PENERAPAN MODEL PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN STOP-PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA : Studi Eksperimen di SMPN 1 Lembang.

(1)

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN STOP-PASSING DALAM

PERMAINAN SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen di SMP Negeri 1 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga Program Studi PJKR

oleh Indra Santira NIM 0900157

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN

TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN STOP-PASSING DALAM

PERMAINAN SEPAKBOLA (Studi Eksperimen di SMPN 1 Lembang)

Oleh

INDRA SANTIRA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Indra Santira 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Indra Santira

NIM : 0900157

Judul : Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS, AIFO. NIP. 195603031983031005

Pembibing II

Drs. Sucipto, M.Kes, AIFO. NIP. 196106121987031002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Mudjihartono, M.Pd NIP. 19650817990011001


(4)

Indra Santira NIM. 0900157. Skripsi : Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola (Studi Eksperimen di SMPN 1 Lembang). Skripsi ini dibimbing oleh Pembimbing I Prof. Dr. Beltasar Tarigan, Drs, M.S., AIFO. Pembimbing II Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil pembelajaran stop-passing dalam permainan sepakbola di SMPN 1 Lembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian pretest post posttest control grup desain. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Lembang kelas VIII dengan dengan jumlah 121 orang siswa, sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang siswa yang diambil melalui teknik acak (random sampling). Hasil pengujian data-data tersebut diperoleh angka thitung

2,178 lebih besar dari ttabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan

dk (n1+n2-2) = 28, harga t1-0,05 (0,95). Dari daftar distribusi t diperoleh 3,809 kriteria

pengujian adalah, tolak Ho jika t > t 1-α. Ternyata, thitung berada pada daerah penolakan, jadi

Ho ditolak. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan pola gerak dominan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar stop-passing dalam permainan sepakbola di SMPN 1 Lembang. Selain itu pendekatan pola gerak dominan dapat meningkatkan kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, mau bergantian memakai sarana dan pra sarana belajar siswa, serta dapat membuat pemahaman siswa menjadi lebih baik tentang materi stop-passing dalam permainan sepakbola.


(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Definisi Istilah ... 9

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ... 11

A. Model Pembelajaran ... 11

1. Konsep Model Pembelajaran... 11

2. Manfaat Penggunaan Model ... 12

3. Model-model Pembelajaran ... 13

4. Karakteristik Model Pembelajaran ... 14

5. Unsur-unsur Model Pembelajaran ... 15

B. Hakikat Pola Gerak Dominan... 16

C. Pembelajaran ... 18

1. Pengertian Belajar... 18

2. Hasil Belajar Pendidikan Jasmani ... 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 22

D. Hakikat Permainan Sepakbola... 23

E. Modifikasi Pembelajaran ... 27

1. Pengertian Modifikasi ... 27

2. Essensi Modifikasi ... 29

3. Tujuan Modifikasi ... 29

F. Keterkaitan Pola Gerak Dominan dengan Hasil Belajar Stop-Passing ... 33

G. Kerangka Berfikir ... 36

H. Hipotesis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Metode Penelitian ... 39

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 40


(6)

F. Analisis Data ... 45

1. Menghitung Rata-rata ... 45

2. Simpangan Baku... 46

3. Uji Normalitas Data... 46

4. Pengujian Homogenitas ... 47

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak ... 47

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 49

A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ... 49

1. Hasil Pengamatan Motorik ... 49

2. Hasil Pengamatan Sikap Siswa ... 52

3. Hasil Pengamatan Motorik ... 54

B. Pembahasan ... 55

C. Diskusi Penemuan ... 58

BAB V KESIMPULAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

Daftar Pustaka ... 63


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memiliki peran penting terhadap perkembangan prilaku siswa seperti aspek kognitif, afektif, dan aspek psikomotorik. Sebagaimana dikemukakan oleh Lutan

(2000, hlm. 15) bahwa “pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui

aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup

domain psikomotor, kognitif, dan afektif.”

Di dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, sepakbola merupakan salah satu materi ajar yang harus diberikan kepada siswa. Sepakbola merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Melalui pembelajaran sepakbola dalam pendidikan jasmani, diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan yang ada dalam kurikulum tersebut.

Sepakbola menurut Sucipto, dkk (2000, hlm. 7) menyatakan bahwa

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh ahli lain tentang pengertian sepakbola. Dalam hal ini, Soejoedi (1999, hlm. 103) menjelaskan, bahwa

Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan.


(8)

Dari pendapat di atas dapat digambarkan bahwa sepakbola merupakan salah satu olahraga beregu yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukkan dengan cara kerjasama dalam sebuah tim.

Jika diperhatikan, dalam permainan sepakbola terdapat beberapa gerakan yang dominan selalu dilakukan pemain yang bermain sepakbola. Beberapa gerakan yang selalu ada dalam permainan sepakbola diantaranya adalah berlari, menendang, kontrol bola, dan menangkap bola bagi seorang penjaga gawang. Dari analisis gerakan-gerakan bermain sepakbola terdapat pola gerak yang bersifat dominan. Pola gerak dominan inilah yang menjadi ciri dari permainan sepakbola. Seperti gerakan lari ke berbagai arah untuk mengikuti irama permainan, meloncat/ lompat pada waktu menyundul bola, merampas bola dan menangkap bola.

Hal tersebut senada dengan pendapat Sucipto, dkk (2000, hlm. 9) yang mengemukakan bahwa

Gerakan menendang, menahan, menggiring, menyundul, merampas dan menangkap bola, merupakan pola-pola gerak dominan dalam bermain sepakbola. Pola gerak dominan inilah yang membedakan karakteristik cabang olahraga satu dengan yang lainnya. Akan tetapi ada kalanya cabang-cabang olahraga memiliki pola gerak dominan yang hampir sama.

Pernyataan di atas menegaskan bahwa permainan sepakbola begitu kompleks untuk dimainkan yang menggunakan hampir seluruh anggota tubuh. Hal ini yang membuat pola gerak dominan dalam sepakbola begitu banyak. Oleh karena itu, setiap pemain mutlak harus menguasai pola gerak dominan dalam permainan sepakbola jika ingin melakukan permainan dengan baik. Karena apabila pola-pola gerak dominan dalam permainan sepakbola tidak dikuasai oleh pemain, maka pemain tersebut akan kesulitan dalam memainkan permainan sepakbola. Kenyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Sucipto, dkk (2000, hlm. 9-10) yang mengatakan bahwa


(9)

Penguasaan pola gerak dominan merupakan syarat mutlak guna terbentuknya keterampilan khas dalam suatu cabang olahraga, termasuk cabang sepakbola. Jika pola gerak dominan tidak dimiliki oleh siswa, maka ia akan menemui kesulitan dalam bermain sepakbola. Contohnya, pemain yang kurang cakap dalam menendang bola, maka pemain tersebut akan menemui kesulitan dalam bermain sepakbola. Untuk itu pola gerak dominan sangat perlu dimiliki oleh siswa sebelum ia bermain sepakbola. Untuk memiliki pola gerak dominan (PGD) cabang olahraga caranya tidak lain yaitu belajar/ berlatih melalui bimbingan guru atau pelatih. Dengan belajar atau berlatih, lambat laun PGD dapat dikuasai, sehingga pada akhirnya dalam bermain sepakbola tidak mengalami kesulitan yang berarti.

Pendapat di atas menegaskan bahwa pola gerak dominan sangat diperlukan untuk membuat siswa dapat bermain sepakbola. Untuk membiasakan siswa menguasai pola gerak dominan yang terdapat dalam permainan sepakbola, haruslah para siswa tersebut membiasakan diri belajar atau berlatih untuk meningkatkan kemampuan pola gerak dominan tersebut. Menurut Mahendra (2010, hlm. 49), yang dimaksud dengan pola gerak dominan adalah

Pola gerak yang mendasari terbentuknya keterampilan senam sehingga perannya dianggap dominan. Pola gerak dominan inilah yang menjadi dinding bangunan (building block) untuk terbentuknya keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks.

Ada beberapa keuntungan jika guru menerapkan pendekatan pola gerak dominan dalam proses belajar mengajar. Menurut Mahendra (2010, hlm. 49-50) beberapa keuntungan tersebut adalah

1) Guru dapat berkonsentrasi pada pola gerak kunci, sehingga mengurangi jumlah kegiatan atau keterampilan yang harus dikuasai murid. Variasi dan tingkat kesulitan kelak ditambahkan setelah “building block” dari setiap PGD dikuasai.

2) Pengajaran PGD dapat lebih disesuaikan dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak merasa tugas geraknya tidak terlalu sulit, tetapi tetap menantang dan menyenangkan.

3) Pendekatan PGD menekankan terjalinnya benang merah antar berbagai keterampilan. Jalinan ini mempermudah guru untuk menentukan poin-poin penting pengajaran (teaching points) yang bisa dipergunakan untuk banyak keterampilan.


(10)

4) Untuk setiap PGD yang dilakukan selalu terdapat persyaratan kemampuan fisik yang perlu dimiliki. Pendekatan PGD, dengan menekankan urutan dari yang sederhana ke yang lebih sulit, memungkinkan guru untuk memperhatikan persyaratan kemampuan fisik untuk setiap kegiatan.

5) Kerangka pendekatan PGD memungkinkan guru merencanakan program yang seimbang. Guru dapat memilih kegiatan-kegiatan yang tepat dari setiap PGD, atau membaginya menurut kebutuhan, misalnya 3 PGD dalam satu pelajaran, dan sisanya pada pelajaran berikutnya.

Dari beberapa keuntungan penggunaan pola gerak dominan yang dijelaskan oleh Mahendra di atas, maka penulis memilih menggunakan pendekatan pola gerak dominan untuk melihat hasil pembelajaran stop-passing

siswa yang semoga akan meningkatkan kemampuan pola geraknya dan dapat melakukan permainan sepakbola dengan mudah dan menyenangkan.

Pada cabang olahraga sepakbola, sebetulnya ada beberapa gerakan yang perlu dikembangkan pola gerak dominannya, yaitu lari, lompat, dan menendang. Satu kata terakhir, yaitu menendang adalah pola gerak dasar dominan yang sering ada dalam permainan sepakbola. Dengan adanya gerakan menendang, permainan sepakbola menjadi pembeda dengan olahraga permainan lainnya karena ciri khasnya yang melakukan permainan yang dominan menggunakan kaki. Banyak pola gerak dasar dalam permainan sepakbola yang dilakukan dengan cara menendang, diantaranya passing, long passing, shooting, dan juga membuang/ menghalau bola. Seperti yang dikemukakan Sucipto, dkk (2000, hlm. 14) yang

menyatakan bahwa “Menendang bola merupakan salah satu karakteristik

permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik

menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien.” Menendang bola

merupakan suatu keterampilan yang tergolong ke dalam keterampilan diskrit.

Sebagaimana dikemukakan oleh Mahendra (2007, hlm. 12), “Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan sebagai keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam

waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola...” Gerakan passing

merupakan salah satu teknik dasar yang terdapat dalam permainan sepakbola yang apabila seseorang telah menguasainya, maka akan dapat bermain dengan baik. Hal


(11)

tersebut senada tentang teknik dasar menurut Luxbacher (1997, hlm. 11) menjelaskan bahwa "teknik dasar ialah semua gerakan yang mendasari permainan, dan dengan modal tersebut seseorang dapat bermain dengan baik atau berlatih secara terarah."

Selain kemampuan menendang (passing), penulis juga tertarik untuk meneliti pola gerak dominan menghentikan bola (stoping) siswa dalam permainan sepakbola. Stoping termasuk pola gerak dasar yang harus dikuasai pemain supaya dapat memainkan sepakbola dengan baik dan berirama. Sucipto, dkk (2000, hlm. 23) mengemukakan bahwa

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing.

Pengertian tersebut didukung oleh pendapat dari Muhajir (dalam Sulaeman, 2007, hlm. 25), yang mengemukakan bahwa

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuannya menghentikan bola untuk mengontrol bola. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan telapak kaki.

Dari hasil pengamatan sepintas penulis, siswa kelas VIII di SMPN 1 Lembang memiliki antusias yang tinggi terhadap olahraga permainan sepakbola. Hal ini terlihat ketika penulis mengaktifkan ekstra kurikuler sepakbola di sekolah tersebut, ada banyak siswa yang bergabung mengikuti latihan. Namun para siswa kurang begitu baik dalam melakukan permainan, seringnya kehilangan bola saat menerima operan dari kawan atau pun salah memberikan operan kepada kawan menjadi penghambat tidak berkembangnya permainan sepakbola. Sedangkan kemampuan melakukan passing dan stoping merupakan gerak dominan yang ada


(12)

dalam permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap orang yang memainkannya.

Pada saat peneliti melakukan observasi ke sekolah dengan memperhatikan siswa kelas VIII yang sedang melakukan pembelajaran sepakbola, penulis melihat antusias siswa sangat tinggi terhadap materi olahraga permainan tersebut. Hal itu terlihat dari semangat siswa saat menyiapkan sarana belajar. Namun ketika masuk pada materi inti, proses pembelajaran yang penulis amati terlihat monoton. Guru memberikan materi ajar mirip seperti pendekatan teknis yang membariskan siswa untuk bergantian melakukan passing. Masih banyak siswa yang terlihat pasif karena harus menunggu giliran menendang. Hal ini tentu membuat gerak siswa kurang begitu banyak untuk melakukan passing dan stoping dalam pembelajaran sepakbola.

Dari fakta di atas dapat digambarkan bahwa hal ini masih menunjukkan lemahnya model pendekatan yang diterapkan oleh guru, sehingga penulis ingin menerapkan pendekatan pola gerak dominan dalam upaya meningkatkan pola gerak dominan stop-passing siswa dalam permainan sepakbola.

Sehingga, dari latar belakang di atas maka penulis memilih judul

“Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil

Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merasa jika masalah yang akan penulis teliti harus dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini untuk memudahkan dan menspesifikasikan masalah utama yang akan diteliti, supaya masalah tersebut tidak keluar dari fokus masalah. Karena jika permasalahan yang akan diteliti terlalu luas dan umum akan menyulitkan peneliti dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, perumusan masalah dalam suatu penelitian sangat diperlukan.

Maka, untuk memudahkan pembahasan peneltian ini, masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :


(13)

1. Seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil pembelajaran kemampuan stop-passing siswa dalam permainan sepakbola?

2. Seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, serta mau bergantian memakai sarana dan pra sarana belajar siswa dalam permainan sepakbola?

3. Seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap pemahaman materi siswa dalam permainan sepakbola?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah yang telah diungkapkan di atas, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil pembelajaran stop-passing siswa dalam permainan sepakbola?

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, serta mau bergantian memakai sarana dan pra sarana belajar siswa dalam permainan sepakbola?

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap pemahaman materi siswa dalam permainan sepakbola?

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan ketika adanya hasil penelitian tentang model pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil pembelajaran stop-passing dalam permainan sepakbola akan dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan pola gerak dominan stop-passing siswa dalam permainan sepakbola. Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu :


(14)

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan keilmuan tentang model pendekatan pola gerak dominan untuk meningkatkan pola gerak dominan stop-passing siswa, peningkatan kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, serta mau bergantian memakai sarana dan pra sarana belajar dan pemahaman materi siswa dalam permainan sepakbola selama mengikuti pembelajaran penjas.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan penting dan untuk memperluas wawasan pada para guru penjas atau pun lembaga sekolah tentang pemakaian pendekatan pola gerak dominan untuk diterapkan dalam pembelajaran penjas, khususnya permainan sepakbola di sekolah.

E. Batasan Penelitian

Agar pokok permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas dan umum, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pendekatan pola gerak dominan.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap, pemahaman materi, dan pola gerak dominan stop-passing siswa dalam pembelajaran sepakbola.

3. Penelitiannya menggunakan penelitian Eksperimen. 4. Populasi

Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2007, hlm. 20) yang

mengungkapkan bahwa “populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/ subyek yang mempnyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka yang menjadi populasi peneliti adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang yang berjumlah 121 orang


(15)

siswa dan sampel adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang yang berjumlah 30 orang siswa.

5. Lokasi penelitian akan dilaksanakan di kampus SMPN 1 Lembang di Jalan Raya Lembang No 357 Lembang.

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah – istilah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang (Sucipto, dkk, 2000, hlm. 7).

2. Pola gerak dominan adalah pola gerak yang mendasari terbentuknya keterampilan dasar sehingga perannya dianggap dominan. PGD inilah yang menjadi dinding bangunan (building block) untuk terbentuknya keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks (Mahendra, 2010, hlm. 49).

3. Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain (Danny Mielke, 2007, hlm. 20).

4. Menghentikan bola (stopping) merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur teempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing

(Sucipto, dkk, 2000, hlm. 23) 5. Domain Kognitif

Domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. (Sagala, 2010, hlm. 33)


(16)

6. Domain Afektif

Domain afektif mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional yang disusun secara hierarkis, yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri. (Sagala, 2010, hlm. 33)

7. Domain Psikomotor

Domain psikomotor, yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani, gerakan-gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif. (Sagala, 2010, hlm. 33)


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti, karena metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Menurut Arikunto (2007, hlm. 151) yaitu: ”Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) yang dimaksud dengan metode penelitian eksperimen adalah, “Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Sedangkan Arikunto (2007, hlm. 207) menjelaskan sebagai berikut:

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk menentukan apakah ada atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan di teliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti ada tidaknya pengaruh penerapan model pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil pembelajaran stop-passing dalam permainan sepakbola.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya. Pelaksanaan penelitian tidak akan lepas dari objek yang akan diteliti karena melalui objek yang diteliti tersebut akan diperoleh variabel-variabel yang merupakan permasalahan


(18)

dalam penelitian dan diperoleh suatu pemecahan masalah yang akan menunjang keberhasilan penelitian, menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) populasi adalah :

Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dari benda-benda alam yang lain.

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Lembang.

2. Sampel

Setelah menentukan populasi, terdapat bagian lain yang lebih khusus untuk mendapat perlakuan dalam suatu penelitian, yaitu sampel. Sampel menurut Sugiyono (2012, hlm. 118) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Lembang yang berjumlah 121 orang siswa. Populasi tersebut akan dijadikan sampel sebanyak 30 siswa dengan perhitungan 25% dari seluruh populasi yang ada. Pengambilan sampel tersebut mengacu pada pendapat Arikunto (2007, hlm. 134) yang mengemukakan, bahwa “.... jika subyeknya banyak (lebih dari 100 orang), sampel dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih.”

Sampel untuk penelitian ditentukan menggunakan teknik simple random sampling (sampel acak). Adapun penjelasan mengenai simple random sampling (sampel acak) menurut Sugiyono (2012, hlm. 120) adalah “Dikatakan simple karena sederhana, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara

demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen”. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang siswa laki-laki kelas VIII SMPN 1 Lembang. Cara pengambilan sampel dilakukan secara acak berdasarkan absen siswa laki-laki kelas VIII A – VIII I dengan kelipatan 4 dari setiap nomor absen siswa laki-laki. Setelah didapat 30 orang sampel, kemudian dibagi menjadi 15 orang untuk kelompok eksperimen dan 15 orang untuk kelompok kontrol. Pembagian


(19)

R O1 X O2

R O3 O4

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan setelah tes awal dan seluruh sampel telah memiliki nilai tes awal tersebut. Untuk lebih jelasnya, pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat di data lampiran. C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Mengenai desain penelitian, Sugiyono (2004, hlm. 40) mengatakan bahwa “Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.”

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest control group design menurut Sugiyono (2012, hlm. 112). Dalam desain penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Gambar 3.1

pretest-postest control group design

Keterangan :

R : Random (sampel dipilih secara acak) O1 : Tes awal untuk kelompok eksperimen O2 : Tes akhir untuk kelompok eksperimen X : Perlakuan (treatment)

O3 : Tes awal kelompok kontrol O4 : Tes akhir kelompok kontrol

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Pretest-Postest Control Group Desain dan terdiri dari satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Dalam penelitian yang menggunakan Pretest-Postest Control Group Desain ini dilakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa kemudian diberi perlakuan atau treatment, setelah diberi perlakuan selama 14 kali pertemuan selanjutnya dilakukan tes akhir. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.


(20)

Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan maka diperlukan langkah-langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah penelitian sebagai berikut.

Populasi

Tes Awal

Sampel

Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2007, hlm. 126) menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Tes Akhir

Analisis data


(21)

yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.”

Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan passing dan stoping yang akan diberikan peneliti pada testee. Ada pun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Tujuan tes : Mengukur gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola. 2. Alat yang digunakan :

a. Bola 2 buah b. Stop watch

c. Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah) d. Kapur.

3. Petunjuk Pelaksanaan:

a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.

b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama.

c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik

d. Apabila gagal ke luar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola b. Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki.

5. Cara menskor :

Jumlah menyepak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.


(22)

Untuk lebih jelasnya format penilaian stop-passing penulis tampilkan ke dalam bentuk gambar sebagai berikut.

60 cm

4 m

4 m

3 m

Gambar 3.3

Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola

Selain pemberian tes awal stop-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah berupa ekskperimen yang terdiri dari tes awal, pelaksanaan proses pembelajaran sepakbola dan diakhiri dengan melakukan tes akhir.

a. Pelaksanaan tes awal dan tes akhir

Pelaksanaan tes awal pada hari Rabu tanggal 6 Oktober 2013 pukul 14.00-16.00 WIB, bertempat di lapangan Guruminda Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan gerak dasar


(23)

dominan siswa dalam permainan sepakbola, yaitu gerak dominan passing dan

stoping pada kelompok sampel sebelum diberikan pembelajaran. Sebelum melakukan tes, sampel diberikan penjelasan bahkan diberikan contoh terlebih dahulu agar siswa mengetahui tentang cara melakukan passing dan stoping

dengan benar serta mengetahui tata cara melakukan tes awal stop-passing.

Pelaksanaan pembelajaran/ latihan dimulai pada pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB sesuai dengan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Proses pembelajaran berlangsung selama enam minggu dengan jumlah pertemuan sebanyak 16 kali pertemuan. Dalam satu minggu terdapat 3 kali pertemuan, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Jumlah pertemuan latihan 3 kali seminggu ini telah diungkapkan oleh Harsono (1988, hlm. 194) yang mengemukakan bahwa “...latihan sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu misalnya Senin, Rabu, Jum’at, dan diselingi dengan satu hari istirahat”.

Setelah pembelajaran dilakukan selama 14 pertemuan, maka dilakukan tes akhir yang pelaksanaannya diadakan pada tanggal 9 November 2013. Pelaksanaan tes akhir dilakukan pada jam 14.00-16.00 WIB seperti pada saat melakukan tes awal. Tujuan tes akhir adalah untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan yang berbeda dalam melakukan stop-passing dalam permainan sepakbola.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Satu pihak untuk melakukan uji tersebut, terlebih dahulu mencari persyaratan uji yaitu:

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Sujana (2002:67) sebagai berikut:


(24)

:

: Skor rata-rata yang dicari

∑ : Jumlah skor yang di dapat : Jumlah responden

2. Simpangan Baku

Langkah-langkah penghitungan dengan rumus :

S =√∑( )

Keterangan :

S : Simpangan baku yang dicari

∑( ) : Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan

: Jumlah sampel dikurangi satu 3. Uji Normalitas Data

Data Normalitas digunakan melalui pendekatan uji lillifors ( LO ). Langkah-langkah pengujian normaliotas dengan pendekatan uji lilifors adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamaatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar ( Xi ). b. Tentukan rata-rata ( mean ) dan simpangan baku.

1. Nilai Rata-rata ( Mean )

2. Simpangan baku ( S )

S = √∑( )

c. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z skor yaitu :


(25)

d. Untuk tiap baku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negative, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas distribusi Z pada tabel.

e. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

f. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. g. Apabila harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

h. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji lilifors, maka tentukan nilai L.

i. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria :

- Terima Ho jika Lo < Lα = Normal - Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal

4. Pengujian Homogenitas

Rumus yang digunakan untuk menghitung homoginetas menurut Sudjana ( 2002:250 ) adalah sebagai berikut :

F =

- Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

Tolak hipotesis ( ho ) jika F > Fα, dalam hal lain Ho diterima. - Batas krittis penolakan dan penerimaan hipotesis :

dk pembilang = n-1 = 10-1=9 dk penyebut = n-1 = 10-1=9 Dengan α = 0,05.

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak

Menguji hipotesis, rumus yang digunakan menurut Sudjana (2002, hlm. 239) adalah sebagai berikut :


(26)

S2 = 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1      n n S n S n t = 2 1 2 1 1 1 n n S x x   Keterangan :

t = Nilai t yang dicari ( t hitung ) = Nilai rata-rata kelompok 1

= Nilai rata-rata kelompok 2 = Banyaknya sampel kelompok 1

= Banyaknya sampel kelompok 2

= Variansi kelompok 1 = Variansi kelompok 2

S = Variansi gabungan

Untuk uji t criteria pengujiannya adalah tolak hipotesis jika t > t1-α.

Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).


(27)

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dikemukan pada Bab IV, tentang penerapan pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil belajar stop-passing pada pembelajaran sepakbola, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Pendekatan pola gerak dominan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar stop-passing dalam permainan sepakbola.

2. Pendekatan pola gerak dominan dapat meningkatkan kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, serta sikap bersedia untuk bergantian menggunakan sarana dan pra sarana pembelajaran.

3. Pendekatan pola gerak dominan menjadikan pemahaman siswa lebih baik tentang materi

stop-passing dalam permainan sepakbola. B. Saran

1. Untuk meningkatkan kemampuan stop-passing siswa, seyogianya guru penjas menerapkan model pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran.

2. Untuk meningkatkan kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, dan sikap bersedia untuk bergantian menggunakan sarana dan pra sarana pembelajaran, serta untuk menjadikan pemahaman siswa lebih baik tentang materi stop-passing dalam permainan sepakbola, seyogianya guru penjas menerapkan model pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Reinika Cipta

Bahagia, Y. (2010). Media Dan Pembelajaran Penjas. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Eric C. B. (2003). Latihan Sepak Bola Metode Baru. Bandung : CV. Pionir Jaya Gumilar. (2011). Implementasi Pendekatan Teaching Game For Understanding

(TGFU) Terhadap Hasil Pembelajaran Aktivitas Sepak Bola. Bandung : Tidak diterbitkan.

Hamalik. (1995), Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tanbak Kusuma.

Husdarta, Saputra, Yudha. (2000). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen

Juliantine, Tite dkk. (2010). Belajar Dan Pembelajaran Penjas. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Komalasari, K. (2010). PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Konsep Dan

Aplikasi. Bandung: PT Radika Aditama

Kosasih, E. (1985). Olahraga Teknik Dan Program Latihan. Jakarta: Akademia Presindo

Lutan, R, (2000). Pengantar Belajar Keterampilan, Pengantar Teori Dan Metode. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti

Luxbacher.(1997). SEPAKBOLA: Taktik Dan Teknik Bermain. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Mahendra, A (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universtas Pendidikan Indonesia Bandung


(29)

Mahendra, A. (2010). Pembelajaran Senam Artistik. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universtas Pendidikan Indonesia Bandung

Mielke, Danny, (2007). Dasar-Dasar Bermain Sepak Bola. Bandung : Human Kinetics

Mudhofir. (2003). Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nurhasan. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala. (2010). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Slameto. (1995). Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Soejoedi, I. (1999). Permainan Dan Metodik. Jakarta : Depdikbud

Sucipto. Dkk. (2000). Sepakbola. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas

Sudjana. (2004). Hasil Belajar [Online]. Tersedia Dalam Website

http:// aadesanjaya.blogspot.com /2011/03/ pengertian- definisi-hasil-belajar.html

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukatamsi. (1992). Permainan Besar I Sepakbola. Jakarta: PT Balai Pustaka Indonesia

Sulaeman, C. (2010). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar

Passing Dalam Pembelajaran Sepakbola di SMP Negeri 3 Lembang. Bandung : Tidak diterbitkan

Syaiful dan Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Mulya

UPI (2013), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Bandung

Winkel. (1999). Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah. Jakarta : PT Gramedia

Yudi. (2005). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Pembelajaran Sepak Bola. Bandung : Tidak diterbitkan.


(1)

Indra Santira, 2014

Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

:

: Skor rata-rata yang dicari ∑ : Jumlah skor yang di dapat

: Jumlah responden

2. Simpangan Baku

Langkah-langkah penghitungan dengan rumus :

S =√∑( )

Keterangan :

S : Simpangan baku yang dicari

∑( ) : Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan : Jumlah sampel dikurangi satu

3. Uji Normalitas Data

Data Normalitas digunakan melalui pendekatan uji lillifors ( LO ). Langkah-langkah pengujian normaliotas dengan pendekatan uji lilifors adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamaatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar ( Xi ). b. Tentukan rata-rata ( mean ) dan simpangan baku.

1. Nilai Rata-rata ( Mean )

2. Simpangan baku ( S )

S = √∑( )

c. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z skor yaitu :


(2)

47

Indra Santira, 2014

Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Untuk tiap baku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negative, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas distribusi Z pada tabel.

e. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

f. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. g. Apabila harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

h. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji lilifors, maka tentukan nilai L.

i. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria :

- Terima Ho jika Lo < Lα = Normal - Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal

4. Pengujian Homogenitas

Rumus yang digunakan untuk menghitung homoginetas menurut Sudjana ( 2002:250 ) adalah sebagai berikut :

F =

- Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

Tolak hipotesis ( ho ) jika F > Fα, dalam hal lain Ho diterima. - Batas krittis penolakan dan penerimaan hipotesis :

dk pembilang = n-1 = 10-1=9 dk penyebut = n-1 = 10-1=9 Dengan α = 0,05.

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak

Menguji hipotesis, rumus yang digunakan menurut Sudjana (2002, hlm. 239) adalah sebagai berikut :


(3)

Indra Santira, 2014

Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

S2 =

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1      n n S n S n t = 2 1 2 1 1 1 n n S x x   Keterangan :

t = Nilai t yang dicari ( t hitung ) = Nilai rata-rata kelompok 1

= Nilai rata-rata kelompok 2 = Banyaknya sampel kelompok 1

= Banyaknya sampel kelompok 2

= Variansi kelompok 1 = Variansi kelompok 2

S = Variansi gabungan

Untuk uji t criteria pengujiannya adalah tolak hipotesis jika t > t1-α.

Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).


(4)

62

Indra Santira, 2014

Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dikemukan pada Bab IV, tentang penerapan pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil belajar stop-passing pada pembelajaran sepakbola, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Pendekatan pola gerak dominan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

stop-passing dalam permainan sepakbola.

2. Pendekatan pola gerak dominan dapat meningkatkan kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, serta sikap bersedia untuk bergantian menggunakan sarana dan pra sarana pembelajaran.

3. Pendekatan pola gerak dominan menjadikan pemahaman siswa lebih baik tentang materi

stop-passing dalam permainan sepakbola.

B. Saran

1. Untuk meningkatkan kemampuan stop-passing siswa, seyogianya guru penjas menerapkan model pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran.

2. Untuk meningkatkan kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, dan sikap bersedia untuk bergantian menggunakan sarana dan pra sarana pembelajaran, serta untuk menjadikan pemahaman siswa lebih baik tentang materi stop-passing dalam permainan sepakbola, seyogianya guru penjas menerapkan model pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran.


(5)

Indra Santira, 2014

Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Reinika Cipta

Bahagia, Y. (2010). Media Dan Pembelajaran Penjas. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Eric C. B. (2003). Latihan Sepak Bola Metode Baru. Bandung : CV. Pionir Jaya

Gumilar. (2011). Implementasi Pendekatan Teaching Game For Understanding

(TGFU) Terhadap Hasil Pembelajaran Aktivitas Sepak Bola. Bandung : Tidak diterbitkan.

Hamalik. (1995), Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tanbak Kusuma.

Husdarta, Saputra, Yudha. (2000). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen

Juliantine, Tite dkk. (2010). Belajar Dan Pembelajaran Penjas. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Komalasari, K. (2010). PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Konsep Dan Aplikasi. Bandung: PT Radika Aditama

Kosasih, E. (1985). Olahraga Teknik Dan Program Latihan. Jakarta: Akademia Presindo

Lutan, R, (2000). Pengantar Belajar Keterampilan, Pengantar Teori Dan Metode. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti

Luxbacher.(1997). SEPAKBOLA: Taktik Dan Teknik Bermain. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Mahendra, A (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universtas Pendidikan Indonesia Bandung


(6)

Indra Santira, 2014

Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahendra, A. (2010). Pembelajaran Senam Artistik. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universtas Pendidikan Indonesia Bandung

Mielke, Danny, (2007). Dasar-Dasar Bermain Sepak Bola. Bandung : Human Kinetics

Mudhofir. (2003). Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nurhasan. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala. (2010). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Slameto. (1995). Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Soejoedi, I. (1999). Permainan Dan Metodik. Jakarta : Depdikbud

Sucipto. Dkk. (2000). Sepakbola. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas

Sudjana. (2004). Hasil Belajar [Online]. Tersedia Dalam Website

http:// aadesanjaya.blogspot.com /2011/03/ pengertian-

definisi-hasil-belajar.html

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukatamsi. (1992). Permainan Besar I Sepakbola. Jakarta: PT Balai Pustaka Indonesia

Sulaeman, C. (2010). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar

Passing Dalam Pembelajaran Sepakbola di SMP Negeri 3 Lembang.

Bandung : Tidak diterbitkan

Syaiful dan Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Mulya

UPI (2013), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Bandung

Winkel. (1999). Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah. Jakarta : PT Gramedia

Yudi. (2005). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Pembelajaran Sepak Bola. Bandung : Tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Passing Pada Pembelajaran Aktivitas Permainan Sepakbola Di SMPN 3 Lembang.

2 9 25

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET ( Study Eksperimen Di MTs Al Musyawarah Lembang ).

2 21 37

PERBANDINGAN PENDEKATAN BERMAIN DENGAN KOMPETITIF TERHADAP HASIL KETERAMPILAN PASSING-STOPING DAN DRIBBLING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SMPN 1 PAMEUNGGPEUK : Studi Eksperimen pada Pembelajaran Sepakbola di SMP Negeri 1 Pameungpeuk Kab. Bandung.

0 2 41

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBANG.

0 2 31

PENGARUH PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA : Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Jatisari Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 13

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN KASTI: Studi Eksperimen Pada Siswi SMK 45 Lembang.

0 1 31

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA.

0 0 64

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IKNUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA DI SMPN 1 LEMBANG.

0 2 31

3. POLA GERAK DOMINAN DALAM PEMBELAJARAN SENAM

0 2 12