BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL Kelompok

BENTUK-BENTUK INTERAKSI
SOSIAL
DISUSUN OLEH
C L A R A B E AT R I C E
G I TA FA N N Y R H O U LY S I M A N J U N TA K
M . R I Z KY FA D L A N
N ATA S YA K H A I R A N I
S H A N D Y P R A N ATA
YUPRI MISAEL GINTING

KATA PEMBUKA
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul di kelas ini tanpa
kurang suatu apapun. Kami juga mengucap syukur kepada
Tuhan karena kami dapat menyelesaikan tugas kami mengenai
“Bentuk-bentuk Interaksi Sosial”.
Semoga, apa yang akan kami jelaskan kepada teman-teman
dan guru kami dapat disimak dan berkonsentrasi selama kami
menjelaskan dan juga semoga apa yang kami sampaikan ini
bisa menambah wawasan kita mengenai bentuk-bentuk
interaksi sosial

Binjai, 19 Oktober 2015

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Manusia melakukan interaksi dengan orang lain karena
manusia tidak dapat mencukupi semua kebutuhan
hidupnya. Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan
sosial ada yang berbentuk asosiatif dan disosiatif.
Bentuk interaksi asosiatif adalah interaksi sosial yang
mengarah dalam bentuk kerjasama sebagai sebuah
proses yang terjadi saling pengertian dan kerjasama
timbal balik antara orang perorangan atau kelompok
satu dengan yang lainnya, dimana proses ini
menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama.

Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan sosial
yaitu disosiatif. Disosisatif adalah interaksi sosial yang
mengarah kebentuk perpecahan atau merenggangkan
solidaritas. Beberapa proses disosiatif yaitu
persaingan,kontravensi dan pertentangan. Dalam
pembangunan nasional sangat membutuhkan

terjadinya interaksi yang mengarah pada persatuan
dan kerjasama (Asosiatif). Kita harus selalu menjaga
interaksi yang mendukung pembangunan nasional
dengan selalu melakukan hubungan baik dengan
sesama. Perbedaan adalah kodrat dari Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga kita harus mengelola perbedaan
tersebut menjadi kekuatan.

SIFAT-SIFAT INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial yang terjadi dapat bersifat positif dapat pula bersifat
negatif. Interaksi sosial positif disebut pula sebagai interaksi sosial
asosiatif. Sedangkan interaksi sosial negativf disebut juga interaksi
sosial disosiatif. Interaksi sosial asosiatif mengarah pada persatuan
karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang
terlibat didalamnyamengarah pada persatuan.
Interaksi sosial disosiatif mengarah pada “perpecahan” karena
interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat
didalamnya mengarah pada perpecahan. Dengan demikian terdapat
dua bentuk interaksi sosial yang sifatnya berlawanan,yaitu interaksi
sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.


INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF
Interaksi sosial asosiatif merupakan
interaksi sosial yang mendorong
terciptanya keteraturan sosial, yakni
interaksi yang mengarah pada bentukbentuk asosiasi, seperti kerja sama,
akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
Berikut ini contoh interaksi sosial asosiatif.

KERJASAMA
Kerjasama yaitu bentuk utama dari proses interaksi
sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang
dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk
memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama.
Berbagai bentuk kerjasama dalam berbagai
kehidupan masyarakat. Contoh kerjasama dalam
kegiatan ekonomi berbagai kegiatan produksi,
konsumsi, dan distribusi. Koperasi sekolah, PT, CV,
merupakan contoh kerjasama dalam interaksi
asosiatif.


Ditinjau dari proses pelaksanaannya, kerjasama dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
•Kerukunan yang meliputi gotong royong dan tolong-menolong
•Bergaining, yaitu kerjasama yang dilaksanakan atas dasar
perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua
organisasi atau lebih
•Kooptasi, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan pada suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan
dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
•Koalisi yaitu, kerjasama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau
lebih yang memiliki tujuan yang sama.
•Joint venture, yakni kerjasama saling berpatungan yang
dilaksanakan karana adanya pengusaha proyek-proyek tertentu
Pada hikikatnya kerjasama timbul apabila: orang menyadari bahwa
mereka memmpunyai kepentingan-kepentingan yang sama. Masingmasing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi
kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerjasama.

Berdasarkan bentuk kerjanya, kerja sama
dibagi dalam dalam beberapa macam antara

lain sebagai berikut
•Kerja sama spontan, adalah kerja sama sertamerta
•Kerja sama langsung adalah kerja sama yang
dilakukan dari hasil perintah atasan atau
penguasa
•Kerja sama kontak adalah kerja sama atas
dasar perintah tertentu
•Kerja sama tradisional adalah kerja sama
sebagai bagian antar unsur dalam sistem sosial

AKOMODASI
Akomodasi yaitu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar individu
dan antar kelompok untuk meredakan pertentangan. Salah satu contoh
akomodasi adalah terjadinya kerja paksa di Indonesia pada masa penjajahan
Belanda dan masa penjajahan Jepang. Rakyat Indonesia bersedia melakukan
kerja paksa karena merupakan pilihan paling aman untuk kehidupan mereka.
Sebagai bentuk akomodasi, pemaksaan kehendak oleh individu atau kelompok
terhadap individu atau kelompok lain disebut akomodasi pemaksaan.
Penyelesaian konflik melalui pengadilan seperti sengketa Pulau Sipadan dan
Ligitan antara Indonesia dan Malaysia merupakan jenis akomodasi ajudikasi.

Dalam kehidupan sehari-hari terjadi penyelesaian masalah sengketa melalui
pengadilan. Misalnya masalah rebutan kepemilikan lahan yang diselesaikan di
pengadilan merupakan salah satu bentuk ajudikasi. Ajudikasi merupakan
suatu pengendalian konflik yang diselesaikan dengan cara pengadilan atau
diselesaikan di pengadilan.

Bentuk-bentuk akomodasi, antara lain sebagai berikut.
•Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang terjadi karena adanya
pelaksanaan dan pihak lain yang lebih kuat.
•Kompromi (compromise), yaitu bentuk akomodasi dimana pihak yang mengalami
perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelasian.
• Arbitrasi (arbitration), yaitu bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga
dalam menyelasikan suatu konflik. Dalam hal ini pihak ketiga bersifat netral.
•Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masingmasing.
•Mediasi, yaitu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi, namun
pihak ketiga tidak mempunyai wewenang memutuskan masalah, hanya sebagai
penasihat.
•Konversi (conversion),yaitu suatu konflik apabila salah satu bersedia mengalah
dan mau menerima pendirian piahk lain.
•Kansiliasi,yaitu penyelesain konflik dengan jalan mempertemukan pihak-pihak

yang bertikai dimeja perundingan.
•Ajudikasi,yaitu penyelesain konflik di meja pengadilan.
•Stalemete,yaitu bentuk akomodasi dimana pihak yang berselisih mempunyai
kekuatan seimbang. Keduanya sadar bahwa tidak mungkin maju atau mundur,
sehingga pertentangan antar keduanya akan berhenti pada satu titik.
•Segregasi,yaitu upaya saling menghindar di antara pihak-pihak yang betikai untuk
mengurangi ketegangan.

Pada prinsipnya akomodasi adalah untuk:
•Mengurangi pertentangan antara orangperorangan atau kelompok-kelompok manusia
sebagai akibat perbedaan faham.
•Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk
sementara waktu atau secara temporer.
•Memungkinkan terwujudnya kerjasama antara
kelompok-kelompok sosial yang terpisah sebagai
akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
•Mengusahakan peleburan antar kelompokkelompok sosial yang terpisah, misalnya perkawinan
campuran.

ASIMILASI

Asimilasi yaitu proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga masingmasing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama.
Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok.
Sebagai contoh perkawinan antara orang dari suku Jawa dan suku
Minangkabau. Kedua suku masyarakat tersebut memiliki perbedaan dalam
hal tata cara perkawinan dan berkeluarga. Masyarakat Minangkabau
memiliki tradisi warisan melalui garis ibu, sedangkan masyarakat Jawa
memiliki tradisi warisan keluarga berdasarkan garis ayah. Perkawinan yang
berlangsung antara kedua orang yang berbeda budaya merupakan salah satu
bentuk asimilasi.

Faktor-faktor yang mendorong dan mempermudah proses asimilasi adalah sebagai berikut.
•Toleransi, keterbukaan, saling menghargai dan menerima unsur-unsur kebudayaan
•Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
•Sikap menghargai orang asing dengan kebudayaannya
•Perkawinan campuran dan kelompok yang berbeda kebudayaan (amalgation)
•Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi, antara lain sebagai berikut.
•Kelompok terisolasi atau tersaing
•Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi

•Prasangka negatif terhadap pengaruh budaya baru
•Perasaan primordial bahwa kebudayaan sendiri lebih baik daripada kebudayaan lain
•Perbedaan sangat mencolok seperti ciri-ciri ras, teknologi, dan ekonomi
•Golongan minoritas mengalami gangguan oleh penguasaan
•Perasaan grup yang kuat
Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut:
•Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
•Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan
intensif dalam waktu lama.
•Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing
berubah dan saling menyusaikan diri.

AKULTURASI
Akulturasi yaitu proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.Contoh
akulturasi adalah  Bakpao banyak dijumpai di Indonesia yang memiliki isi berbeda dengan bakpao
di Tionghoa.
Di negara asalnya bakpao lazimnya berisi daging babi tetapi di Indonesia berisi bahan lainnya
seperti seperti daging ayam, sayuran, selai kacang ,kacang azuki, kacang hijau, dan sebagainya,
sesuai selera. Bakpao merupakan contoh bentuk akulturasi dalam kehidupan masyarakat kita

dalam hal makanan.
Contoh akulturasi seni bangunan adalah bangunan menara Masjid Kudus di Jawa Tengah.
Menara Masjid Kudus mirip bangunan candi atau bangunan Bale Kul Kul yang terdapat di Pura
Taman Ayun Bali. Bangunan Menara Masjid Kudus membuktikan kepada generasi masa sekarang
bahwa nenek moyang Indonesia sangat menyukai toleransi. Sunan Kudus mengajarkan agama
Islam dengan tetap menghargai budaya Hindu Buddha yang berkembang pada masa tersebut.

Dalam proses akulturasi, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang
mudah diterima dan sekaligus terdapat unsur-unsur kebudayaan yang
sulit diterima. Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan yang mudah
diterima, meliputi:
•Unsur-unsur kebudayaan yang bersifat material atau kebendaan
•Unsur teknologi ekonomi yang mudah dioperasikan dan secara cepat
dapat dimanfaatkan
•Unsur kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat
•Unsur kebudayaan yang dampaknya tidak begitu mendalam
Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang sukar diterima, antara lain:
•Unsur kebudayaan yang keberadaannya mendasari pola pikir
masyarakat, seperti sistem kepercayaan, sistem falsafah hidup dan
agama

•Unsur kebudayaan yang sudah diterima secara meluas dalam
kehidupan bermasyarakat, seperti sistem kekerabatan, mata
pencaharian, makanan pokok, kebiasaan makan, dan lain sebagainya

PATEMALISME
Patemalisme adalah penguasaan kelompok pendapatang terhadap
kelompok anak negeri. Perekonomian suatu wilayah kadang kala dikuasi
oleh kelompok pendatang, bukan oleh penduduk anak negeri (pribumi).
Kaum pendatang biasanya bertindak sebagai penguasa atau pemilik
modal, sedangkan penduduk pribumi sebagai buruh atau pekerja.
Kondisi ini sudah berakar jauh pada masa penjajahan dimana bangsa
Belanda (sebagai kelompok pendatang) menguasai bangsa Indonesia
(sebagai penduduk pribumi). Penguasaan ini tidak pada bidang ekonomi
ataupun perdagangan, tetapi juga di bidang pertanahan, permodalan,
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Masalah sosial seperti ini
hendaknya cepat diatasi agar tidak muncul kebencian dan konflik
antara kaum pendatang dan warga pribumi (asli).

INTERAKSI SOSIAL DISOSIATIF

Interaksi sosial yang bersifat disosiatif
mengarah kepada bentuk pertentangan
atau konflik yang berwujud persaingan,
kontravensi, pertikaian, dan konflik.
Bentuk-bentuk interaksi sosial disosiatif
terdiri dari persaingan, kontravensi,
pertikaian, dan pertentangan.

PERSAINGAN
Persaingan merupakan bentuk interaksi disosiatif yang banyak kita
temukan di lingkungan kehidupan kita. Di dalam sebuah
pertandingan, pasti kita menemukan persaingan. Persaingan
merupakan perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok
sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
Dalam arti sempit, pasar diartikan sebagai tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan jual beli barang/jasa. Dalam
pasar setiap penjual bersaing untuk mendapatkan pembeli paling
banyak. Tetapi para pedagang tersebut tetap hidup rukun dan saling
membantu. Itulah gambaran persaingan dalam kehidupan ekonomi.

Berikut ini adalah macam-macam contoh persaingan.
•Contoh persaingan dalam bidang ekonomi : Persaingan antara produsen
barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas
•Contoh persaingan dalam sesuatu kedudukan : Persaingan untuk
menduduki jabatan strategis
•Contoh persaingan dalam hal kebudayaan : Persaingan dalam
menyebarkan ideologi, pendidikan, dan unsur kebudayaan yang lain
Persaingan memiliki fungsi antara lain sebagai berikut.
•Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut
dipenuhi, padahal sulit dipenuhi seluruhnya secara serentak. Contohnya,
membangun jalan desa atau memperbaiki pos keamanan di permukiman
•Menyalurkan kepentingan dan nilai dalam masyarakat, paling utama
kepentingan dan nilai dengan menimbulkan konflik. Contohnya, dalam
Provinsi Aceh warganya tidak boleh berpakaian minim ataupun pendek,
mereka harus berpakaian islami
•Menyeleksi individu dengan pantas memperoleh kedudukan dan peran
yang sesuai secara kemampuannya.

KONTRAVENSI
Kontravensi adalah proses persaingan yang
ditandai oleh gejala ketidakpastian mengenai
pribadi seseorang dan perasaan tidak suka
yang disembunyikan terhadap kepribadian
seseorang. Kontravensi merupakan bentuk
interaksi sosial yang berada di antara
persaingan dan pertentangan atau konflik.

Dilihat dari prosesnya, kontravensi mencakup lima
proses berikut.
•Proses yang umum, yakni adanya penolakan,
keengganan, gangguan terhadap pihak lain,
pengacauan terhadap rencana pihak lain, dan
sebagainya
•Kontravensi sederhana, seperti memaki-maki,
menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah, dan lain
sebagainya
•Kontravensi yang intensif, seperti penghasutan,
penyebaran desas-desus, dan sebagainya
•Kontravensi yang bersifat rahasia, seperti
mengumumkan rahasia pihak lain, berkhianat, dan
lain sebagainya

PERTENTANGAN
Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Konflik biasa terjadi dengan disertai
ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu,
kebudayaan, kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadinya
perubahan-perubahan sosial yang cepat dengan menimbulkan disorganisasi sosial.
Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan karena keinginan-keinginan
individu tidak dapat diakomodasikan. Akibatnya, tiap individu atau kelom berusaha
menghancurkan lawan dengan ancaman atau kekerasan. Pertentangan kebanyakan yang
berperan adlaam perasaan. Persaan dapat mempertajam adanya perbedaan sehingga kedua
pihak berusaha saling menghancurkan. Contohnya perasaan yang menimbulkan konflik adalah
benci, iri dan sentimen. Pertentangan tidak selalu bersifat negatif. Pertentangan menjadi alat
untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Pertentangan juga menghasilkan suatu kerja sama karena kedua pihak saling introspeksi untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan. Contoh dampak positif pertentangan (konflik) adalah
perombakan aturan-aturan yang membatasi hak politik warga negara di masa Orde Baru.

Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus antara lain sebagai
berikut
•Pertentangan pribadi adalah individu yang sejak mereka mulai
berkenalan sudah tidak saling menyukai. Awal buruk dikembangkan
akan menimbulkan kebencian. Masing-masing pihak akan berusaha
menghancurkan pihak lain
•Pertentengan rasial, adalah pertentangan yang terjadi karena
kepentingan kebudayaan. Keadaan bertambah buruk jika terdapat
salah satu ras yang menjadi golongan minoritas
•Pertentangan antarkelas sosial adalah pertentangan yang terjadi
karena terdapat perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan
kepentingan antara majikan dengan buruh
•Pertentangan politik adalah pertentangan yang terjadi
antargolongan dalam masyarakat antara negara-negara berdaulat.
Contohnya pertentangan yang terjadi antarpartai politik menjelang
pemilu atau pertentangan antarnegara
•Pertentangan yang bersifat internasional , adalah pertentangan
yang disebabkan oleh kepentingan yang lebih luas menyangkut

KATA PENUTUP
Demikianlah, presentasi kami mengenai “Bentuk-Bentuk Interaksi
Sosial” pada sore hari ini. Kita telah melihat bentuk-bentuk interaksi
sosial dari interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif. Dari
interaksi sosial asosiatif kita juga melihat secara rinci macam-macamnya
demikian juga interaksi sosial disosiatif.
Semoga, apa yang telah kami jelaskan di depan kelas kepada temanteman kami ini bisa menambah wawasan kita mengenai bentuk-bentuk
interaksi sosial. Dan semoga juga apa yang telah kami presentasi kepada
tidak hanya diingat ketika kami menjelaskan tetapi diingat sampai
kapanpun karena mungkin, bentuk-bentuk interaksi sosial akan keluar di
ujian-ujian sekolah yang tidak lama lagi akan kita laksanakan. Jika ada
kesalahan selama kami menjelaskan kami memohon maaf, karena
kesempuranaan hanya ada dan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.

TERIMA
KASIH