TANTANGAN DAN SOLUSI PENDIDIKAN TINGGI Y

1

TANTANGAN DAN SOLUSI PENDIDIKAN TINGGI YANG BERDAYA SAING DALAM
MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN

Oleh :

Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed
Dosen Universitas Muhammadiyah Metro

Disampaikan dalam
Seminar Ilmiah Rangkaian Milad dan Wisuda UM Metro
15 November 2014

2

DAFTAR ISI
1. Penduluan
II. Kajian Teoritik dan Metodologi
III. Permasalahan dan Tantangan
IV. Pembahasan dan Solusi

V. Peran Pemerintah dan Perguruan Tinggi
VI. Penutup

TANTANGAN DAN HARAPAN PENDIDIKAN TINGGI YANG BERDAYA SAING
DALAM MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN
M. Ihsan Dacholfany 1
1

Dosen Pascasarjana UM Metro dan STAIN Metro Jl.Ki hajar Dewantara Metro, STAIS Lan Taburoo

3

ABSTRAK
Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean 2015 dan pasar bebas Asia
Pasifik,

membuat

menyongsongnya,


setiap
tidak

negara
terkecuali

harus

menyiapkan

Indonesia.

Maka

diri

untuk

seharusnya


masyarakat dan bangsa Indonesia mampu untuk bersaing di kawasan
ASEAN. Dengan didukung jumlah penduduk yang besar dan kekayaan
alam yang melimpah, maka salah satu tantangan besar dunia pendidikan
nasional di Indonesia adalah menanamkan kesadaran kolektif sebagai
bangsa yang perlu berjuang keras untuk mencapai cita-cita dan kemajuan
serta mengejar ketertinggalannya dari Negara-negara lain dalam banyak
aspek. Salah satu aspek penting yang perlu disiapkan dengan cepat
bangsa ini adalah Sumber Data Manusia yang berkualitas, Profesional
dan kompeten. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang
berkualitas dapat dilakukan melalui berbagai macam cara di anataranya
dibidang

pendidikan,

antara

lain;

memperbaiki


kualitas

sektor

pendidikan, biaya pendidikan yang murah, penambahan sarana prasarana,
pemberian beasiswa pendidikan untuk kesempatan mendapatkan
pendidikan,

peningkatkan skill dan tekhnologi dan disertai dengan

pembekalan mental kewirausahaan secara dini serta mendidik pribadi
karakter jujur, amanah dan tanggung jawab diharapkan kelak,

akan

mampu meningkatkan daya saing negara Indonesia di kawasan
perdagangan bebas ASEAN dan negara pendukung anggota ASEAN
lainnya,

maka perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan


diharapkan dapat membuat Indonesia lebih kompetitif dalam persaingan
perdagangan dunia.
Kata Kunci : tantangan, harapan, Pendidikan tinggi, Pasar bebas Asean

1. PENDAHULUAN

4

Kesadaran tentang urgennya sistem pendidikan nasional Indonesia yang kuat dan
bermutu dalam rangka menopang kemajuan bangsa maka Indonesia harus segera fokus untuk
melawan tantangan dalam merealisasikan dan mempercepat peningkatan mutu pendidikan agar
tidak semakin tertinggal dari negara lain dengan cara mempercepat perbaikan sistem
pendidikannya dan sumber daya manusia yang berkemajuan. Oleh sebab itu, Indonesia harus
segera memberi perhatian serius untuk meciptakan pendidikan di semua jenjang agar memiliki
harapan sehingga memiliki kualitas dan dapat diarahkan untuk mendukung kemajuan dan
kesejahteraan bangsa dan setiap generasi berbeda tantangan dan permasalahan yang dihadapi
sebagaiman Ali bin Abi Thalib mengingatkan kita agar : Allimu auladakum ghoiro ma ullimtum
fainnahum khuliku lizamanin ghoiro zamanikum.
AEC (Asean Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Asean 2015 merupakan

bentuk Integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015 dan
seharusnya Negara Asean termasuk Indonesia sudah siap menghadapi Pasar Bebas Asean ini.
Dan pemberlakuan AFTA tinggal beberapa bulan lagi, dengan pemberlakuan AFTA ini maka
negara-negara Asean akan memiliki pasar tunggal yang dinamis dan memiliki daya saing.
Kondisi ini bisa menjadi tantangan dan ancaman, juga bisa menjadi peluang emas 2 dan Pada
akhir tahun 2015 akan menjadi suatu batas tenggat waktu bagi Indonesia untuk memasuki Asean
Economic Community (AEC). Masyarakat ekonomi ASEAN akan membuka batas-batas aturan
mengenai pajak, tarif dan bea untuk barang dan jasa di kawasan Asia Tenggara. Dan hadirnya
Asean Economic Community (AEC) akan berpengaruh tidak hanya pada sektor perdagangan
bebas untuk berbagai produk barang tetapi juga akan berpengaruh terhadap sektor tenaga kerja,
selain itu dengan Asean Economic Community (AEC), berbagai negara di ASEAN akan dengan
bebas bersaing untuk mengisi sektor tenaga kerja di seluruh negara ASEAN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang disepakati oleh 10 negara ASEAN itu
dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan kawasan ekonomi ASEAN yang makmur dan
berdaya saing tinggi. Sebuah kesepakatan yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan
pembangunan ekonomi yang merata yang ditandai dengan menurunnya angka kemiskinan dan
memudarnya perbedaan sosial.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 telah berada di depan mata tentunya menjadi
tantangan dan harapan serta menjadi perhatian semua pihak, bukan hanya pemerintah Indonesia.
2


2014.

Dedi Wahyudi, Seminar: Menyongsong Asean Economic Community, Universitas Bengkulu, 15 Maret

5

Semua pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah menjadi penting untuk menyiapkan
langkah-langkah, termasuk perguruan tinggi perlu melakukan penguatan segala aspek
pendidikan.
Berdasarkan data angkatan kerja Indonesia mencapai 118,17 orang. Sedangkan
pengangguran mencapai 7,15 juta orang.Angkatan kerja Indonesia masih didominasi lulusan SD.
Dari 118,17 juta orang yang bekerja, 55,3 juta orang atau 46,80 persen lulusan SD. Pekerja
lulusan SMP terbanyak kedua sebesar 21,1 juta orang atau 17,82 persen3.
Bagi negara yang memiliki tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan dan kompetensi
yang tinggi, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015

ini akan menjadi peluang untuk

melakukan ekspansi tenaga kerja ke negara ASEAN lainnya. Bagaimana dengan Indonesia,

apakah sebenarnya Pendidikan Tinggi Indonesia sudah mempunyai kesiapan untuk menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, ini merupakan tantangan dan harapan yang lebih maju
dan mundur, apa yang yang harus dilakukan ?
Lembaga pendidikan tinggi Indonesia, khususnya perguruan tinggi swasta, diharapkan
mampu menghasilkan lulusan berdaya saing di kancah Internasional, setidaknya untuk kawasan
ASEAN. Ini diperlukan untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 maka Potensi potensi
anak bangsa Indonesia yang datang dari berbagai lulusan Perguruan Tinggi baik Negeri dan
Swasta seyogyanya menjadi sebuah kekuatan besar yang akan menjadi asset dan investasi utama
negara Indonesia dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 maka
Pendidikan Tinggi tentunya harus mampu menghasilkan lulusan yang siap untuk sukses di dunia
kerja dan mampu membawa perubahan dalam dunia ini dengan kekuatan riset aplikatif yang
dibutuhkan masyarakat dan industri.
Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa adalah suatu keniscayaan.
Melalui pendidikan bermutu dapat dilahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan
berdaya saing sebagai salah satu row input proses pembangunan bangsa. Tanpa pendidikan yang
bermutu tidak mungkin tujuan pembangunan sebuah bangsa dapat terwujud dengan baik.
Pendidikan bermutu dan pembangunan berkualitas bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Dalam konteks bangsa Indonesia, landasan yuridis Undang-Undang Dasar 1945 alinea
keempat menyatakan bahwa “….kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan

3

Badan Pusat Statistik, tenaga kerja pada Februari 2014

6

negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”.
Merujuk kepada petikan pembukaan UUD 1945 tersebut, jelas bahwa salah satu tujuan
pembangunan nasional adalah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi
operasional untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui upaya pembangunan sektor
pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan pilar strategis yang tidak bisa tergantikan
oleh sektor manapun dan sudah menjadi komitmen nasional sejak negara ini berdiri, sehingga isu
pendidikan selalu menarik untuk dikaji dan dikembangkan. Menurut Barizi mengungkapkan
bahwa di era globalisasi ini, pendidikan masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam
komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) 4.
Maka dari itu, dalam makalah ini penulis akan meneliti dan mengkaji bagaimana
permasalahan dan persiapan Bangsa Indonesia dalammenghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
yang akan diberlakukan dalam waktu dekat, tidak ada kata lain kecuali kita semua seluruh

stakeholder mulai dari pusat hingga daerah harus berusaha dan bekerja keras.
II. Kajian Teoritik dan Metodologi
AEC (Asean Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Asean 2015 merupakan
bentuk Integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015. Sebagai
acuan oleh seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen AEC, telah
disepakati AEC Blueprint yang ditandatangani para pemimpin ASEAN pada bulan November
2007 di Singapura.
Dengan pemberlakuan Asean Free Trade Area (AFTA) atau Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) 2015 maka negara-negara Asean akan memiliki pasar tunggal yang dinamis dan memiliki
daya saing. Kondisi ini bisa menjadi ancaman, juga bisa menjadi peluang emas bagi bangsa
Indonesia. Terlepas dari siap atau tidak, Indonesia akan segera menghadapi era persaingan bebas
pada 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), begitu zaman menyebutnya. Sebuah era
dimana aliran barang, jasa, dan investasi akan terbuka untuk segenap penduduk negara-negara
yang melingkupinya. Dari itu, MEA atau disebut juga dengan ASEAN Economic Community
4

Barizi A, Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009, h.129

7


(AEC), menjadi sebuah agenda penting yang tidak hanya menuntut perhatian, tapi sekaligus
kesadaran semua pihak untuk segera menyiapkan diri dari gempuran kebebasan berekonomi.
Beberapa sektor bidang pekerjaan yang akan banyak di incar oleh tenaga kerja asing disesuaikan
dengan jenis industri yang akan berkembang dan mempunyai prospek yang bagus dalam
perdagangan bebas antar negara ASEAN tersebut. Bidang pekerjaan yang akan banyak menyerap
tenaga kerja di antaranya meliputi: Sektor Informasi dan Tekhnology, Parwisata (Travel,
Perhotelan), Kesehatan, Industri dan Manufaktur, Transportasi (Darat, Laut dan Udara),
Pertanian, Kosultan, Pendidikan, khususnya Training Center, Kelautan, Properti dan Sektor
Pangan dan sektor bisnis lainnya.
Metode Penelitian makalah ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
metode deskriptif analitik dengan variasi studi kasus.Metode deskriptif analitik merupakan
metode penelitian yang menekankan kepada usaha untuk memperoleh informasi mengenai status
atau gejala pada saat penelitian, memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, juga lebih
jauh menerangkan hubungan, serta menarik makna dari suatu masalah yang diinginkan.
Sukmadinata mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang
paling mendasar dan ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia5.
Adapun studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis
data berkenaan dengan sesuatu kasus. Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan
terhadap suatu "kesatuan sistem". Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus umumnya
menghasilkan gambaran yang longitudinal yakni hasil pengumpulan dan analisa kasus dalam
satu jangka waktu. Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu peristiwa ataupun
satu kelompok manusia dan kelompok objek lain-lain yang cukup terbatas, yang dipandang
sebagai satu kesatuan. Sesuai dengan kekhasannya, bahwa pendekatan studi kasus dilakukan
pada objek yang terbatas. Maka persoalan pemilihan sampel yang menggunakan pendekatan
tersebut tidak sama dengan persoalan yang dihadapi oleh penelitian kuantitatif. Sebagai
implikasinya, penelitian yang menggunakan pendekatan studi kasus hasilnya tidak dapat
digeneralisasikan. Oleh karena metode yang digunakannya metode deskriptif dengan variasi
metode studi kasus, maka dalam penelitian ini tidak menggunakan hipotesis yang dirumuskan di
5

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda, 2008, h.72

8

awal untuk diuji kebenarannya, hal ini sesuai dengan yang dungkapkan oleh Arikunto bahwa
pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis. Kalaupun dalam
perjalannnya terdapat hipotesis, ia mencuat sebagai bagian dari upaya untuk membangun dan
mengembangkan teori berdasarkan data lapangan (grounded theory)6.
Pendekatan kualitatif interaktif sengaja dipilih karena penulis menganggap bahwa
karakteristiknya sangat cocok dengan masalah yang menjadi fokus penelitian.
Terdapat beberapa karakteristik pendekatan kualitatif sebagai berikut :
a. Latar alamiah; secara ontologis suatu objek harus dilihat dalam konteksnya yang
alamiah, dan pemisahan anasir-anasirnya akan mengurangi derajat keutuhan dan makna
kesatuan objek itu.
b. Manusia sebagai instrumen; Peneliti menggunakan dirinya sebagai pengumpul data
utama. Benda-benda lain sebagai manusia tidak dapat menjadi instrumen karena
tidak akan mampu memahami dan meyesuaikan diri dengan realitas yang
sesungguhnya.
c. Pemanfaatan pengetahuan non-proporsionak Peneliti naturalistis melegitimasi
penggunaan intuisi, perasaan, firasat dan pengetahuan lain yang tak terbahaskan (tacit
knowledge) selain pengetahuan proporsional (propostional knowledge) karena
pengetahuan jenis pertama itu banyak dipergunakan dalam proses interaksi antara
peneliti dan responden.
d. Metode-metode kualitatif, Peneliti kualitatif memilih metode-metode kualitatif karena
metode-metode inilah yang lebih mudah diadaptasikan dengan realitas yang beragam
dan saling berinteraksi.
e. Sampel purposif; Pemilihan sampel secara purposif atau teoretis disebabkan peneliti
ingin meningkatkan cakupan dan jarak data yang dicari demi mendapatkan realitas yang
berbagai-bagai.
f. Analiais data secara induktif, Metode induktif dipilih ketimbang metode deduktif karena
metode ini lebih memungkinkan peneliti mengidentifikasi realitas yang berbagai-bagai
dilapangan, membuat inteaksi antara peneliti dan responden lebih eksplisit, nampak, dan
mudah dilakukan, serta memungkinkan identifikasi aspek-aspek yang saling
mempengaruhi.
g. Teori dilandaskan pada data di lapangan; Para peneliti naturalistis mencari teori yang
muncul dari data. Mereka tidak berangkat dari teori apriori karena teori ini tidak akan
mampu menjelaskan berbagai temuan (realitas dan nilai) yang akan dihadapi di
lapangan.
h. Desain penelitian mencuat secara alamiah; Para peneliti memilih desain penelitian
muncul, mencuat, mengalir secara bertahap, bukan dibangun di awal penelitian. Desain
yang muncul merupakan akibat dari fungsi interaksi antara peneliti dan responden.
i. Hasil penelitian berdasarkan negosiasi; Para peneliti naturalistik ingin melakukan
negosiasi dengan responden untuk memahami makna dan interpretasi mereka ihwal data
yang memang di peroleh dari mereka.

6

Ibid, h.68

9

j.

Cara pelaporan kasus; Gaya pelaporan ini lebih cocok ketimbang cara pelaporan
saintifik yang lazim pada penelitian kuantitatif, sebab pelaporan kasus lebih mudah
diadaptasikan terhadap deskripsi realitas di lapangan yang dihadapi para peneliti.
k. Interpretasi idiograflk; Data yang terkumpul termasuk kesimpulannya akan diberi tafsir
secara idiograflk, yaitu secara kasus, khusus, dan kontekstual. tidak secara nomotetis,
yakni berdasarkan hukum-hukum generalisasi.
l. Aplikasi tentatif; Peneliti kualitatif kurang berminat (ragu-ragu) untuk membuat klaimklaim aplikasi besar dari temuannya karena realitas yang dihadapinya bermacammacam.
m. Batas penelitian ditentukan fokus; Ranah teritorial penelitian kualitatif sangat
ditentukan oleh fokus penelitian yang memang mencuat ke permukaan. Fokus demikian
memungkinkan interaksi lebih mantap antara peneliti dan responden pada konteks
tertentu.
n. Keterpercayaan dengan kriteria khusus; Istilah-istilah seperti internal validity, external
validity, reliability dan objectivity kedengaran asing bagi para peneliti naturalistik,
karena memang bertentangan dengan aksioma-aksioma naturalistik. Keempat istilah
tersebut dalam panelitian naturalistik diganti dengan credibility, transfer ability,
dependability, dan conjirmability."7
111. Permasalahan
1. Apa tantangan bagi perguruan tinggi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 ?
2. Apa harapan dalam menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 ?
3. Peran pemerintah dan perguruan tinggi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 ?
IV. Pembahasan
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Bangsa Indonesia harus optimis
dan justru harus dijadikan momentum dan peluang emas untuk membangkitkan dan memajukan
berbagai sektor pembangunan infrastruktur, memajukan ekonomi, keamanan, pendidikan dan
sosial budaya, dalam menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Indonesia harus
mampu bersaing dengan negara lainnya dengan harapan agar mampu memanfaatkan peluang
terutama dengan menyiapkan lulusan yang siap mengisi pasar kerja di kawasan ASEAN. Maka
Perguruan Tinggi perlu melakukan revitalisasi diri dan seharusnya mampu berdiri di garda
depan dan harus terus memacu diri untuk pengembangan pendidikan di tanah air yang tentunya
diharapkan memiliki perguruan tingginya yang berkualitas dan berdaya saing dalam
menyungsong Pasar Bebas Asean.

7

Ibid, h.73

10

1. Tantangan bagi perguruan tinggi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN atau
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015?
a. Tantangan utama bagi bangsa Indonesia adalah terbatasnya akses pendidikan tinggi.
b. Adanya kemudahan untuk bekerja ke negara sesama anggota ASEAN dan adanya
kemudahan dalam pengurusan visa kerja.
c. Kurangnya penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi
d. Sumber daya manusia (SDM) yang belum mumpuni.
e. Tingginya tuntutan persaingan sumber daya manusia.
2. Solusi bagi perguruan tinggi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN (AFTA) 2015 atau
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 ?
a. Permasalahan utama bagi bangsa Indonesia adalah dengan

rendahnya tingkat

pendidikan tenaga kerja Indonesia disebabkan kepada terbatasnya akses pendidikan
tinggi dan

mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, maka solusi memberikan

jaminan pendidikan dan sangatlah wajar jika ada ide Jaminan Pendidikan Nasional
(Jamdiknas),

yang

menuntut

pemerintah

Indonesia

untuk

memberikan

penyelenggaraan jaminan pendidikan gratis dan berkualitas hingga sarjana (S1)
kepada seluruh anak Indonesia.8 dan argumen tersebut bahwa jika alokasi anggaran
pendidikan nasional yang mencapai Rp 371 trilyun ditambah APBD dan alih subsidi
BBM maka alokasi anggaran tersebut dianggap cukup untuk menyelenggarakan
Jamdiknas 9 .
b. Dengan adanya kemudahan untuk bekerja ke negara sesama anggota ASEAN Ini
merupakan tantangan bagi Indonesia khususnya perguruan tinggi yang belum mapan
sebab akan terjadi persaingan tenaga kerja, maka perguruan tinggi harus menyiapkan
sumber daya manusia atau alumni yang memiliki keilmuan, kompeten, profesional
dan memiliki skill yang handal sesuai dengan kebutuhan.
c. Bahasa, alumni pendidikan tinggi belum mampu secara maksimal dalam penguasaan
bahasa Internasional atau Asean yaitu bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dalam
menghadapi Pasar bebas Asean walaupun sudah diajarkan mulai dari pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi bahkan ada kursusnya, namun minat dan kemampuan
8
9

Republika, 28 April 2014
Antara News, 30 April 2014

11

generasi masih kurang untuk berusaha menguasai bahasa Inggris hal ini

bukan

bermaksud “membunuh” eksistensi bahasa Indonesia, akan tetapi pada saat ini bahasa
Inggris sangat instrumental untuk meningkatkan mutu pendidikan 10, maka Pendidikan
Tinggi dituntut agar mahasiswa dan alumninya memililki kemampuan berbahasa
dengan memberikan pelayanan berupa sarana prasarana, aturan, materi ajar yang
memadai khususnya dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris sebagai
bahasa Internasional dan diakui oleh Negara Asean.
d. Pendidikan Tinggi harus mempersiapkan Sumber daya manusia (SDM) yang
mumpuni sebagai tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan dan kompetensi yang
tinggi, sebenarnya Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ini akan
menjadi peluang untuk melakukan ekspansi tenaga kerja ke negara ASEAN lainnya,
maka peran Sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan dalam menghasilkan
produk yang berkualitas. SDM menjadi satu sektor jasa yang menjadi objek dalam
pasar tunggal ASEAN. Tenaga kerja ahli dan terampil akan memperoleh akses bebas
mencari dan memasuki lapangan kerja dalam kawasan negara-negara ASEAN. Oleh
Sebab itu, perlu upaya yang sistematis dilakukan oleh pendidikan tinggi untuk
meningkatkan kualitas SDM baik dalam bentuk hard skill maupun soft skill11
e. Pendidikan Tinggi seharusnya sadar bahwa

tuntutan persaingan sumber daya

manusia maka langkah yang dilakukan adalah bukan sekedar sosialisasi, namun lebih
diharapkan untuk memetakan persoalan yang menyebabkan rendahnya daya saing
dan langkah antisipatif mengatasinya sehingga SDM dari perguruan tinggi betul-betul
dapat memenuhi kebutuhan bagi negara ASEAN.
3. Peran Pemerintah dan Perguruan Tinggi
1. Peran Pemerintah Indonesia melalui Perguruan Tinggi hendaknya mempersiapkan segala

hal dalam menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 atau Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) 2015 antara lain :
10

M. Ihsan Dacholfany, 2013, Prosiding : Seminar Nasional, Peran Perguruan Tinggi dalam Tajdid Ilmu
dan Peradaban : Revitalisasi Perguruang Tinggi Dalam membangun Ilmu dan Peradaban, h.57.
11
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com, Wibowo dan Asmaul Husna, Komunitas Demokrasi
Aceh Utara (KDAU), 2014

12
a.

Indonesia harus segera bangkit dan berkemas untuk menyongsong era kebebasan
MEA. Peningkatan kualitas harus segera ditingkatkan di berbagai lini, baik jasa
maupun produksi dengan menyiapkan produk dan sumber daya manusia (SDM) yang

b.

berdaya saing tinggi dengan memiliki kompetensi tersertifikasi dan professional.
Indonesia tidak boleh hanya terpaku pada kekayaan alam yang dimilikinya. Karena
di pasar bebas, inovasi dan produktivitas lebih menuntut untuk dikembangkan
daripada hanya sekadar membanggakan kekayaan alam tapi tidak mengolahnya
dengan bijaksana maka perlu manajer yang professional dan mempunyai tata kelola

c.

yang baik dan benar.
Menambah dan memanfaatkan Laboratorium dengan maksimal, seiring dengan
berkembangnya teknologi pengujian, laboratorium juga dituntut untuk memberikan
jaminan mutu pengujian kepada customer, di samping metodenya harus tervalidasi,
terakreditasi ISO 17025:2005, menggunakan teknologi terkini dan laboratorium juga
dituntut untuk mengikuti uji profisiensi secara berkala agar kompetensi laboratorium
dapat terjaga mutunya untuk itulah perlunya peran pemerintah dan perguruan tinggi.
Dengan demikian keselarasan dalam melangkah untuk memberikan sistem jaminan
mutu, antara pihak laboratorium dan pelaku industri harus saling mendukung.
Laboratorium harus dapat memberikan nilai pengujian yang benar dan dapat diterima
atau diakui oleh pasar internasional dan pelaku industri dapat mengontrol mutu

d.

produknya dengan melihat hasil dari nilai pengujian.
Pemerintah dan Perguruan Tinggi diharapkan mampu membuat produk baru dan
mempertahankan Produk Indonesia yang ada

agar

dikemas dengan cara yang

berbeda. Ini menjadi penting dilakukan agar batik, tas etnik Aceh, ataupun kekhasan
e.

lain yang dipunya Indonesia dapat dipertahankan.
Pemerintah bekerjasama dalam usaha peningkatan ilmu pengetahuan, skill dan
teknologi sehingga dapat melahirkan tenaga kerja yang handal dalam menghadapi
perdagangan bebas tersebut, disertai dengan pembekalan mental kewirausahaan
secara dini. Di mana persaingan akan semakin ketat dan tinggi. Perusahaan akan
mencari karyawan atau tenaga kerja yang benar benar bukan hanya berpengalaman,
namun juga akan mencari tenaga kerja yang mempunyai kemampuan yang lengkap

f.

selain dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pekerjaannya.
Perguruan Tinggi diharapkan dapat bekerjasama dengan Pemerintah dalam
meningkatkan sistim pelayanan yang akan memberikan informasi tentang

13

perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara secara berkala dan juga menyediakan
sistim online dan terintegrasi yang dapat mempermudah segala hal yang berkaitan
dengan dunia usaha, pekerjaan, bisnis dan lain lainnya. Sistim online dan terintegrasi
ini yang belum maksimal di miliki oleh negara Indonesia agar informasi yang
berhubungan dengan bisnis di negara tersebut tersedia secara lengkap dan bisa di
akses secara global baik oleh penduduk lokal dan para pengusaha serta investor yang
g.

akan membuka bisnis di negara tersebut12.
Pemerintah sebagai fasilitator dalam kerjasama antar Lembaga Pendidikan Tinggi
seperti studi banding sehingga mampu menularkan dan mentransfer pengalaman
pengelolaannya yang lebih rendah status akreditasinya misalnya sehingga bisa saling
membantu dalam hal manajemen maupun sumber daya manusianya seperti
kekurangan dosen, terbatasnya sarana prasarana, kualitas dosen, rendahnya publikasi

h.

ilmiah, dan sebagainya.
Pemerintah diharapkan agar mempersiapkan pelaku usaha yang tangguh mengglobal
baik kuantitas maupun kualitasnya dengan kurikulum Perguruan yang bermanfaat
dan merubah struktur pendidikan ke arah yang lebih profesional berikut akses
pendukung lainnya, seperti infrastruktur dasar maupun infrastruktur strategis serta

i.

membentuk prilaku pasar yang berkearifan lokal.
Pemerintah memberikan kesempatan kepada Pendidikan Tinggi untuk mengolah
pendidikan atau program studi yang sangat berorientasi pada dunia kerja.
Pembelajaran yang dikembangkan dari setiap program dan jenjang harus juga
terintegrasi dengan dunia kerja yang berkaitan sehingga perguruan Tinggi dapat

j.

mengembangkan kolaborasi dengan banyak industri dengan banyak model.
Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta
secara bertahap meningkatkan program beasiswa dalam pengiriman mahasiswa ke
luar negeri dengan memiliki target capaian penambahan jumlah magister dan doktor
secara nasional mampun Internasional.

Adapun Menurut Adhe Nuansa Wibisono13 Hal mendasar yang harus diprioritaskan oleh
pemerintah Indonesia ke depan dalam menyambut pasar bebas ASEAN 2015 adalah mengubah
orientasi pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia. Beberapa langkah yang dirasa
12

http://www.mom.gov.sg dan http://www.enterpriseone.gov.sg

13

Peneliti ASEAN di The Habibie Center

14

perlu dilakukan Indonesia adalah Pemerintah dalam waktu 5 tahun ke depan harus memberikan
perhatian terhadap peningkatan kualifikasi pendidikan tenaga kerjanya yang sebagian besar
terdiri dari lulusan sekolah dasar agar minimal dapat menjadi lulusan sekolah menengah. Ini
mendesak dilakukan agar pekerja Indonesia dapat bertahan menghadapi pasar bebas ASEAN ke
depannya dan Pemerintah diharapkan dapat memberantas gejala korupsi sistemik yang terjadi
khususnya dalam sektor pendidikan. Anggaran pendidikan yang berjumlah sebesar Rp 371
trilyun, jika tidak tergerus oleh bancakan para koruptor tentu akan menjadi modal utama
pemerintah dalam menjalankan program-program pendidikan serta diharapkan Indonesia secara
bertahap melakukan reformasi kebijakan pendidikan yang kemudian dapat mendukung ide
penyelenggaraan pendidikan gratis hingga tingkat perguruan tinggi. Penataan ulang pos anggaran
secara efektif dan efisien seperti yang dilakukan Finlandia diharapkan dapat mewujudkan ide
tersebut.
Sedangkan A. Malik Fajar mengatakan bahwa dalam meningkatkan kualitas pendidikan
di perguruan tinggi haruslah dimulai dengan cara membangun kepercayaan / image / citra baik
dosen maupun karyawannya kepada masyarakat, adanya tata kelola institusi yang disiplin,
tranfaran dan accountable serta pemimpin yang profesional 14.
Selain di atas, menurut penulis Tidak kalah pentingnya adalah diharapkan Pemerintah
melalui Perguruan Tinggi berusaha menciptakan sumber daya manusia yang memiliki karakter
jujur, bertanggung jawab, tidak bermental korupsi, siap barsaing baik dalam skala nasional
maupun internasional. Karena keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia akan bertitik tolak
dari pribadi karakter yang bersih, jujur, dan bertanggung jawab.
V. Penutup
Berbagai informasi pasar bebas ASEAN 2015 sudah banyak diberitakan di berbagai
media, namun secara khusus informasi bagaimana mempersiapkan dan merencanakan dalam
menghadapi perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara tersebut tidak banyak didapatkan oleh
masyarakat, pihak swasta dan pihak pihak yang memerlukan informasi lengkap mengenai
bagaimana mempersiapkan pasar bebas ASEAN 2015 atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
2015? dengan perencanaan perencanaan yang matang, terutama bagaimana mengatasi masalah
dan menangkap peluang besarnya market dalam pasar bebas Asean tersebut.
14

Acara Silaturahmi Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Kampus Muhammdiyah Prensewu Lampung, 6
November 2014

15

Peran pemerintah harus membantu dana, sarana prasarana dan memberikan beasiswa
kepada perguruan tinggi

untuk mendukung kuantitas dan kualitas pendidikan. Selain itu,

pemerintah juga perlu mendorong serta mempermudah supaya kemitraan di antara institusi
pendidikan di dalam negeri dan luar negeri bisa terjalin dengan baik guna mendukung kemajuan
sistem pendidikan Indonesia.
Dalam menyambut atau menyongsong pasar bebas ASEAN 2015. Indonesia

harus

optimis dan bisa dijadikan momentum dan peluang emas untuk membangkitkan dan memajukan
berbagai sektor khususnya pendidikan maka Perguruan tinggi mempunyai peran paling strategis
dalam menentukan pembangunan dan kemajuan bangsa dengan segera mengaktifkan sinergi
dalam satu kesatuan, visi, misi dan tujuan bersama dalam menghadapi persaingan menyonsong
Pasar Bebas Asean.

DAFTAR PUSTAKA
\
Barizi A, 2009, Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Nana Syaodih, 2008, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Republika, 28 April 2014
Antara News, 30 April 2014
http://www.mom.gov.sg dan http://www.enterpriseone.gov.sg
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com, Wibowo dan Asmaul Husna, Komunitas
Demokrasi Aceh Utara (KDAU), 2014
M. Ihsan Dacholfany, 2013, Prosiding : Seminar Nasional, Peran Perguruan Tinggi dalam
Tajdid Ilmu dan Peradaban : Revitalisasi Perguruang Tinggi Dalam membangun Ilmu dan
Peradaban, Universitas Muhammadiyah metro

16

PERSOANAL DATA
Nama

: Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed

Sex

: Male

NIDN

:

0202048301

Place / Date of Birth : Palembang, July, 29th, 1975
Adress

: Jl. Ahmad Yani No. 162, Rt: 034 Rw : 016 Kota Metro Lampung.

Religion

: Moslem

Hp

: 0812-130-22488, ......

Email

: mihsandacholfany@yahoo.com

Formal Education

:
o Doctoral of Manajement of Education, UNINUS Bandung
o

Master of Islamic Education, National Malaysia

o

Islamic Economic at University of Indonesia and Islamic
Education, IPRIJA Jakarta

o

Senior High School , Islamic College Darussalam Gontor ,
Ponorogo, East Java and Madrasatul Qur”an Jombang and Baitul
Arqom Jember.

o

Junior High School, Bina Warga Palembang

o

Elementry, SDN 108-186 Palembang

17

Working Experince :


Teacher Islamic College Darussalam Gontor , Ponorogo, East
Java



Teacher Islamic College Husnayain Jakarta



Teacher at STM Giri Kencana, SMK Tunas Islam, SMA Perguruan
Nasional, SMA Al-Ma’ruf.



Lecturer at Tunas Islam, AMIK Yapri, IPRIJA, Ibnu Chaldun,
Yappan, STAI-STMIK Bani Saleh, Panca Sakti, Ganesha, AlGhrobaa, IMNI, YAPPAN, STID M.Natsir, STAI Binamadani,
STAIS Lan Taburoo, Universitiy Muhammadiyah Metro, STAIN
Jurai Siwo.

Publication

:
 “Analisis Pemikiran Syed Ali Ashraf Tentang Masalah Pendidikan”
(ISSN: 1693-247X, Vol. 3, No. 1, Juli-Agust 2005, IPRIJA Jakarta.
 “Sistem dan Pendidikan Menurut Menurut Ibnu Sina”
ISSN: 2086-7875, Vol. 1, No. 01, 2010 M, Bani Saleh Bekasi.
 “Manajemen Mutu Pendidikan dan Kepemimpinan Pendidikan”
ISSN: 1979-9004, Jan-Maret 2010, PPs UNINUS BANDUNG
 “Pendekatan Mempelajari Agama”
ISSN: 0853-6295, , No. 01, Jan-Juli 2010, Al-Ghurobaa. Jakarta
 “Manajemen Mutu Pembelajaran di lembaga Pendidikan Islam”
ISSN: 1693-0693X, Jul-Des 2010, P3M STAIN Jurai Siwo lampung
 “Tinjauan awal Analisis SWOT Pada Sekolah Kejuruan”
ISSN: 0853-6295, Vol. 14, Juli-Des 2010, Al-Ghurobaa, Jakarta
 “Pendidikan karakter di Pondok Pesantren”
ISSN: 2086-7875, Vol. 1, No. 02, 2011 M, Bani Saleh Bekasi
 “Konsep Masyarakat Madani Dalam Islam “
ISSN:1693-0693X, Jan-Jun 2012, P3M,STAIN Jurai Siwo lampung
 “Guru Bijak: Memahami Psikologi Perkembangan dan BelajarAnak”

18

ISSN: 2087 –7854, Feb 2012 BUMISILAMPARI, L Linggau Sumsel
 “Faktor Kegagalan dan Kunci Sukses dalam Pendidikan”
ISSN:1411-6154, Okt 2012 Koordinat (KopertaisWil I DKI Jakarta)
 “Pengambilan Keputusan Dalam Rangka Menciptakan Inovasi di
Bidang Pendidikan”
ISSN: 1693-9360, Jul-Des 2013, STIT Agus Salim Metro, lampung
Tulisam di Pasca stain dan . stai darussalam belanda belum masuk
Research

:


“Lesson Study sebagai Upaya Peningkatan kualitas Pembelajaran di
madrasah Ibtidaiyah (MI) di kota Metro lampung”
((PAR) -Kol-mad-ng-52-0251 2011 : Dir Pend.Tinggi Islam
Kemenag RI.April /d Nov 2011.

 “Ekspektasi Masyarakat Terhadap Keberadaan Program Studi Agama

Islam dan Program Studi Umum di Perguruan Tinggi Agama Islam
Negeri (PTAIN)” Direktorat Pend.Tinggi Islam Kemenag RI Des s/d
Maret 2011
 Penyusunan Panduan Kurikulum SKI MA Jender
(Direktorat Pend.Tinggi Islam Kemenag RI.'Juni – Des 2010
 Pemberdayaan Komunitas Marjinal (PKM).
(Edukasi bagi Kaum Ibu Marginal Tentang No. PKM/14/2013
(Direktorat Pend.Tinggi Islam Kemenag RI.'Juni – Des 2013.
 Nilai-nilai Pebdidikan karakter (P3M STAIN Metro : A/P3M/10/2014

 Pelanggaran Hukum (Perkawinan dalam Kontruksi Perubahan social
(B/P3M/007/2013)

Organization Experience :


Chief Section ( OPPM - Library) Darussalam Gontor, East java



Presiden of Campus IPRIJA Jakarta



Secretary PII UKM Malaysia



Dean Campus IPRIJA Jakarta



Naib Chief at Bani Saleh Campus, Bekasi



Naib Chief Binamadani Campus, Tangerang

19



Member PII, IMM, HMI.KAMMI.