panti seperti
senam, kerja bakti, pemeriksaaan kesehatan lansia dan TAK.
c. Mood
Ny. S kooperatif saat dilakukan wawancara. Ny. S mudah diajak
bicara dan terbuka menceritakan kehidupannya yang dulu. Ny. S
terlihat sedih saat menceritakan kesendirian dan kematian suaminya
hingga dia harus tinggal di panti.
E. DIMENSI FISIK
1. Luas Panti
Luas tanah 3.783 m2. Luas bangunan 2.860 m2
2. Keadaan Lingkungan di Dalam Panti
a. Penerangan
Kondisi penerangan dalam ruangan cukup baik, pencahayaan matahari
sangat baik karena terdapat banyak jendela di ruang mawar dan ruang
anggrek sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruangan.
b. Kebersihan dan kerapian
Kebersihan dalam panti selalu di jaga, karena setiap pagi disapu dan
dipel oleh pengasuh panti.
c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Tidak ada pemisah ruangan karena tidak terdapat panti laki-laki. Di
panti harapan ibu hanya terdapat satu lansia laki-laki, beliau tidur di
kamar bagian belakang sehingga tidak mengganggu lansia perempuan.
d. Sirkulasi udara
Kondisi ventilasi sangat baik, banyak ventilasi di setiap ruangan,
jendela di ruangan setiap hari dibuka.
e. Keamanan
Lantai kamar tidur tidak licin, di panti tidak memiliki alarm tanda
bahaya, terdapat pegangan di kamar mandi dan tempat mencuci.
Pengasuh menjaga 24 jam.
f. Sumber air minum
Sumber air minum yang digunakan adalah sumur dengan kualitas baik
dan air galon.

g. Ruang berkumpul bersama

Ruang berkumpul terletak di bagian depan panti. Terdapat televisi,
DVD/VCD, microphone, 2 toilet dan kursi yang tertata rapi di ruang
berkumpul.
3. Keadaan Lingkungan di Luar Panti
a. Pemanfaatan halaman
Halaman di samping panti ditumbuhi oleh pepohonan, bunga dan
rumput. Halaman dapat digunakan untuk tempat senam serta kerja
bakti menyapu.
b. Pembuangan air limbah
Pembuangan air terdapat di belakang panti, kondisi saluran saat ini
masih baik.
c. Pembuangan sampah
Terdapat tempat pengumpulan sampah disamping panti. Sampah yang
telah terkumpul lalu dibakar oleh pengurus panti.
d. Sanitasi
Terdapat selokan dipanti.
e. Sumber pencemaran
Sumber pencemaran panti yaitu polusi udara dan polusi suara yaitu
suara bising karena letak panti tepat di tepi jalan yang sangat ramai.
F. DIMENSI SOSIAL
1. Hubungan Lansia dengan Lansia didalam Panti
Ny. S berkata, “aku jarang ngobrol mbak, paling cuma ngobrol sama
mbah Maeroh.”
2. Hubungan Antar Lansia Diluar Panti
Ny. S berkata, “saya jarang keluar kamar mbak, ya saya juga buta mbak
jadi mau pergi kemana-mana susah.”
3. Hubungan Lansia dengan Anggota Keluarga
Ny. S berkata, “aku udah gak punya saudara mbak,saudaraku sudah
tidak peduli dengan saya.”
4. Hubungan Lansia dengan Pengasuh Panti
Ny. S berkata, “yo baik mbak dengan pengurus disini,paling ada satu
orang yang galak sedikit.”
5. Kegiatan Organisasi Sosial
Ny. S rutin mengikuti pengajian setiap hari kamis, senam lansia setiap
hari jumat dan kerja bakti.
G. DIMENSI TINGKAH LAKU
1. Pola Makan

Ny. S makan 3 kali sehari, jika lauk dari panti tidak cocok biasanya Ny. S
membeli sendiri lauk dari penjual sayur yang biasanya berjualan di panti.
Ny. S minum air putih dan setiap pagi minum teh manis.
2. Pola Tidur
Ny. S tidur malam pukul 22.00 WIB bangun pukul 05.00 WIB, jumlah
tidur malam 7 jam, Ny. S tidak pernah tidur siang.
3. Pola Eliminasi
BAK : 3-6 kali dalam sehari, urin warna kuning
Ny. S mengatakan tidak merasakan nyeri saat BAK. Tidak ada
inkontinensia urine
BAB : 1 hari sekali, konsistensi padat kadang cair, warna kuning dan bau
khas.
4. Kebiasaan Buruk Lansia
Ny. S tidak mempunyai kebiasaan buruk. Ny. S tidak merokok, tidak
menggunakan narkoba dan tidak minum minuman keras.
5. Pelaksanaan Pengobatan
Pengobatan dilakukan jika ada lansia yang memerlukan pengobatan
serius. Pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan sebulan sekali pada
tanggal 25 saat posyandu lansia. Pengobatan dilakukan oleh petugas
puskesmas.
6. Kegiatan Olahraga
Kegiatan olahraga yang diadakan panti biasanya adalah senam seminggu
sekali pada hari jumat.
7. Rekreasi
Ny. S mengatakan saat di panti tidak pernah pergi kemana-mana, hanya
tiduran di kamar.
8. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan oleh lansia dan pengasuh panti dan
pengurus panti.
H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN
1. Perilaku Mencari Pelayanan Kesehatan
Pada saat klien sakit maka pengurus panti akan memberikan obat
sedangkan jika ada anggota panti yang sakit dan memerlukan penanganan
emergensi, ada dokter dari pihak puskesmas untuk memeriksa dan
merujuk apabila kondisi memburuk.
2. Sistem Pelayanan Kesehatan
a. Fasilitas kesehatan yang tersedia

Terdapat puskesmas pembantu Bringin dekat dengan panti. Bila
diharuskan dirujuk maka akan dibawa kerumah sakit.
b. Jumlah tenaga kesehatan
Tidak terdapat tenaga kesehatan. Pengasuh wisma akan memberi obat
yang tersedia bila ada lansia yang sakit.
c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit
Biasanya dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Terdapat posyandu lansia. Petugas posyandu dari puskesmas
pembantu Bringin akan datang ke panti setiap satu bulan sekali.
e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan
Posyandu lansia dilaksanakan 1 bulan sekali pada sekitar tanggal 25
(akhir bulan).

I. PEMERIKSAAN FISIK
a.

b.

No

e.

f.

Bagian/
region
Kepala

c.

Hasil pemeriksaan

g.

d.

Masalah
keperawatan yang muncul
h.
Tidak ada masalah

i.

j.

2.

muka

m.

n.

Mata

r.

Telinga

Mesocephal, rambut berwarna putih, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan
pada kepala
k.
Bentuk wajah oval, kulit wajah keriput, bibir lembab, tidak ada lesi sekitar
wajah.
o.
Klien tidak memakai kacamata, kedua mata klien sudah tidak bisa melihat,
tidak ikterik.
s.
Kedua telinga simetris, telinga sedikit kotor

u.

v.

Mulut

w.

5.

dan gigi

y.

z.

Leher

aa.

dd.

Dada

kk.

Jantung

ee.
I: pengembangan dada simetris kanan dan kiri, tulang dada terlihat jelas ii.
ff.
P: taktil fremitus teraba sama sama antara kanan dan kiri, depan dan
belakang.
gg. P: perkusi dada redup.
hh. A: bunyi nafas vesikuler.
ll.
I: warna kulit sesuai dgn warna kulit bagian tubuh lainnya.
pp.
mm. P: tidak ada pembesaran jantung.
nn. P: perkusi suara redup.
oo. A: tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
ss.
I: cekung, tidak terdapat lesi
ww.
tt.
A: bising usus 7x/menit.
uu. P: timpani.

1.
Wajah/

3.

q.

l.

Tidak ada masalah

p.

Tidak ada masalah

t.

Tidak ada masalah

Bibir lembab, gigi masih lengkap, tidak ada sariawan

x.

Tidak ada masalah

Tidak ada benjolan/ pembesaran kelenjar tiroid.

bb.

Tidak ada masalah

4.

6.

cc.
7.

jj.
8.

qq. rr.
9.

n

Abdome

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

xx. yy.
11.

fff.

vv.
zz.

P: tidak ada nyeri tekan.
Kuku bersih, capilary refil kembali

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124