ANALISIS PROFIL KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA BERDASARKAN HASIL TES URAIAN TERBATAS DAN TES URAIAN TERSTRUKTUR PADA MATERI BUNYI DI SMP.

(1)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Variabel Penelititan ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Definisi Operasional ... 8

BAB II KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP TES URAIAN PADA MATERI BUNYI ... 9


(2)

2.1.2 Peran dan Fungsi Multirepresentasi ... 9

2.1.3 Aspek Kemampuan Multirepresentasi... 13

2.1.4 Format Multirepresentasi ... 14

2.2 Pemecahan Masalah ... 15

2.3 Pemecahan Masalah Berbasis Multirepresentasi ... 17

2.3.1 Tes Uraian Terstruktur ... 21

2.3.2 Tes Uraian Terbatas ... 23

2.4 Kemampuan Multirepresentasi pada Materi Bunyi ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Metode Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3.1 Tes Kemampuan Multirepresentasi ... 32

3.3.2 Pedoman Wawancara ... 33

3.4 Prosedur Penelitian ... 34

3.4.1 Tahap Persiapan ... 34

3.4.2 Tahap Pelaksanaan ... 35

3.4.3 Tahap Analisis dan Pembahasan ... 35

3.5 Teknik Analisis Instrumen ... 37

3.6 Teknik Pengolahan Data ... 40

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen ... 42


(3)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.1 Perbandingan Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam Memecahkan Masalah Pada Jenis Soal Uraian Terstruktur dan Uraian Terbatas ... 45 4.1.1.1 Pertemuan 1 ... 45 4.1.1.2 Pertemuan 2 ... 48 4.1.2 Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam Memecahkan

Masalah antara Jenis Soal Uraian Terbatas dan Soal Uraian Terstruktur ... 50 4.1.2.1 Pertemuan 1 ... 50 4.1.2.1 Pertemuan 2 ... 54 4.1.3 Profil kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah uraian terbatas dan uraian terstruktur per label konsep...57

4.2 Pembahasan ... 76 4.2.1 Perbandingan Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam Memecahkan Masalah pada Jenis Soal Uraian Terstruktur dan Uraian Terbatas ... 76 4.2.2 Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam Memecahkan

Masalah antara Jenis Soal Uraian Terbatas dan Uraian Terstruktur ... 77


(4)

Masalah antara Jenis Soal Uraian Terbatas dan Uraian

Terstruktur Berdasarkan Label Konsep ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(5)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ainsworth (1999) menyatakan bahwa untuk mempelajari fisika secara efektif siswa harus memahami penggunaan representasi dalam menjelaskan suatu konsep fisika dan mampu menerjemaahkan representasi-representasi suatu konsep dari satu bentuk ke bentuk lain. Dengan pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika, keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika akan semakin baik.

Representasi merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan atau menyimbolkan objek dan atau proses (Rosengrant, Etkina, & Heuvelen, 2006). Selanjutnya, Waldrip dan Prain (2007) menyimpulkan bahwa multirepresentasi adalah mempresentasi ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya secara verbal, gambar, grafik dan matematik. Sehingga, keterampilan multirepresentasi adalah kemampuan menginterpretasi dan menerapkan berbagai konsep untuk memecahkan masalah-masalah (dalam hal ini fisika) secara tepat.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan guru pada beberapa Sekolah Menengah Pertama, pembelajaran di kelas didominasi oleh pembahasan LKS yang didominasi oleh rangkuman materi dan soal-soal latihan


(6)

serta penggunaan metode pembelajaran yang menonjolkan rumus-rumus tanpa mengajarkan konsep fisika secara utuh. Hal inilah yang menyebabkan siswa terjebak dalam pengerjaan soal-soal fisika tanpa mengetahui konsep fisika secara utuh. Terlihat ketika siswa menyelesaikan soal – soal, mereka cenderung berorientasi pada jawaban akhir dan mengabaikan proses atau langkah-langkah dalam menyelesaikan soal tersebut. Siswa hanya menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanyakan soal tanpa ada pengembangan jawaban, khususnya pengembangan representasi yang lain seperti yang diharapkan dan cenderung memiliki anggapan bahwa belajar fisika berarti belajar untuk menghapal rumus dan menyelesaikan masalah secara matematis.

Siswa akan melakukan pemecahan masalah dengan menggunakan representasi yang baik bila selama proses pembelajarannya pun siswa diberikan representasi-representasi terkait konsep-konsep yang diberikan, sehingga siswa akan terbiasa memecahkan masalah dengan multirepresentasi. Sesuai dengan pendapat Mettalidou, seharusnya pemecahan masalah mengarahkan siswa kepada kemampuan untuk merepresentasi konsep yang baik, (Aisnworth, 1999)

Sebelumnya telah dilakukan penelitian-penelitian mengenai multirepresentasi dalam kaitannya dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah- masalah fisika diantaranya oleh Heuvelen & Xueli (2001), Harper (2006), Kohl & Noah (2005; 2006; 2007; 2008). Heuvelen & Xueli (2001) meneliti pendekatan multirepresentasi pada topik usaha-energi dan menyimpulkan bahwa pendekatan tersebut membantu siswa dalam memahami konsep usaha-energi. Harper (2006) menyoroti perbedaan perilaku


(7)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa yang terampil (expert) dengan siswa yang kurang terampil (novice) dalam memecahkan masalah fisika. Siswa yang terampil memandang pemecahan masalah sebagai suatu proses, sementara siswa yang kurang terampil berpikir bahwa pemecahan masalah merupakan tugas mengingat kembali (recall task ). Perbedaan perilaku dalam memecahkan masalah sebelumnya telah dinyatakan oleh beberapa peneliti (Glaser & Rees, 1982; Larkin, 1983 dalam Kohl, David, & Noah, 2007). Mereka menyimpulkan bahwa siswa yang terampil cenderung menggunakan representasi non-matematik, sementara siswa yang kurang terampil cenderung langsung menggunakan representasi matematik. Kohl dan Noah (2005) menyimpulkan bahwa keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika dipengaruhi oleh format representasi masalah-masalah itu.

Dari pemaparan di atas, diketahui bahwa hampir semua penelitian mengenai penggunaan multirepresesntasi untuk pemecahan masalah dan penguasaan konsep. Penggunaan multirepresentasi tidak dapat dipisahkan dengan kemampuan siswa dalam merepresentasikan konsep-konsep fisika secara baik yang disebut kemampuan multirepresentasi. Adapun kemampuan multirepresentasi yang digunakan sesuai dengan rubrik Rosengrant (2007) yaitu sebagai berikut : 1). Mampu memformulasikan informasi dan representasi secara benar. 2). Mampu menyusun representasi baru dari representasi sebelumnya. 3). Mampu mengevaluasi representasi secara konsisten. 4). Mampu menggunakan representasi untuk menyelesaikan soal. Ditambah dengan aspek representasi yang mungkin dibuat siswa diantaranya adalah verbal, gambar, grafik dan matematik.


(8)

Maka diperlukannya analisis kemampuan multirepresentasi siswa sehingga akan diketahui aspek multirepresentasi yang cenderung digunakan siswa dalam memecahkan masalah fisika. Semakin banyak aspek multirepresentasi yang dipakai siswa, hal itu menunjukan bahwa siswa memahami konsep secara utuh.

Dalam mengevaluasi kemampuan multirepresentasi untuk memecahkan masalah fisika, digunakan alat ukur berupa tes dengan dua bentuk soal uraian yaitu uraian terstruktur dan uraian terbatas. Uji tes diberikan kepada dua kelompok yang homogen dan dilakukan secara cross sectional yaitu dilakukannya pertukaran uji tes kepada kedua kelompok pada pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan karena ingin melihat apakah tes dengan bentuk soal uraian terbatas dan soal uraian terstruktur memiliki konsistensi pada kedua kelompok.

Luaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah analisis terhadap proses pembelajaran yang memunculkan berbagai kemampuan multirepresentasi dan bentuk tes yang digunakan. Penelitian ini penting dilakukan karena memberikan gambaran kemampuan multirepresentasi pada siswa dalam memecahkan masalah sehingga akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan strategi pembelajaran yang kaya akan multirepresentasi. Selain itu juga ingin mengetahui bentuk tes yang lebih baik digunakan antara tes uraian terbatas atau tes uraian terstruktur terhadap materi yang kaya akan representasi.

Konsep fisika yang ditinjau dalam penelitian ini adalah materi bunyi. Pemilihan materi tersebut dilakukan karena memiliki konsep yang bersifat abstrak sehingga memerlukan banyak representasi dalam penyampaian konsep pada siswa dan merupakan salah satu konsep fisika yang banyak representasi dalam


(9)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran dan pemecahan masalahnya. Sesuai dengan Kohl dan Noah (2005) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika dipengaruhi oleh format representasi masalah-masalah itu.

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yaitu menganalisis kemampuan multirepresentasi siswa pada jenjang SMP dengan menggunakan dua jenis bentuk tes yaitu tes uraian terbatas dan tes uraian terstruktur. Dengan harapan akan didapatkannya data kemampuan multirepresentasi siswa pada kedua jenis soal yaitu soal uraian terbatas dan uraian terstruktur. Sehingga penelitian ini diberi judul “Analisis profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas dan tes uraian terstruktur pada materi Bunyi di SMP”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas dan tes uraian terstruktur pada materi bunyi di SMP?”

Dari rumusan masalah di atas dapat dijabarkan melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimanakah profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas pada materi bunyi di SMP?

2) Bagaimanakah profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terstruktur pada materi bunyi di SMP?


(10)

3) Bagaimana profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas dan uraian terstruktur pada setiap label konsep?

1.3 Variabel Penelitian

Kemampuan Multirepresentasi Siswa.

1.4 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas dan tes uraian terstruktur pada materi bunyi di SMP. Secara rinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas pada materi bunyi di SMP

2. Menganalisis profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terstruktur pada materi bunyi di SMP

3. Menganalisis profil kemampuan multirepresentasi pada setiap label konsep.


(11)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.5Batasan Masalah

1. Kemampuan multirepresentasi didasarkan pada capaian skor siswa dalam kemampuan Multiple Ways menurut Rosengrant, yaitu : kemampuan memperoleh informasi dari suatu representasi, kemampuan membuat representasi baru, kemampuan konsistensi dalam menjawab dan kemampuan menggunakan representasi untuk memecahkan masalah. Penggabungan keempat kemampuan itu disebut kemampuan multiple. Kemampuan multiple tersebut digabung dengan beberapa representasi yaitu gambar, verbal, matematik dan grafik.

2. Kedua kelompok penelitian mendapatkan pembelajaran yang sama yaitu pembelajaran tradisional dengan menggunakan berbagai kemampuan multirepresentasi.

3. Analisis kemampuan multirepresentasi dilakukan dengan menggunakan tafsiran persentase dari hasil tes yang dilakukan siswa.

4. Uji kemampuan multirepresetasi dilakukan dengan menggunakan dua jenis soal uraian yaitu soal uraian terbatas dan soal uraian terstruktur.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti guru, praktisi pendidikan, dosen, peneliti baik sebagai pembanding atau pendukung penelitian sejenis, sehingga bukti empiris mengenai penelitian kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah pada materi bunyi di SMP ini dapat memperkaya hasil penelitian dalam bidang pendidikan.


(12)

1.7 Definisi Operasional

1. Kemampuan multirepresentasi dilihat dari cara siswa membuat berbagai representasi yang mencakup representasi verbal, gambar, grafik dan matematik dengan menekankan pada bagaimana menggunakan dan membangun beberapa representasi yang berbeda. Dengan rubrik penilaian mengacu pada rubrik jenis Multiple Ways untuk mengukur tingkat pemahaman terhadap representasi dalam penyelesaian masalah yang dikembangkan oleh David Rosengrant (2007).

2. Tes dengan bentuk soal uraian terstruktur adalah suatu bentuk soal yang pertanyaannya diarahkan pada hal-hal tertentu. Soal berstruktur berisikan unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data dan serangkaian subsoal. Keuntungan soal bentuk berstruktrur antara lain ialah: Satu soal bisa terdiri dari atas beberapa subsoal atau pertanyaan. Setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu sehingga lebih jelas dan terarah. Data yang diajukan dalam soal berstruktur bisa berupa angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, model dan lain-lainnya.

3. Dalam soal uraian terbatas dibatasi pada isi dan ruang lingkup jawabannya saja tetapi tidak berisikan serangkaian subsoal sehingga siswa tetap mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban dengan gayanya sendiri.


(13)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam hal ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, teknik analisis instrumen, teknik pengolahan data serta hasil uji coba instrumen.

3.1 Metode Penelitian

Karena kebutuhan penelitian yaitu menganalisis kemampuan multirepresentasi siswa setelah melakukan uji tes tanpa adanya manipulasi terhadap variabel maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Sesuai dengan pendapat Arikunto, (2007) bahwa metode deskriptif analisis adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Jadi, penelitian desktiptif analisis adalah penelitian yang menggambarkan segala hal yang terjadi pada saat penelitian dan hasil yang diperoleh tanpa adanya manipulasi terhadap variabel.

Desain dan alur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suatu desain dengan melakukan pembagian siswa dalam satu kelas secara purposive menjadi dua kelompok yang sebelumnya mendapatkan pembelajaran mengenai materi yang akan diteskan yaitu materi bunyi. Ketika pemberian tes, kedua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B mendapatkan bentuk soal yang berbeda pada


(14)

submateri yang sama dengan kelompok A mendapatkan jenis soal uraian terstruktur dan kelompok B mendapatkan jenis soal uraian terbatas. Setelah itu kedua kelompok beristirahat selama 20 menit, kemudian siswa yang sama kembali melakukan tes kembali tetapi pada submateri yang berbeda dari tes pertemuan pertama. Pada tes pertemuan kedua penulis melakukan teknik silang pada jenis soal yang akan diberikan yaitu kelompok A mengerjakan jenis soal uraian terbatas dan kelompok B mengerjakan jenis soal uraian terstruktur. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi bias pada subjek kedua kelompok saat penganalisisan data. Alur kegiatan pengambilan data yang dilakukan dapat di ilustrasikan seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Ilustrasi Alur Kegiatan Pengambilan Data

Pemilihan 1 Kelas Eksperimen

Telah Belajar Materi Bunyi

30 orang siswa

Kelompok A 15 orang

Kelompok B 15 orang

Sub Materi Bunyi Bagian I

Sub Materi Bunyi Bagian II Soal Uraian

Terstruktur

Soal Uraian Terbatas

Soal Uraian Terstruktur Soal Uraian


(15)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau universe (Panggabean, 1996: 48). Berdasarkan pernyataan tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMP di Kabupaten Lebak tahun ajaran 2011/2012 sebanyak tujuh kelas.

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili populasi dengan menggunakan teknik sampling (Panggabean, 1996: 49). Adapun sampel yang diteliti adalah siswa kelas VIII-C dengan teknik

purposive yaitu "penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono,

2008: 85). Pertimbangan dalam pengambilan sampel berdasarkan saran dari guru mata pelajaran IPA-fisika yang mengetahui keadaan siswa di setiap kelas. Siswa kelas VIII-C memiliki tingkat kedisiplinan dan ketertiban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas VIII yang lainnya pada saat mengikuti pembelajaran di kelas selain itu siswa kelas VIII-C tergolong siswa yang aktif.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Suharsimi, 2006:149). Adapun instrumen yang digunakan dalam mencari informasi terkait variabel-variabel yang digunakan terdiri dari tes kemampuan multirepresentasi dan wawancara. Secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut :


(16)

3.3.1 Tes Kemampuan Multirepresentasi

Menurut Arikunto (2009;127), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan adalah untuk mengetahui kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah berupa tes yang berbentuk uraian. Tes berbentuk uraian ini dibagi menjadi dua jenis soal. jenis soal pertama adalah jenis soal terstruktur dengan karakteristik adanya sub pertanyaan berupa pertanyaan arahan pada setiap soalnya sehingga dalam menjawab siswa mendapatkan panduan dari soal arahan yang telah disediakan. Jenis soal kedua adalah soal uraian terbatas dengan karakteristik tidak adanya sub pertanyaan arahan pada setiap soalnya sehingga diterbataskan pada siswa untuk berpikir dalam menjawab setiap soalnya.

Alasan penulis menggunakan soal uraian terbatas adalah untuk mengetahui kemampuan multirepresentasi siswa yang dapat terlihat dari keterbatasan siswa dalam menjawab soal dengan menggunakan berbagai representasi. sedangkan alasan penggunaan soal uraian terstruktur adalah untuk mengetahui kemampuan multirepresentasi siswa dalam menyelesaikan soal secar multiple, gambar, verbal, grafik maupun matematis serta dapat dilihat juga dari pemahaman soal dan penerapan konsep sehingga menghasilkan jawaban akhir dengan benar.

Kedua jenis soal memiliki indikator yang sama dan diibuat sesetara mungkin, artinya apa yang ditanyakan pada masing-masing jenis soal


(17)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memiliki repreesentasi yang sama untuk konsep yang sama. Namun tidak semua indikator yang meliputi gambar, verbal, grafik dan matematik digunakan pada setiap indikator dalam soal. penggunaan representasi tersebut disesuaikan dengan indikator yang memungkinkan representasi trtentu dapat dinyatakan dalam soal.

Dengan rubrik penilaian mengacu pada rubrik jenis multiple ways untuk mengukur tingkat pemahaman terhadap representasi dalam penyelesaian masalah yang dikembangkan oleh David Rosengrant (2007). Instrumen tes yang digunakan sebanyak 10 soal untuk setiap pertemuan. Masing-masing 5 soal untuk jenis soal multirepresentasi uraian terstruktur dan 5 soal untuk jenis soal multirepresentasi uraian terbatas.

3.3.2 Pedoman Wawancara

Menurut Arikunto (2009: 30) wawancara atau interviu adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Teknik wawancara digunakan pada saat observasi awal. Instrumen wawancara ditujukan kepada guru mata pelajaran fisika dengan maksud untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah siswa, model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru fisika, dan juga keadaan siswa selama pembelajaran fisika. Data yang terkumpul dianalisis sebagai dasar untuk melakukan penelitian


(18)

3.4 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap agar penelitian lebih terarah, yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji.

b. Studi kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dapat memperoleh hasil akhir sesaui dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum.

c. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi dilapangan terkait penelitian yang akan dilakukan.

d. Menentukan lokasi dan sampel penelitian yang mendukung ketercapaian tujuan penelitian dan meminta izin penelitian kepada sekolah yang bersangkutan.

e. Membuat surat izin penelitian pihak dekan FPMIPA UPI. f. Menyusun instrumen dan perangkat penelitian.

g. Men-judgement instrumen (tes) kepada 2 orang dosen dan satu guru mata pelajaran fisika.


(19)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i. Uji coba instrumen, untuk mengetahui validitas instrumen penelitian. Sebelum instrumen diujicobakan instrumen terlebih dahulu diuji validitasnya oleh dosen dan guru mata pelajaran fisika.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan meliputi: a. Menentukan sampel penelitian.

b. Melakukan pembagian kelompok menjadi dua kelompok pada kelas besar secara purposive.

c. Mengumpulkan data kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah dengan memberikan kedua jenis soal pada kedua kelompok.

3.4.3 Tahap Analisis dan Pembahasan

Kegiatan yang dilakukan dalam pada tahap akhir meliputi:

a. Menilai tes kemampuan multirepresentasi dengan menggunakan pedoman penilaian yang merujuk pada rubric multiple ways

b. Menghitung perbedaan signifikansi antara jenis soal tes uraian terbatas dengan jenis tes uraian terstruktur yang diolah menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0.

c. Menganalisis karakteristik multirepresentasi siswa dilihat dari tiap-tiap butir soal.

d. Membahas hasil penelitian menggunakan data statistik dan tinjauan pustaka yang menunjang.


(20)

Sidik Nulhaq,2013

e. Merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil analisis dari data kuantitatif yang telah diolah. Kesimpualan dibuat yang akan menjadi jawaban dari pertanyaan penelitian. Sementara hasil data kualitatif berupa wawancara tidak terstruktur digunakan sebagai pendukung data yang mempengaruhi kesimpulan.

Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut.

Studi Pendahuluan

Studi Litelatur

Merumuskan Masalah

Pembuatan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran

Judgement Instrumen Penelitian

Uji Coba dan Analisis Instrumen Penelitian

Kegiatan Belajar Mengajar

Tes Uraian Terbatas Tes Uraian Terstruktur

Kel. Materi Bunyi II

Kel. Materi Bunyi I Kel. Materi Bunyi I

Kel. Materi Bunyi II

Data

Analisis data dan pembahasan

Kesimpulan


(21)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.5 Teknik Analisis Instrumen

Untuk mengetahui kualitas soal yang digunakan dalam penelitian, soal diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap siswa kelas VIII yang telah mendapatkan materi pembelajaran cermin cekung dan cermin cembung. Hasil uji coba soal dianalisis, yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitasnya. Item soal yang tidak memenuhi kriteria (kualitasnya rendah) maka soal tersebut direvisi atau tidak digunakan.

Untuk mengetahui validitas empiris tes keterampilan menarik kesimpulan digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu :

= � −( ) ( )

� 2 2 ( 2 2)

(Sudijono, 2009: 181) dengan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X : skor tiap butir soal. Y : skor total tiap butir soal. N : jumlah siswa.

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan menggunakan tabel nilai r product moment. Jika harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid.


(22)

Untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus alpha, karena bentuk tesnya adalah uraian. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

11= 1 1− �� 2 �2

(Sudijono, 2009: 208) Dengan,

r11 : reliabilitas yang dicari

��2 : jumlah varians skor tiap-tiap item �2 : varians total

Besar validitas dan reliabilitas yang didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3.2

Interpretasi Validitas dan Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas Kriteria reliabilitas

0,800 - 1,00 sangat tinggi sangat tinggi

0,600 - 0,800 Tinggi Tinggi

0,400 - 0,600 Cukup Cukup

0,200 - 0,400 Rendah Rendah

0,00 - 0,200 sangat rendah sangat rendah

(Miller, 2008: 83)

Setelah dihitung besar validitas dan reliabilitas tes kemampuan multi representasi, maka selanjutnya dihitung taraf kesukaran suatu butir soal. Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:

� � � � = � � − � �


(23)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Besar taraf kesukaran yang telah didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3

Interpretasi Indeks Taraf Kesukaran Butir Soal

Nilai f Kriteria

0.00 – 0.3 Sukar

0.31 – 0.70 Sedang

0.71 – 1.00 Mudah

(Miller, 2008: 131) Selanjutnya, tes kemampuan multi representasi dilihat daya pembedanya. Daya pembeda tes kemampuan multi representasi dihitung dengan menggunakan rumus:

� = − � Dengan,

D : Daya Pembeda

: Rata-rata kelompok atas : Rata-rata kelompok bawah � : Skor maksimum total

Indeks atau koefisien daya pembeda berkisar antara +1,0 sampai -1,0. Daya pembeda +1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan benar butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan salah butir soal itu. Sebaliknya, daya pembeda -1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan salah butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan benar butir soal


(24)

itu. Berikut ini adalah tabel 3.4 yang mencantumkan interpretasi daya pembeda:

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai D Kategori

Negatif Dibuang

0 - 0.20 Jelek (poor)

0.20 - 0.40 Cukup (satisfactory)

0.40 - 0.70 Baik (good)

0.70 – 1 Baik sekali (exellent)

(Miller, 2008: 132)

Setelah dilihat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda tes keterampilan menarik kesimpulan. Soal yang digunakan dianalisis sesuai dengan uji di atas dan hasil dari judgement yang telah dilakukan sebelumnya.

3.6 Teknik Pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Tujuan dari pengolahan data ini yaitu untuk membandingkan antara kemampuan multirepresentasi dengan menggunakan tes berbentuk uraian terbatas dan tes uraian terstruktur di kedua kelompok. Selain itu, pengolahan data statistik ini ditujukan untuk mengetahui persentase dari karakteristik multirepresentasi yang digunakan untuk memecahkan masalah.

Data yang diperoleh adalah berupa jawaban siswa yang terdiri dari jawaban soal tes dari materi bunyi bagian I dengan jenis tes uraian terbatas dan terstruktur dan jawaban soal tes pada materi bunyi bagian II dengan jenis tes uraian terbatas dan jenis tes uraian terstruktur. Jawaban siswa dinilai


(25)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berdasarkan rubric penilaian yang berpedoman pada rubric dalam jurnal Rosengrant yang disebut rubrik multiple ways. Adapun pemberian skor pada rubric penilaian disesuaikan dengan pertimbangan jawabannya denga skor terendah 0 dan skor tertinggi 3. Dalam setiap aspek yang dinilai dari jawaban tersebut disesuaikan dengan rubric multiple way.

Untuk mengetahui signifikansi perbedaan kedua jenis soal tes uraian terstruktur dan tes uraian terbatas tersebut digunakan perhitungan menggunakan statistic uji Mann-Whitney U-Test dikarenakan sampel yang cenderung sedikit sehingga data diasumsikan terdistribusi tidak normal.

Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian. Kedua rumus digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel.

�1 = 1 2+ 1

( 1+ 1)

2 − 1

dan

�2 = 1 2+ 2

( 2+ 1)

2 − 2

Keterangan :

1 = jumlah sampel 1 2 = jumlah sampel 2 �1 = jumlah peringkat 1


(26)

1 = jumlah rangking pada sampel 1

2 = jumlah rangking pada sampel 2

(Sugiyono, 2007:148)

Dengan kriteria penetuan hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai tes menggunakan jenis tes soal uraian terbatas dengan rata-rata nilai tes menggunakan jenis tes soal uraian terstruktur.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai tes menggunakan jenis tes soal uraian terbatas dengan rata-rata nilai tes menggunakan jenis tes soal uraian terstruktur.

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen

Untuk memperoleh instrumen tes yang baik, maka tes tersebut harus diuji cobakan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Uji coba ini dilakukan kepada siswa yang memiliki kesamaan karakter dengan siswa yang menjadi sampel penelitian. Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan kepada siswa SMP kelas VIII di sekolah yang sama. Data hasil uji coba kemudian dianalisis secara statistik yang meliputi uji validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas sehingga diperoleh keputusan layak atau tidaknya instrumen yang dibuat untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji coba instrumen tes kemampuan memecahkan masalah berbasis multirepresentasi dapat dilihat pada lampiran. Dari lampiran, pada hasil uji


(27)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

coba instrumen kemampuan memecahkan masalah berbasis multirepresentasi uraian terstruktur dapat diketahui bahwa 53.3% instrumen valid dengan 3.3% kategori sangat tinggi, 10% kategori tinggi dan 40% kategori cukup. Sedangkan 42.86% instrumen tidak valid dengan 36.66% kategorinya rendah dan 10% kategori sangat rendah. Berdasarkan daya pembeda, instrumen yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai instrumen penelitian sebanyak 36.66% dengan kategori baik dan sedang. Sedangkan 63.33% instrumen mempunyai daya pembeda jelek. Berdasarkan tingkat kesukaran sebanyak 93.33% instrumen kategori sedang dan sisanya sebesar 6.67 % kategori sukar. Berdasarkan reliabilitasnya, instrumen tes ini memiliki nilai 0.90 (sangat tinggi).

Sedangkan pada hasil uji coba instrumen kemampuan memecahkan masalah berbasis multirepresentasi uraian terbatas dapat diketahui bahwa 69.24% instrumen valid dengan 7.7% kategori sangat tinggi, 30.77% kategori tinggi dan 30.77% kategori sedang. Sedangkan 31.5% instrumen tidak valid dengan 23.08% kategorinya rendah dan 7.7% kategori sangat rendah. Berdasarkan daya pembeda, seluruh instrumen memiliki interpretasi sangat baik. Berdasarkan tingkat kesukaran sebanyak 7.7% instrumen kategori sukar, sebanyak 69.23% kategori sedang dan sisanya sebesar 23.08 % kategori mudah. Berdasarkan reliabilitasnya, instrumen tes ini memiliki nilai 0.89 (sangat tinggi).

Berdasarkan data diatas, pada soal dengan multirepresentasi uraian terstruktur maka setidaknya terdapat 5 buah soal yang seharusnya dibuang


(28)

karena memiliki validitas rendah dan sangat rendah. Dan pada soal dengan multirepresentasi uraian terbatas setidaknya terdapat 3 buah soal yang seharusnya dibuang karena memiliki validitas rendah dan sangat rendah. Namun dikarenakan soal tes yang memiliki kategori validitas rendah pada soal multirepresentasi uraian terstruktur dan memiliki kategori tinggi dan sedang pada multirepresentasi uraian terbatas, maka 3 soal tersebut tidak dibuang dan tetap digunakan dalam penelitian. Sebelum dijadikan instrumen penelitian, ketiga soal yang memiliki validitas yang rendah tersebut dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing. Adapun ketiga soal tersebut yaitu soal no.2, soal no.10 dan soal no.11.


(29)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengolahan data, analisis, dan pembahasan, dapat ditarik tiga kesimpulan yaitu,

1. Berdasarkan analisis terhadap profil kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah berbentuk uraian terbatas, siswa memperoleh skor lebih tinggi pada kriteria matematis. Hal ini dapat disebabkan oleh kecenderungan siswa yang sehari-hari memecahkan masalah matematis, sehingga ketika diberi keterbatasan mereka cenderung akan langsung menjawab secara matematis.

2. Analisis terhadap profil kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah berbentuk uraian terstruktur menunjukan bahwa perolehan skor tertinggi siswa terdapat pada kriteria memecahkan masalah dengan bantuan representasi. Hal ini dapat disebabkan oleh karakter soal terstruktur yang akan menuntun siswa untuk memformulasikan informasi yang diperoleh ke dalam representasi yang diperlukan. Sehingga, siswa memperoleh bayangan terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi. 3. Profil kemampuan multirepresentasi siswa pada setiap lebel konsep

cenderung tidak sama. Kemampuan multirepresentasi siswa dipengaruhi oleh tingkat kesukaran soal. Untuk soal yang memiliki kategori soal


(30)

mudah, siswa cenderung tidak menggunakan multirepresentasi untuk menjawab soal, siswa langsung menjawab dengan representasi sesuai pertanyaan soal. Untuk soal yang memiliki kategori sedang dan sukar siswa cenderung menggunakan multirepresentasi untuk menjawab soal. Namun, secara keseluruhan, kemampuan multirepresentasi siswa lebih baik dalam memecahkan masalah berbentuk uraian terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata siswa yang lebih tinggi saat memperoleh masalah berbentuk uraian terstruktur pada dua pertemuan. Selain itu, uji Mann-Whitney U menunjukan Sig. (2-tailed) .018 (<.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan multirepresentasi siswa dalam mengerjakan soal berbentuk uraian terstruktur lebih baik secara signifikan.

5.2 Saran

Beberapa saran dapat diajukan dari hasil penelitian ini. Saran-saran tersebut sebagai berikut,

1. Untuk proses pembelajaran, sekalipun siswa SMP sudah mampu berfikir secara abstrak, tetapi pada usia SMP siswa masih membutuhkan petunjuk-petunjuk untuk memecahkan masalah. Hal ini disebabkan oleh tingkat kemampuan intelektualitas berhubungan dengan tingkat kedewasaan (Piaget dalam Dahar, 1989). Dengan demikian, pada saat pemberian test dengan tingkat kesukaran sedang dan tinggi sebaiknya diberikan soal berbentuk uraian terstruktur dengan harapan siswa mampu memahami konsep permasalahan dan langkah-langkah yang diperlukan.


(31)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Untuk penelitian yang akan datang dengan topik yang sama, penelitian ini didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Namun, karena keterbatasan alokasi waktu dan sampel, maka hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasi. Dengan demikian, dianjurkan untuk mengambil sampel acak yang lebih besar dan alokasi waktu yang lebih panjang. Alokasi waktu yang lebih panjang dan sample yang lebih besar diasumsikan dapat membantu penelitian untuk memperoleh data yang lebih valid.


(32)

Sidik Nulhaq,2013

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. (1999). Designing Effective Multi-Representational Learning Enviroments.ESRC Center or Research in Development, Instruction and Training Departement of Pshycology. [On Line].Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/tech_58.pdf.[18

September 2011]

Ainsworth, S. (1999).“The Function of Multiple Reprsentation”. Computers and

Education.33,131-152. [On Line] Tersedia: http: //www.cs.pitt.edu/ ~chopin/references/tig/ainsworth.pdf.pdf [18September 2011]

Akkus, OdanCakiroglu, E. (2009). The Effects of Multiple Representations-Based Instruction on Seventh Grade Students’ Algebra Performance. Proceedings of CERME. [On Line] Tersedia: http://ife.ens-lyon.fr/publications/edition-electronique/cerme6/wg4-01-akkus

cakiroglu.pdf [16 September 2011]

Angell, C, O. Guttersrud, dan E.K. Henriksen. (2007) “Multiple representations as a framework for a modeling approach to physics education”. [on line] [23 Januari 2009]

Arikunto, S. (2009).Dasar-dasarEvaluasiPendidikan.Jakarta :BumiAksara Creswell, John W. Research Design. Terjemahan.Yogyakarta :PustakaPelajar Djaali, Mulyono. (200). PengukuranDalamBidangPendidikan.Jakarta :Pps UNJ DepartemenPendidikanNasionalDirektoratJenderalPendidikanDasardanMenengah

DirektoratPendidikanMenengahUmum. (2003). Kurikulum 2004 SMA

PedomanKhususPengembanganSilabusdanPenilaian Mata

PelajaranFisika. Jakarta: Depdiknas

Gronlund and Linn.( 1995). Meassurement and Assesment in Teaching. New Jersey : Prentice Hall

Goldin, G. A (2002).“Representation in Mathematical Learning and Problem

Solving.”Dalam L. D English (Ed). Handbook of International Research in

Mathematics Education (IRME). New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates

Hopkin., Kenneth. (1981). Educational and Phsykoilgycal Measurement Evaluation. New Jersey : Prentice Hall


(33)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Izsak, A. and M.G. Sherin, (2003).“Exploring the Use of New Representation as a

Resource for TheachingLearning.”Journal School Science and

Mathematics.The University of Georgia and North Western University. 103,(1).

Kohl Brian, P. (2007).Towards An Understanding Of How Students Use Representations In Physics Problem Solving. Tesis doctor pada University of Colorado.[ On Line]. Tersedia: http:// www.colorado.edu/physics/EducationIssues/papers/Kohl_etal/PK_Thesis. pdf. [5 Desember 2011]

Kohl P, Rosengrant.D,andFinkelstein,N I. (2007). Comparing Explicit and Implicit Teaching of Multiple Representation Use in Physics Problem Solving.Physics Education Research

Lindenfeld, P., (2002). “Format and Content in Introductory Physics”.American Journal of Physics. 70,(1),12

Lopez, VdanSolaz-Portolez, J. (2007). Internal Representations Constructed During Problem Solving:Mental Models. Dalam Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching [On Line], Vol 8, 1 halaman. Tersedia: http://www.ied.edu.hk/apfslt/v8_issue2/joan/joan3.htm#three. [1 April 2012]

Manurung, N. (2011). PengaruhPemberianTesFormatifBentukUraian Dan Locus

Of Control TerhadapHasilBelajarMatematikaSiswaSmpNegeri 2

KecamatanHinai. [ On Line ]. Tersedia :

http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Master-1600/1546 [3 Oktober 2012] Miller, Patrick W. (2008). Measurement and Teaching. United States of America:

Library of Congress Contrl

Nitko, Anthony. (1996). Educational Assesment of Student. New Jersey : Prentice Hall

Purwadaminta.(1994).KamusUmumBahasa Indonesia.Jakarta :BalaiPustaka. Popham, W. James.(1995). What Teacher Need to Know. Los Angles :Allyn and

Bacon

Reif, F. (1995).“Understanding and Teaching Important Scientific Thought

Processe”.American Journal of Physics. 63, (1),17-32

Rosengrant, D. Etkina and A. Heuvelent.(2006).“An Overview of Recent Research

on Multiple Representations.” Rutgers, The State University of New


(34)

Sidik Nulhaq,2013

Rosengrant, D.et al. ____.Scientific Abilities and Their Asessment.[On Line] Tersedia:paer.rutgers.edu/scientificabilities/downloads/FormAssessTasks/ MultiRep.pdf. [20 Desember 2011]

Rosengrant, D. (2007). Multiple Representations And Free-Body Diagrams: Do Students Benefit From Using Them?. DisertasiDoktorpada StateUniverisity of Jersey. [On Line]. Tersedia: http://science.kennesaw.edu/~drosengr/Rosengrant_Dissertation.pdf. [12 November 2011]

S. E. Ainsworth. (2008). The educational value of multiple representations when

learning complex scientific concepts. [Online] Tersedia:

http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/Ainsworth_Gilbert.pdf[ 3 Oktober 2011] . (2006) .

S. E. Ainsworth. (2008). DeFT: A conceptual framework for consideringlearning

withmultiple representations. [Online].Tersedia:

http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/deft.pdf [9 Oktober 2011]

S. E. Ainsworth. (2008). The educational value of multiple representations when

learning complex scientific concepts. [Online] Tersedia:

http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/Ainsworth_Gilbert.pdf Silverius.(1991). EvaluasiHasilBelajarUmpanBalik.Jakarta : PT. Grasindo

Sudjono, A. (2009). PengantarEvaluasiPendidikan. Jakarta : PT. Raja GrasindoPersada

Sudjana, N. (1998). PenilaianHasil Proses Belajar.Bandung :RemajaRosdakarya Sudjono, (1998).PengejaranMatematikauntukSekolahMenengah.Jakarta : P3G

Depdikbud

Sugiyono (2010).MetodePenelitianPendidikan.Bandung :Alfabeta Sugiyono.(2011). StatistikaUntukPenelitian.Bandung :Alfabeta.

Ulfarina, L. (2011). Penggunaanpendekatan Multi RepresentasipadaPembelajaranKonsepGerakuntukMeningkatkanPemaha

manKonsepdanMemperkecilKuantitasMiskonsepsiSiswaSMP .[On

Line].[18 September 2011]

Waldrip, BdanPrain, V. (2006). “An Exploratory Study of Teachers’ and Students’ Use of Multi-modal Representations of Concepts in


(35)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Primary Science” . International Journal of Science Education. 28, (15), 1843-1896

Waldrip, B, Prain, V danCarolan, J. (2010). “Using Multi-Modal Representation

to Improve Learning in Junior Secondary Science”. Research Science

Education. 40, 65-80.

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/download/formAssesTask/Multi Rep.pdf. (22 Agustus 2012)


(1)

96

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian Terstruktur Pada Materi Bunyi Di Smp

mudah, siswa cenderung tidak menggunakan multirepresentasi untuk menjawab soal, siswa langsung menjawab dengan representasi sesuai pertanyaan soal. Untuk soal yang memiliki kategori sedang dan sukar siswa cenderung menggunakan multirepresentasi untuk menjawab soal. Namun, secara keseluruhan, kemampuan multirepresentasi siswa lebih baik dalam memecahkan masalah berbentuk uraian terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata siswa yang lebih tinggi saat memperoleh masalah berbentuk uraian terstruktur pada dua pertemuan. Selain itu, uji Mann-Whitney U menunjukan Sig. (2-tailed) .018 (<.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan multirepresentasi siswa dalam mengerjakan soal berbentuk uraian terstruktur lebih baik secara signifikan.

5.2 Saran

Beberapa saran dapat diajukan dari hasil penelitian ini. Saran-saran tersebut sebagai berikut,

1. Untuk proses pembelajaran, sekalipun siswa SMP sudah mampu berfikir secara abstrak, tetapi pada usia SMP siswa masih membutuhkan petunjuk-petunjuk untuk memecahkan masalah. Hal ini disebabkan oleh tingkat kemampuan intelektualitas berhubungan dengan tingkat kedewasaan (Piaget dalam Dahar, 1989). Dengan demikian, pada saat pemberian test dengan tingkat kesukaran sedang dan tinggi sebaiknya diberikan soal berbentuk uraian terstruktur dengan harapan siswa mampu memahami konsep permasalahan dan langkah-langkah yang diperlukan.


(2)

97

2. Untuk penelitian yang akan datang dengan topik yang sama, penelitian ini didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Namun, karena keterbatasan alokasi waktu dan sampel, maka hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasi. Dengan demikian, dianjurkan untuk mengambil sampel acak yang lebih besar dan alokasi waktu yang lebih panjang. Alokasi waktu yang lebih panjang dan sample yang lebih besar diasumsikan dapat membantu penelitian untuk memperoleh data yang lebih valid.


(3)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. (1999). Designing Effective Multi-Representational Learning Enviroments.ESRC Center or Research in Development, Instruction and Training Departement of Pshycology. [On Line].Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/tech_58.pdf.[18

September 2011]

Ainsworth, S. (1999).“The Function of Multiple Reprsentation”. Computers and Education.33,131-152. [On Line] Tersedia: http: //www.cs.pitt.edu/ ~chopin/references/tig/ainsworth.pdf.pdf [18September 2011]

Akkus, OdanCakiroglu, E. (2009). The Effects of Multiple Representations-Based Instruction on Seventh Grade Students’ Algebra Performance. Proceedings of CERME. [On Line] Tersedia: http://ife.ens-lyon.fr/publications/edition-electronique/cerme6/wg4-01-akkus

cakiroglu.pdf [16 September 2011]

Angell, C, O. Guttersrud, dan E.K. Henriksen. (2007) “Multiple representations as a framework for a modeling approach to physics education”. [on line] [23 Januari 2009]

Arikunto, S. (2009).Dasar-dasarEvaluasiPendidikan.Jakarta :BumiAksara Creswell, John W. Research Design. Terjemahan.Yogyakarta :PustakaPelajar Djaali, Mulyono. (200). PengukuranDalamBidangPendidikan.Jakarta :Pps UNJ DepartemenPendidikanNasionalDirektoratJenderalPendidikanDasardanMenengah

DirektoratPendidikanMenengahUmum. (2003). Kurikulum 2004 SMA PedomanKhususPengembanganSilabusdanPenilaian Mata PelajaranFisika. Jakarta: Depdiknas

Gronlund and Linn.( 1995). Meassurement and Assesment in Teaching. New Jersey : Prentice Hall

Goldin, G. A (2002).“Representation in Mathematical Learning and Problem Solving.”Dalam L. D English (Ed). Handbook of International Research in Mathematics Education (IRME). New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates

Hopkin., Kenneth. (1981). Educational and Phsykoilgycal Measurement Evaluation. New Jersey : Prentice Hall


(4)

Izsak, A. and M.G. Sherin, (2003).“Exploring the Use of New Representation as a Resource for TheachingLearning.”Journal School Science and Mathematics.The University of Georgia and North Western University. 103,(1).

Kohl Brian, P. (2007).Towards An Understanding Of How Students Use Representations In Physics Problem Solving. Tesis doctor pada University of Colorado.[ On Line]. Tersedia: http:// www.colorado.edu/physics/EducationIssues/papers/Kohl_etal/PK_Thesis. pdf. [5 Desember 2011]

Kohl P, Rosengrant.D,andFinkelstein,N I. (2007). Comparing Explicit and Implicit Teaching of Multiple Representation Use in Physics Problem Solving.Physics Education Research

Lindenfeld, P., (2002). “Format and Content in Introductory Physics”.American Journal of Physics. 70,(1),12

Lopez, VdanSolaz-Portolez, J. (2007). Internal Representations Constructed During Problem Solving:Mental Models. Dalam Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching [On Line], Vol 8, 1 halaman. Tersedia: http://www.ied.edu.hk/apfslt/v8_issue2/joan/joan3.htm#three. [1 April 2012]

Manurung, N. (2011). PengaruhPemberianTesFormatifBentukUraian Dan Locus Of Control TerhadapHasilBelajarMatematikaSiswaSmpNegeri 2 KecamatanHinai. [ On Line ]. Tersedia : http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Master-1600/1546 [3 Oktober 2012] Miller, Patrick W. (2008). Measurement and Teaching. United States of America:

Library of Congress Contrl

Nitko, Anthony. (1996). Educational Assesment of Student. New Jersey : Prentice Hall

Purwadaminta.(1994).KamusUmumBahasa Indonesia.Jakarta :BalaiPustaka. Popham, W. James.(1995). What Teacher Need to Know. Los Angles :Allyn and

Bacon

Reif, F. (1995).“Understanding and Teaching Important Scientific Thought Processe”.American Journal of Physics. 63, (1),17-32

Rosengrant, D. Etkina and A. Heuvelent.(2006).“An Overview of Recent Research on Multiple Representations.” Rutgers, The State University of New Jersey/ [ on line] [ 12 agustus 2012]


(5)

Sidik Nulhaq,2013

Analisis Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa Berdasarkan Hasil Tes Uraian Terbatas Dan Tes Uraian

Rosengrant, D.et al. ____.Scientific Abilities and Their Asessment.[On Line] Tersedia:paer.rutgers.edu/scientificabilities/downloads/FormAssessTasks/ MultiRep.pdf. [20 Desember 2011]

Rosengrant, D. (2007). Multiple Representations And Free-Body Diagrams: Do Students Benefit From Using Them?. DisertasiDoktorpada StateUniverisity of Jersey. [On Line]. Tersedia: http://science.kennesaw.edu/~drosengr/Rosengrant_Dissertation.pdf. [12 November 2011]

S. E. Ainsworth. (2008). The educational value of multiple representations when learning complex scientific concepts. [Online] Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/Ainsworth_Gilbert.pdf[ 3 Oktober 2011] . (2006) .

S. E. Ainsworth. (2008). DeFT: A conceptual framework for consideringlearning withmultiple representations. [Online].Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/deft.pdf [9 Oktober 2011]

S. E. Ainsworth. (2008). The educational value of multiple representations when learning complex scientific concepts. [Online] Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/Ainsworth_Gilbert.pdf Silverius.(1991). EvaluasiHasilBelajarUmpanBalik.Jakarta : PT. Grasindo

Sudjono, A. (2009). PengantarEvaluasiPendidikan. Jakarta : PT. Raja GrasindoPersada

Sudjana, N. (1998). PenilaianHasil Proses Belajar.Bandung :RemajaRosdakarya Sudjono, (1998).PengejaranMatematikauntukSekolahMenengah.Jakarta : P3G

Depdikbud

Sugiyono (2010).MetodePenelitianPendidikan.Bandung :Alfabeta Sugiyono.(2011). StatistikaUntukPenelitian.Bandung :Alfabeta.

Ulfarina, L. (2011). Penggunaanpendekatan Multi RepresentasipadaPembelajaranKonsepGerakuntukMeningkatkanPemaha manKonsepdanMemperkecilKuantitasMiskonsepsiSiswaSMP .[On Line].[18 September 2011]

Waldrip, BdanPrain, V. (2006). “An Exploratory Study of Teachers’ and Students’ Use of Multi-modal Representations of Concepts in


(6)

Primary Science” . International Journal of Science Education. 28, (15), 1843-1896

Waldrip, B, Prain, V danCarolan, J. (2010). “Using Multi-Modal Representation to Improve Learning in Junior Secondary Science”. Research Science

Education. 40, 65-80.

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/download/formAssesTask/Multi Rep.pdf. (22 Agustus 2012)