EFEKTIVITAS PROGRAM KONSELING SPRITUAL TEISTIK UNTUK MENINGKATKAN SIFAT-SIFAT KEROSULAN PADA DIRI SISWA : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun pelajaran 2010/2011.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Asumsi Penelitian ... 9
BAB II KONSEP KONSELING SPIRITUAL DAN SIFAT-SIFAT KEROSULAN A. Konseling Spiritual ... 12
1. Kebutuhan Terhadap Konseling Spritual Teistik ... 12
2. Konsep Spiritualitas ... 15
3. Landasan Teologis Konseling Spiritual Teistik ... 16
4. Landasan Filosofis Konseling Spiritual Teistik ... 19
5. Landasan Teoritis, dan Empiris tentang Konseling spritual Teistik ... 26
6. Landasan Empirik Konseling Spiritual Teistik ... 30
7. Konsep Konseling Spiritual Teistik ... 35
(2)
B. Sifat-Sifat Kerosulan ... 54
1. Memahami Sifat-Sifat Kerosulan ... 54
2. Indikator Sifat-Sifat Kerosulan ... 62
3. Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Menengah (usia remaja) ... 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 83
B. Posedur Pelaksanaan Penelitian ... 84
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 88
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 88
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 89
F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 92
G. Prosedur Analisis Data ... 103
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 108
B. Pembahasan Hasil ... 128
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 134
B. Rekomendasi ... 135
DAFTAR PUSTAKA ... 138 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(3)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 83
Tabel 3.2 Rancangan Tabulasi Silang ... 98
Tabel 3.3 Uji Validitas Data Sifat-Sifat Kerosulan Siswa ... 99
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi ... 102
Tabel 3.5 Kriteria Gambaran Umum Variabel ... 103
Tabel 4.1 Sifat-Sifat Kerosulan Siswa X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ... 109
Tabel 4.2 Sifat-Sifat Kerosulan Siswa X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat Berdasarkan Kelas... 109 Tabel 4.3 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X
SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat
111
Tabel 4.4 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X-5 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
112
Tabel 4.5 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X-6 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
112
Tabel 4.6 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X-7 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
114
Tabel 4.7 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X-8 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
115
Tabel 4.8 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X-9 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
116
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Varias Data Normalized Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...
124 Tabel 4.10 Hasil Uji t Independen Data Normalized Gain 126
(4)
Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... Tabel 4.11 Hasil Uji t Independen Data Normalized Gain
Kelompok Eksperimen dan Kontrol Setiap Aspek ...
(5)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Sifat-Sifat Kerosulan Siswa X SMAN 1 Tambun
Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ... 109 Grafik 4.2 Sifat-Sifat Kerosulan Siswa X SMAN 1 Tambun
Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat
BerdasarkanKelas ...
110
Grafik 4.3 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
111
Grafik 4.4 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X5 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
112
Grafik 4.5 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X6 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
113
Grafik 4.6 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X7 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
114
Grafik 4.7 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X8 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
115
Grafik 4.8 Aspek-Aspek Sifat-Sifat Kerosulan Siswa-Siswi Kelas X9 SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat ...
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Program Konseling Spiritual Teistik... 139
Lampiran 2 : Lampiran Satuan layanan ... 146
Lampiran 3 : Kisi-kisi Instrumen ... 158
Lampiran 4 : Foto-foto Kegiatan ... 166
(7)
Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian ... 214 Lampiran 7 : Surat Keputusan Pembimbing ... 215
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesadaran beragama adalah bagian integral dari aspek-aspek perkembangan remaja yang harus dikembangkan secara optimal, agar remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama yang bersumber dari agama, agar remaja memperoleh kematangan sistem moral yang membimbing perilakunya. Pikunas (1976) mengemukakan pendapat William Kay, yaitu bahwa tugas utama perkembangan remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal.
Remaja sebagai pribadi yang berkembang selalu memenuhi kebutuhannya untuk menuju arah kematangan, baik kematangan pisik dan psikis. Namun dalam menjalani proses ke arah perkembangan tidak semua remaja dapat mencapainya secara mulus. Diantaranya mereka masih banyak mengalami permasalahan yaitu menampilkan sikap dan perilaku menyimpang, tidak wajar, dan bahkan amoral, seperti membolos dari sekolah, tauran, pengkonsumsi minuman keras, menjadi pecandu Napza, mencontek, dan sek bebas. Belum lagi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, seperti perceraian, perselingkuhan, hadirnya Pria Idaman Lain (PIL) dan juga Wanita Idaman Lain (WIL) dalam kehidupan rumah tangga dalam beberapa kasus bagaikan penyakit kanker yang dengan pelan-pelan menggerogoti tubuh dan berujung kepada kematian, begitupun dalam kehidupan berumah tangga kehadiran PIL dan WIL ini secara perlahan ataupun pasti dapat
(9)
berujung kepada kehancuran mahligai rumah tangga yang sudah dibangun dalam waktu yang lama; terlebih tayangan televisi yang menyajikan tontonan tentang gaya “pisah-cerai” artis seolah semakin menstimulasi kebolehan membina kehidupan rumah tangga yang asal-asalan. Akibatnya, yang menjadi korban adalah anak-anak. Mereka sulit mencari figur positif dari lingkungan orang-orang yang berada di sekitarnya. Akhirnya mereka tidak betah dirumah, tidak konsentrasi dalam belajar dan juga cenderung tidak terkendali dalam berperilaku (Willis, 1994:53).
Tidak cukup sampai disitu saja, peredaran obat-obat terlarang (NARKOBA) dan minuman keras semakin merajalela di kalangan remaja, khususnya mereka yang tidak memiliki kendali agama dan kurang mendapatkan perhatian orang tua. Selain itu kejahatan seksual dalam bentuk free sex semakin merajalela dalam kehidupan remaja. Walaupun penelitiannya sudah lama yaitu tahun 1987, namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Biran Affandi di Jakarta dan Dalana di Surakarta tentang tempat remaja melakukan seks bebas/pelacuran cukup mengkhawatirkan, di mana 83% remaja dari 285 responden mengaku melakukan hubungan seks bebas di rumah, sisanya mengaku melakukan perbuatan tersebut di hotel, tempat parkir, mobil, taman dan sekolah. Berdasarkan penelitian ini terbukti bahwa kebanyakan remaja melakukan hubungan seks bebas di rumah sendiri. Hal ini mengisyaratkan bahwa para remaja tersebut tidak lagi mempedulikan rumah sebagai teritorial atau wilayah psikologis yang tidak boleh ”dijamah” oleh sembarang orang. Pada sisi yang lain, kondisi ini menggambarkan juga kurangnya perhatian orang tua terhadap pergaulan anak remaja mereka,
(10)
sekalipun mereka melakukan free sex di rumah; mereka tidak mengetahui atau memang para orang tua itu tidak peduli. (Al-Gifari, 2004:64).
Kompleksitas permasalahan yang berkembang di masyarakat pada saat sekarang membuka lebar pintu profesi yang berorientasi pada upaya membantu individu supaya mampu mengatasi masalah dan sekaligus mengembangkan potensi diri mereka secara utuh supaya sampai pada optimalisasi. Konseling merupakan salah satu profesi yang bertanggung jawab dalam membantu individu supaya mampu berkembang dengan optimal.
Walaupun demikian, apakah benar bahwa semua pendekatan dalam konseling tersebut sudah ”benar” dalam memandang makna manusia itu sendiri?. Dahlan (2003:145-147) memandang bahwa pandangan konseling sendiri terhadap manusia memiliki beberapa kecenderungan sebagai berikut ini : (1) ada pandangan yang menganggap bahwa manusia pada dasarnya bersifat pesimistik, determisnistik, mekanistik dan reduksionalistik; (2) paham yang memandang bahwa manusia sepenuhnya dapat ditentukan dan ditempa dari luar, melalui pembentukan hubungan stimulus-respons, latihan atau training, pembiasaan, desensitisasi, reinforcement menurut paham ini tindakan-tindakan tadi merupakan kunci untuk merubah perilaku klien; dan (3) pandangan yang cenderung mendewakan manusia. Pandangan ini bersifat optimistis, penuh harapan terhadap kemampuan manusia dan memandangnya memiliki kemampuan untuk berbuat sendiri di bumi ini dan menentukan tujuannya sendiri, oleh karenanya para konselor dianggap tidak perlu lagi memberikan bantuan yang sifatnya
(11)
mengarahkan karena mereka telah memiliki tujuan dan satuan norma yang mantap.
Berdasarkan pandangan di atas, tampak bahwa kecenderungan pandangan konseling terhadap diri klien telah menganggap manusia sebagai makhluk yang didegradasi menjadi makhluk yang sepenuhnya tunduk kepada naluri dan dorongan impulsif atau tunduk pada kekuasaan dari luar dirinya, sehingga kedudukan manusia seolah makhluk tak berdaya dan cenderung mekanistik,bahkan pandangan tertentu dengan beraninya menganalogikan perilaku dan hakikat manusia dengan dunia hewan, sehingga percobaan-percobaan yang dilaksanakan pada tikus, kera dan juga anjing seolah dapat langsung diterapkan dalam memperlakukan manusia. Sebaliknya, ada juga pandangan yang melihat secara berlebih terhadap hakikat manusia, sehingga menganggap bahwa setiap manusia memiliki kebebasan dalam berpikir dan bertindak dengan menerapkan satuan norma yang dianutnya. Norma yang mana ?, pada akhirnya yang dikembangkan adalah norma diri dan kelompok saja,sehingga norma dan nilai keagamaan yang seyogianya dijunjung tinggi malah diabaikan dalam prakteknya.
Apabila bimbingan dan konseling hanya ditinjau dari statusnya seperti yang sekarang, maka ia hanya merupakan bingkai ilmu yang merupakan upaya memanipulasi psikologis dalam memahami perilaku individu. Padahal seyogianya profesi yang cenderung penuh dengan muatan pemberian bantuan ini mengedepankan nilai-nilai normatif dan religius dalam implementasinya. Oleh sebab itu wajar apabila Djawad Dahlan (2002) mengingatkan bahwa
(12)
pengembangan potensi diri klien seyogianya bertumpu pada keunggulan akhlak dan moral bangsa. Jika pada bidang akhlak ini cukup berhasil, maka diprediksi akan mudah mengembangkan keunggulan di bidang lainnya.
Apabila menelusuri kembali sejarah kenabian (attarikh annubuwah) tampak bentuk-bentuk pemberian bantuan psikologis yang penuh dengan nilai-nilai agama dan norma telah dipraktikkan Rasulullah beberapa abad yang lalu, baik dalam adegan keluarga, para sahabat dan juga dengan berbagai golongan dalam masyarakat pada jamannya. Beliau menjadi panutan karena kebajikan, kebijakan, kejujuran, dan sifat-sifat mulia lainnya. Maka dengan tegas Allah swt menyatakan : ”Sesungghnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kalian semua, yaitu mereka yang mengharapkan kerihdaan Allah dan keselamatan pada hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (QS. Al-Ahzab : 21).
Setidaknya terdapat empat sifat yang menjadikan beliau model bagi umat manusia. Pertama, kejujurannya dalam berbuat dan berucap. Selain itu, kesederhanaan dan sistematis dalam bertuturkata yang mudah dipahami menjadikan beliau “konsultan” dan rujukan dalam menyelesaikan beragam permasalahan umat. Kedua, amanah yaitu sebuah sikap penuh tanggung jawab dalam melaksanakan semua perintah yang dibebankan pada dirinya, baik dari Allah swt ataupun kelompok manusia yang berada di sekitarnya. Ketiga adalah tabligh yaitu kemampuan menyampaikan amanah kepada umat dengan menyesuaikan antara apa yang akan disampaikan dengan kemampuan (tingkat intelektual, pendidikan, sosial dan juga budaya) umat dalam menerima materi tersebut. Maka, sangat terlihat bagaimana interaksi yang harmonis terjalin antara
(13)
Rasul dengan berbagai kalangan bahkan dengan umat dari keyakinan yang lainpun mengakui kebesaran pengaruh beliau dalam membangun dan memperkokoh eksistensi umat islam (Hart, 1986:29). Sifat ke empat adalah, fathonah atau cerdas, artinya Rasul adalah individu yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, selain itu beliau juga cerdas secara emosional dan ruhaniah. Hal itu dapat terlihat dari catatan sejarah yang melukiskan keakuratan strategi dalam menghadapi musuh, ketenangan dalam menghadapi segala bentuk cobaan dan juga kekhusuan beliau dalam beribadah dan bermunajat kepada Rabbnya.
Apabila dikaitkan dengan konseling spritual teistik akan tampak jelas bahwa, teknik – teknik konseling spritual teistik dapat memfasilitasi siswa agar meyakini nilai-nilai ketuhanan dan mengaktualisasikannya dalam menyelesaikan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir. Karena pemberian bantuan ini yaitu program konseling spiritual teistik mengedepankan nilai-nilai normatif dan riligius, jika pada bidang nilai-nilai dan religius cukup berhasil, maka diprediksi akan mudah mengembangkan keunggulan dibidang lain.
Berdasarkan paparan di atas, program konseling spiritual teistik diarahkan untuk memfasilitasi peningkatan sifat-sifat kerosulan pada siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.
(14)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana keefektifan konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada diri siswa SMAN 1 Tambun Selatan. Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut.
1. Seperti apa profil sifat-sifat kerosulan siswa-siswi kelas X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat?
2. Seperti apa program konseling spiritual teistik yang dapat meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa kelas X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat?
3. Bagaimana keefektifan Program konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa kelas X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Menggambarkan profil sifat-sifat kerosulan siswa-siswi kelas X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2010-2011.
2. Merancang program konseling spiritual teistik yang dapat meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa SMAN 1Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
(15)
3. Membuktikan keefektifan program konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis
Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang rumusan program konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, mendapatkan fasilitas untuk meyakini nilai-nilai ketuhanan dan mengaktualisasikannya dalam menyelesaikan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir.
b. Bagi guru bimbingan dan konseling, memperkaya khasanah keterampilan khususnya para guru bimbingan dan konseling yang bertugas di SMA dalam pelayanan peningkatan sifat-sifat kerosulan pada diri siswa.
c. Bagi Kepala Sekolah, dapat menjadi salah satu referensi dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan program bimbingan dan konseling di sekolah yang bersangkutan.
d. Bahan kajian dan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan program konseling spiritual teistik dan peningkatan sifat-sifat kerosulan siswa.
(16)
E. Asumsi Penelitian
Penelitian ini didasarkan kepada asumsi sebagai berikut.
1. Setiap siswa yang dalam dirinya telah tertanam sifat-sifat kerosulan cenderung berperilaku positif dalam kehidupannya, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat, karena sifat-sifat kerosulan merupakan baro-meter bagi kepribadian seseorang.
2. Program Konseling spiritual teistik berorientasi pada peningkatan sifat-sifat kerosulan sebagai fitrah manusia, pada hakekatnya dalam diri manusia terdapat potensi untuk berperilaku kefasikan/fujur dan berperilaku taqwa.
3. Agar program konseling spiritual teistik dapat berjalan dengan baik, maka seorang konselor disamping memiliki kompetensi bimbingan dan konseling secara umum, seyogyanya juga memiliki kompetensi di bidang keagamaan.
4. Program konseling spiritual teistik dianggap lebih efektif dalam menyelesaikan permasalahan pribadi, sosial, akademik, dan karir siswa, karena program tersebut berfungsi secara keseluruhan baik pemahaman, pencegahan, perbaikan, dan pengembangan.
(17)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian mengenai efektivitas program konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa kelas X SMA Negeri I Tambun Selatan Kabupaten Bekasi tahun pelajaran 2010-2011 ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian eksperimental (kuasi eksperimen). Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Control
Group Design. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan
konseling spiritual teistik dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan konvensional yang diberlakukan di sekolah. Perlakuan konvensional disini maksudnya adalah perlakuan yang biasa diberikan oleh konselor sekolah. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut.
Tabel. 3.1. Rancangan Penelitian KE O1 X1 O2
KK O1 X2 O2 Keterangan :
KE : Kelompok eksperimen. KK : Kelompok Kontrol
X1 : Model Konseling Spiritual Teistik X2 : Perlakuan konvensional
O1 : Pretest O2 : Posttest
(18)
Adapun rancangan kuasi eksperimen uji keefektifan Program Konseling Spiritual Teistik dapat dijabarkan dalam bagan berikut.
Bagan 3.1.Rancangan Kuasi Eksperimen B. Posedur Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang konseling spiritual teistik yang merupakan salah satu teknik dalam Konseling Islami dan tentang sifat-sifat kerosulan.
b. Menentukan subjek penelitian. Dengan menggunakan teknik purposive
sampling ditetapkan satu kelompok sebagai kelas eksperimen dengan
menggunakan program konseling spiritual teistik, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol dengan perlakuan yang berlaku di sekolah tempat penelitian.
Pretest Treatment Posttest
Kelompok Eksperimen
Model Konseling
Spiritual Teistik
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Tanpa Treatment
Kelompok Kontrol
(19)
c. Berdiskusi dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah tempat penelitian untuk melaksanakan penelitian eksperimen dengan menggunakan program konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.
d. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa kuesioner sifat-sifat kerosulan untuk mengetahui profil sifat-sifat kerosulan siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan tes awal (pretest) untuk mengetahui profil sifat-sifat kerosulan siswa kelas X SMAN 1 Tambun Selatan sebelum dilaksanakan perlakuan .
b. Pelaksanaan Program Konseling Spiritual Teistik untuk Meningkatkan Sifat-Sifat Kerosulan dengan langkah sebagai berikut:
1) Menetapkan jadwal pelaksanaan treatment sesuai dengan hasil kesepakatan dengan terhadap sampel pada kelompok eksperimen dan pertimbangan pihak sekolah.
2) Mengkondisikan kelompok yang sudah ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sehingga tahu dengan baik kegiatan yang akan diikuti oleh siswa.
3) Melaksanakan Program Konseling Spiritual Teisti kepada kelompok eksperimen yang dirancang 4 kali perlakuan/treatmen.
(20)
Kelompok eksperimen dikondisikan sesuai dengan rancangan pelaksanaan program konseling spiritual teistik.
c. Observasi terhadap pelaksanaan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui efektivitas Program Konseling Spiritual Teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa dengan memberikan format isian yang menyangkut perasaan siswa selama mengikuti treatment. Dalam lembaran tersebut siswa mengisi kesan-keasannya selama mengikuti treatment.
d. Pelaksanaan tes akhir (posttest) untuk mengetahui efektivitas Program Konseling Spiritual Teistik pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional pada kelompok kontrol
3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data.
a. Mengolah skor tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) sifat-sifat kerosulan.
b. Melakukan uji persyaratan statistik (keefektifan) tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, melakukan analisis data dengan menggunakan uji t-test untuk mengetahui tingkat efektivitas sebelum dan sesudah perlakuan/treatment, melakukan uji Gain-Score untuk mengetahui selisih antara skor posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
c. Membahas hasil penelitian.
Adapun alur untuk mewujudkan desain dan prosedur penelitian tersebut di atas ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
(21)
Bagan 3.2.Alur Desain dan Prosedur Penelitian Identifikasi Permasalahan Profil
Sifat-Sifat Kerosulan Pada Siswa Kelas X5, X6, X7,X8,X9 SMAN I Tambun Selatan
Penentuan Masalah
Studi Literatur
yang Relevan Studi Lapangan
Merancang Metode Penelitian (Kuasi Eksperimen)
Penentuan Sampel Penelitian
Berdiskusi dengan Pihak Sekolah Mengenai Rancangan Penelitian
Tes Awal (Pretest)
Kelompok Eksperimen
Treatment Program Konseling Spritual teistik
Tes Akhir (Posttest)
Kelompok Kontrol Perlakuan Konvensional Tes Akhir (Posttest) Analisis Data
(22)
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Tambun Selatan yang berada di Jalan Kebon Kelapa No.2 Kabupaten Bekasi, telepon (021)88325613. Di sekolah ini terdapat 10 kelas untuk kelas X, terdapat 10 kelas untuk kelas XI dan terdapat 10 kelas untuk kelas XII (7 kelas untuk program IPA dan 3 kelas untuk program IPS). Pelaksanaan penelitian ini direncanakan selama 6 (enam) bulan dari bulan Januari- Juni 2011.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas X5, X6, X7, X8, X9 SMA Negeri 1 Tambun Selatan tahun akademik 2010-2011.
Kelas X SMA Negeri 1 Tambun Selatan dipilih sebagai populasi penelitian ini karena : 1) Siswa kelas X SMA Negeri 1 Tambun Selatan mendapatkan perlakukan konvensional (Layanan Bimbingan Konseling) secara rutin oleh guru pembimbing/konselor sekolah, sehingga peneliti mencoba membandingkan perlakukan konvensional tersebut dengan perlakukan (treatment) yang peneliti berikan sesuai dengan rancangan penelitian yang dibuat peneliti, (2) Siswa kelas X tersebut baru memasuki jenjang sekolah baru yang sudah tentunya menyesuaikan diri dalam berbagai situasinya (3) Penanaman pemahaman sifat-sifat kerasulan dikelas X merupakan pondasi awal bagi siswa dalam memahami,meyakini,dan mempraktekkan ibadah-ibadahnya agar siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan fitrahnya sebagai makhluk beragama dalam
(23)
mengatasi masalah-masalah kehidupannya baik pribadi, sosial, belajar dan karir secara mandiri.
Karena jumlah populasi dalam penelitian ini cukup banyak maka penelitian ini dilakukan terhadap sampel. Dalam mengambil sampel, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. “Teknik
Purposive Sampling adalah penetapan kelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya” (Sutrisno Hadi, 2006:91). Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswa yang memiliki permasalahan sifat-sifat kerosulan.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel yang dilibatkan
Penelitian ini memiliki dua variabel utama yaitu variabel terikat dan variabel bebas, variabel terikat adalah faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan pengaruh variabel bebas, sedangkan variabel bebas adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh pelaksana eksperimen untuk menentukan hubungannya ke fenomena yang di observasi.
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah : (1) Variabel terikat yaitu sifat-sifat kerosulan, dan (2) Variabel bebas yaitu Program Konseling Spritual Teistik.
2. Definisi Operasional
Adapun yang dimaksud dengan Sifat-sifat kerosulan adalah sifat-sifat yang mulia sekaligus sebagai kekhasan para nabi dan rosul dibanding
(24)
manusia-manusia lain, yaitu siddiq (benar dan jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (pandai dan cerdas), tabliq (menyampaikan). Sifat-sifat tersebut sebagai suritauladan yang harus diyakini dan diimplementasikan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah pribadi, sosial, belajar, karir, dengan indikator sebagai berikut.
Adapun aspek dan indikator dalam penelitian ini, yaitu :
Aspek Penelitian Indikator
1.Shiddiq 1.1.Terlepasnya diri dari sikap dusta atau tidak jujur. 1.2.Beriman.
1.3.Bertaqwa. 1.4.Berhijrah. 1.5. Sabar.
1.6.Meninggalkan apa-apa yang meragukan. 1.7.Berjihad.
1.8.Tepat janji.
2. Amanah 2.1. bersikap dan berperilaku lurus serta teguh dalam pendirian.
2.2.Kemampuan mengemban amanah. 2.3.Memelihara kemantapan ruhani.
2.4.Tidak berkeluh kesah saat ditimpa kesusahan. 2.5.Tidak melampaui batas ketika mendapat
kesenangan.
2.6.Tidak berkhianat kepada Allah dan Rosul-Nya. 2.7.Menaburkan kerahmatan ketuhanan dalam diri. 2.8.Menaburkan kerahmatan ketuhanan dalam
lingkungan keluarga.
2.9.Menaburkan kerahmatan ketuhanan dalam lingkunga sosial dan masyarakat.
2.10. Menaburkan kerahnatan ketuhanan dalam lingkungan alam semesta raya.
2.11. Menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
2.12. Menetapkan hukum diantara manusia dengan adil.
(25)
2.14. Tidak munafiq.
3. Fathonah 3.1.Memahami hakikat segala sesuatu yang bersumber
pada nurani, bimbingan dan pengarahan Allah. 3.2.Melihat dan mengetahui secara musyahadah
dengan ketersingkapan alam transendental (gaib) dengan jelas.
3.3.Mampu mengambil hikmah atau pelajaran dari Allah.
3.4.Menunjukkan upaya terbaik. 3.5.Berserah kepada Tuhan.
3.6.Memiliki kepekaan atau empati.
4. Tablig 4.1.Menyampaikan ajaran-ajaran islam.
4.2.Melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
4.3.Tidak mengatakan atau menyuruh yang tidak diperbuat.
4.4. Memiliki perkataan yang baik.
4.5.Tidak melupakan diri sendiri untuk berbuat baik.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengukur tentang sifat-sifat kerosulan adalah kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan. Data yang didapatkan adalah dalam peringkat data interval. Dalam penelitian ini, “semakin rendah skor pretest siswa, maka tingkat sifat-sifat kerosulan rendah dan semakin tinggi skor pretest maka tingkat sifat-sifat kerosulan semakin tinggi”. “Apabila skor posttest mengalami peningkatan dari skor pretest, maka tingkat sifat-sifat kerosulan siswa semakin tinggi atau sebaliknya”.
Adapun yang dimaksud dengan Program Konseling Spiritual Teistik
dalam penelitian ini adalah suatu proses pemberian bantuan kepada konseli / siswa guna memfasilitasi dan meningkatkan pemahaman konseli / siswa untuk mengembangkan kesadaran beragama atau spritualitasnya dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, sehingga dapat mencapai kehidupan bermakna.
(26)
Kesadaran beragama atau spiritualitas konseli / siswa yang baik diyakini akan berpengaruh secara positif dan fungsional terhadap aspek-aspek kehidupan pribadi lainnya. (Syamsu Yusuf L.N:2007). Program Konseling Spiritual Teistik digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan siswa sehingga siswa dapat; mengubah emosi spritualitas keagamaannya (intervensi afektif), mengubah, mengembangkan, atau memperbaiki gaya hidup atau praktek-praktek keagamaan klien/siswa (intervensi behavioral) ; meningkatkan, memperbaikiatau mengubah pemahaman atau keyakinan klien (intervensi kognitif) ; meningkatkan atau memperbaiki jalinan hubungan (silaturahmi) dengan orang lain (baik dengan kelompok agamanya sendiri maupun kelompok agamayang lain (intervensi
interpersonal).
F. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data tentang profil sifat-sifat kerosulan pada siswa. Untuk memperoleh data tersebut, dalam penelitian ini digunakan instrumen kuisioner indikator sifat-sifat kerosulan pola Likert, baik pada Pre-test, post-test dan follow up.
2. Pengembangan Instrumen Penelitian
Secara operasional, pengembangan kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut, yaitu : (1) Menyusun kisi-kisi instrumen, (2) Merumuskan butir pernyataan, (3)
(27)
Melakukan uji kesahihan butir dan dan keterandalan faktor. Ketiga langkah ini dijelaskan sebagai berikut, yaitu :
a. Konsepsi
Untuk mengukur indikator sifat-sifat kerosulan siswa dengan konseling spiritual teistik,digunakan skala indikator sifat-sifat kerosulan pola Likert dengan lima rentangan jawaban secara bertingkat, yaitu : sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Dimana skor bergerak dari skor satu sampai dengan lima. Pada pernyataan yang positif, responden yang menjawab Sangat Sesuai (SS) diberi skor 5, Sesuai (S) diberi skor 4, Kurang Sesuai (KS) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Bila pernyataan negatif, maka penskoran sebaliknya.
Dalam penelitian ini, semakin tinggi skor kuesioner yang diperoleh
oleh siswa maka teridentifikasi tingkat sifat-sifat kerosulan tinggi, sebaliknya semakin rendah skor kuesioner yang diperoleh maka tingkat sifat-sifat keroasulan semakin rendah. Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat hasil
jawaban yang dibuat oleh masing-masing siswa pada kuesioner yang sudah disebarkan. Misalkan saja salah seorang siswa pada item positif menjawab STS (skornya 1), dan pada item negatif siswa menjawab SS (skornya 1). Dengan demikian skor yang diperoleh siswa menjadi rendah sehingga terlihat pemahaman sifat-sifat kerosulan pada siswa rendah.
(28)
b. Menyusun Kisi-kisi kuesioner Indikator Sifat-Sifat Kerosulan. Kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan yang dipakai dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti sendiri. Adapun kisi-kisi kuesioner disajikan sebagai berikut.
NO Variabel Indikator
Nomor Butir
Jumlah
- +
1 Shiddik 1.Terlepasnya diri dari sikap dusta atau tidak jujur
1
2.Beriman 2
3.Bertaqwa 3
4.Berhijrah 4
5.sabar 5
6.Meninggalkan apa-apa yang meragukan
6
7.Tepat Janji 7
2 Amanah 1.Bersikap dan berperilaku lurus serta teguh dalam pendirian
8
2.Mampu mengemban amanah
9 3.memelihara
kemantapan ruhani
10 4.Tidak berkeluh kesah
pada saat ditimpah kesusahan.
11
5.Tidak melampai batas pada saat mendapat kesenangan
12
6.Tidak berkhianat kepada Allah dan rosul-Nya
13
7.Menaburkan
kerahmatan ketuhanan dalam diri
14
8.Menaburkan
kerahmatan ketuhanan dalam lingkungan
(29)
keluarga 9.Menaburkan
kerahmatan ketuhanan dalam lingkungan kerja atau organisasi
16
10.Menaburkan
kerahmatan ketuhanan dalam lingkungan sosial dan masyarakat
17
11.Menaburkan
kerahmatan ketuhan dalam alam semesta raya
18
12.Menetapkan hukum di antara manusia dengan adil
19
13.Menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya
20
14.Tidak munafiq 21
3 Fathonah 1.Memahami hakekat segala sesuatu yang bersumber pada hati nurani, bimbingan, dan pengarahan Allah
22
2.Melihat dan
mengetahui secara musyahadah dengan ketersingkapnya alam transendental (gaib) dengan jelas
23
3.Mampu mengambil hikmah atau pelajaran dari Allah
24
4.Menunjukkan upaya terbaik
25 5.Berserah diri kepada
Tuhan.
26 6.Memiliki kepekaan
atau empati
27 4 Tablig 1.Menyampaikan
ajaran-ajaran Islam
28 29 2.Melakukan amar
ma’ruf nahi munkar
(30)
3.Tidak mengatakan atau menyuruh yang tidak diperbuat
31
4.Memiliki perkataan yang baik.
32 5.Tidak melupakan diri
sendiri untuk berbuat baik
33
5 Jumlah 10 23 33
c. Merumuskan butir-butir pernyataan
Berpedoman terhadap kisi-kisi kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan, sebagaimana telah disajikan di atas maka, selanjutnya disusunlah butir-butir pernyataan kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan.Adapun contoh pernyataan positif dan negatif kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan dapat disajikan seperti pernyataan di bawah ini, yaitu :
Contoh rumusan pernyataan positif pada indikator shiddiq.
a.Saya merasa bersalah ketika mencontek menghadapi ujian atau ulangan. Contoh rumusan pernyataan negatif pada indikator Shiddiq.
a.Saya merasa tidak bersalah ketika mencontek menghadapi ujian atau ulangan,karena hampir semua teman sayapun mencontek.
Setelah pernyataan-pernyataan tersusun, agar kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan dapat digunakan dengan baik sebagai metode pengumpulan data penelitian, maka selanjutnya dilakukan kajian standarisasi instrumen dengan melakukan analisis kesahihan butir dan reliabilitas (keandalan) perangkat kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan.
(31)
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan. Kuesioner tersebut diberikan 2 kali, yaitu pertama pada pretest, dan kedua posttest.
a) Uji Validitas Isi Instrumen
Dalam proses analisis validasi isi kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan ini langsung dikonsultasikan pada pakar/judgest dengan format analsis yang sudah disediakan. Butir-butir yang disusun terlebih dahulu dikonsultasikan kepada para pakar untuk dilakukan penelitian. Dalam hubungan ini, penilaian dilakukan oleh dua orang pakar (expert), yaitu dua orang yang memiliki spesialis dalam bidang indikator sifat-sifat kerosulan. penilaian ini dilakukan untuk menentukan validitas isi (content validity) dari kuesioner indikator sifat-sifat kerosulan yang telah disusun. Validitas isi adalah validitas yang ditentukan oleh derajat representativitas butir-butir tes yang telah disusun telah mewakili keseluruhan materi yang hendak diukur tersebut. Untuk menentukan koefesien validitas ini, hasil penilaian dari kedua pakar dimasukkan kedalam tabulasi silang (2x2) yang terdiri dari kolom A,B,C,dan D. kolom A adalah sel yang menunjukkan ketidaksetujuan antara kedua penilai. Kolom B dan C adalah sel yang menunjukkan perbedaan seseorang antara penilai pertama dan kedua (penilai pertama setuju, penilai kedua tidak setuju, atau sebaliknya). Kolom D adalah sel yang
(32)
menunjukkan persetujuan yang valid antara kedua penilai (judgestt). Sehingga apabila dituangkan ke dalam rumus menjadi:
Validitas isi =
D C B A
D
+ +
+ (Gregory, 2000: 98-99) Keterangan :
A : Sel yang menunjukan ketidaksesuaian antara kedua penilai/pakar.
B dan C : Sel yang menunjukan perbedaan pandangan antara kedua penilai/pakar.
D : Sel yang menunjukan persetujuan yang valid antara kedua penilai/pakar.
Tabel 3.2
Rancangan Tabulasi Silang
Penilai 2
KR (Skor 1-2) SR (Skor 3-4)
Penilai 1 KR (Skor 1-2) (A) (B)
SR (Skor 3-4) (C) (D)
b) Uji Validitas Butir Instrumen
Untuk menguji validitas butir digunakan korelasi product moment, yaitu korelasi antara skor butir dengan skor totalnya. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1) Menghitung koefisien korelasi product moment/ r hitung (rxy), dengan menggunakan rumus seperti berikut:
(33)
{
∑
∑
}{
∑
∑
}
∑ ∑
∑
− − − = 2 2 2 2 XY Y) ( Y N X) ( X N Y) X)( ( XY N r (Arikunto, 2006) Keterangan:rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Item soal yang dicari validitasnya
Y = Skor total yang diperoleh sampel 2) Proses pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r hitung positif, dan r hitung ≥ 0,3, maka butir soal valid Jika r hitung negatif, dan r hitung < 0,3, maka butir soal tidak valid Menurut Masrun dalam Sugiyono (2007 : 188-189) menyatakan bahwa Item yang dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi ≥ 0,3. Jadi, semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
Untuk lebih jelasnya tetang uji validitas, berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas data sifat-sifat kerosulan siswa seperti pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Uji Validitas Data Sifat-Sifat Kerosulan Siswa
No r
Hitung r
Tabel Kriteria No r Hitung
r
Tabel Kriteria 1 0.14 0.30 Invalid 53 0.75 0.30 Valid 2 0.52 0.30 Valid 54 0.76 0.30 Valid
(34)
3 0.65 0.30 Valid 55 0.40 0.30 Valid 4 0.24 0.30 Invalid 56 0.34 0.30 Valid 5 0.68 0.30 Valid 57 0.42 0.30 Valid 6 0.65 0.30 Valid 58 0.72 0.30 Valid 7 0.22 0.30 Invalid 59 0.44 0.30 Valid 8 -0.21 0.30 Invalid 60 0.40 0.30 Valid 9 0.24 0.30 Invalid 61 0.52 0.30 Valid 10 0.25 0.30 Invalid 62 0.54 0.30 Valid 11 -0.07 0.30 Invalid 63 0.43 0.30 Valid 12 0.48 0.30 Valid 64 0.67 0.30 Valid 13 0.60 0.30 Valid 65 0.69 0.30 Valid 14 0.58 0.30 Valid 66 0.51 0.30 Valid 15 0.06 0.30 Invalid 67 0.01 0.30 Invalid 16 0.15 0.30 Invalid 68 0.18 0.30 Invalid 17 0.39 0.30 Valid 69 0.52 0.30 Valid 18 0.34 0.30 Valid 70 0.50 0.30 Valid 19 0.42 0.30 Valid 71 0.53 0.30 Valid 20 0.69 0.30 Valid 72 0.45 0.30 Valid 21 0.65 0.30 Valid 73 0.45 0.30 Valid 22 0.47 0.30 Valid 74 0.04 0.30 Invalid 23 0.28 0.30 Invalid 75 0.61 0.30 Valid 24 0.23 0.30 Invalid 76 0.64 0.30 Valid 25 0.52 0.30 Valid 77 0.59 0.30 Valid 26 0.66 0.30 Valid 78 0.58 0.30 Valid 27 0.73 0.30 Valid 79 0.57 0.30 Valid 28 0.53 0.30 Valid 80 0.45 0.30 Valid 29 0.57 0.30 Valid 81 0.26 0.30 Invalid 30 0.47 0.30 Valid 82 0.65 0.30 Valid 31 0.57 0.30 Valid 83 0.64 0.30 Valid 32 0.70 0.30 Valid 84 -0.32 0.30 Invalid 33 0.17 0.30 Invalid 85 -0.28 0.30 Invalid 34 0.46 0.30 Valid 86 0.29 0.30 Invalid 35 0.37 0.30 Valid 87 0.44 0.30 Valid 36 0.69 0.30 Valid 88 0.66 0.30 Valid 37 0.50 0.30 Valid 89 0.60 0.30 Valid 38 0.72 0.30 Valid 90 0.57 0.30 Valid 39 0.62 0.30 Valid 91 0.58 0.30 Valid 40 0.64 0.30 Valid 92 0.61 0.30 Valid 41 0.65 0.30 Valid 93 0.64 0.30 Valid 42 0.72 0.30 Valid 94 0.62 0.30 Valid 43 0.63 0.30 Valid 95 0.65 0.30 Valid
(35)
44 0.63 0.30 Valid 96 0.61 0.30 Valid 45 0.27 0.30 Invalid 97 0.71 0.30 Valid 46 0.55 0.30 Valid 98 0.51 0.30 Valid 47 0.66 0.30 Valid 99 0.61 0.30 Valid 48 0.29 0.30 Invalid 100 0.54 0.30 Valid 49 -0.08 0.30 Invalid 101 0.59 0.30 Valid 50 0.43 0.30 Valid 102 0.63 0.30 Valid 51 0.66 0.30 Valid 103 0.64 0.30 Valid 52 0.61 0.30 Valid
Berdasarkan tabel 05 diatas diperoleh bahwa dari 103 pernyataan jumlah yang valid ada 81 pernyataan dan yang tidak valid ada 22 pernyataan yaitu nomor 1,4,7,8,9,10,11,15,16,23,24,33,45,48,67,68,74,81,84,85,86.
c) Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merujuk pada ketetapan/keajegan alat pengukur tersebut dalam menilai apa yang diinginkan akan memberikan hasil yang relatif sama (Hamzah et.al 2001:142) . untuk mencari reliabilitas instrument menggunakan alpha crobach.
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α) melalui tahapan sebagai berikut.
Pertama, menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11) dengan menggunakan rumus berikut.
2
11 1 2
1 i t n r n σ σ = − −
∑
Keterangan : 11r = Reliabilitas tes yang dicari
=
∑
2i
(36)
( )
N N X X∑
−∑
= 2 2 2σ
2 tσ = Varians total n = banyaknya soal
Kedua, mencari varians semua item menggunakan rumus berikut.
(Arikunto, 2002:109) Keterangan :
∑
X = Jumlah Skor
∑
X2= jumlah kuadrat skor N = banyaknya sampelSetelah diuji validitas butir soal/item dari sifat-sifat kerosulan siswa
,
maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah butir soal tersebut reliabel, untuk mengetahuinya peneliti menggunakan bantuan perhitungan program Ms Exel 2007 dan diperoleh sebagai berikut:
Jumlah varian (δi ) = 47,57 Varian Total (δt ) = 1256,52 Reliabilitas = 0,97 (Sangat Tinggi)
Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (1999:149) yang disajikan pada tabel 06 berikut.
Tabel 3.4
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tingi
(37)
Merujuk pada pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (1999:149), dapat ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas instrumen pengungkap sifat-sifat kerosulan siswa berada pada kategori sangat tinggi. Artinya, instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
F. Prosedur Analisis Data
1. Profil Sifat-Sifat Kerosulan Siswa Kelas X SMA I Tambun
Profil sifat-sifat kerosulan siswa diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan Skor maksimal ideal yang diperoleh sampel: Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi
b. Menentukan Skor terendah ideal yang diperoleh sampel: Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel:
Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal d. Mencari interval skor:
Interval skor = Rentang skor / 3
Dari langkah langkah diatas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5
Kriteria Gambaran Umum Variabel
Kriteria Rentang
Tinggi X > Min Ideal + 2.Interval
Sedang Min Ideal + Interval < X ≤ Min Ideal + 2.Interval
Rendah X ≤ Min Ideal +Interval
(Sudjana 1996 : 47)
(38)
a. Menentukan Skor maksimal ideal yang diperoleh sampel: Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi
Aspek Skor Maksimal Ideal Keseluruhan* =81 x 5 = 405
Shidiq =12 x 5 = 60
Amanah =27 x 5 = 135
Fatonah =20 x 5 = 100
Tablig =22 x 5 = 110
*Keseluruhan dimaksudkan sebagai gabungan semua aspek
b. Menentukan Skor minimal ideal yang diperoleh sampel: Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah
Aspek Skor Minimal Ideal Keseluruhan* =81 x 1 = 81
Shidiq =12 x 1 = 12
Amanah =27 x 1 = 27
Fatonah =20 x 1 = 20
Tablig =22 x 1 = 22
*Keseluruhan dimaksudkan sebagai gabungan semua aspek
c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel:
Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal
Aspek Skor Rentang
Keseluruhan* = 405 – 81 = 324
Shidiq = 60 – 12 = 48
Amanah = 135 – 27 = 108
Fatonah = 100 – 20 = 80
Tablig = 110 – 22 = 88
*Keseluruhan dimaksudkan sebagai gabungan semua aspek
d. Mencari interval skor:
Interval skor = Rentang skor / 3
Aspek Interval
Keseluruhan* = 324/3=108
(39)
Amanah = 108/3=36 Fatonah = 80/3=26,6≥27
Tablig = 88/3=29,3≥29
*Keseluruhan dimaksudkan sebagai gabungan semua aspek
Dari langkah langkah diatas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut Aspek Kriteria Interval
Keseluruhan
Tinggi 298 - 405 Sedang 190 - 297 Rendah 81 - 189 Shidiq
Tinggi 45 - 60 Sedang 29 - 44 Rendah 12 - 28 Amanah
Tinggi 100 - 135 Sedang 64 - 99 Rendah 27 - 63 Fatonah
Tinggi 74 - 100 Sedang 48 - 73 Rendah 20 - 47 Tablig
Tinggi 82 - 110 Sedang 52 - 81 Rendah 22 - 51
*Keseluruhan dimaksudkan sebagai gabungan semua aspek
2. Uji Hipotesis
Dalam menjawab pertanyaan penelitian tentang efektifitas konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa dilakukan dengan teknik uji t independent (independent sample t test) melalui analisis data sifat-sifat kerosulan pada siswa sebelum dan setelah mengikuti konseling spiritual teistik. Teknik uji ini dilakukan dengan cara membandingkan data normalized
gain, antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (diberi perlakuan
dengan metode lain). Tujuan uji ini adalah untuk diperoleh fakta empirik tentang efektifitas konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa tersebut dibandingkan dengan “metode lain” yang diterima oleh
(40)
kelompok kontrol. Teknik pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product and service solutions (SPSS) versi 18.0.
Prosedur pengujian pengaruh tersebut adalah sebagai berikut. Pertama menghitung data normalized gain (N-Gain) dengan rumus sebagai berikut (Coletta, V.P., Phillips, J.A., & Steinert, J.J., 2007).
postest-pretest g =
skor maksimal - pretest
Kedua, menguji normalitas data gains kedua kelompok. Pengujian normalitas data gains dilakukan dengan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05) dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0.
Ketiga, menguji homogenitas varians data gains kedua kelompok (p>0,05) dengan bantuan SPSS 18.0.
Keempat efektifitas konseling spiritual teistik untuk meingkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa menggunakan uji t independent (Independent sample t test) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
a. Hipotesis
H0 : µ eksperimen = µ kontrol
Tidak ada perbedaan rata-rata sifat-sifat kerosulan siswa antara kelompok ekssperimen dengan kelompok kontrol
H1 : µ eksperimen < µ kontrol
Ada perbedaan rata-rata sifat-sifat kerosulan siswa antara kelompok ekssperimen dengan kelompok control
(41)
b. Dasar pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α=0,05.
Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung, maka kriterianya adalah terima H0 jika – t 1- ½α < t hitung < t 1- ½α, dimana t 1- ½α didapat dari daftar tabel t dengan dk = ( n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½α. Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.
Jika pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka kriterianya adalah:
• Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak
• Jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima c. Mencari nilai t hitung dengan rumus
1 2
Hitung 2 2
1 2
1 2
Y Y
t
n n
S S
− =
+
Di mana :
1
Y = rata-rata data kontrol
2
Y = rata-rata data eksperimen n1 = banyak sampel kelas kontrol n2 = banyak sampel kelas eksperimen s12 = varians kelompok kontrol s22 = varians kelompok eksperimen
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian , analisis dan pembahasan yang telah dilakuka, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara umum profil sifat-sifat kerosulan siswa kelas X SMAN 1 Tambun Selatan berada pada katagori sedang.Katagori sedang, hal tersebut tampak pada aspek shiddiq (1) siswa memperlihatkan sikap tidak jujur saat ujian, (2) menghina teman, (3) masih banyaknya siswa yang meninggalkan sholat, (4) siswa bermesraan dengan lawan jenis, (5) tidak tekun dan giat dalam mengulangi pelajaran, (6) menunda pulang ke rumah setelah selesai jam belajar di sekolah, (7) malas untuk mengikuti remedial ketika mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal),.Aspek amanah: (1) tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik, (2) tidak membayarkan uang sekolah yang sudah diberikan orang tua, (3) tidak memperhatikan ketika guru mengajar, (4) menghindar untuk sholat jumat, (5) main game hingga larut malam, (6) bertengkar dengan teman, (7) membuang sampah sembarangan, Aspek fathonah: (1) kurang motivasi dalam mencapai prestasi belajar (2) tidak berdoa pada saat memulai pelajaran.Aspek tablig: (1) tidak menegur teman yang melalukan kesalahan, (2) tidak mengajak teman untuk melakukan sholat, (3) tidak berusahaa untuk meningkatkan
(43)
kebaikan diri sendiri.Hal ini terjadi, karena kurangnya sarana yang memfasilitasi siswa agar meyakini nilai-nilai ketuhanan dan mengaktualisasikannya dalam menyelesaikan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa kelas X SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, disusunlah rancanngan program konseling spiritual teistik untuk kemudian dijudge oleh para ahli yaitu:Prof.Dr.Ahmad Juntika Nurihsan, M.Pd. dan Dr.Ilfiandra, M.Pd yang kemudian diujicobakan dengan kelompok eksperimen.
3. Adanya perbedaan skor antara kelompok eksperimen dan kontrol, hal ini menunjukkan bahwa konseling spiritual teistik efektif untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
B. Rekomendasi
Setelah melakukan analisis dan menyimpulkan hasil penelitia diatas , maka disampaikan rekomendasi kepada beberapa pihak berikut:
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Bagi guru bimbingan dan konseling SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi,hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang bermanfaat mengenai cara meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa melalui konseling spiritual teistik.Peneliti
(44)
juga menyampaikan rekomendasi untuk mengujicobakan program ini pada kelas XI dan XII.
2. Bagi Siwa
Bagi siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dengan konseling spiritual teistik ini diharapkan secara optimal dapat memperoleh informasi yang baik tentang pentingnya peningkatan sifat-sifat kerosulan.Secara garis besar peneliti menyampaikan rekomendasi untuk menjauhi perbuatan yang dilarang oleh agama, norma serta aturan yang berlaku di masyarakat.
3. Bagi Pihak Sekolah
Bagi Sekolah SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi evaluasi dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan, dan memberikan fasilitas untuk mengembangkan program konseling spritual teistik ini.
4. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan informasi untuk membantu anaknya dalam mengarahkan kearah perkembangan yang positif khususnya dalam meningkatkan sifat-sifat kerosulan, sehingga siswa tersebut tidak menyimpang dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma agama dan aturan masyarakat.
(45)
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.Penelitian ini masih terbatas karena program konseling spiritual teistik tidak diberikan pada seluruh siswa.Kepada para peneliti selanjutnya yang mempunyai perhatian pada siswa, diharapkan melakukan penelitian lanjutan dan mendalam tentang perkembangan sifat-sifat kerosulan pada diri siswa, sehingga lebih baik dalam merancang program bimbingan dan konseling berikutnya.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Kariim, Departemen, Agama.(1989).Jakarta.
Agustian, Ginanjar. (2009). ESQ.Jakarta: Arga Publishing
Ar-Rifa’i, Nasib. (2000). Tafsir Ibnu Katsir.Jakarta: Gema Insani.
Bahran, Handani. (2008). Psikologi Kenabian (Prophetic Psichology). Bantul : AL-Manas.
Dzaky, H.B.(2008). Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta : Banguntapan Furqon. (2008). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Hamka. (1984). Tafsir al-Azhar.Jakarta: Pustaka Panji Mas.
Hawari, Dadang. (2009). Dampak Sek Bebas Terhadap Kesehatan Jiwa. Bandung : Rizqi Press.
Hawari, Dadang. (2008). Terapi dan Rehabilitasi (Pesantren) Muthakir (Sistem
terpadu) Pasien NAZA. Universitas Indonesia.
Juntika, Achmad. dkk. (2011). Dinamika Perkembangan Anak. Bandung : Refika Aditama.
Lines, Dennis. (2006). Spirituality in Counseling and Psychotherapy. London : Sage Publication.
Mahyuddin, S. A. Riyadus Sholihin. PT. Raja Murah Pekalongan. Muhammad, M. (2001). Fadhail A’mal. Bandung : Pustaka Ramadhan.
Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah
(Metode dan Teknik Aplikasi). Bandung : Rizqi.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D .Bandung: Alfabeta.
Suherman, dkk. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan.
(47)
Suryabrata, Sumad. (2006). Metode Penelitian. Jakarta :Raja Grafindo Persada. Willis, Sofyan. (2007). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung :
alfabet.
Winkel., Hastuti, Sri. (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan.Yogyakarta:Media Abadi.
Yusuf, Syamsu. (2007). Konseling Spiritual Teistik.Bandung: Rizqi Press.
Yusuf Syamsu & Nurihsan Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rosdakarya.
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Kariim, Departemen, Agama.(1989).Jakarta.
Agustian, Ginanjar. (2009). ESQ.Jakarta: Arga Publishing
Ar-Rifa’i, Nasib. (2000). Tafsir Ibnu Katsir.Jakarta: Gema Insani.
Bahran, Handani. (2008). Psikologi Kenabian (Prophetic Psichology). Bantul : AL-Manas.
Dzaky, H.B.(2008). Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta : Banguntapan Furqon. (2008). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Hamka. (1984). Tafsir al-Azhar.Jakarta: Pustaka Panji Mas.
Hawari, Dadang. (2009). Dampak Sek Bebas Terhadap Kesehatan Jiwa. Bandung : Rizqi Press.
Hawari, Dadang. (2008). Terapi dan Rehabilitasi (Pesantren) Muthakir (Sistem
terpadu) Pasien NAZA. Universitas Indonesia.
Juntika, Achmad. dkk. (2011). Dinamika Perkembangan Anak. Bandung : Refika Aditama.
Lines, Dennis. (2006). Spirituality in Counseling and Psychotherapy. London : Sage Publication.
Mahyuddin, S. A. Riyadus Sholihin. PT. Raja Murah Pekalongan. Muhammad, M. (2001). Fadhail A’mal. Bandung : Pustaka Ramadhan.
Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah
(Metode dan Teknik Aplikasi). Bandung : Rizqi.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D .Bandung: Alfabeta.
Suherman, dkk. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan.
(49)
Suryabrata, Sumad. (2006). Metode Penelitian. Jakarta :Raja Grafindo Persada. Willis, Sofyan. (2007). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung :
alfabet.
Winkel., Hastuti, Sri. (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan.Yogyakarta:Media Abadi.
Yusuf, Syamsu. (2007). Konseling Spiritual Teistik.Bandung: Rizqi Press.
Yusuf Syamsu & Nurihsan Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rosdakarya.
(1)
juga menyampaikan rekomendasi untuk mengujicobakan program ini pada kelas XI dan XII.
2. Bagi Siwa
Bagi siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dengan konseling spiritual teistik ini diharapkan secara optimal dapat memperoleh informasi yang baik tentang pentingnya peningkatan sifat-sifat kerosulan.Secara garis besar peneliti menyampaikan rekomendasi untuk menjauhi perbuatan yang dilarang oleh agama, norma serta aturan yang berlaku di masyarakat.
3. Bagi Pihak Sekolah
Bagi Sekolah SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi evaluasi dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan, dan memberikan fasilitas untuk mengembangkan program konseling spritual teistik ini.
4. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan informasi untuk membantu anaknya dalam mengarahkan kearah perkembangan yang positif khususnya dalam meningkatkan sifat-sifat kerosulan, sehingga siswa tersebut tidak menyimpang dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma agama dan aturan masyarakat.
(2)
137
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling spiritual teistik untuk meningkatkan sifat-sifat kerosulan pada siswa SMAN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.Penelitian ini masih terbatas karena program konseling spiritual teistik tidak diberikan pada seluruh siswa.Kepada para peneliti selanjutnya yang mempunyai perhatian pada siswa, diharapkan melakukan penelitian lanjutan dan mendalam tentang perkembangan sifat-sifat kerosulan pada diri siswa, sehingga lebih baik dalam merancang program bimbingan dan konseling berikutnya.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Kariim, Departemen, Agama.(1989).Jakarta. Agustian, Ginanjar. (2009). ESQ.Jakarta: Arga Publishing
Ar-Rifa’i, Nasib. (2000). Tafsir Ibnu Katsir.Jakarta: Gema Insani.
Bahran, Handani. (2008). Psikologi Kenabian (Prophetic Psichology). Bantul : AL-Manas.
Dzaky, H.B.(2008). Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta : Banguntapan Furqon. (2008). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Hamka. (1984). Tafsir al-Azhar.Jakarta: Pustaka Panji Mas.
Hawari, Dadang. (2009). Dampak Sek Bebas Terhadap Kesehatan Jiwa. Bandung : Rizqi Press.
Hawari, Dadang. (2008). Terapi dan Rehabilitasi (Pesantren) Muthakir (Sistem terpadu) Pasien NAZA. Universitas Indonesia.
Juntika, Achmad. dkk. (2011). Dinamika Perkembangan Anak. Bandung : Refika Aditama.
Lines, Dennis. (2006). Spirituality in Counseling and Psychotherapy. London : Sage Publication.
Mahyuddin, S. A. Riyadus Sholihin. PT. Raja Murah Pekalongan. Muhammad, M. (2001). Fadhail A’mal. Bandung : Pustaka Ramadhan.
Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode dan Teknik Aplikasi). Bandung : Rizqi.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D .Bandung: Alfabeta.
Suherman, dkk. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan.
(4)
139
Suryabrata, Sumad. (2006). Metode Penelitian. Jakarta :Raja Grafindo Persada. Willis, Sofyan. (2007). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung :
alfabet.
Winkel., Hastuti, Sri. (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Yogyakarta:Media Abadi.
Yusuf, Syamsu. (2007). Konseling Spiritual Teistik.Bandung: Rizqi Press.
Yusuf Syamsu & Nurihsan Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rosdakarya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Kariim, Departemen, Agama.(1989).Jakarta. Agustian, Ginanjar. (2009). ESQ.Jakarta: Arga Publishing
Ar-Rifa’i, Nasib. (2000). Tafsir Ibnu Katsir.Jakarta: Gema Insani.
Bahran, Handani. (2008). Psikologi Kenabian (Prophetic Psichology). Bantul : AL-Manas.
Dzaky, H.B.(2008). Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta : Banguntapan Furqon. (2008). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Hamka. (1984). Tafsir al-Azhar.Jakarta: Pustaka Panji Mas.
Hawari, Dadang. (2009). Dampak Sek Bebas Terhadap Kesehatan Jiwa. Bandung : Rizqi Press.
Hawari, Dadang. (2008). Terapi dan Rehabilitasi (Pesantren) Muthakir (Sistem terpadu) Pasien NAZA. Universitas Indonesia.
Juntika, Achmad. dkk. (2011). Dinamika Perkembangan Anak. Bandung : Refika Aditama.
Lines, Dennis. (2006). Spirituality in Counseling and Psychotherapy. London : Sage Publication.
Mahyuddin, S. A. Riyadus Sholihin. PT. Raja Murah Pekalongan. Muhammad, M. (2001). Fadhail A’mal. Bandung : Pustaka Ramadhan.
Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode dan Teknik Aplikasi). Bandung : Rizqi.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D .Bandung: Alfabeta.
Suherman, dkk. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan.
(6)
135
Suryabrata, Sumad. (2006). Metode Penelitian. Jakarta :Raja Grafindo Persada. Willis, Sofyan. (2007). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung :
alfabet.
Winkel., Hastuti, Sri. (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Yogyakarta:Media Abadi.
Yusuf, Syamsu. (2007). Konseling Spiritual Teistik.Bandung: Rizqi Press.
Yusuf Syamsu & Nurihsan Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rosdakarya.