PENTINGNYA ETIKA BERKOMUNIKASI DI DUNIA

PENTINGNYA ETIKA BERKOMUNIKASI DI DUNIA MAYA
BAGI CYBERLIBRARIAN

A. Latar Belakang
Eksistensi internet memberikan kemudahan penggunanya dalam mendapatkan informasi
yang tidak terbatas akan ruang dan waktu. Banyak media yang dapat digunakan untuk
menjelajahi informasi melalui internet antara lain, mailing list (Yahoogroup), blog (website),
jejaring sosial (facebook, twitter, path), media online (Kompas, Detik, dll). Kebutuhan media
internet sebagai sarana penyebaran pengetahuan dan informasi turut melibatkan pustakawan
sebagai information provider. Pustakawan dituntut untuk memiliki network agar selalu
mendapat informasi terbaru dan terjalin kerjasama perpustakaan. Agar terjalin kerjasama
yang baik dibutuhkan komunikasi yang efektif dan efisien. Untuk itu, media internet sangat
strategis dalam mendukung komunikasi pustakawan kapan dan dimana saja.
Kehadiran web 2.0 telah membuat pola komunikasi web berubah menjadi lebih
interaktif. Implementasi web 2.0 telah diterapkan pada bidang perpustakaan, yang sering
dikenal dengan istilah Library 2.0 yaitu upaya membuat ruang perpustakaan baik fisik
maupun ruang maya menjadi semakin interaktif, kolaboratif, didorong oleh kebutuhan
masyarakat. 1Salah satu bentuk layanan web 2.0 adalah blog. Secara sederhana, blog yang
merupakan singkatan dari weblog yaitu aplikasi web yang berisikan tulisan-tulisan yang
dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna
blog tersebut. Banyak blogger yang berbagi informasi atau tulisan khusus bidang

perpustakaan. Selain membaca tulisan, pengguna dapat berinteraksi atau tanya jawab dengan
si pemilik blog tersebut.2
Berangkat dari kesukaan dan kepentingan yang sama melalui internet telah
membentuk berbagai bentuk komunitas di dunia maya. Tak terkecuali pustakawan telah
membentuk komunitas yang digunakan sebagai grup diskusi yaitu mailing list. Mailing list
memungkinkan anggotanya untuk berdiskusi atau tukar menukar informasi kepada banyak
pengguna internet yang tergabung dalam milis tersebut karena pada dasarnya milis adalah
sekumpulan alamat surat elektronik (e-mail) dari pengguna internet yang mempunyai
1 Blasisus Sudarsono, Pustakawan cinta dan teknologi (Jakarta: Sagung Seto, 2009), hlm. 201.
2Rusly Marzuki, ”Milis dan blog tentang perpustakaan”, dalam
http://www.pdii.lipi.go.id/read/2011/11/05/milis-dan-blog-tentang-perpustakaan.html diakses pada 10
Desember 2014 pukul 08.00 WIB.

kesukaan atau kepentingan yang sama. Banyak milis dengan topik atau bidang yang tersedia
di internet salah satunya milis bidang kepustakawanan.3
Gambaran umum pemanfaatan media internet pada bidang perpustakaan di atas,
memberikan konsep pola komunikasi yang tidak ada batasan antara penyampai pesan dan
penerima pesan sehingga ruang media baru tersebut lebih mudah memberikan asas timbal
balik antar pustakawan dan pengguna. Pengguna dengan berbagai latar belakang memiliki
kecenderungan perilaku komunikasi yang baik atau buruk. Sebagai contoh sering kali ditemui

bentuk pengiriman pesan berantai di luar konteks diskusi yang bersifat provokatif bahkan
meresahkan pengguna. Pesan berantai juga biasanya disisipkan iklan promo produk yang
tidak berhubungan dengan konteks diskusi. Di dalam berselancar dunia maya perlu mengikuti
etika komunikasi yang berlaku, tak terkecuali pustakawan dalam menghadapi pengguna yang
memiliki perbedaan agama, suku, jenis kelamin, dan masih banyak lagi. Beretika sangatlah
penting bagi pustakawan maupun pengguna internet karena banyak sekali hal-hal yang dapat
merugikan karena kurangnya seseorang dalam bersikap di dunia maya terutama dalam hal
berbahasa dan huruf. Karena bahasa dan huruf sangatlah mempengaruhi seseorang dalam
menggunakan internet seperti chating, menuliskan komentar dan membuat tulisan di dalam
blog, sangat disayangkan jika tulisan kita dinilai sangat buruk akibat bahasa dan huruf yang
digunakan tidak baik atau dapat menyinggung orang lain. Untuk itu pustakawan dalam
melakukan interaksi di dunia maya baik dengan sesama profesi maupun pengguna sudah
seharusnya memiliki etika komunikasi agar tercipta komunikasi efektif untuk mencapai
kebersamaan makna. Petunjuk etika komunikasi dunia maya telah dibukukan oleh sebuah
kelompok kerja yang diberi nama Responsible Use of the Network (RUN) Working Group
yang merupakan bagian dari The Internet Engineering Task Force (www.ietf.org) dan telah
dimasukkan dalam dokumen RFC yaitu RFC1855. 4
1.

Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah yaitu bagaimana etika
berkomunikasi di dunia maya bagi cyberlibrarian?
2.

Tujuan

3 Ibid ... http://www.pdii.lipi.go.id/read/2011/11/05/milis-dan-blog-tentang-perpustakaan.html
4 Nur Hadi W, “Etika Berkomunikasi di Dunia Maya dengan Netiquette”, dalam
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7229, diakses pada 10 Desember 2014 pukul 06.00 WIB.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui etika berkomunikasi di dunia maya
bagi cyberlibrarian.
B. KajianTeori
1.

Komunikasi
Komunikasi adalah proses yang meyakinkan seseorang (komunikator) menyampaikan

rangsangan (biasanya berupa lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku

seseorang.”5 Definisi lain komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapatan atau perilaku,
baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. 6 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui suatu media untuk menimbulkan suatu perubahan
tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung.

2.

Komunikasi Dunia Maya
Teori komunikasi dunia maya atau yang sering di kenal teori Cybercommunity

merupakan teori paling akhir dalam pengembangan ilmu komunikasi atau sosiologi
komunikasi. Kajian kajian tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat urgen
terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru (new media). New media
banyak menekankan bagaimana kontruksi sosial media memberi kontribusi terhadap
kehidupan manusia secara keseluruhan. Persoalan cyber seperti perumpamaan “ruang waktu”
bahwa manusia memiliki kehidupan baru di atas dunia nyata.7 Teori ini lebih menekankan
kelompok sosial yang berkembang di dalam dunia maya. Bagaimana terciptanya kelompokkelompok, bagaimana komunikasi kelompok dan bagaimana sebuah media kelompok di
dunia maya mengkontruksi pesan penggunanya. Aspek-aspek penting teori komunikasi dunia

maya, yaitu :
1. konsep dasar komunikasi digital, cyberspace, virtual reality (VR), komunitas maya
(virtual community) chat room, multy user domain (MUD), inter aktifitas, hypertext,
multimedia, dan Youtube.
5Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2005), hlm 3.
6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi,teori & Praktek (Bandung: Remaja Rosda karya, 2009)
7 Burhan. Burgin, Teori komunikasi dunia maya (Jakarta: Gramedia, 2009),. Hlm. 295.

2. gagasan McLuhan tentang perkembangan media baru (New media) melibatkan
kesenjangan pengetahuan kredibilitas media penentuan agenda manfaat dan gratifikasi,
pembauran inovasi, dan lain lain.
3. riset- riset baru pada komuniksai dunia maya yaitu mediamorfosis, riset tentang hypertext,
riset multimedia, riset desain antar muka (komunikasi dua arah), riset eros digital atau cinta
online, riset kecanduan internet dan depresi. Konsep virtualitas dipandang sebagai sifat
kemayaan yang tercipta akibat mekanisme jaringan komputer (cyberspace), akan tetapi
melingkupi konsep maya dalam pengertian yang lebih luas, yang tercipta dalam ruang –
ruang yang lebih luas.8

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dunia maya adalah
komunikasi yang dilakukan tidak dalam bentuk tatap muka langsung oleh penggunanya, akan

tetapi interaksi mengirim atau menerima pesan atau informasi melalui media internet.
3.

Etika Komunikasi Dunia Maya
Etika yaitu ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk dan tentang hak dan kewajiban

moral (akhlak). Etika sering disebut juga dengan “etiket” (étikét), yaitu tata cara (adat sopan
santun) dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama
manusianya”.9 Etika komunikasi dunia maya dapat dipahami sebagai sopan-santun atau tata
krama dalam berkomunikasi atau cara berkomunikasi yang baik di internet, seperti dalam
chating, kirim pesan, menulis status facebook, berkicau di twitter, menulis di blog (website),
dan berkomentar di media online (situs berita)”.
4.

Netiket
Aslinya dua kata yang dijadikan satu, yakni networks dan etiquette. Petunjuk itu dikenal

dengan nama Netiquette atau yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Netiket.
Terdapat beberapa definisi tentang netiquette, yaitu :
a. Etika dalam menggunakan Internet

b. Aturan-aturan/kebiasaan/etika/etiket umum yang berlaku di seluruh dunia, sehingga para
pelaku internet dapat dengan nyaman dalam berinteraksi di dunia maya ini.10
8Saverin dan Tankard, Teori Komunikasi (Jakarta:UT, .2005)
9 http://kbbi.web.id/etika diakses pada 10 Desember 2014 pukul 09.05 WIB.
10 Ibid ... http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7229

Dalam makalah ini netiket di diartikan sebagai tata cara berkomunikasi saat tersambung
ke jaringan internet, baik itu saat berinteraksi di forum, mailing list, maupun blog. Walaupun
netiket bukan merupakan suatu peraturan yang legal, namun kehadiran netiket dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam berkomunikasi di dunia maya agar tercipta kebersamaan
makna. Nitiket dapat pula dipahami sebagai adab pergaulan di dunia maya.
5.

Cyberlibrarian
Cyber atau dunia maya adalah istilah komprehensif untuk world wide web, internet, milis

elektronik, kelompok-kelompok dan forum diskusi, ruang ngobrol (chatting), permainan
interaktif multi-player, dan bahkan e-mail.11 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan dalam Pasal 1 ayat (8) menyatakan bahwa Pustakawan adalah
seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan

kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.12 Berdasarkan definisi di atas, penulis
mendefinisikan cyberlibrarian yaitu pustakawan yang menggunakan media cyber dalam
rangka menunjang pelaksanaan segala tugas kepustakawanan.
C. Pembahasan
1. Pentingnya Etika berkomunikasi di Dunia Maya Bagi Cyberlibrarian
Kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
menyebabkan pengguna cenderung lebih tertarik menggunakan media internet untuk mencari
informasi dibandingkan mencarinya di perpustakaan. Cyberlibrarian dalam makalah ini erat
kaitannya dengan kemunculan Library 2.0 yang menonjolkan aspek interaktif dengan
pengguna. Bagi penggunanya, dunia maya dianggap sebagai suatu tempat untuk berekspresi
sebebas mungkin. Melalui berbagai bentuk komunikasi maya pengguna dapat langsung
memberikan komentar pada web perpustakaan. Dengan adanya interaksi tersebut
perpustakaan dapat dengan mudah mengetahui kebutuhan pengguna.

Penampilan

cyberlibrarian bukanlah dilihat dari bagaimana dia senyum atau berpenampilan, sehingga
diperlukan tata cara berkomunikasi khusus agar pesan dapat tersampaikan secara efektif dan
efisien.

11 S Turkle, Life on the Screen: Identity in the Age of the Internet (New York: Simon and Schuster,
1995).

12 Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan (Jakarta, 2007)

Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam dunia maya adalah sebagai berikut:
a. bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya,
bahasa, dan adat istiadat yang berbeda- beda.
b. pengguna internet merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang
tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
d. tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
e. berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk
bertindak tidak etis seperti misalnya pengguna yang suka iseng dengan melakukan hal-hal
yang tidak seharusnya dilakukan.
f. harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan
memungkinkan masuknya “penghuni” baru di dunia maya tersebut.13
Kedatangan pengguna dari berbagai penjuru menempatkan cyberlibrarian sebagai
orang yang fleksibel, cepat tanggap, dan mampu melakukan beberapa layanan sekaligus.
Selain itu dibutuhkan, kesiapan dalam mengembangkan berbagai aplikasi layanan sesuai

perkembangan untuk menjangkau pengguna potensial. Situs jejaring sosial memberikan
peluang besar bagi cyberlibrarian untuk berinteraksi dengan pengguna karena memberikan
ruang sosial digital dari pengguna mereka. Situs web dapat digunakan secara efektif untuk
menjangkau pengguna potensial dan sekaligus promosi.
2. Netiket sebagai Etika berkomunikasi Cyberlibrarian
Netiket yang diartikan sebagai tata cara berkomunikasi saat tersambung ke jaringan
internet, baik itu saat berinteraksi di forum, mailing list, maupun blog. Netiket dapat dipakai
cyberlibrarian sebagai acuan untuk memperlakukan dan menyikapi arus informasi dan data
di dalam dunia maya. Pada dasarnya netiquette merupakan panduan untuk bersikap dan
berperilaku sesuai dengan kaidah normatif di lingkungan Internet. Dengan mematuhi
peraturan ini, maka akan sangat bermanfaat dan membantu dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain tanpa harus mengalami masalah atau tanpa harus mengalami
salah pengertian dengan orang lain.
a.

Aturan Netiket

Beberapa aturan yang ada pada Netiquete ini adalah:

13 Ibid ... http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7229


1) amankan dulu diri anda, maksudnya adalah amankan semua properti, mungkin dapat
dimulai dari mengamankan komputer, dengan memasang anti virus atau personal
firewall.
2) jangan terlalu mudah percaya dengan Internet, sehingga dengan mudah mengupload data
pribadi.
3) menghargai pengguna lain di internet, caranya sederhana, yaitu :
a) jangan membiasakan menggunakan informasi secara sembarangan, misalnya plagiat.
b) jangan berusaha untuk mengambil keuntungan secara ilegal dari Internet, misalnya
melakukan kejahatan pencurian no kartu kredit.
c) jangan berusaha mengganggu privasi orang lain, dengan mencoba mencuri informasi
yang sebenarnya terbatas.
d) jangan menggunakan huruf kapital terlalu banyak, karena menyerupai kegiatan teriakteriak pada komunitas sesungguhnya.14
b.

Aturan Inti Netiket:

1) Kita semua manusia, bahkan saat berada di Internet sekalipun.
Jangan pernah lupa bahwa orang yang sedang membaca e-mail atau posting adalah
manusia dengan perasaan yang bisa saja terluka. Diharapkan untuk tidak mengirim komentar
yang bernada menyerang tapi bersikaplah saling membangun. Jangan pernah mengetik isi
pesan dengan menggunakan huruf besar semua, meskipun itu hanya pesan singkat, balasan ke
suatu posting di forum, atau di dalam sebuah e-mail. Dengan menulis pesan menggunakan
huruf besar semua, sama artinya sedang berteriak Jangan pernah mengirim e-mail atau
mengirim posting apapun yang tidak layak untuk disampaikan ke orang lain. Ingatkan orang
lain jika melakukan flaming. Flaming adalah ketika seseorang atau sekelompok orang
mengekspresikan hal-hal negatif mengenai situasi tertentu. Alasan untuk mengingatkan orang
yang melakukan hal ini adalah karena beberapa orang mungkin tidak tahu jika orang tersebut
sedang melakukan flaming.
2) Ikuti aturan seperti di kehidupan nyata saat online.
Bersikap dan bertindak dengan selalu memperhatikan etika, dan jangan buruburu
menyimpulkan sesuatu. Orang yang sedang berada di Internet datang dari berbagai penjuru
dunia dan memiliki perbedaan pandangan terhadap sesuatu.
3) Ingatlah di mana berada ketika sedang online.

14 Ibid ... http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7229

Netiquette bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidak semua orang mengikuti
aturan yang sama. Jadi, diharapka selalu bersikap terbuka dan jika dibutuhkan, bersikap kritis
tapi tetap konstruktif (membangun), dan bukan bersikap sebaliknya (negatif). Jika berada di
suatu wilayah topik pembicaraan pada forum atau chating, jangan buru-buru langsung
mengirim komentar, tetapi mencoba untuk menangkap ide dari apa yang sedang terjadi atau
sedang dibahas. Posting yang terlalu dini dapat berpotensi menyebabkan flaming.
4) Hormatilah orang lain ketika Anda sedang online.
Posting dikirimkan group yang sesuai. Jika tidak dapat menemukan group yang sesuai
dengan itu dan merasa bahwa posting itu harus dikirim, yakinkan bahwa subject dari posting
sesuai dengan isi posting, sehingga orang lain tahu bahwa posting tidak mengganggu topik
diskusi saat itu.15
Menurut Shea netiket sebagai etika dalam berinteraksi di dunia maya memiliki 10
peraturan yang pada intinya sama dengan etika berkomunikasi di dunia maya. Walaupun
komunikasi tidak secara face to face etika berkomunikasi harus menjunjung tinggi nilai
kejujuran, menghargai orang lain, berkata secara efektif dan lain sebagainya. Berikut ini etika
komunikasi di internet atau Core Rule of Netiquette :
1) Remember the human.
Jangan lupa, orang yang membaca email atau posting adalah manusia juga yang punya
perasaan dapat tersinggung atau sakit hati. Pengiriman email atau posting memperhatikan
perasaan pengguna.
2) Adhere to the same standards of behavior online that you follow in real life.
Standar etika komunikasi internet sama saja dengan etika komunikasi di dunia nyata,
seperti etis, menghargai pendapat orang lain, dan jangan melanggar hukum (breaking the law
is bad Netiquette). Dalam kehidupan nyata, kebanyakan orang cukup taat hukum, apakah
karena wataknya begitu atau karena takut tertangkap. Dalam cyberspace, kemungkinan untuk
tertangkap kadang-kadang kelihatannya sangat kecil. Dan, mungkin karena orang kadangkadang lupa bahwa ada seorang manusia berada di tempat lain dengan sebuah komputer, ada
orang berpikir bahwa dalam cyberspace tidak apa-apa kalau kita hanya menerapkan etika atau
tingkah laku pribadi dengan standar yang rendah.
3) Know where you are in cyberspace.
Setiap situs atau forum online biasanya punya aturan main. Maka, taati aturan itu. Baca
dulu aturan sebelum gabung. Sadari Anda ada di forum apa dan bagaimana.
4) Respect other people’s time and bandwidth.
15 Ibid ... http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7229

Posting pesan yang sesuai dengan grup diskusi. Jangan ajukan pertanyaan bodoh. Baca
dokumen FAQ (Frequently Asked Questions) atau “Yang Sering Ditanyakan” (YSD). Jangan
posting hal yang sekiranya sudah diketahui anggota grup. Jika Anda tidak setuju dengan
sebuah forum online, jangan buang waktu dengan “menggugat” mereka, maka tinggalkan
saja. Istilah "bandwidth" kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk waktu, tetapi
sebetulnya kedua kata itu berbeda. Bandwidth adalah kapasitas kabel dan saluran pembawa
informasi yang menghubungkan kita satu dengan yang lainnya di cyberspace. Ada
keterbatasan jumlah data yang dapat dibawa oleh selembar kabel pada suatu saat tertentu,
bahkan kabel optik state of the art sekalipun. Istilah "bandwidth" sering juga digunakan untuk
menggambarkan kapasitas tampungan sebuah sistem host.
5) Make yourself look good online.
Cek grammar dan ejaan (tata bahasa) sebelum posting. Pahami yang Anda katakan dan
pastikan masuk akal. Seperti halnya di dunia pada umumnya, kebanyakan orang yang
berkomunikasi hanya ingin disukai. Jaringan, terutama kelompok diskusi membuat user
menjangkau orang-orang yang tidak mungkin user temui tanpanya, tetapi tidak ada
seorangpun dari mereka yang dapat melihat user. Ketika sedang online user tidak akan dinilai
dari warna kulit, mata atau rambut, berat badan, umur atau pakaian, tetapi akan dinilai dari
kualitas tulisan anda.
6) Share expert knowledge.
Berbagi pengetahuan dan wawasan seluas-luasnya. Jawab pertanyaan yang ada jika Anda
tahu.
7) Help keep flame wars under control.
"Flaming" adalah apa yang dilakukan netter ketika mereka ungkapkan sebuah opini yang
diyakini dengan kuat tanpa menahan emosi. Ini adalah jenis pesan yang membuat orang
memberi respons. Kendalikan emosi, jangan posting apa pun dalam keadaan marah. Jangan
ragu minta maaf jika Anda keliru atau menyinggung perasaan orang lain.
8) Respect other people’s privacy.
Hargai privasi orang. Jangan baca email, pesan, atau inboks pribadi orang lain. Tidak
menghormati privasi orang lain, bukan saja merupakan Netiket yang buruk; tetapi kredibilitas
netter juga dapat dipertaruhkan.
9) Don’t abuse your power.
Jangan menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki. Mengetahui sesuatu lebih banyak dari
orang lain, atau mempunyai kuasa lebih dari mereka tidak memberikan kepada anda hak
untuk memanfaatkan mereka

10) Be forgiving of other people’s mistakes.
Memaafkan kesalahan orang lain. Kepatuhan atau pelanggaran atas netiket di atas akan
menjadi cermin beradab-tidaknya seseorang di dunia maya, mungkin juga sekaligus cermin
moralitas dan perilakunya di dunia nyata.16

Seiring dengan perkembangan cybercommunity, Cyberlibrarian menyadari bahwa
memberdayakan komunitas pemustakanya adalah bagian dari dirinya maka dimanapun
pustakawan itu ditempatkan, dengan fasilitas apapun yang ada, dia tetap menjangkau
pemustakanya dengan layanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pemustakanya. Hal ini
dikuti dengan berkembangnya komunitas dunia maya melalui yaitu mailing list. Mailing list
memungkinkan anggotanya untuk berdiskusi atau tukar menukar informasi kepada banyak
pengguna internet yang terbangun dalam milis tersebut karena pada dasarnya milis adalah
sekumpulan alamat surat elektronik (e-mail) dari pengguna internet yang mempunyai
kesukaan atau kepentingan yang sama. Banyak milis dengan topik atau bidang yang tersedia
di internet salah satunya milis bidang kepustakawanan
Beberapa milis perpustakawan yang dapat dilanggan (subscribe) dengan mengirim
surat elektronik ke alamat misalnya:


the_ICS@yahoogroups.com,



pustakawan_meneliti@yahoogrops.com,



alumnipip@yahoogroups.com,



http://groups.yahoo.com/,



http://www.ifla.org/en/mailinglists,



http://travelinlibrarian.info/http://www.tangognat.com/.
Sebuah millis atau forum juga mempunyai aturan-aturan, diantaranya :

1) Jangan menggunakan huruf kapital
penggunaan karakter huruf bisa dianalogikan dengan suasana hati si penulis. Huruf
kapital mencerminkan penulis yang sedang emosi, marah atau berteriak.
2) Mengutip Seperlunya.
16 Virginia Shea, “The Core Rule of Netiquette” dalam
http://www.albion.com/bookNetiquette/0963702513p32.html diakses pada 10 Desember 2014 pukul 09.25
WIB.

Ketika peserta forum ingin memberi tanggapan terhadap postingan seseorang dalam satu
forum, maka sebaiknya bagian yang dikutip adalah bagian terpentingnya saja yang
merupakan inti dari hal yang ingin ditanggapi dan buang bagian yang tidak perlu. Jangan
sekali-kali mengutip seluruh isinya karena itu bisa membebani bandwith server yang
bersangkutan dan bisa berakibat kecepatan akses ke forum tersebut menjadi terganggu.
3) Perlakuan Terhadap Pesan Pribadi
Jika seseorang mengirim informasi atau gagasan kepada anda secara pribadi (private
message), anggota forum tidak sepatutnya mengirim/menjawabnya kembali ke dalam forum
umum, kelompok grup, atau milis
4) Hati-hati Dalam Mem-forward
Tidak semua berita yang beredar di internet itu benar adanya. Sebelum memforward
pastikanlah terlebih dahulu bahwa informasi yang ingin anda kirim itu adalah benar adanya.
5) Jangan Menggunakan “CC”
Ketika mengirim e-mail ke sejumlah orang, jangan cantumkan nama-nama pada kolom
“CC“. Jika anggota forum melakukan hal itu biasa disebut cross posting, semua orang yang
menerima e-mail tersebut, akan bisa melihat alamat-alamat email orang lain. Umumnya
orang tidak suka bila alamat e-mailnya dibeberkan di depan umum. Gunakanlah selalu
“BCC“. Dengan cara ini setiap orang hanya bisa melihat alamat e- mailnya sendiri.
6)

Menghindari Menggunakan Format HTML
Jika anggota forum mengirim sebuah pesan penting ke angrgota yang lain,
jangan gunakan format HTML tanpa yakin bahwa program e-mail anggota forum

tersebut bisa membaca kode HTML. Sebaliknya, format yang digunakan adalah format plain
text.
7)

Menghindari Mengirim File (berukuran besar) Melalui Attachment
Peraturan e-mail secara internasional melarang transfer file melalui e-mail, apalagi di

dalam milis. Pada umumnya penyedia jasa internet (ISP) di Indonesia ‘hanya’ memberi quota
space 2-5 MB. Pengiriman file yang besar, akan membuat proses downloading menjadi
lamban.
8) Ketika ‘Harus’ Menyimpang Dari Topik
Tiap milis/forum tentu memiliki peraturan khusus mengenai obyek bahasan yang
diperkenankan. Sehingga tatkala anggota forum ingin menyampaikan/meminta sebuah
informasi di luar topik yang telah ditentukan, sepatutnya disertakan pula tanda khusus pada
kolom subyek e-mail anggota milis yang lain tidak terkecoh dengan isi e-mail tersebut.
9) Menghindari Personal Attack

Ketika berada dalam situasi debat yang sengit, jangan menjadikan kelemahan pribadi
lawan sebagai senjata untuk melawan argumentasinya.
10)

Kritik dan Saran yang Bersifat Pribadi Harus Lewat PM (Personal Message)
Bila kritik dan saran itu ditujukan untuk anggota forum secara umum atau pihak

moderator dalam rangka perbaikan sistem forum, anggoata forum boleh mempostingnya di
dalam forum selama tidak menunjuk orang per orang tertentu.
11) Jujur Dalam Mencantumkan Sumber dan/atau Penulis
12) Bijak Ketika Hendak Meng-copy Sebuah Situs. 17
Dalam berinteraksi dalam sebuah forum, seorang anggota forum hendaknya
memperhatikan aturan-aturan yang perlu diperhatikan saat menuliskan sebuah pertanyaan,
yaitu:
1) menggunakan bahasa yang sopan.
2) jangan mengasumsikan bahwa setiap anggota forum berhak mendapatkan jawaban.
3) memberi judul yang sesuai dan deskriptif.
4) menjelaskan masalah secara detil berikut dengan data yang ada.
Hal yang perli dingat bahwa para pakar di forum tersebut tidak bisa mengakses komputer
setiap anggota, jadi sumber informasi hanya dari tulisan anda saja. Maka buatlah tulisan
tersebut selengkap dan sedetail mungkin.
5) membuat agar e-mail informatif dan tidak asal panjang lebar. Melampirkan data-data
yang tidak relevan sehingga membuat e-mail menjadi sangat panjang justru akan
membuat para pakar merasa segan untuk menjawab email
6) menulis pertanyaan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penulisan pertanyaan yang amburadul akan memberikan kesan bahwa seorang yang
ceroboh, dan para pakar yang sibuk akan merasa segan untuk meluangkan waktunya
untuk menanggapi email tersebut.
7) jangan langsung mengklaim bahwa kesalahan ada pada pihak lain.
8) menjelaskan dan memaparkan masalahnya.
9) membuat kesimpulan setelah permasalahan anda terjawab.18
Setelah pertanyaan terjawab/masalah terselesaikan, perlu dikirim satu e-mail/tulisan lagi
ke forum yang menjelaskan langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menyelesaikan

17 Ibid ... http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7229
18 Ibid ... http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7229

masalah tersebut. Selain akan memberi manfaat serta kemudahan kepada orang lain yang
memiliki permasalahan serupa tanpa perlu mengajukan pertanyaan yang sama.
D. Kesimpulan
Perpustakaan sebagai pusat informasi membutuhkan komunikasi yang efektif dan
efisien agar organisasi berjalan baik. Cyberlibrarian dapat memanfaatkan berbagai media
internet dalam menjangkau penggunanya. Dunia maya yang terbuka bebas melibatkan
pengguna yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga diperlukan tata cara
berkomunikasi khusus agar pesan dapat tersampaikan secara efektif dan efisien. Dalam
komunikasi dunia maya, penyampaian pesan melalui sebuah kalimat dapat memberikan
intrepetasi yang berbeda-beda sehingga rawan akan salah paham. Kehadiran Netiket dapat
dijadikan pedoman cyberlibrarian dalam berkomunikasi secara efektif dengan pengguna
untuk menghindari kesalah pahaman guna mencapai suatu kebersamaan makna. Etika
berkomunikasi yang perlu diterapakan seorang cyberlibrarian saat sedang online yaitu
bersikap humanis, mengikuti aturan seperti di kehidupan nyata, menyesuaikan dengan aturan
forum, dan menghormati orang lain. Seorang pustakawan yang profesional menjunjung tinggi
etika profesinya baik dalam dunia nyata maupun dunia maya, sehingga citra pustakawan
tidak lagi dipandang sebelah mata.

DAFTAR PUSTAKA
Burgin, Burhan, Teori komunikasi dunia maya. Jakarta: Gramedia, 2009.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi,teori & Praktek. Bandung: Remaja Rosda karya,
2009.
Hadi W, Nur, “Etika Berkomunikasi di Dunia Maya dengan Netiquette”, dalam
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7229, diakses pada 10 Desember 2014 pukul 06.00
WIB.
http://kbbi.web.id/etika diakses pada 10 Desember 2014 pukul 09.05 WIB
Marzuki,
Rusly,
”Milis
dan
blog
tentang
perpustakaan”,
http://www.pdii.lipi.go.id/read/2011/11/05/milis-dan-blog-tentangperpustakaan.html diakses pada 10 Desember 2014 pukul 08.00 WIB.

dalam

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun
2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta
Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2005.
Saverin dan Tankard, Teori Komunikasi. Jakarta:UT, 2005.
Shea,Virginia,
“The
Core
Rule
of
Netiquette”
http://www.albion.com/bookNetiquette/0963702513p32.html diakses
Desember 2014 pukul 09.25 WIB.

dalam
pada 10

Sudarsono, Blasisus, Pustakawan cinta dan teknologi. Jakarta: Sagung Seto, 2009.
Turkle, S, Life on the Screen: Identity in the Age of the Internet. New York: Simon and
Schuster, 1995.