PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII D SMP NEGERI 45 BANDUNG.

(1)

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII D SMP NEGERI 45 BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

NURUL MULIAWATI 1103309

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII D SMP NEGERI 45 BANDUNG)

Oleh Nurul Muliawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Nurul Muliawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NURUL MULIAWATI

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII-D SMPN 45 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Drs. H. Eded Tarmedi, M.A NIP. 19580105 198002 1 002

Pembimbing II,

Dr. Hj. Neiny Ratmaningsih, M.Pd NIP.19611215 198603 2 003

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001


(4)

(5)

ii ABSTRAK

Nurul Muliawati (1103309), Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Dalam Kelompok Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Teknik Permainan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII D SMPN 45 Bandung).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya partisipasi belajar siswa dalam kelompok yang terjadi pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki rendahnya partisipasi belajar siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS. Rendahnya partisipasi siswa dalam kelompok ini merupakan suatu masalah dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran secara berkelompok tidak akan berjalan secara baik apabila tidak ada partisipasi dari anggota kelompoknya. Penggunaan teknik permainan menjadi alternatif yang dipilih oleh peneliti dalam upaya memperbaiki rendahnya partisipasi belajar siswa dalam kelompok. Teknik permainan dipilih oleh peneliti karena melihat manfaat dari teknik permainan yang sangat erat kaitannya dalam melatih partisipasi belajar siswa dalam kelompok. Karena dengan teknik permainan siswa dituntut untuk berpartisipasi secara aktif agar mampu menyelesaikan permainan secara berkelompok dengan rasa senang dan tidak tertekan. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan suatu metode Penelitian tindakan Kelas (PTK) dari Kemmis dan Taggart, yang setiap siklusnya terdiri dari tahapan-tahapan seperti perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan.

Kegiatan penelitian terkait dengan “ Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa dalam

Kelompok pada Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Teknik Permainan” yang telah dilakukan melalui tahapan-tahapan tersebut memperoleh hasil yang Baik. Hal tersebut terlihat dari data yang diperoleh pada setiap siklusnya, yakni pada siklus

pertama, partisipasi belajar siswa dalam kelompok baru mencapai kategori “cukup”,

kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sehingga

hasil yang diperoleh menjadi masuk kedalam kategori “baik”, dan pada siklus ketiga,

partisipasi belajar siswa dalam kelompok meningkat kembali, akan tetapi peningkatan pada siklus ke tiga ini tidak setinggi yang terjadi pada siklus kedua , tetapi hasil yang

diperoleh sudah mencapai kategori “sangat baik”. Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan bahwa pengunaan teknik permainan dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok.

Kata Kunci: Partisipasi Siswa dalam Kelompok, Teknik Permainan dan Pembelajaran IPS


(6)

iii ABSTRACT

Nurul Muliawati (1103309),"Improving Student Learning Participation in the Group in Learning Social Science by using The Techniques of Game" (Classroom Action Research VIII grade class D Junior High School 45 of Bandung).

This research is motivated by the low of students participation in the group happened in learning social science in VIII grade class D Junior High School 45 of Bandung. The purpose of this research is to increase the low students’ participation in group in learning social science. The low of students’ participation in group is a problem in the learning process, because learning in groups will not run properly if there is no participation of members of the group. The use of game became an alternative chosen by the researcher in an effort to improve the low participation of students in the group. The Technigues og game is chosen by the researcher because researcher sees the benefits of the method of game, which is very closely related to train students' participation in the group. Due to the techniques of game, the students are required to participate actively in order to be able to finish the game in groups with fun and were not depressed. In practice, this study was conducted by Classroom Action Research method from Kemmis and Taggart, that each cycle consist of the stages of planning, implementation of action, action observation, and reflection. This study was conducted in three cycles and each cycle consists of two meetings. Research activities, related to "Improving Student Learning Participation in the Group in Learning Social Science by using The Techniques of Game" that has been done through these stages, obtained Good result. It is seen from the data obtained in each cycle, the first cycle, the participation of students in the new group reached the category of "enough", then in the second cycle increased high enough, so that the result can be categorized into "good" category, and in the third cycle, the participation of students in the group increased again, however the increase in the cycle to three is not as high as occurred in the second cycle, but the result obtained have reached the category of "very good". Thus it can be concluded that the techniques of games in learning Social Science can increase student participation in the group.

Keywords: Student Participation in groups, The Techniques of Game and Learning Social Science


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses di mana seseorang itu berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan atau yang dicapai. Pembelajaran yang terjadi di kelas melibatkan guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Pembelajaran memungkinkan seseorang mendapatkan perubahan baik secara positif ataupun negatif. Hal ini tergantung dari bagaimana siswa menyikapinya karena apabila siswa belajar maka ia akan mendapatkan perubahan yang baik dan sebaliknya apabila siswa tidak belajar maka ia akan mendapatkan perubahan yang menurun.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009, hlm.7) belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan ajar.

Kemudian menurut Skiner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009, hlm.9) bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Jadi pembelajaran itu merupakan proses dalam belajar di mana seseorang berusaha belajar mengenai lingkungannya agar tindakan yang dilakukan mendapatkan sebuah perubahan. Perubahan yang terjadi merupakan hasil dari tindakan yang dilakukan, perubahan itu bisa kearah yang baik atau yang buruk.

Dalam praktik dilapangan, pembelajaran yang terjadi tidak lepas dari permasalah dan kendala yang sering kali menjadi bagian di dalamnya. Ketika peneliti melakukan observasi pra penelitian di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung, peneliti menemukan berbagai masalah yang muncul pada saat proses


(8)

pembelajaran berlangsung di antaranya yaitu pertama, rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak baik yang dijelaskan guru atau lainnya. Hal ini terlihat pada saat guru memberikan materi kebanyakan siswanya tidak mendengarkan dan mengobrol. Kedua, rendahnya partisipasi siswa dalam kelompok, terlihat dari adanya dominasi dalam mengerjakan tugas kelompok, kemudian pada saat kerja kelompok mereka cenderung sibuk dengan aktivitasnya masing-masing yang tidak berhubungan dengan pembelajaran yang berlangsung, seperti mengobrol, mengganggu teman dan memainkan hanphone. Sementara yang mengerjakan tugas hanya satu atau dua orang dari anggota kelompoknya. Ketiga, masih rendahnya tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, terlihat dari banyaknya siswa yang kurang tertib dan tidak serius mengikuti proses pembelajaran.

Keempat, kurangnya sikap sopan santun siswa baik terhadap guru ataupun

temannya. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang suka memotong pembicaraan guru dan menertawakan bahkan mengejek temannya.

Beberapa permasalahan yang telah diungkapkan di atas merupakan masalah-masalah yang perlu mendapatkan perhatian lebih baik lagi. Kurangnya partisipasi siswa dalam kelompoknya merupakan salah satu permasalah yang sudah biasa terjadi di dalam proses pembelajaran, di mana siswa yang berperan aktif dalam kelompoknya hanya beberapa orang saja. Padahal dalam sebuah pembelajaran kelompok siswa dituntut berperan aktif agar siswa mampu menyelesaikan pembelajaran dengan baik dan bisa bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Akan tetapi pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok seringkali hanya menugaskan siswa untuk berdiskusi dan memaparkan hasil diskusi. Maka dari itu, harus ada perubahan metode ataupun teknik yang dilakukan dalam kegiatan belajar secara berkelompok tersebut, agar partisipasi siswa dalam kelompoknya bisa lebih meningkat dan siswa lebih senang serta berantusias mengikuti pembelajaran.

Melihat pemaparan di atas mengenai permasalahan yang terjadi pada kelas tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan masalah yang muncul pada kelas tersebut. Namun mengingat pada penelitian tindakan kelas


(9)

3

(PTK) harus mengambil fokus masalah maka dari beberapa masalah yang terjadi di lapangan sebagaimana yang telah dijelaskan. Maka peneliti mengambil fokus permasalahan mengenai kurangnya partisipasi siswa dalam kelompok.

Partisipasi menurut Yamin (2007, hlm. 82) bahwa partisipasi itu bukan hanya keterlibatan siswa dalam belajar secara fisik semata, namun lebih dari itu, terutama adalah keterlibatan emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif, keterlibatan dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, penghayatan dan internalisasi nilai-nilai, pembentukan sikap dan nilai, serta pada saat mengadakan latihan-latihan keterampilan.

Partisipasi merupakan salah satu aspek penting yang dimiliki dan harus dikembangkan oleh setiap siswa. Khususnya partisipasi siswa dalam kelompok, karena pada dasarnya partisipasi siswa dalam kelompok, tidak sekedar kehadiran dalam kelompok akan tetapi lebih dari itu, siswa dalam kelompoknya harus merasa nyaman, merasa ingin membantu, mengungkapkan ide, bekerjasama dan bertanggungjawab atas apa yang telah ditugaskan kepada kelompoknya. Karena dengan tidak ada atau kurangnya partisipasi siswa dalam kelompok, maka berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi yang dikaji secara berkelompok dan juga keberhasilan kelompok untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Karena bagaimana bisa satu kelompok mendapatkan nilai yang memuaskan, kalau tidak ada partisipasi diantara para anggotanya.

Permasalah mengenai rendahnya partisipasi siswa dalam kelompok ini disebabkan oleh beberapa faktor dari siswa itu sendiri ataupun faktor dari luar yaitu guru dan metode/teknik yang digunakan. Kecenderungan rendahnya partisipasi siswa dalam kelompok dikarenakan mereka menganggap partisipasi dalam kelompok itu tidak terlalu penting, karena ada teman yang bisa diandalkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu ada penekanan di awal pembelajaran terkait tentang pentingnya partisipasi siswa dalam kelompok, misalnya dengan memberikan informasi kepada siswa bahwa pada akhir pembelajaran akan diadakan pembelajaran secara kelompok dan akan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh guru yang


(10)

memerlukan keterlibatan anggota kelompoknya agar mampu mendapatkan hasil yang paling baik untuk kelompoknya. Sehingga dengan begitu siswa akan lebih bersemangat dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam kelompoknya. Sedangkan faktor dari gurunya, seringkali guru terjebak dalam masalah terkait penggunaan suatu metode, teknik ataupun media pembelajaran. Karena keterampilan dan kemampuan guru dalam menggunakan suatu metode ataupun teknik pembelajaran sangat berkaitan dengan bagaimana cara guru tersebut dalam mengelola kegiatan pembelajaran dikelas. Kurangnya keterampilan dan kemampuan guru dalam menggunakan metode, teknik dan media, berdampak terhadap kurang baiknya kondisi kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga akan berpengaruh pada antusiasme dan motivasi siswa dalam mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran. Di mana pada pembelajaran yang berlangsung selama ini, berdasarkan wawancara pra penelitian dengan beberapa siswa, bahwa metode yang sering digunakan guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sehingga metode-metode tersebut lebih membuat siswa merasa bosan dan jenuh bahkan mengantuk.

Melihat pada temuan masalah tersebut, maka diperlukan solusi agar partisipasi siswa dalam kelompok dapat ditingkatkan terutama pada pembelajran IPS. Partisipasi dalam kelompok merupakan kemampuan yang perlu dikembangkan karena hal tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dalam menjalakan kehidupannya berinteraksi dengan masyarakat sekitar, baik masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Komalasari (2011, hlm. 8)

Pendidikan IPS itu diharapkan dapat menciptakan warga Negara yang memiliki kemampuan menganalisis masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat serta dapat berperan aktif untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan pemecahan masalah sosial.

Melihat pemaparan di atas terlihat bahwa pada dasarnya partisipasi dari seorang siswa dalam sebuah proses belajar sangat perlu dikembangkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti sebagai guru yang mempunyai kewajiban berperan serta dalam perbaikan pembelajaran. Maka berdasarkan


(11)

5

observasi pra-penelitian yang telah dilakukan dan permasalahan yang muncul pada saat itu, peneliti mencoba untuk menerapkan sebuah teknik pembelajaran dengan menggunakan permainan. Di dalam teknik pembelajaran dengan menggunakan permainan siswa dituntut aktif untuk saling bekerjasama satu sama lain untuk mendapatkan nilai yang tebaik.

Teknik pembelajaran menurut Komalasari (2010, hlm. 56) dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan sesorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Permainan menurut Andang Ismail (dalam Haryanto, 2010, tersedia: http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran/) menuturkan bahwa permainan ada dua pengertian. Pertama, permainan adalah sebuah aktivitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan diartikan sebagai aktivitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah.

Sedangkan menurut Eko Susanto (dalam Kawuryan, tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/sekar-purbarini-kawuryan-sip- mpd/implementasi-metode-permainan-dalam-pembelajaran-ips-di-sekolah-dasar.pdf) menyatakan bahwa:

Permainan dapat berfungsi sebagai berikut; games memberikan pencerahan saat mengalami kejenuhan, menanamkan materi dalam ingatan menjadi lebih lama, dan juga dapat berfungsi sebagai penguat dalam membuat kesimpulan di akhir pertemuan. Dengan games, kelas akan menjadi lebih hidup, suasana belajar penuh ceria dan semangat. Selain itu, siswa akan menjadi percaya diri dan pro aktif mengikuti pelajaran.

Dari pemaparan di atas jadi dapat disimpulkan bahwa teknik permainan merupakan cara seseorang dalam pengimplementasian pembelajaran dengan menggunakan permainan dari metode yang sudah ada. Dengan teknik permainan ini juga anak akan merasa senang dan besemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga anak diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Khususnya partisipasi dalam kelompok. Permainan yang akan dikembangkan peneliti dalam penelitian ini lebih kepada permainan yang dilakukan secara


(12)

berkelompok, dan permainan yang dilakukan merupakan modifikasi dari permainan yang sudah ada, sehingga setiap siswa diaharapkan untuk perpartisipasi dalam kelompoknya untuk mendapatkan nilai terbaik.

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam upaya memperbaiki kondisi kegiatan pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan. Adapun judul yang peneliti ambil adalah “Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Dalam Kelompok Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Teknik Permainan (Penelitian Tindakan Kelas di kelas

VIII-D SMP Negeri 45 Bandung).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut,

1. Rumusan Masalah Umum

“Bagaimana proses Peningkatan Partisipasi Siswa dalam Kelompok menggunakan Teknik Permainan pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung.

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimana desain perencanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung?

b. Bagaimana penerapan pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung? c. Bagaimana refleksi penerapan pembelajaran dengan menggunakan

teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung?


(13)

7

d. Bagaimana partisipasi siswa dalam kelompok setelah menggunakan teknik permainan pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terdiri atas dua tujuan umum dan tujuan khusus

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran secara empiris mengenai efektivitas penggunaan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan desain perencanaan dengan menggunakan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung. b. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran dengan menggunakan

teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung.

c. Menganalisis kendala-kendala yang muncul serta cara mengatasi kendala-kendala tersebut dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung.

d. Mengetahui efektivitas penggunaan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung.


(14)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan pihak sekolah yang bersangkutan. Secara operasional, manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengembangkan teori terkait dengan teknik pembelajaran dalam IPS. Di mana dalam penelitian ini akan dipaparkan mengenai teori partisipasi, serta beberapa permainan yang digunakan dalam pembelajaran IPS, sehingga dapat menjadi sumber tambahan bagi guru sebagai tenaga pendidik dan sebagai upaya menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan.

2. Manfaat Praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan bidang pendidikan seperti:

a. Bagi guru

Meningkatkan kinerja dan propesionalisme guru di kelas, serta sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta kreativitasnya dalam mengelola proses pembelajaran IPS dengan menggunakan dan mengembangkan teknik pembelajaran yang lebih menarik dan beragam, sehingga guru-guru disekolah akan lebih terdorong semangatnya untuk berusaha meningkatkan kualitas dirinya sebagai pendidik yang dituntut untuk mampu menunjukan sikap keprofesionalannya.

b. Bagi siswa

1) Meningkatkan kemampuan partisipasi siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas

2) Meningkatkan pemahaman materi siswa

3) Membuat suasana belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan


(15)

9

4) Meningkatkan interaksi di antara siswa dengan siswa dan siswa dan guru

c. Bagi sekolah

1) Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengembangkan model-model pembelajaran baru dengan didukung fasilitas yang memadai

2) Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.

d. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti sendiri dari dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai bahan pembelajaran dalam rangka persiapan untuk menghadapi peserta didik nanti di masa mendatang ketika terjun di masyarakat. Penelitian ini juga dirasa sangat bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan diri dan melatih kreativitas dalam mengembangkan kegiatan bembelajaran dengan menggunakan metode, media serta model pembelajaran yang beragam.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah terdiri dari lima bab yang berisi bab I pendahuluan, bab II kajian teori, bab III metode penelitian, bab IV analisis dan pembahasan penelitian, dan bab V penutup.

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat. Selain itu, dalam bab ini juga ditulis tentang alasan peneliti tertarik untuk meneliti judul tersebut.

BAB II Kajian Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori/ konsep-konsep dalam bidang yang dikaji. BAB III Metode Penelitian

Bab ini berisi mengenai metode penelitian yang di dalamnya mencakup lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik


(16)

pengumpul data, instrumen penelitian, teknik pengolahan data, dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian

Bab ini peneliti memaparkan hasil penelitian yang meliputi penjelasan atau deskripsi serta analisis dari setiap siklus atau tindakan yang telah dilakukan terkait dengan penelitian ini.

BAB V Kesimpulan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan dan rekomendasi bagi para pemabaca dan pihak yang terkait dalam upaya perbaikan karya ilmiah ini.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan memaparkan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan permasalahan yang ditemukan di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung. Adapun dasar dari pemilihan metode ini adalah untuk menjawab masalah yang ada di lapangan, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu penulis sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitan, sehingga penelitian berjalan dengan lancar.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Pada sebuah penelitian yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah menentukan lokasi dan subjek yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan bertempat di SMP Negeri 45 Bandung yang berlokasi di Jl. Yogyakarta No. 1 Telp.7277721 Antapani Bandung, Propinsi Jawa Barat. Letak lokasi sekolah ini berada di dalam komplek perumahan.

Peneliti memilih sekolah ini karena adanya dukungan dari berbagai pihak, baik dari sarana dan prasarana, tenaga pendidiknya maupun dari iklim sekolah yang mendukung kelancaran penelitian.

Kemudian yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pembelajaran IPS dan siswa kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung. Siswa kelas VIII-D dipilih sebagai subjek penelitian dikarenakan peneliti menemukan permasalah-permasalahan yang ada pada siswa-siswi, yaitu kurangnya partisipasi belajar dalam kelompok. Hal ini terlihat dari kurangnya keikutsertaan siswa dalam pembelajaran seperti kurang memperhatikan guru ketika pembelajaran, jarang bertanya atau membantu menjawab pertanyaan baik individu atau secara berkelompok, yang mengerjakan tugas kelompok hanya beberapa orang saja, dan tidak memberi saran ketika bekerja kelompok.


(18)

B. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK

Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang bertujuan mengatasi masalah partisipasi belajar siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung, maka metode yang tepat untuk penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah metode Penelian Tindakan Kelas (PTK) atau yang dikenal dengan Classroom Action

Research. Menurut Hopkins (1993 dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 11)

mengungkapkan bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkobinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin Inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Sedangkan menurut Kemmis (1988 dalam Sanjaya, 2013, hlm. 24) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Adapun menurut Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2008, hlm. 42) penelitian tindakan kelas adalah suatu rangkaian tindakan yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Menurut Muslich (2009, hlm. 9-10) mengemukakan ada lima rumusan yang terkait dengan PTK, yaitu sebagai berikut:

a. PTK bersifat reflektif. Maksudnya adalah PTK diawali dari proses perenungan atas dampak tindakan yang selama ini dilakukan oleh guru terkait dengan tugas-tugas pembelajaran di kelas. Dari sanalah akan diketahui apakah tidakan yang dilakukan selama ini telah berdampak positif atau negatif.

b. PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang, dilaksanakan dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas.

c. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Maksudnya adalah dengan adanya PTK diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga


(19)

39

kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

d. PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan dalam PTK harus terprogram dan penuh kesadaran sehingga diketahui aspek- aspek mana yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki demi ketercapaian kompetensi yang ditargetkan.

e. PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan topik mata pelajaran tertentu sehingga simpulan atau hasil pun hanya diarahkan pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk konteks yang lain.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakasanakan di kelas, yang dilakukan oleh seorang guru, dalam ruang lingkup yang kecil dan berlaku pada saat itu, biasanya dilakukan melalui berbagai tindakan untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalam kelas yang akan diteliti, rangkaian tindakan yang biasa dilakukan pada setiap siklusnya yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hal tersebut dilakukan secara berulang kali sampai tindakan yang dilakukan sudah jenuh dan mencapai tujuan.

Dengan demikian, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sangat efektif apabila yang melakukakannya adalah seorang guru, karena di dalamnya merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak adalah guru itu sendiri. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kualitas serta mutu dari seorang guru. Dengan melalui PTK guru pun dapat mengembangkan metode-metode mengajar yang bervariasi, pengelolaan kelas yang lebih kondusif dan dinamis, serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan memadai.

2. Tujuan dan Manfaat PTK

Seperti dalam penelitian tindakan pada umumnya, ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai dengan di lakukannya PTK. Menurut Gruncy dan Kemmis (1982 dalam Sanjaya, 2013, hlm. 30-31) bahwa tujuan penelitian tindakan kelas itu meliputi tiga hal yaitu peningkatan praktik, pengembangan


(20)

propesional, dan peningkatan situasi tempat praktik berlangsung. Dapat kita simpulkan dari penjelasan tersebut bahwa tujuan dilaksanakannya PTK ini semata-mata untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari peneliti itu sendiri atau guru melalui pengembangan metode-metode dalam pembelajaran yang akan dilakukan sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran yang diharapkan.

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini mempunyai beberapa manfaat bagi peneliti (guru) yang diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya sebagai guru.

b. Dengan perbaikan dan peningkatan kinerja, maka akan tumbuh kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk secara terus-menerus meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. c. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat dicoba oleh para

peneliti atau guru lain atau bahkan mengembangkannya.

d. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilaksanakan, sehingga pemahaman dan pengaplikasian metode yang telah dilakukan akan meningkat.

e. Meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh guru baik tentang ilmu pengetahuan atau teknologi yang berkembang.

C. Desain Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) terdapat berbagai model-model yang dapat dijadikan acuan membuat desain PTK. Pada penelitian tindakan kelas ini, untuk menyelasaikan masalah partisipasi siswa di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung, peneliti menggunakan model siklus Spiral dari Kemimis danTaggart (1988). Secara umum ada empat tahapan yang lazim dilalui yaitu, penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Adapun model Kemmis dan Taggart tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


(21)

41

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

(Sumber: Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)

Tahap- tahap itu terdiri dari beberapa siklus. Tahap itu dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Rencana atau perencanaan dapat diartikan sebagai pengembangan rencana tindakan. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan awal tindakan menyangkut:

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan, yang dilakukan secara cermat dan bijaksana, sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan, dan


(22)

tindakan itu dilakukan sebagai pijakan pengembangan tindakan-tindakan berikutnya.

3. Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa yang akan dijadikan subjek penelitian. Yaitu melihat perkembangan dari partisipasi siswa dalam kelompoknya dengan teknik permainan di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung.

4. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lain dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

Siklus akan kembali ke tahap perencanaan, jika pada siklus pertama tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Kembali membuat perencanaan ulang untuk menerapkan model pembelajaran, dan hal tersebut akan terus berlangsung selama belum mencapai hasil yang diinginkan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66). Siklus yang dilaksanakan tidak hanya berlangsung dalam satu kali, tetapi beberapa kali hingga tecapai tujuan yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua tindakan di dalam satu siklusnya, dalam setiap siklus dilakukan


(23)

43

perbaikan apabila terdapat kekurangan, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan pada siklus selanjutnya. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah

Peneliti melakukan identifikasi masalah melalui observasi awal terhadap kelas yang akan menjadi subjek penelitian dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS. Hal ini dilakukan ketika PPL berlangsung dan setelah PPL selesai. Selanjutnya didiskusikan dengan guru mitra dan menghasilkan identifikasi masalah.

Ide pemikiran yang diajukan peneliti yaitu penggunaan teknik permainan pada pembelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelompok pada kelas VIII-D di SMP Negeri 45 bandung. Diharapkan masalah tentang kurangnya partisipasi belajar siswa dalam kelompoknya dapat diselesaikan dengan teknik permainan.

2. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap sebagai solusi. Tahap tindakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu kelas VIII-D

b. Melakukan observasi pra-penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian

c. Menghubungi guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 45 Bandung untuk meminta perizinan melakukan penelitian di kelas VIII-D dan wawancara mengenai gambaran kelas yang akan dijadikan subjek penelitian

d. Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian

e. Mendiskusikan langkah-langkah teknik pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian


(24)

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas

g. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

h. Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan kolabolator peneliti berdasarkan hasil pengamatan yang berkaitan dengan peningkatan partisipasi belajar siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik permainan

i. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Merupakan tahap di mana peneliti merealisasikan segala sesuatu yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya, berupa perbaikan dan peningkatan partisipasi siswa pada proses pembelajaran IPS. Tahap pelaksanaan ini meliputi:

a. Melaksankan pertemuan pada pembelajran IPS dengan menggunakan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelompoknya.

b. Mengoptimalkan penerapan teknik permainan yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelompok.

c. Melakukan secara teliti selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua untuk melihat peningkatan yang terjadi mengenai partisipasi belajar siswa dalam kelompok.

d. Menggunakan instrument penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi untuk melihat dan mencatat aktivitas siswa ketika guru menggunakan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelompok.

e. Menggunakan instrumen berupa angket yang diberikan atau dibagikan kepada siswa setelah selesainya pembelajaran untuk mengetahui seberapa efektif teknik permainan dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa itu sendiri.


(25)

45

f. Melakukan diskusi balikan dengan observer berdasarkan hasil pengamatan dan hasil angket yang telah dibagikan kepada siswa.

g. Melakukan revisi tindakan sebagai hasil dari diskusi balikan.

h. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

4. Observasi

Kegiatan obsevasi dilakukan dengan tujuan untuk mengamati proses, hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan serta untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan yang terjadi dengan dilaksanakannya tindakan tersebut. Pengamatan pada kegiatan ini adalah obsever dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi ini berisi tentang fokus aktivitas siswa dan guru sebagai peneliti di mana pada pembelajarannya menggunakan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelompoknya. Selain lembar observasi juga peneliti menyiapkan angket sebagai intrumen yang dibagikan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan dari siswa itu sendiri tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik permainan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelompoknya.

5. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK, yaitu untuk mengetahui perubahan sebagai akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam tahapan ini, peneliti mengkaji proses tindakan yang telah dilakukan dan kendala yang telah dihadapi pada saat tindakan yang telah dilakukan serta melakukan pertimbangan mengenai tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Sehingga pada tahap siklus dan tindakan yang akan dilakukan akan lebih baik lagi dan partisipasi siswa dapat meningkat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

E. Definisi Operasional

Dalam penjelasan ini peneliti mengambil judul “Peningkatan partisipasi belajar siswa dalam kelompok pada pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik permainan (penelitian tindakan kelas di kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung)”. Untuk memudahkan peneliti dalam penelitian, berikut ini adalah


(26)

pemaparan istilah yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Partisipasi siswa

Menurut Oemar Hamalik (2011, hlm. 96) partisipasi merupakan keterlibatan seseorang dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif melakukan perbuatan hasilnya akan lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan yang hanya sekedar meruangkan pengetahuan-pengetahuan informasi.

Pengertian partisipasi menurut Moelyarto Tjokrominoto (dalam Suryosubroto, 2002, hml. 278) adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya piker dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama dan bertanggungjawab terhadap tujuan tersebut.

Adapun indikator-indikator yang telah dipersiapkan oleh peneliti mengenai partisipasi belajar siswa agar meningkat, yaitu ;

Tabel 3.1

Lembar Penilaian Indikator Partisipasi Belajar Siswa dalam Kelompok Menggunakan Teknik Permainan

Siklus ke… N

o

Indikator Aspek yang dinilai Nama Kelompok

Kel. 1 Kel. 2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6

Skor Skor Skor Skor Skor Skor

1 Partsipasi dalam kegiatan visual

›Turut serta dalam membaca ulang materi pembelajaran yang sudah dibahas

›Melihat gambar-gambar berhubungan dengan materi yang disampaikan

›Mengamati petunjuk yang diberikan dalam mengikuti


(27)

47

permainan. 2 Partisipasi

siswa dalam kegiatan lisan

›Ikut andil menyumbangkan ide atau pemikiran dalam mengkaji ulang materi yang sudah dibahas dalam kelompok sebelum permainan dimulai

›Membantu menjawab

pertanyaan yang diajukan guru dalam proses permainan berlangsung

›Memberikan saran untuk

menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru

3 Partisipasi siswa dalam kegitan mendenga rkan

›Fokus terhadap kegiatan yang berlangsung

›Mendengarkan penyajian atau pendapat kelompok lain dan guru

›Mendengarkan penjelasan guru ataupun anggota kelompok

4 Partisipasi siswa dalam kegiatan menulis

›Menulis rangkuman mengenai materi yang dibahas dalam kegiatan mengkaji ulang materi sebelum permainan berlangsung. ›Membantu menulis laporan apabila harus ada yang dilaporkan.

›Membantu menulis dalam menyelesaikan tugas.

5 Partisipasi siswa

›Ikut mengambil keputusan dalam kelompok ketika


(28)

dalam kegiatan mental

mendapatkan tugas

›Mengingat materi yang sudah dibahas dalam membantu menyelesaikan tugas yang diberikan.

›Memecahkan masalah yang terjadi pada saat permainan berlangsung.

6 Partisipasi siswa dalam kegiatan emosional

›Memiliki minat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran (menggunakan teknik permainan)

›Berani menjawab pertanyaan yang diajukan

›Tenang dalam mengikuti

permainan yang berlangsung. Jumlah Skor

Persentase

Nilai

Tabel 3.2

Rubrik Indikator Belajar Siswa dalam Kelompok Menggunakan Teknik Permainan

No Indiator Aspek yang dinilai Skala nilai

Penjelasan

1. Partisipasi siswa dalam kegitan visual

Partisipasinya meliputi: - Anggota kelompok

turut serta dalam membaca ulang materi pembelajaran yang sudah dibahas

SB Semua anggota kelompok (7-8 orang) ikut andil dalam partisipasi kegiatan visual dan memenuhi semua aspek. B 5-6 dari anggota kelompok ikut andil

dalam kegiatan visual dan memenuhi semua aspek.


(29)

49

- Melihat gambar-gambar berhubungan dengan materi yang disampaikan

- Mengamati petunjuk yang diberikan dalam mengikuti permainan.

C 3-4 anggota kelompok ikut andil dalam kegiatan visual dan hanya memenuhi dua aspek.

K Hanya satu sampai dua orang dari anggota kelompok yang ikut andil dalam kegiatan visual dan memenuhi satu aspek.

2. Partisipasi siswa dalam kegiatan lisan

Partisipasinya meliputi:

- Ikut andil

menyumbangkan ide atau pemikiran dalam mengkaji ulang materi yang sudah dibahas dalam kelompok sebelum permainan dimulai

- Membantu menjawab pertanyaan yang diajukan guru dalam proses permainan berlangsung

- Memberikan saran untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru

SB Semua anggota kelompok (7-8 orang) ikut andil dalam partisipasi kegiatan lisan dan memenuhi semua aspek. B 5-6 dari anggota kelompok ikut andil

dalam kegiatan lisan dan memenuhi semua aspek.

C 3-4 anggota kelompok ikut andil dalam kegiatan lisan dan hanya memenuhi dua aspek

K Hanya satu sampai dua orang dari anggota kelompok yang ikut andil dalam kegiatan lisan dan memenuhi satu aspek.

3. Partisipasi siswa dalam kegiatan mendengark an

Partisipasinya meliputi: - Fokus terhadap

kegiatan yang berlangsung

- Mendengarkan

penyajian atau pendapat kelompok

SB Semua anggota kelompok (7-8 orang) ikut andil dalam partisipasi kegiatan mendengarkan dan memenuhi semua aspek.

B 5-6 dari anggota kelompok ikut andil dalam kegiatan mendengarkan dan memenuhi semua aspek.


(30)

lain dan guru - Mendengarkan

penjelasan guru ataupun anggota kelompok

C 3-4 anggota kelompok ikut andil dalam kegiatan mendengarkan dan hanya memenuhi dua aspek

K Hanya satu sampai dua orang dari anggota kelompok yang ikut andil dalam kegiatan mendengarkan dan memenuhi satu aspek.

4 Partisipasi siswa dalam kegiatan menulis

Partisipasinya meliputi: - Menulis rangkuman

mengenai materi yang dibahas dalam kegiatan mengkaji ulang materi sebelum permainan

berlangsung.

- Membantu menulis laporan apabila harus ada yang dilaporkan. - Membantu menulis

dalam menyelesaikan tugas.

SB Semua anggota kelompok (7-8 orang) ikut andil dalam partisipasi kegiatan menulis dan memenuhi semua aspek. B 5-6 dari anggota kelompok ikut andil

dalam kegiatan menulis dan memenuhi semua aspek.

C 3-4 anggota kelompok ikut andil dalam kegiatan menulis dan hanya memenuhi dua aspek

K Hanya satu sampai dua orang dari anggota kelompok yang ikut andil dalam kegiatan menulis dan memenuhi satu aspek.

5. Partisipasi siswa dalam kegiatan mental

Partisipasinya meliputi: - Ikut mengambil

keputusan dalam kelompok ketika mendapatkan tugas - Mengingat materi

yang sudah dibahas dalam membantu menyelesaikan tugas yang diberikan. - Memecahkan masalah

SB Semua anggota kelompok (7-8 orang) ikut andil dalam partisipasi kegiatan mental dan memenuhi semua aspek. B 5-6 dari anggota kelompok ikut andil

dalam kegiatan mental dan memenuhi semua aspek.

C 3-4 anggota kelompok ikut andil dalam kegiatan mental dan hanya memenuhi dua aspek

K Hanya satu sampai dua orang dari anggota kelompok yang ikut andil


(31)

51

yang terjadi pada saat permainan

berlangsung.

dalam kegiatan mental dan memenuhi satu aspek.

6. Partisipasi siswa dalam kegitan emosional

-Partisipasinya meliputi: - Memiliki minat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran

(menggunakan teknik permainan )

- Berani menjawab pertanyaan yang diajukan

- Tenang dalam

mengikuti permainan yang berlangsung.

SB Semua anggota kelompok (7-8 orang) ikut andil dalam partisipasi kegiatan emosional dan memenuhi semua aspek.

B 5-6 dari anggota kelompok ikut andil dalam kegiatan emosional dan memenuhi semua aspek.

C 3-4 anggota kelompok ikut andil dalam kegiatan emosional dan hanya memenuhi dua aspek

K Hanya satu sampai dua orang dari anggota kelompok yang ikut andil dalam kegiatan emosional dan memenuhi satu aspek.

Keterangan :

Skor Rentang Nilai

SB (1) Sangat Baik 19 – 24 atau 79,16% - 100%

B (2) Baik 13 – 18 atau 54,16% - 75% C (3) Cukup 6 – 12 atau 29,16% - 50% K (4) Kurang 0 – 6 atau 0- 25%

2. Pembelajaran IPS

Menurut Komalasari Pembelajaran IPS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik atau pembelajar IPS yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar


(32)

subjek didik dapat mencapai tujuan tujuan pembelajaran IPS secara efektif dan efisien.

3. Teknik Permainan

Teknik pembelajaran menurut Komalasari (2010, hlm. 56) dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan sesorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Bermain dan permainan merupakan hal yang sangat dekat dengan dunia anak. Menurut Simanjuntak (Kusudianto, 2014, tersedia: http://digilib.unila.ac.id/1919/8/BAB%20II.pdf) bagi anak, belajar adalah bermain, bermain adalah belajar. Anak lebih menyukai suasana bebas tanpa ada tekanan, berinteraksi dengan teman, dan bermain. Permainan menurut Andang Ismail (dalam Haryanto, 2010, tersedia:

http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran/) menuturkan bahwa permainan ada dua

pengertian. Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang atau kalah.

Dari penjelasan di atas kita dapat simpulkan bahwa teknik permainan adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan metode pembelajaran dengan menggunakan permainan. Permainan yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini pada setiap siklusnya berbeda-beda. Pada siklus pertama peneliti akan menggunakan permainan tebak jawaban, siklus ke dua menggunakan permainan susun kata, dan permainan ketiga dengan menggunakan permainan kartu konsep.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung setiap kejadian yang sedang berlangsung dan


(33)

53

mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati (Sanjaya, 2011, hlm. 86). Observasi terdiri dari 3 fase utama, yaitu perencanaan, observasi kelas dan diskusi balikan. Setelah mendiskusikan rencana pembelajaran sebagai perencanaan, dilanjutkan dengan pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan serta bagaimana peneliti akan mulai mengumpulkan data yang termasuk ke dalam fase observasi. Pengumpulan data objektif dari tindakan belajar mengajar selanjutnya dianalisis dalam diskusi balikan setelah pembelajaran dilakukan.

Pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, yang meliputi aktivitas siswa di kelas ketika dilakukan tindakan. Peneliti bersama guru mitra dan observer akan mempelajari bersama hasil observasi, menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan maupun keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan dan mendikusikan langkah-langkah berikutnya. Dalam catatan ini termasuk juga komentar-komentar yang menafsirkan apa yang terjadi berdasarkan persepsi peneliti (Wiriaatmadja, 2011, hlm. 107). Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan mereflesikan secara sistematis terhadap kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian.

b. Wawancara

Dengan teknik pengumpulan ini diharapkan dapat memperkaya dan memperteguh data. Wawancara merupakan pengumpulan data berdasarkan jawaban dari responden dan secara sepihak untuk melengkapi data. Menurut Hopkins (1993, dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa guru, teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, dan lain-lain. Kemudian menurut Sanjaya (2011, hlm. 96) wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan, baik secara tatap muka atau melalui saluaran media tertentu.


(34)

Manfaat dengan dilakukannya wawancara ini diantaranya: pertama, wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh dengan cara lain. Kedua, teknik wawancara bisa memunculkan sesuatu yang tidak terpikir sebelumnya. Ketiga, dengan wawancara memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara dengan siswa dan guru serta pihak-pihak tertentu yang dianggap perlu untuk memperoleh informasi. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung, dan guru mitra pengampu mata pelajaran IPS terutama mengenai efektifitas penggunaan metode permainan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok.

c. Angket

Angket menurut Kunandar (, hlm. 168) merupakan instrument di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Dengan instrument atau alat ini data yang dapat dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan atau interprestasi berupa pendapat, buah pikiran, penilaian ungkapan perasaan, dan lain-lain.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya.

e. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang terakhir adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di kelas dan pada saat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Dokumen ini


(35)

55

bertujuan untuk mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan. Dokumentasi pada penelitian ini berupa rekaman foto mengenai kegiatan yang berlangsung selama penelitian.

G. Instrument Penelitian 1. Pedoman wawancara

Wawancara atau interview menurut Riyanto (2001, hlm. 82) merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek yang akan diteliti. Senada dengan pendapat Riyanto, Sukmadinata (2012, hlm. 216) berpendapat bahwa wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.

Dalam pelaksanaannya, agar wawancara yang dilakukan itu terarah dan tersusun dengan baik, maka di perlukan pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pokok-pokok pertanyaan yang akan dianjukan secara singkat dan jelas, serta disediakan juga tempat untuk mencatat jawaban yang diberikan, sehingga kalau responden menjawab pertanyaan yang diajukan dapat langsung ditulis pada tempat jawaban yang telah disediakan.

2. Lembar observasi

Lembar observasi menurut Sanjaya (2011, hlm. 93) merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati hal-hal yang akan diamati. Instrumen observasi yang digunakan yaitu check list, anecdotal record, dan rating scale. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen observasi bentuk check

list. Check list atau dafar cek adalah pedoman obsevasi yang berisikan daftar

dari semua aspek yang akan diobsevasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi.

3. Angket

Angket merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen atau alat ini data yang dapat dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan atau interprestasi berupa pendapat, buah pikiran, penilaian ungkapan perasaan, dan lain-lain. Angket sebagai teknik pengumpul


(36)

data adalah sejumlah pertanyaan tertulis, yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya.

5. Foto atau Gambar

Menurut Kunandar (, hlm. 195) agar peneliti mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, untuk menangkap suasana, kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi, atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat ekektronik ini dapat saja digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di lapangan.

Kamera digunakan sebagai pendokumentasian dalam penelitian ini. Selain itu juga dengan adanya gambar atau foto ini dapat memperjelas kegiatan yang terjadi selama penelitian. Hal ini juga membantu peneliti untuk menganalisis data yang terkumpul dan jika ada data penelitian yang terlupakan dan tertinggal saat proses penganalisisan dapat teringat.

Instrumen dalam penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu rangkaian yang sulit dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena bersifat saling melengkapi atau menguatkan berbagai data yang telah diperoleh di lapangan. Oleh karena itu, pengumpulan data-data di lapangan dibutuhkan intrumen penelitian. Adapun intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu sebagai berikut:


(37)

57

Tabel 3.3 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA (Pra penelitian)

Responden :

Tempat :

Waktu :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Menurut kalian, bagaimana suasana pembelajaran IPS berlangsung selama ini?

2. Menurut pandangan kalian, alasan apa yang menyebabkan selama ini pembelajaran IPS berlangsung demikian?

3. Metode/teknik belajar seperti apa yang biasa digunakan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPS?

4. Pada saat pembelajaran IPS apakah materi pelajaran selalu dikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-hari?

5. Pembelajaran IPS seperti apa yang kalian harapkan?

6. Bagaimana jika pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan teknik permainan?

Tabel 3.4 PEDOMAN WAWACARA UNTUK GURU (Pra Penelitian)

Responden :

Tempat :

Waktu :


(38)

1. Bagaimana perencanaan yang Ibu lakukan dalam persiapan pembelajaran IPS?

2. Metode/teknik apa yang biasa Ibu gunakan dalam pembelajaran IPS?

3. Apakah metode yang Ibu gunakan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif?

4. Apakah Ibu selalu menggunakan metode pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk melakukan kerjasama?

5. Kendala apa saja yang Ibu hadapi pada saat pembelajaran IPS dilakukan?

6. Apakah Ibu selalu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa pada saat memulai kegiatan pembelajaran?

7. Hal apa saja yang biasa Ibu lakukan untuk memotivasi siswa agar mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik?

8. Apakah siswa dapat menjelaskan permasalahan yang dikaji serta memberikan solusi setelah melakukan pengamatan/observasi?

9. Apakah menurut Ibu pembelajaran IPS yang dilakukan selama ini telah meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompoknya?

10. Apakah ibu pernah menggunakan teknik permainan dalam proses belajar mengajar selama ini?

Tabel 3.5 Format Catatan Lapangan

(Field Notes)

Siklus ke …

Hari/Tgl/Bulan : Kelas/Sekolah : Mata Pelajaran :

Waktu :


(39)

59

Tabel 3.6 Format Penilaian Aktivitas Guru dalam Mengelola Kelas No Aspek-aspek yang diobservasi Skala Nilai Keterangan

B C K

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam ketika memasuki kelas

b. Guru mengecek kerapihan pakaian siswa dan kondisi kelas

c. Guru mempersiapkan kelas agar kondusif (mengecek absensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan)

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

e. Guru memberikan motivasi terkait materi yang disampaikan

2. Kegiatan Inti

a. Menayangkan powerpoint

yang sesuai dengan materi b. Guru menyampaikan materi


(40)

dengan baik dan mudah dipahami

c. Mengarahkan siswa untuk berpartisipasi

d. Guru menggunakan teknik permainan yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok

e. Memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang akan dibahas dengan menggunakan permainan f. Memonitoring kegiatan

permainan agar berjalan dengan baik

g. Memberikan reward kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif

h. Memfasilitasi siswa untuk mengkaji ulang materi yang telah dibahas secara berkelompok

3. Penutup

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran

b. Menyampaikan materi yang akan dibahas pada petemuan


(41)

61

selanjutnya

c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam Jumlah Skor yang diperoleh

Persentase

(Sumber: Dokumen Peneliti 2015)

Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Mengelola Kelas No Aspek-aspek yang

diobservasi

Skala Nilai

B C K

1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru

mengucapkan salam ketika memasuki kelas

Guru mengucapkan salam dengan jelas dan baik sehingga dapat didengar siswa

Guru mengucapkan salam kurang jelas didengar

Guru tidak mengucapkan salam

b. Guru mengecek kerapihan pakaian siswa dan kondisi kelas

Guru meminta siswa agar memeriksa kerapihan dan kondisi kelas sebelum pembelajaran dimulai

Guru hanya meminta siswa

memeriksamondisi kelas saja

Guru tidak meminta siswa untuk merapihkan dan memeriksa kondisi kelas

c. Guru

mempersiapka n kelas agar kondusif (mengecek absensi, menyiapkan

Guru memeriksa

absen dan

mempersiapkan media dan alat yang diperlukan dengan baik

Guru memeriksa absen, tetapi kurang mempersiapkan media dan alat yang diperlukan dalam pembelajaran

sehingga kelas

Guru tidak melakukan

pengecekan absen dan kesiapan alat dan media untuk pembelajaran


(42)

media dan alat serta buku yang

diperlukan)

kuranng kondusif

d. Guru

menyampaika n tujuan pembelajaran

Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dengan baik sehingga siswa mudah mengerti tujuan yang akan di capainya dalam pembelajaran

yang sedang

berlangsung

Guru kurang menyampaikan tujuan yang akan dicapai dengan baik sehingga siswa kurang mengerti tujuan yang akan di capainya dalam pembelajaran yang sedang berlangsung

Guru tidak menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pembelajran yang berlangsung.

e. Guru

memberikan motivasi terkait materi yang

disampaikan

Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan dibahas dengan baik sehingga siswa tertarik untuk mengikuti

pembelajaran

Guru kurang memberikan

motivasi terkait dengan materi yang akan dibahas sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti

pembelajaran

Guru tidak memberikan motivasi terkait dengan materi sehingga siswa tidak tertarik mengikuti

pembelajaran

2. Kegiatan Inti

a. Menayangkan

powerpoint

yang sesuai dengan materi

Guru menayangkan

powepoint yang sesuai

dengan materi dengan baik sehingga mudah dimengerti oleh siswa

Guru menayangkan

powepoint yang

sesuai dengan materi kurang baik sehingga kurang

Guru tidak menayangkan

powepoint yang

sesuai dengan materi dengan


(43)

63

yang membacanya dimengerti oleh

siswa yang

membacanya

baik

b. Guru

menyampaika n materi dengan baik dan mudah dipahami

Guru menyampaikan materi dengan baik, jelas sehingga mudah dimengerti oleh siswa

Guru menyampaikan materi kurang jelas sehingga sedikit tidak dimengerti oleh siswa

Guru

menyampaikan materi tidak jelas sehingga tidak dimengerti oleh siswa

c. Mengarahkan siswa untuk berpartisipasi

Guru mengarahkan

siswa untuk

berpartisipasi dengan baik sehingga partisipasi siswa meningkat

Guru kurang mengarahkan siswa untuk berpartisipasi dengan baik sehingga partisipasi siswa kurang meningkat

Guru tidak mengarahkan siswa untuk berpartisipasi dengan baik sehingga

partisipasi siswa tidak meningkat d. Guru

menggunakan teknik

permainan yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok

Guru menggunakan permainan yang dapat meningkatkan

partisipasi siswa dalam kelompok

Guru kurang menggunakan

permainan yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok

Guru tidak menggunakan permainan yang dapat

meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok

e. Memberikan pertanyaan sesuai dengan

Guru mengajukan pertanyaan yang sesuai dan tidak keluar

Guru mengajukan pertanyaan yang kurang sesuai tetapi

Guru mengajukan pertanyaan yang ktidak sesuai dan


(44)

materi yang akan dibahas dengan

menggunakan permainan

dari materi yang dibahas

tidak keluar dari materi yang dibahas

keluar dari materi yang dibahas

f. Memonitoring kegiatan permainan agar berjalan dengan baik

Guru memonitoring jalannya kegiatan permainan secara baik sehingga permainan berjalan dengan kondusif

Guru kurang memonitoring

jalannya kegiatan permainan secara baik sehingga permainan kurang berjalan dengan kondusif

Guru tidak memonitoring jalannya kegiatan permainan secara baik sehingga permainan tidak berjalan dengan kondusif

g. Memberikan

reward

kepada siswa yang

berpartisipasi secara aktif

Guru selalu

memberikan reward

kepada siswa yang berpartispasi secara aktif

Guru kadang-kadang memberikan reward kepada siswa yang berpartispasi secara aktif

Guru tidak memberikan

reward kepada

siswa yang berpartispasi secara aktif h. Memfasilitasi

siswa untuk mengkaji ulang materi yang telah dibahas secara berkelompok

Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengkaji ulang materi yang telah dibahas secara berkelompok sehingga siswa bisa menjawab pertanyaan dengan benar yang di ajukan oleh guru dalam

Guru kurang memberikan waktu siswa untuk mengkaji ulang materi yang telah dibahas secara berkelompok

sehingga siswa kurang bisa menjawab

Guru tidak memberikan waktu kepada siswa untuk mengkaji ulang materi yang telah dibahas secara berkelompok sehingga siswa tidak bisa


(45)

65

permainan pertanyaan yang di ajukan oleh guru dalam permainan

menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam permainan

3. Penutup

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyimpulka

n hasil

kegiatan pembelajaran

Guru melibatkan semua siswa untuk ikut andil dalam menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang berlangsung

Guru kurang bisa melibatkan semua siswa untuk ikut andil dalam menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran yang berlangsung

Guru tidak melibatkan semua siswa untuk ikut andil dalam menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang berlangsung b. Menyampaika

n materi yang akan dibahas pada

petemuan selanjutnya

Guru menyampaikan materi yang di bahas pada pertemuan selanjutnya dengan padat dan jelas

Guru menyampaikan materi yang di bahas pada pertemuan selanjutnya dengan kurang jelas sehingga tidak di mengerti

Guru tidak menyampaikan materi yang di bahas pada pertemuan

selanjutnya

c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

Guru mengucapkan

salam saat

pembelajaran berakhir dengan jelas sehingga dapat didengar oleh seluruh siswa

Guru mengucapkan

salam saat

pembelajaran

berakhir dengan kurang jelas sehingga kurang didengar oleh seluruh siswa

Guru tidak mengucapkan salam saat pembelajaran berakhir


(46)

Keterangan :

Skor Nilai

B (3) Baik 31 – 45

C (2) Cukup 16 – 30

K (1) Kurang 0 – 15

Tabel 3.8 Format Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek-aspek yang

diobservasi

Skala nilai Keterangan

B C K

1. Kegiatan pendahuluan:

a. Siswa memberikan ucapan salam dengan penuh semangat

b. Siswa mengecek kerapihan pakaian c. Siswa membersihkan

keadaan kelas

d. Siswa siap dalam mengikuti pembelajaran IPS

e. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS

2. Kegiatan Inti :

a. Siswa mampu

berpartisipasi dengan memperhatikan selama guru menyampaikan


(47)

67

pembelajaran

b. Siswa mampu

memahami konsep materi yang dibahas dengan menggunakan teknik permainan c. Siswa dapat menjawab

pertanyaan atau mengajukan pertanyaan dengan menggunakan teknik permainan

d. Siswa sangat

berantusias bekerja kelompok dengan teknik permainan

e. Siswa dapat

memberikan kontribusi dalam kelompok dengan menggunakan teknik permainan

f. Siswa dapat

menyelesaikan

permainan yang sedang berlangsung dengan baik

3, Kegiatan penutup:

a. Siswa dapat

menyimpulkan kembali hasil pembelajaran yang


(48)

telah berlangsung b. Siswa dapat tertib

mengakhiri pembelajaran

Jumlah Skor yang diperoleh Persentase

(Sumber : Dokumen Peneliti 2015)

Tabel 3.9 Rubrik Aktivitas Belajar Siswa No Aspek-aspek yang

diobservasi

Skala nilai

B C K

1. Kegiatan pendahuluan:

a. Siswa memberikan ucapan salam dengan penuh semangat

Semua siswa serentak

mengucapkan salam kepada guru dengan penuh semanngat

Siswa tidak serentak

mengucapkan salam kepada guru

Siswa tidak mengucapkan salam kepada guru

b. Siswa mengecek kerapihan pakaian

Semua siswa (38 orang) mengecek kerapihan

pakaian sebelum pembelajaran dimulai

Hanya setengah (±19 orang) dari jumlah siswa yang merapihkan pakaian sebelum pembelajaran dimulai

Hanya seperempat (± 10 orang) dari jumlah siswa yang merapihkan pakaian sebelum pembelajaran dimulai c. Siswa membersihka n keadaan kelas

Semua siswa (38 orang)

membersihkan keadaan kelas

Hanya setengah (±19 orang) dari jumlah siswa yang

Hanya seperempat (± 10 orang) dari jumlah siswa yang membersihkan


(1)

Nurul muliawati, 2015

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan teknik permainan diantaranya yaitu, bahwa pada siklus pertama siswa terlihat masih kebingungan dengan kegiatan pembelajaran tersebut, sehingga pada pelaksanaannya mereka belum bisa mengikuti dengan baik. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan mereka belum pernah mengikuti pembelajaran seperti ini sebelumnya, sehingga membuat mereka kurang kondusif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, akan tetapi seiring berjalannya penelitian ini, melalui pemberian motivasi kepada mereka tentang pentingnya partisipasi belajar siswa dalam kelompok dalam proses pembelajaran dan melalui pemberian petunjuk dan peraturan permainan yang lebih jelas dan mudah dipahami. Semakin hari mereka menjadi terbiasa dan mampu termotivasi dengan masukan serta arahan yang diberikan oleh guru pada setiap siklusnya, sehingga partisipasi belajar siswa dalam kelompok dalam kegiatan pembelajaran, baik dilihat dari kegitan visual, lisan, mendengarkan, menulis, mental dan emosional semakin meningkat dan menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari pengamatan aktivitas belajar siswa yang dimana perolehan persentase pada siklus pertama menunjukan angka 76%, kemudian meningkat menjadi 87% pada siklus kedua dan meningkat menjadi 94% pada siklus ketiga. Artinya kendala yang dihadapi peneliti dalam penelitian ini bisa teratasi hal ini terlihat dari aktivitas siswa yang semakin membaik dan meningkat pada setiap siklusnya.

4. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam kelompok dengan menggunakan teknik permainan sudah dapat berjalan dengan optimal dan mendapatkan hasil yang baik. Hal ini terlihat dari data yang diperoleh pada setiap siklusnya terkait dengan penilaian terhadap partisipasi belajar siswa dalam kelompok dengan menggunakan teknik permainan, yaitu pada siklus pertama memperoleh nilai 45,13% (Cukup), kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 75% (Baik), dan pada siklus ketiga meningkat kembali menjadi 83,33% (Sangat Baik). Sesuai dengan data tersebut, dapat dikatakan bahwa partisipasi belajar siswa dalam kelompok dengan menggunakan teknik permainan pada


(2)

Nurul muliawati, 2015

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajar IPS semakin hari semakin meningkat dan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Peningkatan yang terjadi pun terlihat signifikan, seperti peningkatan yang terjadi pada siklus kedua yang mengalami peningkatan sebesar 30%, sedangkan pada siklus ketiga meskipun masih mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan yang terjadi tidak setinggi pengkatan pada siklus kedua, melainkan hanya 8% saja. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus ketiga ini, hasil yang diperoleh sudah bisa mencapai titik optimal dari target tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu mencapai kategori Baik (B). kemudian melihat data yang diperoleh sudah cenderung konsisten, maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini sudah berhasil, dan nilai yang diperoleh pun sudah terlihat jenuh, sehingga penelitian dicukupkan selesai pada siklus ketiga, dan tidak perlu dilakukan tindakan penelitian pada siklus berikutnya. Hal ini juga diperkuat dari hasil persentase angket mengenai partisipasi belajar siswa dalam kelompok dengan menggunakan teknik permainan yang peneliti sebarkan pada 38 orang siswa di kelas VIII-D. Pada akhir pertemuan, setiap siklusnya ternyata jawaban siswa yang menjawab sangat setuju dan setuju mengenai partisipasi belajar siswa dalam kelompok dengan menggunakan metode permainan dalam berbagai kegiatan partisipasi yaitu visual, lisan, mendengarkan, menulis, mental dan emosional mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

B. Rekomendasi

Berdasrkan pengalaman yang diperoleh oleh peneliti selama melakukan penelitian terkait dengan “Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa dalam Kelompok pada Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Teknik Permainan di Kelas VIII-D SMP Negeri 45 Bandung”, maka pada bagian ini ada beberapa rekomendasi dari peneliti kepada pihak-pihak yang terkait.

1. Pihak Sekolah

Peneliti berharap sekolah mampu memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan untuk melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas terkait dengan pembelajaran IPS di sekolah, supaya bisa menjadi lebih baik dan dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain, baik di tingkat lokal,


(3)

Nurul muliawati, 2015

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

regional, maupun nasional atau bahkan internasional. Dengan dimilikinya kualitas pembelajaran yang baik maka akan mampu berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional bangsa Indonesia.

2. Guru

Bagi para guru-guru, pembelajaran menyimak yang diterapkan dengan menggunakan teknik permainan mungkin bisa diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas lain, karena pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh setiap guru dalam kegiatan pembelajaran cenderung sama. Selain itu, mengingat pentingnya partisipasi belajar siswa dalam kelompok yang dimiliki oleh siswa, maka kegiatan pembelajaran pun sudah seharusnya mulai dirancang untuk meningkatkan kempuan siswa tersebut dalam hal partisipasi dalam kelompok. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti ini salah satunya bisa dicoba di kelas lain untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam partisipasi belajar dalam kelompok.

3. Untuk Siswa

Sejauh ini mungkin siswa tidak merasa bahwa partisipasi belajar siswa dalam kelompok sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, padahal pada dasarnya mereka tidak akan mengerti tentang apa yang dipelajarinya dalam kelompok tanpa melakukan kegiatan partisipasi dengan baik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok mereka terhadap apa yang sedang dipelajari, maka kemampuan mereka dalam partisipasi dalam kelompok perlu ditingkatkan.

4. Untuk Peneliti Lain

Penelitian ini dirasa baik oleh peneliti terkait dengan peningkatan partisipasi belajar siswa dalam kelompok dengan menggunakan teknik permainan. Sementara itu, masih banyak manfaat dari penggunaan teknik permainan yang bisa diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, bagi yang akan melakukan penelitian untuk ke depanya, bisa lebih menggali kembali tentang manfaat teknik permainan untuk kegiatan pembelajaran, misalnya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan kemampuan memahami konsep, dan meningkatkan kreativitas siswa.


(4)

Nurul muliawati, 2015

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. (2011). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Komalasari, K. (2010a). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi . Bandung : Alfabeta.

Komlasari, K. (2011b). Media pembelajaran. Bandung : UPI.

Mulyasa,E. (2005). Implementasi Kurikulum 2004Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya

Riyanto, Y. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC

Sastropoetro, S. (1988). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembvangunan Nasional. Bandung: Alumni

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama

Sukmadinata , N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sumaatmadja, N. (1980). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sapriya,et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung : Laboratorium Pkn. UPI Bandung.

Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Yamin, Martinis. (2007). Kiat membelajarkan siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Sumber Skripsi:

Aprianti, Sri. (2011). Media Pembelajaran Snowball Throwing dalam Meningkatkan


(5)

Nurul muliawati, 2015

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kewarganegaraan: Penelitian Tindakan kelas Siswa Kelas XII-A di SMK 45 Lembang. (Skripsi), FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Priyanti, I.G. (2014). Upaya Peningkatan Partisipasi Siswa Melalui Penggunaan Metode Diskusi Kelompok dalam Proses Pembelajaran IPS: Penelitian Tidakan Kelas Siswa Kelas VII-D di SMPN 26 Bandung. (Skripsi), FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sugiharto, E.S. (2015). Upaya Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Penyimpangan Sosial Melalui Peneerapan Moddel Problem Based Intruction (PBI) dalam Pembelajaran IPS. (Skipsi). FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sumber Online:

Haryanto. (2010). Metode Permainan dalam Pembelajaran. Diakses dari http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran/

Kawuryan, S.P. ().Implementasi metode Permaianan dalam Pembelajaran IPS di

Sekolah. Diakses dari:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/sekar-purbarini-kawuryan-

sip-mpd/implementasi-metode-permainan-dalam-pembelajaran-ips-di-sekolah-dasar.pdf

Kusudianto. (2014). Kajian Pustaka Metode Permainan. Diaksed dari http://digilib.unila.ac.id/1919/8/BAB%20II.pdf

Zaafarani. (2013). Metode Permainan Dalam Pembelajaran Matematika. Diakses dari: http://zaafarani-ariqah.blogspot.com


(6)

Nurul muliawati, 2015

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEDOMAN WAWACARA UNTUK GURU (Pra Penelitian)

Responden :

Tempat :

Waktu :

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana perencanaan yang Ibu lakukan dalam persiapan pembelajaran IPS?

2. Metode apa yang biasa Ibu gunakan dalam pembelajaran IPS?

3. Apakah metode yang Ibu gunakan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif?

4. Apakah Ibu selalu menggunakan metode pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk melakukan kerjasama?

5. Kendala apa saja yang Ibu hadapi pada saat pembelajaran IPS dilakukan?

6. Apakah Ibu selalu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa pada saat memulai kegiatan pembelajaran?

7. Hal apa saja yang biasa Ibu lakukan untuk memotivasi siswa agar mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik?

8. Apakah siswa dapat menjelaskan permasalahan yang dikaji serta memberikan solusi setelah melakukan pengamatan/observasi?

9. Apakah menurut Ibu pembelajaran IPS yang dilakukan selama ini telah meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompoknya?

10. Apakah ibu pernah menggunakan teknik permainan dalam proses belajar mengajar selama ini?


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-I SMP Negeri 45 Bandung.

0 2 52

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung.

4 16 38

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung.

0 3 50

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI TAYANGAN REALITY SHOW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 4 51

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandung.

5 27 44

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung.

0 0 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-I SMP Negeri 45 Bandung - repository UPI S IPS 1005488 Title

0 0 5

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAWALO MENGGUNAKAN TEKNIK PROBING -PROMPTING

0 0 14