STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PERSPEKTIF ISL (1)
STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(Terjemah dari Kitab Falsafah Qur’aniyah Bab At-Tabaqat Karya
Abbas Mahmud Al-Aqqad)
MK Ridwan (215-13-003)
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAIN Salatiga
1
Al-Qur’an menetapkan adanya keistimewaan yang berbeda-beda di antara
manusia. Ini membuat manusia yang satu mempunyai kelebihan dari yang lain,
dan yang melandasi kegiatan kerja dalam kehidupan masyarakat.
Mereka tidak sama dalam hal pengetahuan dan keutamaan. Allah
berfirman:
"Adakah sama antara orang-orang yang berpengetahuan dengan yang tidak
berpengetahuan?" (Qs. Az-Zumar [39]: 9).
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Qs. Al-Mujadalah [58]:
11
Mereka juga tidak sama, baik dalam hal kesanggupan melakukan
perjuangan spiritual maupun dalam hal kesanggupan menciptakan perbaikan.
Allah berfirrman:
“Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain”
(Qs. Al-Baqarah [2]: 251)
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak
mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta
mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta
dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. (Qs. An-Nisa [4]: 95)
Mereka pun tidak sama dalam hal memperoleh rizki dan syarat-syarat
penghidupan. Mengenai hal itu, Allah berfirman:
... ...
...Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat... (Qs. Az-Zukhruf: 32).
...dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki...
(Qs. An-Nahl: 71).
dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain (Qs. An-Nisa: 32).
2
Tetapi ketidaksamaan itu bukan disebabkan oleh fanatisme ras atau
keluarga (kabilah), sebab dalam hal itu tak ada bedanya antara manusia yang
satu dengan manusia yang lain. Semua orang beriman adalah saudara.
Tak ada perbedaan antara satu bangsa dengan bangsa yang lain, antara satu
suku dan suku yang lain, dan tak ada pula perbedaan antara orang yang satu
dan orang yang lain; kecuali dalam hal memelihara hak dan kewajiban. Allah
SWT berfirman:
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Qs. Al-Hujurat:
13).
Dengan demikian, banyaknya jumlah bangsa hanyalah sebagai sarana
untuk saling mengenal dan saling bantu. Dan bukan menjadi sarana untuk
3
bertengkar membanggakan diri, untuk melahirkan fanatisme kebangsaan, dan
bukan pula untuk merasa lebih unggul satu sama lainnya.
Rasulullah SAW menafsirkan ayat yang gamblang dengan berbagai hadis
yang bermakna:
Orang Arab tidak lebih utama dari orang bukan Arab, dan orang Quraisy tidak
lebih utama dari orang Habsyi kecuali karena taqwanya masing-masing kepada
Allah.
Hendaklah kalian taat kepada seorang penguasa sekalipun ia budak Habasyi yang
berkepala seperti kismis, selagi ia menegakkan Kitabullah.
Umar ibn Khatab r.a dalam pembicaraannya mengenai Abu Bakar AshShidiq r.a, sambil menunjuk kepada Bilal bin Rabbah (bekas budak Habasyi)
mengatakan,
“dia (Abu
Bakar) adalah Sayyiduna (tuan kami) yang
memerdekakan tuan kami (Bilal)”.
4
Dalam hukum setegas itu, al-Qur’an al-Karim memberi persamaan hak
kepada sesama manusia. Dan di samping itu, ia pun memberi hak perbedaan di
antara setiap orang dari lapisan. Perbedaan tidak di larang oleh Qur’an, tetapi
Qur’an melarang perbedaan itu dijadikan sarana untuk berbuat kezaliman dan
perkosaan hak. Perbedaan itu dibolehkan sebagai saran untuk menjamin hak
setiap orang, tidak pandang apakah orang itu dari bangsa yang lemah, atau dari
lapisan yang mempunyai kedudukan sosial lemah.
Dengan menetapkan perbedaan itu, berarti al-Qur’an menetapkan tatanan
terbaik yang menjamin kelurusan hidup individu dan masyarakat. Karena soal
perbedaan merupakan hukum kehidupan yang jauh lebih mendalam daripada
kehidupan manusia itu sendiri, dan lebih mendalam daripada sistem sosial atau
sistem ekonomi apapun juga.
Kehidupan tercermin di dalam beribu ribu jenis, macam dan bagian. Tiap
jenis, macam dan bagian terdiri dari satuan-satuan yang berjumlah ribuan dan
jutaan. Masing-masingnya tidak sama dalam hal bentuk dan warna kulit, dan
tidak sama pula dalam hal kekuatan dan ciri khususnya. Meski pada zaman
dahulu sedikit sekali orang yang berbicara tentang sebab-sebab terjadinya
perbedaan itu, namun kenyataan yang kita saksikan ialah bahwa perbedaan itu
merupakan hukum kehidupan dan tujuannya. Hukum kehidupan cenderung
kepada perbedaan ciri-ciri khusus. Ia tidak cenderung kepada kesamaan, baik di
dalam fenomena kehidupan manusia maupun di dalam fenomena kehidupan
hewan. Bahkan kemungkinan besar perbedaan itu lebih dulu mencakup alam
materi (jamad) baru kemudian mencakup alam hewan dan alam manusia.
5
Hikmah perbedaan adalah jelas, dan cacat yang ada pada kesamaan jauh
lebih jelas. Karena
kehidupan memang
merupakan adanya
berbagai
keistimewaan tertentu. Bila geraknya terbatas pada mengulang-ulang satu
bentuk pada setiap individu, membuat semua orang menjadi satu tipe atau satu
model, sehigga tak ada lingkungan yang lebih baik daripada lingkungan lainnya,
dan tak ada kelompok yang lebih baik daripada kelompok lain. Kehidupan ini
senantiasa penuh dengan berbagai keistimewaan yang terus menerus baru, dan
menuntut adanya berbagai kemampuan yang terus menerus bertambah pada
setiap kali terjadi perbedaan sifat dan perbedaan nasib. Adanya perbedaan
antara satuan-satuan di dalam kehidupan merupakan kebaikan yang ingin di
capai oleh semua orang sebagai kemajuan.
6
Perbedaan tak akan ada artinya bila orang yang berkemampuan disamakan
dengan orang yang tidak mampu, jika orang yang giat bekerja disamakan
dengan orang yang malas. Jika hal ini berlaku, si pemalas tidak merasa khawatir
terhadap hidupnya sendiri, dan orang yang rajin bekerja tidak berkeinginan
mencapai kehidupan yang lebih baik. Pada akhirnya orang-orang yang tidak
mempunyai keistimewaan apapun akan merasa tentram, sama dengan
ketentraman yang dirasakan orang-orang yang mempunyai keistimewaan lebih
banyak dan lebih tinggi. sesungguhnya kesanggupan atau kemampuan itu
merupakan beban kewajiban yang berat, dan tuntutannya pun banyak.
Seumpanya orang tidak terdorong oleh perasaan khawatir, atau oleh perasaan
ingin mencapai sesuatu yang
besar, mereka tentu enggan mencapai
kesanggupan yang penuh dengan beban berat dan besar itu. Orang-orang yang
tidak memiliki kesanggupan pun tidak khawatir akan akibatnya. Orang yang
sanggup bekerja pun akan berani meninggalkan pekerjaan tanpa khawatir akan
akibatnya. Sedangkan orang yang tidak mampu bekerja tetap merasa aman,
tidak mencemaskan sumber penghidupannya dan tidak mengkhawatirkan
kedudukannya. Orang yang demikian bukanlah pemalas. Jelaslah, bahwa
perbedaan pasti ada. Dan ketidaksamaan adalah suatu keharusan.
Akan tetapi perbedaan atau ketidaksamaan itu tidak bermanfaat bila tidak
disertai harapan dan keinginan, tidak disertai kepercayaan akan memperoleh
penghidupan yang baik, tidak
disertai keinginan meraih kedudukan
terpandang, dan tidak disertai perasaan bimbang dan ragu mengenai ini dan itu.
Perbedaan dan ketidaksamaan adalah hukum kehidupan sejak mula
pertama. Itulah hukum kehidupan, bagaimana pun dan di mana pun ia terjadi.
7
Bentuk kehidupan apapun yang bertentangan dengan bentuk kehidupan
yang telah kita kenal sejak mula pertama, tidak akan mantap di dalam akal,
fikiran, dan imajinasi, seperti yang diangan-angankan segolongan kaum
destruktif yang menamakan dirinya “kaum Marxis” atau “kaum Komunis”.
Kaum Marxis menggambarkan perbedaan nasib dan pembagian rejeki
yang tidak sama sebagai tipu muslihat sistem ekonomi pasar, yang ditegakkan
oleh kaum pelepas riba dan kaum pencari raba.
Mereka beranggapan bahwa manusia memperoleh nasib dan syarat
penghidupan yang berbeda-beda karena sejak permulaan sejak mereka telah
terbagi-bagi: ada yang menjadi kaum pemeras dan ada pula yang menjadi kaum
tertindas. Kaum tertindas adalah kaum buruh yang bekerja untuk memperoleh
upah. Pada saat berakhirnya tahap sejarah, dan kaum buruh telah menjadi tuan
yang berkuasa, maka berakhirlah sistem pemerasan. Bersamaan dengan itu,
turut berakhir pula perbedaan nasib dan ketidaksamaan syarat penghidupan.
Mulai saat itu pula, persamaan akan merata di kalangan semua individu dan
semua kelas di dalam masyarakat hingga ke akhir zaman.
8
9
Perlu diketahu, faham Komunisme telah menjadi kenyataan konkret di
suatu kawasan dunia sejak tahun 1917. Kemudian orang meramalkan
Komunisme akan menjadi kenyataan di semua kawasan dunia pada tahun 1950,
atau katakanlah pada tahun 1970... atau tahun 2000 atau tahun 3000!
Kemudian apakah yang akan terjadi?
Persaingan hidup di antara semua umat manusia akan berhenti, perubahan
dan pembentukan masyarakat baru akan terputus. Dan, lalu, semua bangsa di
dunia akan tetap berada di dalam sistem itu untuk selama-lamanya!
Hingga kapan?
Hingga tahun 5000? Hingga tahun 10.000? atau hingga tahun 100.000, tahun
1.000.000, ataupun hingga tahun 100.000.000 Masehi?
Tidak, hingga semua umat punah dan hingga alam semesta ini musnah!
Mengapa perubahan masyarakat manusia akan terjadi setelah tahun 2000
M. Misalnya atau setelah tahun 3000 M!
Mengapa perubahan seperti itu baru terjadi setelah paham komunisme
merata di seluruh permukaan bola bumi! Itu semuanya adalah “permainan
spekulasi”, dan permainan itu sekarang telah terbongkar dan terbuka kedoknya!
Semua tahap perkembangan masyarakat, semua tahap perkembangan
negara-negara di dunia, perkembangan kepercayaan. Semuanya adalah
“manuver pasar”, intrik dari suatu golongan yang sedang pasang dan golongan
yang sedang surut namun intrik itu telah dihancurkan oleh firasat Karl Marx
yang genial, dan para pengikutnya yang sadar. Kemudian tak akan ada lagi
perkembangan tahap masyarakat, tidak ada manuver, tidak ada yang pasang
dan yang surut, serta tak ada jalan bagi masyarakat manusia untuk mengadakan
perubahan apapun juga. Mengapa, sebab semua itu hanyalah cerita tentang
pemerasan dan penindasan belaka! Pada saat pemerasan dan penindasan telah
hancur dalam tahap perkembangannya yang terakhir, roda kehidupan pun akan
berhenti dan tidak ada hari depan lain kecuali itu!
10
Para penganut ajaran seperti itu kadang-kadang menanamkan dirinya
sebagai “kaum materialisme historis”. Ini karena mereka merasa memperoleh
“ilham”. Mengenai rahasia sejarah, menyelaminya dalam-dalam dan merasa
mengetahui semua penyakit di masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Akan
tetapi, dari uraian terdahulu anda dapat mengetahui betapa sempit dan
kerdilnya
pandangan
mereka
terhadap
faktor
sejarah
perkembangan
masyarakat manusia dalam tahapnya yang susul menyusul tanpa diketahui
batas kesudahannya. Alangkah sempitnya cakrawala kehidupan manusia! dan
alangkah kecilnya arti sejarah, yang gerak perkembangannya terikat oleh sistem
pengupahan yang berlaku dalam suatu periode politik, hingga tak dapat
bergeser ke kanan dan ke kiri, dan tidak mempunyai arah lain kecuali yang telah
11
digariskan oleh “kaum materialisme historis”! dan alangkah kecilnya arti
sejarah, yang gerak perkembangannya terikat oleh sistem pengupahan yang
berlaku dalam suatu periode politik dan tidak mempunyai arah lain kecuali yang
telah digariskan oleh “kaum materialisme historis”!
Yang lebih sepit lagi adalah pandangan mereka mengenai berbagai faktor
pendorong kehidupan yang beraneka ragam fenomenanya dan banyak seginya.
Tapi kesemuanya oleh mereka dipandang bukan apa-apa selain kehidupan
sepintas lalu. Dan itu secara dangkal mereka gambarkan kepada orang lain,
bahwa ketidaksamaan di antara semua makhluk hidup pada umumnya dan
diantara umat manusia pada khuususnya ditimbulkan oleh pintu muslihat pasar
barang dagang dan oleh perangkap sistem pemerasan. Ketidaksamaan itu
mereka anggap tidak akan mempunyai peranan apa-apa laggi di dalam
lingkungan masyarakat bila masalah pengupahantelah diatasi berdasarkan
sistem yang diberlakukan menurut semestinya. Padahal mereka tentu
memahami bahwa ketidaksamaan megenai syarat penghidupan atau upah
adalah suatu akibat yang tak dapat dielakan dari prinsip ketidaksamaan standar
penghidupan. Ketidaksamaan itu tak mungkin dapat dicegah kendati
pemerintah atau masyarakat mengerahkan semua perundang-undangan untuk
melarangnya.
12
Kalaupun pada suatu masa ada pemerintahan yang berusaha mencegahnya
dengan berbagai cara, namun ketidaksamaan akan tetap ada, malahan
pencegahannya tak akan berlangsung tuntas. Ketidak samaan juga tidak
mungkin dapat tergantikan dengan nilai kehidupan apa pun juga, ia akan
bergantung pada syarat kehidupan atau harta kekayaan. Sebab, ketidaksamaan
itulah justru yang membuat manusia bahagia dan sengsara. Ia membuat manusia
meningkat
dan
merosot
martabatnya.
Dan
kepadanya
manusia
menggantungkan cita-cita dan jerih payahnya, serta keinginan dan harapannya.
Adakalanya manusia dilahirkan dengan paras yang indah disenangi orang
banyak, dikarunia berbagai kenikmatan, dan diharapkan oleh beribu-ribu orang.
Ia tidak dapat meninggalkan semua sifat yang ada pada dirinya, dan tak ada
orang lain yang dapat mencabutnya.
Ada pula orang yang memiliki keistimewaan berupa daya tahan
menangkal penyakit, cukup dengan sedikit makanan dan pakaian serta tidak
membutuhkan banyak hal yang baginya tidak bermanfaat.
13
Ada juga yang mempunyai keistimewaan berupa keturunan yang lebih
mulia dibanding dengan orang lain. Atau mempunyai keturunan yang sama
dengan orang-orang lain tetapi anak-anaknya dikarunia keistimewaan berupa
kecerdasan.
Adapula yang memiliki keistimewaan berupa genialitas dan ketajaman
berfikir. Ada yang istimewa dalam kemahiran berbicara. Ada yang mempunyai
keistimewaan berupa sifat jenaka dan menyenangkan orang lain. Yang lain
dianugerahi keistimewaan berupa usia panjang dan merasakan kepuasan hidup,
sedangkan temperamennya sedang-sedang saja (tidak tinggi dan tidak rendah).
Dan ada pula yang memiliki keistimewaan wibawa, disegani orang, anggun,
dengan kepribadian menonjol di kalangan teman-teman handai tulannya.
Tidak bisa lain, setiap orang tentu sibuk bekerja mencari uang. Sehingga,
akibatnya kadang-kadang ia berhayal bahwa uang sajalah yang dapat
menentukan martabat sosial di tengah berbagai lapisan masyarakat yang banyak
sekali jumlahnya. Orang seperti itu amat naif, dan sangat sempit pandangannya
dalam melihat hari depan yang dekat maupun yang jauh. Ia memandang
keistimewaan
seseorang
tidak
mempunyai
peranan
apapun
dalam
pembentukan tingkat-tingkat dan lapisan-lapisan masyarakat. Keistimewaankeistimewaan tersebut tetap tidak akan ada gunanya selama berpuluh-puluh,
beratus-ratus, dan beribu-ribu tahun... ya, bahkan selama-lamanya.
14
Orang tidak perlu menunggu beribu-ribu tahun untuk dapat menyaksikan
berbagai keistimewaan yang ada pada manusia dan memperlihatkan efeknya
dalam praktik, di dalam sistem apapun juga.
Sistem komunikasi telah berdiri di Rusia sejak 30 tahun yang lalu. Mereka
telah berusaha mati-matian menghapuskan kelas-kelas dan tingkat-tingkat
sosial, tetapi setelah beberapa tahun industrialisasi negeri, ketidaksamaan itu
muncul kembali. Dibandingkan dengan proses perjalan sejarah beribu-ribu abad
mendatang, periode kehidupan sosial tanpa kelas itu hanyalah detik-detik yang
dapat dihitung dengan jari.
Benih-benih ketidaksamaan mulai tampak di antara semua yang ingin
menghapusnya. Mereka adalah orang-orang yang yakin benar bahwa
ketidaksamaan itu salah. Mereka sefaham dengan pemerintahnya, bahwa
ketidaksamaan merupakan salah satu sebab yang melahirkan kelas-kelas di
dalam masyarakat, dan yang mengakibatkan adanya perbedaan syarat-syarat
penghidupan.
15
Kesefahaman dengan pemerintahnya karena mereka lahir di bawah
naungannya. Mereka tidak pernah mendengar pendapat lain kecuali yang
dikatakan oleh pemerintahnya, dan tidak pernah mengenal filsafat selain filsafat
pemerintahnya. Ketika itu, angkatan pekerja di Rusia terdiri dari generasi
berusia 20–45 tahun, yaitu generasi yang lahir setelah berdirinya sistem
komunisme. Sejak usia kanak-kanak, mereka memperoleh pengajaran dan
pendidikan dari sistem tersebut. Keadaan seperti itu merupakan sandaran paling
terpercaya bagi suatu sistem untuk menggalang kerja sama antara pemerintah
dan rakyat dalam melaksanakan eksperimen sosial yang mereka yakini
kebenarannya. Kepada eksperimen tersebut mereka menggantungkan harapan
terbesar bagi seluruh hidupnya, karena eksperimen itulah sesungguhnya yang
menjadi keyakinan hidup mereka.
Mereka mulai melakukan eksperimen itu, tetapi tidak mencapai kemajuan
dalam langkahnya yang pertama. Mereka melihat dengan jelas adanya bahaya
di dalam prinsip penyemarataan: antara orang yang berwatak rajin bekerja dan
yang yang berwatak pemalas. Akhirnya mereka memandang perlu memberikan
perhatian khusus. Mereka lalu menempuh langkah untuk membedakan yang
rajin bekerja dari yang malas, antara yang bekerja cepat dan yang lamban, dan
antara yang bekerja secara rutin dengan mereka yang bekerja untuk mengejar
prestasi dan ingin menonjol.
16
Akan tetapi, perbedaan upah yang mereka terima tidak banyak
manfaatnya. Karena yang menerima upah banyak sama saja dengan yang
menerima upah sedikit dalam hal membelanjakan uangnya. Keduanya hanya
dapat membeli barang-banrang kebutuhan pokok, tidak diperbolehkan membeli
“barang-barang pelengkap”. Soalnya hal itu dipandang sebagai investasi buruk
atau bagian dari sistem kapitalisme.
Tetapi, akhirnya, mereka terpaksa memperbolehkan kaum buruh membeli
“barang-barang pelengkap”. Perbedaan nasib penghidupan, pangkat dan
kedudukan, pun kian bertambah, karena mereka terpaksa mengadakan
perbedaan upah dan premi. Dengan demikian, mereka menciptakan kelas-kelas
dengan tangan kanan dan memeranginya dengan tangan kiri.
17
Itulah semua yang diperoleh Bangsa Rusia dari pengalaman berdarah yang
menelan korban kurang lebih 20 juta jiwa, yaitu terdiri dari mereka yang mati
terbunuh di dalam revolusi bersenjata, yang jatuh sebagai mangsa pengejaran
dan penindasan, serta yang mati karena mati kelaparan dan wabah. Di dalamnya
belum terhitung kerugian yang diderita bangsa itu di bidang kemerdekaan
berfikir dan berperasaan. Prinsip “meninggalkan hukum alam” diterapkan
dalam semua segi kehidupan, dan yang paling mencolok ialah di bidang
genialitas dan kesanggupan berfikir manusia. Bidang itulah yang pertama-tama
menjadi sasaran pelaksanaan prinsip “meninggalkan hukum alam”. Akal fikiran
dan kecerdasan fikiran dipaksa mengarah kepada tujuan tertentu.
Prinsip “meninggalkan hukum alam” sungguh merupakan bencana yang
lebih buruk daripada pengejaran dan penindasan fisik. Genialitas bangsa Rusia
pada zaman Tsar, yang relatif jauh lebih bebas, mempunyai pandangan lain di
bidang kesusastraan. Sehingga masa itu dapat melahirkan tokoh-tokoh
sastrawan seperti Dovtoyovsky, Tolstoi, Tirjiniev, Chekov, Artizibachev, Gorki,
dan tokoh-tokoh musik kenamaan. Genialitas yang demikian tinggi itu menjadi
mandul di dalam sistem komunitas. Tak seorang pun sekaliber yang muncul
kemudian kendati banyak sekali buku yang diterbitkan dan banyak pula
pembacanya dikalangan masyarakat luas. Bila ada muncul sastrawan sekaliber
mereka atau mendekati taraf mereka, nasibnya tidak akan dikenal orang, atau ia
akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
18
Itulah rintangan yang dipasang untuk mencegah persaingan hidup di
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Rintangan untuk mencegah timbulnya
kelas-kelas masyarakat di bawah sistem komunisme, tidak lebih lunak dan tidak
lebih ringan dibanding dengan rintangan untuk mencegah timbulnya golongangolongan di kalangan orang-orang Hindu yang hidup di dalam naungan
Brahmaisme. Sebab, rintangan di bawah sistem Komunisme bertujuan mencegah
peningkatan, mencegah kemerosotan dengan cara melipatgandakan kesulitas.
Tujuannya, tentu, agar anasir-anasir yang baik tidak dapat mencapai kemajuan.
sedikitpun
mereka
tidak
meringankan
tekanan-tekanan
berat
yang
mengakibatkan kehancuran mental.
Kita sering mendengar para propagandis “Materialisme” berbicara tentang
kejahatan sosial dan keadilan sosial. Ini pasti karena mereka menganggap
dirinya berjuang memerangi kejahatan sosial untuk menegakkan keadilan sosial.
Akan tetapi anda tidak dapat membayangkan adanya ketidakadilan di dunia ini
yang lebih celaka daripada kejahatan menyamaratakan manusia. Karena
kejahatan itu pada hakikatnya timbul karena perlakuan tidak adil terhadap
orang yang lebih berguna dan lebih baik, dan tidak melindungi orang yang tidak
memiliki kebaikan. Sebaliknya, mereka merintangi lahirnya kekuatan baru,
mengintimidasi orang-orang yang bertekad kuat, memberi dorongan kepada
orang-orang yang malas, dan merintangi kaum pekerja yang percaya pada diri
sendiri.
19
Bahkan, bagi lapisan bawah tidak ada kelaliman yang lebih hebat daripada
yang dilakukan oleh orang-orang yang menganggap dirinya “lapisan rendah”
selama-lamanya. Tidak ada harapan sama sekali bagi “lapisan rendah” untuk
mengangkat derajat golongannya, atau mengangkat anak cucu keturunannya,
kepada kedudukan tingkat yang lebih tinggi, baik mereka yang hidup di masa
20
itu maupun generasi mendatang. Sebab, orang yang menganggap mereka
lapisan rendah memang sengaja membuatnya berputus asa dan bukannya
membuat mereka berpengharapan. Mereka menanamkan perasaan iri hati dan
rendah diri, bukan menanamkan kemauan dan cita-cita.
Kelaliman yang luar biasa itu dialami oleh semua lapisan masyarakat. baik
oleh mereka yang memiliki kesanggupan meningkatkan diri, maupun mereka
yang tidak memiliki kesanggupan. Di sana berkembang iri hati serta rasa tidak
senang melihat orang lain dapat meningkatkan diri. Kalau saja tidak dicekam
propaganda materialisme, mereka tentu akan membang jauh perasaan seperti
itu. Tetapi mereka melihat sendiri orang-orang yang berperangai serendah yang
dipandang oleh masyarakatnya sebagai lambang keadilan dan pembaruan, atau
sebagai lambang “hukum abadi” yang menguasai hari depan masyarakat dan
individu. Akibatnya, mereka tidak segan-segan mengumumkan hal-hal yang
memalukan dan membanggakan hal-hal yang buruk.
Keadilan hakiki bagi semua lapisan masyarakat ialah bila setiap manusia
dibiarkan mempunyai kelainan fitrah, karena mereka memang harus tetap pada
fitrahnya yang tidak sama. Harus tetap tidak sama dalam hal keutamaan dan
kemampuannya, bukan berlain-lainan dalam hal penampilan tradisinya.
Masing-masing memperoleh hak sesuai dengan kewajibannya, dan dalam halhal selain itu mereka adalah sama.
Itulah hukum alquran, karena Allah telah berfirman:
Sebagian dari mereka telah Kami tinggikan beberapa derajat melebihi sebagian yang
lain. (QS. As-Suhruf [43]: 32)
Sesungguhnya di antara kalian yang paling mulia dalam pandangan Allah ialah
yang paling besar takwanya. (QS. Al-Hujarat [49]: 13)
Semua orang beriman adalah saudara. (QS. Al-Hujarat [49]: 10)
Atas dasar itulah kehidupan akan menjadi baik dan keadilan akan menjadi
lurus. Yang berhak meningkat dapat meningkat. Dan ketidak samaan dalam
kehidupan semua makhluk akan berlangsung menurut makna yang semestinya,
bukan menurut pembentukan masyarakat; yang tidak bermakna.
21
(Terjemah dari Kitab Falsafah Qur’aniyah Bab At-Tabaqat Karya
Abbas Mahmud Al-Aqqad)
MK Ridwan (215-13-003)
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAIN Salatiga
1
Al-Qur’an menetapkan adanya keistimewaan yang berbeda-beda di antara
manusia. Ini membuat manusia yang satu mempunyai kelebihan dari yang lain,
dan yang melandasi kegiatan kerja dalam kehidupan masyarakat.
Mereka tidak sama dalam hal pengetahuan dan keutamaan. Allah
berfirman:
"Adakah sama antara orang-orang yang berpengetahuan dengan yang tidak
berpengetahuan?" (Qs. Az-Zumar [39]: 9).
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Qs. Al-Mujadalah [58]:
11
Mereka juga tidak sama, baik dalam hal kesanggupan melakukan
perjuangan spiritual maupun dalam hal kesanggupan menciptakan perbaikan.
Allah berfirrman:
“Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain”
(Qs. Al-Baqarah [2]: 251)
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak
mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta
mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta
dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. (Qs. An-Nisa [4]: 95)
Mereka pun tidak sama dalam hal memperoleh rizki dan syarat-syarat
penghidupan. Mengenai hal itu, Allah berfirman:
... ...
...Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat... (Qs. Az-Zukhruf: 32).
...dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki...
(Qs. An-Nahl: 71).
dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain (Qs. An-Nisa: 32).
2
Tetapi ketidaksamaan itu bukan disebabkan oleh fanatisme ras atau
keluarga (kabilah), sebab dalam hal itu tak ada bedanya antara manusia yang
satu dengan manusia yang lain. Semua orang beriman adalah saudara.
Tak ada perbedaan antara satu bangsa dengan bangsa yang lain, antara satu
suku dan suku yang lain, dan tak ada pula perbedaan antara orang yang satu
dan orang yang lain; kecuali dalam hal memelihara hak dan kewajiban. Allah
SWT berfirman:
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Qs. Al-Hujurat:
13).
Dengan demikian, banyaknya jumlah bangsa hanyalah sebagai sarana
untuk saling mengenal dan saling bantu. Dan bukan menjadi sarana untuk
3
bertengkar membanggakan diri, untuk melahirkan fanatisme kebangsaan, dan
bukan pula untuk merasa lebih unggul satu sama lainnya.
Rasulullah SAW menafsirkan ayat yang gamblang dengan berbagai hadis
yang bermakna:
Orang Arab tidak lebih utama dari orang bukan Arab, dan orang Quraisy tidak
lebih utama dari orang Habsyi kecuali karena taqwanya masing-masing kepada
Allah.
Hendaklah kalian taat kepada seorang penguasa sekalipun ia budak Habasyi yang
berkepala seperti kismis, selagi ia menegakkan Kitabullah.
Umar ibn Khatab r.a dalam pembicaraannya mengenai Abu Bakar AshShidiq r.a, sambil menunjuk kepada Bilal bin Rabbah (bekas budak Habasyi)
mengatakan,
“dia (Abu
Bakar) adalah Sayyiduna (tuan kami) yang
memerdekakan tuan kami (Bilal)”.
4
Dalam hukum setegas itu, al-Qur’an al-Karim memberi persamaan hak
kepada sesama manusia. Dan di samping itu, ia pun memberi hak perbedaan di
antara setiap orang dari lapisan. Perbedaan tidak di larang oleh Qur’an, tetapi
Qur’an melarang perbedaan itu dijadikan sarana untuk berbuat kezaliman dan
perkosaan hak. Perbedaan itu dibolehkan sebagai saran untuk menjamin hak
setiap orang, tidak pandang apakah orang itu dari bangsa yang lemah, atau dari
lapisan yang mempunyai kedudukan sosial lemah.
Dengan menetapkan perbedaan itu, berarti al-Qur’an menetapkan tatanan
terbaik yang menjamin kelurusan hidup individu dan masyarakat. Karena soal
perbedaan merupakan hukum kehidupan yang jauh lebih mendalam daripada
kehidupan manusia itu sendiri, dan lebih mendalam daripada sistem sosial atau
sistem ekonomi apapun juga.
Kehidupan tercermin di dalam beribu ribu jenis, macam dan bagian. Tiap
jenis, macam dan bagian terdiri dari satuan-satuan yang berjumlah ribuan dan
jutaan. Masing-masingnya tidak sama dalam hal bentuk dan warna kulit, dan
tidak sama pula dalam hal kekuatan dan ciri khususnya. Meski pada zaman
dahulu sedikit sekali orang yang berbicara tentang sebab-sebab terjadinya
perbedaan itu, namun kenyataan yang kita saksikan ialah bahwa perbedaan itu
merupakan hukum kehidupan dan tujuannya. Hukum kehidupan cenderung
kepada perbedaan ciri-ciri khusus. Ia tidak cenderung kepada kesamaan, baik di
dalam fenomena kehidupan manusia maupun di dalam fenomena kehidupan
hewan. Bahkan kemungkinan besar perbedaan itu lebih dulu mencakup alam
materi (jamad) baru kemudian mencakup alam hewan dan alam manusia.
5
Hikmah perbedaan adalah jelas, dan cacat yang ada pada kesamaan jauh
lebih jelas. Karena
kehidupan memang
merupakan adanya
berbagai
keistimewaan tertentu. Bila geraknya terbatas pada mengulang-ulang satu
bentuk pada setiap individu, membuat semua orang menjadi satu tipe atau satu
model, sehigga tak ada lingkungan yang lebih baik daripada lingkungan lainnya,
dan tak ada kelompok yang lebih baik daripada kelompok lain. Kehidupan ini
senantiasa penuh dengan berbagai keistimewaan yang terus menerus baru, dan
menuntut adanya berbagai kemampuan yang terus menerus bertambah pada
setiap kali terjadi perbedaan sifat dan perbedaan nasib. Adanya perbedaan
antara satuan-satuan di dalam kehidupan merupakan kebaikan yang ingin di
capai oleh semua orang sebagai kemajuan.
6
Perbedaan tak akan ada artinya bila orang yang berkemampuan disamakan
dengan orang yang tidak mampu, jika orang yang giat bekerja disamakan
dengan orang yang malas. Jika hal ini berlaku, si pemalas tidak merasa khawatir
terhadap hidupnya sendiri, dan orang yang rajin bekerja tidak berkeinginan
mencapai kehidupan yang lebih baik. Pada akhirnya orang-orang yang tidak
mempunyai keistimewaan apapun akan merasa tentram, sama dengan
ketentraman yang dirasakan orang-orang yang mempunyai keistimewaan lebih
banyak dan lebih tinggi. sesungguhnya kesanggupan atau kemampuan itu
merupakan beban kewajiban yang berat, dan tuntutannya pun banyak.
Seumpanya orang tidak terdorong oleh perasaan khawatir, atau oleh perasaan
ingin mencapai sesuatu yang
besar, mereka tentu enggan mencapai
kesanggupan yang penuh dengan beban berat dan besar itu. Orang-orang yang
tidak memiliki kesanggupan pun tidak khawatir akan akibatnya. Orang yang
sanggup bekerja pun akan berani meninggalkan pekerjaan tanpa khawatir akan
akibatnya. Sedangkan orang yang tidak mampu bekerja tetap merasa aman,
tidak mencemaskan sumber penghidupannya dan tidak mengkhawatirkan
kedudukannya. Orang yang demikian bukanlah pemalas. Jelaslah, bahwa
perbedaan pasti ada. Dan ketidaksamaan adalah suatu keharusan.
Akan tetapi perbedaan atau ketidaksamaan itu tidak bermanfaat bila tidak
disertai harapan dan keinginan, tidak disertai kepercayaan akan memperoleh
penghidupan yang baik, tidak
disertai keinginan meraih kedudukan
terpandang, dan tidak disertai perasaan bimbang dan ragu mengenai ini dan itu.
Perbedaan dan ketidaksamaan adalah hukum kehidupan sejak mula
pertama. Itulah hukum kehidupan, bagaimana pun dan di mana pun ia terjadi.
7
Bentuk kehidupan apapun yang bertentangan dengan bentuk kehidupan
yang telah kita kenal sejak mula pertama, tidak akan mantap di dalam akal,
fikiran, dan imajinasi, seperti yang diangan-angankan segolongan kaum
destruktif yang menamakan dirinya “kaum Marxis” atau “kaum Komunis”.
Kaum Marxis menggambarkan perbedaan nasib dan pembagian rejeki
yang tidak sama sebagai tipu muslihat sistem ekonomi pasar, yang ditegakkan
oleh kaum pelepas riba dan kaum pencari raba.
Mereka beranggapan bahwa manusia memperoleh nasib dan syarat
penghidupan yang berbeda-beda karena sejak permulaan sejak mereka telah
terbagi-bagi: ada yang menjadi kaum pemeras dan ada pula yang menjadi kaum
tertindas. Kaum tertindas adalah kaum buruh yang bekerja untuk memperoleh
upah. Pada saat berakhirnya tahap sejarah, dan kaum buruh telah menjadi tuan
yang berkuasa, maka berakhirlah sistem pemerasan. Bersamaan dengan itu,
turut berakhir pula perbedaan nasib dan ketidaksamaan syarat penghidupan.
Mulai saat itu pula, persamaan akan merata di kalangan semua individu dan
semua kelas di dalam masyarakat hingga ke akhir zaman.
8
9
Perlu diketahu, faham Komunisme telah menjadi kenyataan konkret di
suatu kawasan dunia sejak tahun 1917. Kemudian orang meramalkan
Komunisme akan menjadi kenyataan di semua kawasan dunia pada tahun 1950,
atau katakanlah pada tahun 1970... atau tahun 2000 atau tahun 3000!
Kemudian apakah yang akan terjadi?
Persaingan hidup di antara semua umat manusia akan berhenti, perubahan
dan pembentukan masyarakat baru akan terputus. Dan, lalu, semua bangsa di
dunia akan tetap berada di dalam sistem itu untuk selama-lamanya!
Hingga kapan?
Hingga tahun 5000? Hingga tahun 10.000? atau hingga tahun 100.000, tahun
1.000.000, ataupun hingga tahun 100.000.000 Masehi?
Tidak, hingga semua umat punah dan hingga alam semesta ini musnah!
Mengapa perubahan masyarakat manusia akan terjadi setelah tahun 2000
M. Misalnya atau setelah tahun 3000 M!
Mengapa perubahan seperti itu baru terjadi setelah paham komunisme
merata di seluruh permukaan bola bumi! Itu semuanya adalah “permainan
spekulasi”, dan permainan itu sekarang telah terbongkar dan terbuka kedoknya!
Semua tahap perkembangan masyarakat, semua tahap perkembangan
negara-negara di dunia, perkembangan kepercayaan. Semuanya adalah
“manuver pasar”, intrik dari suatu golongan yang sedang pasang dan golongan
yang sedang surut namun intrik itu telah dihancurkan oleh firasat Karl Marx
yang genial, dan para pengikutnya yang sadar. Kemudian tak akan ada lagi
perkembangan tahap masyarakat, tidak ada manuver, tidak ada yang pasang
dan yang surut, serta tak ada jalan bagi masyarakat manusia untuk mengadakan
perubahan apapun juga. Mengapa, sebab semua itu hanyalah cerita tentang
pemerasan dan penindasan belaka! Pada saat pemerasan dan penindasan telah
hancur dalam tahap perkembangannya yang terakhir, roda kehidupan pun akan
berhenti dan tidak ada hari depan lain kecuali itu!
10
Para penganut ajaran seperti itu kadang-kadang menanamkan dirinya
sebagai “kaum materialisme historis”. Ini karena mereka merasa memperoleh
“ilham”. Mengenai rahasia sejarah, menyelaminya dalam-dalam dan merasa
mengetahui semua penyakit di masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Akan
tetapi, dari uraian terdahulu anda dapat mengetahui betapa sempit dan
kerdilnya
pandangan
mereka
terhadap
faktor
sejarah
perkembangan
masyarakat manusia dalam tahapnya yang susul menyusul tanpa diketahui
batas kesudahannya. Alangkah sempitnya cakrawala kehidupan manusia! dan
alangkah kecilnya arti sejarah, yang gerak perkembangannya terikat oleh sistem
pengupahan yang berlaku dalam suatu periode politik, hingga tak dapat
bergeser ke kanan dan ke kiri, dan tidak mempunyai arah lain kecuali yang telah
11
digariskan oleh “kaum materialisme historis”! dan alangkah kecilnya arti
sejarah, yang gerak perkembangannya terikat oleh sistem pengupahan yang
berlaku dalam suatu periode politik dan tidak mempunyai arah lain kecuali yang
telah digariskan oleh “kaum materialisme historis”!
Yang lebih sepit lagi adalah pandangan mereka mengenai berbagai faktor
pendorong kehidupan yang beraneka ragam fenomenanya dan banyak seginya.
Tapi kesemuanya oleh mereka dipandang bukan apa-apa selain kehidupan
sepintas lalu. Dan itu secara dangkal mereka gambarkan kepada orang lain,
bahwa ketidaksamaan di antara semua makhluk hidup pada umumnya dan
diantara umat manusia pada khuususnya ditimbulkan oleh pintu muslihat pasar
barang dagang dan oleh perangkap sistem pemerasan. Ketidaksamaan itu
mereka anggap tidak akan mempunyai peranan apa-apa laggi di dalam
lingkungan masyarakat bila masalah pengupahantelah diatasi berdasarkan
sistem yang diberlakukan menurut semestinya. Padahal mereka tentu
memahami bahwa ketidaksamaan megenai syarat penghidupan atau upah
adalah suatu akibat yang tak dapat dielakan dari prinsip ketidaksamaan standar
penghidupan. Ketidaksamaan itu tak mungkin dapat dicegah kendati
pemerintah atau masyarakat mengerahkan semua perundang-undangan untuk
melarangnya.
12
Kalaupun pada suatu masa ada pemerintahan yang berusaha mencegahnya
dengan berbagai cara, namun ketidaksamaan akan tetap ada, malahan
pencegahannya tak akan berlangsung tuntas. Ketidak samaan juga tidak
mungkin dapat tergantikan dengan nilai kehidupan apa pun juga, ia akan
bergantung pada syarat kehidupan atau harta kekayaan. Sebab, ketidaksamaan
itulah justru yang membuat manusia bahagia dan sengsara. Ia membuat manusia
meningkat
dan
merosot
martabatnya.
Dan
kepadanya
manusia
menggantungkan cita-cita dan jerih payahnya, serta keinginan dan harapannya.
Adakalanya manusia dilahirkan dengan paras yang indah disenangi orang
banyak, dikarunia berbagai kenikmatan, dan diharapkan oleh beribu-ribu orang.
Ia tidak dapat meninggalkan semua sifat yang ada pada dirinya, dan tak ada
orang lain yang dapat mencabutnya.
Ada pula orang yang memiliki keistimewaan berupa daya tahan
menangkal penyakit, cukup dengan sedikit makanan dan pakaian serta tidak
membutuhkan banyak hal yang baginya tidak bermanfaat.
13
Ada juga yang mempunyai keistimewaan berupa keturunan yang lebih
mulia dibanding dengan orang lain. Atau mempunyai keturunan yang sama
dengan orang-orang lain tetapi anak-anaknya dikarunia keistimewaan berupa
kecerdasan.
Adapula yang memiliki keistimewaan berupa genialitas dan ketajaman
berfikir. Ada yang istimewa dalam kemahiran berbicara. Ada yang mempunyai
keistimewaan berupa sifat jenaka dan menyenangkan orang lain. Yang lain
dianugerahi keistimewaan berupa usia panjang dan merasakan kepuasan hidup,
sedangkan temperamennya sedang-sedang saja (tidak tinggi dan tidak rendah).
Dan ada pula yang memiliki keistimewaan wibawa, disegani orang, anggun,
dengan kepribadian menonjol di kalangan teman-teman handai tulannya.
Tidak bisa lain, setiap orang tentu sibuk bekerja mencari uang. Sehingga,
akibatnya kadang-kadang ia berhayal bahwa uang sajalah yang dapat
menentukan martabat sosial di tengah berbagai lapisan masyarakat yang banyak
sekali jumlahnya. Orang seperti itu amat naif, dan sangat sempit pandangannya
dalam melihat hari depan yang dekat maupun yang jauh. Ia memandang
keistimewaan
seseorang
tidak
mempunyai
peranan
apapun
dalam
pembentukan tingkat-tingkat dan lapisan-lapisan masyarakat. Keistimewaankeistimewaan tersebut tetap tidak akan ada gunanya selama berpuluh-puluh,
beratus-ratus, dan beribu-ribu tahun... ya, bahkan selama-lamanya.
14
Orang tidak perlu menunggu beribu-ribu tahun untuk dapat menyaksikan
berbagai keistimewaan yang ada pada manusia dan memperlihatkan efeknya
dalam praktik, di dalam sistem apapun juga.
Sistem komunikasi telah berdiri di Rusia sejak 30 tahun yang lalu. Mereka
telah berusaha mati-matian menghapuskan kelas-kelas dan tingkat-tingkat
sosial, tetapi setelah beberapa tahun industrialisasi negeri, ketidaksamaan itu
muncul kembali. Dibandingkan dengan proses perjalan sejarah beribu-ribu abad
mendatang, periode kehidupan sosial tanpa kelas itu hanyalah detik-detik yang
dapat dihitung dengan jari.
Benih-benih ketidaksamaan mulai tampak di antara semua yang ingin
menghapusnya. Mereka adalah orang-orang yang yakin benar bahwa
ketidaksamaan itu salah. Mereka sefaham dengan pemerintahnya, bahwa
ketidaksamaan merupakan salah satu sebab yang melahirkan kelas-kelas di
dalam masyarakat, dan yang mengakibatkan adanya perbedaan syarat-syarat
penghidupan.
15
Kesefahaman dengan pemerintahnya karena mereka lahir di bawah
naungannya. Mereka tidak pernah mendengar pendapat lain kecuali yang
dikatakan oleh pemerintahnya, dan tidak pernah mengenal filsafat selain filsafat
pemerintahnya. Ketika itu, angkatan pekerja di Rusia terdiri dari generasi
berusia 20–45 tahun, yaitu generasi yang lahir setelah berdirinya sistem
komunisme. Sejak usia kanak-kanak, mereka memperoleh pengajaran dan
pendidikan dari sistem tersebut. Keadaan seperti itu merupakan sandaran paling
terpercaya bagi suatu sistem untuk menggalang kerja sama antara pemerintah
dan rakyat dalam melaksanakan eksperimen sosial yang mereka yakini
kebenarannya. Kepada eksperimen tersebut mereka menggantungkan harapan
terbesar bagi seluruh hidupnya, karena eksperimen itulah sesungguhnya yang
menjadi keyakinan hidup mereka.
Mereka mulai melakukan eksperimen itu, tetapi tidak mencapai kemajuan
dalam langkahnya yang pertama. Mereka melihat dengan jelas adanya bahaya
di dalam prinsip penyemarataan: antara orang yang berwatak rajin bekerja dan
yang yang berwatak pemalas. Akhirnya mereka memandang perlu memberikan
perhatian khusus. Mereka lalu menempuh langkah untuk membedakan yang
rajin bekerja dari yang malas, antara yang bekerja cepat dan yang lamban, dan
antara yang bekerja secara rutin dengan mereka yang bekerja untuk mengejar
prestasi dan ingin menonjol.
16
Akan tetapi, perbedaan upah yang mereka terima tidak banyak
manfaatnya. Karena yang menerima upah banyak sama saja dengan yang
menerima upah sedikit dalam hal membelanjakan uangnya. Keduanya hanya
dapat membeli barang-banrang kebutuhan pokok, tidak diperbolehkan membeli
“barang-barang pelengkap”. Soalnya hal itu dipandang sebagai investasi buruk
atau bagian dari sistem kapitalisme.
Tetapi, akhirnya, mereka terpaksa memperbolehkan kaum buruh membeli
“barang-barang pelengkap”. Perbedaan nasib penghidupan, pangkat dan
kedudukan, pun kian bertambah, karena mereka terpaksa mengadakan
perbedaan upah dan premi. Dengan demikian, mereka menciptakan kelas-kelas
dengan tangan kanan dan memeranginya dengan tangan kiri.
17
Itulah semua yang diperoleh Bangsa Rusia dari pengalaman berdarah yang
menelan korban kurang lebih 20 juta jiwa, yaitu terdiri dari mereka yang mati
terbunuh di dalam revolusi bersenjata, yang jatuh sebagai mangsa pengejaran
dan penindasan, serta yang mati karena mati kelaparan dan wabah. Di dalamnya
belum terhitung kerugian yang diderita bangsa itu di bidang kemerdekaan
berfikir dan berperasaan. Prinsip “meninggalkan hukum alam” diterapkan
dalam semua segi kehidupan, dan yang paling mencolok ialah di bidang
genialitas dan kesanggupan berfikir manusia. Bidang itulah yang pertama-tama
menjadi sasaran pelaksanaan prinsip “meninggalkan hukum alam”. Akal fikiran
dan kecerdasan fikiran dipaksa mengarah kepada tujuan tertentu.
Prinsip “meninggalkan hukum alam” sungguh merupakan bencana yang
lebih buruk daripada pengejaran dan penindasan fisik. Genialitas bangsa Rusia
pada zaman Tsar, yang relatif jauh lebih bebas, mempunyai pandangan lain di
bidang kesusastraan. Sehingga masa itu dapat melahirkan tokoh-tokoh
sastrawan seperti Dovtoyovsky, Tolstoi, Tirjiniev, Chekov, Artizibachev, Gorki,
dan tokoh-tokoh musik kenamaan. Genialitas yang demikian tinggi itu menjadi
mandul di dalam sistem komunitas. Tak seorang pun sekaliber yang muncul
kemudian kendati banyak sekali buku yang diterbitkan dan banyak pula
pembacanya dikalangan masyarakat luas. Bila ada muncul sastrawan sekaliber
mereka atau mendekati taraf mereka, nasibnya tidak akan dikenal orang, atau ia
akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
18
Itulah rintangan yang dipasang untuk mencegah persaingan hidup di
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Rintangan untuk mencegah timbulnya
kelas-kelas masyarakat di bawah sistem komunisme, tidak lebih lunak dan tidak
lebih ringan dibanding dengan rintangan untuk mencegah timbulnya golongangolongan di kalangan orang-orang Hindu yang hidup di dalam naungan
Brahmaisme. Sebab, rintangan di bawah sistem Komunisme bertujuan mencegah
peningkatan, mencegah kemerosotan dengan cara melipatgandakan kesulitas.
Tujuannya, tentu, agar anasir-anasir yang baik tidak dapat mencapai kemajuan.
sedikitpun
mereka
tidak
meringankan
tekanan-tekanan
berat
yang
mengakibatkan kehancuran mental.
Kita sering mendengar para propagandis “Materialisme” berbicara tentang
kejahatan sosial dan keadilan sosial. Ini pasti karena mereka menganggap
dirinya berjuang memerangi kejahatan sosial untuk menegakkan keadilan sosial.
Akan tetapi anda tidak dapat membayangkan adanya ketidakadilan di dunia ini
yang lebih celaka daripada kejahatan menyamaratakan manusia. Karena
kejahatan itu pada hakikatnya timbul karena perlakuan tidak adil terhadap
orang yang lebih berguna dan lebih baik, dan tidak melindungi orang yang tidak
memiliki kebaikan. Sebaliknya, mereka merintangi lahirnya kekuatan baru,
mengintimidasi orang-orang yang bertekad kuat, memberi dorongan kepada
orang-orang yang malas, dan merintangi kaum pekerja yang percaya pada diri
sendiri.
19
Bahkan, bagi lapisan bawah tidak ada kelaliman yang lebih hebat daripada
yang dilakukan oleh orang-orang yang menganggap dirinya “lapisan rendah”
selama-lamanya. Tidak ada harapan sama sekali bagi “lapisan rendah” untuk
mengangkat derajat golongannya, atau mengangkat anak cucu keturunannya,
kepada kedudukan tingkat yang lebih tinggi, baik mereka yang hidup di masa
20
itu maupun generasi mendatang. Sebab, orang yang menganggap mereka
lapisan rendah memang sengaja membuatnya berputus asa dan bukannya
membuat mereka berpengharapan. Mereka menanamkan perasaan iri hati dan
rendah diri, bukan menanamkan kemauan dan cita-cita.
Kelaliman yang luar biasa itu dialami oleh semua lapisan masyarakat. baik
oleh mereka yang memiliki kesanggupan meningkatkan diri, maupun mereka
yang tidak memiliki kesanggupan. Di sana berkembang iri hati serta rasa tidak
senang melihat orang lain dapat meningkatkan diri. Kalau saja tidak dicekam
propaganda materialisme, mereka tentu akan membang jauh perasaan seperti
itu. Tetapi mereka melihat sendiri orang-orang yang berperangai serendah yang
dipandang oleh masyarakatnya sebagai lambang keadilan dan pembaruan, atau
sebagai lambang “hukum abadi” yang menguasai hari depan masyarakat dan
individu. Akibatnya, mereka tidak segan-segan mengumumkan hal-hal yang
memalukan dan membanggakan hal-hal yang buruk.
Keadilan hakiki bagi semua lapisan masyarakat ialah bila setiap manusia
dibiarkan mempunyai kelainan fitrah, karena mereka memang harus tetap pada
fitrahnya yang tidak sama. Harus tetap tidak sama dalam hal keutamaan dan
kemampuannya, bukan berlain-lainan dalam hal penampilan tradisinya.
Masing-masing memperoleh hak sesuai dengan kewajibannya, dan dalam halhal selain itu mereka adalah sama.
Itulah hukum alquran, karena Allah telah berfirman:
Sebagian dari mereka telah Kami tinggikan beberapa derajat melebihi sebagian yang
lain. (QS. As-Suhruf [43]: 32)
Sesungguhnya di antara kalian yang paling mulia dalam pandangan Allah ialah
yang paling besar takwanya. (QS. Al-Hujarat [49]: 13)
Semua orang beriman adalah saudara. (QS. Al-Hujarat [49]: 10)
Atas dasar itulah kehidupan akan menjadi baik dan keadilan akan menjadi
lurus. Yang berhak meningkat dapat meningkat. Dan ketidak samaan dalam
kehidupan semua makhluk akan berlangsung menurut makna yang semestinya,
bukan menurut pembentukan masyarakat; yang tidak bermakna.
21