KEBIJAKAN DAN STRATEGI KESPRO 2014
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM KESEHATAN
REPRODUKSI DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
dr. Wicaksono, M.Kes.
Direktur Kesehatan Reproduksi
Jambi, 10-11 Maret 2014
PENDAHULUAN
OInternational
Conference on
Population and Development
(ICPD) di Cairo tahun 1994 :
KB
yang terjangkau secara universal pada tahun 2015 sebagai
bagian dari pendekatan kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi
KESPRO DAN MDG’S
O Millenium Development Goals (MDGs)
O Tujuan 4 :
Menurunkan Angka Kematian Anak
O Tujuan 5 terdiri dari target 5a dan 5b :
Penurunan angka kematian ibu untuk mewujudkan
akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun
2015
O Tujuan 6 :
Memerangi HIV dan AIDS, TBC, malaria dan penyakit
menular lainnya
KELUARGA BERENCANA
(Pasal 20 -21 UU 52/2009 ttg PKPK )
O Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
keluarga berkualitas, Pemerintah menetapkan kebijakan
keluarga berencana melalui penyelenggaraan program
keluarga berencana. (Pasal 20)
O Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 dilaksanakan untuk membantu calon
atau pasangan suami istri dalam mengambil keputusan
dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung
jawab tentang:
a. usia ideal perkawinan;
b. usia ideal untuk melahirkan;
c. jumlah ideal anak;
d. jarak ideal kelahiran anak; dan
e. penyuluhan kesehatan reproduksi
PENDEWASAAN USIA KEHAMILAN
Pendewasaan usia kehamilan
menurunkan kejadian stunting,
bayi berat lahir rendah dan
angka kematian bayi
VISI DAN MISI
DIREKTORAT KESEHATAN REPRODUKSI
VISI
Seluruh keluarga terbebas dari
masalah
kesehatan
reproduksi
tahun 2015.
MISI
Meningkatkan akses dan kualitas
informasi,
promosi
dan
KIP/Konseling Kelangsungan Hidup
Ibu, Bayi dan Anak, pencegahan
IMS, HIV dan AIDS, kanker alat
TUJUAN
Untuk
meningkatkan
kualitas
hidup keluarga (ibu, bayi dan
anak), bebas dari PMS, HIV/AIDS
dan
Kanker
Alat
Reproduksi
dalam
upaya
mewujudkan
keluarga kecil bahagia sejahtera.
SASARAN
Meningkatkan
pengetahuan,
sikap
dan
perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) KHIBA
dan PMKR
Meningkatkan komitmen stakeholders yang
melaksanakan promosi dan konseling KHIBA
dan PMKR (PROV, KAB/KOTA, RS, KLINIK KB)
Meningkatkan peran serta mitra kerja yang
melaksanakan
Kegiatan
promosi
dan
konseling KHIBA dan PMKR (PERSI, IDI, IBI,
KPAD, YKI Cabang)
KEBIJAKAN KESPRO
Meningkatkan jumlah akseptor KB khususnya MKJP KB
PP - PK
Peningkatan Pelayanan KB Rumah Sakit (PKBRS) di
seluruh rumah sakit pemerintah dan swasta
Pengaturan
kehamilan
dengan
pilihan
metode
kontrasepsi
Mengurangi kehamilan berisiko tinggi dengan promosi
Hindari
4 Terlalu
Sosialisasi Metode Amenore Laktasi dan menyediakan
Pojok ASI di tempat kerja
Menekan angka penularan PMS, HIV dan AIDS pada
PUS, dengan menggunakan kondom (dual proteksi)
Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim pada PUS
terintegrasi dengan pemasangan IUD dan Implant pada
moment tertentu
Medis Teknis CTU dan Kembalinya Kesuburan Pasca
Penggunaan Alat Kontrasepsi.
Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi yang
saat ini menjadi garapan Ditkespro BKKBN, meliputi
:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi
Saluran Reproduksi ( ISR ), termasuk PMS-HIV /
AIDS
4. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
Sekunder
5. Pencegahan kanker serviks, dan Kanker
Payudara.
MELALUI KEGIATAN PROMOSI DAN
KONSELING
PENGEMBANGAN KONSEP
KESPRO
O Kesehatan
Reproduksi
akan
dikembangkan menjadi lebih besar
dalam
RPJMN
2015-2019.
Karena
cakupan program Kesehatan Reproduksi
yang memasuki segala aspek kehidupan
manusia dalam semua siklus hidupnya
(Life Cycle of Reproductive Health)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PERMASALAHAN DAN
TANTANGAN
Tingginya angka unmet need
Tingginya angka kelahiran dan keguguran per
tahun
Rendahnya
ibu
Pascapersalinan
dan
Pascakeguguran
yang
menggunakan
kontrasepsi
Belum semua pengambil kebijakan dan provider
RS memiliki komitmen yang sama tentang
pelayanan KB di RS, khususnya KB PP dan PK
Masih rendahnya pemberian ASI Eksklusif 6
bulan
Masih tingginya angka kehamilan beresiko
Sebagian
masyarakat
belum
menerima
sosialisasi kondom sebagai pencegahan HIV dan
AIDS
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat ttg
KEGIATAN
KESEHATAN
REPRODUKSI
O MENINGKATKAN
KELANGSUNGAN
HIDUP
IBU BAYI DAN ANAK
O PENCEGAHAN PMS, HIV DAN
AIDS
O PENCEGAHAN KANKER LEHER
RAHIM
DAN PENANGGULANGAN
INFERTILITAS
MENINGKATKAN
KELANGSUNGAN HIDUP
IBU BAYI DAN ANAK
120.0
97.4
100.0
Kematian Neonatal, Bayi,
Balita
SDKI 1991-2012
Neonatal Mortality
Post-neonatal Mortality
Infant Mortality
Under-five Mortality
Per 1000 LH
81.3
80.0
67.8
60.0
57.0
58.2
45.7
36.1
40.0
31.7
30.4
26.5
23.9
21.8
20.0
0.0
1991
1994
1997
Tahun Survei
46.0
44.0
35.0
34.0
40.0
32.0
20.0
15.0
19.0
15.0
19.0
13.0
2002
2007
2012
PENYEBAB TIDAK LANGSUNG
KEMATIAN IBU
4 TERLALU :
1. Terlalu Muda Melahirkan (35 Tahun)
3. Terlalu Dekat Jarak Melahirkan (2 Anak)
PILIHAN KONTRASEPSI PASCAPERSALINAN DAN
PASCAKEGUGURAN
(sumber : HTA KB Periode Menyusui, Depkes 2010 dan Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi
(BP3K) Edisi 3 Tahun 2011)
Waktu Menggunakan
KONTRASEP
NO
SI
Pasca Persalinan
Pasca Keguguran
1.
MOW
• Dilakukan dalam 48 jam
atau 6 minggu pasca
persalinan
2.
MOP
•
3.
IUD/AKDR
• Dapat dipasang langsung
pascaplacenta (dalam 10
menit setelah plasenta
lahir), sewaktu seksio
sesarea atau dalam 48 jam
pasca persalinan
• Bila tidak, dipasang
setelah 4 minggu pasca
persalinan
• Trimester I : Dapat segera
dipasang jika tidak ada
infeksi
• Trimester II : Tunda
pemasangan 4-6 minggu
pascakeguguran, kecuali
jika tersedia tenaga terlatih
• Dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan
yang telah memiliki
kompetensi
teknis/terlatih
4.
Implant
• Setelah 4 minggu pasca
persalinan atau dapat
dipasang segera apabila
memiliki keterbatasan
akses terhadap pelayanan
KB
• Dapat segera dipasang
• Dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan
yang telah memiliki
kompetensi
teknis/terlatih
• Bisa dipakai untuk ibu
menyusui
Setiap waktu
Tubektomi dapat langsung
dikerjakan kecuali jika ada
perdarahan atau infeksi
Minilaparotomi sesudah
keguguran Trimester I : hari
ke 6 – 13 siklus menstruasi
Sesudah keguguran
Trimester II sama dengan
prosedur pasca persalinan
KETERANGAN
•
Setiap waktu
• MOW Dilakukan di
Rumah Sakit
• MOP dilakukan di
Fasyankes yang
memiliki tenaga
terlatih
PENCEGAHAN PMS, HIV DAN
AIDS
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PENANGGULANGAN AIDS
PANITIA NASIONAL PENANGGULANGAN AIDS – 1987
(Dibentuk oleh DEPKES)
KOMITE NASIONAL PENANGGULANGAN AIDS
( KEPRES 34/1994 )
KEPMENKO KESRA NO 8 DAN 9 TAHUN 1994 Menyusun kebijakan
nasional pencegahan, pelayanan, pemantauan, pengendalian, penyuluhan
bahaya HIV dan AIDS di Indonesia secara terpadu dengan titik berat
kegiatan pada PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA.
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional )
meluncurkan “GERAKAN NASIONAL KELUARGA SEJAHTERA
SADAR HIV-AIDS”.
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional )
Kepres 4/2013, mendapat tugas untuk melakukan penetapan
kebijakan dan pelaksanaan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, yang diantaranya adalah upaya Promosi Pencegahan
Penyebaran Virus HIV – AIDS dan PMS melalui penguatan
Ketahanan Keluarga.
PENGUATAN PERAN PENYULUH KB , IMPLEMENTASI , DAN
POKTAN dalam
“GERAKAN NASIONAL KELUARGA SEJAHTERA SADAR HIVAIDS”.
Mengambil tanggung jawab dalam
membantu masyarakat melaksanakan
kampanye
Muncul partisipasi masyarakat yang ikhlas
dan mandiri dalam ”GERAKAN NASIONAL
KELUARGA SEJAHTERA SADAR HIV-AIDS”.
PENINGKATAN KB PRIA KONDOM
• KIE penggunaan kondom “dual
proteksi”.
Niat utama pemasaran Kondom melalui
jalur program KB pada intinya adalah
untuk mengatur kehamilan, bersamaan
dengan itu ada manfaat tambahan, yaitu
secara medis penggunaan kondom bisa
memutus mata rantai penularan HIV dan
AIDS.
• Penyediaan sarana kondom
Kasus AIDS Menurut Pekerjaan di
Indonesia
Sampai Juni 2013
AIDS TERUS MENINGKAT
•2007 = 2.947 kasus
•2008 = 4.969 kasus
•2009
=19.973 kasus
•2010 = 24.131 kasus
•2011 = 21.031 kasus
•2012 = 21.511 kasus
•April- Juni 2013 10.210 kasus
Kumulatif infeksi HIV sampai Juni
2013 108.600 kasus
JUMLAH PENGIDAP
HIV DAN AIDS DI INDONESIA
AIDS
HIV positif
43.667 kasus
108.600
kasus
Sumber data : Kemenkes,
Data sampai Juni 2013
30
PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM
DAN
PENANGGULANGAN INFERTILITAS
PROGRAM PENCEGAHAN KANKER ALAT
REPRODUKSI DAN PENANGGULANGAN
INFERTILITAS
O Promosi dan konseling deteksi dini
pencegahan kanker leher rahim/ serviks
O Integrasi pelayanan kontrasepsi IUD dan
Implan dengan deteksi dini kanker leher
rahim Pap-Smear
O Promosi dan konseling deteksi dini
pencegahan kanker payudara
O Sosialisasi SADARI
O Promosi dan konseling kembalinya
kesuburan pasca penggunaan kontrasepsi
Hasil Kegiatan Pemasangan IUD Plus Pap Smear/IVA2013
PUS YG
MELAKUKAN
JUM
PUS
TARGET
2%
PUS IUD
TARGE
T 2%
883.350
33.334
14.230
-
-
-
-
SUMUT
2.317.450
92.698
165.080
6.603
83
-
83
3
DKI
1.695.150
67.806
290.920
11.637
93
-
93
4.
RIAU
1.062.950
42.518
54.540
2.182
201
-
201
5
KEPRI
13.930
557
-
-
-
6.
JAMBI
7.
NO
PROVINS
I
1.
NAD
2
314.800
12.582
PAP
SMEA
R
IVA
JUMLAH
581.500
23.260
33.640
1.346
365
-
365
SUMSEL
1.406.050
56.242
48.390
1.936
369
-
369
8.
LAMPUNG
1.504.650
60.186
149.910
5.996
170
-
170
9.
BABEL
225.400
9.016
33
-
33
10
JABAR
8.364.900
334.596
761.520
30.641
2.365
-
2.365
11.
JATENG
6.169.300
246.772
490.240
19.610
461
482
943
595.450
23.818
11.880
475
525
-
525
12
DIY
7.440
298
Kerja sama (MoU) antara
BKKBN dan Yayasan Kanker
Indonesia (YKI)
No. 75/HK-101/E4/2010
dan
No. 069/
SEK/YKI/II/2010
KEGIATAN KESEHATAN REPRODUKSI
2014
1.
2.
3.
4.
5.
(DIPA 2014)
Intensifikasi klinik KB dalam program
Kesehatan Reproduksi di 10 Provinsi
Penyangga Utama
Capacity
Building
Bagi
Pengelola
Program Kesehatan Reproduksi Tingkat
Nasional
Seminar
Contraceptive
Technology
Update (CTU)
Evaluasi Pengelola Program Kesehatan
Reproduksi Tingkat Nasional
Orientasi Pemantapan KB PP dan PK
dalam Peningkatan KB MKJP
LANJUTAN………
KEGIATAN KESEHATAN REPRODUKSI
2014
(DIPA 2014)
7. Workshop Life Cycle Kesehatan Reproduksi
8. Intensifikasi KB IUD Plus Pap Smear/IVA
dalam rangka Peningkatan KB MKJP
9. Promosi Kesehatan
Reproduksi Melalui
Indonesia Rap Competition (INAR-C)
10. Lomba KB PP dan PK Rumah Sakit Tipe B, C
dan D atau Setara
11. Promosi Kesehatan
Reproduksi Melalui
PERSI AWARD
TERIMA
KASIH
REPRODUKSI DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
dr. Wicaksono, M.Kes.
Direktur Kesehatan Reproduksi
Jambi, 10-11 Maret 2014
PENDAHULUAN
OInternational
Conference on
Population and Development
(ICPD) di Cairo tahun 1994 :
KB
yang terjangkau secara universal pada tahun 2015 sebagai
bagian dari pendekatan kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi
KESPRO DAN MDG’S
O Millenium Development Goals (MDGs)
O Tujuan 4 :
Menurunkan Angka Kematian Anak
O Tujuan 5 terdiri dari target 5a dan 5b :
Penurunan angka kematian ibu untuk mewujudkan
akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun
2015
O Tujuan 6 :
Memerangi HIV dan AIDS, TBC, malaria dan penyakit
menular lainnya
KELUARGA BERENCANA
(Pasal 20 -21 UU 52/2009 ttg PKPK )
O Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
keluarga berkualitas, Pemerintah menetapkan kebijakan
keluarga berencana melalui penyelenggaraan program
keluarga berencana. (Pasal 20)
O Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 dilaksanakan untuk membantu calon
atau pasangan suami istri dalam mengambil keputusan
dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung
jawab tentang:
a. usia ideal perkawinan;
b. usia ideal untuk melahirkan;
c. jumlah ideal anak;
d. jarak ideal kelahiran anak; dan
e. penyuluhan kesehatan reproduksi
PENDEWASAAN USIA KEHAMILAN
Pendewasaan usia kehamilan
menurunkan kejadian stunting,
bayi berat lahir rendah dan
angka kematian bayi
VISI DAN MISI
DIREKTORAT KESEHATAN REPRODUKSI
VISI
Seluruh keluarga terbebas dari
masalah
kesehatan
reproduksi
tahun 2015.
MISI
Meningkatkan akses dan kualitas
informasi,
promosi
dan
KIP/Konseling Kelangsungan Hidup
Ibu, Bayi dan Anak, pencegahan
IMS, HIV dan AIDS, kanker alat
TUJUAN
Untuk
meningkatkan
kualitas
hidup keluarga (ibu, bayi dan
anak), bebas dari PMS, HIV/AIDS
dan
Kanker
Alat
Reproduksi
dalam
upaya
mewujudkan
keluarga kecil bahagia sejahtera.
SASARAN
Meningkatkan
pengetahuan,
sikap
dan
perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) KHIBA
dan PMKR
Meningkatkan komitmen stakeholders yang
melaksanakan promosi dan konseling KHIBA
dan PMKR (PROV, KAB/KOTA, RS, KLINIK KB)
Meningkatkan peran serta mitra kerja yang
melaksanakan
Kegiatan
promosi
dan
konseling KHIBA dan PMKR (PERSI, IDI, IBI,
KPAD, YKI Cabang)
KEBIJAKAN KESPRO
Meningkatkan jumlah akseptor KB khususnya MKJP KB
PP - PK
Peningkatan Pelayanan KB Rumah Sakit (PKBRS) di
seluruh rumah sakit pemerintah dan swasta
Pengaturan
kehamilan
dengan
pilihan
metode
kontrasepsi
Mengurangi kehamilan berisiko tinggi dengan promosi
Hindari
4 Terlalu
Sosialisasi Metode Amenore Laktasi dan menyediakan
Pojok ASI di tempat kerja
Menekan angka penularan PMS, HIV dan AIDS pada
PUS, dengan menggunakan kondom (dual proteksi)
Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim pada PUS
terintegrasi dengan pemasangan IUD dan Implant pada
moment tertentu
Medis Teknis CTU dan Kembalinya Kesuburan Pasca
Penggunaan Alat Kontrasepsi.
Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi yang
saat ini menjadi garapan Ditkespro BKKBN, meliputi
:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi
Saluran Reproduksi ( ISR ), termasuk PMS-HIV /
AIDS
4. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
Sekunder
5. Pencegahan kanker serviks, dan Kanker
Payudara.
MELALUI KEGIATAN PROMOSI DAN
KONSELING
PENGEMBANGAN KONSEP
KESPRO
O Kesehatan
Reproduksi
akan
dikembangkan menjadi lebih besar
dalam
RPJMN
2015-2019.
Karena
cakupan program Kesehatan Reproduksi
yang memasuki segala aspek kehidupan
manusia dalam semua siklus hidupnya
(Life Cycle of Reproductive Health)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PERMASALAHAN DAN
TANTANGAN
Tingginya angka unmet need
Tingginya angka kelahiran dan keguguran per
tahun
Rendahnya
ibu
Pascapersalinan
dan
Pascakeguguran
yang
menggunakan
kontrasepsi
Belum semua pengambil kebijakan dan provider
RS memiliki komitmen yang sama tentang
pelayanan KB di RS, khususnya KB PP dan PK
Masih rendahnya pemberian ASI Eksklusif 6
bulan
Masih tingginya angka kehamilan beresiko
Sebagian
masyarakat
belum
menerima
sosialisasi kondom sebagai pencegahan HIV dan
AIDS
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat ttg
KEGIATAN
KESEHATAN
REPRODUKSI
O MENINGKATKAN
KELANGSUNGAN
HIDUP
IBU BAYI DAN ANAK
O PENCEGAHAN PMS, HIV DAN
AIDS
O PENCEGAHAN KANKER LEHER
RAHIM
DAN PENANGGULANGAN
INFERTILITAS
MENINGKATKAN
KELANGSUNGAN HIDUP
IBU BAYI DAN ANAK
120.0
97.4
100.0
Kematian Neonatal, Bayi,
Balita
SDKI 1991-2012
Neonatal Mortality
Post-neonatal Mortality
Infant Mortality
Under-five Mortality
Per 1000 LH
81.3
80.0
67.8
60.0
57.0
58.2
45.7
36.1
40.0
31.7
30.4
26.5
23.9
21.8
20.0
0.0
1991
1994
1997
Tahun Survei
46.0
44.0
35.0
34.0
40.0
32.0
20.0
15.0
19.0
15.0
19.0
13.0
2002
2007
2012
PENYEBAB TIDAK LANGSUNG
KEMATIAN IBU
4 TERLALU :
1. Terlalu Muda Melahirkan (35 Tahun)
3. Terlalu Dekat Jarak Melahirkan (2 Anak)
PILIHAN KONTRASEPSI PASCAPERSALINAN DAN
PASCAKEGUGURAN
(sumber : HTA KB Periode Menyusui, Depkes 2010 dan Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi
(BP3K) Edisi 3 Tahun 2011)
Waktu Menggunakan
KONTRASEP
NO
SI
Pasca Persalinan
Pasca Keguguran
1.
MOW
• Dilakukan dalam 48 jam
atau 6 minggu pasca
persalinan
2.
MOP
•
3.
IUD/AKDR
• Dapat dipasang langsung
pascaplacenta (dalam 10
menit setelah plasenta
lahir), sewaktu seksio
sesarea atau dalam 48 jam
pasca persalinan
• Bila tidak, dipasang
setelah 4 minggu pasca
persalinan
• Trimester I : Dapat segera
dipasang jika tidak ada
infeksi
• Trimester II : Tunda
pemasangan 4-6 minggu
pascakeguguran, kecuali
jika tersedia tenaga terlatih
• Dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan
yang telah memiliki
kompetensi
teknis/terlatih
4.
Implant
• Setelah 4 minggu pasca
persalinan atau dapat
dipasang segera apabila
memiliki keterbatasan
akses terhadap pelayanan
KB
• Dapat segera dipasang
• Dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan
yang telah memiliki
kompetensi
teknis/terlatih
• Bisa dipakai untuk ibu
menyusui
Setiap waktu
Tubektomi dapat langsung
dikerjakan kecuali jika ada
perdarahan atau infeksi
Minilaparotomi sesudah
keguguran Trimester I : hari
ke 6 – 13 siklus menstruasi
Sesudah keguguran
Trimester II sama dengan
prosedur pasca persalinan
KETERANGAN
•
Setiap waktu
• MOW Dilakukan di
Rumah Sakit
• MOP dilakukan di
Fasyankes yang
memiliki tenaga
terlatih
PENCEGAHAN PMS, HIV DAN
AIDS
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PENANGGULANGAN AIDS
PANITIA NASIONAL PENANGGULANGAN AIDS – 1987
(Dibentuk oleh DEPKES)
KOMITE NASIONAL PENANGGULANGAN AIDS
( KEPRES 34/1994 )
KEPMENKO KESRA NO 8 DAN 9 TAHUN 1994 Menyusun kebijakan
nasional pencegahan, pelayanan, pemantauan, pengendalian, penyuluhan
bahaya HIV dan AIDS di Indonesia secara terpadu dengan titik berat
kegiatan pada PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA.
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional )
meluncurkan “GERAKAN NASIONAL KELUARGA SEJAHTERA
SADAR HIV-AIDS”.
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional )
Kepres 4/2013, mendapat tugas untuk melakukan penetapan
kebijakan dan pelaksanaan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, yang diantaranya adalah upaya Promosi Pencegahan
Penyebaran Virus HIV – AIDS dan PMS melalui penguatan
Ketahanan Keluarga.
PENGUATAN PERAN PENYULUH KB , IMPLEMENTASI , DAN
POKTAN dalam
“GERAKAN NASIONAL KELUARGA SEJAHTERA SADAR HIVAIDS”.
Mengambil tanggung jawab dalam
membantu masyarakat melaksanakan
kampanye
Muncul partisipasi masyarakat yang ikhlas
dan mandiri dalam ”GERAKAN NASIONAL
KELUARGA SEJAHTERA SADAR HIV-AIDS”.
PENINGKATAN KB PRIA KONDOM
• KIE penggunaan kondom “dual
proteksi”.
Niat utama pemasaran Kondom melalui
jalur program KB pada intinya adalah
untuk mengatur kehamilan, bersamaan
dengan itu ada manfaat tambahan, yaitu
secara medis penggunaan kondom bisa
memutus mata rantai penularan HIV dan
AIDS.
• Penyediaan sarana kondom
Kasus AIDS Menurut Pekerjaan di
Indonesia
Sampai Juni 2013
AIDS TERUS MENINGKAT
•2007 = 2.947 kasus
•2008 = 4.969 kasus
•2009
=19.973 kasus
•2010 = 24.131 kasus
•2011 = 21.031 kasus
•2012 = 21.511 kasus
•April- Juni 2013 10.210 kasus
Kumulatif infeksi HIV sampai Juni
2013 108.600 kasus
JUMLAH PENGIDAP
HIV DAN AIDS DI INDONESIA
AIDS
HIV positif
43.667 kasus
108.600
kasus
Sumber data : Kemenkes,
Data sampai Juni 2013
30
PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM
DAN
PENANGGULANGAN INFERTILITAS
PROGRAM PENCEGAHAN KANKER ALAT
REPRODUKSI DAN PENANGGULANGAN
INFERTILITAS
O Promosi dan konseling deteksi dini
pencegahan kanker leher rahim/ serviks
O Integrasi pelayanan kontrasepsi IUD dan
Implan dengan deteksi dini kanker leher
rahim Pap-Smear
O Promosi dan konseling deteksi dini
pencegahan kanker payudara
O Sosialisasi SADARI
O Promosi dan konseling kembalinya
kesuburan pasca penggunaan kontrasepsi
Hasil Kegiatan Pemasangan IUD Plus Pap Smear/IVA2013
PUS YG
MELAKUKAN
JUM
PUS
TARGET
2%
PUS IUD
TARGE
T 2%
883.350
33.334
14.230
-
-
-
-
SUMUT
2.317.450
92.698
165.080
6.603
83
-
83
3
DKI
1.695.150
67.806
290.920
11.637
93
-
93
4.
RIAU
1.062.950
42.518
54.540
2.182
201
-
201
5
KEPRI
13.930
557
-
-
-
6.
JAMBI
7.
NO
PROVINS
I
1.
NAD
2
314.800
12.582
PAP
SMEA
R
IVA
JUMLAH
581.500
23.260
33.640
1.346
365
-
365
SUMSEL
1.406.050
56.242
48.390
1.936
369
-
369
8.
LAMPUNG
1.504.650
60.186
149.910
5.996
170
-
170
9.
BABEL
225.400
9.016
33
-
33
10
JABAR
8.364.900
334.596
761.520
30.641
2.365
-
2.365
11.
JATENG
6.169.300
246.772
490.240
19.610
461
482
943
595.450
23.818
11.880
475
525
-
525
12
DIY
7.440
298
Kerja sama (MoU) antara
BKKBN dan Yayasan Kanker
Indonesia (YKI)
No. 75/HK-101/E4/2010
dan
No. 069/
SEK/YKI/II/2010
KEGIATAN KESEHATAN REPRODUKSI
2014
1.
2.
3.
4.
5.
(DIPA 2014)
Intensifikasi klinik KB dalam program
Kesehatan Reproduksi di 10 Provinsi
Penyangga Utama
Capacity
Building
Bagi
Pengelola
Program Kesehatan Reproduksi Tingkat
Nasional
Seminar
Contraceptive
Technology
Update (CTU)
Evaluasi Pengelola Program Kesehatan
Reproduksi Tingkat Nasional
Orientasi Pemantapan KB PP dan PK
dalam Peningkatan KB MKJP
LANJUTAN………
KEGIATAN KESEHATAN REPRODUKSI
2014
(DIPA 2014)
7. Workshop Life Cycle Kesehatan Reproduksi
8. Intensifikasi KB IUD Plus Pap Smear/IVA
dalam rangka Peningkatan KB MKJP
9. Promosi Kesehatan
Reproduksi Melalui
Indonesia Rap Competition (INAR-C)
10. Lomba KB PP dan PK Rumah Sakit Tipe B, C
dan D atau Setara
11. Promosi Kesehatan
Reproduksi Melalui
PERSI AWARD
TERIMA
KASIH