MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN IPS:PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

RINI MUSTIKA SARI 0903861

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG


(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang)

Oleh

RINI MUSTIKA SARI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rini Mustika Sari2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

i

ABSTRAK

Rini Mustika Sari (0903861) “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Cotextual Teaching and Learning (CTL) Pada Konsep Kegiatan Ekonomi Dalam Pembelajaran IPS”. (PTK di Kelas IV SD Negeri Lopang Cilik Kec. Serang Kota Serang) (2013). Latar belakang masalah penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga kurangnya aktivitas belajar siswa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada konsep kegiatan ekonomi. Perumusan masalah penelitian ini adalah : (1) Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IV SDN Lopang Cilik? (2) Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Lopang Cilik?. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SDN Lopang Cilik. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SDN Lopang Cilik.Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian dari Kemmis dan Taggart, yang terdiri dari 2 siklus. Instrument penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar. Subyek penelitian ini siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang. Hasil perolehan nilai siswa adalah : (1) Aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I 2,0 (cukup), dan siklus II 3,2 (baik). Berarti ada peningkatan sebesar 1,2 dari siklus I sampai siklus II. (2) Hasil belajar siswa juga meningkat secara signifikan. Ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus 52,2 (kurang sekali), siklus I 70,6 (cukup) dan siklus II 85,9 ( baik sekali). Berarti ada peningkatan sebesar 33,7 dari hasil pra siklus sampai dengan siklus II. Kesimpulannya bahwa jika guru menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan baik, maka hasil belajar siswa akan meningkat pada konsep kegiatan ekonomi. Sehingga hipotesis tindakan dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka direkomendasikan kepada : pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) agar termotivasi dalam menerapkan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.


(5)

iv

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 6

F. Hipotesis Tindakan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teoritik Konseptual ... 9

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 17

C. Kerangka Berpikir ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Metode Penelitian... 21

B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 22

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 25

D. Prosedur Penelitian... 26

E. Instrument Penelitian ... 30


(6)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Persiapan Penelitian ... 40

B. Pelaksanaan Tindakan ... 40

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 66

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Rekomendasi ... 75 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. (Yusnandar E. 2010:30)

Keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang. Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah dapat tercapai, setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan. Namun demikian, perencanaan yang sudah baik, sistematis atau terperinci, jika pelaksanaan proses pembelajaran tidak sesuai dengan perencanaan, maka mungkin sekali akan gagal. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran belum tentu akan mencapai keberhasilan jika dilakukan sembarang sehingga proses pembelajaran kurang menarik, membosankan, dan tidak merangsang siswa untuk aktif dan kreatif sehingga tujuan pun tidak tercapai. Oleh karena itu, perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang tepat akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. (Hakim Lukmanul, 2009:1)

Salah satu tujuan pokok pembelajaran IPS adalah membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. (A. Kosasih Djahiri 1980:7 dalam Sapriya, dkk 2006: 13).

Kenyataannya pelaksanaan pembelajaran IPS yang dilaksanakan di sekolah dasar cenderung membosankan dan kurang mendapat minat siswa, ini disebabkan oleh cara penyampaian materi yang hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.


(8)

Melalui pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada hari

Jum’at, tanggal 18 April 2013 di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang, hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dapat dikatakan masih rendah, yaitu mendapatkan nilai 26,7 dan tertinggi 80 dengan rata-rata 52,2. Sedangkan nilai rata-rata Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 65.

Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS disebabkan karena suasana pembelajaran masih kaku dan proses pembelajaran terpusat pada satu arah (Teacher Centre), sehingga siswa pasif saat guru menyampaikan materi pelajaran, dan materi pelajaran yang disampaikan hanya melalui metode ceramah. Siswa cenderung bosan dan kurang memahami materi yang diajarkan karena siswa hanya mendengarkan dan mencatat serta guru kurang memanfaatkan media yang ada dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan kejenuhan dan menurunkan minat belajar siswa sehingga tujuan dari pembelajaran IPS belum tercapai secara optimal. Untuk menciptakan suasana belajar yang disukai oleh siswa, guru perlu melakukan inovasi. Salah satunya yaitu dengan memilih dan menggunakan metode belajar yang menarik perhatian siswa. Dengan demikian diharapkan siswa akan lebih antusious dalam mengikuti proses pembelajaran serta akan lebih memahami materi ajar yang akan disampaikan.

Akhir-akhir ini telah berkembang berbagai metode atau pendekatan pembelajaran yang tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga


(9)

berusaha membangun struktur kognitif dan afektif siswa. Pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dalam proses pembelajarannya membangun struktur kognitif siswa dan dapat memotivasi siswa untuk berfikir kritis dan kreatif. Untuk itu dibutuhkan metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa sehingga siswa lebih antusious mengikuti pelajaran. Dalam materi kegiatan ekonomi, peneliti mencoba menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Dengan harapan agar pembelajaran dapat lebih menarik dan berkesan bagi siswa serta hasil belajar meningkat.

Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) meruapakan suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitakan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Nurhadi, dkk, 2004).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dibuat dalam bentuk skripsi dengan judul: “Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dalam Pembelajaran IPS (PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang)“.


(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peneliti

a. Memberikan pengalaman yang dapat dijadikan bekal dalam dunia kerja.


(11)

b. Dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang penerapan metode CTL.

2. Manfaat bagi siswa

a. Memperbaiki cara belajar siswa dan siswa lebih terlibat secara aktif dalam proses belajar sehingga IPS menjadi mata pelajaran yang menyenangkan.

b. Meningkatkan minat, keaktifan dan kreatifitas dalam pemahaman pembelajaran IPS khususnya dalam materi kegiatan ekonomi c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

d. Mengubah pandangan siswa terhadap mata pelajaran IPS yang dianggap sebagai pelajaran yang membosankan menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).

3. Manfaat bagi guru

a. Memiliki kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang sesuai dengan harapan.

4. Manfaat bagi sekolah

a. Dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan profesionalisme guru terutama bagi sekolah.


(12)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti maka kiranya dibuat definisi operasional sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Nana Sudjana (2009:22) “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang dicapai dengan kriteria tertentu, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh sebab itu dalam penelitian hasil belajar peranan tujuan instruksional yang berbasis rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian.

2. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

Elaine B Johnson (2007:67) bahwa sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, system tersebut meliputi komponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembeljaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, berfikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik/nyata.


(13)

Dari definisi diatas, Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu system pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Dengan memanfaatkan kenyataan bahwa lingkungan merangsang sel-sel saraf otak untuk membentuk jalan, system ini memfokuskan diri pada konteks, pada hubungan-hubungan dalam dunia nyata, sehingga anak dapat belajar dari pengalaman yang ditemukan dalam kehidapan sehari-hari. Ini merupakan salah satu cara yang tepat agar anak mampu mengingat setiap pelajaran sesuai dengan konteks yang telah ada.

F. Hipotesis Tindakan

“Hipotesis adalalah jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan oleh PTK, jawaban itu masih bersifat teoritik, dan dianggap benar sebelum terbukti salah benarnya (data empiric) yang didapatkan di kelas dalam penelitian tindakan kelas”. (Yusnandar E, 2012 :15)

Berdasarkan pengertian hipotesis di atas maka penulis merumuskan hipotesis tindakan penelitian ini sebagai berikut :

1. Jika menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik, maka aktivitas belajar siswa akan meningkat.


(14)

2. Jika menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik, maka hasil belajar siswa akan meningkat.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Bodgan dan Taylor metodologi adalah proses, prinsif dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban sedangkan Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar, 2008: 45).

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.(Sugiono, 2008: 3).

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat, bernama Kurt Lewin. Sedangkan di Indonesia Penelitian Tindakan Kelas (PTK) baru dikenal pada akhir tahun 80-an. Penelitian tindakan kelas mulai muncul ke permukaan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dicanangkan, seperti proyek guru SD melalui Program Guru Sekolah Dasar (PGSD). (Kunandar, 2008: 53-55).

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari istilah bahasa inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali pada dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. (Trianto, 2011:3)

“Menurut Kurt Lewin penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas 4 tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan reflex”. (Kunandar, 2008: 42). Sedangkan Ebbut (1985) dalam Kunandar (2008: 43) mengemukakan bahwa


(16)

“Penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.

Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa sebagai suatu bentuk inverstigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan system, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi. Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan perlu diadakannya PTK untuk suatu proses perbaikan dan meningkatkan hasil dari pembelajaran siswa.

B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu PTK model Kemmis Mc Taggart. Metode ini beranjak dari adanya masalah yang dihadapi guru di kelas. Metode ini menghendaki adanya perbaikan dalam pembelajaran di kelas. Perbaikan yang dimaksud adanya perbaikan dari salah satu sisi, misalnya perbaikan terhadap metode pengajaran.

Menurut Kemmis dan Taggart (Trianto, 2011: 36-37) Model ini menggunakan sistem spiral, dimana dalam pelaksanaannya perencanaan akan dilakukan melalui beberapa tahapan siklus dalam kegiatan pembelajarannya. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat seperti yang tampak pada gambar di bawah ini:


(17)

Gambar 3.1

Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

Ke empat tahap di atas merupakan satu siklus atau daur, oleh karena itu, setiap tahap akan berulang kembali, sampai tujuan perbaikan yang direncanakan dianggap telah memuaskan/berhasil.

1. Tahap 1 Perencanaan tindakan (Planning)

Yaitu rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar, serta teknik atau instrument observasi evaluasi, dipersiapkan dengan matang. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari diharapkan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

Rencana

Siklus I Siklus II

Rencana

Observasi

Tindakan Tindakan

Refleksi Refleksi

Observasi Dst …?


(18)

2. Tahap 2 pelaksanaan tindakan

Yaitu tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektivitas keterlibatan kolaborator untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan terhadap kelasnya sendiri.

3. Tahap 3 pengamatan terhadap tindakan

Yaitu kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrument ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data.

4. Tahap 4 refleksi terhadap tindakan

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang yang didapat saat melakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya yang kemudian dianalisis dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti saatnya pada saat observasi. Dengan suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapat


(19)

suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya.

Demikianlah secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus berikutnya secara bersinambungan sehingga dapat membentuk seperti spiral. Siklus PTK akan berakhir apabila hasil yang dicapai sudah maksimal dan melebihi dari nilai yang sudah ditentukan menurut Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM).

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Yang dimaksud subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa dengan materi kegiatan ekonomi menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang dengan jumlah siswa 30 siswa, yang terdiri dari jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 dan jumlah siswa perempuan sebanyak 16. 2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian tindakan kelas ini adalah SD Negeri Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang. Pelaku yang terlibat dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa kelas IV SD Negeri Lopang Cilik. Alasan dipilihnya SD Negeri Lopang Cilik sebagai tempat penelitian yaitu berdasarkan pada :

a. Lokasi Penelitian tidak jauh dari tempat tinggal sehingga peneliti dapat menghemat waktu dan tenaga.

b. Peneliti bisa tukar pikiran dengan teman yang juga melakukan penelitian di tempat yang sama.


(20)

c. Berdasarkan observasi pada tanggal 18 April 2013, peneliti melihat adanya masalah pada pembelajaran IPS terutama dalam kegiatan ekonomi.

D. Prosedur Penelitian 1. Tahapan Pra Siklus

Sebelum pelaksanaan tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus, peneliti melakukan tindakan pra siklus sebagai bahan pengetahuan awal penelitian. Dalam kegiatan pra siklus ini, peneliti mengamati kondisi awal pembelajaran di kelas IV tentang kegiatan ekonomi dalam pembelajaran IPS dan mengadakan tes awal untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dikenai tindakan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pra siklus ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti untuk mengamati kondisi awal pembelajaran dikelas IV, khususnya pada pokok bahasan kegiatan ekonomi secara nyata atau dilakukan oleh guru di sekolah tersebut. Pengamatan siswa meliputi: keaktifan, perhatian, keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran serta mencatat semua hasil pengamatan baik berupa masalah yang dihadapi selama pembelajaran maupun kendala-kendala lainnya untuk dijadikan sebagai bahan tindakan selanjutnya..

b. Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk mengevaluasi tentang permasalahan yang ditemui selama observasi, yaitu: siswa sulit memahami konsep kegiatan ekonomi, siswa kurang aktif dalam pembejaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Dari permasalahan tersebut,


(21)

peneliti memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pembelajaran untuk merumuskan perencanaan pada siklus I dengan berorientasi pada metode Contextual Taeaching and Learning (CTL).

2. Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari pra siklus, dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru membuat :

1) Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

2) Memilih dan menentukan media pembelajaran yang sesuai

3) Merancang skenario pembelajaran dengan metode CTL yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS.

4) Menyiapkan dan menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan materi yang akan dibahas

5) Membuat lembar evaluasi sebagai alat ukur keberhasilan siswa dalam PBM, 6) Menyiapkan lembar pedoman observasi sesuai dengan metode Contextual

Teaching and Learning (CTL). b. Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun tahapan tindakan adalah sebagai berikut:


(22)

No.

Langkah-langkah CTL Kegiatan Pembelajaran

1.

Kontruktivisme

Tahap Pertama, dalam memulai

pembelajaran guru mengaitkan materi dengan dunia nyata dalam kehidupan siswa dengan tanya jawab tentang kondisi aktual siswa. Siswa diminta mendeskripsikan keadaan pasar dan menyebutkan apa dan siapa saja yang ada di dalam pasar. Tahap ini disebut Konstruktivisme.

2.

Bertanya

Tahap Kedua, setelah siswa mengkontruksi pengetahuan yang dimilikinya siswa diminta mengajukan pertanyaan dan

menjawab tentang materi yang

diperolehnya serta memberikan tanggapan akan suatu pendapat. Tahap ini disebut Questioning.

3.

Inquiri

Tahap Ketiga, pada tahap ini siswa dicoba menemukan materi yang diperolehnya. Tahap ini merupakan tujuan pembelajaran pada CTL sehingga dapat memberikan model pada tahap berikutnya. Tahap ini disebut dengan Inquiri.

4.

Kelompok

Tahap Keempat, pada tahap ini siswa dibentuk beberapa kelompok untuk melakukan diskusi tentang pengetahuan yang ditemukan untuk menciptakan siswa berbagai pengetahuan dan bekerja sama. 5.

Pemodelan Tahap Kelima, pada tahap ini siswa melakukan pemodelan tentang kegiatan


(23)

ekonomi sekitar dengan konsepan yang mereka ketahui, serta guru memberikan media yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, agar siswa lebih memahami tentang materi.

6.

Refleksi

Tahap Keenam, pada tahap ini siswa mengulangi lagi pengetahuan yang di dapatkan atau dapat menyimpulkan materi. 7.

Penilaian

Tahap Ketujuh, pada tahap ini guru memberikan penilaian pada siswa yang telah melakukan aktivitas pembelajaran tersebut dengan objektif

c. Observasi

Dalam kegiatan ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk memantau pelaksanaan pembelajaran tentang materi kegiatan ekonomi dalam menanggapi masalah yang terjadi. Tindakan siklus 1 ini menitik beratkan jenis kesulitan yang dialami siswa saat proses kegiatan pembelajaran kegiatan ekonomi di kelas IV yang dilakukan peneliti. Hal yang perlu di observasi adalah kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru sesuai pedoman observasi yang telah dibuat. Hasil dari observasi ini dijadikan acuan untuk memberikan refleksi bagi tindakan selanjutnya.

d. Refleksi

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan dan menganalisis kemajuan hasil tindakan dalam pembelajaran kegiatan ekonomi. Untuk menanggapi masalah yang terjadi, apakah ada peningkatan hasil tindakan. Adapun target keberasilan


(24)

belajar siswa yang harus dicapai dalam penelitian ini yakni dengan nilai 65. Jadi apabila sebagian besar siswa belum mencapai nilai terget keberhasilan yang ditentukan, penelitian harus terus dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai target yang telah ditentukan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu observasi, tes hasil belajar dan studi dokumentasi.

1. Observasi.

“Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif”. (Beni Ahmad Saebani, 2008:186).

“Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar”.(Nana Sudjana, 2009:84).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan alat pengumpulan data yang digunakan pada saat proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Melalui kegiatan ini dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya. Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, hasil pengamatan dituangkan dalam lembar observasi untuk aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Dalam pedoman observasi memiliki skala nilai dari 0-4, dimana nilai 4 merupakan nilai tertinggi. Apabila dalam aktivitas mengajar guru atau aktivitas belajar siswa terdapat


(25)

satu aspek yang muncul maka mendapat nilai satu, dan apabila dua aspek yang muncul maka mendapat nilai dua, dan seterusnya. Teknik untuk mengisi pedoman penilaian observasi yaitu dengan member tanda ceklis (√) pada setiap indikator yang muncul.

Adapun pedoman observasi KBM siswa dan mengajar guru dengan menerapkan metode CTL dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel. 3. 1

Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode CTL

No Aspek Yang

Dinilai Indikator

Nilai

Ket

0 1 2 3 4

1 Keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

a. Perhatian piswa pada saat pembelajaran b. Partisipasi dan peran

siswa dalam pembelajaran

c. Aktivitas siswa dalam setiap kegiatan

d. Kerjasama yang terjadi antara siswa dan guru. 2 Keaktifan siswa

dalam mengajukan

pertanyaan

a. Antusiasme dalam mengajukan pertanyaan b. Ketepatan sasaran

pertanyaan c. Ketepatan inti

permasalahan yang ditanyakan

d. Inisiatif untuk

memberikan tanggapan 3 Keaktifan siswa

dalam menjawab pertanyaan guru

a. Ketanggapan siswa dalam menyerap inti pertanyaan

b. Antusiasme dalam menjawab pertanyaan c. Kejelasan dalam

menjawab

d. Ketepatan siswa dalam melengkapi


(26)

4 Keterlibatan siswa dalam belajar kelompok

a. Partisipatif dalam diskusi kelompok b. Kerjasama yang baik

dengan teman sekelompok

c. Kemapuan siswa dalam pengumpulan pendapat d. Kekompakan dalam

diskusi kelompok

5 Kemampuan

Siswa dalam CTL

a. Menambah Pemahaman Siswa

b. Memberikan Motivasi c. Membuat Aktif dan

Semangat d. Memberikan

Pembelajaran Lebih Jumlah

Rata-rata

cara penilaian :

nilai 4 = jika semua Indikator muncul, nilai 2 = jika hanya 2 Indikator yang muncul nilai 3 = jika hanya 3 Indikator yang muncul

nilai 0 = Jika tidak ada indikator yang muncul

nilai 1 = jika hanya 1 Indikator yang muncul

Tabel. 3. 2

Pedoman Observasi Aktivitas Mengajar Guru Dengan Menggunakan Metode CTL

No Aspek Yang

Dinilai Indikator

Nilai

Ket

0 1 2 3 4 1 Konstruktivisme a. Mengaitkan materi

dengan kehidupan nyata siswa

b. Memberi kesempatan siswa menemukan konsep baru

c. Membimbing siswa mengkontruksikan materi d. Guru mengajukan

pertanyaan tentang materi yang dipelajari


(27)

2 Bertanya a. Membangkitkan rasa ingin tahu

b. Mengajukan pertanyaan kepada siswa

c. Menjawab Pertanyaan yang diajukan siswa d. Guru menyimpulkan

jawaban pertanyaan yang ada

3 Inquiri a. Guru memotivasi siswa

dalam menemukan dan mengamati konsep dan model pembelajaran b. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mempresentasikan hasil belajarnya.

c. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa d. Membimbing siswa

menyimpulkan temuannya.

4 Kelompok a. Guru membagi siswa

menjadi kelompok kecil b. Guru membagi siswa

menjadi kelompok besar c. Guru membimbing

bekerja sama

d. Guru meminta siswa berdiskusi

5 Pemodelan a. Guru menentukan konsep

b. Guru menyiapkan alat peraga

c. Guru menampilkan model d. Guru menyimpulkan hasil

pemodelan tersebut

6 Refleksi a. Guru mengulangi

pengetahuan

b. Guru membuat catatan c. Guru menyediakan waktu

agar siswa mempunyai kesempatan merefleksi hasil belajarnya. d. Membimbing siswa

dalam merefleksikan dengan mengajukan


(28)

banyak pertanyaan.

7 Penilaian a. Menentukan jenis

penilaian

b. Menentukan bentuk tes c. Menentukan aloaksi

waktu

d. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran. Jumlah

Rata-rata

cara penilaian :

nilai 4 = jika semua Indikator muncul nilai 2 = jika hanya 2 Indikator yang muncul nilai 3 = jika hanya 3 Indikator yang muncul

nilai 0 = Jika tidak ada indikator yang muncul

nilai 1 = jika hanya 1 Indikator yang muncul

2. Tes Belajar Siswa

“Tes hasil belajar dipergunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes. Tes ini terdiri dari tes produk dan tes proses”. (Trianto, 2011:61)

Peneliti menggunakan instrument tes untuk mengumpulkan data kemampuan siswa khususnya pada mata pelajaran IPS dalam konsep kegiatan ekonomi. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis tes tertulis dalam bentuk tes objektif. Pemberian tes diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti membuat soal sebanyak 15 soal dalam bentuk PG (Pilihan Ganda), yang setiap soalnya mewakili tiap sub pokok materi. Guru memberikan/membagikan soal setelah pembelajaran selesai. Siswa diberi waktu untuk mengisi soal tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Guru mengumpulkan kembali soal yang telah di isi oleh siswa untuk dikoreksi dan hasil tes tersebut diolah yang pada akhirnya menjadi dasar


(29)

untuk melihat sebuah kemajuan pembelajaran yang telah dicapai khususnya pada mata pelajaran IPS dalam konsep kegiatan ekonomi. Tujuan instrument ini adalah mengumpulkan data hasil belajar siswa tentang pokok materi kegiatan ekonomi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Agar lebih efektif peneliti membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu. Adapun kisi-kisi soal adalah sebagai berikut:

a. Kisi-kisi soal

Tabel. 3. 3 Kisi-kisi Soal

b. Soal dan jawaban terlampir F. Analisis dan Pengolahan Data

Data hasil pengamatan (observasi) dan tes yang telah terkumpul kemudian dianalisis serta diolah melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Analisis

Setelah data dikumpulkan kemudian dipilih untuk diseleksi dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan untuk memudahkan pengolahan data.

2. Validitas data

No Sub Masalah Jumlah Nomor Soal

1. Kegiatan Ekonomi Penduduk 5 1,2,3,4,5

2.

Kegiatan Pemanfaatan Sumber

Daya Alam 5 6,7,8,9,10

3.

Pengaruh Kondisi Alam


(30)

Tahap untuk membuktikan bahwa sesuatu yang diamati dalam penelitian ini sesuai dengan apa yang sebenarnya.. Validasi data dilakukan setelah pengumpulan dan pengolahan data yang bertujuan untuk mengetahui kredibilatas data. Langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Member check, yaitu memeriksa kembali data yang diperoleh selama observasi. b. Expert opinion, yaitu meminta nasehat dari para ahli/pakar. Pada penelitian

tindakan expert opinion dilakukan dengan meminta nasehat dosen pembimbing. 3. Interpretasi

Hasil interpretasi data ini akan menghasilkan analisis data secara keseluruhan.

4. Tindakan

Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan, maka akan menjadi referensi tentang situasi pembelajaran sehingga bermanfaat bagi penenelitian selanjutnya.

Untuk tahap pengolahan data, setelah data dikumpulkan dan dianalisis selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data. Data kualitatif yang didapatkan dari observasi dan tes hasil belajar, selanjutnya diolah sebagai berikut:

a. Lembar pedoman observasi

1) Cara menilai rata-rata aktivitas belajara siswa adalah sebagai berikut:

Keterangan:

4 = jika 4 indikator yang muncul 3 = jika 3 indikator yang muncul

� ℎ �


(31)

2 = jika 2 indikator yang muncul 1 = jika 1 indikator yang muncul

0 = jika tidak ada indikator yang muncul

2) Cara menilai rata-rata aktivitas mengajar guru adalah sebagai berikut :

Keterangan:

4 = jika 4 indikator yang muncul 3 = jika 3 indikator yang muncul 2 = jika 2 indikator yang muncul 1 = jika 1 indikator yang muncul

0 = jika tidak ada indikator yang muncul

3) Kriteria penilaian (Skala 0 -4): Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Hasil Aktivitas Siswa

Nilai Keterangan

3,0 – 4,0 Baik

2,0 – 2,9 Cukup

1,0 – 1,9 Kurang

0,0 – 0,9 Kurang sekali

b. Lembar Tes Hasil Belajar 1) Cara penilaian kelompok

Keterangan : Na = Nilai akhir Nilai Maksimum = 10

� = � ℎ

Nilai maksimum X 100

� ℎ �


(32)

2) Nilai siswa

Keterangan : Na = Nilai akhir Nilai Maksimum = 15

3) Menentukan rata-rata kelas setiap siklus:

4) Menentukan nilai rata-rata dari setiap sub pokok materi Tabel 3.5

Contoh Pemaparan Data Tes Hasil Belajar

Misalnya pada sub masalah ke satu :

a) Soal No. 1, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 6 siswa dari 30 siswa. Maka penilaian dilakukan dengan cara :

6

30 100 = 20

No Sub Masalah Jumlah Nomor Soal

1

Kegiatan Ekonomi Penduduk

5 1,2,3,4,5

� = � ℎ

Nilai maksimum X 100

� − =� ℎ ℎ

Jumlah siswa

� ℎ �

� . 1

� ℎ 100


(33)

b) Soal No. 2, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 10 siswa, maka : 10

30 100 = 33

c) Soal No. 2, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 15 siswa, maka : 15

30 100 = 50

d) Soal No. 2, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 12 siswa, maka : 12

30 100 = 40

e) Soal No. 2, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 16 siswa, maka : 16

30 100 = 53

Setelah itu hasil perhitungan tiap butir soal dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah soal yang mewakili sub pokok ke satu,

196

5 = 39,2

Jadi dapat disimpimpulkan dari hasil perhitungan di atas untuk sub pokok pertama, siswa baru memahami materi sebesar 39,2%

5) Kriteria penilaian:

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa

Nilai Keterangan

85 - 100 Baik sekali

75 - 84 Baik

65 - 74 Cukup

55 - 64 kurang

0 - 54 Kurang sekali

� ℎℎ �


(34)

Batas lulus hasil belajar siswa adalah jika 100% dari jumlah siswa, dapat mencapai target batas lulus nilai keberhasilan penelitian yaitu 65.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan dan pembahasan hasil penelitian dalam bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa pada pra siklus (belum dikenai tindakan) diperoleh gambaran keadaan aktivitas siswa masih pasif, cenderung hanya menerima informasi satu arah dari guru. Tetapi, setelah diadakan tindakan penelitian dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV, siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, mengkonstruk sendiri alat peraga untuk menemukan konsep, sehingga terjadi peningkatan setiap siklusnya. Ini terlihat dari rekapitulasi rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I 2,0 (Cukup), siklus II 3,2 (Baik). Berarti ada peningkatan sebesar 1,2 dari siklus I sampai dengan siklus II.

2. Hasil Belajar Siswa

Dari hasil penelitian mulai dari pra siklus (sebelum penelitian), siklus I, dan II (setelah tindakan penelitian), diperoleh hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa


(36)

diajarkan mengkonstruk sendiri pengetahuan sosial dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, untuk dieksplor menjadi suatu masalah yang menjadi bahan diskusi. Sehingga siswa dapat memahami konsep kegiatan ekonomi tidak hanya diingat tetapi dikuasai. Terlihat dari rekapitulasi rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus 52,2 (kurang sekali), siklus I 70,6 (Cukup), dan siklus II 85,9 (Baik Sekali). Berarti ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 33,7 dari hasil pra siklus sampai dengan siklus II.

Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sampai siklus II karena pembelajaran konsep kegiatan ekonomi menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa menyebabkan hasil belajar siswa juga meningkat. Ini berarti dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL), maka hasil belajar siswa pada konsep kegiatan ekonomi meningkat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian tindakan kelas ini, peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya memperhatikan sarana yang dapat menunjang terhadap kegiatan belajar-mengajar serta mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dan memfasilitasinya sehingga terjadi kualitas proses pembelajaran seperti yang diharapkan. Selain itu


(37)

juga memberikan kebijakan-kebijakan yang mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh guru.

2. Guru Sekolah Dasar

Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran IPS hendaknya guru menyampaikan suatu konsep atau materi tidak hanya mampu memahami konsep, tetapi juga harus mengetahui cara penyampaian konsep tersebut, agar guru dapat memahami kemampuan siswa dan menyesuaikannya dengan tahap perkembangan mental siswa tersebut. Untuk itu guru harus kreatif dalam menggunakan berbagai metode atau pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, serta alat peraga yang menunjang materi pembelajaran. Sehingga pembelajaran IPS lebih efektif dan bermakna yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa.

3. Peneliti

Hasil penelitian ini masih dapat dikembangkan secara luas agar dapat diketahui lebih luas lagi tentang keefektifan penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta agar dapat menjadikan suatu perbandingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Emma, Siti N (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning (CTL). Skripsi Pada FIP Serang. Tidak diterbitkan

Hakim Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Halimah, Elim. S (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Konsep Sejarah Dalam Pembelajaran IPS. Skripsi Pada FIP Serang. Tidak diterbitkan

Hanafiah, Suhana C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama

Hisnu P, Tantya dan Winardi. (2008). Ilmu pengetahuan sosial kelas 4 SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Johnson, Elaine B. (2007). Contextual Teaching and Learning (CTL). Bandung: Mizan Learning Center (MLC)

Kunandar, (2008). Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada

Muchlish Masnur. (2009). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta. Bumi Aksara.

Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rustiati Ita. (2008). Konsep-konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. UPI Kampus Serang.

Saebani, Beni Ahmad. (2008). Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia Sapriya, dkk (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI Press Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Trianto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Prestasi Pustaka.


(39)

Yusnandar, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. UPI Kampus Serang Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Ikhwan Mandiri

Press.

Zulkifli Effendi, Rustiati Ita. (2010). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD. UPI Kampus Serang


(1)

Batas lulus hasil belajar siswa adalah jika 100% dari jumlah siswa, dapat mencapai target batas lulus nilai keberhasilan penelitian yaitu 65.


(2)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan dan pembahasan hasil penelitian dalam bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa pada pra siklus (belum dikenai tindakan) diperoleh gambaran keadaan aktivitas siswa masih pasif, cenderung hanya menerima informasi satu arah dari guru. Tetapi, setelah diadakan tindakan penelitian dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV, siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, mengkonstruk sendiri alat peraga untuk menemukan konsep, sehingga terjadi peningkatan setiap siklusnya. Ini terlihat dari rekapitulasi rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I 2,0 (Cukup), siklus II 3,2 (Baik). Berarti ada peningkatan sebesar 1,2 dari siklus I sampai dengan siklus II.

2. Hasil Belajar Siswa

Dari hasil penelitian mulai dari pra siklus (sebelum penelitian), siklus I, dan II (setelah tindakan penelitian), diperoleh hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa


(3)

diajarkan mengkonstruk sendiri pengetahuan sosial dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, untuk dieksplor menjadi suatu masalah yang menjadi bahan diskusi. Sehingga siswa dapat memahami konsep kegiatan ekonomi tidak hanya diingat tetapi dikuasai. Terlihat dari rekapitulasi rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus 52,2 (kurang sekali), siklus I 70,6 (Cukup), dan siklus II 85,9 (Baik Sekali). Berarti ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 33,7 dari hasil pra siklus sampai dengan siklus II.

Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sampai siklus II karena pembelajaran konsep kegiatan ekonomi menggunakan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL). Adanya peningkatan

aktivitas belajar siswa menyebabkan hasil belajar siswa juga meningkat. Ini berarti dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL), maka hasil belajar siswa pada konsep kegiatan ekonomi meningkat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian tindakan kelas ini, peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya memperhatikan sarana yang dapat menunjang terhadap kegiatan belajar-mengajar serta mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dan memfasilitasinya sehingga terjadi kualitas proses pembelajaran seperti yang diharapkan. Selain itu


(4)

76

juga memberikan kebijakan-kebijakan yang mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh guru.

2. Guru Sekolah Dasar

Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran IPS hendaknya guru menyampaikan suatu konsep atau materi tidak hanya mampu memahami konsep, tetapi juga harus mengetahui cara penyampaian konsep tersebut, agar guru dapat memahami kemampuan siswa dan menyesuaikannya dengan tahap perkembangan mental siswa tersebut. Untuk itu guru harus kreatif dalam menggunakan berbagai metode atau pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, serta alat peraga yang menunjang materi pembelajaran. Sehingga pembelajaran IPS lebih efektif dan bermakna yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa.

3. Peneliti

Hasil penelitian ini masih dapat dikembangkan secara luas agar dapat diketahui lebih luas lagi tentang keefektifan penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta agar dapat menjadikan suatu perbandingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Emma, Siti N (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning (CTL). Skripsi Pada FIP Serang. Tidak diterbitkan

Hakim Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Halimah, Elim. S (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Konsep Sejarah Dalam Pembelajaran IPS. Skripsi Pada FIP Serang. Tidak diterbitkan

Hanafiah, Suhana C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama

Hisnu P, Tantya dan Winardi. (2008). Ilmu pengetahuan sosial kelas 4 SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Johnson, Elaine B. (2007). Contextual Teaching and Learning (CTL). Bandung: Mizan Learning Center (MLC)

Kunandar, (2008). Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada

Muchlish Masnur. (2009). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta. Bumi Aksara.

Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rustiati Ita. (2008). Konsep-konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. UPI Kampus Serang.

Saebani, Beni Ahmad. (2008). Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia Sapriya, dkk (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI Press Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Trianto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Prestasi Pustaka.


(6)

Yusnandar, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. UPI Kampus Serang Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Ikhwan Mandiri

Press.

Zulkifli Effendi, Rustiati Ita. (2010). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD. UPI Kampus Serang


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh penggunaan metode CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak dan energi

1 21 183

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

MENGATASI KESULITAN BELAJAR DALAM MEMAHAMI KONSEP GEJALA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNNG (CTL)PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TAMAN KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG.

0 6 31

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KONSEP ENERGI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR:PTK di Kelas IV SDN 3 Cisampang Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak.

0 0 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA:PTK di Kelas V SD Negeri Limpar Kecamatan Curug Kota Serang.

0 0 60