KONDISI FAKTOR LINGKUNGAN DAN KEJADIAN D

KONDISI FAKTOR LINGKUNGAN DAN KEJADIAN DIARE
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK I KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tutiek Rahayu, Siti Mariyam, Yuliati
Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kondisi faktor
lingkungan pada masyarakat yang mengalami kejadian diare dan masyarakat yang tidak
mengalami kejadian diare, faktor lingkungan yang mendukung kejadian diare dan faktor
lingkungan yang paling dominan dalam mendukung kejadian diare di wilayah kerja
Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan rancangan kasus
kontrol (case control) menggunakan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian ini
adalah warga masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling sebanyak 30 responden kasus dan 30 responden kontrol.
Variabel bebas penelitian ini adalah faktor lingkungan, sedangkan variabel tergantungnya
adalah kejadian diare. Data penelitian ini diperoleh dengan observasi, wawancara dan

pengisian kuesioner. Penelitian ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji chi
square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kondisi faktor lingkungan
yang signifikan (P < 0,05) antara masyarakat yang mengalami kejadian diare dan tidak
mengalami kejadian diare. Faktor lingkungan yang diduga mendukung kejadian diare
adalah jamban, sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan
air limbah. Faktor lingkungan yang diduga paling dominan dalam mendukung kejadian
diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah tempat pembuangan sampah karena memiliki kategori tidak baik
dengan jumlah persentase hanya 28,33%.
Kata kunci: diare, faktor lingkungan

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kejadian
diare yang cukup tinggi. Tahun 2006 angka kesakitan meningkat sebesar
423/1.000 penduduk pada semua umur. Dari keseluruhan angka morbiditas
hampir 60 persen didominasi anak anak. Berdasarkan hasil penelitian
terbaru dari riset kesehatan dasar tahun 2008, diare merupakan
penyumbang kematian terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 31,4 persen

dari total kematian bayi. Diare juga penyebab kematian terbesar balita.
Tercatat 25,2 persen kematian balita di tanah air disebabkan oleh penyakit
diare. Hal ini tentu patut menjadi perhatian utama karena terdapat
peningkatan angka morbiditas dan mortalitas diare di Indonesia dari tahun
ke tahun (Fera Diastyarini, 2009).
Angka kejadian Diare Di Kabupaten Sleman juga cukup tinggi. Selama
Tahun 2007 angka kejadian diare yang rawat jalan di Puskesmas berumur
1 bulan – 1 tahun berjumlah 1334 orang. Pasien rawat jalan di Puskesmas
berumur 1 – 4 tahun berjumlah 2797 orang. Pasien rawat jalan di
Puskesmas berumur 5 – 9 tahun berjumlah 1399 orang. Pasien rawat jalan
di Puskesmas berumur 10 - 14 tahun berjumlah 1395 orang (BPS Sleman,
2008: 123-126).
Salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman yang memiliki angka
kejadian diare cukup tinggi yaitu masuk ke dalam urutan 10 besar penyakit
yang paling sering diderita oleh masyarakat. Kecamatan tersebut yaitu
Kecamatan Ngemplak, di Puskesmas Ngemplak I. Pada tahun 2009, di
Puskesmas Ngemplak I angka kejadian diare menduduki peringkat ke-1
yaitu 694 kasus. Angka kejadian diare paling tinggi berada pada kisaran
umur 1-4 tahun yaitu 167 kasus, pada kisaran umur 20-44 tahun yaitu 141
kasus, lalu pada kisaran umur 5-9 tahun yaitu 60 kasus.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi kejadian diare di suatu wilayah
yaitu kuman penyakit yang menyebar melalui mulut, kebersihan

2

lingkungan, umur, letak geografi, dan juga perilaku masing-masing
individu. ( Juli Soemirat, 2006: 185).
Berdasarkan kejadian diare yang terjadi di Indonesia khususnya di
Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Yogyakarta maka perlu
dilakukan upaya penurunan dan pencegahan kasus diare. Untuk
mendukung upaya penurunan dan pencegahan kasus diare yang terjadi
maka perlu dilakukan penelitian mengenai kondisi

faktor lingkungan

terhadap kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak I
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
1. Rumusan Masalah
Melihat


latar

belakang

masalahnya,

maka

yang

menjadi

permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
a. Apakah ada perbedaan kondisi lingkungan pada masyarakat yang
mengalami kejadian diare dan masyarakat yang tidak mengalami
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta?
b. Apa saja faktor lingkungan yang mendukung kejadian diare di wilayah
kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta?

c. Apa faktor lingkungan yang paling dominan dalam mendukung
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta?
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kondisi faktor lingkungan
pada masyarakat yang mengalami kejadian diare dan masyarakat yang
tidak mengalami kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak
I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

3

b. Untuk mengetahui faktor lingkungan yang mendukung kejadian diare
di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta.
c. Untuk mengetahui faktor lingkungan yang paling dominan dalam
mendukung kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk berbagai macam kegunaan

diantaranya adalah:
a. Bagi Mahasiswa yaitu

mengetahui perbedaan kondisi faktor

lingkungan pada masyarakat yang mengalami kejadian diare dan
masyarakat yang tidak mengalami kejadian diare. Serta mengetahui
faktor-faktor lingkungan yang mendukung kejadian diare.
b. Bagi Masyarakat
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu terobosan
dalam upaya menjaga sanitasi lingkungan guna mencegah dan
mengurangi resiko terjadinya diare.
c. Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam penentuan intervensi dari permasalahan
kesehatan yang terjadi yang berhubungan dengan faktor lingkungan
dan kejadian diare.
d. Keilmuan
Sebagai bahan masukan dan dokumen ilmiah yang bermanfaat dalam
mengembangkan ilmu terkait tentang masalah diare serta dapat
digunakan dan bahan perbandingan penelitian selanjutnya terutama

untuk penelitian yang serupa di daerah lain.
4. Batasan Operasional
a. Diare

4

Diare adalah buang air besar yang ditandai dengan perubahan bentuk
dan konsistensi tinja yang lembek atau sampai mencair dengan
frekuensi 3 kali atau lebih dalam sehari.
b. Faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan fisik yang menimbulkan atau mungkin
menimbulkan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan yang meliputi
sumber air bersih, jamban keluarga, tempat pembuangan sampah, serta
saluran pembuangan air limbah.
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey dengan
rancangan kasus kontrol (case-control). Sebagai kelompok kasus dalam
penelitian ini adalah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I yang
mengalami diare yang terjadi dalam kurun waktu 1 tahun yaitu tahun

2009. Sebagai kontrol adalah penduduk yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Puskesmas Ngemplak I Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yang
tidak mengalami diare.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Mei-Juni 2010
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah
faktor lingkungan yang meliputi (1) sumber air bersih, (2) jamban
keluarga, (3) tempat pembuangan sampah dan (4) saluran pembuangan
limbah. Variabel terikatnya adalah kejadian diare.
4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk yang bertempat di
wilayah kerja Puskesmas Ngemplak I Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
5

Yogyakarta yang mengalami diare. Sampel adalah sebagian dari jumlah
penduduk yang mengalami diare dalam kurun waktu tahun 2009.
5. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Pada penelitian ini, pengambilan sampel didasarkan
atas pertimbangan analisis bahwa untuk analisis chi square jumlah sampel
(n) minimal sebanyak 30. Untuk penelitian ini sampel diambil dari Desa
Sindumartani yang menurut kriteria desa tersebut memiliki kondisi
lingkungan fisik yang kurang baik.
6. Instrumentasi
a. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian untuk pengambilan data dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi dari penderita
diare sebagai responden penelitian dan pengamatan/observasi secara
langsung kondisi lingkungan responden yang meliputi sumber air
bersih, fasilitas jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan
saluran pembuangan limbah dengan mengambil beberapa gambar/foto
serta wawancara dengan responden mengenai kondisi lingkungan
sekitar. Validitas instrumen dalam penelitian ini terdiri dari validitas
isi, konstruk, dan butir angket.
7. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu: data primer
ini peneliti peroleh dengan menggunakan angket yaitu dengan melakukan

kunjungan ke rumah responden untuk memberikan angket sekaligus
memperoleh jawaban dengan cara peneliti mengisi pada lembar kuesioner
sesuai dengan jawaban atau dengan kondisi responden.

Serta data

sekunder, yaitu data mengenai identitas penduduk dan data hasil
pemeriksaan kualitas air yang diperoleh dari petugas Puskesmas
Ngemplak I.

6

8. Teknik Analisis Data
Semua data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan uji statistik deskriptif dan analisis chi square

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Gambaran Kondisi Faktor Lingkungan Responden
Tabel 1. Gambaran Kondisi Faktor Lingkungan Responden di Desa
Sindumartani Mei- Juni 2010

No

Faktor
lingkungan

Kasus (diare)

Kontrol (tidak diare)

N

%

N

%

1.

Baik

2

3,3

24

40

2.

Cukup baik

11

18,3

6

10

3.

Kurang baik

13

21,7

0

0

4.

Tidak baik

4

6,7

0

0

30

50%

30

50%

Jumlah

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa kondisi faktor
lingkungan pada kelompok kasus sangat berbeda dengan kelompok
kontrol.
2. Hasil Analisis Chi Square
Tabel 2. Hasil uji Chi Square
Perbedaan kondisi lingkungan

P

Keterangan

Kasus dengan kontrol

0.000

Signifikan

P